Kelompok 3
1. Regina Evarista Devistaputri Suhendra 212214061
2. Debora Echa Angelika 212214062
3. Nur Fariska Dwi Juliani 212214067
4. Maria Elisabeth Lebrine Luntungan 212214083
1
2.14. Sensitivitas Harga Obligasi Dari Perubahan Suku Bunga ..........................23
2.15. Imunisasi .....................................................................................................25
2.15.1 Pengertian ........................................................................................... 25
2.15.2 Strategi imunisasi dapat diilustrasikan sebagai berikut ini. ................ 25
2.15.3 Keuntungan dan kerugian menjual atau membeli obligasi akibat
perubahan suku bunga ................................................................................... 27
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Obligasi umumnya mendapatkan bunga yang tetap yang disebut dengan
kupon. Karena itu, maka obligasi juga termasuk dalam investasi dengan pendapatan
tetap. Istilah pendapatan tetap ini sering menyesatkan investor yang beranggapan
bahwa nilai investasinya tidak akan berkurang bahkan selalu akan bertambah
dengan pendapatan tetap ini. Namun pada kenyataannya, nilai investasinya dapat
berkurang dari nilai investasi awal. Investor seringkali kecewa karena anggapan
mereka akan mendapatkan pendapatan yang tetap dengan investasi awal yang tidak
akan berkurang, kenyataannya sekarang investasi mereka menyusut. Sebenarnya
reksadana ini sudah memberikan pendapatan tetap dari nilai bunga yang diberikan
obligasi-obligasinya. Akan tetapi pendapatan tetap bunga ini lebih kecil dari
besarnya penurunan harga-harga obligasinya, sehingga total return yang diperoleh
investor menjadi negatif dengan akibat mengurangi nilai investasi awalnya.
3
BAB II
OBLIGASI
A A A A B B C C D E F G
4
Keterangan :
AAAA : Singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi.
BB : Kode untuk nomor obligasi yang diterbitkan.
CC : Suku bunga (jika mempunyai beberapa suku bunga) dan opsi-opsi
turunan
D : Tipe dari obligsi, yaitu B (Bonds), C (Convertible Bonds), W
(Bonds with warrants), T (Medium term notes),Y (Money Market), dan M
(Miscellaneous).
E : Tipe dari suku bunga, yaitu F (Fixed Rate), Z (Zero
Rate/Discount) dan V (Variabel dapat berupa floating rate revenue sharing, fixed
and floating rate, dan lainnya).
FG : Kode dari scriptless.
Contoh :
Bank BP I (singkatan nama perusahaan : BABP) pada tahun 2003 menerbitkan
obligasi pertama di BES (nomor obligasi pertama di BES adalah 01). Tipe dari
sekuritas adalah bond (diberi kode B), tipe dari suku bunga adalah bunga tetap
(diberi kode F) dan kode dari scriptless adalah TW. Kode dari obligasi ini di BES
adalah
5
pada tanggal 26 Januari 2006 dan obligasu dengan kode ASDF05C jatuh tempo
pada tiga bulan berikutnya yaitu pada tanggal 26 April 2006.
Term bond (obligasi termin) adalah obligasi-obligasi yang jatuh tempo
bersamaan waktunya. Misalnya adalah obligasi yang diterbitkan oleh Bank BP I
pada tahun 2003 dengan kode BABP01XXBFTW. Obligasi ini jatuh tempo
bersamaan pada tanggal 25 April 2006.
6
eceran dengan nilai nominal yang relatif terjangkau, mulai dari Rp 5juta dan
kelipatannya dengan nilai maksimum Rp 3 Miliar.
Risiko pada investasi ORI relatif kecil, namun bukan berarti tanpa
risiko. Risiko yang mungkin terjadi adalah capital loss, ini terjadi jika harga
jual ORI lebih rendah dibandingkan harga belinya. Hal tersebut dapat
dihindari dengan tidak menjual ORI sampai dengan jatuh tempo. Berikut
beberapa keunggulan investasi ORI :
1. Tingkat bunga yang cenderung lebih tinggi dari tingkat
bunga depositu.
