Analisis Investasi
dan Portofolio
Penilaian dan Strategi Investasi Obligasi
05
Ekonomi & Bisnis Manajemen S1 MK10230 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Mahasiswa memiliki pemahaman • Mampu menjelaskan metode
yang lebih baik mengenai metode penialian obligasi
penilaian obligasi, hubungan antara • Mampu menjelaskan hubungan
harga obligasi dan bunga obligasi, natara harga obligasi dan bunga
dan perbedaan maturitas juga durasi obligasi
dalam obligasi. • Mampu menjelaskan perbedaan
maturitas dan durasi dalam obligasi
Instrumen yang sering digunakan dalam berinvestasi dalam pasar modal yakni
instrumen surat kepemilikan yang dikenal dengan saham dan instrumen surat hutang yang
dikenal dengan obligasi. Di antara kedua jenis instrumen tersebut, investasi dalam pasar
obligasi saat ini mulai mengalami peningkatan perdagangan dari tahun ke tahun. Walaupun
demikian, perkembangannya masih cukup lambat jika dibandingkan dengan saham. Hal ini
disebabkan oleh tidak optimalnya kondisi pasar obligasi yang digunakan oleh pelaku pasar
modal serta terbatasnya pemahaman terkait instrumen obligasi di berbagai kalangan
masyarakat luas.
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga
dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit obligasi
bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah.
Utang pemerintah kepada masyarakat yang diberikan melalui penerbitan obligasi
jauh lebih baik daripada utang pemerintah kepada Bank Indonesia yang berasal dari
pencetakan utang baru, karena pencetakan uang baru dapat berakibat fatal yaitu jatuhnya
nilai rupiah. Namun demikian, penerbitan obligasi ini membutuhkan persyaratan berupa
pendapatan yang stabil bagi penerbit obligasi (bondissuer). Pendapatan yang stabil ini
adalah syarat mutlak agar obligasi dapat dilunasi dan harga obligasi akan diterima baik oleh
pasar. Perusahaan yang menggunakan dana obligasi untuk membiayai bidang usaha yang
sifat pendapatannya tidak stabil atau terpengaruh oleh siklus ekonomi, akan terancam gagal
dalam melunasi kupon dan/atau pokok nilai obligasinya.
OBLIGASI
Obligasi merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dana bagi
perusahaan dan juga merupakan salah satu alternatif bagi pemilik modal untuk melakukan
penempatan dananya. Obligasi merupakan bentuk pengakuan hutang dari penerbit obligasi
(issuer) kepada pemegang obligasi dimana penerbit obligasi wajib untuk membayar kupon
dan nilai pokok (par) obligasi sesuai dengan waktu yang telah disyaratkan dalam obligasi
tersebut. Jangka waktu obligasi ini pada umumnya lebih panjang dari pinjaman yang
diperoleh dari perbankan sehingga bagi issuer yang mempunyai proyek berjangka panjang,
pendanaan melalui penerbitan obligasi menjadi lebih sesuai. Bagi investor yang
menanamkan dananya pada obligasi tidak perlu harus menunggu sampai suatu obligasi
jatuh tempo, apabila di tengah periode obligasi ingin mencairkan dananya investor bisa
menjual obligasi tersebut kepada investor lain dengan tingkat harga tertentu yang
disepakati. Di sini akan timbul risiko apabila harga jual yang disepakati ternyata lebih rendah
dari harga jualnya setelah ditambah penghasilan dari kupon.
1) Kode Obligasi
Obligasi yang tercatat di pasar modal di beri kode. Kode obligasi ini dimaksudkan
untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi lain, utnuk kepentingan pencarian dan
organisasi data di komputer dan untuk menunjukkan karakteristik dari obligasinya. Misalnya
untuk pasar modal Bursa Efek Surabaya (BES), obligasi-obligasi diberi kode sepanjang 12
karakter. Kode obligasi ini adalah sebagai berikut:
a) AAAA : singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi
b) BBB : kode untuk nomor obligasi yang diterbitkan
c) CC : suku bunga (jika mempunyai beberapa suku bunga) dan opsi-
opsi turunan.
d) D : tipe obligasi, yaitu B (Bonds), C (Convertible Bonds), W(Bonds
With Warrants), T (Medium Term Notes, Y (Money Market), dan M
(Miscellaneous).
e) E : tipe dari suku bunga, yaitu F (Fixed
Rate), Z (Zero Rate/Discount) dan V (Variable dapat berupa Floating Rate,
Revenue sharing, fixed and floating rate,, dll)
YIELD OBLIGASI
Dalam obligasi terdapat dua istilah yang berkaitan dengan pendapatan obligasi, yaitu
yield obligasi (bond yield) dan bunga obligasi (bond interest rate).
