“OBLIGASI”
PENDAHULUAN
ekonomi, system keuangan dituntut agar berjalan efisien dan efektif. Pada dasarnya
system keuangan ini adalah untuk menjembatani aliran dana dari pihak yang surplus dana
ke pihak yang defisit dana. Dalam perspektif umum, rumah tangga dan individu adalah
pihak yang surplus dana dan perusahaan adalah pihak yang memerlukan dana atau defisit
dana. Individu secara tidak langsung menyediakan dana bagi perusahaan melalui lembaga
menyalurkan dana kepada perusahaan baik dalam bentuk kredit atau melalui pembelian
surat surat berharga melalui pasar keuangan atau financial market, pasar keuangan ini ada
2 jenis yaitu : pasar uang dan pasar modal. Instrument pasar uang ini seperti : SBI,
commercial paper, sertifikat deposito, dll. Sementara pasar modal ini instrumentnya
(fix income securities). Obligasi termasuk dalam kelompok investasi berpendapatan tetap
sebab jenis pendapatan keuntungan yang diberikan kepada investor oblligasi didasarkan
pada tingkat suku bunga yang telah ditentukan sebelumnya menurut perhitungan tertentu.
Tingat pendapatan tertentu tersebut bisa berbentuk tingkat suku bunga tetap (fixed
resiko investasi. Risiko ini bisa berbentuk wan prestasi (default) atas pembayaran kupon
obligasi tersebut. Selain itu resiko yang paling ditakuti, yakni apabila hak penerbit
membayar kewajiban pokok utangnya. Investor obligasi jangka pendek juga bisa
mengalami kerugian akibat nilai pasar dari obligasi tersebut turun atau lebih rendah
perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh swasta seluruhnya, ataupun perusahaan yang
dimiliki oleh negara (PT persero). Beberapa persero yang menerbitkan obligasi
diantaranya adalah PT. Jasa Marga, PT. PLN, Bank Bapindo, dan berbagai bank BPD,
Astra internasional, IBJ leasing, BBL leasing, Asia Nusa Mas leasing dan sebagainya.
Pada dasarnya obligasi ini surat penyertaan utang perusahaan terhadap pemilik
obligasi. Dengan munculnya pasar keuangan ini memberikan kemudahan bagi perusahaan
untuk mendapat dana lebih dan mendapatkan modal yang besar tanpa harus ke bank
untuk meminjam uang sebagai modal yang harus melalui prosedur prosedur yang panjang
dan lama. Salah satunya dengan obligasi ini perusahaan dapat mendapatkan modal atau
pinjaman dana dari pihak pihak yang memiliki dana yang lebih atau surplus dana.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai apa itu obligasi,karakter obligasi,penilaian
obligasi,hasil obligasi,bagaimana menilai resiko obligasi dan resiko gagal bayar, juga
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian Obligasi
tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa
bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan
Obligasi adalah Jenis Efek berupa surat pengakuan utang atas pinjaman uang dari
dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayarannya telah
Menurut Berk (2007:212), obligasi adalah surat berharga yang dijual oleh
Menurut Tandelilin (2010:40), obligasi adalah sekuritas yang memuat janji untuk
memberikan pembayaran tetap menurut jadwal yang telah ditentukan. Obligasi itu
sendiri merupakan sertifikat atau surat berharga yang berisi kontrak antara
bunga secara reguler sesuai jadwal yang telah ditetapkan serta melunasi kembali
Menurut Fahmi (2013:42), obligasi merupakan surat berharga yang dijual kepada
Menurut Pratomo dan Nugraha (2009), obligasi adalah surat utang yang berjangka
waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu yang dikeluarkan oleh
Menurut Keown dkk (2011: 232), obligasi merupakan suatu jenis utang atau surat
tahun.
