Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGANTAR EKONOMI

TABUNGAN DAN INVESTASI


“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi”
Dosen Pengampu : Nina Lelawati S.E,. M.M.”

Di Susun Oleh:

1. Elis Istanti (NPM : 16630124)


2. Hendri Kurniawan (NPM : 16630122)
3. Rois Ikhsad Arrasyid (NPM : 16630102)

FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Tabungan
dan Investasi”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas Kelompok yang
diberikan oleh Ibu Nina Lelawati S.E,. M.M. selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi di Universitas Muhammadiyah Metro.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini dan di masa yang akan datang.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen yang
telah memberikan tugas dan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Kota Metro,9 November 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Teori Investasi.................................................................................. 3
B. Nilai Waktu Dari Uang Dan Kriteria Investasi................................ 5
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi.................... 10
D. Perbedaan Tabungan Dan Investasi................................................. 13
BAB III PENUTUP..................................................................................... 18
A. Kesimpulan...................................................................................... 18
B. Saran................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perekonomian suatu negara, tabungan dan investasi merupakan indikator yang
dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi di negara-negara
berkembang termasuk di dalamnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, memiliki
dana yang cukup besar. Pada umumnya negara sedang berkembang selalu menghadapi
permasalahan terbatasnya dana untuk membiayai investasi yang cukup besar. Investasi
merupakan salah satu mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Untuk keperluan tersebut
telah dilakukan usaha yang insentif untuk memobilisasi tabungan dari berbagai sumber.
Usaha memobilisasi tabungan atau menghimpun dana ketiga ditentukan oleh
kesanggupan dan kemauan masyarakat dari sisi penabung serta peran perbankkan dari sisi
penghimpun dana. Ketidakserasian antara masyarakat dan perbankkan sering menghambat
usaha untuk memobilisasi tabungan.
Tetapi di sisi lain, usaha pengerahan sumber dana dalam negeri untuk membiayai
pembangunan menghadapi kendala dalam pembentukan modal baik yang bersumber dari
penerimaan pemerintah yaitu ekspor barang dan jasa ke luar negeri, ataupun penerimaan
pemerintah melalui instrument pajak. Di indonesia untuk membiayai pembangunan
nasional yang mencakup investasi domestik, sumber dana nya dapat bersumber dari
tabungan nasional dan pinjaman luar negeri. Namun, karena terbatasnya jumlah dana serta
pinjaman yang diperoleh dari luar negeri, maka diperlukan tabungan nasional yang lebih
tinggi sebagai sumber dana yang utama.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian Investasi dan Tabungan
2. Apa pengertian Nilai waktu uang
3. Apa saja kriteria Investasi
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
5. Apa perbedaan tabungan dan investasi

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian investasi dan tabungan
2. Untuk mengetahui nilai waktu uang dan kriteria investasi
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
4. Untuk mengetahui perbedaan tabungan dan investasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI INVESTASI
1. Pengertian Investasi
Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian
tersebut menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang.
Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barangbarang modal
yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan Dalam prakteknya, dalam usaha
untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu,
yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal)
meliputi pengeluaran/perbelanjaan yang berikut:
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
b. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan
barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan
pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi
bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam
perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi netto.
Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan
pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai
pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal
adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.

3
a. Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah
pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan produksi,
bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya
lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk
harta tetap (fixed investment).
Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah
pembentukan
modal tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi
yang perlu
diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
b. Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target
penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu
saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan.
Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau
investasi yang diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi
dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.

2. Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat
pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya
naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin
tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar
dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila
pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis
makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi
otonomi. Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous
investment,) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam
jangka panjang seperti :
a. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
b. Tingkat bunga. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.

