Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

INSTRUMEN PASAR MODAL EFEK DAN OBLIGASI


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis pasar modal

Disusun oleh :
1. Anang nurtoni (201610170311282)
2. Esva widya (201610170311284)
3. Muhammad Abimayu Septiah H. (201610170311303)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
A. Surat berharga dan efek
Efek atau dalam istilah bahasa Inggris disebut security adalah suatu surat berharga yang
bernilai serta dapat diperdagangkan . Efek dapat dikategorikan sebagai hutang dan ekuitas seperti
obligasi dan saham. Perusahaan atapun lembaga yang menerbitkan efek disebut penerbit. Efek
tesebut dapat terdiri dari surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif (seperti misalnya reksadana, kontrak berjangka atas efek,
dan setiap derivatif dari efek). Kualifikasi dari suatu efek adalah berbeda-beda sesuai dengan
aturan di masing-masing negara.
Efek dapat berupa sertifikat atau dapat berupa pencatatan elektronis yang bersifat:

 Sertifikat atas unjuk, artinya pemilik yang berhak atas efek tersebut adalah sipembawa /
pemegang efek.
 Sertifikat atas nama artinya pemilik efek pemilik yang berhak atas efek tersebut adalah yang
namanya tercatat pada daftar yang dipegang oleh penerbit atau biro pencatatan efek.

Klasifikasi efek
Klasifikasi efek dilakukan berdasarkan kategori sebagai berikut:

 Perusahaan penerbit efek


 Denominasi mata uang yang digunakan
 Hak kepemilikan
 Jangka waktu jatuh tempo
 Tingkat likuiditas efek
 Pembayaran bunga
 Perlakuan pajak

Penerbit efek
Penerbit efek adalah perusahaan dagang, badan pemerintah, pemerintahan setempat, dan
organisasi international serta supranasional seperti Bank Dunia. Surat hutang yang diterbitkan
oleh pemerintah disebut juga obligasi pemerintah (dalam bahasa Inggris disebut government
bonds atau sovereign bonds) yang biasanya memiliki tingkat suku bunga lebih rendah daripada
obligasi perusahaan.
Peningkatan modal: perusahaan pada umumnya menerbitkan obligasi dalam rangka melakukan
peningkatan modal perseroan. Obligasi ini merupakan suatu pilihan menarik dibandingkan
dengan pinjaman bank baik dari segi bunga maupun dari segi jaminan di mana pihak bank
seringkali menerapkan prosedur penjaminan yang rumit guna melindungi pinjaman yang
diberikannya. Penerbitan obligasi ini juga dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan
penambahan modal.
Penggabungan : dalam dekade belakangan ini, penerbitan efek sering dilakukan dengan tujuan
untuk melakukan penggabungan aset dengan cara melakukan penggabungan atas beberapa aset
menjadi satu kelompok sehingga menjadikannya lebih menarik bagi investor.
Pemegang efek
Investor efek dapat berupa investor ritel yang melakukan investasi bukan sebagai suatu bentuk
usahanya. Penjualan efek terbesar adalah penjualan secara borongan dalam jumlah besar kepada
lembaga keuangan yang melakukan pembelian baik untuk dirinya sendiri maupun untuk dan atas
nama kliennya seperti misalnya dana pensiun, perusahaan asuransi, bank investasi dan pengelola
dana lainnya.

 Untuk tujuan investasi: fungsi ekonomi secara tradisional dari pembelian efek adalah untuk
tujuan investasi dengan tujuan memperoleh bunga ataupun keuntungan nilai jual. Surat
hutang biasanya memberikan bunga yang lebih tinggi dibandingkan bunga deposito dan
pada saham menjanjikan suatu pertumbuhan nilai saham tersebut.
Investor saham dapat juga mengambil alih pengendalian bisnis dari perusahaan penerbit
saham. Apabila terjadi gagal bayar atas bunga yang dijanjikan maka pemegang surat hutang
dapat melakukan pengambil alihan perusahaan dan melakukan likuidasi guna memperoleh
kembali investasinya.

