Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

NIM : 042903318
NAMA : Amalia Irza Hasanah Pelupessy
Matakuliah : Bank Dan Lembaga Keuangan Non Bank
Kepada Yth Bapak / Ibu Tutor (Muhajir R. Hakim, S.Akt., M.Ak.)

Soal :
1. Jika anda merupakan seseorang yang memiliki dana lebih dan ingin memberikan dana
tersebut sebagai investor, sebutkan dan jelaskan aset yang dapat dikelola ?
2. Sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian,
uraikanlah pengertian dari perusahaan asuransi dan usaha-usaha dari perusahaan
asuransi
3. Sesuai dengan situasi saat ini, inovasi sangat diperlukan untuk memunculkan ide-ide
baru terutama dalam hal inovasi keuangan. Sesuai dengan yang anda pelajari silahkan
uraikan pemicu terjadinya inovasi keuangan dan faktor-faktor utama yang mendorong
munculnya inovasi keuangan.
4. Sesuai dengan situasi dunia saat ini, dalam mengatasi kondisi perekonomian
Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, sebutkanlah dan
jelaskan tugas Bank Indonesia yang dapat ditempuh dari aspek kemanusiaan dan
ekonomi untuk mengatasi dampak kepada masyarakat, UMKM, dan dunia usaha!

Jawaban
1. Aset yang dapat dikelola adalah sebagai berikut :
 Aset kredit
Aset kredit adalah aset berupa tagihan terhadap pihak yang melakukan kredit.
Contoh: Bank A memberikan kredit kepada nasabah (misalnya, Tuan X).
Dalam perjanjian kredit ini telah disepakati bahwa Tuan X akan melakukan
pembayaran kepada Bank A yang telah ditetapkan selama jangka waktu
tertentu. Pembayaran ini berupa pembayaran pokok pinjaman dan bunga yang
telah disepakati. Arus kas dalam aset kredit berupa pembayaran yang harus
dilakukan oleh Tuan X (peminjam). Dalam kasus ini, Tuan X adalah emiten
dalam hal ini juga disebut debitur dan Bank A adalah investor yang dalam hal
ini juga disebut sebagai kreditur.
 Obligasi (Bonds)
Obligasi merupakan aset keuangan yang berupa suatu pernyataan utang dari
penerbit obligasi kepada pemegang obligasi, dimana penerbit obligasi (emiten)
berjanji untuk membayar bunga (coupon) tiap periode yang dijanjikan dan
membayar kembali pokok utang, ada saat jatuh tempo. Di Indonesia, obligasi
bisa dikeluarkan oleh pemerintah maupun perusahaan (corporate). Masyarakat
atau siapa pun yang memiliki obligasi tersebut adalah investor.
 Obligasi yang Dikeluarkan Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia menerbitkan berbagai macam surat utang yang disebut
Surat Berharga Negara, salah satu di antaranya SNU (Surat Utang Negara).
SUN merupakan aset keuangan, berupa surat pengakuan utang dalam mata
uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokok
oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Dalam
kasus SUN ini, pemerintah Indonesia sebagai emiten setuju untuk membayar
bunga (coupon) SUN kepada investor setiap periode secara rutin, sampai saat
jatuh tempo dan kemudian saat jatuh tempo pemerintah membayar pokok
pinjamannya. Dalam hal ini arus kas dari SUN adalah bunga (coupon) dan
pokok pinjaman yang dibayar saat jatuh tempo. Obligasi lain yang dikeluarkan
oleh pemerintah Indonesia adalah ORI (Obligasi Ritel Indonesia). ORI pada
prinsipnya sama dengan SUN, namun nilai nominal ORI jauh lebih kecil
Page1|8
daripada SUN. Investor yang dituju ORI adalah masyarakat luas dan sifatnya
ritel atau eceran. Sementara SUN memiliki nilai nominal besar sehingga yang
mampu melakukan investasi hanya kalangan tertentu.
 Obligasi yang Dikeluarkan oleh Perusahaan (Corporate)
Hampir sama dengan obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, apabila
perusahaan (corporate) menerbitkan obligasi maka perusahaan merupakan
emiten yang berjanji akan membayar kepada investor bunga obligasi (yield)
secara rutin sesuai periode yang dijanjikan dan membayar pokok pinjaman
pada saat jatuh tempo.
 Obligasi Syariah atau Sukuk
Obligasi yang telah diuraikan di atas adalah obligasi konvensional. Selain
obligasi konvensional, di Indonesia juga berkembang Obligasi Syariah atau
Sukuk. Sukuk Indonesia adalah investasi obligasi Indonesia dengan prinsip
syariah, di mana obligasi syariah tidak mengenal bunga karena dalam Islam
bunga atau riba adalah haram hukumnya. Oleh karena telah memperoleh
pinjaman uang, tentu saja emiten atau penerbit obligasi harus memberikan
imbalan kepada para investor pembeli obligasinya (investor). Imbalan yang
diberikan dapat berupa pembagian hasil, margin pendapatan (fee) atau sewa.
 Saham
Saham adalah penyertaan modal pada suatu perusahaan. Oleh karena itu,
pemegang saham berhak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan dan
berhak atas aset perusahaan bila perusahaan dilikuidasi. Misalnya, PT Telkom
menjual saham kepada masyarakat luas maka para pemegang saham
mempunyai hak untuk mendapatkan pembagian deviden (keuntungan yang
diperoleh PT Telkom). Dalam kasus ini, para pemegang saham (investor) juga
berhak atas bagian prota (proporsional) dari nilai bersih aset PT Telkom jika
PT Telkom dilikuidasi.

