Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH MANAJEMEN PORTOFOLIO DAN INVESTASI

RETURN DAN RISIKO SEKURITAS TUNGGAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Manajemen Portofolio dan Investasi

kelas : B

Dosen Pengampu : Drs. Rubiyanto, M.M.

Kelompok 4

1. Ivena Gloria Sahetapy 212214049

2. Melania Aventina 212214052

3. Rita Apolonia Ngodhu 212214090

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2023
Daftar Isi

Isi
Daftar Isi.................................................................................................................................... 1
BAB I.......................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 2
BAB II......................................................................................................................................... 2
RETURN DAN RISIKO SEKURITAS TUNGGAL.............................................................................. 3
2.1.1 Return Total................................................................................................................. 3
2.2.2 Relatif Return............................................................................................................... 6
2.2.3 Kumulatif Return.......................................................................................................... 8
2.2.4. Return Disesuaikan................................................................................................... 11
2.2.5. Rata-rata Geometrik................................................................................................. 13
2.2 Return dan Ekspektasian...............................................................................................16
2.2.1. Berdasarkan Nilai Ekspektasian Masa Depan........................................................... 17
2.2.2. Berdasarkan nilai-nilai return historis....................................................................... 18
2.2.3. Berdasarkan Model Return Ekspektasian................................................................. 20
2.3 Risiko............................................................................................................................. 20
2.3.1 Risiko Berdasarkan Probabilitas................................................................................. 21
2.3.2 Risiko Berdasarkan Data Historis............................................................................... 22
2.4 Koefisien Variasi............................................................................................................ 25
2.5 Properti Return Ekspektasian dan Varian..................................................................... 26
2.6 Semivariance................................................................................................................. 33
2.7 Mean Absolute Deviation..............................................................................................34
2.8 Hubungan Antar Return dan Ekspektasian dengan Resiko........................................... 36
DAFTAR REFERENSI............................................................................................................ 43

1
BAB I
PENDAHULUAN

Setiap orang yang memulai suatu usaha, atau investasi pastinya mengharapkan
keuntungan, atau imbal hasil. Keuntungan inilah yang kerap diistilahkan sebagai
return. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi
yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang.

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasian dihitung menggunakan data historis. Return realisasian penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasian atau
return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasian (expected
return) dan risiko di masa datang.

Return ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan akan


diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasian yang
sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi.

2
BAB II
RETURN DAN RISIKO SEKURITAS TUNGGAL

2.1 Pengukuran Return dan Realisasi

Beberapa pengukuran return relisasian yang banyak digunakan adalah return total
( return total) realtif return (return relative),kumulatif return ( return cumulative) dan
return disesuaikan (adjusted return). Sedang rata-rata dari return dapat dihitung
berdasarkan rata-rata aritmatika (arithmetic mean) dan rata-rata geometrik (geometrik
mean).Rata-rata geometrik banyak digunakan untuk menghitung rata-rata return
beberapa periode, misalnya menghitung return mingguan atau return bulanan yang
dihitung berdasarkan rata-rata geometrik dari return- return harian. Untuk perhitungan
return seperti ini, rata-rata geometrik lebih tepat digunakan dibandingkan jika
digunakan metode rata-rata aritmatika biasa.

2.1.1 Return Total

Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam satu periode
yang tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return total terdiri dari
capital gain (loss) dan yield sebagai berikut ini.

Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif
dengan harga periode yang lalu:

3
Jika harga investasi sekarang (P1) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (P1-1)
ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal
(capital loss).

Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi


periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham yield adalah persentase dividen
terhadap harga saham periode sebelumnya. untuk obligasi, yield adalah persentase
bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Dengan
demikian return total dapat dinyatakan sebagai berikut:

Untuk saham biasa yang membayar dividen periodik sebesar Dt rupiah per-lembarnya,
maka yield adalah sebesar Dt/Pt-1 dan return total dapat dinyatakan sebagai:

Contoh 7.1

Return total dari tahun 1990 sampai dengan 1996 dari saham PT A yang membayar
dividen tahunan ditunjukan di tabel berikut ini.

Tabel 7.1. Contoh Return Saham PT. ‘A’ yang membayar dividen

4
Sebagai ilustrasi cara perhitungan, return total untuk tahun 1990 dan 1991 dihitung
sebagai berikut:

R 1990 = (1775-1750+100)/1.750

= 0,060 atau 6,00%

R 1991 = 9 1790 -1755+100)/1.775

= 0,077 atau 7,70%

Return total dapat juga dihitung dari penjumlahan capital gain (loss) dan
dividen yield seperti tampak di tabel berikut ini.

