KOMUNIKASI NONVERBAL
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterampilan
Menyimak, Komunikasi Dalam Tim, Komunikasi Nonverbal” ini dengan baik tepat pada
waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada ibu dosen Ni Putu Ayu
Darmayanti SE.MM, yang telah memberikan banyak bimbingan rasa terima kasih juga hendak
kami ucapkan kepada rekan-rekan kelompok tiga yang telah memberikan kontribusinya baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah
ditentukan.
Tim Penyusun
(Kelompok 3)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Komunikasi Nonverbal..........................................................................................................3
2.1.1 Fungsi Komunikasi Nonverbal....................................................................................3
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Nonverbal..........................................................................4
2.1.3 Bentuk-bentuk Komunikasi Nonverbal.......................................................................4
2.1.4 Pentingnya Komunikasi Nonverbal dalam Bisnis.......................................................5
2.2 Keterampilan Komunikasi Lisan...........................................................................................8
2.2.1 Pengertian Keterampilan Komunikas..........................................................................8
2.2.2 Keterampilan Komunikasi Lisan.................................................................................9
2.2.3 Cara Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Lisan..............................................10
2.3 Bekerja Dalam Tim..............................................................................................................11
2.3.1 Konsep Dasar Tim.....................................................................................................11
2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Tim.................................................................................12
2.3.3 Karakteristik Tim yang Efektif..................................................................................13
2.3.4 Dinamika Kelompok..................................................................................................14
2.3.5 Memikul Peran-peram Tim........................................................................................14
2.3.6 Memperhitungkan Evolusi Tim.................................................................................14
2.3.7 Menyelesaikan Konflik..............................................................................................15
2.3.8 Mengatasai Penolakan...............................................................................................15
ii
2.3.9 Etikat Dalam Lingkungan Tim..................................................................................16
2.4 Rapat yang Produktif...........................................................................................................17
2.4.1 Pengertian Rapat........................................................................................................17
2.4.2 Jenis-jenis Rapat dan Syaratnya................................................................................18
2.4.3 Langkah-langkah Agar Rapat Berjalan Secara Produktif dan Efektif.......................22
2.4.4 Praktik dan Teknologi yang Efektif dalam Rapat Virtual.........................................22
BAB III.........................................................................................................................................25
PENUTUP....................................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................25
3.2 Saran.....................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonvebal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap
dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata – kata
(Bovee dan Thill, 2003 :4). Komunikasi nonverbal sering juga disebut bahasa isyarat atau
bahasa diam (silent language). Ahli antropologi mengungkapkan bahwa sebelum kata – kata
ditemukan, komunikasi terjadi melalui Gerakan badan atau bahasa tubuh (Body Language).
Sebagai contoh, mebelalakan mata atau mengepalkan tangan untuk menyatakan kemarahan,
mengangguk untuk menyatakan persetujuan, saling menyentuh untuk menunjukkan
perhatian, dan lain sebagainya.
3
d. Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan anda
untuk mengatur arus pesan verbal. Mengerutkan bibir, mencondongkan badan
kedepan atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan bahwa anda ingin
mengatakan sesuatu merupakan contoh-contoh dari fungsio mengatur ini.
e. Kita dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Misalnya,
anda dapat menyertai pernyataan verbal “apa benar?” dengan mengangkat alis mata.
f. Komunkasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal. Misalnya,
menganggukan kepala untuk mengatakan “iya” atau menggelengkan kepala untuk
mengatakan “tidak”.
4
menang, mengangkat jempol berarti terbaik untuk orang Indonesia, tetapu
terjelek bagi orang India.
2. Illustrators, merupakan Gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu. Misalnya,
besarnya suatu benda atau tinggi rendahnya suatu objek.
3. Affect Display, merupakan isyarat yang terjadi karena dorongan emosional
sehingga berpengaruh terhadap ekspresi muka. Misalnya, tertawa, menangis,
tersenyum, sinis dan sebagainya.
4. Regulators, merupakan Gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala. Misalnya,
menggangguk, dan menggelengkan kepala.
5. Adaptory, merupakan Gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan.
Sebagai contoh, mengerutu, menarik nafas dalam – dalam, dan mengepalkan
tinju.
b. Gerakan Mata (eye gaze), Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti untuk
memberi isyarat tanpa kata. Gerakan mata dapat mencerminkan isi hati seseorang.
