Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH MANAJEMEN PORTOFOLIO DAN INVESTASI

Investasi dan Pasar Modal Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen Portofolio dan Investasi
kelas: B
Dosen Pengampu: Drs. Rubiyanto, M.M.

Kelompok 1
1. Brigitta Gaby Kumaralalita 212214054
2. Jessica Novia 212214056
3. Cong Cong Sin 212214068
4. Carrie Putri Nilacandra 212214080

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2023
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................ 1
1.1. Pendahuluan ................................................................................................................... 1
1.2. Konsumsi ....................................................................................................................... 1
1.3. Investasi ......................................................................................................................... 3
1.4. Tipe-Tipe Investasi Keuangan ....................................................................................... 5
1.5. Peranan Pasar Modal...................................................................................................... 9
BAB II .................................................................................................................................... 12
2.1. Pendahuluan ................................................................................................................. 12
2.2. Penawaran Perdana ke Publik ...................................................................................... 12
2.3. Pasar Modal Sekunder ................................................................................................. 14
BAB III................................................................................................................................... 16
3.1. Pendahuluan ................................................................................................................. 16
3.2. Sejarah Pasar Modal di Indonesia ................................................................................ 16
3.3. Indeks Pasar Modal di Indonesia ................................................................................. 24
3.4. Para Pelaku dan Berbagai Kegiatan di Pasar Modal Indonesia ................................... 28
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................................ 39

i
BAB I
KONSUMSI, INVESTASI, DAN PERANAN PASAR MODAL

1.1. Pendahuluan
Produksi dan konsumsi yang dilakukan oleh seseorang yang tinggal sendirian
di suatu pulau, merupakan contoh kegiatan ekonomi yang hanya dilakukan oleh
satu orang saja, yaitu dirinya sendiri. Apa yang diproduksi olehnya akan
dikonsumsinya sendiri. Untuk keadaan seperti ini, seseorang dihadapkan dengan
pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang.
Penundaan konsumsi sekarang yang dimasukkan ke dalam aktiva atau proses
produksi yang produktif yang hasilnya untuk konsumsi mendatang dapat dikatakan
sebagai suatu investasi. Dengan adanya proses produksi yang produktif, investasi
ke produksi ini dapat meningkatkan kepuasan (utility) individu.

1.2. Konsumsi
Konsumsi dan investasi merupakan dua kegiatan yang berkaitan. Penundaan
konsumsi sekarang (K0) dapat diartikan sebagai investasi untuk konsumsi di masa
mendatang (K1). Individu melakukan konsumsi dengan memakai sumber daya
yang ada untuk mendapatkan kepuasan (utility). Setiap individu diasumsikan
menyukai konsumsi lebih daripada konsumsi yang kurang. Asumsi ini dapat
diartikan bahwa kepuasan marginal dari konsumsi sifatnya adalah positif, yaitu
penambahan konsumsi akan meningkatkan kepuasan. Asumsi yang lain adalah
bahwa kepuasan marginal dari konsumsi sifatnya adalah menurun, yaitu
peningkatan kepuasan untuk konsumsi yang sama akan semakin lebih kecil dari
sebelumnya. Gambar 1.1. berikut ini menunjukkan hubungan antara konsumsi
sekarang (K0) dengan tingkat kepuasan total, U(K0).

1
Gambar 1.1. Menunjukkan bahwa penambahan konsumsi yang sama (∆K01 =
∆K02 =... = ∆K0n) akan meningkatkan kepuasan (∆U(K0)1,...,∆U(K0)n adalah
positif), tetapi dengan peningkatan yang menurun (∆U(K0)n < ... < ∆U(K0)1).
Hubungan antara konsumsi mendatang (K1) dengan utility total dapat juga dibuat
dengan cara yang sama. Jika digabungkan grafik hubungan antara konsumsi
sekarang (K0), konsumsi mendatang (K1), dan kepuasan total tampak digambar
1.2.

2
Garis patah-patah digambar 1.2. Menunjukkan garis di permukaan kurva
kepuasan yang menunjukkan tingkat kepuasan yang sama untuk kombinasi
konsumsi sekarang (K0) dan konsumsi mendatang (K1). Ini menunjukkan bahwa
titik-titik A dan B yang berada di garis patah-patah mempunyai tingkat kepuasan
yang sama dan ini dikatakan bahwa individu akan merasa tidak berbeda
(indifference) untuk berada di salah satu titik A atau B. Kurva yang memberikan
kepuasan yang tidak berbeda ini disebut dengan indifference curve. Kurva ini dapat
diproyeksikan ke bidang dua dimensi dengan sumbu konsumsi sekarang dan
konsumsi mendatang seperti tampak di gambar 1.3.

1.3. Investasi
Titik-titik yang berada di indifference curve yang sama menjelaskan tingkat
substitusi subjektif dari individu untuk konsumsi konsumsi yang berbeda
waktunya. Substitusi ini menjelaskan berapa unit konsumsi mendatang yang harus
diterima supaya individu mau mengorbankan satu unit konsumsi sekarang dengan
tingkat kepuasan subjektif yang sama. Walaupun pengorbanan konsumsi sekarang
dapat diartikan sebagai investasi untuk konsumsi di masa mendatang, tetapi
pengertian investasi yang lebih luas membutuhkan aktiva yang produktif untuk
mengubah satu unit konsumsi yang ditunda untuk dihasilkan menjadi lebih dari

3
satu unit konsumsi mendatang. Dengan demikian investasi dapat didefinisikan
sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif
selama periode waktu yang tertentu.
Dengan adanya aktiva yang produktif, penundaan konsumsi sekarang untuk
diinvestasikan ke aktiva yang produktif tersebut akan meningkatkan kepuasan
total. Untuk menunjukkan hal ini misalnya diasumsikan bahwa individu menerima
pendapatan sebesar P0 pada awal periode dan pendapatan P1 pada akhir periode.
Kurva ABCD di gambar 1.4. Menunjukkan set dari aktiva yang produktif. Individu
akan mengkonsumsi sebesar K0 pada awal periode. Individu dapat
mengkonsumsikan semua pendapatan sebesar P0 untuk awal periode dengan
tingkat kepuasan yang diterima sebesar U1 di titik B. Karena adanya aktiva yang
produktif, individu dapat bergeser dari titik B ke titik C selama masih berada di
kurva aktiva yang produktif ini. Di titik C ini individu mengurangi konsumsi
sekarang dari P0 menjadi K0*. Sisa yang tidak dikonsumsikan sebesar I0 = (P0 -
K0*) adalah nilai yang diinvestasikan. Dari hasil pergeseran konsumsi ini, tingkat
kepuasan akan naik menjadi U2.

Terlihat bahwa investasi ke dalam aktiva yang produktif akan meningkatkan


kepuasan. Investasi ke dalam aktiva yang produktif dapat berbentuk aktiva nyata

4
(seperti rumah, tanah, dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat
berharga) yang diperjualbelikan di antara investor (pemodal). Investor melakukan
investasi untuk meningkatkan kepuasannya dalam bentuk kesejahteraan keuangan.

1.4. Tipe-Tipe Investasi Keuangan


Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan
investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung
aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara
yang lain. Sedangkan investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham
dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva aktiva keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain. Gambar 1.5. Menunjukkan investasi langsung dan
tidak langsung.

1.4.1. Investasi Langsung


Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan
yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital
market), atau pasar turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat
dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan.
Aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui
bank komersial. Aktiva-aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau sertifikat
deposito. Aktiva yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market)
berupa aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh temponya pendek

5
dengan tingkat cair yang tinggi. Sedangkan pasar modal sifatnya adalah untuk
investasi jangka panjang.