Menurut Yuliana dkk (2011), obligasi merupakan surat pengakuan utang yang
dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak
yang berutang, yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk
membayar bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap.
pasar modal, obligasi ini merupakan surat tanda utang jangka panjang yang dikeluarkan
oleh pemerintah dan perusahaan baik swasta maupun milik pemerintah untuk
mendapatkan modal. Obligasi ini janji dari pihak yang menerbitkan utang ( issuer ) untuk
membayar imbalan bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang telah ditentukankepada pihak pembeli obligasi, sementara obligasi ini dapat
dipindahtangankan.
Berbeda dengan saham, obligasi ini tidak mempunyai hak terhadap manajemen dan
memiliki hutang kepada si pemegang obligasi sebesar obligasi yang dimilikinya. Oleh
karena itu, dalam struktur modal perusahaan yang terlihat dalam neraca, obligasi
dimasukkan dalam modal asing atau utang jangka panjang. Utang ini akan dilunasi
Obligasi ini merupakan salah satu jenis efek pendapatan tetap ( fixed income
securities ). Sedangkan ciri ciri efek pendaptan tetap ini sebagai berikut :
Dalam obligasi ini umumnya memiliki jatuh tempo antara 10 sampai 30 tahun, namun
ada juga obligasi yang memiliki jatuh tempo antara 7 sampai 10 tahun. Obligasi ini
sebenarnya sama dengan utang jangka panjang yang diperoleh melalui bank, hanya saja
obligasi ini penjualannya dipublikasikan dan dijual kepada investor langsung dan
prosesnya tidak serumit bank. Dengan adanya obligasi ini memungkinkan perusahaan
memperoleh modal yang besar dengan mudah. Tingkat bunga obligasi biasanya tetap dan
dibayarkan satu tahun sekali atau dua kali dalam setahun. Namun pemegang obligasi ini
memiliki resiko yang cenderung lebih kecil dari pemegang saham biasa karena
pemegang obligasi.
Obligasi ini meupakan salah satu sumber dana eksternal tidak lepas dari kemungkinan
terjadinya resiko gagal pelunasannya. Oleh karena itu sejak awal 1900-an dilakukan
( default ). Di Indonesia terdapat perusahaan yang bergerak dalam bidang ini adalah PT
sama dengan Standar & Poor’s Corporation. Oleh karena itu pemeringkatnya juga
menggunakan cara yang sama dengan yang digunakan oleh Standard & Poor’s. Standard
& Poor’s Coorporation ( S&P ), Moody’s Investors Service ( Moody’s), yang merupakan
Obligasi yang merupakan triple A dan double A adalah obligasi yang sangat aman
untuk investasi. Single A dan triple B berada dibawah dua yang pertama tetapi cukup
bagus untuk dikelompokkan sebagai obligasi yang aman untuk investasi. Sehingga empat
double B dan dibawahnya merupaka obligasi yang memiliki resiko dan return yang
tinggi serta bersifat sangat spekulatif sehingga sering disebut junk bond, obligasi ini
mempengaruhi secara langsung terhadap tingkat bunga obligasi dan biaya modal obligasi
keterbatasan atas obligasi mana yang akan dibeli, sehingga jika peringkat obligasi suatu
perusahaan merosot dibawah BBB, obligasi akan sulit dibeli oleh investor kelembagaan.
Dan pada umumnya pemilik obligasi akan merubahnya dalam bentuk saham apabila
mereka merasa pasar telah menilai perusahaan terlalu rendah atau undervalue. Dengan
merubah obligasi yang mereka miliki menjadi saham, maka mereka berharap secara
berangsur angsur angsur pasar akan melakukan apresiasi nilai perusahaan yang berarti
Berdasarkan penerbitnya, obligasi dibagi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut
(Fahmi,2013:45):
1. Treasury Bond (TB). Treasury Bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah, seperti departemen keuangan atau bank sentral suatu negara. Adapun
2. Corporate Bond (CB). Corporate Bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh
risiko yang harus ditanggung oleh pihak pemegang obligasi jika ternyata
perusahaan tersebut mengalami risk default (risiko gagal bayar) dengan sebab-
sebab tertentu. Dan jika tingkat risiko kegagalan membayar semakin tinggi maka
semakin tinggi tingkat suku bunga yang harus dibayar oleh penerbit.
