Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Aktivitas pasar modal di Indonesia telah berlangsung cukup lama yaitu sejak
tahun 1912, dan ketika itu masih dilakukan sepenuhnya oleh penjajahan Belanda. Pada
saat itu, efek yang di perdagangkan ialah saham dan obligasi milik perusahaan dan
pemerintahan Hindia Belanda. Setelah melewati masa kemerdekaan, pemerintahan
Indonesia mengambil alih dan meneruskan kembali perdagangan efek yang telah dirintis
oleh pemerintahan Hindia Belanda

Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat


pesat terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di didang keuangan dan
perbankkan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa
perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus
memberikan konsribusi yang besar bagi perkembangan perekonomian negara kita

Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional,
memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.
Dukungan sektor swasta menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas
perekonomian nasional. Pun demikian, di Indonesia, ternyata pasar modal masih
didominasi oleh pemodal asing. Idealnya, dalam pasar modal perlu ada keseimbangan
antara pemodal asing dengan pemodal lokal.

Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk


membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha
penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke
dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya.

Keberadaan Reksa Dana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai pada saat
diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu penerbitan Reksa Dana
dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar
modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai Reksa
Dana. Istilah Reksa Dana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku
pasar modal untuk menerbitkan Reksa Dana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang
Pasar Modal.

Reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,


khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian
untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat


yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya
memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.

Selain itu reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal
untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Umumnya, reksadana diartikan sebagai
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktek pasar modal dan reksadana di Indonesia?
2. Apa saja perusahaan-perusahaan bonafit di indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui praktek pasar modal dan reksadana di Indonesia
2. Untuk mengetahui perusahaan-perusahaan bonafit di indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Praktek pasar modal dan reksadana di Indonesia


1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi


lain (misalnya pemerintah) dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvenstasi. Dengan
demikian ia memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya.

Pada dasarnya Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai


instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk
utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjual belikan di
pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai
produk turunan (derivatif) .

Di dalam Undang – Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pengertian pasar
modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.

Dan dalam Keputusan presiden No. 52 tahun 1976, tentang pasar modal pasar
modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 15 tahun
1952. Menurut undang-undang tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang
ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat
berharga yang dikategorikan efek adalah saham, obligasi serta surat bukti lainnya
yang lazim dikenal sebagai efek. Pengertian pasar modal menurut para ahli adalah
sebagai berikut.

Menurut Syahrir dalam Najib (1998) bahwa pasar modal Indonesia sebagai


salah satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana
atau tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang yang
disebut efek.
Menurut Panji Anoraga (1995) bahwa pengertian pasar modal adalah suatu
bidang usaha perdagangan surat surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan
obligasi.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1) “Pasar modal merupakan pasar


untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang ataupun modal sendiri”.

Menurut Widoatmodjo (2012:15). “Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak,


dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang
keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun”.

Sedangkan menurut jurnal ilmiah karya Telaumbanua dan Sumiyana


(2008):Pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang
diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang terjadi dengan cepat dan
akurat. 