 Sebagai jaminan: Pada dekade terakhir ini tampak suatu pertumbuhan yang sangat
besarterhadap penggunaan efek sebagai jaminan. Pembelian efek dengan menggunakan uang
pinjaman yang dijamin dengan efek yang lainnya disebut "pembelian margin" (buying on
margin).
Jenis efek
Efek dapat dikalsifikasikan atas 2 jenis yaitu efek bersifat hutang dan efek bersifat ekuitas.
Efek bersifat hutang
Efek bersifat hutang ini dapat disebut sebagai surat hutang, obligasi atau surat berharga
komersial tergantung dari tenggang waktu jatuh tempo pembayarannya ataupun ciri-ciri lain.
Pemegang efek bersifat hutang ini secara khusus berhak atas pembayaran pokok hutang beserta
bunganya beserta hak-hak lainnya sesuai dengan yang diperjanjikan dalam persyaratan
penerbitan surat hutang seperti misalnya hak untuk memperoleh informasi tertentu.
Efek bersifat hutang ini biasanya diterbitkan dengan jangka waktu jatuh tempo yang tetap dan
hanya dapat diuangkan pada saat tanggal jatuh tempo efek. Efek ini dapat disertai jaminan
ataupun tanpa disertai jaminan, dan apabila tanpa disertai jaminan maka dapat diperjanjikan
dalam penerbitan efek bahwa pemegang efek adalah memiliki peringkat yang tertinggi
dibandingkan peringkat pemberi hutang tanpa jaminan lainnya dalam hal terjadinya kepailitan.
Obligasi perusahaan adalah surat hutang dari perusahaan perdagangan atau industri yang
memiliki jangka waktu jatuh tempo yang lama biasanya paling sedikit 10 tahun.
Surat berharga komersialatau biasa juga disebut commercial paper merupakan bentuk
sederhana dari efek bersifat hutang yang biasanya berupa cek dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran tidak melebihi 270 hari dan termasuk golongan instrumen yang likuid.[1]
Instrumen pasar uang adalah instrumen hutang jangka pendek yang memiliki karakteristik
menyerupai deposito. Instrumen ini sangat likuid sehingga seringkali disebut mendekati tunai.
Efek bersifat hutang dalam euro merupakan efek yang diterbitkan secara internasional di luar
pasar setempat dalam denominasi mata uang asing (valuta asing)
termasuk eurobonds dan euronotes.
Obligasi pemerintah biasanya merupakan surat hutang jangka menengah dan jangka panjang
yang diterbitkan oleh pemerintah suatu negara dan bunganya lebih rendah daripada obligasi
perusahaan dan digunakan sebagai sumber pembiayaan bagi pemerintahan. Obligasi
pemerintah Amerika disebut treasuries, yang di Indonesia dikenal dengan nama Surat Utang
Negara (SUN)oleh karena likuiditasnya dan rendahnya tingkat risiko. Instrumen ini juga
digunakan sebagai alat untuk mengendalikan suplai uang dalam operasi pasar oleh Bank Sentral
di luar Amerika.
Obligasi pemerintah daerah dikenal di Amerika dengan nama municipal bonds yaitu surat
hutang yang diterbitkan oleh negara bagian, provinsi, wilayah, daerah ataupun unit pemerintahan
lainnya selain daripada obligasi negara.
Obligasi supranasional yang merupakan surat hutang dari suatu organisasi internasional
seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund), bank
pembangunan regional (seperti misalnya Asian Development Bank) dan lembaga lainnya.

