Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

akuntansi Utang jangka panjang & obligasi metode garis lurus

D
I
S
U
S
U
N

oleh :
 Ari setiadi permana ( 1907311029)
 Rafli dimas ramadhan ( 1907311053)
 Novia indra sari ( 1907311044)

Program Studi DiPLOMA iiI


Fakultas ekonomi dan bisnis
universitas udayana
tahun ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

“ Om Swastyastu”

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
“Akuntansi Utang Jangka Panjang & Obligasi Metode Garis Lurus”.

Di dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan


mengenai utang jangka panjang. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami
menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dosen Matakuliah Akuntansi Keungan kami
Yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk
dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.

Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan
informasi pada masa yang akan datang, khususnya bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana. Terima kasih.

“ Om Santih,Santih,Santih Om “

                                                                                   Denpasar,2 Oktober 2020

                                                                                                Penyusun
            DAFTAR ISI

Kata penghantar......................................................................................................... 1
Daftar isi..................................................................................................................... 2

BAB I. Pendahuluan................................................................................................... 3
A. Latar belakang................................................................................... 3
B. Rumusan masalah.............................................................................. 3

BAB II. Pembahasan.................................................................................................. 4


A. Pengertian utang jangka panjang....................................................... 4
B. Jenis jenis utang jangka panjang........................................................ 4
C. Bentuk bentuk obligasi....................................................................... 5
D. Penilaian obligasi saat diterbitkan...................................................... 5
E. Disposisi utang obligasi .................................................................... 6
F. Harga obligasi.................................................................................... 6
G. Pencatatan utang obligasi................................................................... 7
H. Pengertian Akuntansi Obligasi metode garis lurus............................ 8

BAB III. Penutup....................................................................................................... 9


 Kesimpulan ....................................................................................... 9

BAB IV. Daftar pustaka............................................................................................. 10

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hutang jangka panjang merupakan kewajiban yang dapat dibayar lebih dari 1 tahun
atau 12 bualan. Kewajiban jangka panjang juga sering disebut sebagai debt-financing, artinya
kegiatan pendanaan yang dilakukan dengan cara meminjam atau berhutang. Dan akan
dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar, seperti peralatan,
gedung, tanah, investasi saham atau investasi obligasi jangka panjang, dan
sebagainya.Hutang jangka panjang ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu hutang hipotik dan
obligasi. Dari jenis-jenis tersebut memiliki pengertian,pemahan dan cara mengerjakan yang
berbeda satu sama lain.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian utang jangka panjang ?


2.      Apa saja jenis utang jangka panjang ?
3.      Apa saja bentuk bentuk utang obligasi ?
4.      Bagaimana Penilaian obligasi saat diterbitkan ?
5.      Bagaimana disposisi utang obligasi ?
6.      Bagaimana harga obligasi ?
7.      Bagaimana pencatatan utang obligasi ?
8. Apa pengertian Akuntansi Obligasi metode garis lurus ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian utang jangka panjang

Hutang merupakan instrumen yang sangat sensitif terhadap nilai perusahaan. Nilai
perusahaan ditentukan oleh struktur modal. Semakin tinggi proporsi hutang, maka semakin
tinggi harga saham. Namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai
perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada
biaya yang ditimbulkan. Para pemilik perusahaan lebih suka menciptakan hutang pada tingkat
tertentu yang menaikkan nilai perusahaan.
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi
dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan
neraca per 31 Desember. Perusahaan untuk memperoleh sumber ekonomi yang akan
digunakan membelanjai kegitan khususnya yang bersifat jangka panjang, perusahaan dapat
mengeluarkan sertifikat berarti membuat perjanjian hutang, menyatakan pembuat bersedia
membayar bunga atas pinjaman tersebut secara periodik selama jangka waktunya.
Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam
operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh
transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka
panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian
untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka
pendek.

B.     Jenis jenis utang jangka panjang

1.      Utang Hipotik


Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan
dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan
berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman
dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang. Adalah
penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin pembayaran
hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah waktu pembayaran.
Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-
lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu
sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank
dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam
praktik.

