OBLIGASI
Dosen Pengampu: Gregorius Jeandry, SE., Ak., M. Si
Disusun Oleh:
Kelompok 3
UNIVERSITAS KHAIRUN
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena telah
memberikan kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul "Obligasi”. Tak lupa juga shalawat serta
salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori
Portofolio dan Analisis Investasi. Tujuan dari penulisan makalah ini juga sebagai
literatur yang dapat menambah pengetahuan kita tentang “obligasi”.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini terutama dosen mata kuliah
Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Bapak Gregorius Jeandry, SE., Ak., M. Si.
Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karenanya dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain di waktu mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi obligasi ?
2. Apa saja macam-macam obligasi ?
3. Apa saja nilai obligasi?
4. Bagaimana menentukan hasil obligasi ?
5. Apa saja risiko dari obligasi ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi obligasi
2. Apa saja macam-macam obligasi
3. Untuk mengetahui nilai obligasi
4. Untuk memahami bagaimana cara menentukan hasil obligasi
5. Untuk mengetahui apa saja risiko dari obligasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Keown et al. (2001) dalam Pertiwi (2013) menyatakan bahwa
obligasi memiliki klasifikasi yang penting diantaranya yaitu:
1. Klaim terhadap Aset dan Pendapatan Perusahaan
Jila perusahaan penerbit obligasi bangkrut, maka klaim terhadap utang
secara umum, termasuk obligasi, mendapat kehormatan untuk didahulukan
haknya daripada saham maupun saham prefer. Namun, utang-utang yang
berbeda itu mempunyai urutan dalam pelunasanya. Obligasi juga memiliki
klaim terhadap pendapatan yang didahulukan dari saham biasa dan saham
prefer. Secara umum jika suku obligasi tidak dibayar, dewan obligasi
dapat menyatakan bahwa perusahaan penerbitnya bangkrut.
2. Nilai Pari
Nilai pari obligasi adalah nilai nominal yang tertera pada lembar obligasi
yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo.
Tidak dinyatakan dalam jumlah melainkan dalam persentase atas nilai
nominalnya.
3. Tingkat Suku Bunga Kupon
Tingkat suku bunga kupon dari suatu obligasi menunjukan besarnya
presentase terhadap nilai pari obligasi yang akan dibayar setiap tahun
sebagi bunga.
4. Periode Jatuh Tempo
Periode jatuh tempo adalah lamanya waktu hingga pihak penerbit obligasi
membayarkan kembali nilai pari obligasi kepada para pemilik obligasi
yang sekaligus akan mengakhiri masa berlakunya.
5. Indenture
Indenture adalah dewan perjanjian legal antara perusahaan penerbit
obligasi dengan dewan atau wali obligasi yang mewakili para pemilik atau
pembeli obligasi tersebut. Didalamnya termuat berbagai ketentuan
utangpiutang, termasuk penjelasan mengenai obligasi itu sendiri, hak-hak
4
para pemilik obligasi, hak-hak perusahaan atau pihak penerbit, serta
tanggung jawab dewan.
6. Tingkat penghasilan sekarang
Tingkat penghasilan sekarang dari suatu obligasi adalah rasio pembayaran
bunga tahunan terhadap harga obligasi pada saat sekarang dipasaran.
Obligasi yang tercatat di pasar modal diberi kode. Kode obligasi ini
dimaksudkan untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi yang lain,
untuk kepentingan pencarian dan organisasi data di komputer dan untuk
menunjukkan karakteristik dari obligasinya. Misalnya untuk pasar modal
Bursa Efek Surabaya (BES), obligasi-obligasi diberi kode sepanjang 12
karakter. Kode ini dimulai untuk obligasi-obligasi yang tercatat setelah
tanggal 3 April 2000. Kode obligasi ini adalah sebagai berikut ini.
A A A A B B C C D E F G
Keterangan :
5
Obligasi (bond) dapat berupa serial bond (obligasi seri) dan term bond
(obligasi termin) atau kombinasi keduanya. Serial bond (obligasi seri) adalah
suatu kelompok obligasi yang obligasi-obligasinya akan jatuh tempo
berurutan, yaitu satu atau lebih obligasi akan jatuh tempo periode berikutnya
setelah satu atau lebih obligasi lainnya jatuh tempo (misalnya setiap satu
tahun, setiap dua tahun dan seterusnya). Contoh :
Obligasi seri A,B dan C yang diterbitkan oleh PT Astra Sedaya Finance Tbk.