Efek bersifat ekuitas


Efek bersifat ekuitas ini adalah saham dari suatu perusahaan (yang biasanya merupakan saham
biasa namun termasuk juga saham preferen). Pemegang efek bersifat ekuitas ini
merupakan pemegang saham. Tidak seperti pada surat hutang yang mensyaratkan adanya
pembayaran bunga secara teratur kepada si pemegang efek, pada efek bersifat ekuitas ini si
pemegang efek tidak berhak atas pembayaran apapun. Apabila terjadi kepailitan maka nilai
sahamnya hanya berupa sisa harta perseroan setelah dikurangi pembayaran hutang (apabila ada)
terhadap seluruh kreditur perseroan. Pemegang saham juga berhak atas keuntungan perusahaan
dan kenaikan harga saham di mana pemegang efek bersifat hutang hanya berhak atas bunga dan
pembayaran kembali pokok hutang, namun semua ini kembali tergantung pada kemapuan
manajemen perusahaan dalam mengelola perseroan. Pemegang efek bersifat hutang hanya
memiliki hak suara hanya dalam hal kepailitan perseroan sedangkan pemegang efek bersifat
ekuitas ini memiliki suatu hak secara pro rata atas kendali perseroan di mana pemegang saham
mayoritas biasanya dapat memimpin dan mengendalikan perseroan.

Efek gabungan
Efek gabungan ini menggabungkan beberapa karakteristik yang ada baik pada surat hutang dan
ekuitas.
Saham preferen adalah suatu bentuk efek yang berada di antara ekuitas dan surat hutang.
Pemegang saham preferen ini memiliki hak preferensi atas saham dalam pembagian laba, dan
apabila sipenerbit dilikuidasi maka pemegang saham preferen ini memiliki hak tuntutan pertama
atas modal.
Efek konversi adalah saham konversi atau obligasi konversi yang dapat dikonversi menjadi
saham biasa pada perseroan. Pemegang obligasi bisa memilih (opsi), apakah obligasinya mau
ditukarkan menjadi saham atau tidak pada tanggal yang sudah ditentukan. Pada obligasi wajib
konversi maka konversi tersebut wajib untuk dilaksanakan atas permintaan penerbit. Pemegang
obligasi memiliki waktu kurang lebih 1 bulan untuk melakukan konversi atau perusahaan akan
melaksanakan konversi dengan menggunakan nilai konversi yang ditetapkan oleh perusahaan
yang mungkin saja lebih rendah dari nilai saham hasil konversi.
Waran adalah hak untuk membeli sejumlah saham atau obligasi dari satu perusahaan dengan
harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/perusahaan emiten pada tenggang
waktu yang ditetapkan. Biasanya waran ini diterbitkan bersama dengan obligasi atau saham biasa
dan kadangkala diterbitkan dan diperdagangkan terpisah. Waktu waran ini dilaksanakan maka
pemegang waran membayar sejumlah uang sesuai yang ditetapkan dalam waran kepada
perusahaan dan perusahaan akan menerbitkan saham kepada pemegang waran. Sebagaimana
efek konversi lainnya maka dengan waran ini jumlah saham yang beredar akan bertambah dan
akan mengakibatkan terjadinya dilusi pada pemegang saham lama.
Di Indonesia Yang dimaksud dengan "waran" dalam adalah efek yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek untuk memesan saham dari perusahaan
tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak efek dimaksud diterbitkan.

B. Devinisi obligasi
Obligasi adalah istilah dalam pasar modal untuk menyebut surat pernyataan utang penerbit
obligasi terhadap pemegang obligasi. Ringkasnya, penerbit obligasi adalah pihak yang
berutang dan pemegang obligasi adalah pihak yang berpiutang. Dalam obligasi, dituliskan
jatuh tempo pembayaran utang beserta bunganya (kupon) yang menjadi kewajiban penerbit
obligasi terhadap pemegang obligasi. Jangka waktu obligasi yang berlaku di Indonesia
umumnya 1 hingga 10 tahun.
Diterbitkannya obligasi dilatarbelakangi upaya menghimpun dana dari masyarakat yang akan
digunakan sebagai sumber pendanaan. Bila ditinjau dari sudut pandang pebisnis, obligasi
bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan dana segar demi berjalannya usaha. Sementara Negara
memandang obligasi sebagai sumber pendanaan untuk membiayai sebagian defisit anggaran
belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Tak jauh berbeda dengan saham, obligasi juga bisa diperjualbelikan. Kalau ingin membeli
saham hanya tinggal mencari tahu di Bursa Efek Indonesia (BEI), berbeda dengan obligasi
yang transaksi jual belinya tidak dilakukan di BEI. Itu berarti obligasi didapatkan dari pihak
penerbit yang sepakat melakukan jual beli dengan pembeli. Tak heran kenapa obligasi masih
belum terlampau familier. Ambil contoh misalnya Pemerintah sebagai salah satu penerbit
obligasi. Ketika Pemerintah menerbitkan obligasi, investor yang berminat membelinya bisa
mendapatkannya di agen penjual. Pembelian lewat agen penjual adalah mekanisme
pembelian yang telah ditetapkan Pemerintah. Biasanya Pemerintah menunjuk bank dan
lembaga sekuritas sebagai agen penjual obligasi.
Jenis-Jenis Obligasi