2.      Utang obligasi


Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-
surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Apabila perusaahaan
membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat
dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang
jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat
obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap
berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut.
Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya,
harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga
obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan
dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga
keuangan.Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal
pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut biasanya meliputi bond,
wesel jangka panjang, dan obligasi sewa. Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel
ditahan yang pada umumnya dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun
agen pemerintahan sehingga banyak menarik investor seperti halnya saham biasa yang dijual
dengan jumlah kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam perusahaan menadatangkan
keuntungan datau tidak. Di antara keuntungan bond adalah tidak adanya pengaruh dari
kontrol pemegang saham, penyimpanan pajak, dan pendapatan/keuntungan yang diperoleh
akan lebih besar sedangkan kerugiannya adalah bunga harus dibayar sesuai periode yang
dipakai dan prinsip nilai akan dibayar ulang waktu jatuh tempo.

C.    Bentuk bentuk obligasi

1.      Government Bond


Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah
yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat
semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua)
sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari
10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang
biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang.
Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah
lokal untuk mendanai highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2
(dua) tipe Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond.
2.      CorporateBond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang
menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok
pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang
menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut
kreditur.
3.      Registered Bond
Registered Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tercantum dalam sertifikat.
4.      Coupon Bonds atau Bearer Bonds
Coupon Bonds/Bearer Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tidak
dicantumkan dalam sertifikatnya.
5.      . Term Bonds
Term Bonds adalah obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentu.
6.      Serial Bonds
Serial Bonds adalah obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap (pada beberapa
tanggal tertentu).

D.    Penilaian obligasi saat diterbitkan

Pada saat penerbitan, obligasi dinilai sebesar kas yang diterima (proceeds), yang dapat
dihitung berdasarkan nilai sekarang (present velue) dari pengeluaran-pengeluaran debitur
obligasi di masa yang akan datang yang terdiri dari nilai jatuh tempo obligasi dan beban
bunga ini dipengaruhi oleh stated rate (SR) dan market rate (MR)
Jika MR = SR, berarti obligasi tersebut dinilai sebesar nilai parinya.
Jika MR > SR, berarti obligasi tersebut dinilai kurang dari nilai parinya atau kas yang di
bawah nilai pari
Jika MR < SR, berarti obligasi tersebut dinilai diatas nilai pari.
Metode amortisasi diskonto atau premium obligasi Salah satu karateristik obligasi
adalah bahwa pada saat tanggal jatuh tempo, obligasi akan dinilai sebesar nilai premium.
Oleh karena itu diskonto atau premium yang muncul pada saat penerbitan obligasi akibat
selisih antara kas yang diterima dengan nilai nominalnya harus dihapuskan, yaitu dengan cara
diamortisasi setiap akhir periode setiap akhir periode atau setiap tanggal pembayaran bunga.
Pada saat tanggl jatuh tempo, diskonto atau premium sudah harus habis diamortisasi sehingga
nilai buku obligasi sama dengan nilai nominalnya.
Ada 2 metode amortisasi yang bisa diterapkan dalam akuntansi, yaitu :
1. Metode Garis Lurus – besarnya amortisasi setiap periode sama
2. Metode bunga efektif – nilai amortisasi diskonto atau premium setiap periode berbeda-
beda.

E. Disposisi hutang obligasi.

Disposisi atau terhapusnya hutang obligasi dari neraca bisa dengan dua cara, yaitu
1.      Jatuh tempo
Pada saat tanggal jatuh tempo, hutang obligasi sudah harus dilunasi sebesar nilai
parinya dan diskonto atau premium sudah harus diamortisasi sehingga tidak ada keuntungan
atau kerugian yang muncul.
a. Pembayaran bunga
Hutang bunga xxx
Kas xxx
b. Pelunasan Obligasi
Hutang obligasi xxx
Kas xxx
2. Pelunasan dini
Dimungkinkan sebuah obligasi dilunasi sebelum tanggal jatuh tempu (callable bonds).
Jika terjadi pelunasan dini atau pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo, maka masih ada
premium atau diskonto yang belum habis diamortisasi dan ada kemungkinan besarnya
pelunasan lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai buku obligasi sehingga muncul keuntungan
atau kerugian akibat pelunasan dini.
a. Pembayaran bunga
Beban bunga xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx
b. Pelunasan obligasi
Hutang obligasi xxx
Keg. Akibat pel. Dini xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx

F. Harga obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga
obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1.    Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah
100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2.    at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi
adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.