(singkatan nama perusahaan ini adalah ASDF) pada tahun 2004, yaitu obligasi
dengan kode ASDF05A jatuh tempo pada tanggal 28 Oktober 2005, obligasi
dengan kode ASDF05B jatuh tempo tiga bulan kemudian pada tanggal 26
Januari 2006 dan obligasi dengan kode ASDF05C jatuh tempo pada tiga bulan
berikutnya yaitu pada tanggal 26 April 2006.
Term bond (obligasi termin) adalah obligasi-obligasi yang jatuh tempo
bersamaan waktunya. Misalnya adalah obligasi yang diterbitkan oleh Bank BP
I pada tahun 2003 dengan kode BABP01XXBFTW. Obligasi ini jatuh tempo
bersamaan pada tanggal 25 April 2006.
6
perusahaan swasta, sehingga obligasi pemerintah dianggap lebih aman
dibandingkan dengan obligasi perusahaan.
Tabel 1. sebagian obligasi Pemerintah yang tercatat di Bursa Efek
Surabaya
7
Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.06/2006 tentang Penjualan Obligasi.
Investasi ORI memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1. Tingkat bunga yang cenderung lebih tinggi dari tingkat bunga
deposito.
2. Risiko investasi ORI relatif kecil, kemungkinan terjadinya gagal bayar
kecil karena dijamin oleh undang-undang, yakni Undang-Undang
Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.
3. ORI cukup likuid dan mudah dicairkan. Dapat diperdagangkan di
Pasar Sekunder sesuai dengan harga pasar.
Tabel 2. Daftar Obligasi Ritel Indonesia (ORI) Seri ORI 001 sampai ORI
013
3. Municipal Bond
8
Municipal bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah, seperti misalnya pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten.
Pemerintah daerah biasanya mengeluarkan obligasi ini untuk pembiayaan
modal, seperti membangun jalan raya, perumahan rakyat, rumah sakit
umum, universitas dan lainnya. Pendapatan dari pembiayaan modal ini
akan digunakan untuk membayar kembali utang obligasinya. Bukan
berarti pihak penerbit obligasi ini adalah pemerintah daerah, maka obligasi
ini tidak mengandung risiko sama sekali. Pemerintah kota New York,
misalnya, pada tahun 1975 pernah merestruk- turisasi obligasinya dengan
waktu jatuh tempo yang lebih lama.
4. Obligasi Perusahaan
Obligasi perusahaan (corporate bond) adalah surat utang jangka
panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan
dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau
tanpa kupon yang sudah ditentukan di kontrak utangnya.
Obligasi perusahaan biasanya dilindungi dengan bond indenture, yaitu
janji perusahaan penerbit obligasi untuk mematuhi semua ketentuan yang
dituliskan kepada pihak tertentu yang dipercaya (trustee). Trustee ini
biasanya adalah suatu bank atau perusahaan trust yang akan bertindak
mewakili pemegang obligasi. Salah satu isi dari indenture ini misalnya
adalah pembayaran kupon tepat waktu dan jika perusahaan melanggarnya,
maka pemegang obligasi berhak membatalkan obligasinya dengan
meminta kembali semua investasinya.
2.3. Nilai Obligasi
Nilai obligasi atau yang biasanya disebut jumlah emisi obligasi adalah
informasi perihal jumlah dana yang diperlukan sebagai pendasaran
mendapatkan utang dari investor. Besaran nominal yang dikeluarkan harus
ditentukan oleh aliran arus kas perusahaan, kinerja perusahaan, dan tujuan
bisnis agar investasi obligasi bergerak sesuai fakta. Nilai obligasi mengacu
9
pada harga pasar saat ini dari obligasi tertentu. Ini dipengaruhi oleh faktor
seperti suku bunga, risiko kredit, jangka waktu, dan permintaan pasar. Nilai
obligasi dapat berupa nilai maturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsik.
1. Nilai Maturiti Obligasi
Nilai maturiti (maturity value) atau disebut juga dengan nilai jatuh tempo
adalah nilai yang dijanjikan akan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo.