Macam-macam investasi langsung dapat dibagi sebagai berikut:


1. Investasi langsung yang tidak dapat diperjual-belikan.
a) Tabungan
b) Deposito
2. Investasi langsung yang dapat diperjual-belikan.
A. Investasi langsung di pasar uang.
 T-bill: Instrumen pasar uang berupa penerbitan surat utang oleh
pemerintah untuk dibuka kepada masyarakat luas dalam jangka
waktu pendek.
 Deposito yang dapat di negosiasi (dapat dijual kembali).
B. Investasi langsung di pasar modal
a. Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income securities).
 T-bond: Seperti T-bill tetapi dengan jatuh tempo jangka
panjang berkisar 10 sampai 30 tahun.
 Federal agency securities: Surat-surat berharga agen federal
 Municipal bond: Surat berharga yang dikeluarkan oleh
pemerintah kota.
 Corporate bond: Surat berharga yang dikeluarkan oleh
perusahaan
 Convertible bond: Surat berharga yang dapat dikonversikan
menjadi saham.
b. Saham-saham (equity securities)
 Saham preferen
 Saham biasa
C. Investasi langsung di pasar turunan

6
a. Opsi
 Opsi put: Hak untuk menjual suatu saham dengan harga
tertentu pada waktu tertentu (atau sebelumnya). Jadi, opsi
jual atau put option adalah kontrak untuk menjual aset.
 Opsi call: Hak untuk membeli sebuah aset pada harga
penyerahan tertentu dan pada atau sebelum tanggal jatuh
tempo.
 Waran: Suatu hak yang diberikan kepada pemegangnya
untuk membeli saham dari perusahaan bersangkutan dengan
harga yang tertentu dalam kurun waktu yang sudah
ditentukan.
b. Futures contract: Persetujuan untuk menyediakan aktiva di masa
mendatang dengan harga pasar yang sudah ditentukan dimuka.

1.4.2. Investasi Tidak Langsung


Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari
perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan
jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana
yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. Ini berarti bahwa
perusahaan investasi membentuk portofolio (diharapkan portofolio nya optimal)
dan menjualnya eceran kepada publik dalam bentuk saham-sahamnya.
Investasi tidak langsung lewat perusahaan investasi ini menarik bagi investor
paling tidak karena dua alasan utama, yaitu sebagai berikut ini.
1. Investor dengan modal kecil dapat menikmati keuntungan karena
pembentukan portofolio.
2. Membeli saham yang ditawarkan oleh perusahaan investasi yang telah
membentuk portofolio optimal.

7
Perusahaan investasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Unit investment trust
Perusahaan investasi yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat-
surat berharga berpenghasilan tetap misalnya obligasi.
2. Closed-end investment companies
Perusahaan investasi yang hanya menjual sahamnya dalam jumlah yang tetap
yaitu sebanyak saat penawaran perdana saja.
3. Open-end investment companies
Dikenal dengan nama perusahaan reksadana (mutual funds). Reksadana
didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi. Sehingga dapat disimpulkan jika open-end investment
companies adalah perusahaan investasi yang mengelola portofolio dan menjual
kepemilikan portofolionya di pasar modal.

Ditinjau dari aktiva yang diinvestasikan, reksadana dapat diklasifikan menjadi


beberapa macam sebagai berikut:
1. Reksadana pasar uang
Reksadana ini membentuk portofolio dengan aktiva aktiva surat berharga utang
jangka pendek yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
2. Reksadana pendapatan tetap
Reksadana ini berisi dengan paling tidak 80% aktiva obligasi dan sisanya dapat
berupa aktiva lain misalnya saham. Tujuannya adalah untuk membentuk
portofolio yang lebih aman.
3. Reksadana saham atau Reksadana ekuitas
Reksadana ini berisi dengan paling tidak 80% aktiva saham dan sisanya dapat
berupa aktiva lain misalnya obligasi tujuannya untuk menghasilkan return yang
tinggi.
4. Reksadana campuran

8
Reksadana ini berisi dengan aktiva campuran dalam bentuk obligasi saham dan
aktiva lainnya.
5. Reksadana terproteksi
Reksadana terproteksi memproteksi investor dari kerugian penurunan nilai
investasinya. Proteksi ini dilakukan oleh Reksadana dengan cara memasukkan
obligasi obligasi yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek ke dalam
portofolionya.

1.5. Peranan Pasar Modal


Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan
dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Saham
merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan. Obligasi (bond)
merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali
pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah
disepakati.
Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus
bersifat likuid dan efisien. Dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli
dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Dikatakan efisien jika harga dari
surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat.
Jika sifat pasar modal efisien, harga dari surat berharga juga mencerminkan
penilaian dari investor terhadap prospek laba perusahaan dimasa mendatang serta
kualitas dari manajemennya. Jika calon investor meragukan kualitas dari
manajemen, keraguan ini dapat tercermin di harga surat berharga yang turun.
Dengan demikian pasar modal dapat digunakan sebagai sarana tidak langsung
pengukur kualitas manajemen. Juga pemegang saham mempunyai hak mengawasi
manajemen lewat hak veto di dalam pertemuan dan pemilihan manajemen. Hak
veto pemegang saham dapat dilakukan langsung atau dapat dialihkan ke pihak
kedua lewat suatu wakil atau proksi (proxy). Jika pemegang saham tidak puas

9
dengan manajemen, maka dapat terjadi perang proksi (proxy fight) untuk
mengganti manajemen.
Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk
memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang
produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat
meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana.
Akibatnya, peminjam dan pemberi pinjaman akan lebih diuntungkan dibandingkan
jika pasar modal tidak ada.
Dengan adanya pasar modal yang menguntungkan, individu dapat bergeser dari
titik C ke E (lihat Gambar 1.6). Titik C merupakan titik di mana individu
memperoleh kepuasan sebesar U2 karena adanya kesempatan untuk investasi di
produksi yang efisien (lihat kembali Gambar 1.4). Dengan investasi di pasar
modal, titik E akan memberikan kekayaan yang lebih besar (W0**) dibandingkan
jika tidak melakukan investasi di titik B (dengan kekayaan sebesar W0) atau
dengan investasi di produksi yang efisien di titik C (dengan kekayaan sebesar
W0*). Karena adanya pasar modal yang ditunjukkan oleh garis pasar modal
(W1**W0**), individu sekarang dapat bergeser dari titik E ke titik manapun
sepanjang garis pasar modal sampai menyinggung kurva utilitinya, yaitu di titik
F.. Titik F ini akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi (U3) dibandingkan
dengan kepuasan di titik C (U2).

10
Pasar modal menyediakan fasilitas transfer dana di antara peminjam dan pemberi
pinjaman. Diasumsikan bahwa tingkat pengembalian adalah positif sebesar r,
maka dana yang dipinjamkan sekarang akan menjadi sebesar pokoknya (misalnya
W0) ditambah dengan keuntungan. Pada akhir periode pinjaman dana yang
dipinjamkan akan menjadi sebesar W₁ = W0 + W0, atau sebesar W₁ = W0 • (1 + r).
Slope dari garis pasar modal ini adalah - (1 + r) seperti tampak di Gambar 1.6.

11
BAB II
PASAR MODAL

2.1. Pendahuluan
Perusahaan yang membutuhkan dana untuk operasional bisa menerbitkan surat
berharga mereka di pasar perdana. Penawaran perdana ini akan disebut IPO (Initial
Public Offering) atau juga bisa melakukan going public untuk sekuritas tambahan.
Selanjutnya surat berharga tadi diperdagangkan di pasar sekunder untuk dibeli
para investor.
Adapun selanjutnya sekuritas akan dijual di pasar ketiga dan keempat. Di pasar
ketiga sendiri dijalankan oleh broker sebagai perantara antara pembeli dan penjual
pada saat pasar kedua tutup. Sedangkan di pasar keempat umumnya digunakan
jaringan komunikasi untuk jumlah blok yang besar.

