Anda di halaman 1dari 24

BAB IX.

OBLIGASI

Pengertian Obligasi
Surat tanda bukti bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten
penerbit obligasi (Tandelilin, 2001:135).

Definisi lain,
Obligasi (bond) didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar
kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada.

o Sehubungan dengan hal tersebut, emiten obligasi akan memberikan kompensasi bagi
investor pemegang obligasi berupa kupon (bunga) yang dibayarkan secara periodik
apabila ada.
o Penerbit obligasi (emiten obligasi) berkewajiban untuk membayarkan bunga dalam
jumlah tertentu secara periodik selama obligasi tersebut belum jatuh tempo, dan juga
melakukan pembayaran kembali nilai prinsipal obligasi tersebut pada saat jatuh tempo
yang telah ditentukan.
o Dengan demikian, obligasi bisa dikatakan sebagai salah satu instrumen pasar modal yang
memberikan pendapatan tetap (fixed-income securities) bagi pemegangnya.
o Walaupun kebanyakan obligasi memberikan bunga tetap, ada juga obligasi yang tidak
membayar bunga.
o Obligasi diperdagangkan di pasar modal, khususnya pasar obligasi.

Tabel 1 Sebagian Obligasi Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Surabaya.

Nama Penerbit Tanggal Suku


Kode di BES Nilai Total Rating
Obligasi Maturity Bunga
Astra Graphia
150.000.000.00 27 Okt
I ASGR01XXBFTW A 13,375%
0 2008
Tahun 2003
Bank BP I 300.000.000.00 25 April
BABP01XXBFTW BBB/A- 13,500%
Tahun 2003 0 2006
Bahtera
Adimina 05 Juni
BASS01XXBFTW 75.000.000.000 B 15,000%
Samudra I 2010
Tahun 2000
(Sumber: Bursa Efek Surabaya)

1
Macam-macam Obligasi
Terdapat beberapa macam obligasi ditinjau dari penerbitnya, diantaranya yaitu
obligasi pemerintah (government bond), municipal bond dan obligasi perusahaan (corporate
bond).
a. Obligasi Pemerintah
Pemerintah juga membutuhkan dana untuk pembangunan negara. Salah satunya
adalah dengan meminjam dana jangka panjang kepada masyarakat. Surat Utang
Pemerintah disebut dengan SUN (Surat Utang Negara) atau umumnya dikenal dengan
nama obligasi pemerintah (government bond). Obligasi pemerintah mempunyai sifat
yang sama dengan obligasi perusahaan, hanya bedanya penerbitnya adalah pemerintah
bukannya perusahaan swasta, sehingga obligasi pemerintah dianggap lebih aman
dibandingkan dengan obligasi perusahaan.

Tabel 2 Sebagian Obligasi Pemerintah yang Tercatat di Bursa Efek Surabaya.


Nama Obligasi Kode di BES Nilai Total Tanggal Suku
Pemerintah Maturity Bunga
Obligasi Pem. Th. GBRB0019NvBF 11.856.341.000.00 15 Juni 14,250%
2002 Seri FR0019 0 2013
Obligasi Pem. Th. GBRB0019NvBV 11.406.226.000.00 25 Des 9,250%
2002 Seri VR0019 0 2014
Obligasi Pem. Th. GBRB0020MyBV 9.899.007.000.000 25 April 12,086
2002 Seri VR0020 2015
Obligasi Pem. Th. GBRB0020NvBF 11.856.340.000.00 15 Des 14,275%
2002 Seri FR0020 0 2013
(Sumber: Bursa Efek Surabaya)

b. Municipal bond
Municipal bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, seperti
misalnya pemerintah provinsi, kota dan kabupaten. Pemerintah daerah biasanya
mengeluarkan obligasi ini untuk pembiayaan modal, seperti membangun jalan raya,
perumahan rakyat, rumah sakit umum, universitas dan lainnya. Pendapatan dari
pembiayaan modal ini akan digunakan untuk membayar kembali utang obligasinya.
Bukan berarti pihak penerbit obligasi ini adalah pemerintah daerah, maka obligasi ini
tidak mengandung resiko sama sekali. Pemerintah New York, misalnya, pada tahun
1975 pernah menstrukturisasi obligasinya dengan waktu jatuh tempo yang lebih lama.

2
c. Obligasi Perusahaan
Obligasi perusahaan (corporate bond) adalah surat utang jangka panjang yang
dikeluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang yang akan dibayar kembali
pada saat jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah
ditentukan di kontrak utangnya.
Obligasi perusahaan biasanya dilindungi dengan bond indenture, yaitu janji
perusahaan penerbit obligasi untuk mematuhi semua ketentuan yang dituliskan
kepada pihak tertentu yang dipercaya (trustee). Trustee ini biasanya adalah suatu bank
atau perusahaan trust yang akan bertindak mewakili pemegang obligasi. Salah satu isi
dari indenture ini misalnya adalah pembayaran kupon tepat waktu dan jika
perusahaan melanggarnya, maka pemegang obligasi berhak membatalkan obligasinya
dengan meminta kembali semua investasinya.