Jika seseorang tertarik pada sesuatu objek tertentu, maka pandangannya akan terarah
pada objek itu tanpa terputus dalam beberapa saat.
c. Sentuhan (touching), Ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Ada
tiga bentuk sentuhan badan:
1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan
untuk mengungkapkan keakraban atau kemesraan.
2. Sociofugal, merupakan isyarat yang ditunjukkan dengan berjabatan tangan atau
saling merangkul untuk menunjukkan dimulainya persahabatan.
3. Thermal, merupakan isyarat yang ditandai dengan sentuhan yang lebih
emosional sebagai tanda persahabatan yang intim. Misalnya, menepuk bahu, adu
tinju, dan adu telapak tangan.
d. Paralanguage, ialah syarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga
penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang diucapkannya. Misalnya
“datanglah” bisa diartikan betul- betul mengundang atau sekedar bas abasi.
e. Diam, diam juga merupakan suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti. Sikap
diam sangat sulit diterka dan dapat menimbulkan keraguan. Diam dapat mengandung
arti positif atau negative.
5
f. Postur Tubuh, manusia lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Maisng –
masing bentuk tubuh dapat menggambarkan karakter orang yang bersangkutan. Ada
tiga bentuk tubuh, yaitu:
1) Ectomorphy, bentuk tubuh tinggi kurus yang dilambangkan sebagai orang yang
memiliki sikap ambisius, pintar, kritis.
2) Mesomorphy, bentuk tubuh tegap dan atletis yang dilambangkan sebagai pribadi
yang cerdas, bersahabat, dan aktif.
3) Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk yang digambarkan sebagai
pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.
g. Warna, Warna dapat memberi arti terhadap suatu objek. Misalnya, warna merah
menunjukkan kemarahan atau semangat. Sementara warna putih menunjuukan
kesucian atau kebersihan. Suatu negara atau organisasi dapat dikenal melalui warna.
h. Bunyi jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara dari mulut, maka bunyi
yang dimaksudkan disini adalah suara dikeluarkan dari berbagai benda. Misalnya,
lonceng, letusan senjata, beduk, tepuk tangan, peluit dan lain – lain.
i. Bau, Bau juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bau bisa dipergunakan
untuk melambangkan status. Misalnya, bauk kosmetik dan parfum.
Komunikasi nonverbal memang bisa berdiri sendiri, tetapi sering dilakukan
bersamaan dengan komunikasi verbal.
6
b. Sulit Dimanipulasi
Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan
kata-kata dari pada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan
menggunakan kata-kata akan lebih mudah dikendalikan daripada dengan
menggunakan bahasa isyarat (gerakan badan/tubuh) atau ekspresi Wajah. Hal ini
disebabkan oleh sifat komunikasi nonverbal yang spontan.
Ketika seseorang mendengar berita yang menyenangkan, ekspresi wajahnya
nampak cerah ceria, seolah-olah tanpa beban. Namun, bila seseorang mendengar
berita yang kurang menyenangkan yang menyangkut diri sendiri, keluarga atau teman
karib, maka dengan cepat ekspresi wajahnya akan mudah berubah menjadi murung,
lesu, lemah, tak bergairah dan seolah-olah dunia telah runtuh.
c. Mudah Mendeteksi Kecurangan atau Kejujuran Orang Lain
Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi
kecurangan atau menegaskan kejujuran orang lain. Maka, tidaklah mengherankan bila
seseorang lebih percaya pada pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat
nonverbal ketimbang pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat verbal.
Seseorang dapat saja menutup-nutupi kecurangan dengan isyarat verbal
(seperti tulisan). Namun, ia tidak dapat sepenuhnya menutupi apa yang sedang terjadi
pada dirinya karena hal itu tercermin dalam ekspresi wajahnya. Manakala wajah
seseorang murung atau cemberut, maka dapat diduga bahwa seseorang sedang
menghadapi suatu masalah, mungkin masalah pribadi, keluarga, atau masalah bisnis
di kantornya.
d. Efisien
Komunikasi nonverbal sangatlah penting, artinya bagi pengirim dan penerima
pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa
harus berpikir panjang dan pihak audien juga dapat menangkap artinya dengan cepat.
