Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

OBLIGASI
Dosen Pengampu: Gregorius Jeandry, SE., Ak., M. Si

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Sridela. Abd Salam 02272211010 Nurajija Usman 02272211029

Atia A. Rajak 02272211027 Lily Yusmiati Riadi 02272211060

Siska Dioniki 02272211030 Tririski Puspa N. P 02272211212

Arfiana 02272211037 Siti Juhaina Hasan 02272211220

Yuliarti Langkuse 02272211150 M. Asri Fauji I. B 02272211005

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KHAIRUN

2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena telah
memberikan kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul "Obligasi”. Tak lupa juga shalawat serta
salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori
Portofolio dan Analisis Investasi. Tujuan dari penulisan makalah ini juga sebagai
literatur yang dapat menambah pengetahuan kita tentang “obligasi”.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini terutama dosen mata kuliah
Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Bapak Gregorius Jeandry, SE., Ak., M. Si.
Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karenanya dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain di waktu mendatang.

Ternate, 13 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pasar modal memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu
negara. Banyak negara yang berlomba memajukan pasar modal melalui
berbagai kebijakan. Tidak hanya itu di dalam pasar modal juga terdapat
investasi salah satunya adalah investasi obligasi. Ada banyak investasi
yang tersedia di pasaran saat ini, namun pada umumnya terdiri atas
obligasi, saham, derivatif, reksadana dan Valuta Asing. Produk-produk
investasi tersebut umumnya menggandeng investasi keuangan sebagai
mitra dalam mengelola investasi tersebut. Salah satu produk investasi
adalah obligasi yang memiliki tingkat resiko paling rendah, dan cenderung
lebih stabil. Obligasi adalah surat utang pasar modal yang memuat
perjanjian (kontrak) kesediaan emiten (perusahaan/ institusi penerbit
obligasi) untuk melakukan pembayaran secara tetap kepada investor dan
mengembalikan pokok pinjaman/ hutang pada akhir periode perjanjian.
Menurut Rahardjo (2003: 3) dengan menerbitkan obligasi berarti pemilik
perusahaan (share holder) secara langsung menerbitkan surat utang yang
mengandung kewajiban memberikan pembayaran tingkat suku bunga serta
pelunasan pokok pinjaman.
Di Indonesia investasi dalam bentuk obligasi masih sangat kecil
dibandingkan denganinvestasi dalam bentuk saham. Meskipun demikian,
investasi dalam bentuk obligasi sangat menguntungkan daripada investasi
dalam bentuk saham, belum tentu mendapatkan pendapatan perusahaan
secara tetap. Hal ini sangat berbeda dengan obligasi yang memberikan
pendapatan tetap dan jatuh tempo yang sudah ditentukan sehingga,saham
memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan obligasi.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi obligasi ?
2. Apa saja macam-macam obligasi ?
3. Apa saja nilai obligasi?
4. Bagaimana menentukan hasil obligasi ?
5. Apa saja risiko dari obligasi ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi obligasi
2. Apa saja macam-macam obligasi
3. Untuk mengetahui nilai obligasi
4. Untuk memahami bagaimana cara menentukan hasil obligasi
5. Untuk mengetahui apa saja risiko dari obligasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Obligasi


Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang
akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada.
Obligasi adalah salah satu jenis utang atau surat pengakuan hutang suatu
perusahaan yang akan dibayarpada waktu jatuh tempo sebesar nominalnya.
Penghasilan yang diperoleh dari obligasi adalah berupatingkat bunga yang
akan dibayar oleh perusahaan penerbit obligasi pada saat jatuh tempo (Frank
J. Fabozzi). Dari definisi ini dapat dimengerti bahwa obligasi adalah suatu
utang atau kewajiban jangka panjang (bond), sedang utang jangka pendek
disebut dengan bill. Nilai utang dari obligasi akan dibayarkan pada saat jatuh
temponya. Nilai utang dari obligasi ini dinyatakan di dalam surat utangnya.
Obligasi mempunyai jatuh tempo, berarti mempunyai lama waktu
pelunasannya yang sudah ditentukan. Bunga dari obligasi adalah tetap
(misalnya 14% setahun) jika ada dan sudah ditentukan. Karena obligasi
membayar bunga yang besarnya tetap, maka obligasi dikenal juga sebagai
sekuritas pendapatan tetap. Walaupun kebanyakan obligasi memberikan bunga
tetap, ada juga obligasi yang tidak membayar bunga.
Obligasi juga sebagai alternatif investasi yang dapat memberikan
pendapatan tetap dengan waktu yang telah ditentukan kepada investor. Tujuan
dari penjualan obligasi kepada investor salah satunya agar pemerintah dan
perseroan memperoleh pinjaman uang. Uang yang mereka dapatkan ketika
menerbitkan obligasi, atau dijual kepada publik merupakan jumlah dari uang
yang dipinjam. Imbalan yang akan didapatkan oleh pemerintah atau perseroan
berupa persetujuan untuk memberikan bayaran dengan jumlah tertentu kepada
pemegang obligasi atau pemberi pinjaman (kreditur).

3
Menurut Keown et al. (2001) dalam Pertiwi (2013) menyatakan bahwa
obligasi memiliki klasifikasi yang penting diantaranya yaitu:
1. Klaim terhadap Aset dan Pendapatan Perusahaan
Jila perusahaan penerbit obligasi bangkrut, maka klaim terhadap utang
secara umum, termasuk obligasi, mendapat kehormatan untuk didahulukan
haknya daripada saham maupun saham prefer. Namun, utang-utang yang
berbeda itu mempunyai urutan dalam pelunasanya. Obligasi juga memiliki
klaim terhadap pendapatan yang didahulukan dari saham biasa dan saham
prefer. Secara umum jika suku obligasi tidak dibayar, dewan obligasi
dapat menyatakan bahwa perusahaan penerbitnya bangkrut.
2. Nilai Pari
Nilai pari obligasi adalah nilai nominal yang tertera pada lembar obligasi
yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo.
Tidak dinyatakan dalam jumlah melainkan dalam persentase atas nilai
nominalnya.
3. Tingkat Suku Bunga Kupon
Tingkat suku bunga kupon dari suatu obligasi menunjukan besarnya
presentase terhadap nilai pari obligasi yang akan dibayar setiap tahun
sebagi bunga.
4. Periode Jatuh Tempo
Periode jatuh tempo adalah lamanya waktu hingga pihak penerbit obligasi
membayarkan kembali nilai pari obligasi kepada para pemilik obligasi
yang sekaligus akan mengakhiri masa berlakunya.
5. Indenture
Indenture adalah dewan perjanjian legal antara perusahaan penerbit
obligasi dengan dewan atau wali obligasi yang mewakili para pemilik atau
pembeli obligasi tersebut. Didalamnya termuat berbagai ketentuan
utangpiutang, termasuk penjelasan mengenai obligasi itu sendiri, hak-hak