1 Obligasi Dengan Jaminan


Obligasi dengan jaminan adalah obligasi yang diterbitkan perusahaan menggunakan jaminan
suatu aset. Ini biasanya dilakukan jika perusahaan gagal dalam memenuhi kewajibannya, maka
pemegang obligasi berhak mengambil aset tersebut.

2 Obligasi Tanpa Jaminan


Obligasi tanpa jaminan adalah obligasi yang diterbitkan perusahaan tanpa jaminan/aset tertentu

3 Obligasi Konversi
Obligasi konversi adalah obligasi yang memberikan hak pemegangnya untuk menukarkan
obligasi tersebut dengan sejumlah saham pada perusahaan dengan harga yang telah disepakati
sebelumnya

4 Obligasi Tanpa Kupon


Obligasi tanpa kupon adalah jenis obligasi yang memberikan pembayaran bunga secara
langsung. Ini merupakan jenis obligasi yang cukup disukai oleh pemula karena risikonya cukup
kecil.

Keuntungan dan kerugian investasi obligasi

Kelebihan Menjadikan Obligasi sebagai Investasi


Sebagai salah satu instrumen investasi, obligasi memberikan sejumlah keuntungan untuk para
pemegangnnya, di antaranya:

 Keuntungan yang diperoleh dari kupon (bunga) yang terbagi atas tiga jenis, yaitu kupon tetap
(fixed coupon) dan kupon mengambang (floating/variable coupon). Walaupun demikian, ada
obligasi yang tak memberlakukan kupon (zero coupon bond). Imbal balik (yield) obligasi
yang didapat bisa besar tergantung dari jangka waktu obligasi. Makin lama, makin besar
keuntungannya.
 Keuntungan yang diperoleh dari selisih harga obligasi (dalam persentase) setelah
diperdagangkan. Misalnya, harga awal obligasi 100% (disebut harga pari). Ketika hendak
dijual, harganya ternyata naik menjadi 115%. Jadi, kalau Anda menjualnya, keuntungan yang
didapat 15% (istilahnya capital gain 15%).
 Aman karena pembayaran kupon dan pokok dijamin UU No. 24 Tahun 2002/UU No. 19
Tahun 2008.
 Kupon/bunga obligasi lebih tinggi dibandingkan bunga deposito.
 Mudah untuk diperdagangkan di Pasar Sekunder yang diatur mekanisme Bursa Efek
Indonesia (BEI) atau transaksi di luar bursa.
 Bisa dijaminkan sebagai agunan, seperti obligasi negara.
Kekurangan Obligasi sebagai Investasi
Sampai saat ini tak satu pun produk investasi yang hanya memiliki kelebihan tanpa memiliki
kekurangan. Selain kelebihan, obligasi juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan, di
antaranya:

 Penerbit obligasi berisiko gagal bayar dan konsekuensinya investor tak cuma tidak
memperoleh untung, tetapi tak mendapatkan kembali seluruh pokok utang. Untungnya,
kekurangan ini tak berlaku pada obligasi negara yang terlindungi undang-undang.
 Rentan terhadap perubahan suku bunga, ekonomi, dan kondisi politik yang tidak stabil.
Perubahan-perubahan tersebut berdampak pada pasar keuangan.
 Menjual obligasi sebelum jatuh tempo di Pasar Sekunder menimbulkan kerugian bagi
investor. Sebab harga jualnya lebih rendah dari harga belinya.