Coba perhatikan para petugas penyaji makanan dan minuman (dalam bahasa Jawa
disebut sinoman) di suatu acara resepsi yang sedang melakukan tugasnya.
Pada umumnya mereka memiliki bahasa-bahasa isyarat tertentu yang dapat
dipahami oleh teman-teman mereka untuk menunjukkan tempat-tempat mana yang
sudah maupun yang belum mendapat jamuan makanan atau minuman. Contoh lain,
7
ketika seorang karyawan berusaha memanggil temannya yang sedang asyik
mengobrol di suatu tempat yang agak jauh. Ia dapat menggunakan isyarat nonverbal
seperti bertepuk tangan sambil melambaikan tangan untuk memanggil temannya
tersebut.
e. Dapat Membantu Menentukan Kredibilitas dan Potensi Kepemimpian
Seseorang
Jika seseorang dapat belajar mengelola kesan yang telah dibuat dengan
bahasa isyarat, karakteristik atau ekspresi wajah, suara dan penampilan, maka
seseorang akan dapat melakukan komunikasi dengan baik. Dengan kata lain, seorang
manajer (pemimpin) sekaligus harus dapat menjadi komunikator yang baik.
Ia harus tahu bagaimana menyampaikan pesan-pesan bisnisnya kepada para
bawahannya. Pada saat kapan suatu pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan dan
kepada siapa pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan.
f. Dapat Menafsirkan Maksud Maupun Sikap Mereka Secara Lebih Akurat dan
Lebih Tepat
Jika seseorang dapat belajar membaca pesan-pesan nonverbal yang
disampaikan orang lain, maka ia akan dapat menafsirkan maksud maupun sikap
mereka secara lebih akurat dan lebih tepat. Apabila Anda berurusan dengan para
karyawan, klien, ataupun para konsumen, coba perhatikanlah secara seksama pesan-
pesan yang mereka sampaikan.
Apabila sikap karyawan Anda menunjukkan gejala-gejala kurang atau
menurun semangat kerjanya, sering melakukan mogok kerja, mogok makan, maka
apa dan bagaimana langkah-langkah yang perlu Anda lakukan? Contoh-contoh
tersebut menggambarkan betapa pentingnya seorang pemimpin harus peka terhadap
sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh bawahannya.
8
tujuan mencapai pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi
semua pihak yang bersangkutan. Sedangkan jenis komunikasi ada dua macam, yaitu
komunikasi non-verbal dan verbal.
Menurut Cangara (1998: 23), keterampilan komunikasi merupakan kemampuan
seseorang untuk menyampaikan pesan kepada khalayak (penerima pesan). Selanjutnya
menurut Nevizond Chatab (2007: 29), keterampilan komunikasi merupakan kemampuan
mengadakan hubungan lewat saluran komunikasi manusia atau media, sehingga pesan atau
informasinya dapat dipahami dengan baik. Keterampilan komunikasi bukan merupakan
kemampuan yang dibawa sejak lahir dan tidak muncul secara tiba-tiba, keterampilan perlu
dipelajari dan dilatih (Supratiknya, 2003: 12).
9
mudah dan ekonomis
Interaksi dapat dilakukan secara Memperkecil kesalahan dalam
langsung penyampaian pesan.
10
orang berkomunikasi mulai dari cara mengatur intonasi, gerakan tubuh seseorang, kontrol
emosi, dan artikulasinya. Dengan begitu kita bisa mencontohnya dan menerapkannya.
e. Berkomunitas
Dengan berkomunitas kita akan lebih mudah mendapatkan teman baru dan itu bisa
menjadi ajang bagi kita untuk mencoba berbincang dengan orang yang baru kita kenal,
selain mendapatkan teman baru kita juga bisa melakukan observasi.
f. Training
Dengan mengikuti training atau pelatihan, kita bisa belajar langsung dari para ahli dan
mengamati mereka kemudian kita bisa mempraktekkannya.
g. Evaluasi
Dan yang terakhir adalah evaluasi dengan melakukan evaluasi pada diri kita maka kita
akan mengetahui kekurangan kita dalam berkomunikasi dengan orang lain.
