Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN PORTOFOLIO DAN INVESTASI

Konsep dan Penilaian Saham


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Portofolio dan Investasi
Kelas B
Dosen Pengampu : Drs. Rubiyatno, M.M.

Kelompok 2
1. Gary Stevevai 212214046
2. Matinus Marcel 212214053
3. Fransiska Yesia Saputri 212214076
4. Imanuel Silfan 212214078

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................. 1
BAB I : KONSEP SAHAM............................................................................................................. 2
A. Pendahuluan ................................................................................................................. 2
B. Saham Preferen............................................................................................................. 2
1 Karakteristik Saham Preferen ................................................................................... 2
2 Jenis-jenis Saham Preferen ....................................................................................... 3
C. Saham Biasa .................................................................................................................. 3
1 Karakteristik Saham Biasa ......................................................................................... 3
2 Hak Pemegang Saham............................................................................................... 4
3 Jenis-jenis Saham Biasa ............................................................................................. 5
D. Saham treasuri .............................................................................................................. 5
BAB II : PENILAIAN SAHAM ....................................................................................................... 7
A. Pendahuluan ................................................................................................................. 7
B. Nilai buku dan nilai lain yang berhubungan.................................................................. 7
1 Nilai nominal ............................................................................................................. 8
2 Agio Saham ............................................................................................................... 8
3 Nilai modal disetor .................................................................................................... 8
4 Laba ditahan.............................................................................................................. 9
5 Nilai buku .................................................................................................................. 9
6 Nilai pasar ............................................................................................................... 10
7 Nilai intrinsik ........................................................................................................... 10
DAFTAR REFERENSI ................................................................................................................. 18

1
BAB I
KONSEP SAHAM

A. Pendahuluan
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham
(stock). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut
dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu
perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut
dengan saham preferen (preferred stock). Saham preferen mempunyai hak-hak
prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas dari saham preferen yaitu hak atas
dividen yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi likuidasi. Akan tetapi, saham
preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa.
Saham preferen akan dibahas terlebih dahulu diikuti oleh saham biasa.

B. Saham Preferen
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara
obligasi dan saham biasa. seperti bond atau obligasi yang membayarkan bunga atas
pinjaman, dan juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen

1 Karakteristik Saham Preferen


1.1 Memiliki hak dividen kumulatif (dividends in arrears) dimana pemegang
saham prefem dapat menerima lebih dahulu dividen tahun tahun
sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham dapat
menerima dividennya.
1.2 Memiliki hak preferen pada waktu likuiditas dimana pemegang saham
preferen dapat terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan
saham biasa pada saat terjadi likuiditas.

2
2 Jenis-jenis Saham Preferen
2.1 Saham Preferen Konvertibel (Convertible Preferred Stock) Jenis saham
yang bisa ditukarkan atas dasar permintaan investor/ ketentuan
perusahaan ke saham biasa pada waktu yang telah ditetapkan.
2.2 Saham Preferen yang dapat Ditebus (Callable Preferred Stock) Jenis
saham preferen yang dapat ditebus perusahaan/penerbit dengan nilai yang
sudah ditetapkan sebelum jatuh tempo. Umumnya, saham ini dilakukan
oleh perusahaan penerbit yang mendapatkan pembiayaan karena
penggabungan hutang dan ekuitas. Harga tebusan ini biasanya lebih
tinggi dari nilai nominal sahamnya.
2.3 Saham Preferen Disesuaikan (Adjustable Rate Preferred Stock/ARPS)
Saham dengan nilai dividen yang bervariasi bisa naik atau turun,
tergantung dari suku bunga acuan atau pergerakan kurs. saham tipe ini
sangat populer sebagai investasi jangka pendek untuk investor yang
memiliki kelebihan kas.

C. Saham Biasa
Common stock atau saham biasa adalah sertifikat bukti kepemilikan dalam
suatu perusahaan yang umumnya berisi tentang hak dan kewajiban investor dalam
pengelolaan bisnis.

1 Karakteristik Saham Biasa


1.1 Ketersediaan
Saham biasa di sekuritas kemungkinan besar akan selalu tersedia dan
bisa dibeli oleh investor kapan saja.

3
1.2 Pembagian Deviden
Pembagian hasil untuk investor saham biasa adalah ditentukan
berdasarkan kebijakan perusahaan.
1.3 Hak Pilih
Pemilik saham biasa memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan
yang akan dilakukan perusahaan.