2.2. Penawaran Perdana ke Publik


Sebelum sebuah perusahaan melakukan go-public, saham mereka dimiliki oleh
para manajer dan pegawai kunci dalam jumlah kecil. Saat perusahaan
membutuhkan dana lebih mereka bisa meminjam atau berutang dan juga menjual
saham mereka secara terbuka. Saat menawarkan saham ke publik adapun beberapa
keuntungan yang didapat:
1. Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang dari keterbukaan
informasi tentang perusahaan maka calon investor akan tertarik untuk membeli
saham terkait.
2. Bisa meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham .
3. Nilai pasar dapat diketahui.
Selain keuntungan, beberapa kerugian dari going public sendiri yaitu:
1. Biaya laporan akan meningkat karena harus menyerahkan laporan yang sangat
mahal kepada regulator setiap kuartal dan tahunnya.

12
2. Pemilik mungkin akan enggan mengungkapkan informasi tentang saham
karena publik akan mengetahui besar kekayaannya.
3. Adanya ketakutan untuk diambil alih karena manajer perusahaan publik
memiliki hak veto yang rendah.
Keputusan perusahaan untuk go public harus dipikirkan secara matang karena
banyak hal yang harus disiapkan. Isu utamanya yaitu tipe saham apa yang akan
diluncurkan, berapa harga yang akan ditetapkan untuk selembar saham dan kapan
waktu yang tepat untuk meluncurkan saham tersebut.
Isu utama sebelumnya akan diserahkan kepada banker investasi. Bankir
investasi nantinya akan menjadi perantara bagi perusahaan yang menjual saham
dan investor. Selain menjadi pemberi saran, banker investasi juga menjadi pembeli
saham dan pemasar saham ke investor pula.
Saat banker investasi menjual saham kembali ke publik hal ini disebut penjamin
emisi. Dimana banker investasi akan membeli sekuritas dengan harga yang sudah
disetujui dan akan menanggung resiko kegagalan atau kerugian menjual kembali.
Keuntungan sendiri akan didapat selisih harga beli dan jual saham (dikenal dengan
spread).
Namun, tidak semua bankir investasi akan membeli sekuritas dengan harga
yang ditentukan. Bagi perusahan yang belum mapan akan muncul resiko tinggi
kegagalan menjual kembali saham. Bankir investasi akan menggunakan basis
usaha terbaik untuk mendapatkan harga penjualan sebaik mungkin pula. Maka,
risiko kerugian nanti akan ditanggung oleh perusahaan penerbit saham bukan
banker investasi.
Jika risiko kegagalan tadi akan ditanggung bankir investor, maka akan dibentuk
sebuah sindikat. Sindikat adalah suatu grup yang terdiri atas lead manager (banker
investasi), beberapa underwriter sebagai anggota yang membeli sekuritas dan
menjualnya ke publik, dan beberapa sales group yang tidak membeli sekuritas
tetapi ikut membantu menjualnya ke publik. Penjualan ini harus didukung
informasi dan dokumen-dokumen yang diwajibkan oleh hukum dan juga menurut

13
peraturan yang berlaku. Salah satu dokumen yang diperlukan sendiri yaitu
prospectus yang berisi tentang perusahaan penerbit sekuritas dan informasi yang
diperlukan lainnya.

2.3. Pasar Modal Sekunder


Setelah sekuritas dijual di pasar perdana, maka selanjutnya sekuritas tersebut
diperdagangkan ke publik di pasar sekunder bersama dengan sekuritas perusahaan
lainnya. Pasar sekunder terbagi menjadi 2 yaitu pasar bursa saham dan over-the-
counter market (OTC). Sekuritas perusahaan kecil umumnya dijual di OTC market
sedangkan sekuritas perusahaan besar diperdagangkan di stock exchange.

2.3.1 Pasar Bursa Saham


Proses penjualan di pasar bursa saham biasanya menggunakan sistem lelang yang
membuat pasar ini juga sering disebut auction market. Transaksi di dalam pasar
ini dilakukan secara terbuka dan harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan
dari anggota bursa yang memberi ask price (harga penawaran terendah) dan bid
price (harga permintaan tertinggi).
Investor nantinya akan diwakili broker. Dimana investor memilih sendiri jenis
broker seperti full service atau discount broker. Full-service broker menawarkan
jasa terlengkap antara lain:
1. Investment research and advice.
Penelitian ini disediakan oleh broker dalam bentuk laporan atau publikasi rutin
yang meliputi tren pasar, prospek masa depan perusahaan dan sebagainya.
2. Asset management.
Broker dapat memberikan pinjaman dan mengelola dana yang diberikan
kepadanya. Investor dapat membuka rekening yang disebut rekening margin di
broker.
3. Order execution.

14
Membeli dan menjual sekuritas tanpa menggunakan broker akan menyulitkan
investor karena mereka harus mencari sendiri pembeli dan menentukan
harganya pula.
4. Clearing.
Setelah pesanan dituntaskan, banyak keperluan administrasi yang cukup
panjang dan kompleks. Belum pula regulasi dan hukum yang berlaku.

2.3.2 OTC Market


Over-The-Counter market merupakan pasar untuk perusahaan yang lebih kecil
dibanding perusahaan yang terdaftar di stock exchange market. Dalam OTC
digunakan sistem negosiasi antara investor dan dealer. Maka dari itu OTC juga
biasa disebut negotiated market. Pasar ini sendiri terhubung melalui sistem
jaringan dealer yang siap menjual dan membeli sekuritas. Dealer sendiri mendapat
laba dari perbedaan harga jual dan harga beli karena membeli sekuritas berkaitan
untuk dijual kembali.

15
BAB III
PASAR MODAL INDONESIA

3.1. Pendahuluan
Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta
(BEJ) atau dikenal juga sebagai Jakarta Stock Exchange (JSX). Sekuritas yang
diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen (preferred stock), saham biasa
(common stock), hak (rights), dan obligasi konvertibel (convertible bonds). Saham
biasa mendominasi volume transaksi di BEJ). Bursa efek terbesar setelah BEJ
adalah Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX).
Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.
Efektif mulai bulan November 2007, setelah diadakannya RUPSLB (Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30 Oktober 2007. BEJ
dan BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia). BEI akan
memperdagangkan seluruh produk investasi yang dimiliki BEJ dan BES seperti
saham, Kontrak Opsi Saham (KOS), Exchange Traded Funds (ETF), Obligasi,
maupun Kontrak Futures baik Nikkei-225 Futures atau LQ-45 Futures. Setelah
diadakan penggabungan, diharapkan nilai kapitalisasi pasar BEI mencapai
Rp2.100 triliun dan diharapkan terus berkembang sesudahnya.
Sampai akhir tahun 2007, terdapat 383 saham tercatat yang diperdagangkan di
BEI. Kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp1.988 triliun. Sampai kuartal pertama
tahun 2012, jumlah saham yang beredar di BEI mencapai 442 saham dengan nilai
kapitalisasinya sebesar Rp3.877 triliun. Tabel berikut menunjukkan
perkembangan BEI dari tahun 2007 sampai semester 1 tahun 2012.