Sebagai ilustrasi, untuk tahun 1990, capital gain, dividen yield dan total return
dihitung sebesar:

5
Gain 1990 = (1.755 -1.750)/1.750

= 0,0029 atau 0,29%

Yield 1990 = 100/1.750 = 0,0571 = 0,060 atau 6,00%

Dividen umumnya dibayarkan per kuartal atau per tahun jika dividen per tahun akan
digunakan untuk menghitung return total untuk periode yang lebih pendek,misalnya
return sebulan, maka dividen sebulan dapat dianggap sebagai dividen setahun dibagi
12.jika dividen setahun digunakan untuk menghitung return total mingguan, maka
dividen seminggu dapat dianggap sebagai dividen setahun dibagi dengan 52.

Contoh 7.2

Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp. 12,-harga setahun bulan
kemarin adalah sebesar Rp. 1.010,- dan bulan ini adalah sebesar Rp. 100,-return
total bulan ini adalah sebesar:

Contoh 7.3 :

Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp.120,-,harga saham bulan


kemarin adalah sebesar Rp.1.010,- dan bulan ini adalah sebesar Rp.1.100,-,
Return total bulan ini adalah sebesar:

6
2.2.2 Relatif Return

Return total dapat bernilai negatif atau positif. kadangkala, untuk perhitungan
tertentu,misalnya rata-rata geometrik yang ,menggunakan perhitungan
pengakaran (lihat bab 7.2.5),dibutuhkan suatu return yang harus bernilai positif.
Relatif return (return relative) dapat digunakan,yaitu dengan menambahkan
nilai 1 terhadap nilai return total sebagai berikut:

Relative return= (Return Total +1)

atau

7
Contoh 7.4:

Tabel berikut menunjukkan nilai dari relatif return untuk saham PT.’A’

2.2.3 Kumulatif Return

Return total mengukur perubahan kemakmuran yaitu perubahan harga saham


dan perbedaan pendapatan dari dividen yang diterima. perubahan kemakmuran
ini menunjukan tambahan kekayaan dari kekayaan sebelumnya. return total
hanya mengukur perubahan kemakmuran pada saat waktu tertentu saja, tetapi
tidak mengukur total dari kemakmuran yang dimiliki. Untuk mengetahui total
kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif (cumulative wealth index) dapat
digunakan. IKK (Indeks kemakmuran kumulatif) mengukur akumulasi semua
return mulai dari kemakmuran awal (KK) yang dimiliki sebagai berikut.

8
Contoh 7.5

Indeks kemakmuran kumulatif untuk saham PT ‘A’ mulai dari tahun 1989
sampai dengan tahun 1996 di tabel berikut ini.

Indeks kemakmuran kumulatif ini menunjukan kemakmuran akhir yang


diperoleh dalam suatu peroleh dalam suatu periode tertentu. misalnya dengan
membeli saham ‘A’ di akhir tahun 1989,maka pada akhir tahun 1991,
kemakmuran akan menjadi sebesar 114,20% dari kemakmuran akan menjadi
sebesar 125,00% dari nilai semula di akhir tahun 1990 dengan perhitungan
sebagai berikut.

9
Indeks kemakmuran kumulatif di tabel 7.4 jika digambarkan dalam bentuk
bagan tampak di gambar 7.1

Indeks kemakmuran kumulatif dapat juga dihitung berdasarkan perkalian


nilai-nilai komponen nya sebagai berikut.

10
Indeks berbeda dengan rata-rata indeks menggunakan tahun dasar di dalam
perhitungannya, sedangkan rata0rata tidak menggunakanya. dengan
menggunakan tahun dasar, indeks menunjukan kinerja dari saham yang
diwakilinya dari waktu ke waktu relatif terhadap periode waktu dasarnya,
sedangkan rata- rata hanya menunjukan kinerja pada suatu waktu tertentu, tidak
dibandingkan relatif dengan kinerja di waktu yang berbeda. sebagai contoh
adalah indeks kemakmuran kumulatif di tabel 7.5 untuk tahun 1996 adalah
sebesar 1,943. tahun dasar indeks ini adalah tahun 1989 dengan nilai dasar 1,
Hasil ini menunjukan bahwa selama 7 tahun yaitu tahun 1989 sampai dengan
1996, nilai dari saham perusahaan ‘A’ telah meningkat sebesar 94,3%.