11
b. Respon lebih cepat. Ketika tindakan diperlukan untuk menanggapi persaingan atau untuk
memecahkan masalah, kelompok kecil dan tim dapat bertindak cepat.
c. Peningkatan produktivitas. Karena mereka sering kali lebih dekat dengan tindakan dan
dengan pelanggan, anggota tim dapat melihat peluang untuk meningkatkan efisiensi.
d. Dukungan yang lebih besar. Keputusan yang diambil bersama biasanya lebih diterima
karena anggota berkomitmen untuk solusi dan lebih bersedia untuk mendukungnya.
e. Resistensi yang lebih sedikit untuk berubah. Orang yang memiliki masukan untuk
mengambil keputusan tidak terlalu bermusuhan, agresif, dan tahan terhadap perubahan.
f. Meningkatkan moral karyawan. Kepuasan pribadi dan semangat kerja meningkat ketika
tim ada sukses.
g. Risiko yang berkurang. Tanggung jawab untuk sebuah keputusan tersebar di dalam tim,
sehingga membawa risiko yang lebih kecil untuk setiap individu.
12
Bekerja dalam tim dapat melepaskan kreativitas dan energi baru dari dalam diri para
pekerja yang turut berbagi ras untuk mencapai tujuan dan akuntabilitas lebih lanjut lagi
tim mengisi kebutuhan pekerja untuk menjadi anggota suatu kelompok, mengurangi
kebosanan karyawan, meningkatkan martabat dan rasa harga diri dan mengurangi stres
dan tekanan diantara para pekerja.
Sedangkan kelemahan dalam tim yang patut diawasi dan diatasi adalah sebagai berikut:
1. Tekanan sejawat, untuk menyesuaikan diri, mereka mungkin mengabaikan rasa tanggung
jawab pribadi dan setuju dengan rencana yang mempunyai dasar yang lemah,
konsekuansinya, beberapa tim sebenarnya tidak roduktif dengan menghasilkan keputusan
– keputusan yang buruk.
2. Groupthink, ini menggambarkan jika anggota-anggota individual menghargai harmoni
tim lebih tinggi dari pada mereka menghargai pembuatan keputusan efektif, mereka
bersedia mengesampingkan opini pribadi mereka dan setuju dengan orang lain.
3. Agenda-agenda tersembunyi, motif pribadi yang mempengaruhi interaksi kelompok dan
mungkin ingin membuktikan bahwa dia lebih kuat dari pada individu lain. Agenda
tersembunyi dari setiap anggota dapat mengurangi efektifitas kerja tim.
4. Free riders, ini bisa di kaitkan dengan para penumpang gelap yaitu anggota tim yang
tidak memberikan kontribusi pada kinerja tim. Hal ini menyebabkan tim menjadi tidak
efektif.
5. Biaya, tingginya biaya koordinasi kelompok dapat menghambat waktu dan kerja dalam
tim.
2.3.3 Karakteristik Tim yang Efektif
Untuk menjadi kolaborator yang baik maka anggota tim harus memahami koleganya dan
dapat saling bertukar informasi dan pemahaman. Tim yang paling efektif memiliki tujuan yang
jelas dan saling berbagi tujuan bersama, berkomunikasi secara terbuka dan jujur, mencapai
keputusan dengan konsensus, berpikir secara kreatif, dan mengetahui bagaimana cara
menyelesaikan konflik. Hal tersebutlah yang menyebabkan di negara maju seperti AS, kerja
dalam tim lebih banyak diajarkan dibandingkan dengan aspek bisnis lainnya.
13
b. Menyetujui tujuan-tujuan proyek sebelum anda memulai
c. Memberi tim anda waktu untuk mengikat sebelum memulai
d. Mengklarifikasi tanggung jawab individu
e. Menetapkan proses yang jelas
f. Memastikan alat-alat dan teknik sudah siap dan kompatibel antar tim
g. Menghindari penulisan oleh kelompok
h. Memeriksa untuk mengetahui seberapa baik segala sesuatu berjalan selama seksama
14
4. Timbul, anggota tim mencapai suatu keputusan yang sudah didiskusikan bersama
5. Pengukuhna, perasaan tim di bangun kembali dan solusi dirangkum.
15
Cara mengatasi penolakan dengan memberi dan menerima dengan tenang dan masuk akal
ialah sebagai berikut:
a. Mengekspresikan pengertian
b. Mengungkapkan penolakan secara terbuka
c. Mengevaluasi keberatan orang lain dengan adil
d. Mempertahankan argumen anda sampai orang lain siap untuk itu
16
Masing-masing anggota tim mememiliki peran sebagai sumber pendidikan bagi
karyawan lain di dalam lingkungan tim. Penting pula dicatat bahwa ketika seorang
karyawan memiliki banyak pengetahuan, kepercayaan diri mereka akan berkembang.