3.2. Sejarah Pasar Modal di Indonesia


Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi dua puluh lima periode.
Periode pertama adalah periode zaman Belanda mulai tahun 1912 yang merupakan

16
tahun didirikannya pasar modal yang pertama. Periode kedua adalah periode orde
lama yang dimulai pada tahun 1952. Periode ketiga adalah periode orde baru
dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977. Periode keempat
dimulai tahun 1988 adalah periode bangunnya pasar modal dari tidur yang
panjang. Periode kelima adalah periode otomatisasi pasar modal mulai tahun 1995.
Periode keenam adalah periode krisis moneter mulai bulan Agustus 1977 dan
seterusnya.
1. Periode Pertama (1912-1942): Periode Jaman Belanda
Pada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta.
Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai "Vereniging voor Effectenhandel"
yang merupakan cikal bakal pasar modal pertama di Indonesia. Setelah perang
dunia pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal l Januari
1925 dan disusul di Semarang pada tanggal l Agustus 1925. Karena masih dalam
zaman penjajahan Belanda dan pasar-pasar modal ini juga didirikan oleh Belanda,
mayoritas saham-saham yang diperdagangkan di sana juga merupakan saham-
saham perusahaan Belanda dan afiliasinya yang tergabung dalam Dutch East
Indies Trading Agencies. Pasar-pasar modal ini beroperasi sampai kedatangan
Jepang di Indonesia di tahun 1942.
2. Periode Kedua (1952-1960) : Periode Orde Lama
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal l September 1951
dikeluarkan Undang-undang Darurat No. 12 yang kemudian dijadikan Undang-
undang No. 15/1952 tentang pasar modal. Juga melalui Keputusan Menteri
Keuangan No.289737/UU tanggal 1 November 1951. Bursa Efek Jakarta (BEJ)
akhirnya dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuan dibukanya kembali
bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan pada
tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dilakukan untuk mencegah saham-saham
perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan di pasar modal Jakarta lari ke
luar negeri.
3. Periode Ketiga (1977-1988): Periode Orde Baru

17
Bursa Efek Jakarta dikatakan lahir kembali pada tahun 1977 dalam periode orde
baru sebagai hasil dari Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976. Keputusan ini
menetapkan pendirian Pasar Modal, pembentukan Badan Pembina Pasar Modal,
pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT Danareksa.
Presiden Soeharto meresmikan kembali BEJ pada 10 Agustus 1977. PT Semen
Cibinong merupakan perusahaan pertama yang tercatat di BEJ. Periode ini juga
disebut sebagai periode tidur panjang, karena sampai dengan tahun 1988 hanya 24
perusahaan yang tercatat di BEJ (selama 4 tahun 1985-1988 tidak ada perusahaan
yang go public).
4. Periode Keempat (1989- Mei 1995): Periode Bangun dari Tidur yang Panjang
Sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977 sampai tahun 1988 BEJ dikatakan
dalam keadaan tidur yang panjang selama 11 tahun. Sebelum tahun 1988 hanya
terdapat 24 perusahaan yang terdaftar di BEJ. Setelah tahun 1988, selama 3 tahun
saja, yaitu sampai tahun 1990, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat
sampai dengan 127. Sampai dengan akhir tahun 1994 jumlah perusahaan yang
sudah IPO menjadi 225. Pada periode ini, Initial Public Offering (IPO) menjadi
peristiwa nasional dan banyak dikenal sebagai periode lonjakan IPO (IPO boom).
5. Periode Kelima (Mulai Mei 1995): Periode Otomatisasi
Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah melebihi
kapasitas manual, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan kegiatan
transaksi di bursa. Jika sebelumnya di lantai bursa terlihat dua deret antrian
(sebuah untuk antrian beli dan yang lainnya untuk antrian jual) yang cukup panjang
untuk masing-masing sekuritas dan semua kegiatan transaksi dicatat di papan tulis,
maka setelah otomatisasi, sekarang yang terlihat di lantai bursa adalah jaringan
komputer-komputer yang digunakan oleh broker.

6. Periode Keenam (Mulai Agustus 1997 - September 1998): Krisis Moneter


Pada bulan Agustus 1997, krisis moneter melanda negara-negara Asia,
termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea Selatan dan Singapura. Tidak

18
banyak perusahaan yang melakukan IPO hanya sebanyak 18 perusahaan. Krisis
moneter terjadi karena adanya penurunan nilai-nilai mata uang negara-negara Asia
yang disebabkan karena spekulasi dari pedagang-pedagang valas, kurang
percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri dan kurang
kuatnya pondasi perekonomian.
7. Periode Ketujuh (Mulai Juli 2000): Tanpa Warkat
Perdagangan dengan warkat sudah dianggap tidak efisien lagi, dikarenakan
banyaknya warkat yang hilang sewaktu disimpan atau banyak juga warkat yang
dipalsukan. Jika dilihat secara administratif penerbitan warkat ini akan
menghambat proses penyelesaian transaksi. Maka dari itu pada bulan Juli 2000
BEJ mulai menerapkan perdagangan-perdagangan tanpa warkat (scripless
tradings).
8. Periode Kedelapan (Oktober 1998 - Desember 2002): Penyembuhan
Pada periode penyembuhan sejumlah emiten baru mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Jakarta. Ada sekitar 68 emiten baru diantaranya yaitu Ciputra Surya
TBK, Samudera Indonesia Tbk, Tirta Mahakam Resources Tbk, dan lain
sebagainya. Periode ini ditandai dengan naik turunnya IHSG berkisar 400 poin
sampai dengan 700 poin.
9. Periode Kesembilan (Januari 2003 - Januari 2006): Kebangkitan kembali
Pada periode ini cukup banyak saham yang dicatatkan di pasar modal, dan
sebanyak 70 saham menawarkan saham perdananya. Beberapa perusahaan yang
menawarkan saham perdana yaitu Ratu Prabu Energi Tbk, Pelayaran Tempuran
Emas Tbk, Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan lain-lain. Kenaikan IHSG terjadi terus
menerus sejak tahun 2003 dan sampai akhir tahun 2007 IHSG sudah meningkat
lebih dari 470%. Pasar modal Indonesia mengalami kondisi yang baik (bullish)
dan merupakan salah satu pasar modal yang paling berkembang di dunia.
10. Periode Kesepuluh (Oktober 2007): Bursa Efek Indonesia

19
Efektif mulai bulan November 2007, setelah diadakan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Oktober 2007 maka Bursa Efek Jakarta
(BEJ) bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
11. Periode Kesebelas (Akhir Januari 2008 - Maret 2009): Krisis Global
Meskipun masih dalam kondisi krisis global, beberapa perusahaan melakukan
penawaran perdananya. 20 emiten baru yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta antara lain: Triwira Insanlestari Tbk. (28/01/2008), Elnusa Tbk.
(06/02/2008), Yanaprima Hastapersada Tbk (05/03/2008), dan sebagainya. Pada
akhir Januari 2008, pasar modal dikejutkan dengan pengungkapan kerugian
Citibank sekitar 30% akibat dari kasus Subprime Mortgage (kredit perumahan
berisiko tinggi) di Amerika Serikat.
12. Periode Keduabelas (April 2009 - Agustus 2011): Kejayaan
Selama masa kejayaan ini, cukup banyak emiten melakukan penawaran
perdana seperti Inovisi Infracom Tbk, Garda Tujuh Buana Tbk, Metropolitan
Kentjana Tbk, dan lain sebagainya. Pada tanggal 3 April 2009, nilai IHSG
menembus titik psikologi 1.500. Pelaku pasar yakin bahwa nilai 1.500 merupakan
nilai psikologis untuk IHSG, jika IHSG mampu menembus nilai pasar, maka
pelaku pasar optimis IHSG akan pulih kembali.
13. Periode Ketigabelas (Agustus 2011 - Juni 2012) : Stagnasi
Meskipun periode ini adalah periode stagnasi, masih ada juga beberapa emiten
melakukan penawaran perdana. Ada sebanyak 14 emiten yang mencatatkan saham
pertamanya saat stagnasi. Beberapa diantaranya yaitu perusahaan SMR Utama
Tbk, Solusi Tunas Pratama Tbk, Visi Media Asia Tbk, dan lain-lain.

