Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MERINGKAS PASAR UANG DAN MODAL

OBLIGASI

Disusun Oleh :

TIA FAUZIA PRATAMA 20612010075P

FAKULTAS MANAJEMEN EKONOMI


UNIVERSITAS SUMATERA SELATAN

2022
OBLIGASI
Salah satu jenis aset yang bisa dijadikan alternatif investasi selain saham, adalah obligasi.
Bagi investor yang kurang menyukai risiko, obligasi mampu memberikan pendapatan tetap bagi
investor. Walaupun dalam kenyataannya di Indonesia perkembangan obligasi masih relatif lamban
dibanding perkembangan saham, investor kiranya tetap dapat menjadikan obligasi sebagai
alternatif investasi selain saham, dalam membentuk portofolio.

A. OBLIGASI PERUSAHAAN

Dari sudut pandang perusahaan, obligasi perusahaan atau obligasi korporasi (corporate
bond) menyatakan utang perusahaan ke pada pemegangnya. Obligasi perusahaan merupakan
sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya
pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh tempo di masa mendatang disertai
dengan pembayaran bunga secara periodik. Jumlah tetap yang dibayar pada waktu jatuh tempo
(maturity) merupakan pokok pinjaman (principal) obligasi, yang juga disebut nilai nominal
atau nilai par (par value atau face value). Pembayaran bunga secara periodik disebut kupon
(coupon).

Dari sudut pandang investor, obligasi perusahaan merupakan suatu investasi yang berbeda
dengan saham biasa. Saham biasa menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan,
sedangkan obligasi menyatakan klaim kreditur pada perusahaan.

1. Call Provision

Ketika menerbitkan obligasi, perusahaan juga menyusun bond indenture yang


ringkasannya disediakan dalam prospektus. Bond inden ture adalah dokumen legal yang
memuat perjanjian tertulis antara perusahaan penerbit obligasi dan pemegangnya.
Dokumen merinci hak-hak dan kewajiban kedua pihak yaitu perusahaan penerbit dan
pemegang obligasi.

Salah satu isi bond indentures yang juga penting bagi investor adalah call provision.
Banyak penerbitan obligasi perusahaan mempunyai call provision yang memberikan hak
kepada perusahaan penerbitnya untuk membeli kembali obligasi yang beredar dari para
pemegangnya sebelum tanggal jatuh tempo. Obligasi ini disebut callable bonds.

Call provision umumnya dipertimbangkan untuk dilaksanakan oleh perusahaan


penerbit obligasi ketika tingkat bunga pasar mengalami penurunan. Semakin menurunnya
tingkat bunga memungkinkan perusahaan untuk mengganti obligasi berkupon tinggi yang

2
sedang beredar dengan menerbitkan obligasi baru yang membayar kupon rendah.
Penggantian obligasi yang ada dengan obligasi yang baru ini disebut bond refunding.

Call provision pada dasarnya menguntungkan perusahaan penerbit obligasi tetapi


merugikan pemegang obligasi. Perusahaan penerbit biasanya memasukkan dalam
indenture beberapa ketentuan-ketetentuan yang mengikatnya dalam melaksanakan call
provision.

Contoh Sebuah obligasi mempunyai nilai nominal Rp 1 juta dengan jatuh tempo 10
tahun. Obligasi ini dapat ditarik sebelum jatuh tempo (callable) dalam tahun pada harga
call (call price) adalah 110. Harga call ini dipotong sebanyak 2 persen dari nilai
nominalnya tiap tahun sampai harga call sama dengan nilai parnya. Jika obligasi ini
dihentikan dalam 7 tahun. Berapa banyak yang akan diterima pemegangnya?

Dalam kasus ini, pemotongan adalah dua tahun. Maka harga call akan menjadi 110 %
- (2 tahun x 2%) = 106% dari nilai nominal atau Rp1.060.000.

