Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS SEKURITAS DAN MANAJEMEN PORTOFOLIO

PENGERTIAN DAN PENILAIAN OBLIGASI

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Analisis Sekuritas dan Manajemen
Portofolio (EKM428 F2)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Dewa Ayu Putu Mas Wiadnyani 1907521091

Putu Bagus Andika Budiartha 1907521106

Ni Md Chintya Pramudya Kusumarini 1907521125

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat-
Nya kami diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai “Penilaian Obligasi”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis
Sekuritas dan Manajemen Portofolio. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan
informasi lebih jauh mengenai pengertian dan penilaian obligasi. Sehingga dapat bermanfaat
dalam memahami apa yang dimaksud dengan obligasi dan bagaimana penilaian suatu
obligasi.
Kami mengetahui masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini sehingga kedepannya lebih baik.

Om Santih, Santih, Santih, Om

Denpasar, 21 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Obligasi............................................................................................. 3
2.2 Penilaian Obligasi ............................................................................................... 3
2.3 Harga Obligasi.................................................................................................... 7
2.4 Tingkat Bunga Pasar dan Harga Obligasi .......................................................... 7
2.5 Maturitas dan Harga Obligasi............................................................................ 8
2.6 Tingkat Kupon dan Harga Obligasi ................................................................. 10
2.7 Durasi Obligasi ................................................................................................. 11
BAB III : PENUTUP ...................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obligasi (bond) diartikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar kembali
pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Dari definisi tersebut dapat
dimengerti bahwa obligasi adalah suatu utang atau kewajiban jangka panjang (bond),
sedang utang jangka pendek disebut dengan bill. Nilai utang dari obligasi akan dibayarkan
pada saat jatuh temponya. Nilai utang dari obligasi ini dinyatakan di dalam surat utangnya.
Obligasi mempunyai jatuh tempo, berarti mempunyai lama waktu pelunasannya yang
sudah ditentukan. Bunga dari obligasi adalah tetap (misalnya 14% setahun) jika ada dan
sudah ditentukan. Karena obligasi membayar bunga yang besarnya tetap, maka obligasi
dikenal juga sebagai sekuritas pendapatan tetap. Walaupun kebanyakan obligasi
memberikan bunga tetap, ada juga obligasi yang tidak membayar bunga.
Obligasi merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dana bagi
perusahaan dan juga merupakan salah satu alternatif bagi pemilik modal untuk melakukan
penempatan dananya. Bagi investor yang menanamkan dananya pada obligasi tidak perlu
harus menunggu sampai suatu obligasi jatuh tempo, apabila di tengah periode obligasi ingin
mencairkan dananya investor bisa menjual obligasi tersebut kepada investor lain dengan
tingkat harga tertentu yang disepakati. Di sini akan timbul risiko apabila harga jual yang
disepakati ternyata lebih rendah dari harga jualnya setelah ditambah penghasilan dari
kupon.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan obligasi?
1.2.2 Bagaimana melakukan penilaian obligasi?
1.2.3 Bagaimana harga obligasi?
1.2.4 Bagaimana tingkat bunga pasar dan harga obligasi?
1.2.5 Bagaimana maturitas dan harga obligasi?
1.2.6 Bagaimana tingkat kupon dan harga obligasi?
1.2.7 Bagaimana durasi obligasi?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mahasiswa mampu memahami pengertian obligasi.
1.3.2 Mahasiswa mampu memahami penilaian obligasi.
1.3.3 Mahasiswa mampu memahami mengenai harga obligasi.
1.3.4 Mahasiswa mampu memahami mengenai tingkat bunga pasar dan harga obligasi.
1.3.5 Mahasiswa mampu memahami maturitas dan harga obligasi.
1.3.6 Mahasiswa mampu memahami mengenai tingkat kupon dan harga obligasi.
1.3.7 Mahasiswa mampu memahami durasi obligasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obligasi


Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar
kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Dari definisi ini dapat
dimengerti bahwa obligasi adalah suatu utang atau kewajiban jangka panjang (bond),
sedang utang jangka pendek disebut dengan bill. Nilai utang dari obligasi akan dibayarkan
pada saat jatuh temponya. Nilai utang dari obligasi ini dinyatakan di dalam surat utangnya.
Obligasi mempunyai jatuh tempo, berarti mempunyai lama waktu pelunasannya yang
sudah ditentukan. Bunga dari obligasi adalah tetap (misalnya 14% setahun) jika ada dan
sudah ditentukan. Karena obligasi membayar bunga yang besarnya tetap, maka obligasi
dikenal juga sebagai sekuritas pendapatan tetap. Walaupun kebanyakan obligasi
memberikan bunga tetap, ada juga obligasi yang tidak membayar bunga.