4
c. Kemajuan teknologi.
d. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
e. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan

B. NILAI WAKTU DARI UANG DAN KRITERIA INVESTASI


1. NILAI WAKTU DARI UANG
Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu dari uang
merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang pada waktu sekarang
akan lebih berharga dari pada nilai uang pada masa yang akan datang atau suatu
konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena
perbedaaan waktu.
Waktu akan merubah nilai uang dengan sendiri nya tanpa ada aturan tertentu yang
mengharuskan perubahan nilai uang dengan jangka waktu tertentu. Serta seberapa
besar perubahan nilai uang tersebut.
Perubahan nilai uang sering dibandingkan oleh orang awam sebanding dengan
nilai dari bahan-bahan pokok. Sebut saja seorang ibu rumah tangga sering
mengeluhkan semakin mahal nya harga – harga bahan pokok yang semakin
meningkat dan sering pula membandingkan nya dengan masa sebelum nya.
Contohnya : seorang ibu rumah tangga pada masa lalu dengan uang sejumlah Rp.
10.000,- dapat membeli berbagai bahan pokok, tetapi pada masa sekarang dengan
uang sejumlah Rp. 10.000,- hanya dapat membeli satu kilogram beras saja. Atau
harga dari satu gram emas pada masa lalu seharga Rp. 30.000,- per gram tetapi pada
masa sekarang harga satu gram emas dapat mencapai Rp. 100.000,- per gram nya.
Hal tersebut dapat membuktikan perubahan nilai uang terhadap suatu barang
yang bersifat tetap tetapi yang berubah adalah nilai dari uang tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai uang sejumlah Rp. 10.000,- pada masa
lalu akan berbeda dengan nilai uang Rp. 10 000; sekarang dan akan berbeda pula
dengan nilai Rp 10.000,- pada saat sepuluh tahun mendatang. Hal tersebut sangat
mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan banyak
faktor yang mempengaruhinya seperti.adanya inflasi, perubahan suku bunga,
kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dan lain-lain.

5
Konsep time value of money ini sebenarnya ingin mengatakan bahwa jika Anda
punya uang sebaiknya -bahkan seharusnya diinvestasikan, sehingga nilai uang itu
tidak menyusut dimakan waktu. Sebab, jika uang itu didiamkan, ditaruh di bawah
bantal, brankas, atau lemari besi maka uang itu tidak bekerja dan karenanya nilainya
semakin lama semakin turun.
Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang
dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna
untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah
proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih
menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun
pertama sampai tahun berikutnya.

2. Kriteria Investasi
Kriteria investasi ini sangat bermanfaat dalam melakukan pengukuran manfaat
atau keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan investasi terhadap suatu usaha.
Banyak orang yang menanggung rugi karena serampangan dalam melakukan
perhitungan atau bahkan tidak mengukur terlebih dahulu tingkat viabilitas dan share
profit serta management risk-nya ketika ia melakukan investasi.
Ada banyak kriteria investasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
investasi, dimana kriteria tersebut dapat membantu untuk melihat apakah investasi
tersebut dapat memungkinkan dan menguntungkan atau tidak. Perlu dijelaskan
bahwa kriteria investasi merupakan sebuah metode analisis yang dipakai untuk
memperhitungkan antar biaya yang dikeluarkan dengan kemanfaatan yang akan
diperoleh selama investasi tersebut dilakukan.
Dalam mengukur atau menilai investasi yang akan atau telah terjadi terdapat
beberapa kriteria yang digunakan, yaitu :
1. NPV (Net Present Value)
Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang.
NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present
value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount
rate terentu. NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan
cost/biaya.

6
Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak
memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat,
maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode
diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya
total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present
value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai
sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya
total.
Menurut A. Choliq dkk, (1994), NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada
suatu masa proyek yang diukur pada tingkat suku bunga tertentu. Dalam
perhitungan NPV ini perlu kiranya ditentukan dengan tingkat suku bunga saat
ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari
suatu cash flow yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukan.
Indikator NPV :
Jika NPV > 0 ( positif ), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.
Jika NPV < 0 ( negatif ), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.