2. Instrumen-instrumen Yang Diperjual Belikan di Pasar Modal


1) Saham
Salah satu instrumen pasar modal yang umumnya dijual di pasar modal
(bursa efek) adalah saham. Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan
suatu Perseroan Terbatas (PT) atau emiten. Pemilik saham merupakan pemilik
sebagian dari perusahaan tersebut.
Manfaat yang diperoleh dari pemilikan saham adalah sebagai berikut
 Deviden : bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik
saham
 Capital gain : keuntungan yang diperoleh dari selisih positif harga
beli dan harga jual saham
 Manfaat nonfinansial : yaitu mempunyai hak suara dalam aktifitas
perusahaan
2) Obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan hutang suatu perusahaan yang akan
dibayar pada waktu jatuh tempo sebesar nilai nominalnya. Penghasilan yang
diperoleh dari obligasi berupa tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh
perusahaan penerbit obligasi tersebut pada saat jatuh tempo.
 Obligasi atas unjuk (bearer bonds) berarti pemegang obligasi
dianggap sebagai pemilik atas hak obligasi tersebut.
 Obligasi atas nama (registered bonds) berarti yang berhak atas
sejumlah nilai uang atas obligasi tersebut adalah sesuai dengan
nama yang tertera pada obligasi tersebut.
3) Surat bergaha turunan ( derivative )
Selain dari dua jenis efek yang telah diuraikan diatas yang sudah banyak
digunakan sebagai media hutang di bursa efek indonesia, terdapat beberapa
jenis efek yang juga merupakan instrumen pasar modal, yang dapat digunakan
sebagai media hutang.
 Option ( Opsi )
Instrumen pasar modal Option adalah surat pernyataan yang
dikeluarkan oleh seseorang/lembaga ( tetapi bukan emiten ) untuk
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham ( call
option ) dan menjual saham ( put option ) pada harga yang telah
ditentukan sebelumnya.
 Warrant
Instrumen pasar modal Warrant adalah surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan persyaratan
yang telah ditentukan sebelumnya. Persyaratan tersebut biasanya
mengenai harga, jumlah, dan masa berlakunya warrant tersebut.
 Right
Instrumen pasar modal Right adalah surat yang diterbitkan oleh
perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya ( pemilik
saham biasa ) untuk membeli tambahan saham pada penerbitan saham
baru. Sering juga dikenal dengan HMETD ( Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu ).
 Sertifikat Reksadana
Sertifikat reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
investor menitpkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola
dana tersebut untuk diinvestasikan baik di pasar modal maupun di
pasar uang.
 Sertifikat ADR / CDR
American Depository Receipts (ADR) atau Continental
Depository Receipts (CDR) adalah suatu resi (tanda terima) yang
memberikan bukti bahwa saham perusahaan asing disimpan sebagai
titipan atau berada di bawah penguasaan suatu bank, yang
dipergunakan untuk mempermudah transaksi dan mempercepat
pengalihan penerima manfaat dari suatu efek asing di Amerika.
 Obligasi Konvertibel
Obligasi konvertibel yaitu obligasi yang setelah jangka waktu
tertentu dan selama masa tertentu, dengan perbandingan dan harga
tertentu, dapat ditukarkan menjadi saham dari perusahaan emiten.
 Saham Deviden
Keuntungan perusahaan dapat dibagi dalam bentuk tunai maupun
dalam bentuk saham deviden. Alasan pembagian saham yang
bersangkutan di alam perusahaan tersebut untuk digunakan sebagai
modal kerja.
 Saham Bonus
Perusahaan menerbitkan saham bonus yang dibagikan kepada
pemegang saham lama. Pemegang saham bonus dilakukan untuk
memperkecil harga saham yang bersangkutan, dengan maksud agar
pasar lebih luas dan terjangkau bagi lebih banyak investor, serta
dengan harga yang relative murah.
3. Karakteritik Pasar Modal
Setelah mengetahui pengertian Pasar Modal secara definitif, kiranya perlu
dikemukakan beberapa klasifikasi dari karakteristik Pasar Modal. Menurut
Basjirudin A. Sarida ( dalam Panji Anoraga; 1996 : 12 - 15 ) menyebutkan
beberapa klasifikasi dari karakteristik Pasar Modal adalah sebagai berikut :
1) Dari sudut pandangan para pemakai dana, maka terdapat berbagai macam
pihak terlibat dalam kegiatan Pasar Modal. Dengan adanya dana yang tersedia
bagi pihak - pihak yang membutuhkannya, maka berbagai instrumen
menjembatani antara mereka yang membutuhkan dana dengan para penanam
modal (investor).
2) Dari sudut pandangan jenis instrumen yang ditawarkan melalui pasar modal,
yakni apakah instrumen hutang jangka menengah / panjang atau instrumen
modal perusahaan ( equity ).
3) Dari sudut jatuh temponya instrumen yang diperdagangkan di Pasar Modal.
Sebagaimana diketahui transaksi surat - surat berharga yang jatuh temponya
dalam waktu kurang dari satu tahun dilakukan dalam Pasar Uang (Money
Market) atau pasar dana – dana jangka pendek (short term market). Sehingga
bagi dana–dana jangka menengah (intermediate term funds) dan jangka
panjang (long terms funds), perdagangannya dilakukan di pasar modal.
Meskipun kedua pasar tersebut tidak dapat dibedakan begitu saja. Oleh karena
rumitnya permasalahan baik pada pasar uang maupun pasar modal, maka
terdapat faktor – faktor lain yang sulit untuk membedakannya secara teliti,
menyeluruh dan lengkap.
4) Dari sudut pandangan tingkat sentralisasi. Suatu fakta yang tidak dapat
dihindari adalah dalam suatu negara yang secara geografis cukup luas, maka
adanya pasar modal secara wilayah maupun lokal sangat diperlukan
mengingat menyebarnya kepentingan para pemilik dana dan pemakai dana.
5) Dari sudut pandangan transaksinya, maka dalam suatu Pasar Modal transaksi
yang dilakukan oleh para pemodal dan pemakai dana terjadi dalam suatu pasar