2.2 Penilaian Obligasi


Nilai intrinsik suatu obligasi akan sama dengan nilai sekarang dari aliran kas yang
diharapkan dari obligasi tersebut. Dengan demikian, sesuai dengan prinsip penghitungan
nilai sekarang (present value), nilai atau harga obligasi bisa diketahui dengan
‘mendiskontokan’ semua aliran kas yang berasal dari pembayaran kupon obligasi,
ditambah pelunasan obligasi sebesar niläi par yang akan diterima pada saat jatuh tempo,
dengan yield yang disyaratkan investor. Perhitungan nilai atau harga obligasi dapat
menggunakan persamaan berikut ini (asumsi bahwa waktu pembayaran kupon adalah 2
kali setahun).
2𝑛
𝐶𝑖/2 𝑃𝑃
𝑃=∑ 𝑡 +
(1 + 𝑟/2) (1 + 𝑟/2) 2𝑛
𝑡=1

Dimana:
P = nilai sekarang obligasi pada saat ini (t = 0)
n = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi
𝐶𝑖 = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya
𝑟 = tingkat diskonto yang tepat atau tingkat bunga pasar
𝑃𝑃 = nilai par dari obligasi

3
Nilai r dalam persamaan di atas menunjukkan tingkat return yang disyaratkan oleh
investor. Besarnya tingkat return yang disyaratkan tersebut dipengaruhi oleh estimasi
tingkat return bebas risiko dan tingkat inflasi. Perhitungan penilaian obligasi umumnya
menggunakan YTM (yield to maturity), yaitu tingkat return yang disyaratkan dengan
asumsi bahwa obligasi akan dipertahankan sampai waktu jatuh tempo. Dengan mengetahui
besar dan waktu pembayaran kupon, nilai par serta tingkat bunga disyaratkan, maka kita
dapat menentukan nilai atau harga obligasi dengan cara:
1. menentukan nilai sekarang dari pendapatan kupon yang diperoleh seiap tahun,
2. menentukan nilai sekarang dari nilai par yang akan diperoleh pada saat obligasi
jatuh tempo,
3. menjumlahkan nilai sekarang dari pendapatan kupon (1) dan nilai par (2).
CONTOH 1 :
Sebagai contoh, obligasi XYZ akan jatuh tempo pada 20 tahun mendatang. Obligasi
tersebut mempunyai nilai par sebesar Rp1000 dan memberikan kupon sebesar 16% per
tahun (pembayarannya dilakukan 2 kali dalam setahun). Jika diasumsikan bahwa tingkat
bunga pasar juga sebesar 16%, maka harga obligasi tersebut adalah:
40
160/2 1000
𝑃=∑ +
(1 + 0,16/2) 𝑡 (1 + 0,16/2) 40
𝑡 =1

P = Rp954 + Rp46 = Rp1000


Dari perhitungan itu kita bisa ketahui pada sisi kanan untuk hitungan yang pertama
adalah nilai sekarang dari Rp80 setiap 6 buları untuk 40 periode selama umur obligasi pada
tingkat diskonto 8% (diperoleh dari 16%/2, karena pembayaran bunga dilakukan setiap 6
bulan atau 2 kali dalam setahun). Sedangkan hitungan kedua adalah nilai sekarang dari
nilai par (Rp1000) yang akan diterima pada saat jatuh tempo (pada t=40) dengan tingkat
diskonto sebesar 8%. Nilai present value aliran kas tersebut bisa diperoleh dengan
mengunakan bantuan Tabel A-1 dan A-2 dalam lampiran buku ini. Nilai obligasi XYZ
dihitung dengan perincian sebagai berikut:
• Nilai sekarang dari penerimaan bunga:
80 X 11,925 = 954
• Nilai sekarang dari pelunasan nilai par:
1000 X 0,046 = 46
Total nilai obligasi XYZ = Rp1.000

