Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Teori Produksi Dalam Islam


Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah hadits ekonomi

DISUSUN OLEH :

Diana Paramita 230302149

Tarisutia Aulia Br Ginting 230302188

Khairul Anwar Sembiring 230302162

Mata Kuliah : Hadits Ekonomi

Dosen Pengampu : Mawahdah Warrahmah S.H.I., M.H.I

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

INSTITUT SYEKH ABDUL HALIM HASAN

BINJAI SUMATERA UTARA

TAHUN 2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................4

A. Pengertian Produksi Islam..........................................................4


B. Tujuan Produksi Dalam Islam.....................................................4
C. Fungsi Produksi Dalam Islam.......................................................
D. Kegiatan Produksi Pada Masa Rasulullah SAW.........................5
E. Prinsip-Prinsip Dan Kaidah Produksi Dalam Islam......................
F. Nilai-Nilai Produksi Dalam Islam.................................................

BAB III PENUTUP................................................................................18

A. Kesimpulan................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................19

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga, kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Hadits Ekonomi yang berjudul “Teori Produksi Dalam Islam”. Sholawat serta salam tak lupa
juga kita limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Dengan rasa kesungguhan, penyusunan makalah ini dihadapkan pada pengetahuan
dan kemampuan serta waktu terbatas, sehingga kami sadar bahwa dalam penyusunan
makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Berhasilnya penyusunan ini tentunya berkat kerja sama dan terima kasih khususnya
kepada ibu Mawahdah Warrahmah S.H.I., M.H.I selaku dosen Hadits Ekonomi yang telah
membimbing saya. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu saya dengan senang hati menerima segala saran dan masukkan
yang bersifat membangun. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Binjai 14 Maret 2024

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Produksi merupakan mata rantai konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang
merupakan kebutuhan konsumen. Produksi, distribusi dan konsumsi sesungguhnya
merupakan satu rangkaian kegiatan ekonomi yang tidak bias dipisahkan. Ketiganya
memang saling memengaruhi,namun harus diakui produksi merupakan titik pangkal
dari kegiatan itu. Tidak akan ada distribusi tanpa produksi.
Pada prinsipnya Islam lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi
kebutuhan orang banyak, bukan hanya sekedar memenuhi segelintir orang yang
memiliki uang, sehingga memiliki daya beli yang lebih baik. Karena itu bagi Islam,
produksi yang surplus dan berkembang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tidak
dengan sendirinya mengindikasikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Kegiatan produksi dan konsumsi merupakan sebuah mata rantai yang salin berkait
satu dengan lainya. Kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan
konsumsi. Tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang
memberikan mashlahah maksimum bagi konsumen yang diwujudkan dalam pemenuhan
kebutuhan manusia pada tingkatan moderat, menemukan kebutuhan masyarakat dan
pemenuhanya, menyediakan persediaan barang/jasa dimasa depan. Serta memenuhi
sarana bagi kegiatan social dan ibadah kepada Allah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian produksi islam?
2. Bagaimana tujuan produksi dalam islam?
3. Bagaimana fungsi produksi dalam islam?
4. Bagaimana kegiatan produksi pada masa Rasulullah SAW?
5. Bagaimana prinsip-prinsip dan kaidah produksi dalam islam?
6. Bagaimana nilai-nilai produksi dalam islam?