3. Municipal Bond (MB). Municipal Bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah negara bagian, dan biasanya pemegang obligasi ini dibebaskan dari
pajak. Adapun risikonya adalah sama-sama memiliki risiko namun lebih rendah
4. Foreign Bond (FB). Foreign Bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh negara
asing dan salah satu risikonya adalah risiko dalam bentuk Foreign currency (mata
uang asing). Risiko lain adalah jika terjadi pada risiko gagal bayar.
Berdasarkan sistem pembayaran bunga, obligasi dibagi menjadi empat jenis, yaitu
secara periodik. Namun bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh
tempo.
2. Coupon Bonds. Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
3. Fixed Coupon Bonds adalah obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara
periodik.
4. Floating Coupon Bonds adalah obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
tertentu seperti Average Time Deposit (ATD), yaitu rata-rata tertimbang tingkat
Berdasarkan jenis dan karakteristiknyya, obligasi dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu
1. Callable bond adalah obligasi tidak dapat ditarik kembali sebelum jatuh tempo.
3. Non convertible bond adalah obligasi yang tidak dapat diubah menjadi saham.
4. Eurobond adalah obligasi dalam mata uang asing dan diterbitkan di luar negeri.
5. Yankee bond adalah obligasi yang diterbitkan dengan mata uang setempat dimana
6. Zero coupon bond adalah obligasi yang tidak membayar bunga dan dijual dengan
diskon.
7. Floating rate bond adalah obligasi yang menawarkan coupon rate berubah-ubah.
1. Secured bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya
atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini termasuk
didalamnya adalah :
dimilikinya.
2. Unsecured bonds : obligasi yang tidak dijamin dengan kekayaan tertentu tapi
2. Retail bonds : obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang
kupon bunga.
perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi
syariah, yaitu:
akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas
sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
Karakterisik yang harus dimiliki oleh sebuah obligasi adalah sebagai berikut (Bursa Efek
Indonesia) :
1. Nilai Nominal (face value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima
2. Kupon (the interest rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara
3. Jatuh Tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode
jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan di atas 5 tahun.
Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk
diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi
yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin
dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat
(rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau
Kasnic Indonesia.
Kelebihan atau keuntungan yang dimiliki obligasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar
obligasi.
dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima
pemegang obligasi.
3. Investasi obligasi dapat pula melindungi risiko pemegang obligasi dari kemungkinan
terjadinya inflasi.
4. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli instrumen
aktiva lain.
5. Pendapatan bunga, bunga yang diterima secara periodic. Pada umumnya tingkat
7. Special feature gain, keuntungan khusus yang melekat pada pemegang obligasi yang
1. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai
hubungan negatif, apabila harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, dan
sebaliknya.
penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan
4. Resiko daya beli, resiko karena naik tingkat inflasi yang menyebabkan harga harga
6. Resiko likuiditas, resiko yang dihadapi karena kesulitan untuk memenuhi kewajiban
7. Resiko jangka waktu jatuh tempo, resiko yang dihadapi karena makin panjang jangka
8. Resiko mata uang, resiko ini dihadapi oleh investor yang membeli obligasi dalam
denominasi mata uang asing. Resikonya adalah perbedaan nilai tukar mata uang asing
V.Penilaian
penilaian yang spesifik dan berbeda dengan instrumen investasi lainnya seperti saham.