yang sifatnya terbuka ( open market ) dan tidak langsung.
4. Struktur Organisasi dan Pelaku Pasar Modal di Indonesia
Struktur Pasar Modal Indonesia diatur oleh Undang-undang No. 08 tahun
1995 tentang pasar modal yang menjelaskan bahwa kebijakan di bidang pasar
modal ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Secara umum, struktur pasar modal di
Indonesia seperti pada gambar berikut ini:
Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha dan memiliki
izin Otoritas Jasa Keuangan sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE), Perantara
Pedagang Efek (PPE), dan atau Manajer Investasi (MI).
a) Badan Pengawas Pasar Modal
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat
Bapepam-LK) adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan
Indonesia yang bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari
kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan.
b) Bursa efek
Merupakan lembaga resmi yang telah memperoleh izin dari BAPEPAM-
LK selaku pihak yang berwenang untuk mengorganisir dan menyediakan
fasilitas bagi anggotanya, sehingga semua anggota bursa efek tersebut dapat
melakukan perdagangan secara adil, efisien, dan transparan. Selain itu bursa
efek juga berperan untuk melakukan pencatatan, pembekuan perdagangan dan
pencabutan (delisting) atas efek yang listing di bursa efek bersangkutan.
c) Perusahaan efek
Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari
BAPEPAM& LK untuk dapat melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi
efek, perantara perdagangan efek, atau manajer investasi atau kegiatan lain
yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM& LK.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Pasal 32 menyebutkan bentuk
perusahaan efek berupa perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh
warga negara republik indonesia dan atau berbadan hukum atau perusahaan
patungan yang sahamnya dimiliki Warga makalah adedidikirawanNegara
Republik Indonesia dan badan hukum Indonesia dan Warga Negara Asing atau
badan hukum asing.
d) Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (PT. KPEI)
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah Pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa.
Sebagai organisasi yang mengatur dirinya sendiri (Self Regulating
Organization/SRO), LKP wajib menetapkan peraturan penjaminan, kliring
transaksi bursa dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan LKP.
e) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Bertugas untuk menyediakan jasa custodian sentral serta penyelesaian
penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien.
f) Lembaga penunjang Pasar Modal terdiri dari:
 Biro Administrasi Efek (BAE)
Merupakan pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten melakukan
pencatatatn kepemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan
efek.
 Bank Kustodian
Merupakan pihak yang memberikan jasa penitipan kolektif dan harta
lainnya yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima
dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
 Wali Amanat
Adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang.
Tugasnya antara lain menghadiri Rapat Umum Pemegang Obligasi
(RUPO) dan mewakili kepentingan pemegang obligasi dalam hubungan
dengan emiten.
g) Profesi Penunjang
Profesi penunjang pasar modal terdiri dari:
 Akuntan
Akuntan Publik hádala (adalah) pihak yang memberikan pendapat atas
kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, serta
memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik (jika
diperlukan).
 Konsultan Hukum
Konsultan hukum bertugas melakukan pemeriksaan secara menyeluruh
dari segi hukum (legal audit), memberikan pendapat dari segi hukum
(legal opinion) terhadap emiten dan perusahaan publik.
 Penilai
Merupakan pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap
perusahaan, kemudian menerbitkan dan menandatangani laporan penilai,
yaitu pendapat atas nilai wajar aktiva yang disusun berdasarkan
pemeriksaan menurut keahlian penilai.
 Notaris
Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang membuat Akta Anggaran
Dasar dan Akta Perubahan Anggaran Dasar termasuk pembuatan
Perjanjian Emisi Efek, Perjanjian Antar Penjamin Emisi Efek dan
Perjanjian Agen Penjual, menyiapkan Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
reksa dana serta perubahannya, serta membuat berita acara RUPS.
 Pemodal (Investor)
Pemodal (investor) adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik
ataupun non domestik yang melakukan suatu bentuk penanaman modal
(investasi) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
5. Manfaat dan Risiko Pasar Modal
1) Keuntungan dari Pasar Modal
Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang untuk dunia usaha,
Sarana untuk mengalokasikan sumber dana secara optimal bagi investor, dan
Memungkinkan adanya upaya diversifikasi. Manfaat  pasar modal adalah
sebagai berikut :
 Manfaat bagi Investor : Memperoleh deviden bagi pemegang saham,
memperoleh capital gain jika ada kenaikan harga saham, memperoleh
bunga bagi pemegang obligasi, mempunyai hak suara dalam RUPS,
dan dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi
 Manfaat bagi Emiten : Mendapatkan dana yang lebih besar, perusahaan
dapat lebih fleksibel dalam mengolah dana, memperkecil
ketergantungan terhadap bank, besar kecilnya deviden tergantung besar
kecilnya keuntungan, dan tidak ada kewajiban yang terikat sebagai
jaminan
 Manfaat bagi Pemerintah : membantu pemerintah dalam mendorong
perkembangan pembangunan, membantu pemerintah dalam
mendorong kegiatan investasi, membantu pemerintah dalam
menciptakan kesempatan kerja.