2. Risiko investasi ORI relatif kecil, kemungkinan terjadinya
gagal bayar kecil karena dijamin oleh undang-undang.
3. ORI cukup likuid dan mudah dicairkan. Dapat
diperdagangkan di Pasar Sekunder sesuai dengan harga
pasar.
7
Obligasi perusahaan biasanya dilindungi dengan bond indenture,
yaitu janji perusahaan penerbit obligasi untuk mematuhi semua ketentuan
yang dituliskan kepada pihak yang dipercaya seperti suatu bank atau
perusahaan trust yang akan bertindak mewakili pemegang obligasi (trustee).
8
Penjelasan Tabel 6.5 :
a. Sebagai contoh adalah obligasi ATT 8.80s05 yang tampak di tabel atas.
Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan America Telephone &
Telegraph dengan membayar kupon sebesar 8,80% setahunya dan
dibayar setengah tahunan (diberi kode “s” yang berarti semiannually)
dan jatuh tempo pada tahun 2005.
b. Hasil sekarang (current vield) dari obligasi ini adalah sebesar 9,5%.
Hasil sekarang (current vield) adalah nilai kupon sekarang dibagi
dengan harga pasarnya, yaitu sebesar $88.00/$ 927.50 atau sebesar
9.5%.
c. Selama hari tersebut, jumlah transaksi yang terjadi adalah sebanyak 260
volume obligasi.
d. Pada. saat pasar obligasi ditutup pada hari itu, nilai pasarnya adalah
sebesar $927.50.
e. Nilai penutupan obligasi turun sebesar $5.00 atau - 1/2
f. poin dari nilai penutupan hari sebelumnya.
2.6.3. Nilai Intrinsik Obligasi
Nilai Intrinsik Obligasi merupakan suatu nilai fundamental atau nilai
sesungguhnya dari suatu obligasi adalah perkiraan nilai sebenarnya dari
suatu obligasi. Nilai sebenarnya tidak mungkin dihitung dengan tepat, hanya
dapat diperkirakan. Nilai intrinsik suatu obligasi yang merupakan nilai
teoritis dari suatu obligasi. Nilai intrinsik bisa diperoleh dari hasil estimasi
nilai saat ini (present value) dari semua aliran kas obligasi di masa yang
akan datang. Nilai intrinsik suatu obligasi pada saat tertentu dapat
diperkirakan dengan rumus sebagai berikut,
9
2.7. Likuiditas Obligasi
Likuiditas atau liquidity juga disebut dengan marketability dari suatu
obligasi menunjukan seberapa cepat investor dapat menjual obligasinya tanpa harus
mengorbankan harga obligasinya. salah satu pengukuran dari likuiditas obligasi
adalah rentang permintaan - penawaran yang menunjukan perbedaan antara nilai
permintaan tertinggi investor akan menjual dan penawaran terendah dealer akan
membeli. Obligasi yang aktif diperdagangkan akan cenderung mempunyai bid - ask
spread yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak diperdagangkan.
Dampak likuiditas obligasi terhadap perubahan harga obligasi bersifat positif.
10
Dari tabel diatas, beberapa obligasi tidak diperdagangkan selama satu
minggu terakhir, tetapi semua obligasi diperdagangkan selama 1 minggu terakhir,
tetapi obligasi diperdagangkan selama 4 minggu terakhir. Misalnya obligasi kode
TLKM01XXBFTW yang diterbitkan oleh perusahaan Telkom jatuh tempo 16 Juli
2017 selama satu minggu terakhir diperdagangkan sebesar Rp 11 miliar.
Bursa Efek Surabaya adalah pasar modal dengan bentuk OTC (over the
counter) dengan sistem perdagangan menggunakan dealer. Untuk obligasi yang
akan dijual oleh investor, bid-ask spread menunjukan perbedaan antara nilai dan
permintaan tertinggi investor mau menjual dan penawaran terendah investor mau
membeli. Tabel diatas tidak dibedakan antara transaksi jual atau beli dari obligasi,
sehingga bid-ask spread satu minggu untuk obligasi ini adalah sebesar (104,3-
102,5)/102,5 = 0,0176.