4. Kemudahan Berkomunikasi
Komunikasi adalah kunci keberhasilan dari berbagai jenis proyek. Kegiatan yang
berkaitan dengan kerja sama tim memerlukan sebuah keterampilan komunikasi lisan dan
juga tertulis.
5. Membagikan Beban Kerja
Dalam segi manajemen, ketika berkaitan dengan delegasi tugas, hal yang harus
dilakukan adalah dengan mempertimbangkan kekuatan dan kemampuan dari karyawan
tersebut. Menugaskan sebuah pekerjaan ke orang yang tepat akan sangat membantu dan
menghasilkan efisiensi maksimum dan hasil kerja yang berkualitas tinggi.
6. Dukungan Jaringan
Sebuah dukungan dan rasa saling memiliki dalam sebuah lingkungan kerja dapat
berkontribusi untuk meningkatkan kepuasan dalam bekerja. Setiap anggota tim akan
saling membantu, mengandalkan satu sama lain, dan membangun kepercayaan di dalam
kelompok tersebut.
17
berlangsung efektif. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Wall Street Journal, rapat justru
membuat waktu tidak produktif di kantor.
Dr. Peter Drucker, dalam bukunya The Effective Executive, mengatakan: Kita
menyelenggarakan rapat karena orang-orang yang melaksanakan pekerjaan yang berbeda-beda
harus bekerja sama untuk melaksanakan tugas khusus. Kita rapat karena pengetahuan dan
pengalaman yang diperlukan dalam suatu situasi tertentu tidak terdapat di dalam pikiran satu
orang, melainkan terbagi dalam pikiran beberapa orang.
18
Rapat informal adalah rapat yang diselenggarakan secara tidak resmi, atau tidak
berdasarkan aturan resmi yang berlaku dalam penyelenggarakan sebuah rapat.
3) Rapat Terbuka
Rapat terbuka adalah rapat yang diselenggarakan secara terbukan atau umum,
dimana semua anggota organisasi dapat menghadiri rapat tersebut. Biasanya materi
yang dibahas tidak bersifat rahasia.
4) Rapat Tertutup
Rapat tertututp adalah rapat yang dihadiri oleh orang-orang tertentu dalam sebuah
organisasi, dan biasanya materi yang dibahas berupa masalah-masalah yang bersifat
rahasia dimana tidak semua orang mengetahuinya.
Jenis rapat berdasarkan waktunya dapat dibagi menjadi seperti berikut:
1) Rapat Mingguan
Rapat mingguan adalah rapat yang diselenggarakan secara intens yaitu satu minggu
sekali, dan biasanya membahas soal masalah-masalah yang dihadapi setiap seksi
atau subseksi.
2) Rapat Bulanan
Rapat bulanan biasanya diselenggarakan setiap sebulan sekali dengan rutin, dengan
materi pembahasan yang bersifat biasa yang dihadapi oleh seksi-seksi atau subseksi.
3) Rapat Semesteran
Rapat semester adalah rapat yang diselenggarakan setiap enam bulan sekali guna
mengevaluasi kinerja selama enam bulan kebelakang, dan menentukan rencana-
rencana apa saja yang akan dicapai pada empat bulan kedepan.
4) Rapat Tahunan
Rapat tahunan adalah rapat yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali guna
mengevaluas pelaksanaan dan rencana kerja jangka panjang maupun jangka
pendek.
Jenis rapat berdasarkan frekuensinya dapat dibagi menjadi seperti berikut:
1) Rapat Rutin
19
Rapat rutin merupakan rapat yang waktunya telah ditentukan serta dilaksanakan
secara intens. Seperti rapat mingguan dan rapat bulanan,dll.