14. Periode Keempat Belas (Juni 2012 - Mei 2013) : Kembali Berjaya
Setelah mengalami hampir setahun stagnasi. Pasar Modal Indonesia mulai
kembali berjaya, karena pada periode ini nilai indeks sudah mulai kembali

20
menembus angka 4.000 pada 3 Juni 2012 dan menembus angka psikologi 5.000
pada 7 Mei 2013.
15. Periode Kelima Belas (Juni 2013 - Juni 2014): Ketidakpastian Tapering AS
Pada bulan Agustus 2013, IHSG mengalami penurunan akibat pelemahan nilai
rupiah dalam 4 tahun terakhir dan juga adanya defisit transaksi berjalan yang
tertinggi sejak 1998. Penurunan ini juga dipengaruhi tutupnya Merril Lynch dan
digabung dengan Bank of America, juga rencana penurunan stimulus ekonomi
(tapering) oleh bank sentral AS. Pengaruh tadi melemahkan indeks di bursa-bursa
regional di Asia termasuk Indonesia.
16. Periode Keenambelas (Mulai Juli 2014 - April 2015): Reformasi Birokrasi
Pemerintahan
Pemilihan presiden Jokowi pada 9 Juli 2014 mematok target pertumbuhan
ekonomi dalam masa kepemimpinannya sebesar 7% dengan upaya peningkatan
infrastruktur dan SDM. Sehari setelah pemilihan, pasar saham melonjak dan rupiah
pun menguat menunjukkan prospek meyakinkan di Indonesia. IHSG menguat
lebih dari 2% pada 10 Juli 2014.
17. Periode Ketujuh Belas (Mulai April 2015 - September 2015): Perlambatan
Ekonomi Dunia
Perlambatan ekonomi ini dipicu turunnya harga minyak mentah dunia sejak
2014 setelah OPEC sepakat tidak memangkas produksinya. Hal ini mempengaruhi
perlambatan ekonomi di Amerika Serikat dan juga Tiongkok yang mengalami
devaluasi mata uang. Indonesia sendiri mengalami pelemahan dalam IHSG dan
nilai kurs valuta asing juga pengaruh besar ke pasar saham.

18. Periode Kedelapan Belas (Mulai September 2015 - Juni 2016): Paket Kebijakan
Ekonomi
Perlambatan ekonomi direspon oleh Jokowi dengan menerbitkan Paket
Kebijakan Ekonomi. Dari ini Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi pada

21
kuartal kedua sebesar 5,18%. Hal ini juga didorong belanja konsumen dan negara
yang baik. Pasar pun merespon secara positif pertumbuhan ini.
19. Periode Kesembilan Belas (Mulai Juni 2016 - Juli 2016): Britain Exit (Brexit)
Brexit merupakan singkatan dari Britain Exit yang merupakan upaya Britania
Raya untuk keluar dari Eropa dengan alasan Uni Eropa terlalu mempengaruhi
ekonomi Britania Raya. Brexit ini mempengaruhi arus investasi di Indonesia yang
datang dari Inggris. Walaupun tidak dipengaruhi secara penuh, namun tidak
memungkinkan adanya dampak bagi pasar modal dilihat dari dominasi asing di
pasar modal Indonesia.
20. Periode Kedua Puluh (Mulai Juni 2016 - September 2016): Pengampunan Pajak
(Tax Amnesty) )
Amnesti penghapusan sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana bidang
prpajakn atas harta pada 2015 dan yang belum dilaporkan dalam SPT. Pergerakan
IHSG dari amnesti ini pun menunjukkan penguatan sebesar 7,90%. Perusahaan
emiten pun mendapat tambahan likuiditas dari program ini untuk memperluas
usaha. Hal ini membuat kinerja IHSG akan terus meningkat.
21. Periode Kedua Puluh Satu (Mulai 9 November 2016): Pemilihan Presiden
Amerika Serikat ke 45
Pemilihan presiden Amerika Serikat ke 45 antara Hillary Clinton dan Donald
Trump dilakukan pada 9 November. Saat Donald Trump memenangkan pemilihan,
indeks di beberapa negara mulai berjatuhan. Dalam IHSG sendiri dari Rabu 9
November sampai penutupan pada 15 November menunjukkan penurunan sebesar
7,29%. Penurunan ini diakibatkan perkataan Donald Trump yang akan membatasi
imigran masuk ke Amerika Serikat yang menimbulkan reaksi negatif negara lain.
Alasan lain nya pun ketidakpastian kebijakan ekonomi AS.
22. Periode Kedua Puluh Dua (Perhitungan Seluruh Tahun 2017): Peningkatan
Level IHSG
Jokowi mengungkapkan adanya pencapaian IHSG yang melampaui perkiraan
dari 6000. Dimana IHSG sendiri pada penutupan pada tahun 2017 mencapai angka

22
6.335. Adapun 37 perusahaan yang melakukan pencatatan IPO di BEI yang
merupakan angka tertinggi di 23 tahun terakhir.
23. Periode Kedua Puluh Tiga (Perhitungan Selama Tahun 2018): Munculnya
Kebijakan Baru
Seluruh perkembangan perekonomian global dan nasional tersebut, telah
berdampak pada lesunya saham di Bursa Efek Indonesia sejak awal tahun hingga
akhir kuartal ke 3. Namun demikian pada pertengahan kuartal ke 4, aktivitas
perdagangan meningkat, selaras dengan keberhasilan BEI dalam menerapkan
kebijakan percepatan penyelesaian siklus transaksi dari T+3 menjadi T+2.
Kebijakan baru ini memungkinkan likuiditas investor ‘bertambah’ untuk
melakukan transaksi dan berinvestasi.
Sebagai informasi, rata-rata nilai transaksi perdagangan saham harian meningkat
11,80% dari Rp7,60 triliun pada tahun 2017 menjadi sebesar Rp8,50 triliun pada
tahun 2018. Sementara itu, rata-rata volume transaksi perdagangan saham harian
turun 11,59% menjadi 10,57 miliar saham dari sebelumnya 11,95 miliar saham,
sedangkan rata-rata frekuensi transaksi perdagangan saham harian tetap tumbuh
23,78% menjadi 386.804 kali dari 312.485 kali pada tahun 2017. Meski demikian
indeks harga saham gabungan, mengalami penurunan tipis 2,54% dari posisi
6.355,65 di akhir tahun 2017, menjadi 6.194,50 di akhir tahun 2018. Angka
penurunan ini tetap lebih baik dari penurunan indeks yang dialami bursa-bursa
utama di seluruh dunia maupun di kawasan ASEAN.

24. Periode Kedua Puluh Empat (2019): Pertumbuhan IHSG


Tahun 2019 merupakan tahun yang cukup berat bagi para pelaku ekonomi. Oleh
karena itu, tumbuhnya jumlah investor sebesar 53,41% menjadi 2,48 juta investor
dibandingkan dengan tahun 2018 merupakan salah satu pencapaian besar. Sinergi
dan koordinasi antara para pemangku kepentingan termasuk pembuat kebijakan,
pemerintah dengan sejumlah instansi seperti Bank Indonesia, OJK, serta instansi
lain merupakan pilar yang sangat penting untuk menjaga stabilitas dan juga

23
kesempatan untuk tumbuh. Di saat banyak bursa efek negara lain yang
mencatatkan pertumbuhan negatif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih
tumbuh sepanjang tahun 2019 bahkan masih lebih baik dibandingkan indeks lain
di Asia Tenggara. Di antara negara anggota, Indonesia tumbuh tinggi keempat
setelah Vietnam, Singapura, dan Filipina. Bursa Vietnam tumbuh 7,55%,
Singapura tumbuh 5,2%, dan Filipina tumbuh 4,68%. Sementara, Thailand hanya
naik 1,02%. Bahkan, indeks Malaysia terkoreksi 5,3% (ytd). Lalu indeks Laos
yang paling terdampak karena terkoreksi hingga 13%. Dari perbandingan tersebut
bisa dikatakan bahwa Indonesia memiliki comparative advantage dibanding
emerging country lainnya.
25. Periode Kedua Puluh Lima (Mulai Awal 2020-20 Maret 2020): Dampak
Pandemi Covid-19
Otoritas Jasa Keuangan menyebut adanya pandemi COVID-19 mempengaruhi
IHSG longsor dari level 6.300 menjadi 3.900. Kebijakan moneter di empat negara
ASEAN memerlukan waktu untuk mempengaruhi posor seperti pelonggaran
kuantitatif membeli surat berharga pemerintah. Juga kebijakan fiskal digunakan
untuk mengurangi efek merugikan terhadap pasar modal dengan cara memberi
bantuan kepada usaha.