Nilai maturiti ini juga mewakili nilai nominal atau nilai par (par value)
atau nilai tampang (face value) dari obligasi. Nilai jatuh tempo biasanya
sudah tertentu perusahaan lembarnya, misalnya US $1,000 atau misalnya
Rpl juta.
2. Nilai Pasar Obligasi
Nilai pasar obligasi (market value) adalah nilai jual obligasi yang terdaftar
di pasar modal pada saat tertentu. Mi- salnya adalah kutipan nilai-nilai
pasar beberapa obligasi yang tercatat di New York Stock Exchange di
surat kabar The Wall Street Journal.
Tabel 3. Kutipan Nilai-Nilai Pasar Obligasi
Hasil Nilai Perubahan
Obligasi Volume
Sekarang Tutup Bersih
ATT 8.80s05 09.05 260 923/4 -0,5
ATT 85/8 s07 09.06 284 901/4 -0,75
ATT 85/826 09.08 207 875/8 -0,875
Amoco
09.04 11 971/2 -0,5
9.2s04
10
1. Sebagai contoh adalah obligasi ATT 8.80s05 yang tam- pak di tabel di
atas. Obligasi ini diterbitkan oleh perusa- haan American Telephone &
Telegraph (AT&T) dengan membayarkan kupon sebesar 8,80%
setahunnya dan dibayar setengah tahunan (diberi kode "s" yang berarti
semiannually) dan jatuh tempo pada tahun 2005.
2. Hasil sekarang (current yield) dari obligasi ini adalah sebesar 9,5%.
Hasil sekarang (current yield) adalah nilai kupon sekarang dibagi
dengan harga pasarnya, yaitu sebesar $88.00/S 927.50 atau sebesar
9.5%.
3. Selama hari tersebut, jumlah transaksi yang terjadi adalah sebanyak
260 volume obligasi.
4. Pada saat pasar obligasi ditutup pada hari itu, nilai pasarnya adalah
sebesar $927.50.
5. Nilai penutupan obligasi turun sebesar $5.00 atau -1/2 poin dari nilai
penutupan hari sebelumnya.
3. Nilai Intrinsik Obligasi
K K Kn NJTn
NO = 1 + 2 + …+ n
+¿ n
(1+i) (1+i) (1+i) (1+i)
Notasi:
11
Pure-discount bond (obligasi dengan diskon-murni) merupakan
obligasi yang tidak membayar kupon, sehingga obligasi dijual dengan
harga diskon. Jika obligasi tidakmembayar kupon, maka nilai intrinsik
dari obligasi pada saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus:
NJTn
NO = n
(1+i)
Notasi :
NO* : Nilai instrinsik dari obligasi
I : suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan
NJTn : Nilai jatuh tempo obligasi
Likuiditas (liquidity) atau disebut juga dengan marketabi- lity dari
suatu obligasi menunjukkan seberapa cepat investor dapat menjual
obligasinya tanpa harus mengorbankan harga obligasinya. Salah satu
pengukuran dari likuiditas obligasi adalah rentang permintaan-penawaran
(bid-ask spread) yang menunjukkan perbedaan antara nilai permintaan
tertinggi investor mau menjual dan penawaran terendah dealer mau
membeli. Obligasi yang aktif diperdagangkan akan cenderung
mempunyai bid-ask spread yang lebih rendah dibandingkan dengan yang
tidak aktif diperdagangkan.
Tabel 4. Sebagian Transaksi Obligasi di BES
1 Minggu 4 Minggu
Coupon Tanggal
Kode Obligasi Volume Volume
(%) Maturiti Tinggi Rendah Tinggi Rendah
(Miliar Rp) (Miliar
ASGR01XXBFTW 13,375 27/10/2008 89,65 88 11,0
BABP01XXBFTW 13,500 2504/2006 97,65 97,65 3,0
BBN101XXBFTW 13,125 10/07/2011 84 81,85 6,0
BBTN09XXBFTW 12,500 02/10/2008 89,1 87,5 51,0
BTN10A 12,200 25/05/2009 84,25 84,25 50,0
BTN10B 12,600 25/05/2014 84 84 1,5 84 79,6 7,5
TLKM01XXBFTW 17,000 16/07/2007 104,3 102,5 11,0 104,3 102,5 24,5
(Sumber : Busda Efek Surabaya)
Dari tabel di atas, beberapa obligasi tidak diperdagangkan selama satu
minggu terakhir, tetapi semua obligasi diperda- gangkan selama 4 minggu
12
terakhir. Misalnya obligasi dengan kode TLKM01XXBFTW yang
diterbitkan oleh perusahaan Telkom dengan bunga tetap sebesar 17%
setahun dengan tanggal jatuh tempo 16 Juli 2007 selama satu minggu
terakhir diperdagangkan sebesar Rp11 miliar.