2. Perusahaan asuransi adalah usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana
masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada
anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian
karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya
seseorang, dan usaha penunjang usaha jasa asuransi yang menyelenggarakan jasa ke
perantaraan, penilaian kerugian asuransi dan jasa keaktuariaan. Usaha asuransi terdiri
dari :
a. Usaha asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
b. Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang
dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
c. Usaha asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap
risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan/atau Perusahaan
Asuransi Jiwa.
Sedangkan usaha penunjang asuransi terdiri dari:
a. Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.

Page2|8
b. Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam
penempatan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
c. Usaha penilai kerugian asuransi yang memberikan jasa penilaian terhadap
kerugian pada obyek asuransi yang dipertanggungkan.
d. Usaha konsultan aktuaria yang memberikan jasa konsultasi aktuaria.
e. Usaha agen asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam rangka
pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

3. Terdapat beberapa faktor yang memacu timbulnya inovasi keuangan. Blacth (2011)
mengklasifikasikan ada dua kelompok besar pemicu munculnya inovasi keuangan,
yaitu dari sisi internal dan dari sisi eksternal. Faktor internal muncul dari kebutuhan
dan tujuan pengelola usaha, baik usaha di bidang keuangan, maupun entitas bisnis
yang lain. Faktor ini disebut sebagai faktor permintaan (demand driven innovation).
Sedangkan faktor eksternal muncul karena adanya pasar yang tidak sempurna, adanya
perubahan lingkungan bisnis, dan adanya tantangan perkembangan ekonomi baru.
Faktor eksternal ini sering disebut faktor suplai (supply driven innovation). Berikut
merupakan faktor-faktor utama yang mendorong munculnya inovasi keuangan:
a. Meningkatnya ketidakstabilan tingkat bunga, inflasi, harga ekuitas, dan nilai
tukar. Meningkatnya ketidakstabilan ini mendorong para pelaku pasar untuk
meningkatkan perlindungan sehingga memacu munculnya inovasi keuangan,
terutama perlindungan risiko.
b. Kemajuan teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan teknologi
komputer. Kemajuan teknologi ini memungkinkan melakukan inovasi
keuangan untuk menciptakan produk-produk keuangan yang hanya bisa
dijalankan dan dipantau dengan bantuan teknologi.
c. Meningkatnya kapasitas pelaku pasar profesional karena meningkatnya
pendidikan, pelatihan, dan keterampilan. Beberapa produk keuangan sangat
rumit, namun karena pelaku pasar kapasitasnya sudah sangat tinggi maka
memungkinkan mereka dengan cepat menerima dan menguasai produk
tersebut. Oleh karena itu, kapasitas pelaku keuangan memungkinkan
diciptakannya produk-produk canggih meskipun dengan matematika yang
rumit.
d. Ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan. Hukum persaingan
menyatakan bahwa semakin ketat persaingan dalam pasar akan menjadikan
pelaku pasar tersebut semakin inovatif. Demikian juga dalam pasar keuangan,
semakin ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan maka inovasi
keuangan akan meningkat.
e. Insentif untuk menghadapi peraturan-peraturan pajak. Karakter dasar dari
pengusaha adalah mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan. Oleh
karena itu, dalam menghadapi peraturan pun akan dicari peluang atau celah di
mana mereka masih bisa mendapatkan keuntungan tanpa melanggar peraturan.
f. Perubahan pola global kekayaan keuangan. Perkembangan pendapatan dan
kemakmuran masyarakat, menjadikan diversifikasi permintaan atas produk-
produk keuangan agar mereka memiliki banyak pilihan dalam menyimpan
kekayaannya.