Bunga obligasi atau kupon obligasi (coupon interest rate) adalah harga atau imbalan
yang dibayarkan oleh pihak yang meminjam dana yaitu emiten (penerbit) obligasi, kepada
pihak yang memberikan pinjaman dana (investor obligasi) sebagai kompensasi karena
meminjamkan dananya. Biasanya bunga obligasi ini bersifat tetap hingga obligasi tersebut
jatuh tempo.
Yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima investor,
yang bersifat tidak tetap karena merupakan tingkat return yang disyaratkan oleh investor.
Yield obligasi yang dapat digunakan oleh investor adalah nominal yield, current yield, yield
to maturity (YTM), yield to call (YTC) dan realized (horizon) yield.
Kegunaan ukuran masing-masing yield adalah:
Ukuran Yield Kegunaan
Nominal Yield Mengukur tingkat kupon
Current Yield Mengukur tingkat pendapatan sekarang
Yield to Maturity Mengukur tingkat return yang diharapkan jika
obligasi disimpan sampai waktu jatuh
temponya
Yield to Call Mengukur tingkat return yang diharapkan jika
obligasi dilunasi (call) sebelum jatuh tempo
Realized (horizon) Yield Mengukur tingkat return yang diharapkan
untuk obligasi yang akan dijual sebelum
jatuh tempo. Dihitung dengan asumsi tingkat
NOMINAL YIELD
atau disebut juga tingkat kupon adalah penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan
pada pemegang obligasi.
Tingkat kupon =
Contoh soal
Seorang investor membeli obligasi dengan nilai nominal Rp 1,000,000. Tingkat kupon
adalah 12% dibayar dua kali setahun. Berapakah besarnya bunga per periode pembayaran
bunga?
Jawab:
Investor akan menerima bunga sebesar Rp 60,000 (1,000,000 x (12%/2))
CURRENT YIELD
Adalah penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan harga pasar obligasi. Nominal
yield didasarkan pada nilai nominal yang selalu berjumlah tetap, sedangkan current yield
didasarkan pada nilai pasar yang dapat berubah-ubah.
Current Yield =
Contoh soal
Sebuah obligasi mempunyai nilai nominal Rp 1,000,000 dengan tingkat kupon 12% dibayar
dua kali per tahun. Apabila investor A membeli dengan harga 95 (artinya adalah 95% dari
nilai nominal dan investor B membeli dengan harga 105, maka berapakah current yield
investor A dan B?
Jawab:
Current yield investor A: (12% x 1,000,000) / (95% x 1,000,000) = 12.63%
Current yield investor B: (12% x 1,000,000) / (105% x 1,000,000) = 11.43%
YIELD TO MATURITY
Adalah tingkat return majemuk yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga
pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo. Untuk menghitung YTM
digunakan persamaan berikut:
YTM = = 19.73%
YIELD TO CALL
Adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali (callable). Obligasi yang
callable artinya adalah emiten bisa melunasi atau membeli kembali obligasi yang telah
diterbitkannya dari tangan investor yang memegang obligasi tersebut, sebelum jatuh tempo.
Yield to Call biasanya yield yang mengukur return yang diharapkan dari suatu obligasi, pada
saat obligasi tersebut dilunasi oleh penerbit. Umumnya obligasi yang mempunyai peluang
besar untuk dilunasi sebelum jatuh tempo adalah obligasi yang dijual pada harga premi
(kupon tinggi dan mempunyai harga pasar diatas nilai par). Untuk menghitung YTC
digunakan persamaan berikut:
Contoh Soal:
Sebuah obligasi yang callable jatuh tempo 20 tahun lagi dan kupon yang diberikan adalah
18%. Nilai par obligasi tersebut adalah Rp 1,000 dan saat ini dijual pada harga Rp 1,419.5.
kemungkinan obligasi tersebut akan dilunasi oleh emiten 5 tahun lagi dengan call price
sebesar Rp 1,180 sehingga YTC untuk obligasi adalah:
YTC =
YR =
PENILAIAN OBLIGASI
Penilaian atau valuation suatu obligasi digunakan untuk menentukan harga obligasi.