4
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa harga obligasi XYZ ternyata sama besar
dengan nilai par-nya, karena tingkat bunga yang disyaratkan besarnya sama dengan tingkat
kupon yang diberikan oleh obligasi (16% per tahun). Apabila tingkat bunga yang
disyaratkan investor tidak sama dengan tingkat kupon yang diberikan obligasi, maka harga
obligasi akan berbeda dengan nilai par-nya. Bila yield pasar lebih rendah dari tingkat
kupon maka harga obligasi akan lebih tinggi dari nilai par-nya.
CONTOH 2 :
Misalnya dengan menggunakan contoh sebelumnya tetapi tingkat bunga pasar turun
menjadi 10% maka perhitungan harga obligasi adalah sebagai berikut.
• Nilai sekarang dari penerimaan bunga:
80 X 17,159 = 1.372,72
• Nilai sekarang dari pelunasan nilai par:
1000 X 0,1420 = 142,00
Total nilai obligasi XYZ = Rp1.514,72
Dalam kasus di atas, karena tingkat bunga yang disyaratkan lebih kecil dari tingkat
kupon yang dibayarkan obligasi, maka obligasi dijual pada harga premi (lebih tinggi dari
nilai par-nya). Jika terjadi sebaliknya, yaitu tingkat bunga yang disyaratkan lebih besar
dari tingkat kupon obligasi, maka obligasi akan ditawarkan pada harga diskon (lebih
rendah dari nilai par). Dengan demikian, semakin tinggi tingkat return yang disyaratkan,
maka harga obligasi akan semakin rendah. Dengan demikian, bila kupon, waktu jatuh
tempo dan nilai par obligasi diketahui, maka satu-satunya faktor yang menentukan nilai
(harga) obligasi adalah tingkat bunga yang disyaratkan investor.
Soal-Jawab Penilaian Obligasi
Soal: Anggap pada tanggal 15 Oktober 2006, Bapak Dedi ingin membeli obligasi yang
mempunyai nilai nominal Rp1 juta. Obligasi ini akan jatuh tempo tanggal 15 Oktober
2011. Tingkat kupon adalah 10 persen dibayar setengah tahunan. Bapa k Dedi
mensyaratkan yield atau tingkat diskonto 12 persen untuk obligasi ini. Berapa harga
obligasi yang Bapak Dedi mau membelinya?
Jawab: Obligasi tersebut akan jatuh tempo 5 tahun mendatang. Dengan menerapkan
formula sebelumnya, Bapak Nanda seharusnya mau membeli obligasi tersebut pada harga
Rp926.400.

5
Premium Bonds dan Discount Bonds
Harga obligasi yang ditawarkan di pasar umumnya dibedakan menurut apakah dijual
pada, di atas, atau di bawah nilai nominalnya (nilai par). Seperti yang telah diketah ui, harga
obligasi dinyatakan dalam unit persentase (%) dari nilai nominalnya.
1. Premium bonds
Obligasi dengan harga lebih tinggi daripada nilai nominalnya dikatakan dijual
pada harga premium. Sebagai contoh, sebuah obligasi dengan nilai nominal Rp1
juta dijual pada 103, maka harga obligasi adalah 103 persen x Rp1 juta =
Rp1.030.000. Besarnya premium adalah Rp30.000. Yield to maturity dari
premium bonds adalah lebih kecil daripada tingkat kuponnya.
2. Discount bonds
Obligasi dengan harga lebih rendah daripada nilai nominalnya dikatakan dijual
pada harga diskon. Sebagai contoh, sebuah obligasi dengan nilai nominal Rp1 juta
dijual pada 96, maka harga obligasi adalah 96 persen x Rp1 juta = Rp960.000.
Besarnya diskon adalah Rp40.000. Yield to maturity dari discount bonds adalah
lebih besar daripada tingkat kuponnya.
3. Par bonds
Obligasi dengan harga sama dengan nilai nominalnya dikatakan dijual pada
harga par. Sebagai contoh, sebuah obligasi dengan nilai nominal Rp1 juta dijual
pada 100, maka harga obligasi adalah 100 persen x Rp1 juta = Rp1.000.000 seperti
nilai nominalnya. Yield to maturity dari par bonds adalah sama dengan tingkat
kuponnya.
Hubungan antara harga obligasi dan jatuh tempo obligasi untuk premium bonds dan
discount bonds ditunjukkan secara grafik pada gambar 9.1 dengan tingkat kupon 8 persen.
Dari waktu ke waktu, harga premium bonds dan discount bonds mengikuti kurva halus:
harga premium bonds menurun dan harga discount bonds menaik. Pada waktu jatuh tempo,
harga obligasi menyatu dengan nilai parnya.

6
2.3 Harga Obligasi
Dengan membandingkan antara tingkat bunga yang disyaratkan dan tingkat kupon,
harga obligasi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe:
a. Jika tingkat bunga yang disyaratkan sama dengan tingkat kupon (lihat contoh 1), harga
obligasi akan sama dengan nilai par-nya, atau obligasi dijual sebesar nilai par.
b. Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih tinggi daripada tingkat kupon, harga obligasi
akan lebih rendah dari nilai parnya, atau obligasi dijual dengan diskon.
c. Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih rendah daripada tingkat kupon (lihat contoh
2), harga obligasi akan lebih tinggi dari nilai parnya, atau obligasi dijual dengan premi.
Harga Obligasi Sepanjang Waktu
Pada saat jatuh tempo, nilai obligasi seharusnya sama dengan nilai parnya. Jika r dijaga
konstan:
a. Nilai dari suatu premium bond akan menurun sepanjang waktu, hingga nilainya
mencapai nilai par (misalnya Rp 1.000).
b. Nilai dari suatu discount bond akan meningkat sepanjang waktu, hingga nilainya
mencapai nilai par.
c. Nilai dari suatu par bond akan bertahan sebesar nilai par.