11
dengan nilai pasar sekarang dari obligasi. Untuk obligasi yang membayar
kupon, YTM dapat dinyatakan dalam rumus:
Notasi:
YTM = yield to maturiti
NO = nilai pasar sekarang dari obligasi
Kt = nilai kupon ke-t dengan t=1 sampai n, yaitu tingkat suku bunga
kupon di kalikan dengan nilai per obligasi.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi
Nilai dari YTM dapat dihitung cara trial-and-error dengan menyamakan
nilai pasar sekarang dari obligasi (NO) dengan nilai sekarang aliran-aliran
kas. Dengan demikian nilai dari YTM adalah nilai dari internal rate of
return (IRR).
Contoh 2.4 :
Seorang Investor membeli obligasi lima tahun pada tahun 2001 yang lalu
dengan nilai pasar 990 poin (sebesar Rp 990.00,- per lembar). Obligasi ini
membayar bunga variabel (floating rate) yaitu sebesar 4% (yaitu sebesar Rp
40.000,-) pada tahun 2002, 4,5% (sebesar Rp 45.000,-) pada tahun 2003, 5%
(sebesar Rp 50.000,-) pada tahun 2004 dan 5,5% (sebesar Rp 55.000,-) pada
tahun 2005. Obligasi ini jatuh tempo pada tahun 2005.
Nilai dari YTM adalah sebesar:
12
Dengan trial-and-error di peroleh YTM sebesar 5%. Dengan menggunakan
Excel dapat dilakukan dengan fungsi IRR (A3:E3) di sel B5 sebagai berikut:
Notasi:
YTM = yield to maturiti
t = periode waktu ke-t dari t=1 sampai dengan n
NO = nilai pasar dari obligasi
K = nilai kupon yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan nilai
par obligasi
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi
Contoh 2.5 :
Suatu obligasi berumur 5 tahun (berarti mempunyai 10 periode pembayaran)
dengan kupon sebesar 7% per tahun dibayar setengah-tahunan (yaitu sebesar
Rp 35.000,- per setengah tahunnya). Nilai jatuh tempo obligasi adalah Rp
1.000.000,-. Misalnya obligasi ini sekarang dijual dengan premium sebesar
Rp 1.055.000,-. Nilai yield to maturity dapat dihitung dengan rumus:
13
Nilai sekarang anuitas YTM%, 10 periode dapat dilihat di tabel. Jika YTM
adalah 7% per tahun atau 3,5% per setengah tahun, maka nilai sekarang akan
sama dengan Rp 1.000.000,-. Karena nilai sekarang lebih besar dari Rp
1.000.000, maka nilai YTM pasti lebih kecil dari 7% setahun. Dicoba nilai
YTM setengah tahunan 2%, maka dari tabel diperoleh:
- faktor nilai sekarang anuitas 2% 10 periode = 8,983
- faktor nilai sekarang 2% 10 periode = 0,820
Nilai sekarang dengan YTM 2% setengah tahunan adalah sebesar = Rp
35.000,- x 8,983 + Rp 1.000.000,- x 0,820 = Rp 1.134.405,- Nilai YTM yang
dicari dapat dihitung dengan interpolasi 3,5% - [(Rp 1.055.000,- - Rp
1.000.000,)/(Rp 1.134.405,- - Rp 1.000.000,-)] x (3,5% - 2%) = 2,886%
setengah tahunan atau 5,77% sebagai berikut ini.
Notasi:
14
YTM = yield to maturiti
NO = nilai pasar dari obligasi
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
Contoh 2.6 :
Suatu obligasi berumur 5 tahun yang tidak membayar kupon dengan nilai
jatuh tempo obligasi adalah Rp 1.000.000,- dan sekarang dijual dengan
diskon Rp 555.000,- nilai yield to maturity dapat dihitung dengan rumus:
Nilai YTM dapat juga dicari lewat kabel. Nilai 1/(1+YTM)5 di tabel
tersebut dengan faktor nilai sekarang. Nilai 1/(1+YTM)5 = Rp 555.000,-/Rp
1.000.000,- = 0,555. Di Tabel faktor nilai sekarang dengan periode 5 tahun,
nilai ini didapatkan pada nilai 12% dan 13% yaitu 12,49%.