2. Jenis-jenis Obligasi Perusahaan

Ada beberapa jenis obligasi perusahaan dengan masing-masing karakteristiknya yang


berbeda.
• Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds) adalah obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset real. Sehingga jika
perusahaan gagal memenuhi ke wajibannya, maka pemegang obligasi berhak
untuk mengambil alih aset tersebut. Perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi
yunior atau second mortgage bond, yaitu obligasi dengan meng gunakan jaminan
aset real yang sama dengan obligasi yang telah diterbutkan sebelumnya. Sebagai
contoh PT XYZ menerbitkan obligasi senilai Rp4 juta dengan menggunakan
jaminan tanah dan bangunan gudang PT XYZ senilai Rp10 juta. Beberapa waktu
kemudian, PT XYZ mengeluarkan obligasi lagi senilai Rp2 juta dengan
menggunakan jaminan tanah dan bangunan gudang yang sama dengan obligasi
pertama. Maka obligasi yang pertama kali diterbitkan oleh PT XYZ disebut dengan
obligasi senior atau first mortgage bond dan yang kedua disebut dengan obligasi
yunior. Jika terjadi likuidasi maka pemegang obligasi yang kedua akan
mempunyai hak atas jaminan tersebut setelah hak pemegang obligasi pertama
terpenuhi.
• Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond) adalah obligasi
yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset real tertentu. Sama halnya
dengan mortgage bond, perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi tanpa jaminan
lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan, atau disebut sebagai subordinated
(yunior) debentures.

3
• Obligasi konversi, merupakan obligasi yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk mengonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham
perusahaan pada harga yang telah di tetapkan, sehingga pemegang obligasi
mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain.
• Obligasi yang disertai warrant. Dengan adanya waran, maka pemegang obligasi
mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah
ditentukan.
• Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak
memberikan pembayaran bunga. Obligasi tanpa kupon umumnya ditawarkan pada
harga dibawah nilai parnya (ada diskon), sehingga investor akan memperoleh
keuntungan dari nilai perbedaan harga pasar dan nilai par obligasi pada saat
obligasi tersebut dibeli.
• Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond) adalah
obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengan
fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku. Umumnya obligasi ditawarkan dengan
menggunakan kupon sebesar persentase tertentu dari suku bunga deposito atau bisa
juga kombinasi dengan suku bunga tetap.
• Putable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai par sebelum waktu jatuh
tempo. Putable bond akan melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi
tingkat bunga yang terjadi. Jika tingkat bunga pasar mengalami kenaikan dan harga
obligasi akan mengalami penurunan maka pemegang obli gasi mempunyai hak
untuk meminta pelunasan perusahaan, sehingga pemegang obligasi tersebut dapat
menginvestasikan kembali dananya pada tingkat bunga yang sesuai dengan tingkat
bunga pasar yang berlaku.
• Junk Bond adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang
tinggi, tetapi juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula. Junk bond biasanya
diterbitkan oleh perusahaan-peru sahaan yang berisiko tinggi atau oleh perusahaan
yang ingin membiayai suatu rencana merger atau akuisisi.
• Sovereign Bonds Adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam mata
uangnya sendiri, tetapi dijual di negara lain dalam mata uang negara tersebut.
- Yankee bonds: obligasi yang diterbitkan dalam mata uang US$ oleh pihak yang
memerlukan dana di luar negeri untuk para investor Amerika.
- Eurobonds: obligasi yang diterbitkan oleh pihak asing dan obligasi ini dijual diluar
negara yang mata uangnya digunakan sebagai denominasi obligasi.
- Samurai bonds: obligasi dalam denominasi yen, yang diterbitkan di Jepang oleh
pemerintah atau perusahaan negara lain.
- Dragon bonds: obligasi yang harganya ditetapkan di Asia untuk para investor Asia
selain Jepang.

4
Masing-masing jenis obligasi tersebut bisa memberikan tingkat keuntungan dan risiko
yang berbeda-beda, sesuai dengan karakteristik masing-masing obligasi. Oleh karena itu,
investor perlu berhati-hati dalam menilai kualitas dari obligasi yang akan dijadikan
pilihan investasinya, sehingga risiko yang harus ditanggung investor bisa diminimalkan.

3. Perdagangan Obligasi Perusahaan di Pasar Modal Indonesia

Perdagangan obligasi perusahaan/korporasi selama tahun 2016 di Bursa Efek


Indonesia. Sampai dengan bulan Nopember 2016, volume transaksi perdagangan obligasi
korporasi mencapai Rp 24.781 miliar

OBLIGASI KORPORASI
JUMLAH
BULAN VOLUME
FREKUENSI JUMLAH EFEK HARI BURSA
(Rp. Miliar)
JANUARI 12.646 1.930 407 20
FEBRUARI 20.646 1.929 411 20
MARET 26.713 2.090 411 21
APRIL 14.918 1.935 411 21
MEI 16.270 1.917 412 20
JUNI 23.599 2.468 425 22
JULI 14.961 2.041 435 16
AGUSTUS 21.734 2.035 439 22
SEPTEMBER 23.105 2.158 450 21
OKTOBER 15.617 1.765 463 21
NOVEMBER 24.781 93 492 22
Sumber : Indonesia Stock Exchange Monthly Report November 2016