2) Risiko dari Pasar Modal


 Risiko daya beli
Daya beli berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang
menyebabkan nilai riil  pendapatan akan lebih kecil.
 Risiko bisnis
Menurunnya kemampuan perusahaan memperoleh laba, menyebabkan
menurunnya kemampuan emiten membayar bunga atau deviden.
 Risiko tingkat bunga
Tingkat bunga yang naik, biasanya akan menyebabkan  nilai saham
cenderung turun
 Risiko likuiditas
Kemampuan surat berharga untuk dapat segera diperjualbelikan
6. Pengertian Reksadana
Reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan
keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat
yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun
hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Selain itu reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal
untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Umumnya, reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Dari definisi di atas, dapat disimpulan bahwa terdapat tiga unsur penting
dalam pengertian Reksadana yaitu:
a) Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi
Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya
memungkinkan pemodal-pemodal yang memiliki dana yang minim dapat
ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek.
b) Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah
terdiversifikasi. Yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga,
seperti suratpengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat
utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio
efek yang dikelola oleh reksa danadapat berupa kumpulan dari beberapa
jenis efek (tidak hanya sejenis).
c) Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat
investor. Manager investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya
mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio
investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan
asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Jenis - jenis Reksadana
Secara umum jenis reksadana terbagi menjadi empat yakni reksadana pasar
uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.
1) Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan
investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh
tempo kurang dari satu tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito
berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis
instrumen investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
2) Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang
menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam
bentuk efek utang atau obligasi.
Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.
3) Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)
Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana
investasinya dalam portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya
dapat berbentuk saham dan dikombinasikan dengan obligasi.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko
reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat
pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan
tetap.
4) Reksadana Saham (Equity Fund)
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan
sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat
ekuitas.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka
panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan
reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian
yang paling tinggi.
8. Karasteristik Reksadana
1) Reksa dana pasar uang mempunyai beberapa karasteristik sebagai berikut:
 Relatif lebih aman dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
 Bersifat likuid atau mudah dicairkan.
 Investasi jangka pendek.
 Mempunyai potensi keuntungan sedikit lebih tinggi dari deposito
2) Reksadana pendapatan tetap
 Mempunyai potensi keuntungan lebih tinggi darireksa dana pasar uang.
 Investasi jangka menengah.
3) Reksadana saham
 Mempunyai potensi keuntungan paling tinggi, namun mempunyai
risiko yang lebih tinggi dibanding reksa dana lainnya.
4) Reksadana campuran
 Mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi.
 Investasi jangka menengah sampai panjang.
5) Reksadana terproteksi
 Perlindungan 100% pada nilai pokok investasi, jika dicairkan sesuai
dengan jangka waktu yang ditentukan.
 Mempunyai potensi keuntungan sebesar tingkat bunga portfolio
obligasi.