2.8.3 Hasil Sampai Ditarik
Hasil sampai ditarik (yield to call) adalah return dari obligasi dari
sekarang sampai dengan tanggal obligasi ditarik kembali. Yield to call mirip
dengan yield to maturity dengan perbedaan waktu dari obligasi. Kalau YTM
waktu obligasi adalah dari sekarang sampai jatuh tempo, sedang yield to call
waktu obligasi adalah dari sekarang sampai kemungkinan di tarik.
15
obligasi semacam ini disebut dengan hak tarik atau provisi tarik (call provision).
Beberapa keuntungan akan didapatkan oleh penerbit obligasi dengan adanya hak
ini.
1. Untung perusahaan dapat dikurangi sewaktu-waktu jika aliran kas
perusahaan tersisa.
2. Obligasi dengan kupon yang tinggi dapat dihentikan dan diganti dengan
obligasi lainnya yang memberikan kupon lebih rendah jika bunga menurun.
3. Menyediakan sinyal baik bagi perusahaan yang menunjukan bahwa
perusahaan menguntungkan sehingga tersedia banyak aliran kas tersedia
dan perusahaan beranggapan bahwa obligasi adalah murah untuk ditarik
kembali.
4. Menyediakan opsi tarik (call option) kepada perusahaan dengan gratis.
Kebalikannya untuk investor, obligasi yang mempunyai call provision merugikan
investor, sehingga harga obligasi ini akan lebih rendah dibandingkan dengan
obligasi sejenis yang tidak mempunyai hak tarik. Obligasi dengan call provision ini
sebenarnya menyediakan suatu opsi kepada perusahaan untuk dapat membeli
kembali obligasinya sewaktu-waktu. Opsi ini sama dengan opsi tarik (call option).
Dengan demikian harga dari obligasi dengan call provision adalah nilai obligasi
yang tanpa call provision dikurangi dengan nilai call option.
16
YTM diinginkan (Y) dapat dihitung dengan suatu rumus sebagai berikut:
Notasi:
Y = YTM dijanjikan
Y’ = YTM diharapkan
Pd = probabilitas obligasi akan gagal
= nilai obligasi yang tidak terbayar relatif terhadap harga pasar sekarang.
Contoh 2.7 :
Suatu obligasi mempunyai probabilitas kegagalan sebesar 10%. Jika terjadi
kegagalan, investor hanya akan menerima 70% dari nilai pasarnya, sehingga nilai
obligasi yang tidak terbayar (100%- 70% = 30% atau 0,3. YTM diharapkan (Y’)
adalah sebesar 12%. YTM dijanjikan oleh obligasi dapat dihitung sebesar:
Premium gagal untuk obligasi ini adalah sebesar 16,67% - 12% = 4,67% yang
berarti bahwa obligasi yang mempunyai kemungkinan gagal sebesar 12% dengan
kemungkinan terbayar hanya 70% ini, maka investor akan meminta tambahan
(premium) karena kemungkinan kegagalan ini sebesar 4,67%. Jika YTM untuk
17
obligasi bebas gagal dengan kupon dan jangka waktu maturiti yang sama sebesar
10%, maka premium risiko (risk premium) adalah sebesar 12% - 10% = 2% yang
berarti bahwa obligasi ini bukan obligasi bebas risiko sehingga investor meminta
tambahan (premium) karena tambahan risiko ini sebesar 2%.
Peringkat obligasi (bond rating) adalah simbol-simbol karakter yang diberikan oleh
agen peringkat untuk menunjukkan risiko dari obligasi. Dua buah agen peringkat
obligasi terkenal di dunia adalah Standard & Poor's (S&P) Corporation dan
Moody's Investor Service Inc. Di Indonesia obligasi diperingkat oleh PT PEFINDO
yang didirikan tanggal 21 Desember 1993 (lihat lebih lanjut di www.pefindo.com )
dan PT KASNIC Credit Rating (lihat lebih lanjut di www.kasnicrating.com).