Bursa Efek Surabaya adalah pasar modal dengan bentuk OTC (over
the counter) dengan sistem perdagangan menggu- nakan dealer. Untuk
obligasi yang akan dijual oleh investor, bid-ask spread menunjukkan
perbedaan antara nilai permintaan tertinggi investor mau menjual dan
penawaran terendah dealer mau membeli. Untuk obligasi yang akan dibeli
oleh investor, bid-ask spread menunjukkan perbedaan antara nilai
permintaan tertinggi dealer mau menjual dan penawaran terendah investor
mau membeli. Tabel di atas tidak dibedakan antara transaksi jual atau beli
dari obligasi, sehingga bid-ask spread satu ming- gu untuk obligasi ini
adalah sebesar (104,3 - 102,5)/102,5 = 0,0176.
2.4. Hasil Obligasi
Hasil obligasi adalah pengembalian yang diperoleh investor atas suatu
obligasi. Sederhananya, imbal hasil obligasi adalah pengembalian modal yang
ditanam investor. Imbal hasil obligasi berbeda dengan harga obligasi—
keduanya memiliki hubungan terbalik. Imbal hasil sesuai dengan tingkat
kupon obligasi pada saat obligasi diterbitkan. Imbal hasil obligasi dapat
diperoleh dengan berbagai cara, termasuk imbal hasil kupon dan imbal hasil
saat ini. Beberapa pengukuran digunakan untuk mengukur yield dari suatu
obligasi yaitu current yield, yield to maturity, dan yield to call.
1. Hasil Sekarang
Hasil sekarang (current yield) diukur dengan nilai kupon setahun dibagi
dengan nilai pasar obligasi saat ini.
Contoh 6.4:
Obligasi Astra Graphia I dengan kode ASGR01XXBFTW yang jatuh
tempo pada tanggal 27 Oktober 2008, membayar kupon sebesar 13,375%
13
pada hari ini dijual dengan harga 89,25 poin. Hasil sekarang (current
yield) dari obligasi ini adalah sebesar Rp133,750/Rp 892,500 = 14,986%.
2. Hasil Sampai Maturiti
Hasil sampai maturiti (yield to maturity) adalah tingkat return dari
obligasi yang dibeli dengan harga pasar sekarang dan disimpan sampai
jatuh tempo. Yield to maturity (YTM) dapat diperoleh dengan mencari
tingkat diskonto yang menye- babkan nilai sekarang dari semua aliran kas
sama dengan nilai pasar sekarang dari obligasi. Untuk obligasi yang
membayar kupon, YTM dapat dinyatakan dalam rumus:
K1 K2 Kn Kn
NO = 1 + 2 …+ n
+¿ n +
(1+YTM ) (1+YTM ) (1+i) (1+YTM )
NJTn
n
(1+YTM )
Notasi:
YTM = yield to maturity
NO = Nilai pasar sekarang dari obligasi
Kt = Nilai kupon ke-t dengan t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat
suku bunga kupon dikalikan dengan nilai per obligasi.
NJTn = Nilai jatuh tempo obligasi.
Nilai dari YTM dapat dihitung cara trial-and-error dengan
menyamakan nilai pasar sekarang dari obligasi (NO) dengan nilai
sekarang aliran-aliran kas. Dengan demikian nilai dari YTM adalah nilai
dari internal rate of return (IRR).
Contoh 1.
Seorang investor membeli obligasi lima tahun pada tahun 2001 yang
lalu dengan nilai pasar 990 poin (sebesar Rp990.000,- per lembar).