Di Indonesia obligasi diterbitkan oleh berbagai perusahaan baik yang sahamnya dimiliki
oleh swasta seluruhnya, ataupun oleh perusahaan yang sahamnya seluruhnya atau sebagian
dimiliki oleh negara (Pesero).
Pemerintah Indonesia juga menerbitkan obligasi yang disebut ORI (Obligasi Ritel
Pemerintah). ORI adalah obligasi negara yang dijual kepada individu/perseorangan
Warga Negara Indonesia melalui agen yang telah ditentukan.
Untuk negara-negara lain (Amerika Serikat, misalnya) pemerintah pusat (federal)
maupun daerah juga menerbitkan obligasi di pasar modal (Husnan, 1994:371).

Jenis-jenis Obligasi
Berbagai jenis obligasi yang biasa diperdagangkan di pasar modal adalah :
1. Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds) adalah obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset riil sehingga jika perusahaan
gagal memenuhi kewajibannya, maka pemegang obligasi berhak untuk mengambil
alih aset tersebut.
Perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi yunior atau second mortgage bond yaitu
obligasi dengan menggunakan jaminan aset riil yang sama dengan obligasi yang telah
diterbitkan sebelumnya.
Contoh, PT. A menerbitkan obligasi senilai Rp 40 milyar dengan menggunakan
jaminan tanah dan gedung pabrik senilai Rp 100 milyar. Beberapa waktu kemudian,

3
PT. A mengeluarkan obligasi lagi senilai Rp 20 milyar dengan menggunakan jaminan
yang sama. Obligasi yang pertama kali diterbitkan disebut obligasi senior atau first
mortgage bond dan yang kedua disebut obligasi yunior. Jika terjadi likuidasi,
pemegang obligasi yang kedua akan mempunyai hak atas jaminan tersebut setelah hak
pemegang obligasi pertama terpenuhi.
2. Obligasi Tanpa Jaminan (Debentures atau Unsecured Bond) adalah obligasi yang
diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset riil tertentu. Perusahaan juga bisa
menerbitkan obligasi tanpa jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan yang pertama
diterbitkan atau disebut Subordinated (Yunior) Debentures.
3. Obligasi Konversi, merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada
harga yang telah ditetapkan sehingga pemegang obligasi mempunyai kesempatan
untuk memperoleh capital gain. Di sisi lain, perusahaan emiten akan memperoleh
keuntungan karena umumnya obligasi konversi memberikan tingkat kupon yang
relatip lebih rendah dibanding obligasi biasa.
4. Obligasi disertai Warrant
Waran adalah hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah
ditentukan. Dalam hal ini pemegang waran mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan capital gain jika harga saham mengalami kenaikan setelah waran
dilaksanakan. Dengan mengeluarkan waran, emiten juga akan memperoleh
keuntungan dengan tindakan memberikan tingkat kupon yang lebih rendah
dibandingkan dengan obligasi biasa.
5. Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond) adalah obligasi yang tidak
memberikan pembayaran bunga. Obligasi tanpa kupon ditawarkan pada harga di
bawah nilai par-nya (ada discount), sehingga investor akan memperoleh keuntungan
dari nilai perbedaan harga pasar dan nilai par obligasi pada saat obligasi tersebut
dibeli.
6. Obligasi dengan Tingkat Bunga Mengambang (Floating Rate Bond)
Obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengan fluktuasi
tingkat bunga pasar yang berlaku. Umumnya obligasi ditawarkan dengan
menggunakan kupon sebesar prosentase tertentu dari suku bunga deposito atau bisa
juga kombinasi dengan suku bunga tetap. Misalnya, pada tahun pertama ditawarkan
bunga tetap sebesar 20%, sedangkan untuk tahun-tahun selanjutnya akan ditawarkan
dengan menggunakan suku bunga mengambang.

4
7. Putable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai par sebelum waktu jatuh tempo.
8. Junk bond adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang
tinggi, tetapi juga mengandung risiko yang tinggi pula.

Nilai Obligasi
Nilai obligasi dapat berupa nilai maturity, nilai pasar dan nilai intrinsik :
a. Nilai Maturiti Obligasi
Nilai Maturiti (maturity value) atau disebut juga dengan nilai jatuh tempo adalah nilai
yang dijanjikan akan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo. Nilai maturiti ini juga
mewakili nilai nominal atau nilai par (par value) atau nilai tampang (face value) dari
obligasi. Nilai jatuh tempo biasanya sudah tertentu per lembar-nya, misalnya US $
1,000 atau misalnya Rp 1 juta.
b. Nilai Pasar Obligasi
Nilai pasar obligasi (market value) adalah nilai jual obligasi yang terdaftar di pasar
modal pada saat tertentu.
c. Nilai Intrinsik Obligasi
Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value) atau nilai
sesungguhnya dari suatu obligasi. Nilai intrinsik suatu obligasi pada saat tertentu
dapat diperkirakan dengan rumus sebagai berikut ini :

C1 C2 Cn NJT n
NO* = 1 + 2 + ……. + n + ............(9-1)
(1+i) (1+i) (1+i) (1+i)n

Notasi :
NO* = nilai intrinsik obligasi
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan (suku bunga pasar)
Ct = nilai kupon ke-t dari t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan
Dengan nilai par obligasi
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.

Nilai intrinsik suatu obligasi akan sama dengan Nilai Sekarang Aliran Kas Yang
Diharapkan dari obligasi tersebut.

5
Aliran kas obligasi akan berasal dari pembayaran Kupon (bunga) obligasi, ditambah
pelunasan obligasi sebesar nilai par yang akan diterima pada saat jatuh tempo, dengan
Yield yang disyaratkan investor.