3.3. Indeks Pasar Modal di Indonesia


Dalam pasar modal, indeks digunakan sebagai indikator untuk mengamati
pergerakan harga dari semua sekuritas. Sampai pada tahun 2016, BEI mempunyai
beberapa indeks, antara lain:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meliputi pergerakan harga
untuk saham biasa dan preferen. Perhitungan IHSG menggunakan value-
weighted index yang menggunakan nilai kapitalisasi pasar. Nilai dasar IHSG
selalu disesuaikan untuk kejadian IPO, right issues, partial/company listing,
konversi warrant dan convertible bond dan delisting.

24
2. Indeks Liquid-45 (ILQ-45)
Pasar modal di Indonesia tergolong pasar modal dengan transaksi tipis,
yang sebagian besar sekuritasnya kurang aktif diperdagangkan. Diakibatkan
IHSG yang mencakup semua saham, maka diperkenalkan Liquid-45. ILQ-45
diperbaharui setiap 6 bulan sekali. Yaitu awal bulan Februari dan Agustus.
3. Indeks-Indeks IDX Sektoral
Indeks ini merupakan bagian dari IHSG yang dibedakan menjadi 9
sektor industri menurut JASICA. Nilai basis untuk masing-masing sektor
adalah 100.
4. Jakarta Islamic Index (JII)
JII ini diperbaharui 6 bulan sekali pada awal Januari dan Juli.JII berisi
30 saham perusahaan yang berdasar Syariah Islam. Salah satunya adalah
mempunyai rasio utang terhadap aktiva tidak lebih dari 90% di laporan
keuangan tengah atau tahunan.
5. Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan
Pada 2002, BEJ meluncurkan 2 indeks baru yaitu Main Board Index
(MBX) dan Development Board Index (DBX). Basis dari MBX adalah 28
Desember 2001 dengan nilai dasar 100. Main board ini menampung emiten
berukuran besar dan mempunyai catatan kerja yang baik. Sedangkan
development board digunakan untuk menyehatkan perusahaan yang kinerjanya
menurun dan berprospek baik namun belum menguntungkan.
6. Indeks Kompas 100
Indeks Kompas 100 dirilis pada 2007 yang merupakan hasil kerja sama
BEJ (Bursa Efek Jakarta) dengan harian Kompas. Indeks ini berisi 100 saham
berkategori mempunyai likuiditas yang baik, kapitalisasi yang tinggi,
fundamental yang kuat, serta kinerja perusahaan yang baik.
7. Indeks BISNIS-27
Indeks ini merupakan hasil kerjasama antara IDX dan harian Bisnis
Indonesia yang diluncurkan pada tahun 2009. Indeks ini berisi 27 saham

25
berdasarkan kriteria fundamental dan teknikal atau likuiditas dari transaksi.
Kriteria fundamental yang dipakai yaitu pendapatan operasi, laba bersih, ROA
(Return of Asset), ROE (Return on Equity), dan DER (Debt Equity Ratio).
Sedangkan dalam kriteria teknikal digunakan jumlah hari transaksi setahun,
nilai perdagangan, volume, frekuensi, dan kapitalisasi pasar.
8. Indeks PEFINDO25
Hasil kerjasama antara IDX dengan PEFINDO (Pemeringkat EFek
INDOnesia) melahirkan indeks PEFINDO25 yang diluncurkan pada tahun
2009. Indeks ini berisi 25 saham perusahaan kecil dan menengah terdaftar di
IDX dengan kinerja fundamental dan likuiditas baik dan mempunyai
kepemilikan publik yang tinggi.
9. Indeks SRI-KEHATI
Indeks yang diluncurkan pada tahun 2009 ini merupakan hasil
kerjasama antara IDX dengan Yayasan KEHATI (Keanekaragaman Hayati
Indonesia) yang bergerak dalam upaya konservasi dan penggunaan
keberlanjutan sumber-sumber daya keanekaragaman hayati. Saham yang
dimasukkan terdaftar di IDX dengan praktik memuaskan mendukung
keberlanjutan dengan kepedulian terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola
korporasi yang baik.
10. Indeks Saham Syariah Indonesia
Indeks ini diluncurkan oleh IDX pada tahun 2011 berisi saham-saham
pada daftar Efek Syariah (DES). Indeks ini dihitung sama dengan perhitungan
IHSG yaitu rata-rata timbangan kapitalisasi pasar. Kriteria saham pada indeks
ini berhubungan dengan perbankan syariah di Indonesia seperti
penyelenggaraan konsep ribawi, perusahaan yang mendistribusikan barang
terbukti halal, dan juga transaksi yang tidak mengandung elemen penyuapan.
11. Indeks IDX30
Indeks yang diluncurkan pada tahun 2012 ini berisi 30 saham
kapitalisasi terbesar pada LQ45 dihitung menggunakan rata-rata timbangan

26
kapitalisasi pasar. Indeks ini memiliki kriteria nilai, frekuensi, total hari
transaksi, dan kapitalisasi pasarnya. Aspek kualitatif yang menjadi
pertimbangan lainnya adalah kondisi keuangan, prospek pertumbuhan, dan
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pertumbuhan perusahaan.
12. Indeks Infobank15
Indeks yang dibuat pada 2012 ini merupakan kerjasama antara IDX dan
PT Infoarta Pratama (penerbit majalah Infobank). Adapun beberapa
pertimbangan indeks ini yaitu peringkat bank, skor Good Corporate
Governance, dan aktivitas saham. Aktivitas tersebut meliputi nilai transaksi,
frekuensi, jumlah hari transaksi, kapitalisasi pasar, dan rasio free float share.
13. Indeks SMintra18
Indeks ini berisi 18 saham infrastruktur dan pendukungnya. Dibuat atas
kerjasama IDX dan PT Sarana Multi Infrastructure dengan dasar pemilihan
saham:
- Perusahaan yang didanai PT Sarana Multi Infrastructure
- Aktivitas dari saham (nilai transaksi, frekuensi, jumlah hari transaksi,
kapitalisasi pasar, dan rasio free float share.
14. Indeks MNC36
Indeks ini diluncurkan pada 2013 oleh Grup MNC dihitung dengan rata-
rata tertimbang dari kapitalisasi pasar. Indeks ini berisi 36 saham dengan
kriteria. Beberapa diantaranya yaitu dipilih 100 saham kapitalisasi pasar
terbesar, Disaring menjadi 50 saham dengan laba bersih terbesar, sampai
menjadi 36 saham dengan DER terkecil.
15. Indeks Obligasi Indonesia (INDOBeX)
Inisiatif dari OJK memberikan panduan bagi pasar modal Indonesia
mengenai pasar obligasi yang merupakan operasi gabungan antara BEI dan
Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA). Ada 3 jenis indeks INDOBeX yaitu:
1. INDOBeX composite, INDOBeX government, INDOBeX.

27
16. Indeks Investor33
Pada 2014, BEI dengan PT Media Investor Indonesia meluncurkan
Indeks Investor33. Dalam perhitungan indeks ini digunakan pembobotan
berdasarkan kapitalisasi pasar. Saham yang bisa masuk kesini adalah emiten
harus memiliki kinerja fundamental, dan kinerja teknikal yang baik.

3.4. Para Pelaku dan Berbagai Kegiatan di Pasar Modal Indonesia


Dalam pasar modal Indonesia ini memiliki para pelaku dan berbagai kegiatan,
berikut adalah para pelaku dan berbagai kegiatan yang ada di pasar modal
Indonesia :
1. BAPEPAM-LK
Untuk melindungi investor dari praktik tidak sehat di pasar saham, maka
perlu diregulasi untuk kepentingan publik. Jika pasar saham tidak diatur dan
diawasi, kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham akan berkurang. Maka
pada tahun 1976, melalui keputusan presiden departemen keuangan indonesia
mendirikan BAdan PElaksana PAsar Modal (BAPEPAM), yang berperan
melaksanakan jalannya kegiatan pasar modal dan juga regulasinya. Kedua
peranan ini dianggap menimbulkan konflik, karena badan ini dianggap
meregulasi pelaksanaan dirinya sendiri. Oleh karena itu, pada tahun 1990
mengubah BAPEPAM sebagai Badan Pengawas Pasar Modal yang fungsinya
hanya sebagai pembuat regulasi (regulator), pengordinasi semua bursa pasar
modal yang ada di Indonesia dan pengawas jalannya pasar modal (watch-dog).
Melalui Kep. Menkeu RI No. KMK 606/KMK.01/2005 pada tahun
2005, dilakukan penggabungan antara Unit eselon I Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam) dengan Unit Eselon I Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan (DJLK). Gabungan ini menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). BAPEPAM-LK memiliki tugas untuk
mengatur, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan sehari-hari pasar modal,
serta mempunyai tugas merumuskan kebijakan di bidang lembaga keuangan.