Obligasi ini membayar bunga variabel (floating rate) yaitu sebesar 4%
(yaitu sebesar Rp40.000,-) pada tahun 2002, 4,5% (sebesar Rp45.000,-)
pada tahun 2003, 5% (sebesar Rp50.000,-) pada tahun 2004 dan 5,5%
14
(sebesar Rp55.000,-) pada tahun 2005. Obligasi ini jatuh tempo pada
tahun 2005. Nilai dari YTM adalah sebesar: Dengan trial-and-error
diperoleh YTM sebesar 5%. Dengan menggunakan Excel dapat dilakukan
dengan fungsi IRR (A3: E3) di sel BS sebagai berikut:
40.000 45.000 50.000 55.000
990,000 = 1 + 2 + 3 + 4 +
(1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM )
1.000.000
4
(1+YTM )
15
Suatu obligasi berumur 5 tahun yang tidak membayar kupon dengan nilai
jatuh tempo obligasi adalah Rp1.000.000,-, dan sekarang dijual dengan
diskon Rp555.000,-. nilai yield to maturity dapat dihitung dengan rumus:
¿ ¿
Rp 555.000,- = Rp 1.000.000 ,− 5
(1+YTM )
¿
(1+YTM ) = Rp 1.000.000 ,− Rp 555.000 ,−¿ ¿ ¿
5
5
(1+YTM ) = 1,80180
( 1=YTM )=1,80180 1/ 5
( 1=YTM )=1,12497
YTM = ,12497 = 12,497%
Nilai YTM dapat juga dicari lewat tabel. Nilai 1/(1+YTM) di
tabel disebut dengan faktor nilai sekarang. Nilai 1/(1+YTM)³ =
Rp555.000,-/Rp1.000.000,-0,555. Di tabel faktor nilai sekarang dengan
periode 5 tahun, nilai ini didapatkan pada nilai 12% dan 13%, yaitu
12,49%.
3. Hasil Sampai Ditarik
Hasil sampai ditarik (yield to call) adalah return dari obligasi dari
sekarang sampai dengan tanggal obligasi ditarik kembali. Yield to call
mirip dengan yield to maturity dengan perbedaan waktu dari obligasi.
Kalau YTM waktu obligasi adalah dari sekarang sampai jatuh tempo,
sedang yield to call waktu obligasi adalah dari sekarang sampai
kemungkinan ditarik.
A. Hak Tarik
Penerbit obligasi akan lebih menyukai jika mempunyai pilihan untuk
membayar obligasinya pada nilai par sewaktu- waktu sebelum jatuh
tempo. Hak obligasi semacam ini disebut dengan hak tarik atau provisi
tarik (call provision). Beberapa keuntungan akan didapatkan oleh
penerbit obligasi dengan adanya hak ini adalah hak penerbit obligasi
16
untuk membayar obligasinya pada nilai par sewaktu- waktu sebelum
jatuh tempo.
1. Utang perusahaan dapat dikurangi sewaktu-waktu jika aliran kas
perusahaan tersisa.
2. Obligasi dengan kupon yang tinggi dapat dihentikan dan diganti
dengan obligasi lainnya yang memberikan kupon lebih rendah jika
bunga menurun.
3. Menyediakan sinyal baik bagi perusahaan yang menun- jukkan
bahwa perusahaan menguntungkan sehingga ter- sedia banyak
aliran kas tersedia dan perusahaan ber- anggapan bahwa obligasi
adalah murah untuk ditarik kembali.
4. Menyediakan opsi tarik (call option) kepada perusahaan dengan
gratis.
Kebalikannya untuk investor, obligasi yang mempunyai call
provision merugikan investor, sehingga harga obligasi ini akan
lebih rendah dibandingkan dengan obligasi sejenis yang tidak
mempunyai hak tarik. Obligasi dengan call provision ini sebenarnya
menyediakan suatu opsi kepada perusahaan untuk dapat membeli
kembali obligasinya sewaktu-waktu. Opsi ini sama dengan opsi
tarik (call option). Dengan demikian harga dari obligasi dengan call
provision adalah nilai obligasi yang tanpa call provision dikurangi
dengan nilai call option.