2.4 Tingkat Bunga Pasar dan Harga Obligasi


Seperti telah disebutkan di muka, harga obligasi juga akan ditentukan oleh nilai
intrinsik obligasi tersebut. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa nilai intrinsik
obligasi sangat terkait dengan besarnya nilai r, yaitu tingkat keuntungan yang disyaratkan
atau yield obligasi. Dengan menggunakan contoh perhitungan nilai intrinsik obligasi
seperti di atas, hubungan antara harga obligasi dan yield -nya akan terlihat seperti pada
Tabel 9.1 dan gambar 9.1 berikut ini.
Tabel 9.1 Hubungan harga dan yield obligasi, untuk obligasi dengan umur 20 tahun
dan kupon sebesar 16%.
Yield (%) Harga obligasi (Rp)
8 1.791,44
10 1.514,72
16 1.000
18 892,56
20 804,32

7
24 670,52

Dari gambar 9.2 selain menunjukkan adanya hubungan yang terbalik antara yield
dengan harga obligasi, gambar tersebut juga mencerminkan adanya empat hal penting
lainnya, yaitu:
1. Jika yield di bawah tingkat kupon, harga jual obligasi akan lebih tinggi dibanding
nilai par-nya (harga premi).
2. Jika yield di atas tingkat kupon, maka harga obligasi akan lebih rendah dari nilai
par-nya (harga diskon).
3. Jika yield sama dengan tingkat kupon yang diberikan maka harga obligasi tersebut
akan sama dengan nilai par-nya.
4. Hubungan antara harga-yield tidak berbentuk garis lurus tetapi membentuk sebuah
kurva cekung. Jika yield turun maka harga akan meningkat dengan kenaikan
marginal yang semakin kecil. Sebaliknya jika yield naik maka harga obligasi akan
turun dengan penurunan marginal yang semakin kecil pula.

Dari keempat hal tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa harga obligasi akan
berubah jika ada perubahan pada tingkat bunga pasar dan yield yang disyaratkan oleh
investor dengan arah yang berlawanan. Tetapi, seberapa besar sensitivitas perubahan harga
suatu obligasi akibat perubahan tingkat bunga tersebut, akan dipengaruhi oleh beberapa
variabel tertentu, terutama faktor nilai kupon dan maturitasnya.

2.5 Maturitas dan Harga Obligasi


Pengaruh perubahan tingkat bunga pasar terhadap harga obligasi, jūga akan tērkait
dengan maturitas dari obligasi tersebut. Bila terjadi kenaikan (penurunan) tingkat bunga
8
maka harga obligasi yang mempunyai maturitas lebih lama akan mengalami penurunan
(kenaikan) harga yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi yang mempunyai
maturitas yang lebih pendek, ceteris paribus. Sebagai gambaran pengaruh maturitas pada
sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan tingkat bunga, berikut ini akan diberikan
contoh harga obligasi dengan kupon 16% (nilai par Rp1000) dengan menggunakan tingkat
bunga dan maturitas yang berbeda seperti terlihat pada Tabel 9.2 berikut ini:

Maturitas Harga obligasi pada tingkat bunga dan maturitas yang berbeda (Rp)
(tahun) 6% 10% 16% 18% 20%
1 1.185,36 1.106,68 1.000 967,20 936,60