2. Net Benefit Cost Rasio (Benefit B/C)


Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV
negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit)
yang diperoleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Apabila net B/C > 1, maka
proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan.
Demikian pula sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha
yang akan didirikan tidak layak untuk dilaksanakan.
B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding
hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C
(cost). Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan
menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan denganmelihat nilai
B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti
output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
Indikator NET B/C adalah :
Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.
Jika Net B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan.

7
3. Payback Period
Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali
semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. waktu
yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.
Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin
baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback
period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang
(> 5 tahun). Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-
biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik
(satuan waktu). Perhitungan payback belum memperhatikan time value of
money.
4. IRR (Internal Rate of Return)
Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada
saat NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi
dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian
investasi yang diinginkan (r).
Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi
adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan hasil pembandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi
yang diinginkan (r). Jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya
12%, proposal investasi ditolak. Begitu juga sebaliknya.

Contoh Kasus
Untuk memperjelas pemahaman konsep-konsep di atas, ikutilah kasus sederhana
di bawah ini. Kepada P.T. Tiara Sakti ditawarkan sebuah proposal investasi
berupa proyek pembangunan pabrik pengolahan limbah tapioka di daerah
Lampung. Usia proyek direncanakan tujuh tahun. Investasi awal yang
dibutuhkan Rp l miliar (Rp l.000 juta). Persiapan pembangunan pabrik satu
tahun. Selama proses persiapan tidak dikeluarkan biaya operasional. Pabrik
mulai berproduksi pada tahun pertama dan langsung berproduksi dengan
kapasitas penuh. Biaya-biaya maupun penerimaan hasil penjualan selama tujuh
tahun mendatang dianggap tetap. Biaya operasional per tahun Rp200 juta.

8
Penerimaan per tahun Rp 400 juta. Pada saat proyek ditutup tujuh tahun
kemudian, nilai sisa dari barang-barang modal (investasi awal) adalah sama
dengan nol. jika dana untuk proyek berasal dari pinjaman dengan bunga 15%
per tahun, hitunglah apakah proposal investasi tersebut dapat diterima.
Sekarang kita hitung apakah proposal investasi diterima atau tidak? Biaya biaya
yang dikeluarkan, termasuk investasi awal, dinotasikan sebagai C. Penerimaan
dinotasikan sebagai B dan tingkat diskonto yang digUnakan adalah 15%.
Dengan informasi-informasi di atas, kita dapat menyusun tabel arus kas keluar
masuk (cashflow) seperti di bawah ini:

Sebelum melakukan penghitungan lebih lanjut, harus dipastikan bahwa Anda


dapat membaca tabel di atas. Yang pertama kali harus dipahami adalah nilai-
nilai dalam kolom faktor diskonto. Angka-angka itu menunjukkan nilai sekarang
dari setiap rupiah yang diterima atau dikeluarkan. Misalnya, angka 0,87 di tahun
pertama bermakna bahwa nilai sekarang dari setiap rupiah pengeluaran atau
penerimaan setahun mendatang adalah Rp0,87. Angka ini diperoleh dengan cara
membagi nilai satu rupiah dengan (1+r) atau sama dengan 1/1,15. Angka 0,50
di tahun kelima diperoleh dengan cara membagi nilai satu rupiah dengan
(1+0,15)5 atau sama dengan 1/2,01.
Nilai sekarang dari kas keluar pada kolom kas keluar diperoleh dengan cara
mengalikan nilai nominal kas keluar dengan faktor diskontonya. Misalnya, nilai
sekarang dari investasi awal yang sebesar 1.000 adalah sama dengan 1.000,
sebab faktor diskontonya sama dengan 1 [1/(1,15)° = 1]. Sementara itu nilai
sekarang dari pengeluaran tahun kelima adalah 200 x 0,5 = 100. Dengan cara