B. Rentang Hasil
Rentang hasil (yield spread) adalah perbedaan antara yield to
maturity (YTM) yang dijanjikan dengan YTM suatu obligasi bebas
gagal (default free) yang mempunyai nilai kupon dan waktu maturiti
yang sama. Premium gagal (default premium) adalah perbedaan hasil
dari YTM dijanjikan dengan YTM diharapkan. YTM yang diharapkan
adalah YTM biasa yang dihitung di bab 6.7 sebelumnya. Premium
17
risiko (risk premium) adalah perbedaan antara YTM diharapkan
dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempuyai
nilai kupon dan waktu maturiti yang sama.
YTM diinginkan (Y) dapat dihitung dengan suatu rumus
sebagai berikut:
'
Y + λ . Pd
Y=
1−Pd
Notasi:
Y = YTM dijanjikan.
Y' = YTM diharapkan.
Pd = probabilitas obligasi akan gagal.
λ = nilai obligasi yang tidak terbayar relatif terhadap harga pasar
sekarang.
Contoh:
Suatu obligasi mempunyai probabilitas kegagalan sebesar 10%. Jika
terjadi kegagalan, investor hanya akan menerima 70% dari nilai
pasarnya, sehingga nilai obligasi yang tidak terbayar (λ) 100%-70%
30% atau 0,3. YTM diharapkan (Y') adalah sebesar 12%. YTM
dijanjikan oleh obligasi dapat dihitung sebesar:
0 ,12+ 0 ,3. 0 , 1
Y= = 16,67%
1−0 ,1
Premium gagal untuk obligasi ini adalah sebesar 16,67% - 12%
= 4,67% yang berarti bahwa obligasi yang mempunyai kemungkinan
gagal sebesar 12% dengan kemungkinan terbayar hanya 70% ini,
maka investor akan meminta tambahan (premium) karena
kemungkinan kegagalan ini sebesar 4,67%. Jika YTM untuk obligasi
bebas gagal dengan kupon dan jangka waktu maturiti yang sama
sebesar 10%, maka premium risiko (risk premium) adalah sebesar
12% 10% 2% yang berarti bahwa obligasi ini bukan obligasi bebas
18
risiko sehingga investor meminta tambahan (premium) karena
tambahan risiko ini sebesar 2%.
2.5. Resiko Obligasi
Suatu harta dalam kondisi berisiko bilaharta tersebut kita inveslasikan.
Untuk mengevaluasi keamanan suatu investasi diperlukan studi
menyeluruh tentang dua sisi dari risiko. Sisi yang pertama adalah risiko
bahwa harta yang kita tanamkan akan hilang baik sebagian, yang berupa
penurunan nilai, maupun keseluruhan. Sisi yang kedua adalah risiko
kehilangan kesempatan untuk mengin vestasikan harta kita dalam
investasi lain yang memberikan yield yang lebih tinggi. Jika harta kita
sudah terlanjur di investasikan ke suatu investasi, maka kesempatan untuk
memperoleh yield yang lebih tinggi yang ditawarkan investasi lain tidak
bisa kita manfaatkan. Ada beberapa macam risiko sebagai berikut :
1. Risiko Pilihan
Risiko pilihan terjadi bila investor menggunakan kriteria yang salah dalam
memilih suatu obligasi. Banyak investor yang keputusan investasinya
hanya dibuat berdasarkan yield tanpa memperhatikan risiko. Jika seorang
investor menjadikan yield sebagai satu-satunya dasar pemilihan, maka
perbandingan yang dilakukannya tidak akan valid, karena kita hanya bisa
membandingkan yield untuk menentukan pilihan jika tingkat risikonya
sama. Ada juga investor yang membeli saham atau obligasi suatu
perusahaan karena perusahaan tersebut terkenal. Kriteria ini juga bisa
menjadikan investasi kita salah arah. Dan masih banyak lagi kriteria-
kriteria pemilihan investasi yang menjadikan kita salah dalam memilih
investasi. Jika kita salah dalam menentukan pilihan maka kita akan
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan yield yang lebih baik dengan
risiko yang bisa kita tanggung.