5 1.426,40 1.231,76 1.000 935,44 877,60

10 1.744,16 1.373,96 1.000 908,32 830,12

15 1.980,00 1.460,76 1.000 896,93 811,16

20 2.156,20 1.514,72 1.000 906,56 804,32

25 2.286,40 1.547,48 1.000 897,66 802,20

Pada Tabel 9.2 tersebut, terlihat bahwa pada obligasi yang mempunyai maturitas lebih
lama, pengaruh perubahan tingkat bunga terhadap harga obligasi relatif lebih besar
dibandingkan dengan obligasi yang maturitasnya lebih pendek. Misalnya pada obligasi
yang maturitasnya 10 tahun apabila terjadi kenaikan tingkat bunga dari 10% menjadi 18%
maka harga obligasi akan mengalami penurunan sebesar 33,89% yaitu dari Rp1373,96
menjadi Rp908,32. Sedangkan pada obligasi yang mempunyai maturitas lebih larna
misalnya 25 tahun, jika ada penurunan tingkat bunga yang sama yaitu dari 10% menjadi
18%, maka harga obligasi akan mengalami penurunan sebesar 41,99%.
Tabel 9.2 juga menunjukkan bahwa persentase perubahan harga obligasi karena adanya
perubahan tíngkat bunga akan semakin menurun seiring dengan meningkatnya maturitas
obligasi. Artinya perubahan maturitas obligasi tidak akan secara otomatis menghasilkan
persentase perubahan harga obligasi dalam tingkat perubahan yang sama. Sebagai contoh,
pada obligasi maturitas 10 tahun, jika terjadi penurunan tingkat bunga sebesar 6% (dari
16% ke 10%), akan menyebabkan kenaikan harga sebesar 37,4% (per 6 bulan) atau 74,8%
per tahun. Sedangkan pada obligasi maturitas 20 tahun, dengan adanya penurunan tingkat
bunga yang sama (turun 6%), akan membuat harga obligasi naik sebesar 25,73% (per 6
bulan) atau 51,47% per tahun, dan bukannya 74,8% (2 x 37,4%).

9
Meskipun penjelasan ini tampaknya sederhana, tetapi penjelasan tersebut sangat
penting sebagai pedoman investor dalam mengelola investasi obligasi. Pada obligasi yang
mempunyai karakteristik yang sama, misalnya kupon dan nilai par yang sama, maka
sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan tingkat bunga merupakan fungsi dari ma-
turitasnya. Harga obligasi yang mempunyai umur lebih panjang akan lebih berfluktuasi
dibandingkan dengan harga obligasi yang umurnya lebih pendek karena obligasi yang
umurnya lebih panjang relatif lebih sensitif terhadap perubahan tingkat bunga.

2.6 Tingkat Kupon dan Harga Obligasi


Di samping dipengaruhi oleh maturitas obligasi, perubahan harga obligasi karena
adanya perubahan tingkat bunga juga tergantung pada tingkat kupon yang diberikan oleh
obligasi tersebut. Tetapi, hubungan tingkat kupon obligasi dengan sensitivitas harga
obligasi terhadap perubahan tingkat bunga merupakan hubungan yang tidak searah. Oleh
karena itu, bila terjadi perubahan tingkat bunga maka harga obligasi yang mempunyai
tingkat kupon yang lebih rendah akan relatif lebih berfluktuasi dibandingkan dengan harga
obligasi yang tingkat kuponnya lebih tinggi. Tabel 9.3 berikut ini akan memberikan
gambaran hubungan fluktuasi sensitivitas harga obligasi terhadap tingkat bunga dengan
tingkat kuponnya.
Harga obligasi pada tingkat bunga dan kupon yang berbeda
Kupon
(Rp)
(%)
6% 10% 16% 18% 20%

8 1231,60 828,36 523,00 462,28 413,16


10 1462,75 999,95 642,25 569,85 510,95
15 2040,62 1428,92 940,37 838,77 755,42
20 2618,50 1857,90 1238,5 1107,7 999,9

Tabel 9,3 di atas menunjukkan bahwa pada tingkat maturitas tertentu, terlihat bahwa
obligasi yang memberikan kupon lebih rendah, harganya relatif berfuktuasi daripada harga
obligasi dengan tingkat kupon yang lebih tinggi. Misalnya pada obligasi yang memberikan
kupon 10%, jika terjadi kenaikan tingkat bunga sebesar 6% (dari 10% menjadi 16%) maka
harga obligasi tersebut akan turun menjadi Rp642,25 atau turun sebesar 35,77%.
Sedangkan pada obligasi yang memberikan kupon lebih tinggi misalnya 20% jika terjadi