C. Kupon yield obligasi dan perhitungannya


Perhitungan Obligasi dan Bunga Obligasi

Dari semua jenis obligasi di atas, cara perhitungan pendapatannya akan berbeda-beda. Tetapi
pada dasarnya, semua jenis obligasi akan mempunyai nilai Nominal Yield, Current Yield, Yield
to Maturity, Yield to Call  dan  Realized Yield.

Untuk mengetahui bagaimana perhitungan keempat instrumen obligasi tersebut, simak


penjelasannya di bawah ini.

1 Nominal Yield
Nominal yield adalah penghasilan bunga kupon tahunan yang akan dibayarkan pada setiap
pemegang obligasi. Cara menghitung nominal yield adalah:

Tingkat Kupon = Penghasilan Bunga : Nilai Nominal.


 

2 Current Yield
Current yield adalah penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan harga pasar obligasi. Cara
menghitung current yield adalah:

Current  Yield = Penghasilan Bunga Tahunan : Harga Pasar Obligasi


 

3 Yield to Maturity (YTM)


Yield to maturity (YTM) adalah tingkat return majemuk yang akan dikembalikan dan diterima
investor jika pembeli obligasi menahan obligasi sampai jatuh tempo.
YTM ini merupakan ukuran yield yang umum digunakan karena yield ini
mencerminkan return dengan tingkat bunga majemuk (compounded rate of return) yang
diharapkan oleh investor. Berikut cara menghitung YTM:

Keterangan:

 INT = Nilai Kupon


 M = Maturity value/par value
 PV = Harga obligasi sekarang
 N = Lama waktu obligasi sampai jatuh tempo

4 Yield to Call (YTC)


Yield to call adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali. Biasanya
obligasi ini membolehkan emiten untuk melunasi atau membeli obligasi sebelum jatuh tempo.
Untuk perhitungan YTC adalah sebagai berikut:

Keterangan:

 P = Harga Obligasi sekarang


 Number of years to call = jumlah tahun sampai dengan yield to call terdekat
 Annual interest = pendapatan kupon per tahun
 Call Price = call price obligasi

5 Realized Yield
Realized yield adalah tingkat return yang diharapkan investor dari sebuah obligasi. Selain
itu, realized yield ini bisa digunakan untuk mengestimasi tingkat return yang bisa diperoleh
investor menggunakan strategi perdagangan.
D. Capital gain obligasi dan perhitungannya

Pada dasarnya obligasi dan sukuk memiliki kesamaan cara penghitungan keuntungan atau bagi
hasil. Perbedaan keduanya lebih ke sifat investasinya, yaitu bahwa sukuk merupakan obligasi
berbasis syariah yang ditetapkan pemerintah melalui Dewasn Syariah MUI. Keuntungan obligasi
disebut kupon, sementara di sukuk dikenal istilah imbalan.
Dibawah ini adalah ilustrasi perhitungan keuntungan/kerugian bila investor membeli obligasi
ritel (ORI) atupun sukuk ritel. Sebut saja Bu Shinta membeli ORI/sukuk ritel saat penawaran
(pasar perdana), dengan tiga ilustrasi investasi yang berbeda.

ILUSTRASI : Jual kembali ORI/sukuk ritel dengan harga lebih tinggi.


Bu Shinta membeli ORI/sukuk ritel di pasar perdana sebesar Rp10.000.000,- dengan
kupon/imbalan 8,5% lalu dijual kembali sebelum jatuh tempo, di pasar sekunder dengan harga
105%, maka hasil yang diperoleh adalah:
Kupon/imbalan = 8,5% x Rp10.000.000 x 1/12 =Rp70.833 diterima setiap bulan sampai dengan
bulan sebelum penjualan kembali.
Pokok yang diterima saat dijual = Rp10.000.000 x 105% = Rp10.500.000.
Dari penjualan tersebut tercatat Capital Gain sebesar Rp500.000 (Hasil pejualan – Pokok).