4. Peringkat Obligasi

Obligasi perusahaan yang diterbitkan melalui penawaran umum agen wajib


diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar oleh Bapepam seperti PT Pefindo
atau PT Kasnic Credit Rating Indonesia. Ada paling tidak tiga komponen utama yang
digunakan oleh pemeringkat untuk menentukan peringkat (rating) obligasi. Pertama
adalah kemampuan perusahaan penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai
dengan yang diperjanjikan. Kedua adalah struktur dan berbagai ketentuan yang diatur
dalam surat utang. Ketiga adalah perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari
pemagang surat utang tersebut bila terjadi pembubaran/likuidasi serta hukum lainnya
yang memengaruhi hak-hak kreditur.
Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh Pefindo. Peringkat suatu obligasi berentang
dari AAA (sangat istimewa atau superior) sampai dengan D (gagal bayar). Berdasarkan

5
evaluasi regulernya, lembaga pemeringkat dapat menaikkan atau menurunkan peringkat
suatu obligasi. Seiring dengannya, Pefindo juga menetapkan rating outlook pada suatu
obligasi yang diperingkat untuk menentukan arah potensial peringkat kredit di masa
mendatang.

PERINGKAT OBLIGASI YANG DI KELUARKAN PEFINDO


PERINGKAT OBLIGASI YANG DI KEMAMPUAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN
KELUARKAN PEFINDO FINANSIAL JANGKA PANJANG
AAA SUPERIOR, PERINGKAT TERINGGI
AA SANGAT KUAT
A KKUAT
BBB MEMADAI
BB AGAK LEMAH
B LEMAH
CCC RENTAN
SD GAGAL SEBAGIAN
D GAGAL BAYAR (DEFAULT)
Peringkat dari idAAA sampai idB dapat dimodifikasi dengan tambahan tanda plus
(+) atau minum (-) untuk menjunjukan kekuatan relatif dalam kategori peringkat.
Ini disebut rating outlook.
Positive Peringkat bisa ditingkatkan
Negative Peringkat bisa di turunkan
Stable Peringkat mungkin tidak berubah
Developing peringkat bisa dinaikan atau diturunkan

lembaga pemeringkat efek dapat men jembatani kesenjangan informasi antara


emiten atau perusahaan penerbit dan investor melalui penyediaan informasi standar atas
tingkat risiko kredit suatu perusahaan. Investor umumnya memanfaatkan pe ringkat suatu
obligasi untuk mengukur risiko yang dihadapi dalam pembelian oligasi tersebut.

B. OBLIGASI NEGARA

Di Indonesia, obligasi negara (government bond) merupakan bagian dari surat utang
negara yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Surat utang negara (SUN)
adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun
valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. SUN dan pengelolaannya diatur oleh Undang-
Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. Selain itu, berbagai peraturan
pelaksanaannya juga telah diterbitkan untuk mendukung pengelolaan SUN.

6
Secara umum SUN dapat dibedakan ke dalam dua jenis:

1. Surat perbendaharaan negara (SPN), yaitu SUN berjangka waktu sampai dengan 12
bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Di Amerika Serikat, SPN ini dikenal
dengan sebutan Treasury Bills (T-Bills).
2. Obligasi negara (ON), yaitu SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Di Amerika
Serikat, obligasi negara ini dikenal dengan se butan Treasury Bonds (T-Bonds).

1. Pentingnya Obligasi Negara

Tujuan pemerintah menerbitkan SUN adalah untuk: (1) membiayai defisit APBN, (2)
menutup kekurangan kas jangka pendek, dan (3) mengelola portofolio utang negara.
Pemerintah pusat berwenang untuk menerbitkan SUN setelah mendapat persetujuan DPR
dan setelah berkonsultasi dengan Bank Indonesia. Atas penerbitan SUN. Pemerintah
berkewajiban untuk membayar bunga dan pokok pin jaman dengan dana yang disediakan
dalam APBN.