Konsep penilaian obligasi yang bentuk pendapatannya dikenal dengan istilah yield
pada dasarnya dikembangkan atas dasar intrinsik dari nilai tersebut. Selain itu, besaran
aliran dana yang dihasilkan dari kupon (suku bunga) obligasi tersebut merupakan faktor
penting dalam penilaian sebuah obligasi, konsep penilaian obligasi diantaranya meliputi:
pendapatan atas nilai uang tertentu, dimana investor akan menghitung nilai
pendapatan suku bunga. Tingkat suku bunga didapatkan dari perhitungan rasio
antara tingkat pendapatan yang akan diterima ddengan nilai pokok investasi pada
2. Kedua, future value/ nilai yang akan datang. Mempunyai pengertian bahwa nilai
yang akan diterima dari investasi serta hasil pendapatan suku bunga tersebut
diinvestasikan kembali dengan tingkat suku bunga yang sama dalam periode
waktu tertentu. Atau dengan kata lain future value merupakan nilai yang diterima
Nilai obligasi dapat berupa nilai maturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsik.
1. Nilai Maturiti (maturity value) atau disebut juga nilai jatuh tempo adalah nilai
yang dijanjikanakan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo.Nilai maturiti ini
mewakili nilai nominal atau nilaipar (par value) atau nilai tampang (face
Rp 2 juta
2. Nilai Pasar (market value) adalah nilai jual obligasi yang terdaftar di pasar modal
a. Sebagai contoh adalah obligasi ATT 8.80s05 yang tampak di tabel di atas.
setengah tahunan (diberi kode “s” yang berarti (semiannually) dan jatuh
b. Hasil sekarang (current yield) dari obligasi ini adalah sebesar 9,5%. Hasil
sekarang (current yield) adalah nilai kupon sekarang dibagi dengan harga
c. Selama hari tersebut, jumlah transaksi yang terjadi adalah sebanyak 260
volume obligasi.
d. Pada saat pasar obligasi ditutup pada hari itu, nilai pasarnya adalah sebesar
$927.50.
e. Nilai penutupan obligasi turun sebesar $5.00 atau -1/2 poin dari nilai
penutupan hari sebelumnya
K = nilai kupon ke-t dari 1 sampai dengan n, yaitutingkat suku bunga kupon
K1=K2=…=Kn
K = nilai kupon ke-t dari 1 sampai dengan n, yaitutingkat suku bunga kupon
Obligasi dapat berupa coupon bond (obligasi kupon)dan pure-discount bond (obligasi
adalah bunga yang dibayarkanoleh obligasi untuk setiap periode tertentu,umumnya tiap
setengah tahun atau tahunan.Obligasi dengan diskon murni adalah obligasiyang tidak
VI.Hasil Obligasi
Setiap investasi tentunya harus diukur tingkat returnnya. Pendapatan obligasi adalah
bunga atau kupon dan pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari
investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor
nilai pari.
1. Current yield, adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang diterima
Contoh :
per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal
Rp 1.000.000.000, maka:
= 17,34%
b. Obligasi Berlian II tahun 2003 memberikan bunga tetap sebesar 14,50 % per
P = 500.000.000
= 14,50
CY =14,21 %
2. Yield to maturity adalah tinkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh
investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang sering
kali digunakan oleh para pelaku adala YTM approximation atau pendekatan nilai
Keterangan :
C = kupon
n = periode waktu
P = harga pembelian
Contoh soal :
memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo
C = 16 %
R= redemption
P = 100%
YTM approximation
= 17,49 / 97,13
= 0,18 x 100%
= 18%
ii. Obligasi Berlian II tahun 2003 memberikan bunga tetap sebesar 14,50 % per
tahun. Jika anda membeli denominasi obligasi sebesar Rp.500 juta, berapa
Pn = 500.000.000
n=4
510.000.000 ) / 2 )
= ( 70.000.000 / 505.000.000 )
= 0,1386 x 100 %
= 13,86 %
Kesimpulan :
2. Bila harga pasar > nlai nominal maka YTM < CY < KY
3. Bila harga pasar < nilai nominal maka YTM > CY > KY
Hasil sampai ditarik (yield to call) adalah return dari obligasi dari sekarang sampai
dengan tanggal obligasi ditarik kembali. Perbedaaan antara YTC dengan YTM
adalah jika YTM waktu obligasinya mulai dari sekarang sampai jatuh tempo tetapi
jika YTC waktu obligasinya adalah dari sekarang sampai kemungkinan ditarik.