28
Misalnya membuat dan meyakinkan pelaksanaan peraturan, kebijakan, standar,
norma, dan pedoman kriteria dan prosedur di bidang pasar modal, dan
menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan bagi Emiten dan Perusahaan Publik.

2. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan Undang-undang
No. 21 Tahun 2011. Visi dari Otoritas Jasa keuangan (OJK) adalah menjadi
lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa
keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta
dapat memajukan kesejahteraan umum.
Berdasarkan Pasal 1 dari Undang-undang No. 21 Tahun 2011 ini
menjelaskan bahwa Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK,
adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini. Dari Pasal 1 ini terlihat bahwa OJK mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang dalam hal:
a. pengaturan (regulation).
b. pengawasan (supervision),
c. pemeriksaan (inspection), dan
d. penyidikan (investigation).
Pasal 2 menjelaskan bahwa Dewan Komisioner adalah pimpinan tertinggi OJK
yang bersifat kolektif dan kolegial.

Pasal 4 UU ini ment.ájukkan OJK dibentuk dengan tujuan agar


keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
a. terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;

29
b. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan
dan stabil; dan
c. mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.

Sesuai dengan Pasal 5, OJK berfungsi menyelenggarakan sistem


pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap pengawasan terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Pasal 6 menjelaskan OJK
melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
a. kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
b. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan
c. kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Dengan dibentuknya OJK ini, maka BAPEPAM-LK yang mempunyai


tugas pengaturan dan pengawasan di sektor Pasar Modal diambil alih oleh OJK
dan BAPEPAM-LK ditiadakan. Untuk melaksanakan tugas pengaturan
(regulation) dan pengawasan (supervision) di Sektor Perbankan, Pasal 7
memberi OJK wewenang sebagai berikut.
a. Pengaturan (regulation) dan pengawasan (supervision) mengenai
kelembagaan bank yang meliputi
1. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia,
merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank,
dan kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana. penyediaan dana,
produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa.
b. Pengaturan (regulation) dan pengawasan (supervision) mengenai kesehatan
bank yang meliputi:

30
1. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap
simpanan, dan pencadangan bank;
2. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
3. Sistem informasi debitur;
4. Pengujian kredit (credit testing); dan
5. Standar akuntansi bank.
c. Pengaturan (regulation) dan pengawasan (supervision) mengenai aspek
kehati-hatian bank, meliputi:
1. Manajemen risiko;
2. Tata kelola bank;
3. Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
4. Pencegahan perbankan. pembiayaan terorisme dan kejahatan
d. Pemeriksaan bank.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan (regulation) secara umum di
sektor jasa keuangan, Pasal 8 memberi OJK wewenang sebagai berikut.
1. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
2. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan:
3. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
4. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
5. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis
terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter
pada Lembaga Jasa Keuangan;
8. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
9. Menetapkan peraturan sanksi sesuai dengan mengenai ketentuan tata
cara pengenaan peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan.

31
Untuk melaksanakan tugas pengawasan (supervision) secara umum di
sektor jasa keuangan, Pasal 9 memberi OJK wewenang sebagai berikut.
1. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan;
2. Mengawasi pelaksanaan tugas dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif,
3. Melakukan pengawasan yang pengawasan, pemeriksaan, penyidikan,
perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa
Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan;
4. Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau
pihak tertentu;
5. Melakukan penunjukan pengelola statuter;
6. Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
7. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan di sektor jasa
keuangan, dan
8. Memberikan dan/atau mencabut:
● Izin usaha;
● Izin orang perseorangan;
● Efektifnya pernyataan pendaftaran;
● Surat tanda terdaftar:
● Persetujuan melakukan kegiatan usaha;
● Pengesahan;
● Persetujuan atau penetapan pembubaran, dan
● Penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan.

32
3. Prosedur Pendaftaran dan Sekuritas di BEI
Sebuah perusahaan yang akan going public dapat mengikuti prosedur
yang terdiri dari tiga tahapan utama. Yang pertama adalah persiapan diri. Yang
kedua adalah memperoleh izin registrasi dari BAPEPAM-LK (sekarang OJK).
Yang ketiga adalah melakukan penawaran perdana ke publik (initial public
offering) dan memasuki pasar sekunder dengan mencatatkan efeknya di bursa.
a. Persiapan Untuk Going Public
Persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut ini.
1. Manajemen harus memutuskan suatu rencana untuk memperoleh dana
melalui publik dan rencana ini harus diajukan di rapat umum pemegang
saham dan harus disetujui.
2. Perusahaan bersangkutan harus menugaskan pakar-pakar pasar modal
dan institusi-institusi pendukung untuk membantu di dalam penyediaan
dokumen-dokumen yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut ini.
● Underwriter (penjamin emisi) yang akan mempersiapkan segala
sesuatunya berkaitan dengan proses penempatan saham di pasar
primer.
● Profesi-profesi yang terdiri dari:
● Kantor akuntan publik yang independen untuk mengaudit
laporan keuangan selama dua tahun terakhir dengan pendapat
unqualified opinion;
● Notaris publik yang akan mempersiapkan dokumen persetujuan
dari pemegang saham, persetujuan-persetujuan lainnya yang
berkaitan dengan going public dan hasil dari rapat-rapat yang
dilakukan;
● Konsultan hukum untuk menyediakan opini-opini yang
berhubungan dengan hukum

33
● Perusahaan penilai (appraisal company) yang akan menilai
kembali (jika diperlukan) aktiva- aktiva tetap yang dimiliki oleh
perusahaan.
● Institusi-institusi pendukung:
● Trustee untuk mewakili kepentingan dari pemegang obligasi
(untuk perusahaan yang akan menjual obligasinya);
● Penjamin (guarantor);
● Biro Administrasi Sekuritas;
● Kustodian.
3. Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk penawaran ke
publik.
4. Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa
5. Mengumumkan ke publik.
6. Menandatangani perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan going
public.
7. Untuk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus mendaftarkannya
ke agen peringkat untuk mendapatkan peringkat untuk obligasi yang
akan ditawarkan. Agen peringkat yang ditunjuk adalah PT Pemeringkat
Efek Indonesia (PEFINDO) yang didirikan pada tanggal 21 Desember
1993.
8. Mengirimkan pernyataan registrasi dan dokumen- dokumen pendukung
lainnya ke BAPEPAM-LK.

b. Registrasi di BAPEPAM-LK
Setelah semua persiapan yang dibutuhkan sudah diselesaikan dan
semua dokumen yang dibutuhkan untuk registrasi di BAPEPAM-LK sudah
dikirimkan, berikutnya adalah tugas dari BAPEPAM-LK untuk
mengevaluasi usulan going public ini. Yang dilakukan oleh BAPEPAM-
LK adalah. sebagai berikut ini.