2.2.4. Return Disesuaikan

Return yang dibahas sebelumnya adalah return nominal (nominal


return) yang hanya mengukur perubahan nilai uang tetapi tidak
mempertimbangkan tingkat daya beli dari nilai uang tersebut. Untuk

11
mempertimbangkan hal ini, return nominal perlu disesuaikan dengan tingkat
inflasi yang ada. Return ini disebut dengan return inflasi riil (real return) atau
return yang disesuaikan inflasi (inflation adjusted return) sebagai berikut:

Contoh 7.7

Return sebesar 17% yang diterima setahun dari sebuah surat berharga jika
disesuaikan dengan tingkat inflasi sebesar 5%untuk tahun yang sama, akan
memberikan return riel sebesar:

Diversifikasi internasional sekarang semakin dibicarakan karena diversifikasi


seperti ini dapat menurunkan tingkat risiko yang sudah tidak dapat diturunkan
kembali akibat diversifikasi domestik. jika investasi dilakukan di luar negeri,
pengembalian yang diperoleh perlu disesuaikan dengan kurs mata uang yang
berlaku sebagai berikut.

12
Contoh 7.8

Investor indonesia yang membeli saham perusahaan amerika pada awal tahun
1997 mendapatkan return tahunan sebesar 15% pada saat membeli saham ini,
harga kurs beli US$ adalah adalah sebesar Rp. 2.000,- dan pada akhir tahun,
kurs jual adalah sebesar Rp.2.100,- per US$. Return bersih yang diperoleh
setelah disesuaikan dengan kurs adalah sebesar:

2.2.5. Rata-rata Geometrik

Rata-rata geometrik (geometric mean) digunakan untuk menghitung rata-rata


yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu dari waktu ke
waktu. Berbeda dengan rata-rata aritmatika biasa yang tidak
mempertimbangkan pertumbuhan rata-rata geometrik lebih tepat digunakan
untuk menghitung rata-rata return dari surat-surat berharga yang melibatkan
beberapa periode waktu. Rata-rata geometrik dihitung dengan rumus:

13
Contoh 7.9

Harga dari suatu saham pada periode ke-0 (periode aal) adalah Rp. 500,- pada
periode selanjutnya (periode ke-1),harga saham menjadi Rp.600,- dan turun di
periode ke-2 menjadi Rp.550,- Return untuk masing-masing periode adalah
sebagai berikut:

Jika dihitung dengan metode rata-rata aritmatika, pertumbuhan harga saham


ini adalah sebesar 5,833%. jika return ini benar dan harga bertumbuh dengan
tingkat 5,883% maka untuk periode ke-2, harga saham ini seharusnya menjadi
( RP. 500,-X 1,05883) = Rp. 560,03.padahal harga saham ini diakhir periode
ke-2 sebesar Rp.550, dengan demikian return yang dihitung dengan metode

14
rata-rata aritmatika ini kurang tepat, jika dihitung dengan metode rata-rata
geometrik, pertumbuhan harga saham ini adalah 4,833% Dengan menggunakan
tingkat pertumbuhan ini, harga saham di akhir periode ke 2 seharusnya menjadi
(Rp 550,- X 1,04388 X 1,04388)=Rp.550,-, sesuai dengan nilai yang
sebenarnya.jadi metode rata-rata geometrik lebih tepat digunakan untuk satu
periode yang sama dari banyak return tanpa melibatkan pertumbuhan.

Rata-rata geometrik jika banyak digunakan untuk menghitung indeks


kemakmuran kumulatif, jika rata-rata geometrik diketahui, indeks kemakmuran
kumulatif untuk suatu periode tertentu dapat dihitung dengan rumus:

15
Contoh 7.11:

Rata-rata aritmatika untuk return dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996 di
tabel 7.4 sebelumnya adalah sebesar .

Menghitung deviasi standar jarang dilakukan dengan menggunakan rumus


hubungan diatas. Deviasi standar umumnya dihitung secara langsung seperti
yang dibahas di bab 7.4.

2.2 Return dan Ekspektasian

Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang digunakan untuk


pengambilan keputusan investasi. return ini penting dibandingkan dengan
return historis karena return ekpektasian merupakan return yang diharapakn
dari investasi yang akan dilakukan.

Return ekspektasian (expected return) dapat dihitung berdasarkan beberapa


cara sebagai berikut ini.