2 Hak Pemegang Saham


2.1 Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. hal
ini berarti bahwa pemegang saham memiliki hak untuk mengontrol siapa
yang akan memimpin perusahaannya.
2.2 Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Pemegang saham biasa memiliki hak mendapat bagian dari keuntungan
perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earnings) merupakan sumber
dana intern perusahaan. Laba yang tidak ditahan dibagikan dalam bentuk
dividen. Tidak semua perusahaan membayar dividen. Keputusan
perusahaan membayar dividen atau tidak dicerminkan dalam
kebijaksanaan dividennya (dividend policy). Pembagian dividen untuk
saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayarkan
dividen untuk saham preferen.
2.3 Hak Preemptif
Merupakan Hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama
jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan
mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang beredar
akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang
saham yang lama akan turun. Hak preemptive memberi prioritas kepada
pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham. yang baru,
sehingga persentase kepemilikannya tidak berubah.

4
3 Jenis-jenis Saham Biasa
3.1 Blue Chip Stocks
Jenis yang pertama dari saham biasa adalah blue chip stocks yang dimiliki
oleh perusahaan dengan reputasi baik dan pertumbuhannya stabil.
3.2 Income Stocks
Jenis saham ini biasanya memberikan dividen dengan nominal yang
relatif tinggi, namun tidak teratur.
3.3 Growth Stocks
Growth stocks umumnya diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki
tingkat pertumbuhan pesat di industrinya.

D. Saham treasuri
Saham Treasuri (Treasury Stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah
pernah dikeluarkan dan beredar, lalu dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak
dipensiunkan dan disimpan sebagai treasuri.
Alasan-alasan Perusahaan Emiten membeli kembali saham-saham yang
beredar untuk dijadikan sebagai treasuri :
1. Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-
karyawan didalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk
saham.
2. Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan
meningkatkan nilai pasarnya
3. Memberikan sinyal kepada pasar bahwa harga saham tersebut murah, sehingga
mau membelinya kembali
4. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per
lembarnya

5
dan alasan khusus lainnya adalah dengan mengurangi jumlah saham yang beredar
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai jumlah
saham secara mayoritas dalam rangka pengambilalihan tidak bersahabat (hostile
takeover)

6
BAB II
PENILAIAN SAHAM

A. Pendahuluan
Dipergunakannya saham sebagai salah satu alat untuk mencari tambahan dana,
ada banyak pihak yang terlibat dalam bermain di pasar saham, secara umum ada tiga
yaitu: investor, spekulan dan government. Ketiga pihak ini terlibat sama-sama
memiliki tujuan dan kepentingannya masing-masing, seperti pemerintah mencoba
mengatur dan membuat arah pasar saham sesuai dengan kondisi dan target yang
diinginkan dalam rencana pembangunan baik secara jangka pendek maupun jangka
panjang.
Memahami nilai-nilai saham merupakan hal yang perlu dan berguna, karena
dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang bertumbuh (growth)
menunjukkan investment opportunity set (IOS) atau set kesempatan investasi dimasa
mendatang. mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk
mengetahui saham-saham mana yang murah, tepat nilainya atau yang mahal. nilai
intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai pasar lebih kecil dari nilai
intrinsiknya menunjukan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang murah
(undervalued), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang
seharusnya dia bayar. Sebaliknya nilai pasar lebih besar dari nilai intrinsiknya
menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal (overvalued).

B. Nilai buku dan nilai lain yang berhubungan


Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang berhubungan
dengannya perlu diketahui diantaranya adalah nilai nominal ( par value ), agio saham
(additional paid in capital atau in excess of par value ), nilai modal yang disetor ( paid-
in capital ) dan laba yang ditahan ( retained earnings )

7
1 Nilai nominal
Nilai nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban
yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Kepentingan dari nilai nominal
adalah untuk kaitannya dengan hukum. Nilai nominal ini merupakan modal
per lembar yang secara hukum harus ditahan di perusahaan untuk proteksi
kepada kreditor yang tidak dapat diambil alih oleh pemegang saham. Suatu
saham terkadang tidak memiliki nilai nominal ( no-par value stock ) karena
dewan direksi umumnya menetapkan nilai sendiri ( stated value ) per lembar
nya, maka yang dianggap modal secara hukum adalah semua penerimaan
bersih ( proceed ) yang diterima oleh emiten pada waktu mengeluarkan saham
bersangkutan.

2 Agio Saham
Agio saham (additional paid-in capital atau in excess of par value)
merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan
dengan nilai nominal sahamnya. Misalnya nilai nominal saham biasa per
lembar adalah Rp5.000, dan saham dijual sebesar Rp8.000 per lembar, maka
agio saham per lembarnya adalah Rp3.000. Agio saham ditampilkan di neraca
dalam, nilai totalnya yaitu agio per lembar dikalikan dengan jumlah lembar
yang dijual.