4
para pemilik obligasi, hak-hak perusahaan atau pihak penerbit, serta
tanggung jawab dewan.
6. Tingkat penghasilan sekarang
Tingkat penghasilan sekarang dari suatu obligasi adalah rasio pembayaran
bunga tahunan terhadap harga obligasi pada saat sekarang dipasaran.
Obligasi yang tercatat di pasar modal diberi kode. Kode obligasi ini
dimaksudkan untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi yang lain,
untuk kepentingan pencarian dan organisasi data di komputer dan untuk
menunjukkan karakteristik dari obligasinya. Misalnya untuk pasar modal
Bursa Efek Surabaya (BES), obligasi-obligasi diberi kode sepanjang 12
karakter. Kode ini dimulai untuk obligasi-obligasi yang tercatat setelah
tanggal 3 April 2000. Kode obligasi ini adalah sebagai berikut ini.

A A A A B B C C D E F G

Keterangan :

AAA :Singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi


BB :Kode untuk nomor obligasi yang diterbitkan.
CC :Suku bunga (jika mempunyai beberapa suku bunga) dan opsi-opsi
turunan.
D :Tipe dari obligasi, yaitu B (Bonds), C (Convertible Bonds), W (Bonds
with warrants), T (Medium term notes), Y (Money Market) dan M
(Miscellaneous).
E :Tipe dari suku bunga, yaitu F (Fixed Rate), Z (Zero Rate/Discount)
dan V (Variabel dapat berupa floating rate, revenue sharing, fixed and
floating rate, dan lainnya).
FG :Kode dari scriptless.

5
Obligasi (bond) dapat berupa serial bond (obligasi seri) dan term bond
(obligasi termin) atau kombinasi keduanya. Serial bond (obligasi seri) adalah
suatu kelompok obligasi yang obligasi-obligasinya akan jatuh tempo
berurutan, yaitu satu atau lebih obligasi akan jatuh tempo periode berikutnya
setelah satu atau lebih obligasi lainnya jatuh tempo (misalnya setiap satu
tahun, setiap dua tahun dan seterusnya). Contoh :
Obligasi seri A,B dan C yang diterbitkan oleh PT Astra Sedaya Finance Tbk.
(singkatan nama perusahaan ini adalah ASDF) pada tahun 2004, yaitu obligasi
dengan kode ASDF05A jatuh tempo pada tanggal 28 Oktober 2005, obligasi
dengan kode ASDF05B jatuh tempo tiga bulan kemudian pada tanggal 26
Januari 2006 dan obligasi dengan kode ASDF05C jatuh tempo pada tiga bulan
berikutnya yaitu pada tanggal 26 April 2006.
Term bond (obligasi termin) adalah obligasi-obligasi yang jatuh tempo
bersamaan waktunya. Misalnya adalah obligasi yang diterbitkan oleh Bank BP
I pada tahun 2003 dengan kode BABP01XXBFTW. Obligasi ini jatuh tempo
bersamaan pada tanggal 25 April 2006.

2.2. Macam-Macam Obligasi


Terdapat beberapa macam obligasi ditinjau dari penerbit- nya, di
antaranya yaitu obligasi pemerintah (government bond), municipal bond, dan
obligasi perusahaan (corporate bond).
1. Obligasi Pemerintah
Pemerintah juga membutuhkan dana untuk pembangunan negara. Salah
satunya adalah dengan meminjam jangka panjang kepada masyarakat.
Surat utang pemerintah ini disebut dengan SUN (surat utang negara) atau
umumnya dikenal dengan nama obligasi pemerintah (government bond).
Obligasi pemerintah mempunyai sifat yang sama dengan obligasi
perusahaan, hanya bedanya penerbitnya adalah pemerintah bukannya

6
perusahaan swasta, sehingga obligasi pemerintah dianggap lebih aman
dibandingkan dengan obligasi perusahaan.
Tabel 1. sebagian obligasi Pemerintah yang tercatat di Bursa Efek
Surabaya

Nama Obligasi Tanggal Suku


Kode di BES Nilai Total
Pemerintah Maturiti Bunga
Obligasi Pem.
GBRB0019NvB
Th. 2002 Seri 11.856.341.000.000 15-Jun-13 14,250%
F
FR0019
Obligasi Pem.
GBRB0019NvB
Th. 2002 Seri 11.406.226.000.000 25-Des-14 9,250%
F
FR0019
Obligasi Pem.
GBRB0020NvB
Th. 2002 Seri 9.899.007.000.000 25-Apr-15 12,086%
F
FR0020
Obligasi Pem.
GBRB0020NvB
Th. 2002 Seri 11.856.341.000.000 15-Des-13 14,275%
F
FR0020

2. ORI (Obligasi Ritel Indonesia)


Obligasi Negara Ritel atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI) adalah
obligasi yang diterbitkan negara dan dijualkepada perseorangan khusus
Warga Negara Indonesia melalui agen penjual yaitu bank atau lembaga
keuangan yang ditunjuk. ORI diterbitkan dengan tujuan untuk membiayai
anggaran negara, diversifikasi sumber pembiayaan, mengelola portofolio
utang negara dan memperluas basis investor. ORI diterbitkan sejak tahun
2006. ORI termasuk obligasi yang berkupon (bunga) tetap dan dapat
dibeli secara eceran. ORI dijual secara ritel (eceran) dengan nilai nominal
yang relatif terjangkau, mulai dari Rp5 juta dan kelipatannya, hingga
maksimum Rp3 miliar.
ORI diterbitkan dengan menggunakan dasar dasar hukum Undang-
Undang Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara dan Peraturan

7
Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.06/2006 tentang Penjualan Obligasi.
Investasi ORI memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1. Tingkat bunga yang cenderung lebih tinggi dari tingkat bunga
deposito.
2. Risiko investasi ORI relatif kecil, kemungkinan terjadinya gagal bayar
kecil karena dijamin oleh undang-undang, yakni Undang-Undang
Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.
3. ORI cukup likuid dan mudah dicairkan. Dapat diperdagangkan di
Pasar Sekunder sesuai dengan harga pasar.