2) Rapat Incidental
Rapat incidental adalah rapat yang diadakan karena terjadi suatu masalah yang
memerlukan penanganan dengan segera (rapat yang tidak direncanakan).
Jenis rapat berdasarkan namanya dapat dibagi menjadi seperti berikut:
1) Rapat Kerja
Rapat kerja adalah rapat atau pertemuan antara pimpinan dengan karyawannya guna
membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas suatu instansi.
2) Rapat Dinas
Rapat dinas adalah rapat untuk membahas masalah kedinasan atau pekerjaan yang
biasanya rapat ini dilaksanakan oleh suatu instansi kepemerintahan.
3) Musyawarah Kerja
Musyawarah kerja adalah kata lain dari “rapat kerja”.
20
3) Disiplin waktu
Membiasakan pelaksanaan rapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
akan membuat para peserta rapat menjadi lebih disiplin dan pelaksanaan rapat
menjadi lebih tertib.
4) Adanya notulen
Pada saat rapat berlangsung, harus ada seseorang yang bertugas untuk
mencatatnya dalam sebuah notulen. Pencatat jalannya rapat biasanya dilakukan
oleh seorng sekretaris atau notulis. Isi notulen secara garis besar menguraikan
jalannya rapat secara singkat.
5) Terdapat keputusan dana kesimpulan rapat
Rapat dikatakan berhasil bila terjadi keputusan dan kesimpulan rapat. Setiap
keputusan rapat dapat disetujui seluruh peserta rapat. Berdasarkan keputusan-
keputusan yang telah disetujui, seorang ketua rapat menyimpulkan hasil rapat.
Kesimpulan rapat harus diutarakan kepada peserta rapat agar menjadi pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan dan rapat selanjutnya
6) Dipimpin oleh seorang pimpinan yang baik
Pimpinan yang baik adalah seseorang yang aktif, berwawasan luas, cakap,
dapat memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat rapat berlangsung.
Dapat berbicara dengan jelas, bersikap tegas, tidak mendominasi pembicaraan,
tidak otoriter, memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota untuk
memberikan suaranya.
7) Suasana rapat yang terbuka
Setiap anggota rapat harus berbicara secara terbuka, agar tidak terjadi
prasangka yang buruk kepada anggota lainnya.
8) Berpartisipasi dan aktif
Seluruh anggota rapat dapat berpartisipasi dan aktif pada rapat berlangsung
serta tidak terjadi monopoli pembicaraan.
9) Selalu mendapatkan bimbingan dan pengawasan
21
Pemimpin harus dapat membimbing dan mengawasi jalannya rapat,
pengawasan terhadap peserta rapat baik secara individu maupun kelompok.
Agar pembicaraan tidak menyimpang dari tujuan rapat.
10) Tidak terjadi perdebatan
Suatu rapat tidak akan efektif apabila dalam rapat terjadi perdebatan, sehingga
akan memakan waktu dan kemungkinan tujuan rapat tidak tercapai.
22
f. Buat rangkuman saat rapat telah selesai untuk memastikan bahwa pemaham setiap orang
yang hadir sudah sama. Hal ini juga untuk menghindari terjadinya salah persepsi setelah
mereka keluar dari ruang rapat.
2.4.4 Praktik dan Teknologi yang Efektif dalam Rapat Virtual
Salah satu tren utama di tempat kerja saat ini adalah munculnya rapat virtual alih-alih
rapat tatap muka. Pertemuan virtual adalah pertemuan peserta yang terhubung secara teknologi.
Karena biaya perjalanan meningkat dan perusahaan memangkas anggaran, banyak organisasi
mengurangi rapat yang memerlukan perjalanan Selain itu, semakin banyak orang bekerja sama
tetapi tidak berada di tempat yang sama. Alih-alih bertemu tatap muka, orang menemukan cara
lain untuk bertukar ide, bertukar pikiran, membangun konsensus, dan mengembangkan
hubungan pribadi. Mereka dapat bertemu dalam konferensi audio menggunakan telepon atau
konferensi video menggunakan Internet. Peningkatan dalam jaringan telekomunikasi, perangkat
lunak, dan pemrosesan komputer terus mendorong peralihan ke pertemuan virtual. Ini semua
rapat memiliki banyak tujuan, termasuk melatih karyawan, membuat presentasi penjualan,
mengkoordinasikan aktivitas tim, dan berbicara dengan pelanggan. Menghemat biaya perjalanan
dan mengurangi kelelahan karyawan adalah alasan signifikan perpindahan digital perjalanan
bisnis. Pertemuan virtual dimungkinkan melalui penggunaan sejumlah alat yang efisien termasuk
audioconferencing, videoconferencing, dan Web conferencing.