9
yang sama, kita dapat menghitung angka-angka yang tertera dalam kolom arus
kas masuk.
Setelah dapat membaca tabel di atas, mari kita evaluasi proposal investasi
yang diajukan. Payback Period:
Dengan menggunakan metode diskonto, temyata sampai tahun ketujuh
proyek belum mencapai titik impas, dilihat dari angka akumulasi arus kas bersih
yang masih -166. Hasil ini jauh berbeda dengan menggunakan metode
nondiskonto yang menyatakan periode titik impas adalah 5 tahun. B/C Ratio:
Rasio B/C = 1.668/1.834 = 0,91. Dengan memperhitungkan nilai waktu
dari uang, diperoleh rasio B/C yang lebih kecil daripada satu. Proposal proyek
ditolak, kesimpulan yang sangat berbeda dibandingkan dengan menggunakan
metode nondiskonto.
Net Present Value:
Angka NPV = 1.668 - 1.834 = -166. Karena angkanya lebih kecil daripada
nol, proposal investasi ditolak, sebab nilai sekarang dari pengeluaran total lebih
besar daripada nilai sekarang penerimaan total.
Internal Rate of Return:
Dengan menggunakan cara manual (tidak dijelaskan dalam buku ini),
diperoleh angka IRR dari proyek adalah sekitar 8%. Angka ini jauh lebih rendah
daripada tingkat bunga yang sebesar 15%. Proposal investasi ditolak.
Dari kasus di atas berhasil dijelaskan bahwa dengan memperhitungkan
nilai waktu dari uang, dasar pengambilan kepurusan investasi menjadi lebih luas
dan akurat.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT


INVESTASI

1. Suku Bunga

Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi
karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga
pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan
pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.

10
2. Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB
per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota

Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya
beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau
daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita)
maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.

3. Kondisi sarana dan prasarana

Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana transportasi,
komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana
transportasi contohnya antara lain :

jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan lainlain. Sarana dan prasrana
telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel maupun nirkabel, jaringan internet,
prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari utilitas adalah tersedianya air bersih,
listrik dan lain-lain.

4. Birokrasi perijinan

Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi


investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi
yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena akan memperpanjang
waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu adalah uang.
Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang oknum aparat
pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dalam rangka memperpendek
birokrasi tersebut.

5. Kualitas sumberdaya manusia

Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya tarik investasi yang cukup
penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama
makin modern. Tekhnologi modern tersebut menuntut ketrampilan lebih dari tenaga
kerja.

11
6. Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan

Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini antara lain menyangkut peraturan


tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum, kontrak kerja dan lain-
lain.

7. Stabilitas politik dan keamanan

Stabilitas politik dan keamanan penting bagi investor karena akan menjamin
kelangsungan investasinya untuk jangka panjang.

8. Faktor-faktor sosial budaya

Contoh faktor sosial budaya ini misalnya selera masyarakat terhadap makanan.
Orang Jawa pedalaman misalnya lebih senang masakan yang manis rasanya,
sementara masyarakat Jawa pesisiran lebih senang masakan yang asin rasanya.

9. Pengaruh Nilai tukar

Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat
uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang
berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs
tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran
domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi
investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal
dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan
menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga
secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat.
Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada
pengeluaran / alokasi modal pada investasi.

Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching)


akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai
tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan
mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang
yang diperdagangkan / barang-barang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-
12
barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan
nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-
barang perdagangan tersebut.

10. Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena
tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan
dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh
pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif.
Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi
sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu
ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.