Contoh ilustrasi aliran kas obligasi


Obligasi XYZ mempunyai jatuh tempo 10 tahun. Nilai par obligasi (nilai nominal) adalah Rp
1.000.000. Kupon 10% per tahun (pembayaran dilakukan 1 kali dalam satu tahun). Tingkat
bunga pasar sebesar 14%.

Dengan demikian Aliran Kas Obligasi berdasarkan data di atas adalah :


1. Kupon obligasi = 10% x Rp 1.000.000 = Rp 100.000 yang akan diterima oleh investor
selama 10 tahun (10 kali pembayaran dalam 10 tahun).
2. Nilai par obligasi sebesar Rp 1.000.000 yang akan dibayar oleh emiten (lembaga yang
mengeluarkan) obligasi ketika obligasi jatuh tempo.

Aliran Kas Obligasi


…………………………………………………………………………
1 2 3 10
…………………………..

100.000 100.000 100.000 100.000 + 1.000.000

Nilai intrinsik atau Nilai Sebenarnya Obligasi atau harga obligasi dihitung dengan
persamaan berikut :

n
Ci Pp
P= ∑ +
t=1 (1 + r ) ( 1 + r )n ........... (sama dengan rumus 9-1di atas)
t

P = nilai sekarang obligasi pada saat ini (t=0)


n = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya
r = tingkat diskonto yang tepat atau tingkat bunga pasar
Pp = nilai par obligasi

6
Nilai r dalam persamaan di atas bisa merupakan tingkat bunga pasar atau tingkat
return yang disyaratkan oleh investor. Besarnya tingkat return yang disyaratkan dipengaruhi
oleh estimasi tingkat return bebas resiko dan tingkat inflasi. Tingkat r (return yang
disyaratkan oleh investor untuk soal di atas dikaitkan dengan tingkat bunga pasar yang
ditetapkan sebesar 14%). Dengan demikian, harga obligasi XYZ di atas yang layak
ditetapkan oleh investor adalah :

10
100.000 1.000.000
P= ∑ 1
+ .......................... +
t=1 ( 1 + 0,14 ) ( 1 + 0,14 )10
= (100.000) (5,216) + (1.000.000) (0,27)
= 521.600 + 270.000 = 791.600
Dengan demikian harga obligasi XYZ yang layak ditetapkan oleh investor adalah sebesar Rp
791.600

Supaya lebih jelas, coba hitung berapa nilai obligasi tersebut di atas apabila kupon (tingkat
bunga obligasi) sebesar 8%, 10%; 12% dan 16%? Dari perhitungan tersebut beri kesimpulan.

Bunga (kupon) obligasi bisa dibayar lebih dari satu kali dalam setahunnya.
Rumus Nilai Obligasi apabila bunga dibayarkan lebih dari satu kali dalam setahun.
Ci
2n
2 Pp
P= ∑ r t
+
r 2n
t=1
( ) ( )
1+
2
1+
2 .......... (9-2)

20
50.000 1.000.000
P= ∑ 1
+ .... ............ ....... ... +
t=1 ( 1 + 0,07 ) ( 1 + 0,07 )20
= (50.000) (10,594) + (1.000.000) (0,27)
= 529.700+ 270.000 = 799.700

Untuk bunga obligasi yang dibayarkan 2x dalam satu periode maka setiap periode bunga
akan dibayar sebesar 10% dibagi 2 sehingga menjadi 5% setiap kali dibayar. Pada soal di atas
umur obligasi 10 tahun maka bunga akan dibayar selama 20 kali pembayaran sebesar 5% x
Rp 1.000.000 = Rp 50.000.

7
Begitupula dengan tingkat bunga pasar yang sebesar 14% akan dibagi 2 juga sehingga untuk
menghitung nilai obligasi akan digunakan tingkat bunga 7%. Dan pelunasan obligasi akan
dihitung present value tahun ke-10 pada tingkat bunga 14%.
Karena pendapatan bunga tetap selama 20x dibayarkan sebanyak Rp 50.000 maka dalam hal
ini bisa dihitung dengan rumus anuitas sebagai berikut :

PV bunga obligasi selama 20 x pembayaran :

1−( 1+0 , 07 )−20


PV= 50.000
{ 0 , 07 }
1

= 50.000
{ 1−
3 , 8697
0 , 07 }
1−0 ,25842
= 50.000
{ 0 ,07 }
= 50.000
{0 ,74158
0 ,07 }
= 50.000 (10,594)
= 529.700

1 1
Pelunasan Obligasi= =
( 1+0,14 ) 10 3,70722
¿ 0,2697 dibulatkan menjadi 0,27
¿ 1. 000 . 000x0,27
¿ 270 .000
Nilai Obligasi = 529.700+ 270.000 = 799.700

Berdasarkan rumus di atas coba hitung berapa nilai obligasi di atas apabila bunga obligasi
dibayar dua kali dalam setahunnya yaitu tiap enam bulan sekali. Apabila kupon obligasi 10%
dan tingkat bunga pasar 14%.
Sedangkan hitung tingkat bunga pasar 10%, 12%, 14%, dan 16%.
Beri kesimpulan, bagaimana dampak frekuensi pembayaran bunga obligasi yang dibayarkan
lebih dari satu kali dalam satu tahun.