Sedangkan investor perlu mengetahui beberapa hal penting berikut mengenai


obligasi negara:

1. Obligasi negara harus mencerminkan investasi bebas risiko. Hal ini hanya berlaku bagi
pemerintah yang menerbitkan utang dengan mata uang sendiri dan dipasarkan di dalam
negara itu sendiri. Dalam kondisi normal, maka tidak ada default yang ter jadi.
Pemerintah dapat melakukan refinancing terhadap obligasi yang telah jatuh tempo
dengan menerbitkan obligasi baru. Bila refinancing tidak dilakukan, pemerintah dapat
melakukan pencetak an uang untuk membayar obligasi kepada pemegang obligasi.
2. Obligasi negara digunakan sebagai benchmark. Sebab obligasi negara sangat homogen
dalam bentuk dan tersedia dalam jumlah yang sangat besar, sehingga pasarnya sangat
likuid. Selain itu, dengan sifat kualitas kreditnya yang likuid, obligasi negara dapat
dipakai untuk mengevaluasi obligasi lainnya dengan menggunakan referensi obligasi
pemerintah. Bila pemerintah membeli kembali obligasi maka harga akan naik dan yield
akan turun. Mengingat obligasi negara berfungsi sebagai benchmark maka perubahan
ini akan memengaruhi obligasi lain ada di yang menurunkan tingkat suku bunga. pasar
dan akan menurunkan tingkat suku bunga.
3. Obligasi negara dapat digunakan sebagai alat dalam menata ekonomi. Apabila
pemerintah akan menambah cadangan dana ke dalam sistem keuangan, pemerintah
dapat membeli obligasi sehingga akan menambah jumlah uang yang beredar.
Sebaliknya, bila pemerintah ingin menahan laju aktivitas ekonomi, dapat dilakukan
dengan menjual obligasi tersebut untuk meningkat kan tingkat suku bunga dan
mengurangi pasokan uang. Teknik ini sering digunakan untuk pasar jangka pendek
(kurang dari 1 tahun).

7
4. Obligasi negara diharapkan dapat memudahkan pricing dan evaluasi obligasi, baik di
pasar primer maupun sekunder. Dengan menggunkan pembanding obligasi negara
sebagai benchmark maka diharapkan seorang investor akan dapat mengukur yield yang
aktual.
5. Obligasi negara dapat menjadi alat manajemen risiko. Obligasi negara di berbagai
negara besar seperti AS, Jepang, Jerman, Inggris dan Perancis, sudah menerapkan
berbagai aplikasi manajemen risiko seperti hedging terhadap spread trade atau swap
position dan future &option dasar pada obligasi pemerintah.

2. Penerbitan dan Perdagangan Obligasi Negara

Saat ini pemerintah telah menerbitkan obligasi negara dalam denominasi tidak hanya
rupiah tetapi juga US$. Untuk denominasi rupiah, obligasi negara diterbitkan dalam
pecahan nilai nominal sebesar Rp1 juta. Nilai nominal ini akan dibayar pemerintah pada
saat jatuh tempo. Obligasi negara dapat diterbitkan dengan kupon ataupun tanpa kupon.
Obligasi negara dengan kupon mempunyai jadwal pembayaran kupon secara periodik
setiap tiga bulan atau enam bulan sekali. Sedangkan obligasi negara tanpa kupon tidak
memiliki jadwal pembayaran kupon dan dijual pada harga diskon serta akan membayar
pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.

Obligasi negara dengan kupon dapat dibedakan menjadi:

1. Obligasi negara berbunga tetap, yaitu obligasi negara seri FR (fixed rate). Kupon
obligasi ini telah ditetapkan ketika diterbitkan. Contohnya adalah obligasi negara Th.
2005 Seri FR0028 dengan tingkat kupon 10%.
2. Obligasi berbunga mengambang, yaitu obligasi negara seri VR (variable rate). Tingkat
kupon mengambang ini ditentukan ber dasarkan acuan tertentu seperti tingkat bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Contohnya adalah Obligasi Pem. Mei 1999 Seri V
R0011 yang pada bulan Juli 2006 mempunyai tingkat kupon 12, 15816 persen.

Pembelian obligasi negara dapat dilakukan baik di pasar perdana maupun pasar
sekunder. Investor dapat mengajukan penawaran pembelian obligasi negara di pasar primer
melalui peserta lelang yang telah memenuhi persyaratan serta telah ditunjuk.

Obligasi negara banyak diminati oleh investor asing. Sebagai contoh, obligasi negara
juga dibeli oleh Lehman Brothers, sebuah perusahaan investasi tingkat dunia yang
dinyatakan bankrut pada bulan September 2008. Obligasi negara juga dibeli dalam jumlah
yang besar oleh American International Group yang pada tahun 2008 mengalami kesulitan
finansial karena kasus kredit macet subprime mortgage di Amerika.