D. PERBEDAAN TABUNGAN DAN INVESTASI


Tabungan dan Investasi merupakan dua hal yang berbeda, namun di dalam
masyarakat terkadang masih diartikan sama. Investasi adalah segala macam usaha yang
dilakukan seseorang untuk menambah nilai dari aset yang telah dimilikinya. Sedangkan
tabungan lebih ke arah proses menyimpan sebagian hasil pendapatan yang disimpan atau
disisihkan untuk kepentingan di masa mendatang, walaupun pada praktiknya menabung
bisa meningkatkan nilai aset (uang) kita dalam bentuk tambahan bunga.
Jadi penekanan tabungan lebih ke arah mengamankan uang kita dengan risiko yang
nyaris tak ada, sedangkan investasi lebih ke arah menaikkan nilai tambah dengan segala
risiko yang ada didalamnya. Selain itu, untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaannya:
1) Karakteristik Produk Tabungan
Tabungan, merupakan produk bank yang paling populer dan paling dikenal
masyarakat. Beberapa karakteristik dari tabungan sebagai berikut:
a. Untuk jangka pendek atau berjaga-jaga
b. Pertumbuhan nilai aset sangat lambat
c. Minim risiko/hampir tidak berisiko apapun

13
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai persyaratan tertentu yang telah
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang
disamakan dengan itu. Adapun tujuan menabung di bank adalah untuk menyisihkan
sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan dan sebagai alat
untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha baik secara individu maupun kelompok.

2) Sarana yang Dapat Digunakan untuk Penarikan Uang di Tabungan


Uang yang ada di dalam tabungan bisa ditarik dengan menggunakan: buku tabungan,
slip penarikan, kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri), serta sarana lainnya, seperti:
formulir transfer, internet banking, mobile banking dan sebagainya.
3) Perhitungan Bunga Tabungan
Uang yang disimpan di dalam tabungan akan mendapatkan bunga setiap periode
tertentu (biasanya bulanan tergantung kebijakan bank). Adapun cara perhitungan bunga
tabungan menggunakan 3 metode sebagai berikut:
a. Metode Perhitungan Bunga Saldo Terendah
Besarnya bunga tabungan dihitung dari jumlah saldo terendah pada bulan laporan
dikalikan dengan suku bunga per tahun kemudian dikalikan dengan jumlah hari pada bulan
laporan dan dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun. Misalnya: Bunga tabungan bulan
Mei= …. % x 31 : 365 x saldo terendah bulan Mei.
b. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Rata-rata
Bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Saldo
rata-rata dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam bulan
berjalan, dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut.
c. Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian
Bunga dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan
menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya.
Tinggi rendahnya tingkat tabungan ditentukan oleh faktor tinggi rendahnya pendapatan
masyarakat, tinggi rendahnya suku bunga bank dan tingkat kepercayaan nasabah terhadap
bank. Sebelum Anda memutuskan menabung sebaiknya perhatikan metode perhitungan
bunga yang diberlakukan bank tersebut, sebab suku bunga tabungan dapat berubah
sewaktu-waktu, sehingga disebut suku bunga mengambang atau floating rate. Namun
beberapa bank ada yang menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu

14
tertentu (fixed rate). Selain itu perhatikan juga besaran pajak yang dikenakan atas bunga
tabungan yang diperoleh.