18
2.12. Teorema Penilaian Obligasi
Teorema penilaian obligasi akan menjelaskan bagaimana hubungan
antara harga obligasi akibat perubahan-perubahan suku bunga, maturiti, dan
nilai kupon. Untuk ilustrasi akan digunakan suatu obligasi dengan tingkat
kupon sebesar 14% setahun dengan nilai par-nya sebesar Rp1 juta dibayar
pada saat jatuh tempo. Harga obligasi akan berubah dengan berubahnya suku
bunga dan lamanya maturiti. Hasil pasar atau market yiela menunjukkan
hubungan antara perubahan suku bunga terhadap harga obligasi.
Malkiel (1962) memperkenalkan lima teorema tentang hubungan antara
harga-harga obligasi dengan hasil-hasilnya (yields). Teorema ini disebut
dengan Malkiel's bond theorems.
Teorema 1 : Harga dari obligasi akan bergerak berlawanan dengan hasil pasar
(market yield).
Seperti halnya hubungan suku bunga (market yield) dengan
harga saham, hubungan suku bunga dengan harga obligasi
dengan bunga (kupon) tetap adalah berlawanan arah, yaitu
semakin meningkatnya (menurunnya) suku bunga, semakin
menurunnya (menaiknya) harga obligasi. Hubungan negatif ini
dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
1. Secara matematik, dapat dilihat dari rumus valuasi menghitung nilai
intrinsik obligasi. Nilai suku bunga berada sebagai denominator
(pembagi) di rumus tersebut.
a. Jika suku bunga meningkat, maka nilai pembagi akan
semakin besar dana hasil yang dibagi & menjadi semakin
kecil, akibatnya nilai harga obligasi semakin turun.
b. Demikian juga sebaliknya, yaitu dengan menurunya suku
bunga, maka nilai pembagi akan semakin kecil dan nilai
yang dibagi akan menjadi semakin besar dengan akibat nilai
harga obligasi semakin naik.
2. Secara logika dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Dengan meningkatnya suku bunga, maka tabungan akan
semakin menarik karena memberikan bunga tabungan yang
meningkat. Dari sisi investor yang akan menjual obligasinya
dan akan mengalihkan ha-silnya ke tabungan dengan bunga
yang lebih tinggi. Akibatnya penawaran (supply) obligasi
meningkat. Karena penawaran meningkat, maka dia akan
menawarkan obligasi dengan diskon, sehingga harga
obligasi akan menurun. Dari sisi investor yang akan membeli
19
obligasi, akan lebih menarik untuk memasukkan dananya ke
tabungan dengan suku bunga lebih tinggi. Dia mau membeli
obligasi kalau dijual dengan diskon untuk mengkompensasi
kehilangan kesempatan suku bunga tabungan yang lebih
tinggi.
b. Sebaliknya dengan menurunnya suku bunga, maka tabungan
akan semakin kurang menarik karena memberikan bunga
tabungan yang menurun, akibatnya investor akan menarik
tabungannya dan mengalihkannya ke obligasi dengan bunga
yang lebih tinggi. Akibatnya permintaan (demand) obligasi
meningkat dan karena suku bunga obligasi lebih menarik,
maka obligasi ini akan ditawarkan dengan premium,
sehingga harga obligasi akan meningkat. Sebaliknya dari sisi
investor menjual obligasi akan mengalami kerugian suku
bunga yang lebih rendah kalau hasil penjualan obligasi
dimasukkan ke tabungan. Dia hanya mau menjual
obligasinya dengan premium untuk mengkompensasi
kerugian suku bunganya.
Teorema 2 : Dengan maturiti konstan, penurunan suku bunga akan
menaikkan harga obligasi dengan basis presentasi lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan suku bunga yang sama
besarnya.
20
nilai suku bunga semula 14%. Di gambar ini terlihat bahwa
melengkungnya kurva lebih besar untuk penurunan suku
bunga dibandingkan dengan kenaikan suku bunga.
Teorema 3 : Untuk suatu perubahan suku bunga yang tertentu, besarnya
perubahan harga obligasi akan berhubungan positif dengan
waktu maturiti, yaitu semakin lama maturitinya, semakin besar
perubahan harga obligasinya.
Teorema 3 menunjukkan bagaimana jika maturutu berubah.