1. Berdasarkan nilai ekpektasian masa depan


2. Berdasarkan nilai-nilai return historis
3. Berdasarkan modal ekspektasian yang ada

16
2.2.1. Berdasarkan Nilai Ekspektasian Masa Depan

Dengan adanya probabilitas merupakan satu set dari kemungkinan outcome dengan
masing-masing outcome dihubungkan dengan probabilitas kemungkinan terjadinya.
Distribusi probabilitas ini dapat diperoleh dengan cara estimasi secara subjektif atau
berdasarkan dari kejadian sejenis masa lalu yang pernah terjadi untuk digunakan
estimasi.

Return ekspektasian dapat dihitung dengan metode nilai ekspektasi (expected value
method) yaitu mengalihkan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan
probabilitas kejadiannya dan sejumlah semua produk perkalian tersebut secara
matematik,return ekspektasian metode nilai ekspektasi (expected value method) ini
dapat dirumuskan sebagai berikut.

Contoh 7.12

Berikut ini merupakan lima buah hasil masa depan dengan probabilitas kemungkinan
terjadinya untuk masing-masing kondisi ekonomi yang berbeda.

17
2.2.2. Berdasarkan nilai-nilai return historis

Kenyataan menghitung hasil masa depan dan probabilitasnya merupakan hal


yang tidak mudah dan bersifat subjektif. Akibat dari perkiraan yang subjektif
ini, ketidakakuratan akan menjadi.Untuk mengurangi ketidakakuratan ini, data
historis dapat digunakan sebagai dasar ekspektasi

Tiga metode dapat diterapkan untuk menghitung return ekspektasian dengan


menggunakan data historis, yaitu sebagai berikut ini:

1. Metode rata-rata (mean method).


2. Metode trend (trend method)
3. Metode jalan acak (random walk method)

Metode rata-rata mengasumsikan bahwa return ekspektasian dapat dianggap sama


dengan rata-rata nilai historisnya menggunakan rata-rata return historis tidak
mempertimbangkan pertumbuhan dari return-returnnya. jika pertumbuhan akan
diperhitungkan,return ekspektasian dapat dihitung dengan menggunakan teknik trend.
metode random walk beranggapan bahwa distribusi data return bersifat acak sehingga
sulit digunakan untuk memprediksi,sehingga diperkirakan return terakhir akan terulang

18
di masa depan.Dengan demikian metode ini memprediksi bahwa return ekspektasian
akan sama dengan return terakhir yang terjadi.

Metode mana yang terbaik tergantung dari distribusi data returnya. jika distribusi data
return mempunyai pola trend,maka metode trend mungkin akan lebih baik. sebaliknya
jika distribusi data return nya tidak mempunyai pola atau acak, maka metode rata-rata
random walk akan menghasilkan return ekspektasian lebih tepat.

Contoh 7.13

Berikut ini merupakan lima periode terakhir return mingguan historis sebagai berikut.

Return-return ekspektasian dapat dihitung sebagai berikut ini.

1. Dengan metode rata-rata:

E(Ri) = (0,30+0,40+0,05+0,20+0,25)%/5

= 0,24%

2. Dengan metode trend dapat ditarik garis lurus dengan kesalahan terkecil (lihat
gambar,dan biasanya lebih tepat dihitung dengan teknik trend misalnya
regresi,rata-rata bergerak dan lain sebagainya). Dengan metode trend akan
dihasilkan E(Ri) =0,35%
3. Dengan metode random walk, maka nilai return ekspektasian adalah nilai
terakhir yang terjadi,yaitu E(Ri)=0,25%

19
Return-return ekspektasian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

2.2.3. Berdasarkan Model Return Ekspektasian

Model-model untuk menghitung return ekspektasian sangat dibutuhkan.sayangnya


tidak banyak model yang tersedia. model yang tersedia yang populer dan banyak
digunakan adalah single index model (lihat bab 10) dan model CAPM (lihat bab 13)

2.3 Risiko

Jika hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko juga
perlu diperhitungkan. Return dan Risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah.
Karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return
dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus
ditanggung, maka semakin besar return yang harus dikompensasikan.

Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang
diterima dengan yang diekspektasi. Van Horne dan Wachowicz, Jr.(1992)
mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan.
Untuk menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar
(standard deviation) yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah
terjadi dengan nilai ekspektasinya.

20
2.3.1 Risiko Berdasarkan Probabilitas

Penyimpangan standar atau deviasi standar merupakan pengukuran yang digunakan


untuk menghitung risiko. Deviasi standar (standard deviation) dapat dituliskan sebagai
berikut:

Selain deviasi standar (standard deviation), risiko juga dapat dinyatakan dalam bentuk
varian (variance). Varian (variance) adalah kuadrat dari deviasi standar (standard
deviation) sebagai berikut:

Contoh 7.14:

21
Dengan menggunakan data di contoh 7.12,maka varian dari return ekspektasian dapat
dihitung sebesar:

2.3.2 Risiko Berdasarkan Data Historis

Risiko yang diukur dengan deviasi standar (standard deviation) yang menggunakan
data historis dapat dinyatakan sebagai berikut ini.