3.    at discount (dengan Diskon): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi
adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

G. pencatatan hutang obligasi

Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi
di samping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal
bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang
dibayar oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau
rekening utang bunga obligasi. Sedangkan bila bunga berjalan dikreditkan ke rekening utang
bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit utang
bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya didebitkan ke rekening biaya bunga. Jika
bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya bunga maka pembayaran bunga obligasi
berikutnya dicatat dengan mendebit rekening biaya bunga obligasi sebesar bunga yang
dibayar.
Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran
bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut
disajikan contoh pencatatan utang obligasi, PT Millenia Megah pada tanggal 31 Desember
2005 memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar
Rpl.000.000,-, bunga 10% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga
obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi dapat dijual pada
tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rpl.029.000,- (yaitu harga jual Rpl.030.000,- dikurangi
biaya penjualan Rpl .000,-) ditambah bunga berjalan untuk jangka waktu 1 Mei 2006 sampai
dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT Millenia Megah adalah tahun kalender, amortisasi agio
dicatat setiap akhir periode. Umur obligasi dihitung sebagai berikut:
2006    = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)
2007    = 12 bulan
2008    = 12 bulan
2009    = 12 bulan
2010    = 12 bulan
2011    = 4 bulan
Jumlah = 58 bulan
Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar,
yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,-
(Rpl.029.000,- dikurangi Rpl.000.000,-) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58
bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp29.000,- : 58 = Rp500,-.

F. Akuntansi Obligasi Metode Garis Lurus


Apabila suatu obligasi ditempatkan / dijual dibawah nilai nominal, mengakibatkan
timbulnya disagio obligasi (discount/disconto). Disagio bukanlah menjadi kerugian atau
beban pada periode penempatan obligasi, namun harus dianggap sebagai kerugian / beban
selama umur obligasi. Oleh karena itu setiap akhir periode akuntansi / setiap tanggal kupon,
disagio tersebut harus diamortisasikan. Begitu pun juga dengan agio obligasi (premium),
jangan dianggap sebagai suatu keuntungan pada periode pengeluaran obligasi, namun sebagai
pengurangan pembayaran bunga selama umur obligasi. Oleh karena itu harus pula
diamortisasi setiap tanggal kupon atau pada akhir periode akuntansi. Amortisasi dapat
dihitung dengan menggunakan 2 metode yaitu garis lurus dan bunga efektif.

Dengan metode garis lurus, jumlah yang diamortisasikan setiap periode selalu sama, yaitu
sejumlah total diskon dibagi dengan jumlah periode obligasi.

Sebagai contoh:

obligasi dengan nilai nominal Rp100.000.000 dijual dengan harga Rp97.500.000. Jika
periode pembayaran bunganya adalah 10 tahun, jumlah yang diamortisasi per tahun adalah
Rp250.000 ((Rp100.000.000 – Rp97.500.000)/10).

Amortisasi dicatat dengan mendebit beban bunga dan mengkredit utang obligasi atau diskon
obligasi jika pada saat penerbitan obligasi dicatat dengan metode bruto.
BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang pelunasannya


akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sunber yang
bukan dari kelompok aktiva lancar.

Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat


melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang.
Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat
mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan
cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi
tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya,
harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga
obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan
dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.

Disagio Obligas akan timbul apabila suatu obligasi ditempatkan / dijual dibawah nilai
nominal. Dan juga disagio bukanlah menjadi kerugian atau beban pada periode penempatan
obligasi, namun harus dianggap sebagai kerugian / beban selama umur obligasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://zulidamel.wordpress.com/2009/02/26/hutang-jangka-panjang/
http://dzaitunakhdan.blogspot.com/2012/03/hutang-jangka-panjang.html
http://goryank.blogspot.com/2011/11/makalah-hutang-jangka-panjang.html
http://goryank.blogspot.com/2011/11/makalah-hutang-jangka-panjang.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_akuntansi_2/bab4-
investasi_dan_hutang_jangka_panjang.pdf
http://mistercela21.wordpress.com/2010/02/22/hutang-jangka-panjang-2/
http://evaoktaviagunawan.wordpress.com/2011/11/06/hutang-jangka-panjang/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/akuntansi-keu-menengah-2-hutang-jangka-
panjang-hipotik/
https://pajak.warsidi.com/amortisasi-diskon-obligasi-metode-garis-/

lurus/https://mastahbisnis.com/obligasi/

Anda mungkin juga menyukai