9. Pengelolaan dan Sifat Reksadana


1) Pengelolaan Reksa Dana
Bentuk pengelolaan atau mekanisme operasional reksa dana hanya
dapat dilakukan oleh perusahan yang telah terdaftar atau mendapatkan izin
dari Bapepam. Pengelolaan reksa dana terdapat tiga pihak yang terlibat dalam
hal ini yaitu:
 Manajer Investasi adalah pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan
investasi, yang meliputi analisa, pemilih jenis investasi, pengambilan
keputusan investasi, monitor pasar investasi, dan melakukan tindakan
yang dibutuhkan investor. Menajer investasi dalam hal ini dapat berupa
perusahan efek atau PT yang bergerak dalam reksa dana, maupun
perusahaan khusus sebagai perusahan Manajemen Investasi.
 Bank Kustondian adalah bank yang bertindak sebagai penyimpan
kekayaan (safe keeper) serta administrator reksa dana. Dana yang
terkumpul bukan merupakan bagian kekayaan manajaner maupun bank
kustondian, akan tetapi milik investor yang disimpan atas nama bank
kustondian.
 Pelaku (Perantara) di pasar modal (broker, Underwriter) maupun di
pasar uang (bank).
2) Sifat Reksadana
Sifat reksadana menurut karakteristiknya dapat digolongkan menjadi dua
yaitu:
 Reksadana Terbuka (Open-End Funds) merupakan Reksa Dana yang
menerbitkan saham/unit penyertaan atau menawarkan dan menjualnya
kepada investor sampai sejumlah  kembali saham/unit penyertaan yang
telah dijualnya. Reksadana terbuka lebih likuid. Artinya, unit
penyertaan lebih mudah diuangkan dengan pasar dari pada saham
reksa dana tertutup.
 Reksadana Tertutup (Close-End Funds) yang menerbitkan saham/unit 
penyertaan dan menjualnya kepada investor namun tidak memiliki
kewajiban untuk membeli saham/unit. Penyertaan  yang  telah 
dijualnya.  Investor  hanya  dapat  menarik  investasinya  dengan  cara 
menjual/mengalihkan saham/unit  penyertaan yang dimilikinya kepada
investor lain yang berminat.
10. Manfaat dan Risiko Reksadana
1) Manfaat Reksadana
Secara umu Reksa Dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya
sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain:
 Dikelola oleh manajemen profesional
Pengelolaan portofolio suatu Reksadana dilaksanakan oleh
Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam
hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat penting
mengingat Pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan
waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam
menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar modal.
 Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam
portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan),
karena dana atau kekayaan Reksadana diinvestasikan pada berbagai
jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain,
risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis
saham atau efek secara individu.
 Transparansi informasi
Reksadana wajib memberikan informasi atas perkembangan
portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit
Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap
saat.
Pengelola Reksadana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih
(NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan
keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur
sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara
rutin.
 Likuiditas yang tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen
investasi harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi.
Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit
Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing
Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya.
Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya
sehingga sifatnya sangat likuid.
 Biaya Rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak
pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan
dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan
menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.
2) RIsiko Reksadana
Dalam berinfestasi tentulah kita perlu seorang investor mengenal jenis
risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana.
 Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan
Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen
investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut
mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal.
Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa
disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham
yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi
politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab
fundamental lainnya.
Salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa
Dana  adalah dengan melakukan pengukuran NAB (Nilai Aktiva
Bersih). NAB per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari
portofolio suatu Reksadana setelah dikurangi biaya operasional
kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar
(dimiliki investor) pada saat tersebut
 Risiko Likuiditas
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang
Unit Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu
ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada
hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut
mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit
Penyertaan reksadana.
Hal ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa
sehingga memengaruhi investor reksadana untuk melakukan penjualan
kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut
di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk,
terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang
saham atau obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta
dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola
Reksadana tersebut.
 Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi
mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar
saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar
sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau
instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat
drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan
mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit
Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena
itu, apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa
memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu
sendiri.
 Risiko Default
Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut
membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan
padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-
baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar
kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih
Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio
investasi secara ketat.
B. Perusahaan-perusahaan Bonafit di Indonesia
Bagi para investor saham pemula, tentu nama saham blue chip tidaklah asing.
Banyak analis saham yang merekomendasikan pembelian saham blue chip kepada
calon investor baik untuk investasi jangka panjang atau jangka menengah, karena
peluang untung yang jauh lebih besar. Saham blue chip dimiliki perusahaan dengan
kualitas terbaik yang ada di bursa efek. Dianggap paling aman dan menjanjikan
keuntungan yang stabil, tak heran kalau saham blue chip diburu oleh banyak investor,
terutama mereka yang baru ingin bermain saham.
Bahkan jika disesuaikan dengan kondisi di Bursa Efek Indonesia (BEI),
banyak yang menyebutkan kalau saham blue chip ini sama dengan LQ45. Sekadar
informasi, LQ45 ialah indeks pasar saham di BEI yang mencakup 45 perusahaan
berfundamental cemerlang dan tentunya kapitalisasi pasar sangat besar.
Apakah saham blue chip ini adalah LQ45? Tidak sepenuhnya tepat karena
faktanya memang saham-saham emiten bergengsi ini masuk indeks LQ45. Namun tak
semua saham dalam LQ45 adalah blue chip, karena bisa saja sektor perdagangannya
tengah ramai dan perusahaannya bagus sehingga masuk indeks LQ45.
Sehingga jika bisa diartikan secara umum, saham-saham blue chip adalah
saham milik perusahaan yang sudah diakui secara nasional dan sudah cukup mapan,
serta sehat dalam hal keuangannya. Di mana pada umumnya perusahaan-
perusahaan blue chip ini menjual produk dengan layanan yang sangat berkualitas dan
diterima oleh masyarakat luas.
Perusahaan blue chip memiliki pendapatan yang stabil dan liabilitas wajar
sekalipun sektor yang diperdagangkan sedang bermasalah. Jika bicara kaitannya
dengan kapitalisasi pasar, saham blue chip tentu punya nominal yang sangat besar
yakni di atas Rp40 triliun.
Dalam Bursa Efek Indonesia, terdapat lebih dari 600 saham yang terdaftar.
Dalam kurun waktu beberapa bulan, biasanya ada update daftar saham blue chip yang
bisa dipilih investor dan memang selalu direkomendaiskan.
Ciri-ciri Saham Blue Chip
 Perusahaan Lawas yang Leader di Sektornya dan Diakui
 Kapitalisasi Pasar Besar dan Sangat Likuid
 Rasio Hutang dan Aset Stabil
 Konsisten Bayar Dividen
 Kinerja Usaha Solid
Dan jika boleh memilih, berikut ini adalah 10 rekomendasi saham blue chip terbaik di
Indonesia, sesuai dengan sektor masing-masing:

a) BBCA – Bank BCA (Sektor Bank)