8
RETURN OBLIGASI
Beberapa pengukuran digunakan untuk mengukur yield dari suatu obligasi. Beberapa
diantaranya adalah current yield, yield to maturity, dan yield to call.
Ada dua istilah yang terkait dengan karakteristik pendapatan obligasi yaitu yield
obligasi (bond yield) dan bunga obligasi (bond interest rate).
Yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima investor yang
cenderung bersifat tidak tetap.

Yield obligasi meliputi :


 Nominal Yield
Adalah tingkat kupon yang diberikan oleh obligasi.
Misalnya, obligasi memberikan kupon 18% per tahun maka obligasi tersebut
dikatakan mempunyai yield nominal sebesar 18%.
 Current Yield
Adalah ratio tingkat bunga obligasi terhadap harga pasar obligasi.
Current Yield dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
Ci
CY = .......... (9-3)
Pm

CY = current yield obligasi


Ci = pembayaran kupon per tahun untuk obligasi i
Pm = harga pasar obligasi

Current Yield biasanya dilaporkan secara harian di media massa. Informasi Current
Yield akan lebih berguna bagi investor dibandingkan informasi yang hanya berupa kupon
obligasi biasa, karena current yield sudah memberikan gambaran perbandingan kupon
obligasi terhadap harga pasar obligasi.

Hasil sekarang (current yield) diukur dengan nilai kupon setahun dibagi dengan nilai
pasar obligasi saat ini.

Contoh 6.4 :

9
Obligasi Astra Graphia I dengan kode ASGR01XXBFTW yang jatuh tempo pada tanggal 27
Oktober 2008, membayar kupon sebesar 13,75%. Pada hari ini dijual dengan harga 892,5
poin. Hasil sekarang (current yield) dari obligasi ini adalah sebesar Rp 137.500/Rp 892,500 =
15,4%.

Hasil (Return) Sampai Maturity(Yield to maturity)


Hasil sampai maturity (yield to maturity) adalah tingkat return dari obligasi yang
dibeli dengan harga pasar sekarang dan disimpan sampai jatuh tempo.
Yield to Maturity (YTM) bisa diartikan sebagai tingkat return majemuk yang akan
diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi
tersebut hingga jatuh tempo.
Yield to maturity (YTM) dapat diperoleh dengan mencari tingkat diskonto yang
menyebabkan nilai sekarang dari semua aliran kas sama dengan nilai pasar sekarang dari
obligasi. Untuk obligasi yang membayar kupon, YTM dapat dinyatakan dalam rumus :

C1 C2 Cn NJT n
NO = 1 + 2 + ……. + n + (rumus 9-1)
(1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM )n

Notasi :
YTM = yield to maturity
NO = nilai pasar sekarang dari obligasi
Ct = nilai kupon ke-t dari t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan
dengan nilai par obligasi
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi

Nilai dari YTM dapat dihitung dengan caratrial-and-error dengan menyamakan nilai pasar
sekarang dari obligasi (NO) dengan nilai sekarang aliran-aliran kas. Dengan demikian nilai
dari YTM adalah nilai dari internal rate of return (IRR).

YTM merupakan ukuran yield yang banyak digunakan karena yield tersebut
mencerminkan return dengan tingkat bunga majemuk (compoundrate of return) yang
diharapkan investor, jika dua asumsi yang disyaratkan bisa terpenuhi.
Asumsi pertama, investor akan mempertahankan obligasi tersebut sampai dengan
waktu jatuh tempo.

10
Asumsi kedua, investor menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh dari
obligasi pada tingkat YTM yang diharapkan.

Untuk menghitung YTM(Yield to Maturity) digunakan persamaan sebagai berikut,


Ci
2n
2 Pp
P= ∑ YTM t
+
YTM 2n
t=1
( 1+
2 ) ( 1+
2 ) (sama dengan rumus (9-2)

P = harga obligasi pada saat ini (t=0)


n = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya
YTM = Yield to Maturity
Pp = nilai par obligasi (prinsipal)

Mencari YTM dengan menggunakan rumus di atas dengan cara mencoba-cobamemasukkan


nilai yang mendekati. Cara ini pada dasarnya sama dengan cara yang dilakukan dalam
menghitung tingkat bunga yang menyamakan investasi awal dengan cash inflow dalam
penilaian proyek atau yang disebut InternalRate of Return.

Untuk memperoleh nilai YTM(Yield to Maturity) dapat juga digunakan persamaan berikut
yang disebut jalan pintas :

Pp −P
Ci +
n
Pp + P
YTM* = 2 .......... (9-4)

YTM* = nilai YTM yang mendekati


P = harga obligasi pada saat ini (t=0)
N = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya
Pp = nilai par obligasi

11
Contoh 6.5 :
Seorang investor membeli obligasi 4 tahun pada tahun 2001 yang lalu dengan nilai pasar 990
poin (sebesar Rp 990.000,- per lembar). Obligasi ini membayar bunga variabel (floating rate)
yaitu sebesar 4% (yaitu sebesar Rp 40.000,-) pada tahun 2002; 4,5% (sebesar Rp 45.000,-)
pada tahun 2003; 5% (sebesar Rp 50.000,-) pada tahun 2004; dan 5,5% (sebesar Rp 55.000,-)
pada tahun 2005. Obligasi ini jatuh tempo pada tahun 2005. Nilai dari YTM adalah sebesar :