10
perubahan tingkat bunga yang besarnya sama maka harga obligasi hanya turun sebesar
33,34%.
Dari contoh dan penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa jika terjadi
perubahan tingkat bunga, maka dua faktor penting yang memengaruhi perubahan harga
obligasi adalah tingkat kupon dan maturitasnya. Bila terjadi penurunan (kenaikan) tingkat
bunga, maka harga obligasi akan naik (turun), tetapi persentase perubahan harga yang
relatif lebih besar akan terjadi pada obligasi yang mempunyai maturitas lebih panjang dan
tingkat kupon yang lebih rendah. Dengan demikian, untuk investor yang akan membeli
obligasi, dan ingin memperoleh dampak perubahan harga obligasi yang lebih besar,
sebaiknya memilih obligasi dengan tingkat kupon yang rendah dengan waktu jatuh tempo
yang panjang. Tetapi, jika investor mengharapkan akan terjadi kenaikan bunga, maka
investor sebaiknya memilih obligasi dengan kupon yang besar atau maturitas yang pendek,
karena dengan memilih obligasi yang kuponnya besar dan/atau maturitasnya pendek maka
persentase penurunan harga akan relatif kecil.
Oleh karena itu, hubungan antara tingkat bunga dan harga obligasi merupakan
informasi penting bagi investor. Walaupun dalam kenyataanya investor tidak dapat
memengaruhi tingkat dan arah perubahan bunga pasar, tetapi dengan memahami hubungan
tingkat bunga dan harga obligasi, investor akan dapat mengendalikan dampak pe rubahan
tingkat bunga tersebut terhadap harga obligasi, dengan cara memilih obligasi yang tingkat
kupon dan maturitasnya sesuai dengan estimasi tingkat bunga yang akan terjadi. Tetapi,
satu hal yang perlu diingat bahwa maturitas dianggap tidak cukup memada i untuk
menunjukkan umur obligasi secara akurat, karena maturitas tidak memasukkan faktor
pembayaran kupon. Salah satu ukuran yang bisa menunjukkan umur obligasi dengan
mempertimbangkan pembayaran kupon tersebut adalah apa yang disebut sebagai konsep
durasi obligasi.

2.7 Durasi Obligasi


Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan investor dalam ngelola portofolio
obligasi adalah dampak perubahan tingkat bunga pasar terhadap harga obligasi. Dampak
tersebut bisa berbeda-beda untuk obligasi yang satu dengan obligasi lainnya, Perbedaan
terscbut sangat dipengaruhi oleh tingkat kupon dan maturitas dari masing- masing obligasi.
Meskipun demikian, pada kenyataannya maturitas yang dijadikan ukuran umur obligasi
sudah tidak cukup memadai lagi, karena maturitas hanya memfokuskan pada return

11
prinsipal pada saat jatuh tempo saja. Artinya, misalnya ada dua obligasi A dan B yang
mempunyai umur sama yaitu 10 tahun, dan masing-masing mempunyai tingkat kupon
yang berbeda, yaitu 16% (A) dan 18% (B), biasanya dianggap mempunyai maturitas
(umur) yang sama. Padahal jika dibandingkan, obligasi B yang memberikan kupon 18%
akan lebih cepat menutupi harga beli obligasi dibandingkan dengan obligasi A yang
kuponnya hanya 16%. Jones (1998), menyebut situasi seperti ini sebagai umur ekonomis
obligasi, yaitu waktu yang diperlukan obligasi untuk bisa menutup biaya pembelian
obligasi tersebut.
Dari logika di atas, terlihat bahwa obligasi yang mempunyai umur maturitas sama,
tetapi memberikan kupon yang berbeda, ternyata tidak bisa dianggap sama umur
maturitasnya. Oleh karena itu, diperlukan satu ukuran umur obligasi alternatif yang bisa
menunjukkan umur ekonomis obligasi yang sebenarnya. Ukuran tersebut tentun ya harus
mampu memperhitungkan keseluruhan pola (baik waktu ataupun besarnya) aliran kas
selama umur obligasi. Salah satu konsep pengukuran umur obligasi yang sesuai dengan
hal itu, disebut dengan durasi. Konsep durasi pertama kali dikenalkan oleh Frederick
Macaulay kurang lebih 50 tahun yang lalu, dan selanjutnya banyak dipakai dalam penilaian
obligasi.
Durasi mengukur rata-rata tertimbang maturitas aliran kas obligasi, berdasarkan
konsep nilai sekarang (present value). Dengan demikian, durasi suatu obligasi adalah sama
dengan jumlah tahun yang diperlukan untuk bisa mengembalikan harga pembelian obligasi
tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara menghitung nilai sekarang aliran kas yang bisa
diperoleh dari obligasi tersebut, hingga mencapai sebesar harga pem belian obligasi
tersebut. Gambar 9.2 berikut ini, memberikan ilustrasi durasi obligasi untuk kasus obligasi
yang akan jatuh tempo 5 tahun, dan memberikan kupon 16%, serta diperdagangkan dengan
harga pasar yang sama dengan nilai par-nya yaitu Rp1000,00.