Walaupun risiko investasi ORI relatif kecil, bukan berarti investasi


ORI tanpa risiko. Risiko yang mungkin terjadi adalah capital loss, ini
terjadi jika harga jual ORI lebih rendah dibandingkan harga belinya,
walaupun hal ini dapat dihindari dengan tidak menjual ORI sampai
dengan jatuh tempo.

Tabel 2. Daftar Obligasi Ritel Indonesia (ORI) Seri ORI 001 sampai ORI
013

Tingkat Tanggal Jangka


Seri Ori Masa Penawaran Total Penerbitan
Bunga Jatuh Waktu
ORI001 12,05% 17 Juli 2006 - 4 Agt 2006 09-Agu-09 3 Tahun 3.283.650.000.000
ORI002 9,28% 8 Maret -23 Maret 2007 28-Mar-10 4 Tahun 6.223.200.000.000
ORI003 9,40% 27 Agt - 7 Sep 2007 12-Sep-11 4 Tahun 9.367.695.000.000
ORI004 9,50% 25 Februari - 6 Maret 2008 12-Mar-12 5 Tahun 13.455.765.000.000
ORI005 11,45% 19 Agt - 29 Agt 2008 15-Sep-13 3 Tahun 2.714.875.000.000
ORI006 9,35% 24 Juli - 7 Agt 2009 15-Agu-12 3 Tahun 8.536.730.000.000
ORI007 7,95% 15 Juli - 30 Juli 2010 15-Agu-13 3 Tahun 8.000.000.000.000
ORI008 7,30% 7 Okt - 21 Okt 2011 15-Okt-14 3 Tahun 11.000.000.000.000
ORI009 6,25% 21 Sep - 5 Okt 2015 15-Okt-15 3 Tahun 12.676.745.000.000
ORI010 8,50% 20 Sep - 4 Okt 2013 15-Okt-16 3 Tahun 20.205.255.000.000
ORI011 8,50% 1 Okt - 16 Okt 2014 15-Okt-17 3 Tahun 21.215.910.000.000
ORI012 9,00% 21 Sep - 15 Okt 2015 15-Okt-18 3 Tahun 27.438.755.000.000
ORI013 6,60% 29 Sep - 19 Okt 2015 15-Okt-19 3 Tahun

3. Municipal Bond

8
Municipal bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah, seperti misalnya pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten.
Pemerintah daerah biasanya mengeluarkan obligasi ini untuk pembiayaan
modal, seperti membangun jalan raya, perumahan rakyat, rumah sakit
umum, universitas dan lainnya. Pendapatan dari pembiayaan modal ini
akan digunakan untuk membayar kembali utang obligasinya. Bukan
berarti pihak penerbit obligasi ini adalah pemerintah daerah, maka obligasi
ini tidak mengandung risiko sama sekali. Pemerintah kota New York,
misalnya, pada tahun 1975 pernah merestruk- turisasi obligasinya dengan
waktu jatuh tempo yang lebih lama.
4. Obligasi Perusahaan
Obligasi perusahaan (corporate bond) adalah surat utang jangka
panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan
dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau
tanpa kupon yang sudah ditentukan di kontrak utangnya.
Obligasi perusahaan biasanya dilindungi dengan bond indenture, yaitu
janji perusahaan penerbit obligasi untuk mematuhi semua ketentuan yang
dituliskan kepada pihak tertentu yang dipercaya (trustee). Trustee ini
biasanya adalah suatu bank atau perusahaan trust yang akan bertindak
mewakili pemegang obligasi. Salah satu isi dari indenture ini misalnya
adalah pembayaran kupon tepat waktu dan jika perusahaan melanggarnya,
maka pemegang obligasi berhak membatalkan obligasinya dengan
meminta kembali semua investasinya.
2.3. Nilai Obligasi
Nilai obligasi atau yang biasanya disebut jumlah emisi obligasi adalah
informasi perihal jumlah dana yang diperlukan sebagai pendasaran
mendapatkan utang dari investor. Besaran nominal yang dikeluarkan harus
ditentukan oleh aliran arus kas perusahaan, kinerja perusahaan, dan tujuan
bisnis agar investasi obligasi bergerak sesuai fakta. Nilai obligasi mengacu

9
pada harga pasar saat ini dari obligasi tertentu. Ini dipengaruhi oleh faktor
seperti suku bunga, risiko kredit, jangka waktu, dan permintaan pasar. Nilai
obligasi dapat berupa nilai maturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsik.
1. Nilai Maturiti Obligasi
Nilai maturiti (maturity value) atau disebut juga dengan nilai jatuh tempo
adalah nilai yang dijanjikan akan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo.
Nilai maturiti ini juga mewakili nilai nominal atau nilai par (par value)
atau nilai tampang (face value) dari obligasi. Nilai jatuh tempo biasanya
sudah tertentu perusahaan lembarnya, misalnya US $1,000 atau misalnya
Rpl juta.
2. Nilai Pasar Obligasi
Nilai pasar obligasi (market value) adalah nilai jual obligasi yang terdaftar
di pasar modal pada saat tertentu. Mi- salnya adalah kutipan nilai-nilai
pasar beberapa obligasi yang tercatat di New York Stock Exchange di
surat kabar The Wall Street Journal.
Tabel 3. Kutipan Nilai-Nilai Pasar Obligasi
Hasil Nilai Perubahan
Obligasi Volume
Sekarang Tutup Bersih
ATT 8.80s05 09.05 260 923/4 -0,5
ATT 85/8 s07 09.06 284 901/4 -0,75
ATT 85/826 09.08 207 875/8 -0,875
Amoco
09.04 11 971/2 -0,5
9.2s04

Penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut ini:

10
1. Sebagai contoh adalah obligasi ATT 8.80s05 yang tam- pak di tabel di
atas. Obligasi ini diterbitkan oleh perusa- haan American Telephone &
Telegraph (AT&T) dengan membayarkan kupon sebesar 8,80%
setahunnya dan dibayar setengah tahunan (diberi kode "s" yang berarti
semiannually) dan jatuh tempo pada tahun 2005.
2. Hasil sekarang (current yield) dari obligasi ini adalah sebesar 9,5%.
Hasil sekarang (current yield) adalah nilai kupon sekarang dibagi
dengan harga pasarnya, yaitu sebesar $88.00/S 927.50 atau sebesar
9.5%.
3. Selama hari tersebut, jumlah transaksi yang terjadi adalah sebanyak
260 volume obligasi.
4. Pada saat pasar obligasi ditutup pada hari itu, nilai pasarnya adalah
sebesar $927.50.
5. Nilai penutupan obligasi turun sebesar $5.00 atau -1/2 poin dari nilai
penutupan hari sebelumnya.
3. Nilai Intrinsik Obligasi

Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value)


atau nilai sesungguhnya dari suatu obligasi adalah perkiraan nilai
sebenarnya dari suatu obligasi. Nilai sebenarnya tidak mungkin dihitung
dengan tepat, hanya dapat diperkirakan. Nilai intrinsik suatu obligasi pada
saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus sebagai berikut ini.

K K Kn NJTn
NO = 1 + 2 + …+ n
+¿ n
(1+i) (1+i) (1+i) (1+i)

Notasi:

NO* : Nilai intrinsik dari obligasi.


i : Suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
Kt : Nilai kupon ke-t dari t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat suku
bunga kupon dikalikan dengan nilai par obligasi.
NJTn : Nilai jatuh tempo obligasi.
Obligasi dapat berupa coupon bond (obligasi kupon) dan pure-
discount bond (obligasi dengan diskon-murni). Coupon bond (obligasi
kupon) adalah obligasi yang membayar kupon. Kupon adalah bunga yang
dibayarkan oleh obligasi untuk se- tiap periode tertentu, umumnya tiap
setengah tahun atau ta- hunan.

11
Pure-discount bond (obligasi dengan diskon-murni) merupakan
obligasi yang tidak membayar kupon, sehingga obligasi dijual dengan
harga diskon. Jika obligasi tidakmembayar kupon, maka nilai intrinsik
dari obligasi pada saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus:
NJTn
NO = n
(1+i)
Notasi :
NO* : Nilai instrinsik dari obligasi
I : suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan
NJTn : Nilai jatuh tempo obligasi
Likuiditas (liquidity) atau disebut juga dengan marketabi- lity dari
suatu obligasi menunjukkan seberapa cepat investor dapat menjual
obligasinya tanpa harus mengorbankan harga obligasinya. Salah satu
pengukuran dari likuiditas obligasi adalah rentang permintaan-penawaran
(bid-ask spread) yang menunjukkan perbedaan antara nilai permintaan
tertinggi investor mau menjual dan penawaran terendah dealer mau
membeli. Obligasi yang aktif diperdagangkan akan cenderung
mempunyai bid-ask spread yang lebih rendah dibandingkan dengan yang
tidak aktif diperdagangkan.
Tabel 4. Sebagian Transaksi Obligasi di BES
1 Minggu 4 Minggu
Coupon Tanggal
Kode Obligasi Volume Volume
(%) Maturiti Tinggi Rendah Tinggi Rendah
(Miliar Rp) (Miliar
ASGR01XXBFTW 13,375 27/10/2008 89,65 88 11,0
BABP01XXBFTW 13,500 2504/2006 97,65 97,65 3,0
BBN101XXBFTW 13,125 10/07/2011 84 81,85 6,0
BBTN09XXBFTW 12,500 02/10/2008 89,1 87,5 51,0
BTN10A 12,200 25/05/2009 84,25 84,25 50,0
BTN10B 12,600 25/05/2014 84 84 1,5 84 79,6 7,5
TLKM01XXBFTW 17,000 16/07/2007 104,3 102,5 11,0 104,3 102,5 24,5
(Sumber : Busda Efek Surabaya)
Dari tabel di atas, beberapa obligasi tidak diperdagangkan selama satu
minggu terakhir, tetapi semua obligasi diperda- gangkan selama 4 minggu

12
terakhir. Misalnya obligasi dengan kode TLKM01XXBFTW yang
diterbitkan oleh perusahaan Telkom dengan bunga tetap sebesar 17%
setahun dengan tanggal jatuh tempo 16 Juli 2007 selama satu minggu
terakhir diperdagangkan sebesar Rp11 miliar.
Bursa Efek Surabaya adalah pasar modal dengan bentuk OTC (over
the counter) dengan sistem perdagangan menggu- nakan dealer. Untuk
obligasi yang akan dijual oleh investor, bid-ask spread menunjukkan
perbedaan antara nilai permintaan tertinggi investor mau menjual dan
penawaran terendah dealer mau membeli. Untuk obligasi yang akan dibeli
oleh investor, bid-ask spread menunjukkan perbedaan antara nilai
permintaan tertinggi dealer mau menjual dan penawaran terendah investor
mau membeli. Tabel di atas tidak dibedakan antara transaksi jual atau beli
dari obligasi, sehingga bid-ask spread satu ming- gu untuk obligasi ini
adalah sebesar (104,3 - 102,5)/102,5 = 0,0176.
2.4. Hasil Obligasi
Hasil obligasi adalah pengembalian yang diperoleh investor atas suatu
obligasi. Sederhananya, imbal hasil obligasi adalah pengembalian modal yang
ditanam investor. Imbal hasil obligasi berbeda dengan harga obligasi—
keduanya memiliki hubungan terbalik. Imbal hasil sesuai dengan tingkat
kupon obligasi pada saat obligasi diterbitkan. Imbal hasil obligasi dapat
diperoleh dengan berbagai cara, termasuk imbal hasil kupon dan imbal hasil
saat ini. Beberapa pengukuran digunakan untuk mengukur yield dari suatu
obligasi yaitu current yield, yield to maturity, dan yield to call.
1. Hasil Sekarang
Hasil sekarang (current yield) diukur dengan nilai kupon setahun dibagi
dengan nilai pasar obligasi saat ini.
Contoh 6.4:
Obligasi Astra Graphia I dengan kode ASGR01XXBFTW yang jatuh
tempo pada tanggal 27 Oktober 2008, membayar kupon sebesar 13,375%