3 Nilai modal disetor


Nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar oleh
pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham
preferen atau dengan saham biasa. Nilai modal saham disetor merupakan
penjumlahan total nilai nominal ditambah dengan agio saham. Jika
perusahaan mengeluarkan dua kelas saham, yaitu saham preferen dan saham

8
biasa, saham preferen disajikan terlebih dahulu diikuti oleh saham biasa di
neraca untuk menunjukan urutan haknya.

4 Laba ditahan
Laba ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak dibagikan
kepada pemegang saham. laba yang tidak dibagikan ini diinvestasikan
kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal. Laba ditahan dalam
penyajiannya di neraca menambah total laba yang disetor. karena laba ditahan
ini memiliki pemegang saham yang berupa keuntungan tidak dibagikan, maka
nilainya juga akan menambah ekuitas pemilik saham di neraca.

5 Nilai buku
Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukkan aktiva bersih
(net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar
saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang
saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan
jumlah saham yang beredar:
Nilai buku per saham = Total Ekuitas/Jumlah Saham Beredar.
Jika perusahaan mempunyai dua macam kelas saham, yaitu saham
preferen dan saham biasa, maka perhitungan nilai buku per lembar untuk
masing-masing kelas saham ini lebih rumit dibandingkan jika hanya
mempunyai saham biasa saja. Perhitungan nilai buku per lembar saham untuk
dua macam kelas saham adalah sebagai berikut ini:

5.1 Hitung nilai ekuitas saham preferen


Nilai ekuitas dihitung dengan mengalikan nilai tebus (call price) ditambah
dengan dividen yang di arrears dengan lembar saham preferen yang
beredar. Jika nilai tebus tidak digunakan, maka nilai nominal yang
digunakan. Di dalam perhitungan ini, agio saham untuk saham preferen

9
tidak dimasukkan, karena pemegang saham preferen tidak mempunyai
hak untuk agio ini walaupun berasal dari saham preferen, sehingga nilai
agio ini dimasukkan sebagai tambahan nilai ekuitas saham biasa.

5.2 Hitung nilai ekuitas saham biasa


Nilai ekuitas saham biasa dihitung dengan mengurangi nilai total ekuitas
dengan nilai ekuitas saham preferen. Nilai buku saham biasa dihitung
dengan membagi nilai ekuitas saham biasa dengan jumlah lembar saham
biasa yang beredar.

6 Nilai pasar
Nilai pasar (market value) adalah harga dari saham di pasar bursa pada
saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar berbeda dengan
nilai buku. Kalau arti dari nilai buku itu sendiri adalah nilai yang dicatat pada
saat saham dijual oleh perusahaan. Nilai pasar itu ditentukan oleh permintaan
dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.

7 Nilai intrinsik
Nilai fundamental (fundamental value) atau nilai intrinsik (intrinsic
value) merupakan nilai seharusnya dari suatu saham. Dua analisis yang
banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham adalah
analisis sekuritas fundamental (fundamental security analiysis) atau analisis
perusahaan (company analysis) dan analisis teknis(technical analysis).
Analisis fundametal menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal
dari keuangan perusahaan, sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar
dari saham untuk menentukan nilai dari saham. Analisis fundamental
menggunakan dua pendekatan untuk menghitung nilai intrinsik saham, yaitu
dengan pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan
PER (P/E ratio approach).

10
7.1 Pendekatan nilai sekarang
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba
(capitalization of income method) karena melibatkan proses kapitalisasi
nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Jika
investor percaya bahwa nilai dari perusahaan tergantung dari prospek
perusahaan tersebut dimasa mendatang dan prospek ini merupakan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas dimasa depan,
maka nilai perusahaan tersebut dapat ditentukan dengan mendiskontokan
nilai-nilai arus kas (cash flow) dimasadepan menjadi nilai sekarang
sebagai berikut:

Notasi:
P0* = nilai sekarang dari perusahaan ( value of the frim )
T = periode waktu ke t dari t=1 sampai dengan ∞
K = suku bunga diskonto (discoun rate ) atau tingkat pengembalian
yang di inginkan (required rate of return).
Model diskonto dividen merupakan model untuk menghitung nilai
intrinsik saham dengan mengdiskontokan arus dividen masa depan ke
nilai sekarang. Model diskonto dividen (dividend discound model) untuk
menghitung nilai intrinsik saham adalah sebagai berikut:

Notasi:
Dt = dividen yang dibayarkan untuk periode ke- t2

11
Rumus tersebut juga dapat ditulis senagai berikut:

7.1.1 Pembayaran dividen tidak teratur


Pada kenyataannya beberapa perusahan membayar dividen dengan tidak
teratur, yaitu dividen tiap-tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas,
bahkan untuk periode-periode tertentu tidak membayar dividen sama
sekali dan beberapa perusahaan yang lainnya bahkan membayar dividen
yang selalu naik dengan tingkat pertumbuhan yang konstan.