40.000 45.000 50.000 55.000 1.000.000


990.000 = 1 + 2 + 3 + 4 + 4
(1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM )

Bunga obligasi di atas pada tahun ke-1 sebesar 4%; tahun ke-2 sebesar 4,5%; tahun ke-3
sebesar 5%; dan tahun ke-4 sebesar 5,5%. Untuk menjalankan metode trial and error atau
metode coba-coba, hal yang mudah dilakukan apabila ada soal serupa adalah dengan
menjumlahkan bunga selama 4 tahun tersebut yaitu 19%. Lalu bunga tersebut dibagi 4
sehingga jumlahnya sebesar 4,75%. Untuk mempermudah maka gunakan saja 5 %. Apabila
hasil perhitungan tidak meleset jauh maka tingkat bunga tersebut bisa dianggap sebagai YTM
(Yield to Maturity).

Untuk contoh di atas perhitungan sebagai berikut :


40.000 45.000 50.000 55.000 1.000.000
990.000 = 1 + 2 + 3 + 4 +
(1+0,05) (1+0,05) (1+0,05) (1+0,05) (1+0,05)4

40.000 45.000 50.000 55.000 1.000 .000


990.000 = + 1,1025 + + + 1,21550625
1,05 ¿ 1,157625 1,21550625 ¿
¿ ¿
= 38.095 + 40.816 + 43.192 + 45.249 + 822.702
= 990.054
Karena hasil perhitungan sangat mendekati dengan harga obligasi, berneda hanya sebesar Rp
54 maka bisa dianggap bahwa YTM-nya adalah 5%.

Untuk kupon yang konstan, yaitu K1 = K2 = ….. = Kn = K, maka rumus (6-4)


dituliskan sebagai berikut :

K NJT n
NO = t + n( 6 – 5 )
(1+YTM ) (1+YTM )

12
YTM = yield to maturity
T = periode waktu ke-t dari t=1 sampai dengan n.
NO = nilai pasar sekarang dari obligasi
Kt = nilai kupon yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan nilai par obligasi
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.

Contoh : Sebuah obligasi yang tidak callable akan jatuh tempo 10 tahun lagi. Nilai parnya Rp
1.000.000 dengan tingkat kupon 18%. Obligasi tersebut saat ini dijual dengan harga di
bawah par yaitu Rp 917.690. Dengan menggunakan persamaan (pertama) maka nilai YTM
adalah :
Langkah 1 : Diestimasi berapa kira-kira nilai r-nya. Dalam hal ini untuk
menentukan nilai r biasanya diperhitungkan sekitar nilai kupon.

Nilai kupon 18% maka dicoba dimasukkan nilai r-nya 20% sebagai berikut,
180 .000 180.000 1. 000.000
1
+ ...............................+ 10
+
917.690 = ( 1 + 0,20 ) ( 1 + 0,20 ) ( 1 + 0,20 )10
= (4,192) (180.000) + (0,162) (1.000.000)
= 754.560 + 162.000 = 916.560

Karena antara cash in dengan cash out tidak sama maka harus disamakan dengan cara
sebagai berikut :

18% 1.000.000 1.000.000


20 % 916.500 917.690
2% 83.440 82.310

82.310
x 2% = 1,973%
83.440

r = 18 % + 1,973 % = 19,973 %

Langkah 2: Pembuktian hasil perhitungn nilai r terhadap nilai obligasi dengan menggunakan
perhitungan Present Value Annuity, sebagai berikut.

13
1 − (1 + r)−n
PVA = C
{ r }
1 − ( 1 + 0,19973 )−10
=
180 .000 { 0,19973 }

=
180.000 {1 −0,16187
0,19973 }

=
180.000 {0,83813
0,19973 }

= 180.000 (4,196) = 755.337

Perhitungan nilai sekarang nominal pelunasan obligasi ketika jatuh tempo:

PV nominal obligasi = 1/(1+0,19973)10 = 1/6,1778


= 0,1619 x 1.000.000 = 161.870

Dengan demikian maka nilai obligasi dengan tingkat bunga (YTM) 19,973% =
755.337 + 161.870 = 917.207
Harga jual obligasi 917.690 tetapi dengan perhitungan besarnya 917.207 sehingga selisih 483
yang disebabkan faktor koma sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat YTM sebesar
19,973%.

Pembuktian di atas dapat dilakukan dengan menggunakan tabel Present ValueAnnuity serta
tabel Present Value.

Sedangkan jika menggunakan rumus (kedua) maka YTM-nya sebagai berikut :

14
Pp −P
Ci +
n
Pp + P
YTM* = 2
1 .000 . 000 − 917 . 690
180 .000 +
10
1 . 000. 000 + 917 . 690
= 2
180 .00 + 8231 188 .231
= = 19 ,631 %
= 958 .845 958 .845

Pada persamaan (pertama dan kedua) terlihat bahwa YTM adalah tingkat bunga yang
menyamakan harga obligasi (P) dengan nilai sekarang dari semua aliran kas yang diperoleh
dari obligasi sampai dengan waktu jatuh tempo. Oleh karena persamaan tersebut didasari oleh
perhitungan nilai sekarang maka semua pendapatan yang diperoleh harus diinvestasikan
kembali (reinvest) pada tingkat YTM. Jika pendapatan kupon tidak diinvestasikan pada
tingkat yang sama dengan YTM maka yield yang diperoleh akan lebih kecil atau lebih besar
dari yield yang dijanjikan.
YTM pada kedua perhitungan di atas menghasilkan nilai yang tidak jauh berbeda,
YTM pertama menghasilkan nilai 19,973% sedangkan YTM kedua menghasilkan nilai
19,631%. Pada kasus seperti ini tidak masalah karena hasilnya berbeda sedikit sekali.