13
pada hari ini dijual dengan harga 89,25 poin. Hasil sekarang (current
yield) dari obligasi ini adalah sebesar Rp133,750/Rp 892,500 = 14,986%.
2. Hasil Sampai Maturiti
Hasil sampai maturiti (yield to maturity) adalah tingkat return dari
obligasi yang dibeli dengan harga pasar sekarang dan disimpan sampai
jatuh tempo. Yield to maturity (YTM) dapat diperoleh dengan mencari
tingkat diskonto yang menye- babkan nilai sekarang dari semua aliran kas
sama dengan nilai pasar sekarang dari obligasi. Untuk obligasi yang
membayar kupon, YTM dapat dinyatakan dalam rumus:
K1 K2 Kn Kn
NO = 1 + 2 …+ n
+¿ n +
(1+YTM ) (1+YTM ) (1+i) (1+YTM )
NJTn
n
(1+YTM )
Notasi:
YTM = yield to maturity
NO = Nilai pasar sekarang dari obligasi
Kt = Nilai kupon ke-t dengan t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat
suku bunga kupon dikalikan dengan nilai per obligasi.
NJTn = Nilai jatuh tempo obligasi.
Nilai dari YTM dapat dihitung cara trial-and-error dengan
menyamakan nilai pasar sekarang dari obligasi (NO) dengan nilai
sekarang aliran-aliran kas. Dengan demikian nilai dari YTM adalah nilai
dari internal rate of return (IRR).
Contoh 1.
Seorang investor membeli obligasi lima tahun pada tahun 2001 yang
lalu dengan nilai pasar 990 poin (sebesar Rp990.000,- per lembar).
Obligasi ini membayar bunga variabel (floating rate) yaitu sebesar 4%
(yaitu sebesar Rp40.000,-) pada tahun 2002, 4,5% (sebesar Rp45.000,-)
pada tahun 2003, 5% (sebesar Rp50.000,-) pada tahun 2004 dan 5,5%

14
(sebesar Rp55.000,-) pada tahun 2005. Obligasi ini jatuh tempo pada
tahun 2005. Nilai dari YTM adalah sebesar: Dengan trial-and-error
diperoleh YTM sebesar 5%. Dengan menggunakan Excel dapat dilakukan
dengan fungsi IRR (A3: E3) di sel BS sebagai berikut:
40.000 45.000 50.000 55.000
990,000 = 1 + 2 + 3 + 4 +
(1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM )
1.000.000
4
(1+YTM )

Dengan trial-and-error diperoleh YTM sebesar 5%. Dengan


menggunakan Excel dapat dilakukan dengan fungsi IRR (A3: E3) di sel
B5 sebagai berikut:

Untuk nilai kupon dan konstan, yaitu K 1 = K 2=…= K N = K, maka


rumus diatas dapat di tuliskan sebagai berikut:
n
K NJTn
NO=∑ 1 +
t=1 ( 1+ YTM ) ( 1+ YTM )n
Notasi:
YTM = yield to maturity
t = Periode waktu ke-t dari t=1 sampai dengan n.
NO = Nilai pasar sekarang dari obligasi
Kt = Nilai kupon yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan
dengan
Nilai par obligasi
NJTn = Nilai jatuh tempo obligasi.
Contoh 2:

15
Suatu obligasi berumur 5 tahun yang tidak membayar kupon dengan nilai
jatuh tempo obligasi adalah Rp1.000.000,-, dan sekarang dijual dengan
diskon Rp555.000,-. nilai yield to maturity dapat dihitung dengan rumus:
¿ ¿
Rp 555.000,- = Rp 1.000.000 ,− 5
(1+YTM )
¿
(1+YTM ) = Rp 1.000.000 ,− Rp 555.000 ,−¿ ¿ ¿
5

5
(1+YTM ) = 1,80180
( 1=YTM )=1,80180 1/ 5
( 1=YTM )=1,12497
YTM = ,12497 = 12,497%
Nilai YTM dapat juga dicari lewat tabel. Nilai 1/(1+YTM) di
tabel disebut dengan faktor nilai sekarang. Nilai 1/(1+YTM)³ =
Rp555.000,-/Rp1.000.000,-0,555. Di tabel faktor nilai sekarang dengan
periode 5 tahun, nilai ini didapatkan pada nilai 12% dan 13%, yaitu
12,49%.
3. Hasil Sampai Ditarik
Hasil sampai ditarik (yield to call) adalah return dari obligasi dari
sekarang sampai dengan tanggal obligasi ditarik kembali. Yield to call
mirip dengan yield to maturity dengan perbedaan waktu dari obligasi.
Kalau YTM waktu obligasi adalah dari sekarang sampai jatuh tempo,
sedang yield to call waktu obligasi adalah dari sekarang sampai
kemungkinan ditarik.
A. Hak Tarik
Penerbit obligasi akan lebih menyukai jika mempunyai pilihan untuk
membayar obligasinya pada nilai par sewaktu- waktu sebelum jatuh
tempo. Hak obligasi semacam ini disebut dengan hak tarik atau provisi
tarik (call provision). Beberapa keuntungan akan didapatkan oleh
penerbit obligasi dengan adanya hak ini adalah hak penerbit obligasi