Contoh :

Banyaknya periode pembayaran dividen selama 5 periode ini, hanya


digunakan sebagai ilustrasi perhitungan saja. Pada kenyataannya untuk
menghitung nilai intrinsik saham dibutuhkan proses diskonto untuk
pembayaran dividen sampai periode infiniti. Jika periode hanya 5 periode
saja, akhir dari periode ini sebenarnya harus diperhitungkan nilai terminal
atau residu dari perusahaan.

12
7.1.2 Dividen konstan tidak bertumbuh
Perusahaan yang memotong dividen akan mengalami kesulitan likuiditas
sehingga perlu mendapatkan tambahan dana dengan memotong dividen.
Namun perusahaan emiten tidak akan mengeluarkan sinyal seperti ini,
sehingga jika sangat terpaksa biasanya perusahaan tidak akan memotong
dividennya. hal yang paling banyak ditemui adalah perusahaan yang
membayar dividen secara konstan dari waktu ke waktu untuk
menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan dalam keadaan stabil.

Gambar diatas adalah rumus ketika perusahaan membayar dividen


konstan yang nilainya sama dari waktu ke waktu yaitu sebesar D dan
dapat disederhanakan menjadi :

Untuk rumus diatas menunjukkan model tidak bertumbuh atau model


pertumbuhanan nol (zero-growth model) dari pembayaran dividen untuk
menghitung nilai intrinsik saham untuk kasus pembayaran dividen yang
konstan sebesar D dengan tingkat bunga diskonto K.

7.1.3 Pertumbuhan dividen yang konstan


Bentuk lain dari model diskonto dividen adalah untuk kasus dividen yang
bertumbuh secara konstan yaitu dengan pertumbuhan sebesar g. Jika
dividen periode awal adalah D0, maka dividen periode kesatu adalah

13
D0(1+g) dan periode kedua adalah sebesar D0 (1+g) atau D0(1+g)^2 dan
seterusnya. Untuk dividen yang bertumbuh secara konstan ini, rumus nilai
intirinsik sahamnya sebagai berikut:

Rumus dengan model pertumbuhan konstan (constant-growth model).


Rumus ini juga dikenal dengan model Gordon karena Myron J. Gordon
merupakan orang mengembangkan dan mengenalkan model ini. Asumsi
dasar model ini adalah K (suku bunga diskonto) harus lebih besar dari g
(tingkat pertumbuhan dividen). Jika nilai K lebih kecil dari G, maka nilai
intrinsik saham menjadi negatif yang merupakan nilai yang tidak realistis
suatu saham.

7.1.4 Harga jual akhir


Model diskonto mengasumsikan bahwa arus dividen sifatnya adalah
infiniti, yaitu dividen dibayar terus sampai periode yang tak terhingga.
Investor yang menyukai dividen dan tidak menjual sahamnya akan

14
menerima arus dividen seperti yang diasumsikan . Akan tetapi tidak
semua investor menyukai dividen dan memegang saham selamanya.
Investor ini biasanya lebih mementingkan capital gain dibandingkan
dividen. Jika investor menjual sahamnya pada periode ke-n sebesar Pn,
maka rumus nilai intrinsik saham dapat dituliskan sebagai berikut:

Nilai Pn merupakan nilai harga jual dari saham atau disebut dengan nilai
terminal, yaitu nilai akhir yang diterima oleh investor.

7.2 Pendekatan PER


Alternatif lain dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik
saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan (earnings).
salah satu pendekatan yang popular yang menggunakan nilai earnings
untuk mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan PER (price
earnings ratio) atau disebut juga pendekatan earnings multiplier. PER
menunjukan rasio dari harga saham terhadap earnings.
dibawah ini adalah contoh beberapa PER untuk perusahaan-perusahaan
yang mengumumkan laba yang diterimanya pada tanggal 30 Juni 2007

15
Rumus menghitung PER:

Rumus PER dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mendeversiasinya


menggunakan model diskonto dividen. dengan menggunakan model
pertumbuhan dividen yang konstan sebagai berikut:

Rumus PER dapat diderivasi dengan membagi kedua sisi persamaan di


atas dengan nilai E1, sehingga didapatkan:

16
Rumus tersebut menunjukan faktor-faktor yang menentukan besarnya
PER. yaitu:
1. PER berhubungan positif dengan rasio pembayaran dividen terhadap
earning (D1/E1)
2. PER berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian yang diinginkan
(K)
3. PER berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen (g)

17
DAFTAR REFERENSI

(Hartono, Jogiyanto. (2019). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:


BPFE.; Yogyakarta: BPFE., Hartono, Jogiyanto. (2019). Teori Portofolio dan
Analisis Investasi.)

18

Anda mungkin juga menyukai