34
1. Menerima pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendukung
dari perusahaan yang akan going public dan dari underwriter.
2. Pengumuman terbatas di BAPEPAM-LK.
3. Mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan.
4. Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasarkan pada
tiga hal utama, yaitu kelengkapan dokumen, kebenaran dan kejelasan
dari informasi dan pengungkapan (disclosure) tentang aspek-aspek
legalitas, akuntansi, keuangan dan manajemen. Jika selama 30 hari
BAPEPAM-LK tidak memberi jawaban, maka pernyataan registrasi
akan dianggap secara otomatis efektif,

c. Pencatatan di Bursa
Setelah BAPEPAM-LK mendeklarasikan keefektifan dari
pernyataan registrasi, selanjutnya underwriter dapat menjual saham
perdana tersebut di pasar primer. Setelah penawaran perdana selesai,
emiten (perusahaan yang going public) dapat melakukan proses-proses
berikut ini untuk mencantumkan sahamnya di pasar sekunder (bursa).
1. Emiten mengisi dan menyerahkan aplikasi yang formulirnya disediakan
oleh BEI untuk permintaan mencantumkan sahamnya di bursa efek.
2. BEI akan mengevaluasi aplikasi ini berdasarkan kriteria yang sudah
ditentukan.
3. Jika aplikasi ini memenuhi kriteria yang disyaratkan, BEI akan
menyetujuinya.
4. Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencantuman (listing fee).
Biaya jasa pencantuman terdiri dari dua macam, yaitu biaya jasa
pencantuman awal (initial listing fee) dan biaya jasa pencantuman
tahunan (annual listing fee). Untuk biaya saham awal (initial listing fee)
ditentukan sebesar minimum Rp10 juta dan maksimum Rp150 juta (jika
ada tambahan listing berikutnya dibebankan biaya tambahan sebesar

35
minimum Rp1 juta untuk tiap kelipatan Rp1 miliar dari kapitalisasi
pasarnya dengan minimum Rp10 juta dan maksimum Rp150 juta).
Untuk annual listing fee ditentukan sebesar Rp500.000,- untuk setiap
Rp1 miliar dari nilai nominal sahamnya, minimum Rp5 juta dan
maksimum Rp100 juta.
5. BEI kemudian akan mengumumkan pencantuman dari sekuritas ini.
6. Sekuritas yang sudah tercantum ini siap untuk diper- dagangkan.
d. Pelaporan yang Diwajibkan
Setelah perusahaan mencatatkan sahamnya di pasar bursa,
perusahaan ini menjadi perusahaan publik yang sahamnya juga dimiliki
oleh publik. Untuk melindungi publik yang juga merupakan pemilik dari
perusahaan, BAPEPAM dan BEI mengharuskan perusahaan publik
menyerahkan laporan-laporan rutin atau laporan-laporan khusus yang
menerangkan peristiwa- peristiwa penting yang terjadi. Laporan-laporan
ini akan segera disebarkan ke publik melalui pengumuman di bursa atau
investor dapat mendapatkannya dengan meminta langsung di BEI atau
lewat broker.

4. Sistem Perdagangan di BEI


Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order-driven market
system dan sistem lelang kontinyu (continuous auction system). Dengan order-
driven market system berarti bahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin
melakukan transaksi harus melalui broker. Investor tidak dapat langsung
melakukan transaksi di lantai bursa. Hanya broker yang dapat melakukan
transaksi jual dan beli di lantai bursa berdasarkan order dari investor. Di
samping itu, broker dapat juga melakukan transaksi untuk dirinya sendiri untuk
membentuk portofolionya. Masing- masing perusahaan broker mempunyai staf
yang ditugaskan di lantai bursa. Staff ini disebut dengan Securities Dealer-
Broker Representative atau Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE).

36
Dengan sistem lelang kontinyu maksudnya harga transaksi ditentukan
oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) dari investor. Untuk sistem
manual, harga penawaran penjualan (ask price) dan harga permintaan
pembelian (bid price) dari investor diteriakkan oleh broker di lantai bursa.
Seperti di pasar lelang, harga transaksi ditentukan jika ada pertemuan antara
harga penawaran dan permintaan. Untuk sistem otomatisasi dengan JATS,
broker memasukkan order dari investor ke workstation JATS di lantai bursa.
Kemudian order ini akan diproses oleh komputer JATS yang akan menemukan
harga transaksi yang cocok dengan mempertimbangkan waktu urutan dari
order. Sistem lelang ini akan terus dilakukan secara kontinyu selama jam kerja
bursa sampai ditemukan harga kesepakatan.
Cara mendapatkan harga seperti di atas yaitu dengan cara lelang
kontinyu adalah untuk jenis transaksi yang reguler. Harga dari transaksi reguler
ini yang akan digunakan untuk menghitung indek harga gabungan dan yang
akan digunakan sebagai harga yang dicantumkan di bursa dan yang akan
disebarkan ke seluruh penjuru dunia.

5. Penyelesaian Transaksi
Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan yang
panjang di belakang bursa masih menunggu setelahnya. Pekerjaan ini
merupakan pekerjaan administrasi, pembayaran dan penerbitan sertifikat
kepemilikan. Proses penyelesaian pekerjaan-pekerjaan ini disebut dengan
kliring dan perusahaan yang dipercaya untuk menanganinya adalah PT Kliring
Pinjaman Efek Indonesia (KPEI) (sebelumnya adalah PT Kliring Deposit Efek
Indonesia (KDEI)) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
PT Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) didirikan pada tahun 1992
oleh tujuh bank BUMN (PT Bank Bumi Daya, PT Bank Dagang Negara, PT
Bank Ekspor Impor Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank
Pembangunan Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia dan PT Bank Tabungan

37
Negara) dan dua bursa efek (BEJ dan BES). Tujuannya adalah untuk merancang
dan mengembangkan sistem kliring yang efisien dan efektif. Pengembangan
sistem ini dimulai setelah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan pada
tanggal 25 Februari 1993. PT Kliring dan Deposit Efek Indonesia ditunjuk
untuk mengumpulkan pembayaran dan melakukan penyerahan sertifikat pada
hari ke lima atau hari ke T+4 setelah transaksi terjadi.
Pada bulan Januari tahun 1994 dengan menggunakan lima buah saham
yang paling likuid di BEJ, PT KDEI telah berhasil mencoba sistem
penyelesaian saham (kliring) untuk pertama kalinya. Sistem ini adalah sistem
netting, yaitu sistem yang dapat menghitung penghasilan neto (ner) dari dana
dan efek terhadap seluruh transaksi yang dilakukan oleh anggota bursa pada
satu hari kerja bursa. Dengan sistem netting ini, maka penyelesaian transaksi
antar anggota bursa akan lebih mudah diselesaikan. Pada bulan April tahun
yang sama, jumlah saham yang diuji untuk sistem mi ditingkatkan menjadi 60
buah. Pada tanggal 27 Juni 1994, BAPEPAM dan sebuah team kerja yang
terdiri dari wakil-wakil asosiasi profesional pasar modal mengevaluasi kinerja
dari sistem ini hasilnya menyetujui penerapan sistem ini secara penuh.
Target utama lainnya dari PT Kliring Pinjaman Efek Indonesia (KPEI)
adalah mengembangkan dan menerapkan sistem penyelesaian transaksi tanpa
sertifikat. Dengan sistem ini pemindahan-tanganan suatu sekuritas tidak harus
selalu dibuatkan sertifikatnya, akan tetapi cukup dicatat dan dilakukan
pemindahbukuan posisi kepemilikan secara elektronik. Sistem ini disebut
sebagai Sistem Pemindahbukuan (scripless system).

38
DAFTAR REFERENSI

Hartono, Jogiyanto. (2019). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:


BPFE.
30 Desember 2017.”Jokowi Tutup Perdagangan Pasar Modal 2017, IHSG Ditutup
Tembus Rekor Baru.”Bareksa
Laporan Tahunan PT Bursa Efek Indonesia tahun 2018
Laporan Tahunan PT Bursa Efek Indonesia tahun 2019
Rizvi, S.A., Juhro, S.M., & Narayan, P.K. (2021). Understanding market reaction to
COVID-19 monetary and fiscal stimulus in major ASEAN countries. Bulletin of
Monetary Economics and Banking, 24(3), 313-334.

39

Anda mungkin juga menyukai