8
C. YIEL OBLIGASI

Dalam obligasi, ada dua istilah yang terkait dengan karakteristik pendapatan suatu obligasi,
yaitu yield obligasi (bond yield) dan bunga obligasi (bond interest rate). Kedua istilah tersebut
pada dasarnya me miliki konsep yang sama, karena kedua istilah tersebut sama-sama
menggambarkan pendapatan yang akan diperoleh investor jika meng investasikan dananya
pada sekuritas obligasi dalam suatu periode tertentu. Bunga obligasi bisa diartikan sebagai
harga atau imbalan yang dibayarkan oleh pihak yang meminjam dana, dalam hali ini emiten
(penerbit) obligasi, kepada pihak yang memberikan pinjaman dana, atau investor obligasi,
sebagai kompensasi atas kesediaan investor obligasi meminjamkan dananya bagi perusahaan
emiten obligasi. Bunga obligasi atau juga disebut kupon obligasi (coupun interest rate)
biasanya sudah ditentukan besarnya pada saat obligasi diterbitkan oleh emiten, dan tingkat
bunga/kupon obligasi ini biasanya juga akan tetap hingga obligasi tersebut jatuh tempo.
Sedangkan, yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima investor,
yang cenderung bersifat tidak tetap. Yield obligasi tidak bersifat tetap, sebagaimana layaknya
bunga (kupon) obligasi, karena yield obligasi akan sangat terkait dengan tingkat return yang
disyaratkan investor.

Dalam hubungan emiten dan investor tersebut, tingkat bunga obligasi dipengaruhi oleh
besarnya permintaan dan penawaran atas dana yang akan diinvestasikan dalam obligasi,
sehingga tingkat bunga obligasi bisa berbeda-beda untuk obligasi yang berbeda. Oleh karena
itu, tingkat bunga obligasi bisa berbeda-beda dan berubah tergantung pada dua faktor, yaitu:
(1) waktu jatuh temponya suatu obligasi, (2) premi risiko obligasi. Suatu obligasi yang
mempunyai waktu jatuh tempo yang berbeda akan mempunyai kepekaan yield obligasi yang
berbeda pula. Sedangkan premi risiko terkait dengan premi yang diminta oleh peminjam
sebagai kompensasi atas risiko obligasi yang ditanggungnya.

Ada beberapa ukuran yield obligasi yang dapat digunakan oleh investor, yaitu nominal
yield, current yield, yield to maturity (YTM), yield to call (YTC) dan realized (horizon) yield.
Masing-masing yield tersebut akan mengukur tingkat return obligasi dari sudut pandang yang
berbeda.

1. Nominal Yield dan Current Yield

Nominal yield obligasi atau lebih dikenal dengan sebutan tingkat kupon (coupon rate)
adalah penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan pada pemegang obligasi.
Tingkat kupon dinyatakan sebagai persentase nilai nominal.

Penghasilan bunga tahunan


Tingkat kupon (atau nominal yield) =
Nilai nominal

9
Current yield obligasi adalah penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan harga
pasar obligasi. Nominal yield mendasarkan pada nilai nominal yang selalu berjumlah tetap,
sedangkan current yield mendasarkan pada nilai pasar yang dapat berubah-ubah.

Penghasilan bunga tahunan


Current yield =
Harga pasar obligasi

Yield to maturity (YTM) bisa diartikan sebagai tingkat return ma jemuk yang akan diterima
investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga
jatuh tempo. YTM merupakan ukuran yield yang banyak digunakan karena yield tersebut
mencerminkan return dengan tingkat bunga majemuk (compounded rate of return) yang
diharapkan investor, jika dua asumsi yang disyaratkan bisa terpenuhi. Jika kedua asumsi
tersebut terpenuhi maka yield to maturity yang diharapkan akan sama dengan realized yield.
Asumsi pertama adalah bahwa investor akan mempertahankan obligasi tersebut sampai dengan
waktu jatuh tempo. Nilai yang didapat jika asumsi pertama dipenuhi sering disebut dengan
yield to maturity (YTM). Asumsi kedua adalah investor menginvestasikan kembali pendapatan
yang diperoleh dari obligasi pada tingkat YTM yang dihasilkan

Oleh karena persamaan tersebut didasari oleh perhitungan nilai sekarang maka semua
pendapatan yang diperoleh harus diinvestasikan kembali (reinvest) pada tingkat YTM. Jika
pendapatan kupon tidak diinvestasikan pada tingkat yang sama dengan YTM maka yield yang
diperoleh akan lebih kecil atau lebih besar dari yield yang dijanjikan. Pendapatan hasil
investasi kembali dari pembayaran kupon obligasi disebut dengan interest on interest.