4) Tabungan, Produk Perbankan yang Paling Populer


Menabung di bank menjadi pilihan utama masyarakat saat ini. Berbeda dengan cara
menabung pada zaman dahulu, yang cukup menyimpan uangnya di rumah, baik disimpan
pada celengan maupun di bawah bantal atau kasur. Pergeseran pola menabung tersebut
telah membantu mengembangkan bisnis perbankan. Tabungan menjadi produk yang paling
populer di masyarakat, dibandingkan deposito dan giro karena beberapa faktor, antara lain:
a. Persyaratan yang relatif mudah
b. Cukup mengisi aplikasi dan melampirkan identitas diri, seperti: KTP, SIM, paspor,
atau kartu identitas lainnya
c. Setoran dana awal tabungan yang relatif kecil
d. Fasilitas yang ditawarkan bank cukup menarik, seperti: kemudahan transaksi,
asuransi dan program berhadiah
Namun kelemahan produk tabungan adalah tingkat suku bunga tabungan yang relatif
lebih kecil dibandingkan tingkat suku bunga deposito dan giro. Bahkan bagi nasabah yang
memiliki saldo terbatas, bunga tabungan yang diperoleh lebih rendah dibandingkan
potongan biaya administrasi atau pajak, sehingga saldo nasabah akan terus berkurang
akibat beberapa potongan tersebut.
5) Menggunakan Produk Investasi
Berbeda dengan tabungan, produk investasi lebih ke arah peningkatan aset dalam
bentuk imbal balik dari dana yang kita investasikan. Beberapa karakteristik investasi bisa
kita lihat berikut ini:
a. Untuk kepentingan jangka panjang, sehingga tidak dapat digunakan untuk
kepentingan mendadak atau jaga-jaga
b. Pertumbuhan atau penambahan nilai aset lebih cepat
c. Lebih berisiko, namun dapat memberikan banyak uang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: Investasi merupakan penanaman uang pada
suatu perusahaan atau proyek dengan tujuan memperoleh keuntungan. Jadi investasi
adalah membeli aset yang diharapkan di masa depan dapat dijual kembali dengan nilai
yang lebih tinggi. Sehingga harapan keuntungan di masa depan merupakan kompensasi
atas waktu dan risiko atas investasi yang dilakukan. Ada banyak pilihan berinvestasi,

15
antara lain: deposito, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas, saham, dan
sebagainya.

6) Jenis Investasi
Pada praktiknya, ada 2 jenis aset yang dapat diinvestasikan, yaitu:
a. Riil Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dana pada aset yang berwujud, seperti: tanah, emas,
bangunan, dan sebagainya.
b. Financial Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dana pada aset finansial, seperti: deposito, saham,
obligasi, dan sebagainya.
Jadi secara umum investasi di atas bisa digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
investasi riil dan investasi non riil. Investasi riil merupakan investasi dengan objek
investasi berupa obyek riil atau nyata meliputi: properti, tanah, perhiasan, dan lain-lain.
Sehingga objek investasi riil dapat memiliki pertambahan nilai serta dapat diakses
langsung oleh pemiliknya kapan saja.

Perbedaan Investasi Riil Dengan Investasi Non Riil


Investasi riil dan non riil bisa dilihat dari wujud aset yang diinvestasikan apakah wujud
fisiknya terlihat atau hanya dalam bentuk surat berharga. Untuk memudahkan pemahaman,
berikut ini perbedaan di antara keduanya jika dilihat dari berbagai sisi:
1. Aset
Aset investasi riil dapat dirasakan atau dilihat keberadaannya, baik itu tampilannya,
ukuran, maupun fisiknya, karena berwujud barang atau benda. Sedangkan investasi non riil
hanya dapat dilihat berupa: surat-surat berharga, laporan bulanan, portofolio, dan lain-lain.
2. Perantara atau Broker
Investasi riil tidak ada perantara atau broker, karena pemilik aset menjadi perantara
untuk dirinya sendiri. Sehingga tidak ada biaya perantara dan semua keputusan semua di
tangan pemilik aset.
3. Kepercayaan

16
Investasi riil tidak terlalu mementingkan tingkat kepercayaan. Namun berbeda dengan
investasi finansial yang sangat membutuhkan tingkat kepercayaan, karena melibatkan
profesi berstandar tertentu.