16
untuk membayar obligasinya pada nilai par sewaktu- waktu sebelum
jatuh tempo.
1. Utang perusahaan dapat dikurangi sewaktu-waktu jika aliran kas
perusahaan tersisa.
2. Obligasi dengan kupon yang tinggi dapat dihentikan dan diganti
dengan obligasi lainnya yang memberikan kupon lebih rendah jika
bunga menurun.
3. Menyediakan sinyal baik bagi perusahaan yang menun- jukkan
bahwa perusahaan menguntungkan sehingga ter- sedia banyak
aliran kas tersedia dan perusahaan ber- anggapan bahwa obligasi
adalah murah untuk ditarik kembali.
4. Menyediakan opsi tarik (call option) kepada perusahaan dengan
gratis.
Kebalikannya untuk investor, obligasi yang mempunyai call
provision merugikan investor, sehingga harga obligasi ini akan
lebih rendah dibandingkan dengan obligasi sejenis yang tidak
mempunyai hak tarik. Obligasi dengan call provision ini sebenarnya
menyediakan suatu opsi kepada perusahaan untuk dapat membeli
kembali obligasinya sewaktu-waktu. Opsi ini sama dengan opsi
tarik (call option). Dengan demikian harga dari obligasi dengan call
provision adalah nilai obligasi yang tanpa call provision dikurangi
dengan nilai call option.
B. Rentang Hasil
Rentang hasil (yield spread) adalah perbedaan antara yield to
maturity (YTM) yang dijanjikan dengan YTM suatu obligasi bebas
gagal (default free) yang mempunyai nilai kupon dan waktu maturiti
yang sama. Premium gagal (default premium) adalah perbedaan hasil
dari YTM dijanjikan dengan YTM diharapkan. YTM yang diharapkan
adalah YTM biasa yang dihitung di bab 6.7 sebelumnya. Premium

17
risiko (risk premium) adalah perbedaan antara YTM diharapkan
dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempuyai
nilai kupon dan waktu maturiti yang sama.
YTM diinginkan (Y) dapat dihitung dengan suatu rumus
sebagai berikut:
'
Y + λ . Pd
Y=
1−Pd
Notasi:
Y = YTM dijanjikan.
Y' = YTM diharapkan.
Pd = probabilitas obligasi akan gagal.
λ = nilai obligasi yang tidak terbayar relatif terhadap harga pasar
sekarang.
Contoh:
Suatu obligasi mempunyai probabilitas kegagalan sebesar 10%. Jika
terjadi kegagalan, investor hanya akan menerima 70% dari nilai
pasarnya, sehingga nilai obligasi yang tidak terbayar (λ) 100%-70%
30% atau 0,3. YTM diharapkan (Y') adalah sebesar 12%. YTM
dijanjikan oleh obligasi dapat dihitung sebesar:
0 ,12+ 0 ,3. 0 , 1
Y= = 16,67%
1−0 ,1
Premium gagal untuk obligasi ini adalah sebesar 16,67% - 12%
= 4,67% yang berarti bahwa obligasi yang mempunyai kemungkinan
gagal sebesar 12% dengan kemungkinan terbayar hanya 70% ini,
maka investor akan meminta tambahan (premium) karena
kemungkinan kegagalan ini sebesar 4,67%. Jika YTM untuk obligasi
bebas gagal dengan kupon dan jangka waktu maturiti yang sama
sebesar 10%, maka premium risiko (risk premium) adalah sebesar
12% 10% 2% yang berarti bahwa obligasi ini bukan obligasi bebas

18
risiko sehingga investor meminta tambahan (premium) karena
tambahan risiko ini sebesar 2%.
2.5. Resiko Obligasi
Suatu harta dalam kondisi berisiko bilaharta tersebut kita inveslasikan.
Untuk mengevaluasi keamanan suatu investasi diperlukan studi
menyeluruh tentang dua sisi dari risiko. Sisi yang pertama adalah risiko
bahwa harta yang kita tanamkan akan hilang baik sebagian, yang berupa
penurunan nilai, maupun keseluruhan. Sisi yang kedua adalah risiko
kehilangan kesempatan untuk mengin vestasikan harta kita dalam
investasi lain yang memberikan yield yang lebih tinggi. Jika harta kita
sudah terlanjur di investasikan ke suatu investasi, maka kesempatan untuk
memperoleh yield yang lebih tinggi yang ditawarkan investasi lain tidak
bisa kita manfaatkan. Ada beberapa macam risiko sebagai berikut :
1. Risiko Pilihan
Risiko pilihan terjadi bila investor menggunakan kriteria yang salah dalam
memilih suatu obligasi. Banyak investor yang keputusan investasinya
hanya dibuat berdasarkan yield tanpa memperhatikan risiko. Jika seorang
investor menjadikan yield sebagai satu-satunya dasar pemilihan, maka
perbandingan yang dilakukannya tidak akan valid, karena kita hanya bisa
membandingkan yield untuk menentukan pilihan jika tingkat risikonya
sama. Ada juga investor yang membeli saham atau obligasi suatu
perusahaan karena perusahaan tersebut terkenal. Kriteria ini juga bisa
menjadikan investasi kita salah arah. Dan masih banyak lagi kriteria-
kriteria pemilihan investasi yang menjadikan kita salah dalam memilih
investasi. Jika kita salah dalam menentukan pilihan maka kita akan
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan yield yang lebih baik dengan
risiko yang bisa kita tanggung.
2. Risiko Pasar atau Tingkat Bunga