Sudah menjadi rahasia umum bahwa BCA (Bank Central Asia) adalah
bank swasta terbesar di Indonesia.
Berstatus sebagai salah satu bank terbaik di Tanah Air, jaringan ATM
BCA bisa dibilang paling luas sehingga tak heran kalau jumlah
nasabahnya menyentuh jutaan orang. Berdiri pada 21 Februari 1957 oleh
Sudono Salim, kini bank yang berusia 62 tahun itu dimiliki oleh Djarum.
Di lantai BEI, saham BBCA memiliki volume 11.378.100 lembar
saham dengan harga saham terakhir pada penutupan hari Jumat (4/10) sore
kemarin adalah Rp30.225. Pada 30 April 2019 kemarin, BCA membagikan
total dividen tunai untuk tahun 2018 yang bernilai total Rp8,3 triliun.
Dengan status fundamentalnya yang begitu solid, BBCA jelas menjadi
salah satu saham blue chip idaman banyak investor.
b) BBRI – Bank BRI (Sektor Bank).
Jika BCA adalah bank swasta terbaik, maka untuk bank ‘plat merah’
status itu diraih oleh BRI (Bank Rakyat Indonesia).
Menjadi bank dengan laba terbesar di Tanah Air, BRI memiliki
kemampuan yang luar biasa dalam produk kredit mikro dan UMKM
(Usaha Mikro, Kecil, Menengah) yang membuat bank lain kalah telak.
Bahkan bisa dibilang produk kredit mikro dan UMKM dari BRI hampir
tidak bisa disaingi.
Didirikan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja pada 16 Desember 1895,
bank yang pada 2019 ini berusia 124 tahun itu memiliki 93.849.800
lembar saham di BRI. Pada harga penutupan terakhir hari Jumat (4/10)
siang kemarin, saham BBRI tercatat sebesar Rp3.950. Ketika pembagian
dividen tunai tahun 2018 pada tanggal 13 Juni 2019, BRI
menggelontorkan dana lebih dari Rp16,1 triliun kepada para pemegang
saham.
c) ASII – PT Astra International Tbk (Sektor Manufaktur)
Salah satu saham blue chip terbaik di Indonesia yang berasal dari
sektor manufaktur adalah ASII.
Berdiri pada tahun 1957 oleh William Soerjadjaja dan dua rekannya,
kini Astra sudah menjelma menjadi perusahaan multinasional diversifikasi
dengan sekitar 58 anak perusahaan. Di lantai saham, Astra mengenalkan
ASII yang termasuk kategori blue chip.
Dalam pasar modal, ada volume 10.680.600 lembar saham ASII
dengan harga pada penutupan hari Jumat (4/10) menyentuh Rp6.425.
Jika sesuai dengan jadwal, Astra akan membagikan dividen tunai
saham ASII tahun ini kepada para investor mereka pada 30 Oktober 2019.
Sebelumnya pada 24 Mei 2019, Astra sudah membagikan dividen tunai
sebesar Rp6,23 triliun dari laba bersih tahun 2018.
d) JSMR – Jasa Marga (Persero) Tbk (Sektor Insfrastruktur)
Dari banyaknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jasa Marga
adalah perusahaan pemilik saham blue chip yang banyak dipilih investor.
Lewat saham JSMR, perusahaan yang resmi berdiri pada 1 Maret 1978
ini fokus membangun dan mengoperasikan jalan tol di Indonesia. Hingga
saat ini, Jasa Marga adalah pemimpin pengelolaan lebih dari 531 km atau
76% dari total jalan tol di seluruh Tanah Air.
Sebagai market leader, saham JSMR jelas sangatlah likuid dan begitu
menarik perhatian investor. Di lantai BEI, JSMR memiliki volume
1.533.300 lembar saham dengan harga penutupan pada Jumat (4/10) sore
kemarin adalah Rp5.550 per lembar saham.
Jasa Marga tercatat terakhir kali melakukan pembagian dividen tunai
pada 11 Mei 2018 sebesar Rp440 miliaran berdasarkan laba bersih 2017.
e) PGAS – PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (Sektor Energi).
Perusahaan milik pemerintah lainnya yang tercatat memiliki blue
chip adalah PT Perusahaan Gas Negara alias PGN.
Bergerak di sektor energi, PGN yang awalnya adalah sebuah
perusahaan gas swasta milik Belanda ini resmi berdiri pada 13 Mei 1965.
Merupakan anak perusahaan Pertamina, saham PGN yakni PGAS
cukup menarik investor karena begitu likuid dan prospek masa depan gas
bumi sebagai energi terbarukan begitu potensial.
Di pasar modal, PGN memiliki volume total 30.098.100 lembar saham
dengan harga terakhir pada penutupan hari Jumat (4/10) sore adalah
Rp2.100.
Sekadar informasi, PGN yang kini sudah memiliki jalur pipa transmisi
gas bumi sepanjang lebih dari 2.160 km di seluruh Indonesia ini telah
membagikan dividen tunai pada 28 Mei 2019. Berdasarkan laba bersih
tahun 2019, dividen tunai milik PGAS menyentuh angka Rp1,3 triliun.
f) UNVR – PT Unilever Indonesia Tbk (Sektor Manufaktur).
Rasa-rasanya hampir seluruh penduduk Indonesia mengenal yang
namanya Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona,
Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight sampai Bango, Royco dan es krim
Wall’s.
Ya, hampir seluruh produk kebutuhan sehari-hari itu merupakan
keluaran Unilever. Perusahaan multinasional yang berpusat di Belanda ini
memiliki anak perusahaan di Tanah Air yakni Unilever Indonesia dengan
saham blue chip-nya, UNVR.
Didirikan pada 5 Desember 1933, Unilever Indonesia resmi melepas
15% sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada 1981.
Hingga saat ini, perusahaan yang memiliki ribuan distributor di seluruh
Indonesia itu memiliki total 795.700 lembar saham di BEI. Dengan harga
terakhir pada penutupan Jumat (4/10) menyentuh Rp45.425 per lembar
saham.
Diketahui dividen tunai UNVR dibagikan terakhir kali pada 18 Juni
2019 sebesar Rp5,9 triliun sesuai laba tahun 2018.