ILUSTRASI : Jual kembali ORI/sukuk ritel dengan harga lebih rendah.


Bu Shinta membeli ORI/sukuk ritel di pasar perdana sebesar Rp10.000.000,- dengan
kupon/imbalan 8,5% kemudian dijual kembali sebelum jatuh tempo di pasar sekunder dengan
harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah:
Kupon/imbalan = 8,5% x Rp10.000.000 x 1/12 =Rp70.833 diterima setiap bulan sampai dengan
bulan sebelum penjualan kembali.
Pokok yang diterima saat dijual = Rp10.000.000 x 95% = Rp9.500.000.
Dari penjualan tersebut tercatat Capital Loss (kerugian) sebesar Rp500.000 (Pokok – Hasil
pejualan).

E. Jenis-jenis obligasi
Jenis-jenis obligasi pada umumnya:

1. Obligasi Pemerintah, yaitu obligasi dalam bentuk Surat Utang Negara yang diterbitkan oleh
Pemerintah RI. Pemerintah menerbitkan obligasi dengan kupon tetap (seri FR- Fixed Rate),
obligasi dengan kupon variable (seri VR –Variable Rate) dan obligasi dengan prinsip syariah/
Sukuk Negara

2. Obligasi Korporasi, yaitu obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh Korporasi
Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya. Sama seperti obligasi pemerintah, obligasi
korporasi terbagi atas obligasi dengan kupon tetap, obligasi dengan kupon variabel dan obligasi
dengan prinsip syariah. Ada Obligasi Korporasi yang telah diperingkat atau ada yang tidak
diperingkat.
3. Obligasi Ritel, yang diterbitkan oleh Pemerintah yang dijual kepada individu atau
perseorangan melalui agen penjual yang ditunjuk oleh Pemerintah. Biasanya ada beberapa jenis
yaitu ORI atau Sukuk Ritel.

F. Istilah-istilah penting dalam obligasi


Principal adalah jumlah nilai nominal obligasi yang tercantum pada sertifikat obligasi. Ketika
jatuh tempo, jumlah nilai pembayaran harus dibayar penuh sesuai dengan nilai yang tercantum
dalam surat obligasi tersebut.
Par value dalam obligasi artinya nilai 100% dari harga nominal obligasi.
Maturity Date yaitu masa atau tanggal jatuh tempo dari obligasi.
Couponpayment
Adalah jumlah pendapatan suku bunga yang akan diberikan kepada pemegang obligasi sesuai
perjanjian dengan penerbit obligasi tersebut. Pembayaran kupon dilaksanakan setiap periode
tertentu sesuai dengan surat perjanjian, misalnya kwartalan (4 bulan), semesteran (6 bulan), atau
tahunan.
Call Provision adalah suatu ketentuan dimana surat obligasi bisa ditarik sewaktu- waktu oleh
issuer (penerbit obligasi) tanpa harus menunggu masa jatuh tempo. Penarikan ini umumnya
disebabkan oleh suku bunga yang turun.
Premium Bond adalah obligasi yang dijual di atas par value (100% dari harga nominal
obligasi)Discount Bond adalah kebalikan dari premium bond, yakni obligasi yang dijual di
bawah par value.
Current Yield adalah tingkat hasil yang diperoleh investor dengan cara membandingkan kupon
dan harga pasar.
Yield To Maturity artinya tingkat hasil yang diperoleh investor jika memegang obligasi hingga
jatuh tempo dengan asumsi bahwa jumlah kupon yang diterimanya diinvestasikan kembali pada
tingkat bunga yang sama.
Daftar pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_(keuangan)
https://www.cermati.com/artikel/apa-itu-obligasi-inilah-penjelasan-lengkapnya
https://www.finansialku.com/para-investor-ketahui-cara-menghitung-bunga-obligasi-tahunan/
https://howmoneyindonesia.com/ber-investasi/obligasi/cara-menghitung-keuntungan-investasi-
ori/

Anda mungkin juga menyukai