12
Gambar 9.3 tersebut menunjukkan pola aliran kas untuk obligasi yang kuponnya 16%
dan jatuh tempo 5 tahun lagi. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa obligasi tersebut akan
memberikan aliran kas Rp80 per 6 bulan atau Rp160 pertahunnya, kecuali untuk waktu
jatuh tempo akan diterima pelunasan obligasi yaitu Rp1000 ditambah dengan penerimaan
bunga yaitu Rp80, sehingga pada saat jatuh tempo investor akan menerima Rp1080. Pada
gambar tersebut juga terlihat maturitas obligasi adalah 5 tahun. Tetapi sesuai dengan
konsep durasi, obligasi tersebut ternyata hanya emmerlukan waktu kurang dari 5 tahun
untuk mencapai nilai sebesar harga pembelian obligasi (Rp1000), yaitu 3,8 tahun
(ditunjukkan dengan tanda panah). Untuk menghitung besarnya dapat digunakan
persamaan 9.2 berikut ini.
𝑛
PV(CFf )
Durasi Macaulay = D = ∑ ×t
P
𝑡 =1

Di mana:
t = periode di mana aliran kas diharapkan akan diterima
n = jumlah periode sampai jatuh tempo
PV(CFf ) = nilai sekarang dari aliran kas pada periode t yang didiskonto pada tingkat YTM
P = Harga pasar obligasi
Persamaan 9.2 di atas menunjukkan bahwa durasi ditentukan dengan cara menghitung
nilai sekarang aliran kas dibagi dengan harga pasar obligasi, dan hasilnya dikalikan dengan
jumlah tahun aliran kas tersebut. Dengan menggunakan contoh sebelumnya, kita dapat
menghitung durasi obligasi tersebut seperti terlihat pada tabel 9.4 berikut ini.

Tahun Aliran kas (Rp) PV Factor Nilai PV (Rp) (4)/Hrg (1) X (5)
(1) (2) (3) (4) = (2) X (3) (5) (6)
1 160 0,862 137,92 0,138 0,138
2 160 0,743 118,88 0.119 0,238
3 160 0,641 102,56 0,103 0,309
4 160 0,552 88,32 0,088 0,352
5 1.160 0,476 552,16 0,552 2,760
Durasi = 3,797

13
Aliran kas untuk contoh obligasi di atas adalah 5 kali pendapatan kupon sebesar
Rp160 ditambah nilai pelunasan obligasi sebesar Rp1000 pada akhir tahun kelima. Angka
durasi yang didapat adalah 3,797 tahun atau 1,2 tahun lebih pendek dari maturitasnya.
Untuk obligasi yang memberikan kupon, waktu maturitasnya relatif lebih panjang
dibandingkan dengan durasinya.
Lamanya durasi suatu obligasi akan ditentukan oleh tiga faktor yaitu: maturitas
obligasi, pendapatan kupon dan yield to maturity-nya. Dari ketiga faktor tersebut, hanya
faktor maturitas saja yang mempunyai hubungan searah dengan durasi. Jika pembayaran
kupon dan tingkat YTM tetap, maka durasi akan semakin besar, jika waktu maturitas
semakin panjang, tetapi dengan tingkat peningkatan yang semakin menurun. Sedangkan
pendapatan kupon, mempunyai hu- bungan tidak searah dengan durasi, Artinya dengan
maturitas dan YTM tetap, semakin besar pendapatan kupon, maka durasi obligasi tersebut
akan semakin pendek. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi pendapatan kupon, maka
akan semakin cepat pengembalian biaya pembelian obligasi, sehingga durasinya menjadi
relatif lebih pendek dibanding obligasi yang memberikan pendapatan kupon yang lebih
rendah. Untuk faktor ketiga, yaitu YTM, jika penbayaran kupon dan maturitas obligasi
dianggap tetap, maka YTM akan mempunyai hubungan yang terbalik dengan durasi,
Konsep durasi merupakan konsep yang sangat penting dalam analisis dan manajemen
investasi obligasi. Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya konsep durasi tersebut.
Pertama, konsep durasi tersebut bisa menjelaskan kepada kita mengenai perbedaan antara
umur efektif berbagai alternatif pilihan obligasi. Obligasi A dan B dengan durasi yang
sama, tetapi mempunyai YTM yang berbeda akan relatif mempunyai kesamaan, jika
dibandingkan dengan obligasi C dan D yang mempunyai maturitas yang sama tetapi
memiliki durasi yang berbeda. Kedua, konsep durasi dapat digunakan sebagai salah satu
strategi pengelolaan investasi, terutama strategi imunisasi (akan dijelaskan lebih lanjut
pada Bab X). Ketiga, durasi dapat digunakan sebagai ukuran yang lebih akurat untuk
mengukur sensitivitas harga obligasi terhadap pergerakan tingkat bunga, karena durasi
sudah mengkombinasikan kupon dan maturitas obligasi. Untuk menghitung persentase
perubahan harga obligasi karena adanya perubahan tingkat bunga tertentu, maka kita bisa
menggunakan durasi yang sudah dimodifikasi dengan cara berikut:
Durasi yang dimodifikasi = D* = D/(1 + r)
Di mana: D* = durasi yang dimodifikasi
r = YTM obligasi