Contoh 6.6 :
Suatu obligasi berumur 5 tahun dengan kupon sebesar 7% per tahun dibayar setengah
tahunan (berarti mempunyai 10 periode pembayaran) yaitu kupon sebesar Rp 35.000,- per
setengah tahunnya. Nilai jatuh tempo obligasi adalah Rp 1.000.000,-, Misalnya obligasi ini
sekarang dijual dengan premium sebesar Rp 1.055.000,-. Nilai yield to maturity dapat
dihitung dengan rumus :
10
Rp 35.000 Rp 1.000 .000
Rp 1.055.000=∑ +
t=1 (1+YTM )t (1+YTM )10

Pemecahan soal di atas sebagai berikut :


Umur obligasi 5 tahun

15
Kupon (bunga) obligasi 7% per tahun, dan kupon dibayar 2 x dalam 1 tahun atau kupon
dibayarkan setiap 6 bulan sekali. Dengan demikian pembayaran kupon setiap kali

7%
pembayaran adalah atau 3,5% atau 3,5% x Rp 1.000.000 = Rp 35.000 setiap kali bayar.
2
Nilai jatuh tempo obligasi = Rp 1.000.000
Harga jual obligasi di pasar = Rp 1.055.000
Karena harga jual obligasi di atas nilai nominal obligasi maka dicoba YTM sebesar 6% atau
3% setiap kali bayar kupon.

Karena bunga obligasi bersifat tetap maka nilai sekarang bunga obligasi selama umur obligasi
dapat dihitung dengan menggunakan present value anuitas sebagai berikut :

1 − (1 + r)−n
PVA = C
{ r }
1 − ( 1 + 0 ,03 )−20
=
35.000 { 0 ,03 }
1 −1/1,8061
=
35.000 { 0,03 }

=
35.000 {1−0,5537
0,03 }
0,4463
35.000 {
= 0,03 }

= 35.000 (14,8767) = 520.683

Perhitungan nilai sekarang nominal pelunasan obligasi ketika jatuh tempo:

PV nominal obligasi = 1/(1+0,06)10 = 1/1,7908


= 0,5584 x 1.000.000 = 558.400

16
Dengan demikian maka nilai obligasi dengan tingkat bunga (YTM) 6% = 520.683 + 558.400
= 1.079.083

Karena nilai perhitungan obligasi dengan tingkat bunga (YTM) 3% di atas masih lebih tinggi
daripada harga jual obligasi di pasar yang mana sebesar 1.055.000 maka masih terjadi selisih
sebesar 1.079.083-1.055.000 =24.063 yang mana selisihnya sedikit maka tingkat bunga
dicoba dinaikkan menjadi 3,15%.

Untuk itu maka dihitung lagi nilai obligasi dengan tingkat bunga 3,15% sebagai berikut,

1 − (1 + r)−n
PVA = C
{ r }
1 − ( 1 + 0, 0315 )−20
=
35.000 { 0,0315 }
1 −1/1,8595
=
35.000 { 0,0315 }
1−0,5378
=
35.000 { } 0,0315
0,4622
35.000 {
= 0,0315 }

= 35.000 (14,673) = 513.556

Perhitungan nilai sekarang nominal pelunasan obligasi ketika jatuh tempo:

PV nominal obligasi = 1/(1+0,063)10 = 1/1,8422


= 0,5428 x 1.000.000 = 542.800

17
Dengan demikian maka nilai obligasi dengan tingkat bunga (YTM) 6,3% = 513.556 +
542.800 = 1.056.356

Dari perhitungan di atas nyaris sama hanya selisih 1.356 dengan nilai obligasi yabf dicari
yaitu 1.055.000 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa YTM obligasi tersebut
adalah 6,3%.

HASIL (RETURN) OBLIGASI TANPA KUPON

Untuk zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak memberikan kupon, perhitungan
YTM relatif lebih mudah. Tidak adanya pembayaran kupon menyebabkan satu-satunya nilai
aliran kas yang bisa diperoleh investor dari obligasi adalah pelunasan obligasi pada saat jatuh
tempo, maka YTM ditentukan dengan menyamakan nilai sekarang dari nilai par dengan
harga obligasi yaitu dengan menggunakan persamaan berikut ini :

Pp
P=
(1 + YTM )1/n .......... (9-5)
Atau

1/n
Pp
YTM =
( ) P
−1
........... (9-6)

YTM di atas dapat juga dihitung dengan mengestimasikan seperti halnya obligasi
yang tingkat bunganya dibayar (2x) dua kali dalam satu tahun. Dengan demikian rumus
seperti berikut.

Pp
P=
(1 + YTM )1/2 n ............ (9-7)

Atau

1
Pp n

YTM=
()P
2
−1
............ (9-8)

18
YTM bisa juga dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut, tetapi hasil
perhitungannya nanti harus dikalikan 2 untuk mendapatkan periode satu tahun.