Penilaian ini memperhitungkan nilai uang terhadap waktu atau menggunakan konsep nilai
sekarang (present value).
Hasil perhitungan ini disebut dengan nilai intrinsik. Nilai (intrinsik) obligasi bisa
diestimasi dengan ‘mendiskonto’ semua aliran kas yang berasal dari pembayaran kupon,
ditambah pelunasan obligasi sebesar nilai par, pada saat jatuh tempo.
Rumus nilai intrinsik obligasi:
2n C
i/2 P p
P t
2n
t(1
1
r/2)(
1
r/2)
Keterangan:
P = nilai sekarang obligasi pada saat ini (t=0)
n = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya
r = tingkat diskonto yang tepat atau tingkat bunga pasar
Pp= nilai par dari obligasi
Contoh soal
Diketahui obligasi XYZ akan jatuh tempo pada 20 tahun yang akan datang. Obligasi tersebut
memiliki nilai par sebesar Rp 1,000 dan memberikan kupon sebesar 16% per tahun serta
pembayaran dilakukan dua kali dalam setahun. Jika diasumsikan bahwa tingkat bunga
pasar juga sebesar 16%, maka harga obligasi tersebut adalah:
Jawab:
Contoh Soal
Dengan menggunakan contoh soal diatas, apabila diketahui tingkat bunga pasar sebesar
10%, maka nilai obligasi sebesar Rp 1,372.72 (Rp 80 x 17.159) + Rp 142 (Rp 1,000 x
0.1420) = Rp 1,514.72.
TIPE OBLIGASI
Terdapat beberapa tipe obligasi. Tandelilin membagi tipe obligasi menjadi tiga yaitu
premium bonds, discount bonds dan par bonds.
Harga obligasi akan berubah jika ada perubahan pada tingkat bung ada pasar dan
yield yang disyaratkan oleh investor dengan arah yang berlawanan. Namun seberapa besar
sensitivitas perubahan harga suatu obligasi akibat perubahan tingkat bunga tersebut akan
dipengaruhi oleh beberapa variable tertentu, terutama faktor nilai kupon dan maturitasnya.
Gambar 2.
Tabel 1 Harga dari Kupon 8% Obligasi
DURASI
Frederick Macaulay menyebut konsep jatuh tempo efektif selama jangka waktu
obligasi Durasi Macaulay dihitung sebagai waktu rata-rata tertimbang untuk setiap kupon
atau pembayaran pokok yang dilakukan dengan obligasi. Berat yang terkait dengan setiap
waktu pembayaran jelas harus terkait dengan "pentingnya" pembayaran itu dengan nilai
obligasi. Oleh karena itu, bobot yang diterapkan pada setiap waktu pembayaran harus
menjadi proporsi dari total nilai obligasi yang diperhitungkan dengan pembayaran itu.
Proporsi ini hanyalah nilai sekarang dari pembayaran dibagi dengan harga
obligasi.Perubahan harga obligasi, akibat perubahan tingkat bunga pasar, dipengaruhi oleh
maturitas dan tingkat kupon dari obligasi.
Bila terjadi kenaikan (penurunan) tingkat bunga maka harga obligasi yang
mempunyai maturitas lebih lama akan mengalami penurunan (kenaikan) harga yang lebih
besar dibandingkan dengan obligasi yang mempunyai maturitas yang lebih pendek, ceteris
paribus.
PENENTUAN DURASI
Untuk menghitung besarnya durasi dapat digunakan persamaan berikut:
n
PV(CFt )
Durasi Macaulay = D = t 1 P
t
Keterangan
t = periode dimana aliran kas diharapkan akan diterima
n = jumlah periode sampai jatuh tempo
PV(CFt) = nilai sekarang dari aliran kas pada periode t yang didiskonto
pada tingkat YTM
P = Harga pasar obligasi
1. Maturity obligasi
2. Pendapatan kupon
3. Yield to maturity
Dari ketiga faktor tersebut, hanya faktor maturitas saja yang mempunyai hubungan searah
dengan durasi.