14
Durasi yang dimodifikasi dapat digunakan untuk menghitung persentase perubahan
harga suatu obligasi akibat adanya perubahan tingkat bunga pasar, seperti terlihat pada
persamaan 9.4 berikut ini. Meskipun demikian, hasilnya hanyalah merupakan tingkat
persentase perubahan yang mendekati saja.
−𝐷
% 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 = × %𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟
(1 + 𝑟)
Atau
∆P/P = -D* ∆r
Di mana:
∆P = perubahan harga
P = harga obligasi sebelumnya
-D* = durasi yang dimodifikasi ditambah dengan tanda negatif
∆r = perubahan pada tingkat bunga pasar
Dengan menggunakan contoh sebelumnya, yaitu durasi sebesar 3,797 dan YTM
sebesar 16%, maka durasi yang dimodifikasi adalah 3,273.
D* = 3,797 /(1+0,16) = 3,273
Jika diasumsikan terjadi perubahan tingkat bunga pasar sebesar 3% yaitu dari 10%
menjadi 13%, maka perubahan harga obligasi akan mendekati -9,82%.
∆P /P = -3,273 x (+0,03) = 9,82%
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, hubungan antara perubahan harga obligasi
dengan perubahan tingkat bunga dengan menggunakan durasi yang dimodifikasi akan
membentuk garis lurus. Di sisi lain, seperti dijelaskan sebelumnya, hubungan harga
obligasi dengan tingkat bunga pasar akan membentuk kurva cekung (gambar 9.2).
Perbedaan perhitungan persentase perubahan harga obligasi jika ada perubahan tingkat
bunga dengan menggunakan durasi yang dimodifikasi (berbentuk garis lurus) dengan
perhitungan perubahan yang menggunakan metode nilai sekarang (berbentuk kurva
cembung) terlihat pada Gambar 9.4 berikut:

15
Dari gambar 9.4 di atas, terlihat bahwa semakin kecil perubahan tingkat bunga pasar
dari tingkat kupon, maka perbedaan antara kedua perhitungan tersebut tidak terlalu besar.
Kesalahan perhitungan dengan menggunakan durasi yang dimodifikasi akan semakin
membesar dengan semakin besarnya perubahan tingkat bunga pasar yang terjadi.
Disamping itu kita juga bisa melihat jika semakin cekung suatu kurva hubungan antara
harga obligasi dan tingkat bunga dengan menggunakan metode nilai sekarang, akan
semakin besar pula perbedaan antara perhitungan perubahan harga obligasi menggunakan
nilai sekarang dan menggunakan konsep durasi yang dimodifikasi.
Soal-Jawab Durasi
Soal: Sebuah obligasi dengan nilai nominal Rp1000 dan kupon 8 persen dibayar setengah
tahunan akan jatuh tempo 3 tahun mendatang serta harga pasarnya adalah Rp937,10.
Berapakah durasi Macaulay dan durasi yang dimodifikasi?
Jawab: pertama hitung dulu YTM obligasi. Periksalah bahwa YTM obligasi adalah 10,50
persen. Selanjutnya susun tabel berikut dan hitung durasinya.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa obligasi adalah utang
jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang
tetap jika ada. Dari definisi tersebut dapat dimengerti bahwa obligasi adalah suatu utang
atau kewajiban jangka panjang (bond), sedang utang jangka pendek disebut dengan bill.
Perhitungan penilaian obligasi umumnya menggunakan YTM (yield to maturity), yaitu
tingkat return yang disyaratkan dengan asumsi bahwa obligasi akan dipertahankan
sampai waktu jatuh tempo. Dengan mengetahui besar dan waktu pembayaran kupon,
nilai par serta tingkat bunga disyaratkan, maka kita dapat menentukan nilai atau harga
obligasi dengan cara:
1. menentukan nilai sekarang dari pendapatan kupon yang diperoleh seiap tahun,
2. menentukan nilai sekarang dari nilai par yang akan diperoleh pada saat obligasi
jatuh tempo,
3. menjumlahkan nilai sekarang dari pendapatan kupon (1) dan nilai par (2).

17
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. (2019). Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kesebelas.
Yogyakarta: BPFE.
Tandelilin, Eduardus, Prof., Dr., MBA., CWM. (2019). Pasar Modal, Manajemen Portofolio
dan Investasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

18

Anda mungkin juga menyukai