Contoh : Sebuah obligasi zero coupon bond yang akan jatuh tempo dalam 10 tahun dengan
nilai par Rp 1.000.000. Pada saat ini obligasi tersebut dijual pada harga Rp 300.000. YTM
untuk obligasi tersebut adalah :

1.000 1 ¿10¿¿
YTM =
( )300
−1¿

= 1,1279 -1 = 0,1279 =12,79%

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa obligasi tersebut mempunyai yield sebesar 12,79%
per tahun.

Contoh 6.5 :
Seorang investor membeli obligasi 5 tahun pada tahun 2001 yang lalu dengan nilai pasar 990
poin (sebesar Rp 990.000,- per lembar). Obligasi ini membayar bunga variabel (floating rate)
yaitu sebesar 4% (yaitu sebesar Rp 40.000,-) pada tahun 2002, 4,5% (sebesar Rp 45.000,-)
pada tahun 2003, 5% (sebesar Rp 50.000,-) pada tahun 2004, dan 5,5% (sebesar Rp 55.000,-)
pada tahun 2005. Obligasi ini jatuh tempo pada tahun 2005.

Nilai dari YTM adalah sebesar :


40.000 45.000 50.000 50.000 1.000.000
990.000 = 1 + 2 + 3 + 4 + 4
(1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM ) (1+YTM )

Untuk kupon yang konstan, yaitu C1 = C2 = ….. = Cn = C, maka rumus (6-4) dituliskan
sebagai berikut :

C NJT n
NO = t + (6–5)
(1+YTM ) (1+YTM )n

YTM = yield to maturity


T = periode waktu ke-t dari t=1 sampai dengan n.

19
NO = nilai pasar sekarang dari obligasi
Ct = nilai kupon yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan nilai par obligasi
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
Untuk pure-discount bond (obligasi dengan diskon-murni) yang tidak membayar kupon, nilai
YTM dapat dinyatakan dengan rumus :

NJT n
NO = (6–6)
(1+YTM )n

Notasi :
YTM = Yield to maturity
NO = Nilai pasar obligasi
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi

Contoh 6.7:
Suatu obligasi berumur 5 tahun yang tidak membayar kupon dengan nilai jatuh tempo
obligasi adalah Rp 1.000.000,- dan sekarang dijual dengan diskon Rp 555.000,-.

Nilai Yield to maturity dapat dihitung dengan rumus :


Rp 1.000 .000
Rp 555.000 = 5
( 1+YTM )
Rp 1.000 .000
(1 + YTM)5=
Rp 555.000
(1 + YTM)5= 1,80180
(1 + YTM)= 1,80180(1/5)
(1 + YTM)= 1,12497
YTM = 0, 12497 = 12,497%

Nilai YTM dapat juga dicari lewat tabel. Nilai 1/(1+YTM) 5 di tabel disebut dengan faktor
nilai sekarang. Nilai 1/(1+YTM)5 = Rp 555.000/Rp 1.000.000 = 0,555. Di tabel faktor nilai
sekarang dengan periode 5 tahun, nilai ini didapatkan pada nilai 12% dan 13% yaitu 12,49%.

Hasil sampai Ditarik

20
Hasil sampai ditarik (yield to call) adalah return dari obligasi sekarang sampai dengan
tanggal obligasi ditarik kembali. Yield to call mirip dengan yield to maturity dengan
perbedaan waktu dari obligasi. Kalau YTM, waktu obligasi adalah dari sekarang sampai jatuh
tempo. Sedang yield to call, waktu obligasi adalah dari sekarang sampai kemungkinan
ditarik.
Penerbit obligasi akan lebih menyukai jika mempunyai pilihan untuk membayar
obligasinya pada nilai par sewaktu-waktu sebelum jatuh tempo. Hak obligasi semacam ini
disebut dengan hak tarik atau provisi tarik (call provision). Beberapa keuntungan akan
didapatkan oleh penerbit obligasi dengan adanya hak ini:
1. Utang perusahaan dapat dikurangi sewaktu-waktu jika aliran kas perusahaan tersisa.
2. Obligasi dengan kupon yang tinggi dapat dihentikan dan diganti dengan obligasi lainnya
yang memberikan kupon lebih rendah jika bunga menurun.
3. Menyediakan sinyal baik bagi perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan
menguntungkan sehingga banyak aliran kas tersedia dan perusahaan beranggapan bahwa
obligasi adalah murah untuk ditarik kembali.
4. Menyediakan opsi tarik (call option) kepada perusahaan dengan gratis.

Kebalikannya untuk investor (yang membeli obligasi), obligasi yang mempunyai call
provision merugikan investor, karena harga obligasi ini akan lebih rendah dibandingkan
dengan obligasi sejenis yang tidak mempunyai hak tarik. Obligasi dengan call provision ini
sebenarnya menyediakan suatu opsi kepada perusahaan untuk dapat membeli kembali
obligasinya sewaktu-waktu. Opsi ini sama dengan opsi tarik (call option). Dengan demikian
harga dari obligasi dengan call provision adalah nilai obligasi yang tanpa call provision
dikurangi dengan nilai call option.

Call provision
o Call provision adalah hak emiten obligasi untuk melunasi obligasi sebelum waktu
jatuh tempo.
o Call provision akan dilaksanakan oleh emiten jika tingkat suku bunga pasar di bawah
tingkat kupon obligasi.
o Hal ini dilaksanakan untuk memenuhi biaya modal perusahaan akibat kewajiban
membayar bunga di atas bunga pasar yang berlaku.