Teorema ini menunjukkan bahwa untuk perubahan suku bunga
tertentu, perubahan atau volatiliti harga obligasi jangka
panjang akan lebih tinggi dibandingkan dengan untuk obligasi
jangka lebih pendek.
Teorema 4 : Perubahan harga yang terjadi akibat hubungan antara maturiti
obligasi dan volatilitas harganya akan semakin besar dengan
tingkat menurun (increases at a diminishing rate) sejalan
dengan meningkatnya maturiti.
Sebagai contoh adalah obligasi dengan jangka waktu 10 tahun,
penurunan suku bunga dari 14% menjadi 10% akan
mengakibatkan harga obligasi naik dari Rpl juta menjadi
Rp1.245.782,68 dengan kenaikan sebesar Rp245.782,68 atau
24,578%. Sedang untuk obligasi dengan maturiti yang lebih
pendek, misalnya 5 tahun, maka penurunan suku bunga dari
14% menjadi 10% mengakibatkan kenaikan harga obligasi
lebih kecil menjadi Rp1.151.631,47 dengan kenaikan sebesar
Rp151.631,47 atau 15,163%. Untuk maturiti 10 tahun,
walaupun umur obligasi 2 kali dibandingkan dengan maturiti
5 tahun, tetapi kenaikan harga obligasinya hanya 24,578%
tidak mencapai 2 kali dari 15,163%.
Jika diringkaskan, hasil dari teorema-teorema ini adalah sebagai berikut ini.
1. Kaitannya dengan suku bunga.
21
a. Harga obligasi berhubungan terbalik dengan suku bunga pasar.
b. Penurunan suku bunga lebih sensitif terhadap harga obligasi
dibandingkan dengan kenaikan suku bunga.
2. Kaitannya dengan maturiti.
a. Besarnya perubahan harga obligasi berhubungan positif dengan
waktu maturiti.
b. Perubahan harga obligasi tersebut terjadi dengan tingkat menurun
sejalan dengan meningkatnya maturiti.
3. Kaitannya dengan tingkat kupon.
Besarnya persentase perubahan harga obligasi akibat dari perubahan suku
bunga berhubungan terbalik dengan tingkat kupon.
Contoh :
22
Suatu obligasi dengan tingkat kupon 14% dibayar setengah tahunan
mempunyai nilai par sebesar Rp1 juta dengan maturiti 5 tahun. Karena kupon
dibayar setengah tahunan, maka periode pembayaran obligasi adalah 10
periode, dengan setiap periode dibayar kupon sebesar (14%/2 x Rpl juta) =
Rp70.000,- Periode terakhir, selain kupon sebesar R70,000,- investor juga
menerima kembali nilai prinsipal nya sebesar Rp l juta (lihat aliran kas
obligasi di kolom 2 di Tabel 6.10). Nilai-nilai aliran selama 10 periode ini
dinilai sekarangkan dengan YTM sebesar 14% setahun atau 7% setengah-
tahunan dengan hasil di kolom 4 di Tabel 6.10. Hasil dari nilai-nilai sekarang
aliran kas obligasi dikalikan dengan waktu maturitinya dan hasilnya
dijumlahkan dan dibagi dengan nilai pasar obligasi. Hasilnya adalah durasi
7,52 tahun atau durasi selama 3,76 tahun jika kupon dibayar setengah-
tahunan.
23
Rumus persentase perubahan harga obligasi ini dipengaruhi secara positif
oleh durasi obligasinya dan secara negatif oleh perubahan suku bunga.
Hubungan negatif antara perubahan harga obligasi dengan perubahan suku
bunga ditunjukkan oleh tanda negatif (-) di rumus.
Hubungan antara perubahan harga obligasi dengan perubahan suku bunga
diasumsikan linear. Akan tetapi, kenyataannya hubungan ini tidaklah
sepenuhnya linear, tetapi sedikit cembung, sehingga hubungan nilai keduanya
digunakan tanda mendekati sama (~) bukan tanda sama dengan (=).