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PRODUKSI
Secara umum Produksi merupakan proses untuk menghasilkan suatu barang dan jasa,
atau proses peningkatan utility (nilai) suatu benda. Dalam istilah ekonomi, produksi
merupakan suatu proses kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau
jasa tertentu dengan memanfaatkan factor-faktor produksi (amal/kerja, modal, tanah)
dalam waktu tertentu.1 Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang
dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Menurut Muhammad Rawwas
Qalahji “produksi” dalam bahasa Arab dengan kata al-intaj, yang secara harfiah
dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu) atau khidmatu
mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyadin min’anashir al-intaj dhamina itharu zamanin
muhaddadin) pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantuan penggabungan
unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas).2
Secara teknis, produksi diartikan sebagai proses mentransformasi input menjadi
output. Beberapa ekonomi muslim memberikan definisi yang berbeda mengenai
pengertian produksi, meskipun substansinya sama, yaitu:
1. Kahf mendefinisikan kegiatan produksi dalam perspektif Islam sebagai usaha
manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik meterialnya, tetapi juga
moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan
dalam agama Islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Mannan menekankan pentingnya motif altruism (altruism) bagi produsen yang islami
sehingga ia menyikapi dengan hati-hatu konsep Pareto Optimality dan Given
Demand Hypothesis yang banyak dijadikan sebagai konsep dasar produksi dalam
ekonomi konvensional.
3. Rahman dalam Anto menekankan pentingnya keadilan dan pemerataan produksi
(distribusi produksi secara merata)
1
Said Sa’ad Marathon, Ekonomi Islam Di Tengah Krisis Ekonomi Global, Jakarta: Bestari Buana Murni,
2007, hm,47
2
Sukarno Wibowo, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia : Bandung, 2013, hlm249-250
iv
4. UI Haq dalam Anto menyatakan bahwa tujuan dari produksi adalah memenuhi
kebutuhan barang dan jasa yang merupakan fardhu kifayah, yaitu kebutuhan yang
bagi banyak orang pemenuhanya bersifat wajib.
5. Siddiqi mendefinisikan kegiatan produksi sebagai penyediaan barang dan jasa
dengan memerhatikan nilai keadilan dan kebajikan/kemanfaatan (maslahah) bagi
masyarakat. Dalam pandanganya, sepanjang produsen telah bertindak adil dan
membawa kebajikan bagi masyarakat, maka ia telah bertindak islami.
Dari berbagai definisi diatas, maka bisa disimpulkan bahwa kepentingan
manusia, yang sejalan dengan moral Islam, harus menjadi focus dari kegiatan
produksi. Produksi adalah mencari, mengalokasikan, dan mengolah sumberdaya
menjadi output dalam rangka meningkatkan maslahah bagi manusia. Oleh karena itu,
produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-
karakter yang melekat pada proses dan hasilnya.3

B. TUJUAN PRODUKSI ISLAM


Produksi adalah kegiatan menciptakan suatu barang atau jasa, sementara
konsumsi adalah pemakaian atau pemnfaatan hasil produksi tersebut. Kegiatan
produksi dan konsumsi meruapakn sebuah mata rantai yang saling terkait satu
dengan lainnya. Oleh karena itu, kegiatan produksi harus sepenuhnya sejalan dengan
kegiatan konsumsi. Apabila keduanya tidak sejalan, maka tentu saja kegiatan
kegiatan ekonomi tidak akan berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Produksi
sebagai upaya manusia untuk meningkatkan tidak hanya kondisi materialnya tetapi
juga moralnya dan sebagai sarana untuk mencapai tujuannya di Hari Kiamat kelak.
Hal ini mempunyai tiga implikasi penting:
Pertama, produk-produk yang menjauhkan manusia dari nilai-nilai moralnya
sebagaimana ditetapkan dalam Al-Qur’an dilarang. Semua jenis kegiatan dan
hubungan industri yang menurunkan martabat manusia atau menyebabkan dia
terperosok ke dalam kejahatan dalam rangka meraih tujuan ekonomi semata-mata,
dilarang juga. Dengan demikian Nabi Muhammad SAW melarang bebrapa bentuk

3
Anita Rahmawaty, Ekonomi Mikro Islam, Kudus: Nora media enterprise, 2011, hlm, 102-104
v
kegiatan ekonomi tertentu seperti pelacuran dan pengahsilan yang diperoleh dari
kegiatan ekonomi tersebut.
Kedua, aspek sosial produksi ditekankan dan secara ketat dikaitkan dengan
proses produksi. Sebenarnya distribusi keuntungan dari produksi di antara sebagian
besar orang dan dengan cara yang seadil-adilnya adalah tujuan utama ekonomi
masyarakat. Sistem ekonomi islam lebih terkait dengan kesejahteraan masyarakat
dibandingkan dengan sistem yang ada atau dengan berbagai tipe kapitalisme
traditional.
Ketiga, masalah ekonomi bukanlah masalah yang jarang terdapat dalam
kaitannya dengan berbagai kebutuhan hidup tetapi ia timbul karena kemalasan dan
kealpaan manusia dalam usahanya untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dari
anugrah-anugrah Allah SWT baik dalam bentuk sumber-sumber manusiawi maupun
sumber-sumber alami. Kemalasan dan kealpaan ini disebut “kezaliman “ atau
“kekejaman” dalam Al-Qur’an. Sebuah hadis Nabi menceritakan bahwa beliau
menyerukan : “Mintalah pertolongan kepada Allah SWT dan jangan merasa tidak
mampu, karena tidak ada sesuatu pun yang tidak mungkin dikerjakan.4
Tujuan seorang konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa dalam
perspektif ekonimi islam adalah mencari mashlahah maksimum dan produsen juga
harus demikian. Dengan kata lain, tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan
barang dan jasa yang memberikan maslahah maksimum bagi konsumen. Secara lebih
spesifik, tujuan kegiatan produksi adalah meningkatkan kemaslahatan yang bisa
diwujudkan dalam berbagai bentuk diantaranya:
1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat
2. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya
3. Menyiapkan persediaan barang atau jasa di masa depan
4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan social dan ibadah kepada Allah.5