7) Analisa Penting dalam Melakukan Investasi


Seorang investor yang ingin melakukan investasi, sebaiknya melakukan analisis
terlebih dahulu sebelum menentukan keputusan investasinya. Ada 3 analisis yang harus
dilakukan, yaitu:
a. Analisis kondisi makro ekonomi
Tahap ini dilakukan untuk menganalisis kondisi perekonomian negara secara makro
dalam proses investasi. Variabel-variabel ekonomi makro yang dianalisis, antara lain:
tingkat inflasi, transaksi berjalan, kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang negara
terhadap mata uang negara lain), suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan lain-
lain.
b. Analisis jenis industri
Tahap ini, investor memilih industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika
dilakukan investasi. Sektor yang akan dijadikan investasi dapat dilihat dari pergerakan
dalam indeks sektoral industri pada pasar modal. Pilihlah sektor dengan indeks bagus
untuk investasi jangka panjang.
c. Analisis fundamental perusahaan
Analisis fundamental perusahaan dilakukan menggunakan rasio-rasio keuangan
perusahaan. Rasio-rasio keuangan tersebut terbagi menjadi 5 rasio, yaitu:
1. Rasio Likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek
yang jatuh tempo.
2. Rasio Aktivitas, yaitu kemampuan serta efisiensi perusahaan memanfaatkan aktiva
yang dimiliki atau perputaran (turnover) aktiva perusahaan.
3. Rasio Utang, yaitu kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio Profitabilitas, yaitu tingkat keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan.
5. Rasio Pasar, yaitu gambaran pasar menghargai saham perusahaan.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Investasi merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal
dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah
barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan
barang dan jasa di masa depan.
Tujuan dari investasi
1. Meningkatkan kesejahteraan, dengan berinvestasi dana yg tdk dikonsumsi skrg
diharapkan memberikan peningkatan konsumsi di masa yang akan datang.
2. Menghindari risiko penurunan nilai kekayaan/hak milik karena pengaruh inflasi
3. Penghematan pajak, fasilitas penghindaran pajak utk jenis investasi tertentu
Dalam mengukur atau menilai investasi yang akan atau telah terjadi terdapat beberapa
kriteria yang digunakan, yaitu : NPV (Net Present Value), Net Benefit Cost Rasio (Benefit
B/C), Payback Period, IRR (Internal Rate of Return).
Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet
giro dan atau alat lainya yang dapat dipersamakan dengan itu. Selain itu, tabungan juga
sering diartikan sebagai pendapatan suatu masyarakat yang tidak di belanjakan dan hanya
disimpan sebagai cadangan yang digunakan untuk berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu dari uang
merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang pada waktu sekarang akan
lebih berharga dari pada nilai uang pada masa yang akan datang atau suatu konsep yang
mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi

Suku Bunga, Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan
PDRB per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota, Kondisi sarana dan
prasarana, Birokrasi perijinan, Kualitas sumberdaya manusia, Peraturan dan undang-

18
undang ketenagakerjaan, Stabilitas politik dan keamanan, Faktor-faktor sosial budaya,
Pengaruh Nilai tukar, Tingkat Inflasi

Perbedaan Tabungan Dan Investasi

Menabung Investasi
Hasil dari menabung adalah bunga Hasil dari investasi disebut keuntungan (return)
(interest) Objek investasi adalah aset, baik riil ataupun
Objek menabung adalah uang keuangan (jadi dalam investasi, uang bukan objek
Transaksi menabung hanya dapat investasi tetapi sebagai alat ukur nilai asset)
dilakukan di perbankan atau lembaga Transaksi investasi dapat dilakukan di pasar riil
non bank lainnya yang mendapat izin maupun pasar keuangan
menerima simpanan uang Kegiatan usaha dilakukan di pasar keuangan
Pihak menabung disebut penabung atau dapat dilakukan di pasar modal bukan di
atau nasabah perbankan
Pihak yang melakukan investasi disebut investor

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu diharapkan investasi dan tabungan agar dapat
lebih ditingkatkan lagi, mengingat pentingnya peranan investasi dan tabungan dalam
perekonomian negara yang masih berkembang seperti di indonesia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Nopirin. 1986. Ekonomi Moneter 1. Yogyakarta:BPFE.


Sadono, Sukirno. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Bina Grafika
Winardi.1987. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Bandung : Alumi
Samuelson. 1982. Ekonomi Makro. Jakarta : Erlangga
Http://Documents.Tips/Documents/Kelompok-3-Teori-Investasi.Html.
Diakses Tanggal 27 November 2016 Pukul 09.30

Anda mungkin juga menyukai