g) TLKM – PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk (Sektor Infrastuktur).
Selain JSMR, sektor infrastruktur juga memiliki saham blue
chip lainnya yakni TLKM milik Telkom. Perusahaan informasi dan
komunikasi sekaligus penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi ini
mengklaim bahwa mereka adalah yang terbesar di Tanah Air. Hingga
sejauh ini ada lebih dari 15 juta pelanggan telepon tetap dan 104 juta
pelanggan telepon seluler yang menjadi pasar utama Telkom.
Sebagai perusahaan milik negara berstatus BUMN, sekitar 52,09%
saham Telkom dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan sisanya adalah
47,91% milik publik. Di pasar modal, volume TLKM adalah 34.082.000
lembar saham dengan harga per lembar terakhir pada penutupan Jumat
(4/10) sore menyentuh Rp 4.190.
Sebagai perusahaan yang begitu solid, Telkom juga tercatat sebagai
pemegang saham mayoritas terhadap 13 anak perusahaan termasuk
Telkomsel. Dengan neraca perdagangan yang begitu menggiurkan, saham
TLKM memang begitu naik daun di pasar modal dan sangat menarik
perhatian investor.
Apalagi dalam pembagian dividen tunai pada 27 Juni 2019 kemarin,
TLKM membagikan lebih dari Rp16,2 triliun untuk seluruh pemilik
saham. Total dividen tunai ini bahkan lebih besar daripada dividen tunai
saham BBRI milik bank BRI.
Fakta bahwa sektor teknologi komunikasi mengalami perkembangan
yang sangat pesat, membuat saham TLKM sangatlah aktif dan likuid
dibandingkan blue chip lainnya.
h) PTBA – PT Bukit Asam (Persero) Tbk (Sektor Pertambangan).
Sebagai negara dengan kekayaan bumi yang begitu melimpah ruah,
sektor pertambangan juga memiliki pengaruh besar pada perekonomian
Indonesia.
Tak heran kalau perusahaan-perusahaan tambang selalu mampu
mencatat laba menggiurkan sehingga saham-saham mereka laris manis di
pasar modal. Salah satu yang berstatus blue chip adalah PTBA milik Bukit
Asam.
BUMN yang berpusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini resmi
berdiri pada 1950 dan memiliki 46 anak perusahaan. Dengan fundamental
yang sangat kuat, ada sekitar 11.964.400 lembar saham PTBA di BEI
dengan harga penutupannya hari Jumat (4/10) kemarin menyentuh
Rp2.200.
Meskipun batu bara yang menjadi industri utama Bukit Asam termasuk
energi yang tak bisa diperbaharui, Bukit Asam sukses mencatat laba bersih
sekitar lima triliun rupiah pada 2018 silam.
Tak heran kalau akhirnya dividen tunai saham PTBA yang dibagikan
pada 29 Mei 2019 mencapai Rp3,7 triliun.
i) AALI – PT Astra Agro Lestari Tbk (Sektor Perkebunan).
Hingga saat ini, Indonesia adalah negara penghasil minyak kelapa
sawit (CPO) terbesar di dunia dengan jumlah produksinya pada tahun 2015
saja menyentuh angka 31,1 ton.
Bisa disebut sebagai market leader, tak heran kalau perusahaan yang
bergerak di produksi CPO ini mampu mencatatkan sahamnya
menjadi blue chip seperti Astra Agro Lestari dengan saham AALI.
Memiliki sekitar 317.700 lembar saham di pasar modal, saham AALI
mencatatkan harga Rp10.750 per lembar pada penutupan hari Jumat (4/10)
kemarin.
Sebagai perusahaan yang neraca perdagangannya sangat solid, Astra
Agro Lestari sudah memiliki puluhan anak perusahaan yang mengelola
perkebunan kelapa sawit, karet dan komoditas lainnya. Untuk perkebunan
kelapa sawit, anak perusahannya tersebar di Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi.
Pada 16 Mei 2019 kemarin, saham AALI resmi membagikan dividen
tunai sesuai perhitungan laba tahun 2018 dengan nilai total lebih dari
Rp646 miliar.
Meskipun saat ini produsen CPO tengah memperoleh kritikan tajam
karena kasus kabut asap di berbagai provinsi, tetap saja saham AALI
masih dianggap begitu likuid dan mampu menghasilan keuntungan besar
untuk seluruh pemegang sahamnya.
j) INDF – PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Sektor Manufaktur).
Kalau ada produk makanan yang begitu menggambarkan ciri khas
masyarakat Indonesia, maka Indomie adalah jawabannya. Ya, mie instan
yang sangat dicintai warga Indonesia ini memang begitu ikonis dan seolah
tak tergantikan. Sekalipun ada produk mie-mie instan baru, Indomie tetap
mampu kokoh menjadi pilihan dan sampai meraih pengakuan global.
Melalui Indomie pula, PT Indofood Sukses Makmur mencatatkan diri
sebagai salah satu perusahaan pemilik saham blue chip dalam waktu relatif
singkat.
Resmi dibentuk pada 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim sang pendiri
BCA, Indofood kini telah menjelma menjadi perusahaan total food
solutions yang produknya bisa ditemukan di seluruh pelosok Indonesia.
Bahkan produk Indofood pun sudah diekspor hingga Australia, Asia
dan Eropa yang pastinya akan membuat omzet perusahaan makin
meningkat sehingga membuat investor jatuh hati. Dalam sesi pembagian
dividen tunai terakhir pada 8 Juli 2019, saham INDF menggelontorkan
Rp1,5 triliun dari laba bersih tahun 2018 kepada seluruh investornya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi
lain (misalnya pemerintah) dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvenstasi. Dengan
demikian ia memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya. Berikut Instrumen-instrumen Yang Diperjual Belikan di
Pasar Modal:

1) Saham 2) Obligasi 3) Surat bergaha turunan ( derivative ) meliputi ( Option/Opsi ,


Warrant, Right, Sertifikat Reksadana, Sertifikat ADR / CDR, Obligasi Konvertibel,
Saham Deviden,Saham Bonus

Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari


masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.

Secara umum jenis reksadana terbagi menjadi empat yakni reksadana pasar
uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. Reksa Dana memiliki beberapa
manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik
antara lain: Dikelola oleh manajemen profesional, Diversifikasi investasi,
Transparansi informasi, Likuiditas yang tinggi, 5)Biaya Rendah. Dalam berinfestasi
tentulah kita perlu seorang investor mengenal jenis risiko yang berpotensi timbul
apabila membeli Reksadana.: Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit
Penyertaan, Risiko Likuiditas, dan Risiko Pasar.
Berikut rekomendasi perusahaan - perusahaan yang bonafit di Indonesia
a) BBCA – Bank BCA (Sektor Bank)
b) BBRI – Bank BRI (Sektor Bank).
c) ASII – PT Astra International Tbk (Sektor Manufaktur)
d) JSMR – Jasa Marga (Persero) Tbk (Sektor Insfrastruktur)
e) PGAS – PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (Sektor Energi).
f) UNVR – PT Unilever Indonesia Tbk (Sektor Manufaktur).
g) TLKM – PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk (Sektor Infrastuktur).
h) PTBA – PT Bukit Asam (Persero) Tbk (Sektor Pertambangan).
i) AALI – PT Astra Agro Lestari Tbk (Sektor Perkebunan).
j) INDF – PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Sektor Manufaktur).

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk
memperoleh informasi menegenai Pasar Modal dan Reksadana. Namun kami sadar
bahwa dalam makalah ini .masih jauh dari kta kesempurnaan. Oleh karena itu
masukan sertasaran dari pembaca sangat kami harapkan demi tercapainnya
kesempurnaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-pasar-modal-menurut-para-
ahli.html

http://wediajar.blogspot.co.id/2013/08/peranan-dan-manfaat-pasar-modal.html

http://www.apapengertianahli.com/2014/09/pengertian-pasar-modal.html

http://dmia.danareksaonline.com/Edukasi/StrukturPasarModal

http://www.sahamok.com/pasar-modal/instrumen-pasar-modal/

http://welasiagustina.blogspot.co.id/2015/05/instrumen-pasar-modal-saham-obligasi.html

http://www.bisnisinvestasisaham.com/investasi-reksadana/pengertian-reksadana/

http://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana.

http://www.bisnisinvestasisaham.com/investasi-reksadana/pengertian-reksadana/

Anda mungkin juga menyukai