4
Monzer Kahf, Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam, Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 1995, Hlm 36-37
5
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013, hlm: 232-233
vi
C. FUNGSI PRODUKSI DALAM ISLAM

Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah


bentuk (form utility), memindahkan tempat (place utility), dan menyimpan (store utility).
Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dan output. Hubungan teknis yang
dimaksud adalah produksi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan faktor produksi.
Untuk memproduksi, dibutuhkan faktor-faktor produksi, yaitu alat atau sarana
umtuk melakukan proses produksi.6 Faktor-faktor produksi, antara lain manusia (tenaga
kerja = TK), modal (uang atau alat modal seperti mesin = M), SDA (tanah = T), dan skill
(tekhnologi = T). Tanpa faktor produksi, maka tidak akan ada produksi. Produksi yang
paling utama adalah manusia dan tanah (SDA). Ada dua macam produksi, yaitu
dihasilkan tanpa penggunaan tekhnologi, modal dan manusia yang disebut produksi
alami, yaitu produksi yang dilakukan oleh proses alam, dan produksi yang menggunakan
modal, tekhologi, dan manusia yang disebut produksi rekayasa.
Produksi alami bersifat eksternal, efisiensi, dan efektivitasnya tidak dapat
dikontrol oleh manusia sehingga kelebihan atau kekurangan merupakan hal yang harus
diterima oleh pemakai. Kebutuhan produsen adalah cara menghasilkan barang dengan
menggunakan biaya yang relative kecil untuk mendapatkan output yang relative lebih
besar (memuaskan).
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang
dipergunakan dan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu tanpa memerhatikan
harga, baik harga faktor produksi maupun harga produk. Fungsi ini masih bersifat umum
karena hanya mampu menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan bergantung pada
faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan
kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut.

6
Sri Kusumadewi, Analisis dan Desain Sysytem Fuzzy, (Yogyakarta:Graha Ilmu,2002),hlm.114.

7
D. KEGIATAN PRODUKSI PADA MASA RASULULLAH SAW.
Masyarakat Islam pada dasarnya adalah masyarakat produktif, sebagaimana telah
di tunjukkan dalam sejarah industry pada masa rasulullah. Menurut Abul Hasan bin
Mas’ud Al khuza’ie Al Andalusiy, seorang penulis muslim dari Tilmizan, Andalusia pada
abad ke 14 M, Masyarakat Madani adalah masyarakat yang produktif. Dalam bukunya
yang berjudul Takhrijud Dalalah As-Syam’iyah Wal’umalat-is-Syar’iyah (bukti-bukti
autentik tentang usaha industry di zaman Rasulullah SAW) bahwa pada masa rasulullah
terdapat kurang lebih 178 buah usaha industry dan bisnis barang dan jasa yang
menggerakkan perekonomian masyarakat pada masa itu.
Diantara berbagai industry tersebut, terdapat 12 macam yang menonjol:
1. Pembuatan senjata dan segala usaha dari besi
2. Perusahaan tenun menenun
3. Perusaht aan kayu dan pembuatan rumah/bangunan
4. Perusahaan perhiasan dan kosmetik
5. Arsitektur perumahan
6. Perusahaan alat timbangan dan jenis lainya
7. Pembuatan alat-alat berburu
8. Perusahaan perkapalan
9. Pekerjaan kedokteran dan kebidanan
10. Usaha penerjemahan buku
11. Usaha kesenian dan kebudayaan lainnya
Kegiatan produktif adalah ekspresi ketaatan pada perintah Allah. Tujuan dari
syari’at Islam (Maqashid Al-syari’ah) adalah Maslahah Al-Ibad, sedangkan produksi
adalah kegiatan menciptakan barang dan jasa bagi kemaslahatan umat. Oleh karena
itu, juga tidak mengherankan jika para nabi Allah, sebelum nabi Muhammad SAW
pada dasarnya adalah pribadi-pribadi yang produktif dalam bidang ekonomi
e(disamping berdakwah).
Kegiatan produksi dan perekonomian secara keseluruhan, antara lain adalah:
1. Seluruh kegiatan produksi terikat pada tatanan nilai moral dan teknikal yang islami,
sebagaimana juga dalam kegiatan konsumsi.
2. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek social kemasyarakatan

8
3. Permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan saja, tetapi lebih
kompleks.7

E. PRINSIP-PRINSIP DAN KAIDAH PRODUKSI DALAM ISLAM

Al-Qur’an dan hadits memberikan arahan tentang prinsip-prinsip produksi, yaitu


sebagai berikut :
1. Memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya;
2. Mendorong kemajuan di bidang produksi melalui penelitian, eksperimen, dan
perhitungan dalam proses pengembangan produksi;
3. Menyerahkan teknik produksi kepada keinginan dan kemampuan manusia;
4. Menyukai kemudahan, menghindari mudarat, dan memaksimalkan manfaat.