19
Harga suatu obligasi bergerak berlawanan arah dengan perubahan tingkat
bunga di pasar. Ketika tingkat bunga naik (turun), maka harga obligasi
akan turun (naik). Investor yang ingin memegang obligasi sampai dengan
jatuh tempo akan menanggung risiko kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan bunga yang lebih tinggi jika tingkat bunga naik tetapi
malahan dapat keuntungan jika suku bunga turun. Namun bagi investor
yang tidak ingin memegang obligasi hingga jatuh tempo, kenaikan suku
bunga turun. Namun bagi investor yang tidak ingin memegang obligasi
hingga jatuh tempo, kenaikan suku bunga merupakan realisasi dari capital
loss karena harga obligasi turun. Risiko inilah yang disebut sebagai risiko
pasar atau risiko tingkat bunga.
3. Risiko Default.
Setiap pemegang obligasi adalah pemberi pinjaman, dan meskipun
perusahaan yang mengeluarkan obligasi terikat kewajiban untuk
membayar bunga dan prinsipal, investor masih harus memperhatikan
risiko default. Risiko ini bisa berupa pembatalan atau penundaan
pembayaran bunga dan yang lebih parah lagi jika peruahaan tidak mampu
melunasi obligasinya pada saat jatuh tempo.
4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas berhubungan dengan kemudahan investor untuk menjual
obligasinya pada atau mendekati harga yang wajar. Alat ukur yang biasa
digunakan adalah besarnya spread antara bid pricedan offer price yang
ditetapkan oleh dealer. Semakin tinggi spreadnya maka semakin tinggi
risiko likuiditasnya. Untuk investor yang memegang obligasi hingga jatuh
tempo, risiko likuiditas ini tidak begitu penting.
Risiko likuiditas juga bisa diukur dari kemampuan kita untuk menarik
kembali investasi. Jika harga obligasi sekarang lebih rendah dari pada
harga saat kita membeli maka kita hanya akan bisa menjualnya jika kita
mau menanggung rugi. Atau kita menunggu sampai harganya paling tidak

20
sama dengan waktu kita membeli, dan berarti obligasi kurang likuid.
Risiko likuiditas ini harus dibedakan dengan risiko marketability. Risiko
marketibility adalah berhubungan dengan kemudahan investor untuk
menjual obligasinya. Risiko marketbility obligasi rendah jika obligasi
tersebut diperdagangkan secara publik dan tersedia pasar sekundernya.
5. Risiko Diversifikasi
Kebanyakan investor tahu tentang pepatah bahwa jangan menaruh semua
telor dalam satu keranjang, Tetapi diversifikasi tidak sekedar menyebarkan
risiko dalam beberapa investasi yang berbeda. Diversifikan harus secara
cermat diatur dan direncanakan, sehingga nantinya portfolio tidak berisi
kumpulan investasi yang tidak menguntungkan. Misalnya: seorang
investor membeli sejumlah saham dan obligasinya. Jika harga saham atau
obligasi meningkat maka saham atau obligasi tersebut akan dijual. Tetapi
jika harganya menurun akan tetap disimpan dalam portofolio. Dengan
demikian portofolio akan berisi kumpulan saham dan obligasi yang
merugi. Dalam contoh ini keputusan pembelian investasi sudah
didiversifikasi tetapi keputusan penjualannya belum, malahan terlalu
selektif. Risiko diversifikasi adalah risiko bahwa potensi pendapatan dan
pertumbuhan portofolio akan memburuk sebagai akibat tidak adanya
diversifikasi baik pada saat membeli investasi maupun dalam menjualnya.
6. Risiko Obligasi Dilunasi Sebelum jatuh Tempo
Beberapa obligasi ada yang berisi syarat bahwa perusahaan pengeluar
obligasi mempunyai hak untuk melunasi obligasi sebelum jatuh tempo. Ini
sebagai antisipasi kalau tingkat bunga pasar jatuh di bawah coupon rate.
Dari sudut investor, ada tiga kerugian dengan adanya persyaratan tersebut.
Pertama, cash flow dari obligasi tersebut raenjadi tidak bisa diketahui
dengan pasti. Kedua, karena perusahaan akan menarik
kembali obligasi pada saat tingkat bunga turun, maka investor akan
menghadapi risiko reinvestasi, yaitu mereka hanya bisa reinvesatasi pada

21
obligasi yang memberikan bunga yang lebih rendah. Ketiga, potensi
kenaikan kapital dari obligasi akan berkurang karena harganya tidak akan
naik melebihi harga yang ditetapkan untuk menarik kembali obligasi.
7. Risiko Event
Kadang-kadang kemampuan perusahaan pengeluar obligasi untuk
membayar bunga dan prinsipal berubah dengan dratis karena :
1. bencana alam atau kecelakaan dalam industri misalnya kebakaran
2. adanya takeover atau rektrukturisasi. Kalau takeover tersebut dibiayai
dengan hutang (Leverage Buy Out) maka rating obligasi perusahaan
akan menurun. Risiko ini disebut risiko event.

Walaupun obligasi lebih rendah dengan saham, tetapi obligasi tetap aktiva
berisiko. Risiko dari obligasi adalah obligasi tidak terbayar
(default)obligasi (bond rating) dapat sebagai proksi dari risiko obligasi. Di
Tabel 6.1 terlihat bahwa obligasi Astra Graphia I yang pada tahun 2003
rating A-.

Tabel 5. Peingkat Obligasi Menurut S&P


Peringkat Keterangan
AAA Mempunyai kemampuan sangat kuat untuk membayar
bunga-bunga dan membayar kembali prinsipal.
AA Mempunyai kemampuan kuat untuk membayar bunga-
bunga dan membayar kembali prinsipal.
A Mempunyai kemampuan kuat untuk membayar bunga-
bunga dan membayar kembali prinsipal tetapi lebih
rentan terhadap kondisi-kondisi yang berubah terbalik
dibandingkan dengan kasus dari AA.
BBB Mempunyai kemampuan cukup untuk membayar bunga-
bunga dan membayar kembali prinsipal. Bahkan lebih
rentan terhadap kondisi-kondisi yang berubah terbalik

22
dibandingkan dengan obligasi-obligasi peringkat A.
BB, B Dianggap spekulatif terhadap kemampuan untuk
CCC, CC, C membayar bunga-bunga dan membayar kembali
prinsipal. BB menunjukkan tingkat terendah dari
spekulasi dan C menunjukkan tingkat tertinggi dari
spekulasi.
D Gagal (default). Pembayaran bunga-bunga dan
pembayaran kembali prinsipal tertunggak.
+ atau - Dapat digunakan untuk menunjukkan posisi relatif di
dalam suatu kategori

Peringkat obligasi (bond rating) adalah karakter yang diberikan oleh


agen untuk menunjuk- kan risiko dari obligasi. Dua buah agen obligasi
terkenal di dunia adalah & Poor's (S&P) dan Moody's Investor Service Inc. Di
Indonesia obligasi oleh PT PEFINDO yang didirikan tanggal 21 Desember
1993 (lihat lebih lanjut di www.pefindo.com) dan PT KASNIC Credit Rating
(lihat lebih lanjut di www.kasnicrating.com)