4. Dalam Pasal 8 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang
telah diamandemen dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2009 meliputi 3 tugas utama, yaitu:

Page3|8
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
c. Mengatur dan mengawasi bank.
Bank Indonesia ditopang dengan tiga pilar utama yang merupakan tiga bidang tugas
Bank Indonesia (Tujuan dan Tugas Bank Indonesia, www.bi.go.id), yaitu sebagai
berikut:
a. Pilar 1: Tugas Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan meneter, sesuai
dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bank
Indonesia berwenang :
 Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran
laju inflasi yang ditetapkannya;
 Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara
antara lain (yang termasuk, tetapi tidak terbatas pada): (1) operasi pasar
terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing; (2) penetapan
tingkat diskonto; (3) penetapan cadangan wajib minimum; (4)
pengaturan kredit atau pembiayaan.
b. Pilar 2: Tugas Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran sesuai
Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang telah
diamandemen dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 dan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2009, Bank Indonesia memiliki kewenangan:
 Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran;
 Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan tentang kegiatannya;
 Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
c. Pilar 3: Stabilitas Sistem Keuangan
Pilar stabilitas sistem keuangan pada dasarnya merupakan pilar yang relatif
baru dalam ke tugasan Bank Indonesia. Munculnya pilar ini didorong oleh
pengalaman dan pelajaran berharga atas krisis keuangan yang terjadi tahun
1998. Berdasarkan pengalaman ini, Bank Indonesia dapat menarik kesimpulan
bahwa ketidakstabilan sistem keuangan dapat mengakibatkan timbulnya
beberapa kondisi yang tidak menguntungkan, misalnya (Stabilitas Sistem
Keuangan, www.bi.go.id):
 Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga
kebijakan moneter menjadi tidak efektif;
 Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya akibat
alokasi dana yang tidak tepat sehingga menghambat pertumbuhan
ekonomi;
 Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya
akan diikuti dengan perilaku panik para investor untuk menarik
dananya sehingga mendorong terjadinya kesulitan likuiditas;
 Sangat tingginya biaya penyelamatan terhadap sistem keuangan
apabila terjadi krisis yang bersifat sistemik.

Page4|8
Demikian jawaban dari saya dan mohon koreksian dan revisi dari bapak / ibu tutor
Terima kasih
Salam
042903318 - Amalia Irza Hasanah Pelupessy

Page5|8
Daftar Pustaka / Sumber Referensi
 BMP EKSI4205 bank dan lembaga keuangan non bank hal. 1.3 – 1.5
 BMP EKSI4205 bank dan lembaga keuangan non bank hal. 2.30 – 2.31
 BMP EKSI4205 bank dan lembaga keuangan non bank hal. 2.8 – 2.10
 BMP EKSI4205 bank dan lembaga keuangan non bank hal. 3.24 – 3.29

Page6|8

Anda mungkin juga menyukai