Adapun kaidah-kaidah dalam berproduksi adalah :


1. Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi;
2. Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk mambatasi polusi, memelihara
keserasian, ketersediaan SDA;
3. Memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran.
Kebutuhan yang harus dipenuhi harus berdasarkan prioritas yang ditetapkan
agama, yaitu berkaitan dengan kebutuhan untuk tegaknya akidah/agama,
terpeliharanya nyawa, akal, dan keturunan/kehormatan serta kemakmuran
materiil;
4. Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat;
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik kualitas spiritual, mental,
maupun fisik.

Menurut Mannan (1993), perilaku produksi tidak hanya menyandarkan pada


kondisi permintaan pasar, tetapi juga berdasarkan pertimbangan kemaslahatan.8
Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas yaitu
meyakinkan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus
mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Artinya, barang itu harus diproduksi

7
Anita Rahmawaty, Op. Cit. hlm, 102-104
8
Op.cit.,Mannan,Islamic….,1993,hlm.249

9
untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang mewah secara
berlebihan yang tidak sesuai kebuthan manusia.
Pada prinsipnya, kegiatan produksi berkaitan seluruhnya dengan syariat Islam,
yaitu seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi. Konsumsi
seorang Muslim dilakukan untuk mencari falah (kebahagian), demikian pula produksi
dilakukan menyediakan barang dan jasa untuk falah tersebut.
Konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak semata-mata bermotif
maksimalkan keuntungan dunia, tetapi juga untuk mencapai maksimalisasi keuntungan
akhirat. Al-Qur’an surat Al-Qashas ayat 77 mengingatkan manusia untuk mencari
kesejahteraan akhirat tanpa melupakan urusan dunia. Artinya, urusan dunia merupakan
sarana memperoleh kesejahteraan akhirat. Orang dapat berkompetisi dalam kebaikan
untuk urusan dunia, tetapi mereka sedang berlomba-lomba mencapai kebaikan di akhirat.

F. NILAI-NILAI PRODUKSI DALAM ISLAM


Nilai-nilai yang relevan dengan produksi dikembangkan dari tiga nilai utama dalam
ekonomi Islam yaitu: khilafah, adil, dan takaful. Secara lebih rinci nilai-nilai Islam dalam
produksi meliputi:
1. Berwawasan jangka panjang, yaitu berorientasi kepada tujuan akhirat.
2. Berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis
3. Memuliakan prestasi/produktivitas
4. Mendorong ukhuwah antar sesame pelaku ekonomi
5. Menghormati hak milik individu
6. Mengikuti syarat sah dan rukun akad/transaksi
7. Adil dalam transaksi
8. Memiliki wawasan social
9. Pembayaran upah tepat waktu dan layak
10. Menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalam islam.9

BAB III
9
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam,Op.cit hlm: 252

10
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Produksi adalah menciptakan manfaat dan bukan menciptakan materi. Maksudnya
adalah bahwa manusia mengolah materi itu untuk mencukupi berbagai kebutuhannya,
sehingga materi itu mempunyai kemanfaatan. Apa yang bisa dilakuan manusia dalam
“memproduksi” tidak sampai pada merubah subtansi benda. Yang dapat dilakukan
manusia berkisar pada misalnya mengambilnya dari tempat yang asli dan
mengeksploitasi.
Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi dimaksudkan untuk
memperoleh laba sebesar-besarnya. Berbeda dengan tujuan produksi dalam ekonomi
Konvensional, tujuan produksi dalam islam yaitu memberikan maslahah yang maksimum
bagi konsumen.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anita Rahmawaty, Ekonomi Mikro Islam, kudus: Nora media enterprise, 2011
Monzer Kahf, Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam,
Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 1995
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013
Said Sa’ad Marathon, Ekonomi Islam Di Tengah Krisis Ekonomi Global, Jakarta: Bestari
Buana Murni, 2007.
Yuniarti, Vinna Sri. Ekonomi Mikro Syariah. Bandung:CV PUSTAKA SETIA. 2016.
Sukarno Wibowo, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia : Bandung, 2013.

12

Anda mungkin juga menyukai