Teorema obligasi akan menjelaskan bagaimana hubungan antara harga


obligasi akibat suku bunga, maturiti, dan nilai kupon. Untuk ilustrasi akan
suatu obligasi dengan tingkat kupon sebesar 14% setahun dengan nilai par-
nya sebesar Rp1 juta dibayar pada saat jatuh tempo. Harga obligasi akan
berubah dengan berubahnya suku bunga dan lamanya maturniti. Hasil pasar
atau market yield menunjukkan hubungan antara perubahan suku bunga
terhadap harga obligasi. Malkiel (1962) memperkenalkan lima teorema
tentang hubungan antara harga-harga obligasi dengan hasil-hasilnya (yields).
Teorema ini disebut dengan Malkiel's bond theorems. Ada 5 teorema yaiatu :

23
Teorema 1 : Harga dari obligasi akan bergerak berlawanan dengan hasil pasar
(market yield)

Teorema 2 : Dengan maturiti konstan, penurunan suku bunga akan me harga


obligasi dengan basis lebih besar di- dengan suku bunga yang sama besar- nya
yang akan harga obligasi.

Teorema 3 : Untuk suatu perubahan suku bunga yang tertentu, harga obligasi
akan positif dengan waktu maturiti, yaitu semakin lama maturitinya, semakin
besar harga

Teorema 4 :Perubahan harga yang terjadi akibat hubungan antara maturiti


obligasi dan akan semakin besar dengan tingkat menurun (increases at a rate)
sejalan dengan maturiti

Teorema 5 : Persentasi perubahan harga obligasi akibat dari perubahan suku


bunga akan lebih kecil jika tingkat kupon lebih tinggi

Hasil dari teorema-teorema ini adalah sebagai berikut ini.

1. Kaitannya dengan suku bunga


a. Harga obligasi terbalik dengan suku bunga pasar.
b. suku bunga lebih sensitif harga obligasi dengan suku bunga.
2. Kaitannya dengan maturity
a. Besarnya perubahan harga obligasi berhubungan positif dengan
waktu maturiti.
b. Perubahan harga obligasi tersebut terjadi dengan tingkat
menurun sejalan dengan meningkatnya ma- turiti.
3. Kaitannya dengan Tingkat Kupon.
Besarnya persentasi perubahan harga obligasi akibat dari
perubahan suku bunga berhubungan terbalik dengan tingkat kupon.

24
Teorema-teorema ini menyediakan informasi yang bergu- na
bagi investor, sehingga mempunyai implikasi yang cukup penting
terhadap investor. Implikasinya adalah sebagai berikut ini.

1. Jika suku bunga dapat diprediksi dan diekspektasi, maka investor


seharusnya membeli obligasi (tidak dibanding- kan dengan aktiva
lain) jika suku bunga diekspektasi akan turun. Sebaliknya, investor
seharusnya menjual obligasinya jika suku bunga diekspektasi akan
naik.
2. Untuk dapat memperoleh hasil maksimum pengaruh turunnya suku
bunga terhadap harga obligasi, maka investor seharusnya membeli
obligasi yang mempunyai maturiti yang lama (long-maturity bond)
dan tingkat kupon yang rendah (low-coupon bond).
3. Jika investor harus membeli obligasi padahal suku bunga
diekspektasikan akan naik, sebaiknya investor membeli obligasi
yang mempunyai maturiti yang pendek (short- maturity bond) dan
tingkat kupon yang tinggi (high- coupon bond).

BAB III

PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang
akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika
ada. Obligasi memiliki tingkat resiko paling rendah, dan cenderung lebih
stabil. Obligasi yang tercatat di pasar modal diberi kode yang
dimaksudkan untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi yang
lainuntuk menunjukkan karakteristik dari obligasinya. Terdapat beberapa
macam obligasi ditinjau dari penerbit- nya, di antaranya yaitu obligasi
pemerintah (government bond), municipal bond, dan obligasi perusahaan

25
(corporate bond). Nilai obligasi atau yang biasanya disebut jumlah emisi
obligasi adalah informasi perihal jumlah dana yang diperlukan sebagai
pendasaran mendapatkan utang dari investor. Nilai obligasi dapat berupa
nilai maturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsik. Hasil obligasi adalah
pengembalian yang diperoleh investor atas suatu obligasi. Sederhananya,
imbal hasil obligasi adalah pengembalian modal yang ditanam investor.
Beberapa pengukuran digunakan untuk mengukur yield dari suatu obligasi
yaitu current yield (Hasil Sekarang), yield to maturity (Hasil Sampai
Maturiti), dan yield to call (Hasil Sampai Ditarik).
3.2. SARAN
Penting untuk memahami risiko-risiko yang terkait dengan investasi
obligasi, seperti risiko pasar, risiko default, dan risiko likuiditas. Dengan
memahami risiko-risiko ini, investor dapat mengelola portofolio mereka
dengan lebih hati-hati. Selain itu, sebelum melakukan investasi obligasi,
disarankan untuk mempertimbangkan tujuan investasi dengan jelas.
Apakah tujuan jangka pendek atau jangka panjang, serta tingkat risiko
yang dapat ditoleransi. Hal ini akan membantu dalam pemilihan jenis
obligasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi. Selain itu,
investor harus perhatikan faktor lamanya jangka waktu jatuh tempo atau
maturitas obligasi tersebut, karena obligasi yang memiliki jangka waktu
jatuh tempo yang lama maka akan memiliki tingkat risiko yang lebih
tinggi, begitu pula sebaliknya

26
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (1994). Risiko-risiko obligasi dan strategi portofolio obligasi. Economic


Journal of Emerging Markets, 34-41.
Hartono, Jogiyanto. 2019. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Kustiyaningrum, D., Nuraina, E., & Wijaya, A. L. (2017). Pengaruh Leverage,
Likuiditas, Profitabilitas, Dan Umur Obligasi Terhadap Peringkat Obligasi
(Studi Pada Perusahaan Terbuka Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).
Assets: Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, 5(1), 25-40.

27

Anda mungkin juga menyukai