2. Risiko Pasar atau Tingkat Bunga
19
Harga suatu obligasi bergerak berlawanan arah dengan perubahan tingkat
bunga di pasar. Ketika tingkat bunga naik (turun), maka harga obligasi
akan turun (naik). Investor yang ingin memegang obligasi sampai dengan
jatuh tempo akan menanggung risiko kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan bunga yang lebih tinggi jika tingkat bunga naik tetapi
malahan dapat keuntungan jika suku bunga turun. Namun bagi investor
yang tidak ingin memegang obligasi hingga jatuh tempo, kenaikan suku
bunga turun. Namun bagi investor yang tidak ingin memegang obligasi
hingga jatuh tempo, kenaikan suku bunga merupakan realisasi dari capital
loss karena harga obligasi turun. Risiko inilah yang disebut sebagai risiko
pasar atau risiko tingkat bunga.
3. Risiko Default.
Setiap pemegang obligasi adalah pemberi pinjaman, dan meskipun
perusahaan yang mengeluarkan obligasi terikat kewajiban untuk
membayar bunga dan prinsipal, investor masih harus memperhatikan
risiko default. Risiko ini bisa berupa pembatalan atau penundaan
pembayaran bunga dan yang lebih parah lagi jika peruahaan tidak mampu
melunasi obligasinya pada saat jatuh tempo.
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas berhubungan dengan kemudahan investor untuk menjual
obligasinya pada atau mendekati harga yang wajar. Alat ukur yang biasa
digunakan adalah besarnya spread antara bid pricedan offer price yang
ditetapkan oleh dealer. Semakin tinggi spreadnya maka semakin tinggi
risiko likuiditasnya. Untuk investor yang memegang obligasi hingga jatuh
tempo, risiko likuiditas ini tidak begitu penting.
Risiko likuiditas juga bisa diukur dari kemampuan kita untuk menarik
kembali investasi. Jika harga obligasi sekarang lebih rendah dari pada
harga saat kita membeli maka kita hanya akan bisa menjualnya jika kita
mau menanggung rugi. Atau kita menunggu sampai harganya paling tidak
20
sama dengan waktu kita membeli, dan berarti obligasi kurang likuid.
Risiko likuiditas ini harus dibedakan dengan risiko marketability. Risiko
marketibility adalah berhubungan dengan kemudahan investor untuk
menjual obligasinya. Risiko marketbility obligasi rendah jika obligasi
tersebut diperdagangkan secara publik dan tersedia pasar sekundernya.
5. Risiko Diversifikasi
Kebanyakan investor tahu tentang pepatah bahwa jangan menaruh semua
telor dalam satu keranjang, Tetapi diversifikasi tidak sekedar menyebarkan
risiko dalam beberapa investasi yang berbeda. Diversifikan harus secara
cermat diatur dan direncanakan, sehingga nantinya portfolio tidak berisi
kumpulan investasi yang tidak menguntungkan. Misalnya: seorang
investor membeli sejumlah saham dan obligasinya. Jika harga saham atau
obligasi meningkat maka saham atau obligasi tersebut akan dijual. Tetapi
jika harganya menurun akan tetap disimpan dalam portofolio. Dengan
demikian portofolio akan berisi kumpulan saham dan obligasi yang
merugi. Dalam contoh ini keputusan pembelian investasi sudah
didiversifikasi tetapi keputusan penjualannya belum, malahan terlalu
selektif. Risiko diversifikasi adalah risiko bahwa potensi pendapatan dan
pertumbuhan portofolio akan memburuk sebagai akibat tidak adanya
diversifikasi baik pada saat membeli investasi maupun dalam menjualnya.
6. Risiko Obligasi Dilunasi Sebelum jatuh Tempo
Beberapa obligasi ada yang berisi syarat bahwa perusahaan pengeluar
obligasi mempunyai hak untuk melunasi obligasi sebelum jatuh tempo. Ini
sebagai antisipasi kalau tingkat bunga pasar jatuh di bawah coupon rate.
Dari sudut investor, ada tiga kerugian dengan adanya persyaratan tersebut.
Pertama, cash flow dari obligasi tersebut raenjadi tidak bisa diketahui
dengan pasti. Kedua, karena perusahaan akan menarik
kembali obligasi pada saat tingkat bunga turun, maka investor akan
menghadapi risiko reinvestasi, yaitu mereka hanya bisa reinvesatasi pada
21
obligasi yang memberikan bunga yang lebih rendah. Ketiga, potensi
kenaikan kapital dari obligasi akan berkurang karena harganya tidak akan
naik melebihi harga yang ditetapkan untuk menarik kembali obligasi.