Contoh :
Suatu obligasi dengan durasi selama 3,76 tahun. Harga obligasi terakhir
sebelum suku bunga berubah dari 14% menjadi 15% adalah sebesar Rp
l.234.000, perkiraan sensitivitas perubahan harga obligasi ini dapat dihitung
sebesar:
Maka harga obligasi sekarang akan turun sebesar Rp 43.363, sehingga harga
sekarang obligasi akibat kenaikan 1% suku bunga menjadi sebesar
Rp1.234.000 - Rp43.363 = Rp1.190.637
24
2.15. Imunisasi
2.15.1 Pengertian
Imunisasi adalah strategi investasi di obligasi yang menyamakan
durasi dari obligasi atau portofolio obligasi dengan waktu lamanya investasi
untuk menghilangkan risiko perubahan suku bunga. Misalnya investor akan
menginvestasikan dananya selama dua tahun karena di akhir tahun kedua
dia membutuhkan kembali dana tersebut. Untuk maksud ini, imunisasi dapat
dilakukan oleh investor dengan menginvestasikan dananya ke suatu obligasi
yang mempunyai durasi yang sama dengan periode investasinya, yaitu
selama dua tahun.
2.15.2 Strategi imunisasi dapat diilustrasikan sebagai berikut ini.
Seorang investor mempunyai dana menganggur saat ini dan
membutuhkan aliran kas masuk sebesar Rp1.000.000,nanti pada akhir tahun
kedua. Untuk keperluan ini, dia dapat melakukan beberapa alternatif.
1. Alternatif 1
Investor membeli obligasi yang durasinya tidak sama dengan lama
periode investasinya. Misalnya investor membeli obligasi dengan
kupon sebesar 14% setahun dibayar tengah tahunan, suku bunga
sekarang adalah 20% setahun, umur obligasi 5 tahun, durasi 3,6l tahun
sebagai berikut ini.
- Jika investor membeli obligasi ini dan karena obligasi jatuh tempo
lima tahun lagi, maka dia harus menjualnya pada akhir tahun
25
kedua. Suku bunga pada akhir tahun kedua ini dapat naik atau
turun.
- Jika pada akhir tahun kedua ini suku. bunga naik, harga obligasi
akan turun dan investor akan mengalami risiko kerugian
penurunan nilai obligasi karena harus menjualnya dengan harga
yang lebih rendah.Risiko ini disebut dengan risiko suku bunga (in-
terest-rate risk).
- Sebaliknya, jika pada akhir tahun kedua ini suku bunga turun,
harga obligasi akan naik dan investor akan mengalami keuntungan
kenaikan nilai obligasi, dengan investasi kembali yang lebih
murah.
2. Alternatif 2
Investor membeli obligasi dengan kupon sebesar 16% setahun
dibayar tengah tahunan, suku bunga sekarang adalah 20% setahun,
umur obligasi 0,5 tahun (durasi juga 0,5 tahun) sebagai berikut ini.
26
karena menginvestasikan ke obligasi dengan tingkat bunga
yang lebih rendah. Risiko ini disebut dengan risiko investasi
kembali (reinvestment-rate risk).
- Sebaliknya, jika suku bunga naik, harga obligasi akan turun
dan investor akan mengalami keuntungan penurunan nilai
obligasi, dengan investasi kembali yang lebih murah.
27
dengan efek yang menguntungkan akibat terjadinya perubahan suku
bunga sebagai berikut ini.
- Jika suku bunga naik, schingga harga obligasi turun, efek
terhadap harga obligasi merugikan jika dijual, tetapi efek
terhadap investasi kembali menguntungkan.
- Jika suku bunga turun, sehingga harga obligasi naik, efek
terhadap investasi kembali merugikan karena harus membeli
kembali obligasi, tetapi efek terhadap harga obligasi
menguntungkan jika dijual.
Contoh :
Dari contoh obligasi-obligasi di alternatif 1 dengan durasi 3,61 tahun
dan di alternatif 2 dengan durasi 0,5 tahun. Untuk membuat suatu
portofolio obligasi yang terdiri dari dua obligasi-obligasi ini dengan
28
durasi portofolio selama 2 tahun sesuai dengan lama periode
investasi, proporsi masing-masing obligasi dapat dihitung dengan
rumus:
29
30
DAFTAR REFERENSI
31