DURASI MODIFIKASIAN
Untuk menghitung persentase perubahan harga obligasi karena adanya perubahan tingkat
bunga tertentu, maka kita bisa menggunakan durasi yang sudah dimodifikasi dengan cara
berikut:
Durasi modifikasian D D (1 r)
Keterangan:
D* = durasi modifikasian
r = YTM obligasi
Durasi modifikasian dapat digunakan untuk menghitung persentase perubahan harga suatu
obligasi akibat adanya perubahan tingkat bunga pasar:
-D*
%Perubahan harga %perubahan dalam r
1 r
Aturan 8 untuk Jangka Waktu Untuk kupon obligasi yang dijual dengan nilai nominal, aturan
7 disederhanakan menjadi rumus berikut untuk durasi:
PV Aliran
Kas/ Harga
Tahun Aliran Kas PV Factor PV Aliran Kas Pasar Durasi
1 160 0.8621 137.93 0.1379 0.1379
2 160 0.7432 118.91 0.1189 0.2378
3 160 0.6407 102.51 0.1025 0.3075
4 160 0.5523 88.37 0.0884 0.3535
5 1,160 0.4761 552.29 0.5523 2.7615
Durasi 3.798
Angka Durasi yang didapat adalah 3.798 tahun (dibulatkan 3.8 tahun) lebih cepat 1,2 tahun
dari maturitasnya.
PASAR OBLIGASI
Pasar obligasi umumnya akan menarik bila kondisi ekonomi cenderung menurun.
Dalam pertumbuhan ekonomi yang lambat, tingkat bunga akan cenderung turun dan harga
obligasi akan naik. Penurunan pertumbuhan ekonomi juga akan menyebabkan
berkurangnya kesempatan investasi sehingga akan meningkatkan permintaan obligasi. Hal
ini akan menyebabkan harga obligasi naik dan yield obligasi turun.
Dalam kondisi ekonomi yang mengalami peningkatan inflasi, suku bunga akan
cenderung mengalami peningkatan. Tingkat inflasi nantinya akan mempengaruhi tingkat
bunga pasar dan selanjutnya tingkat bunga tersebut akan mempengaruhi harga dan yield
obligasi. Jika investor mengestimasi adanya kenaikan inflasi, maka investor akan meminta
kompensasi yang lebih besar karena adanya penurunan nilai riil aliran kas yang diperoleh
dari obligasi. Sehingga, pada kondisi dimana inflasi diestimasikan naik, harga obligasi akan
turun tetapi yield akan meningkat.
Teori Harapan
Tingkat bunga obligasi jangka panjang selama n-periode, akan sama dengan nilai
rata-rata bunga jangka pendek dari obligasi tersebut selama n-periode yang sama. Struktur
bunga akan akan melibatkan penentuan tingkat bunga yang akan diterima kemudian
(forward rate) dan tingkat bunga sekarang (spot rate).
Rumus untuk menghitung forward rate:
(1+tSn) = [(1+tS1)(1+t+1F1)…(1+t+(n-1)F1)]1/n - 1
Contoh Soal:
Misalkan yield obligasi satu tahun adalah 11% dan yield obligasi dua tahun adalah 12%.
Berdasarkan teori ekspektasi, berapakah yield obligasi satu tahun pada satu tahun
mendatang?
Jawab:
(1+tSn) = [(1+tS1)(1+t+1F1)…(1+t+(n-1)F1)]1/n – 1
(1+0.12) = [(1+0.11) (1+t+1F1)]1/2 – 1
t+1F1 = 13.009%.
3. Strategi Durasi
Strategi durasi akan berusaha menyamakan durasi dengan horison investasi.
4. Strategi Maturitas
Strategi maturitas akan berusaha menyamakan waktumaturitas dengan horison
invetasi.
STRATEGI AKTIF
Mengestimasi perubahan tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan
mempengaruhi harga obligasi dengan arah yang terbalik
Daftar Pustaka
Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, Prof Dr. Eduardus Tandelilin, MBA, CWM,
Kanisius, 2017
Manajemen Portofolio dan Investasi, Zvie Bodi, Alex Kane, Alan J. Marcus, Penerbit Salemba
Empat McGraw Hill, 2014