7. Risiko Event
Kadang-kadang kemampuan perusahaan pengeluar obligasi untuk
membayar bunga dan prinsipal berubah dengan dratis karena :
1. bencana alam atau kecelakaan dalam industri misalnya kebakaran
2. adanya takeover atau rektrukturisasi. Kalau takeover tersebut dibiayai
dengan hutang (Leverage Buy Out) maka rating obligasi perusahaan
akan menurun. Risiko ini disebut risiko event.
Walaupun obligasi lebih rendah dengan saham, tetapi obligasi tetap aktiva
berisiko. Risiko dari obligasi adalah obligasi tidak terbayar
(default)obligasi (bond rating) dapat sebagai proksi dari risiko obligasi. Di
Tabel 6.1 terlihat bahwa obligasi Astra Graphia I yang pada tahun 2003
rating A-.
22
dibandingkan dengan obligasi-obligasi peringkat A.
BB, B Dianggap spekulatif terhadap kemampuan untuk
CCC, CC, C membayar bunga-bunga dan membayar kembali
prinsipal. BB menunjukkan tingkat terendah dari
spekulasi dan C menunjukkan tingkat tertinggi dari
spekulasi.
D Gagal (default). Pembayaran bunga-bunga dan
pembayaran kembali prinsipal tertunggak.
+ atau - Dapat digunakan untuk menunjukkan posisi relatif di
dalam suatu kategori
23
Teorema 1 : Harga dari obligasi akan bergerak berlawanan dengan hasil pasar
(market yield)
Teorema 3 : Untuk suatu perubahan suku bunga yang tertentu, harga obligasi
akan positif dengan waktu maturiti, yaitu semakin lama maturitinya, semakin
besar harga
24
Teorema-teorema ini menyediakan informasi yang bergu- na
bagi investor, sehingga mempunyai implikasi yang cukup penting
terhadap investor. Implikasinya adalah sebagai berikut ini.
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang
akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika
ada. Obligasi memiliki tingkat resiko paling rendah, dan cenderung lebih
stabil. Obligasi yang tercatat di pasar modal diberi kode yang
dimaksudkan untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi yang
lainuntuk menunjukkan karakteristik dari obligasinya. Terdapat beberapa
macam obligasi ditinjau dari penerbit- nya, di antaranya yaitu obligasi
pemerintah (government bond), municipal bond, dan obligasi perusahaan
25
(corporate bond). Nilai obligasi atau yang biasanya disebut jumlah emisi
obligasi adalah informasi perihal jumlah dana yang diperlukan sebagai
pendasaran mendapatkan utang dari investor. Nilai obligasi dapat berupa
nilai maturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsik. Hasil obligasi adalah
pengembalian yang diperoleh investor atas suatu obligasi. Sederhananya,
imbal hasil obligasi adalah pengembalian modal yang ditanam investor.
Beberapa pengukuran digunakan untuk mengukur yield dari suatu obligasi
yaitu current yield (Hasil Sekarang), yield to maturity (Hasil Sampai
Maturiti), dan yield to call (Hasil Sampai Ditarik).
3.2. SARAN
Penting untuk memahami risiko-risiko yang terkait dengan investasi
obligasi, seperti risiko pasar, risiko default, dan risiko likuiditas. Dengan
memahami risiko-risiko ini, investor dapat mengelola portofolio mereka
dengan lebih hati-hati. Selain itu, sebelum melakukan investasi obligasi,
disarankan untuk mempertimbangkan tujuan investasi dengan jelas.
Apakah tujuan jangka pendek atau jangka panjang, serta tingkat risiko
yang dapat ditoleransi. Hal ini akan membantu dalam pemilihan jenis
obligasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi. Selain itu,
investor harus perhatikan faktor lamanya jangka waktu jatuh tempo atau
maturitas obligasi tersebut, karena obligasi yang memiliki jangka waktu
jatuh tempo yang lama maka akan memiliki tingkat risiko yang lebih
tinggi, begitu pula sebaliknya
26
DAFTAR PUSTAKA
27