PORTOFOLIO MANAGEMENT
MODUL 8-10
Nama:
MAGISTER MANAJEMEN
2022
MODUL 8 KONSEP SAHAM
Kepemilikan perusahaan itu ditunjukkan dalam bentuk saham (stock). Terdapat 2 jenis saham
yaitu saham biasa (common stock( dan saham preferen (preferred stock). Perusahaan dapat
mengeluarkan kedua saham tersebut. Saham preferen memiliki hak-hak prioritas lebih daripada saham
biasa. Hak-hak prioritas dari saham preferen adalah ha katas dividen yang tetap dan hak terhadap
aktiva jika terjadi likuidasi, akan tetapi saham preferen tidak memiliki hak veto seperti yang dimiliki
oleh saham biasa.
Dimana:
Nilai TVn merupakan nilai terminal yaitu nilai perusahaan pada akhir tahun ke n. WACC
adalah biaya modal rata-rata yang ditanggung perusahaan.
1. Menghitung Aliran Kas Bebas
Arus kas bebas adalah kas sisa yang dihasilkan perusahaan setelah mendanai operasinya
dan biaya aset-aset modalnya. Arus kas bebas menunjukkan seberapa baik perusahaan
mampu menghasilkan kas sisa. Aliran Kas Bebas (AKB) dapat dihitung dengan rumus:
Terdapat beberapa langkah dalam menghitung aliran kas bebas, diantaranya:
A. Menghitung laba bersih operasi setelah pajak
Adalah laba sebelum Bunga dan Pajak dikurangi dengan pajaknya sebagai berikut.
Dimana:
WACC = weighted average cost of capital
T = Tarif pajak
Wd = proporsi dari utang
Wp = proporsi dari saham preferen
Ws = proporsi dari saham biasa
Kd = biaya utang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya saham biasa
A. Menghitung Biaya Utang
Adalah suku bunga yang harus dibayar oleh perusahaan untuk membayar utang-
utangnya. Biaya utang dihitung setelah pajak karena utang mempunyai
perlindungan pajak. Biaya utang dapat mengurangi pajak, karena biaya utang
dapat mengurangi laba bersih sebelum pajak. Umumnya perusahaan berutang
lewat pinjaman bank atau mengeluarkan obligasi. Jika perusahaan mendanai
modalnya dengan meminjam kepada bank, besarnya biaya utang adalah bunga
efektif yang dibayarkan kepada bank per tahunnya.
B. Menghitung Biaya Saham Preferen
Biaya saham preferen dapat dihitung dengan rumus model diskonto dividen untuk
dividen yang tetap sebagai berikut:
Sehingga:
Dimana:
Kp = biaya saham preferen
Pp = harga pasar saham preferen
D = Dividen yang dibayar oleh saham preferen
Jika perusahaan mengeluarkan saham preferen baru, biaya saham preferen harus
disesuaikan dengan biaya mengeluarkan saham baru. Biaya ini disebut biaya
flotasi yang berupa konsultan, biaya konsultasi hukum, dan lainnya. Rumus biaya
saham preferen setelah adanya biaya flotasi adalah sebagai berikut:
Untuk saham yang baru diterbitkan dengan adanya biaya flotasi sebesar F,
rumusnya menjadi:
Dimana:
Ks = biaya saham biasa
D0 = dividen awal tahun
G = pertumbuhan dividen
F = biaya flotasi
c. Dengan rumus CAPM
Untuk perusahaan yang tidak membayar dividen, rumus CAPM dapat
digunakan untuk menghitung biaya saham biasa. Rumus dari Capital Asset
Pricing Model (CAPM) sebagai berikut:
Dimana:
Ks = biaya saham biasa
RBR = return bebas risiko
RM = Retrun pasar
Β = risiko sistematik saham
RM = Return pasar
3. Menghitung Nilai Intrinsik Perusahaan dengan Aliran Kas Bebas
Nilai intrinsic perusahaan dapat dihitung dengan nilai sekarang aliran-aliran kas bebas
masa depan yang didiskontokan dengan WACC. Aliran-aliran kas bebas masa depan di
estimasi dengan menggunakan aliran-aliran kas bebas historis yang sudah terjadi.
4. Menghitung Nilai Intrinsik Perusahaan Denagan Aliran Kas Bebas Ekuitas
Rumus aliran kas bebas ekuitas (AKBE) sebagai berikut:
AKBE = AKB – Biaya Bunga x (1 – Tarif Pajak) + Tambahan Utang
Nilai intrinsic perusahaan dihitung dengan menghitung nilai sekarang AKBE masa depan
didiskontokan dengan biaya modal ekuitas bukan dengan WACC.
Dimana:
Dt =dividen yang dibayarkan untuk periode ke t
Rumus diatas dapat juga dituliskan:
Rumus diatas menunjukkan model tidak bertumbuh atau model pertumbuhan nol dari
pembayaran dividen untuk menghitung nilai intrinsic saham yang membayar dividen
konstan sebesar D dengan tingkat bunga diskonto sebesar k. kasus dividen konstan
umumnya dilakukan untuk menilai saham preferen karena dividen saham preferen
biasanya adalah konstan yang umumnya dinyatakan dalam persentasi dari nilai
nominalnya.
3. Pertumbuhan Dividen yang Konstan
Untuk kasus dividen yang bertumbuh secara konstan, yaitu dengan pertumbuhan sebesar
g. jika dividen periode awal adalah D0, maka dividen periode kesatu adalah D0(1+g) dan
periode kedua adalah sebesar D0(1+g)(1+g) atau D0(1+g)^2 dan seterusnya. Rumusnya
adalah:
(10-20)
Untuk D1 = D0(1+g) maka menjadi:
(10-21)
Rumus 10-20 dan 10-21 disebut dengan model pertumbuhan konstan. Rumus ini juga
dikenal dengan model Gordon karena Myron J. Gordon merupakan orang yang
mengembangkan dan mengenalkan model ini.
4. Harga Jual Akhir
Model diskonto dividen mengasumsikan bahwa arus dividen sifatnya adalah infiniti
artinya dividen harus dibayar terus sampai periode tak terhingga. Akan tetapi tidak
semua investor menyukai dividend an akan memegang saham selamanya. Investor
seperti ini biasanya mementingkan capital gain dibandingkan dividen. Keuntungan
modal adalah keuntungan penjual saham akibat selisih dari harga jual saham dengan
harga belinya. Rumus harga jual akhir adalah:
Nilai Pn merupakan nilai harga jual dari saham atau disebut dengan nilai terminal.
10.4. Pendekatan PER
Price Earning Ratio (PER) menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings.
Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari
earnings. Misalnya nilai PER adalah 5, maka ini menunjukkan bahwa harga saham merupakan
kelipatan dari 5 kali earnings perusahaan. Misalnya, earnings yang digunakan adalah earnings
tahunan dan semua earnings dibagikan dalam bentuk dividen,maka nilai PER sebesar 5 juga
menunjukkan lama investasi pembelian saham akan kembali selama 5 tahun.