21
o Call provision pada dasarnya akan menguntungkan emiten, dan bisa merugikan
investor.
o Karena pelaksanaanCall provision oleh emiten merupakan kerugian bagi investor maka
emiten diharuskan untuk membayar sejumlah uang, yang disebut dengan call premium.
o Setelah obligasi ditarik, emiten dapat mengeluarkan obligasi baru dengan tingkat bunga
atau kupon yang lebih rendah sesuai dengan tingkat bunga pasar yang berlaku.
o Tidak semua obligasi bisa dilunasi sebelum masa jatuh temponya. Obligasi yang tidak
bisa dilunasi sebelum masa jatuh tempo disebut noncallable. Dengan demikian,
obligasi jenis ini akan memberikan jaminan keuntungan kepada pemegang obligasi jika
tingkat suku bunga pasar mengalami penurunan.

Resiko Obligasi
Walaupun obligasi lebih rendah resikonya dibandingkan dengan saham, tetapi obligasi tetap
aktiva beresiko. Resiko dari obligasi adalah kemungkinan tidak terbayar (default). Peringkat
obligasi (bond rating) dapat digunakan sebagai proksi dari resiko obligasi. Di tabel 6.1
terlihat bahwa obligasi Astra Graphia I yang diterbitkan pada tahun 2003 mempunyai rating
A.

Tabel 6.1 Peringkat obligasi menurut S&P


Peringkat Keterangan
AAA Mempunyai kemampuan sangat kuat untuk membayar bunga dan
membayar kembali prinsipal.
AA Mempunyai kemampuan kuat untuk membayar bunga dan membayar
kembali prinsipal.
A Mempunyai kemampuan kuat untuk membayar bunga dan membayar
kembali prinsipal tetapi lebih rentan terhadap kondisi-kondisi yang berubah
terbalik dibandingkan dengan kasus dari AA.
Mempunyai kemampuan cukup untuk membayar bunga dan membayar
BBB kembali prinsipal. Bahkan lebih rentan terhadap kondisi yang berubah
terbalik dibandingkan dengan obligasi-obligasi peringkat A.
Dianggap spekulatif terhadap kemampuan untuk membayar bunga dan
membayar kembali prinsipal.
BB, B, Tingkat terendah dari spekulasi dan C menunjukkan tingkat tertinggi dari
spekulasi.

22
CCC, CC, C Gagal (default). Pembayaran bunga-bunga dan pembayaran prinsipal
tertunggak.
D Dapat digunakan untuk menunjukkan posisi relatif didalam suatu kategori.
+ atau -

Peringkat obligasi (bond rating) adalah simbol-simbol karakter yang diberikan oleh agen
pemeringkat untuk menunjukkan resiko dari obligasi. Dua buah agen peringkat obligasi
terkenal di dunia adalah Standard & Poor’s (S&P)Corporation dan Moody’s Investor Service
Inc. Di Indonesia obligasi diperingkat oleh PT PEFINDO yang didirikan tanggal 21
Desember 1993 (lihat lebih lanjut di www.pefindo.com) dan PT KASNIC Credit Rating
(lihat lebih lanjut di www. Kasinicrating.com)

Soal : Obligasi
1. Bapak Y mau membeli obligasi. Nilai nominal obligasi Rp 1.000.000. Kupon obligasi
sebesar 8%. Tingkat bunga umum sebesar 10%. Umur obligasi 5 tahun. Kupon
dibayarkan tiap tahun. Berdasarkan data di atas, hitung nilai intrinsik atau harga
berapa investor mau membeli obligasi tersebut?
2. Hitung nilai intrinsik obligasi di atas apabila suku bunga pasar (suku bunga umum)
sebesar 7%.
3. Ibu S membeli obligasi di pasar dengan harga Rp 1.075.000. Umur obligasi 5 tahun.
Kupon obligasi 8% yang dibayarkan tiap tahun. Nilai nominal obligasi Rp 1.000.000.
Hitung YTM obligasi tersebut.

Soal : Saham
1. Saham X selama 5 tahun ke depan diperkirakan membagikan deviden sebagai
berikut :
Tahun 1 2 3 4 5
Deviden Rp 600 Rp 900 Rp 400 Rp 700 Rp 550

Tingkat keuntungan yang diinginkan oleh investor apabila membeli saham tersebut adalah
13% per tahun. Apabila harga saham tersebut di pasar Rp 3.000 tergolong undervalue atau
overvalue? Dan pada harga tersebut apakah investor bersedia membelinya?

2. Saham X selama ini membagi dividen secara konstan yaitu sebesar Rp 500 dan
diperkirakan akan selamanya membagi dividen secara konstan. Investor

23
menginginkan tingkat pengembalian investasi (return) sebesar 15% per tahun. Pada
harga berapa investor bersedia membeli saham tersebut?
3. PT. X adalah perusahaan yang terus mengalami pertumbuhan. Dividen yang
dibagikan juga mengalami pertumbuhan. Dividen yang baru saja dibagikan sebesar
Rp 500. Investor menginginkan tingkat keuntungan sebesar 10% per tahun. Untuk
saham ini berapa investor bersedia membelinya?

24

Anda mungkin juga menyukai