Harga suatu obligasi tidak ditentukan dalam nilai mata uang, tetapi dinyatakan dalam
presentase ( % ).
1. Pada pasar perdana harga obligasi dijual sesuai dengan nilai nominalnya atau
= 100 % dan disebut at
Hubungan antara suku bunga dan harga obligasi adalah apabila suku bunga naik harga
obligasi turun sedangkan jika suku bunga turun harga obligasi naik.
obligasi turun maka yield akan naik sedangkan jika harga obligasi naik maka yield turun.
VII.Menilai Risiko Obligasi
Risiko dari obligasi adalah kemungkinan obligasi tidak terbayar (default). Peringkat
obligasi (bond rating) dapat digunakan sebagai proksi dari risiko obligasi. Berikut adalah
Obligasi yang merupakan triple A dan double A adalah obligasi yang sangat aman
untuk investasi. Single A dan triple B berada dibawah dua yang pertama tetapi cukup
bagus untuk dikelompokkan sebagai obligasi yang aman untuk investasi. Sehingga empat
tinggi serta bersifat sangat spekulatif sehingga sering disebut junk bond, obligasi ini
mempengaruhi secara langsung terhadap tingkat bunga obligasi dan biaya modal obligasi
keterbatasan atas obligasi mana yang akan dibeli, sehingga jika peringkat obligasi suatu
perusahaan merosot dibawah BBB, obligasi akan sulit dibeli oleh investor kelembagaan.
Dan pada umumnya pemilik obligasi akan merubahnya dalam bentuk saham apabila
mereka merasa pasar telah menilai perusahaan terlalu rendah atau undervalue. Dengan
merubah obligasi yang mereka miliki menjadi saham, maka mereka berharap secara
berangsur angsur angsur pasar akan melakukan apresiasi nilai perusahaan yang berarti
Risiko gagal bayar disebut juga risiko kredit. Dalam bahasa inggris disebut dengan
default risk. Gagal bayar bisa didefinisikan sebagai kegagalan suatu perusahaan untuk
membayar baik kupon dan atau pokok obligasinya. Umumnya risiko gagal bayar lebih
Kewajiban pihak yang menerbitkan obligasi (disebut emiten atau obligor) dari suatu
instrumen obligasi diterbitkan sampai jatuh tempo adalah membayar kupon dan Pokok
Obligasinya. Kegagalan dalam melunasi salah satu kewajiban saja bisa menyebabkan
suatu perusahaan dituntut atau mengajukan kebangkrutan. Meski demikian, tidak tertutup
kemungkinan suatu perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan juga bisa melakukan
restrukturisasi atas utangnya. ,Besar kecilnya risiko gagal bayar ini bisa diukur dengan
Untuk analisa rasio keuangan ini sangat luas. Namun umumnya analisa tersebut
dikembangkan para ahli untuk memprediksi atau melihat apakah suatu perusahaan
memiliki kemungkinan gagal bayar. Metode Analisa untuk memprediksi apakah suatu
perusahaan berada dalam kondisi kesulitan keuangan yang bisa menyebabkan gagal bayar
antara lain seperti metode altman Z-Score, analisa rasio covenant, dan analisa rasio
keuangan. Metode di atas cukup sederhana dan terbukti beberapa kali cukup efektif dalam
Versi lain yaitu denganmenghitung berapa persen probabilitas suatu perusahaan akan
mengalami kondisi gagal bayar. Metode ini umumnya menggunakan 2 pendekatan yaitu
berdasarkan rating historis dan analisa statistik. Pendekatan menggunakan rating historis
caranya perusahaan membandingkan antara jumlah perusahaan yang gagal bayar dengan
total perusahaan yang mendapat rating sejenis. Misalnya dari 100 perusahaan yang
mendapat rating BBB, 10 di antaranya bangkrut, maka bisa dikatakan probabilitas default