Interest on interest secara signifikan akan memengaruhi pendapatan aktual yang diperoleh
dari obligasi. Besarnya pengaruh tersebut akan dipengaruhi oleh kupon dan waktu jatuh tempo
obligasi. Semakin tinggi kupon dan/atau semakin lama waktu jatuh tempo, besar pula kerugian
yang bisa terjadi jika investor gagal melakukan investasi kembali pada tingkat YTM. Dengan
demikian untuk obligasi yang memberikan kupon yang tinggi atau waktu jatuh tempo yang
panjang, asumsi bahwa investor akan melakukan reinvestasi atas semua pendapatan bunga
yang diperoleh dari obligasi menjadi penting. Sebagai ilustrasi mengenai dampak interest on
interest terhadap pen dapatan aktual, berikut ini akan diberikan contoh obligasi dengan nilai
nominal Rp 1000, waktu jatuh tempo 20 tahun, dan dengan kupon sebesar 15%.

Selain itu, hal penting yang perlu dipahami adalah YTM merupa kan yield yang dijanjikan
oleh emiten bagi investor, karena investor hanya akan memperoleh yield tersebut apabila
obligasi tersebut di pertahankan sampai jatuh tempo dan kupon yang diperoleh di investasikan
kembali pada tingkat yang sesuai dengan YTM. Bila asumsi pertama (investor
mempertahankan obligasi sampai dengan waktu jatuh tempo) dipenuhi, maka tidak akan ada
perdagangan aktif untuk suatu obligasi tertentu, karena investor hanya menerapkan strategi
beli dan simpan saja. Asumsi kedua yang mengharuskan investor untuk menginvestasikan

10
kembali pendapatan kupon yang diperoleh sesuai dengan tingkat YTM juga mengandung
risiko karena umumnya tingkat bunga pasar yang dipakai sebagai proksi untuk menentukan
tingkat return reinvestasi juga berfluktuasi. Oleh karena itu besar kemungkinan YTM akan
sulit terealisasi.

Yield to call (YTC) adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali
(callable). Obligasi yang callable, berarti bahwa emiten bisa melunasi atau membeli kembali
obligasi yang telah diterbitkannya dari tangan investor yang memegang obligasi tersebut,
sebelum jatuh tempo. Bagaimana cara menentukan yield untuk obligasi yang callable? Dalam
kasus obligasi callable, penerapan perhitungan yield-to-maturity seperti dalam contoh YTM di
atas, tidak tepat karena asumsi (obligasi dipertahankan sampai jatuh tempo) sulit untuk
terealisasi. Oleh karena itu, untuk obligasi yang callable, perhitungan yield yang tepat
adalahdengan menggunakan yield to call, yaitu yield yang mengukur return yang diharapkan
dari suatu obligasi, pada saat obligasi tersebut dilunasi oleh penerbit. Umumnya obligasi yang
mempunyai peluang besar untuk dilunasi sebelum jatuh tempo adalah obligasi-obligasi yang
dijual pada harga premi (misalnya obligasi yang kuponnya tinggi dan mempunyai harga pasar
diatas nilai parnya).

Realized (horizon) yield atau yield yang terealisasi (horizon) adalah tingkat return yang
diharapkan investor dari sebuah obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor
sebelum waktu jatuh temponya. Di samping itu, yield yang terealisasi (horizon) dapat juga
digunakan untuk mengestimasi tingkat return yang dapat diperoleh investor dengan
menggunakan strategi perdagangan tertentu. Per hitungan yang harus dilakukan dalam
menentukan yield horizon ini memerlukan beberapa estimasi yang sebelumnya tidak
digunakan pada ukuran yield lainnya.

Estimasi yang harus dilakukan investor antara lain adalah estimasi harga jual obligasi pada
akhir periode investasi yang diharapkan dan estimasi tingkat reinvestasi untuk pendapatan
kupon yang diperoleh. Dengan menggunakan estimasi tingkat reinvestasi dan harga jual
obligasi, investor dapat menghitung return horizon akan diperoleh jika estimasi tersebut
terealisasi. Hasil penilaian obligasi tersebut akan sangat memengaruhi harga pasar obligasi

11
12

Anda mungkin juga menyukai