Audiconferencing. Di antara alat kolaborasi yang paling sederhana adalah konferensi
audio (juga disebut telekonferensi, panggilan konferensi, atau konferensi telepon). Satu atau
lebih orang menggunakan handset atau speakerphone yang disempurnakan untuk berbicara
dengan orang lain melalui telepon. Untuk melakukan panggilan, sebuah perusahaan melibatkan
operator telekomunikasi dan peserta menghubungi nomor tertentu. Mereka memasukkan kode
sandi dan diizinkan masuk ke jembatan konferensi. Peserta di kedua ujung dapat berbicara dan
didengar secara bersamaan. Berkat perangkat seluler, orang dapat berpartisipasi dalam
konferensi audio di mana pun mereka menerima sinyal, bahkan di pantai. Meskipun
audiocanferencing tidak semewah alat komunikasi lainnya, ini adalah andalan dalam industri
telekonferensi karena biayanya yang rendah.
Videoconferencing. Jika peserta rapat perlu bertemu atau berbagi dokumen, mereka
dapat menggunakan konferensi video. Alat ini menggabungkan teknologi jaringan videa, audio,
dan komunikasi untuk interaksi waktu nyata. Di ujung atas sistem konferensi video adalah ruang
23
telepresence. Kamar-kamar ini biasanya dilengkapi dengan tiga layar lengkung besar,
pencahayaan khusus, dan akustik canggih. Lebih tajam daripada televisi definisi tinggi terbaik,
gambar dapat diperbesar untuk mengamati bahkan sirkuit mikro pada produk elektronik baru.
Beberapa monitor definisi tinggi memberikan gambar seukuran aslinya sehingga saat Anda
melihat peserta lagi, Anda merasa seolah-olah Anda pernah bertemu orang itu sebelumnya, tidak
ada satu pendukung.
Web Conferencing. Konferensi web mirip dengan konferensi video tetapi dapat bekerja
dengan atau tanpa transmisi gambar peserta. Peserta menggunakan komputer mereka untuk
mengakses ruang rapat virtual online yang mereka sajikan slide PowerPoint atau berbagi
spreadsheet atau dokumen Word, seperti yang mungkin mereka lakukan dalam rapat tatap muka.
Konferensi web sangat berguna untuk rapat tim, pelatihan, dan presentasi penjualan. Fitur
program konferensi Web biasanya mencakup presentasi tayangan slide, video langsung atau
streaming, tur situs web di mana pengguna dapat berpartisipasi, rekaman rapat. papan tulis
dengan kemampuan anotasi, berbagi layar, dan obrolan teks. Pergi rapat. alat konferensi
komersial dengan harga terjangkau, memungkinkan orang untuk meluncurkan rapat dengan
mengirimkan pesan instan. WebEx menawarkan alat konferensi Web yang lebih kaya, termasuk
papan tulis dan fungsi lanjutan lainnya. peserta, yang mengklik tautan yang disematkan untuk
bergabung dengan grup. Bahkan dimungkinkan untuk berpartisipasi dalam konferensi
menggunakan iPhone atau ponsel cerdasnya sambil sarapan dalam perjalanan ke kantor atau di
tepi kolam renang. Skype, alat konferensi yang hampir gratis dan populer di kalangan pelajar
dan ekspatriat, juga digunakan oleh pebisnis. Ini memungkinkan konferensi dengan atau tanpa
kamera. Yang dibutuhkan hanyalah laptop, tablet, atau smartphone, mikrofon; dan webcam
opsional.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
Guffey, Mary Ellen, dan Loewy, Dana. (2015). Business Communication: Process & Product (8
ed.). USA: South-Western, Cengage Learning.
26