Notasi:

SD = standard deviation,

22
Xi = nilai ke - i,

E(Xi) = nilai ekspetasian,

n = jumlah dari observasi data historis untuk sampel besar dengan n (paling sedikit 30
observasi) dan untuk sampel kecil digunakan (n-1)

Nilai ekspetasian yang digunakan dirumus deviasi standar dapat berupa nilai
ekspetasian berdasarkan rata-rata historis atau trend atau random walk.

Contoh 7.15:

Tabel 7.1 menunjukan nilai-nilai return sealam 7 tahun mulai tahun 1990 sampai
dengan 1996. Rata-rata aritmatika untuk nilai-nila return ini sudah dihitung di contoh
7.11 sebesar 0,09957. Selanjutnya deviasi standar dapat dihitung dengan menggunakan
rumus 7.19 sebagai berikut.

Nilai deviasi standar dapat juga dihitung sebagai berikut:

23
Deviasi standar juga dapat dihitung berdasarkan rata-rata geometrik (nilai rata-rata
geometrik data ini sudah dihitung di contoh 7.9 sebesar 0,0987) sebagai berikut:

Contoh 7.16:

Risiko return saham akan dihitung berdasarkan nilai-nilai return ekspentasian di contoh
7.13 sebelumnya sebagai berikut ini.

24
2.4 Koefisien Variasi

Untuk melakukan analisis investasi, dua faktor harus dipertimbangkan bersama-sama,


yaitu return ekspetasian dan risiko aktiva. Koefisien variasi (coefficient of variation)
dapat digunakan untuk mempertimbangkan dua faktor tersebut bersamaan. Rumus
koefisien variasi (coefficient of variation) adalah:

Dari rumus koefisien variasi (coefficient of variation) dapat diartikan bahwa semakin
kecil nilai CV semakin baik aktiva tersebut. Semakin kecil CV menunjukan semakin
kecil risiko aktiva dan semakin berat return ekspektasinya.

Contoh 7.17:

Data dua buah saham, yaitu saham Bank Mandiri Tbk (dengan kode ticker BMRI ) dan
saham Telekomunikasi Indonesia Tbk ( dengan kode ticker TLKM)untuk periode satu
minggu sebagai berikut ini:

25
Nilai return ekspetasian yang dihitung dengan rata-rata aritmatika untuk saham BMRI
adalah sebesar 0,00716 dan untuk saham TLKM adalah sebesar 0,02528. Risiko yang
diukur dengan deviasi standar (lihat rumus dan cara perhitungannya di bab 7.4.2
sebelumnya) adalah sebesar 0,02022 untuk saham BMRI dan 0,02296 untuk saham
TLKM. Nilai-nilai CV untuk masing-masing saham dapat dihitung sebesar:

Nilai CV untuk saham TLKM lebih kecil dari nilai CV saham BMRI. Ini berarti saham
TLKM mempunyai kinerja lebih baik untuk minggu pertama bulan oktober 2007
dibandingkan dengan kinerja saham BMRI.

2.5 Properti Return Ekspektasian dan Varian

Nilai-nilai ekspetasian mempunyai beberapa properti. Dua buah properti yang


berhubungan dengan nilai ekspektasian akan dibahas sebagai berikut:

Properti 1

Nilai ekspektasian dari penjumlahan sebuah variabel acak X dengan sebuah konstanta
k adalah sama dengan nilai ekspektasi dari variabel acak itu sendiri ditambah dengan
konstantanya sebagai berikut:

26
Contoh 7.18

27
Properti 2:

Nilai ekspektasian dari perkalian sebuah variabel acak X dengan sebuah konstanta k
adalah sama dengan nilai ekspektasi dari variabel acak itu sendiri dikalikan dengan
konstantanya sebagai berikut:

Contoh 7.19

28
Properti 3:

Varian dari penjumlahan suatu variabel acak X dengan sebuah konstanta k adalah sama
dengan varian dari variabel acak tersebut sebagai berikut:

Contoh 7.20:

29
Menggunakan data di contoh 7.12 untuk Rij dan probabilitasnya (pj) dan
diperhitungkan di contoh 7.14 didapatkan varian sebesar 0,018. Untuk suatu konstanta
k sebesar 2,nilai-nilai (Rij + k) tampak di tabel berikut:

Varian dari return ditambahkan dengan konstanta k dapat dihitung sebesar:

Nilai dari Var( Ri+k) yaitu sebesar 0,018 sama dengan nilai Var(Ri) yang dihitung di
contoh 7.16. Dengan demikian terbukti bahwa Var( Ri+k) adalah sama dengan Var(Ri)

30
Properti 4:

Varian dari perkalian sebuah variabel acak X dengan sebuah konstanta k adalah sama
dengan varian dari variabel acak itu sendiri dikalikan dengan kuadrat
konstantanya,sebagai berikut:

Contoh 7.21:

Masih menggunakan data contoh 7.12 untuk Rij dan probabilitasnya (pj)dan untuk
suatu konstanta k sebesar 2, nilai-nilai( k. Rij) tampak di tabel berikut:

31
Besarnya E(k.Ri) dapat juga dihitung berdasarkan properti ke 2 ( lihat rumus 7-20)
yaitu sebesar k . E (Ri). Nilai dari E(Ri) telah dihitung di contoh 7.12 sebesar
0,0152,sehingga untuk k=2, maka k. E(Ri) adalah bernilai 2 . (0,152)= 0,0304.
Selanjutnya varian dari return ini dapat dihitung sebesar:

Nilai dari Var(k.Ri) yaitu sebesar 0,072 sama dengan nilai (k².var(Ri)) yaitu
(2².0,018)= 0,072 dengan demikian terbukti bahwa Var(k.Ri) adalah sama dengan
k².Var(Ri).

32
2.6 Semivariance

Semivariance adalah pengukuran data yang dapat digunakan untuk memperkirakan


potensi risiko penurunan portofolio investasi. Semivariance dihitung dengan mengukur
penyebaran semua pengamatan yang berada di bawah rata-rata atau nilai target dari
sekumpulan data. Semivariance juga merupakan rata-rata simpangan kuadrat dari
nilai-nilai yang lebih kecil dari rata-rata.

Salah satu keberatan menggunakan rumus varian adalah karena rumus ini memberi
bobot yang sama besarnya untuk nilai-nilai di bawah maupun di atas nilai ekspektasian
(nilai rata-rata). Padahal individu yang mempunyai attitude berbeda terhadap risiko
akan memberikan bobot yang tidak sama terhadap dua kelompok nilai tersebut.
Misalnya individu yang tidak suka menghadapi risiko (risk averse) umumnya akan
memberikan bobot yang lebih tinggi untuk nilai-nilai di bawah nilai ekspektasian.
Bahkan individu risk adverse hanya mementingkan nilai-nilai di bawah nilai
ekspektasian tersebut. Alasan lainnya adalah risiko selalu dihubungkan dengan
penurunan nilai. Misalnya jika Anda ditanya apa risikonya kuliah, maka akan
menjawab resikonya adalah tidak lulus. Apa resikonya bisnis, maka akan dijawab
resikonya adalah rugi. Apa risikonya memberi kredit, maka akan dijawab risikonya
utang dapat tidak dibayar. Apa risikonya investasi, maka akan dijawab kehilangan nilai
investasinya bukan dijawab resikonya adalah keuntungan investasi. Jadi keuntungan
atau kenaikan nilai bukan dianggap sebagai risiko. Risiko adalah sesuatu yang
menghilangkan atau menurunkan nilai. Oleh karena itu, pengukuran dengan deviasi
standar yang juga memasukkan nilai-nilai di atas nilai ekspektasinya dianggap tidak
tepat, karena dianggap bukan komponen dari risiko. Pengukur risiko seharusnya hanya
memasukkan nilai-nilai dibawah nilai yang diekspektasi saja. Jika hanya nilai-nilai satu
sisi saja yang digunakan, yaitu nilai-nilai dibawah nilai ekspektasinya, maka ukuran

33
risiko semacam ini disebut dengan semivariance yang dihitung sebagai berikut :

Besarnya E(Ri) sudah dihitung di contoh 7.12 yaitu sebesar 0,152. Nilai-nilai Ri yang
lebih kecil dari E(Ri) adalah tiga nilai Ri yang pertama, yaitu -0.09, -0,05 dan 0,15.
Nilai-nilai di atas nilai ekspektasian dianggap tidak menyimpang, sehingga:

2.7 Mean Absolute Deviation

Mean Absolute Deviation (MAD) perhitungan yang digunakan untuk menghitung


rata-rata kesalahan mutlak atau absolut. Mean absolute deviation mengukur akurasi
dari forecast dengan membuat sama rata dari besarnya kesalahan perkiraan yang

34
dimana setiap forecasting memiliki nilai absolut untuk setiap errornya. MAD
digunakan jika seorang analis ingin mengukur kesalahan peramalan dalam unit ukuran
yang sama seperti data aslinya. MAD mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata
kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan). MAD berguna ketika
mengukur kesalahan ramalan dalam unit yang sama sebagai deret asli. MAD
merupakan ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model.
MAD dari suatu set data adalah jarak rata-rata antara setiap nilai data dan rata-rata.
MAD adalah cara untuk menggambarkan variasi dalam kumpulan data. MAD
membantu kita memahami bagaimana penyebaran nilai-nilai dalam kumpulan data.

Baik varian maupun semivariance sangat sensitif terhadap jarak dari nilai ekspektasian,
karena pengkuadratan akan memberikan bobot yang lebih besar dibandingkan jika
tidak dilakukan pengkuadratan. Pengukuran risiko yang menghindari pengkuadratan
adalah mean absolute deviation (MAD):

35
2.8 Hubungan Antar Return dan Ekspektasian dengan Resiko

Return ekspektasian dan risiko mempunyai hubungan yang positif. Semakin besar
risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya juga benar,
yaitu semakin kecil return yang diharapkan, semakin kecil risiko yang harus
ditanggung. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk return ekspektasian atau ex-ante
return (before the fact), yaitu untuk return yang belum terjadi. Untuk return realisasian
(yang sudah terjadi), hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang tidak
rasional, kadang kala return realisasian yang tinggi tidak mesti mempunyai risiko yang
tinggi pula. Bahkan keadaan sebaliknya dapat terjadi, yaitu return realisasian yang
tinggi hanya mempunyai risiko yang kecil.Hubungan positif antara return ekspektasian
dengan risiko dapat digambarkan sebagai berikut ini.

Dari gambar tersebut terlihat bahwa suatu aktiva yang tidak mempunyai risiko
(misalnya adalah sertifikat utang yang dikeluarkan pemerintah, seperti Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) hanya akan memperoleh return ekspektasian yang rendah, yaitu
sebesar return bebas risiko (RBR).

36
Jika investor menginginkan return yang lebih tinggi, maka dia harus menanggung
risiko yang lebih tinggi pula. Obligasi pemerintah mempunyai risiko yang lebih tinggi
dibandingkan dengan SBI karena obligasi pemerintah adalah surat utang jangka
panjang sedang SBI adalah surat utang jangka pendek.

Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan (corporate bond) mempunyai risiko yang
lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi pemerintah (government bond), sehingga
return yang diharapkan darinya juga akan lebih tinggi.

Saham lebih berisiko dibandingkan dengan obligasi perusahaan, karena harga saham
lebih berfluktuasi dibandingkan dengan obligasi. Oleh karena itu, return ekspektasian
saham juga lebih tinggi dari return yang diperoleh dari obligasi.

Waran dan opsi merupakan hak untuk membeli atau menjual saham dengan harga
tertentu untuk suatu periode waktu tertentu. Jika hal ini tidak digunakan sampai masa
berlakunya habis, maka nilai dari waran atau opsi tersebut menjadi nol. Dengan
demikian pemegang waran atau opsi akan menanggung risiko yang besar yaitu risiko
kehilangan nilai waran atau opsi tersebut. Oleh karena itu, waran atau opsi diharapkan
akan dapat memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan return dari saham
atau obligasi.

Future lebih berisiko dibandingkan dengan opsi. Future lebih berisiko karena hasilnya
diperoleh di masa depan yang penuh dengan ketidakpastian (uncertainty), misalnya
adalah komoditi hasil bumi (kelapa sawit, jeruk dan lainnya) yang hasilnya di masa
depan tergantung dari keberhasilan panennya.

37
Return ekspetasian dan risiko yang dihitung dengan deviasi standar dari aktiva-aktiva
tersebut adalah sebagai berikut ini.

38
Jika hasil di tabel di atas di plot, maka akan didapatkan gambar sebagai berikut ini.

Dari tabel dan gambar dapat disimpulkan sebagai berikut ini.