dari perusahaan yang mendapat rating BBB adalah 10%. Dalam riset yang dilakukan oleh
PEFINDO, cara yang saya ilustrasikan di atas juga dikombinasikan dengan waktu
Salah satu kekurangan dari penggunaan rating historis sebagai indikator untuk
terkadang, pertimbangan suatu perusahaan mendapat rating tidak melulu hanya kuantitatif
rating memiliki kondisi yang kurang lebih sama, perusahaan yang dimiliki oleh negara
(BUMN) kemungkinan besar akan mendapatkan rating yang lebih baik dibandingkan
metode KMV Merton mungkin bisa menjadi komplemen dari kekurangan di atas. Secara
sederhana, metode KMV Merton menghitung suatu angka Z berdasarkan rasio keuangan
yang ada. Angka tersebut kemudian dengan menggunakan pendekatan distribusi normal
perusahaan akan mengalami gagal bayar. Cara ini memungkinkan perusahaan dengan
rating yang sama menghasilkan probabilitas gagal bayar yang berbeda mengingat laporan
keuangan dari kedua perusahaan pasti tidak sama persis. Kelemahan dari cara ini menurut
saya adalah kurangnya “common sense”. Bisa saja perusahaan yang sudah terbukti sangat
solid, kuat, namun karena suatu aksi korporasi atau kurang efisien dalam beberapa
lebih tinggi daripada perusahaan yang jauh lebih kecil namun lebih efisien..
BAB III
PEMBAHASAN
Sebagai pengguna Esia, mungkin mengenal Bakrie Telecom. Bakrie Telecom salah satu
operator telekomunikasi yang berbasis CDMA.Bakrie Telecom atau lengkapnya PT. Bakrie
Telecom Tbk. Merupakan salah satu operator telekomunikasi CDMA di Indonesia yang
Berdasarkan Harian Ekonomi Neraca PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dianggap gagal bayar
obligasi senilai US$ 380 juta atau setara Rp 4,1 triliun.Perusahaan operator telekomunikasi
Bakrie Telecom dinilai gagal bayar obligasi, lantaran sudah dua kali lalai bayar bunga utang.
Akibatnya, para investor Bakrie Telecom ini di New York melayangkan gugatan. Investor
Pihakpenggugat, yang punyalebihdari 25% kepemilikan obligasi itu menyatakan surat utang
tersebut akanjatuh tempo Mei 2015. Grup Bakrie dianggap dua kali gagal bayar bunga pada
Perseroan menanggung utang dalam bentuk wesel senior berdenominasi dollar AS seniai US$
380 juta. Surat utang ini memiliki bunga 11,5% per tahun dan jatuh tempo 7 Mei 2015.
Tercatat, perseroan telah menunggak pembayaran cicilan bunga sejak 7 November 2013.
Berarti, BTEL telah mangkir terhadap kewajiban pembayaran bunga dua kali. Pada 7
Penyebab gagalnya pembayaran oleh PT Bakrie Telecom dikarenakan dua hal yaitu kinerja
keuangan internal dan bisnis selular Code Division Multiple Access (CDMA) yang tidak
lagi menguntungkan.
Sepanjang semester pertama tahun 2014, perseroan mengalami peningkatan kerugian menjadi
sebesar Rp316,85 miliar per 30 Juni 2014 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp
292,68 miliar. Akibat derita rugi, memberikan imbas terhadap penurunan pendapatan usaha
menjadi Rp831,84 miliar dari sebelumnya Rp1,17 triliun. Sementara beban usaha turun jadi
Rp899,97 miliar dari Rp1,01 triliun. Untuk rugi usaha juga naik menjadi Rp126,95 miliar
Kondisi bisnis CDMA juga tidak lagi menguntungkan, yang membuat kreditur berpikir
panjang untuk memberikan fasilitas kredit. Setelah adanya video call dan internet murah,
Akibat dari hal tersebut Pemeringkat Fitch Ratings memangkas peringkat BTEL dari level C