39
1. Ada hubungan positif antara return ekspektasian dengan risiko. Semakin tinggi
return ekspektasian, semakin tinggi risiko yang harus ditanggung.
2. SBI sebagai aktiva bebas risiko tidak benar-benar bebas risiko, tetapi masih
mengandung sedikit risiko (deviasi standar 1,86%).
3. Deposito merupakan aktiva yang aman dengan risiko yang rendah walaupun
juga memberikan return yang rendah pula.
4. Reksadana pendapatan tetap memberikan return yang rendah dan tidak banyak
memberikan manfaat penurunan risiko, karena return dan risikonya di bawah
risiko obligasi pemerintah.
5. Saham memberikan return yang tinggi tetapi juga mengandung risiko yang
tinggi pula.
6. Reksadana campuran cukup baik kinerjanya karena dengan retum yang hampir
sama dengan yang diberikan oleh return saham, tetapi risikonya lebih kecil.
7. Reksadana saham lebih baik kinerjanya dibandingkan dengan saham bahkan
dengan kinerja reksadana cam- puran, karena dengan risiko yang hampir sama
dengan risiko reksadana campuran, memberikan return yang lebih tinggi.
8. Reksadana-reksadana di Indonesia, terutama reksadana saham dan reksadana
campuran sudah merupakan portofolio-portofolio yang baik.
9. Walaupun reksadana-reksadana Indonesia sudah merupa- kan portofolio yang
baik, tetapi mereka lebih memen- tingkan pencapaian return yang tinggi tanpa
berusaha mendiversifikasi risikonya lebih lanjut. Walaupun terjadi penurunan
risiko, tetapi penurunan risikonya kurang signifikan, terutama untuk reksadana
campuran. Reksa- dana campuran seharusnya risikonya jauh lebih kecil
dibandingkan risiko reksadana saham, tetapi kenyataan- nya kedua risikonya
hampir sama. Demikian juga dengan reksadana pendapatan tetap yang
tampaknya sudah mempunyai risiko yang kecil, tetapi sebenarnya tidak terjadi
diversifikasi penurunan risiko yang signifikan, karena risikonya lebih besar dari
risiko obligasi pemerintah dan hanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan
risiko obligasi perusahaan dan dengan return yang lebih kecil pula.

40
10. Jika dilihat dari CV (coefficient of Variation), aktiva yang paling menarik yang
mempunyai CV terendah (karena CV adalah risiko dibagi dengan return, lihat
rumus 7-20) berturut-turut adalah SBI (CV-0,199), Deposito (CV-0,205),
Reksadana Saham (CV-0,365), Reksadana Campuran (CV-0,475), Reksadana
Pendapatan Tetap (CV-0,482), Obligasi Pemerintah (CV-0,488), Obligasi
Perusahaan (CV-0,660), dan Saham (CV-0,814) sebagai berikut ini.

Dengan demikian jika didasarkan pada pertimbangan CV, tiga aktiva yang
paling menarik adalah SBI, Deposito dan Reksadana Saham. Walaupun Saham
mempunyai return yang besar, tetapi juga melekat risiko yang besar pula
ditunjukkan oleh nilai CV yang besar. Rumus CV ini, yaitu risiko dibagi dengan
return, mempunyai asumsi bahwa investor memberi bobot yang sama antara
risiko dan return. Investor seperti ini dapat digolongkan sebagai investor risk
neutral. Kenyataannya, beberapa investor memberi bobot lebih di return
dibandingkan di risiko. Investor seperti ini dapat digolongkan sebagai investor
risk taker atau risk lover (lawannya adalah investor yang tidak berani
mengambil risiko yang digolongkan sebagai investor risk averse atau risk
avoider). Jika investor memberi bobot return lebih besar (misalnya dalam

41
bentuk nilai kuadrat) dibandingkan dengan risiko, maka rumus CV menjadi
sebagai berikut:

Pertimbangan investasi dengan menggunakan CV", aktiva yang mempunyai


CV terendah adalah sebagai berikut ini.

Dengan CV*, tiga aktiva yang paling menarik adalah Reksadana Saham,
Reksadana Campuran, dan Saham.

42
DAFTAR REFERENSI

Hartono, J. (2019). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.


Kenton, W. (2022, Mei 17). Semivariance. Semivarians: Arti, Rumus, dan
Perhitungan. Retrieved Maret 11, 2023, from
Kenton, W. (2022, Mei 17). Semivariance. Semivarians: Arti, Rumus, dan
Perhitungan. Retrieved Maret 11, 2023, from
Maulid, R. (2022, January 14). Kriteria Jenis Teknik Analisis Data dalam
Forecasting. DQLab. Retrieved March 11, 2023, from

43

Anda mungkin juga menyukai