KARAKTERISTIKNYA
Sapto (2006)
• Saham adalah surat berharga yang merupakan instrumen bukti kepemilikan atau
penyertaan dari individu atau institusi dalam suatu perusahaan. Sedangkan menurut istilah
umumnya, saham merupakan bukti penyertaan modal dalam suatu kepemilikan saham
perusahaan.
• Saham adalah secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak yang
memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi
yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal
tersebut menjalankan haknya.
Fahmi (2012)
• Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak diminati oleh
investor, karena mampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik. Saham adalah
kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak
dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap pemegangnya.
- Pengertian saham secara sederhana adalah suatu alat bukti atas kepemilikan dari
sebuah perusahaan. Bentuk dari saham itu sendiri biasanya adalah lembaran kertas yang
mana isinya menyatakan kepemilikan surat berharga tersebut adalah pemilik dari perusahaan
yang membuat surat
Saham merupakan surat tanda ikut penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan atas
suatu perusahaan. Saham merupakan instrumen yang paling banyak dipilih investor, karena
memberikan keuntungan yang menarik.
Saham terdiri atas 2 jenis, yaitu: saham biasa dan saham preferen, dengan penjelasan
sebagai berikut:
Saham biasa
Saham biasa adalah sekuritas yang mewakili kepemilikan dalam suatu perusahaan.
Pemegang saham biasa memilih dewan direksi dan memilih kebijakan perusahaan.
Bentuk kepemilikan ekuitas ini biasanya menghasilkan tingkat pengembalian jangka
panjang yang lebih tinggi.
Contoh saham biasa yaitu saham waran.
Saham Preferen
Saham preferen merupakan gabungan dari karakteristik saham biasa dan obligasi. Saham
preferen mempunyai karakteristik seperti saham biasa, yaitu tidak selamanya memberikan
dividen bagi pemegangnya. Sehingga jika perusahaan mengalami kerugian, maka pemegang
saham tidak akan mendapatkan dividen yang sama seperti sebelumnya. Selain itu saham
preferen juga memiliki karakteristik obligasi, yaitu memberikan hasil yang tetap seperti
bunga obligasi. Contoh : saham MYRXP yang diterbitkan oleh PT Hanson International Tbk
dan saham MAMIP yang diterbitkan oleh PT Mas Murni Indonesia Tbk.
Karakteristik
Saham Preferen
Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda
2. Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham
biasa dalam hal pembagian dividen
3. dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
4. Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang
saham dan organisasi penerbit terbentuk
Saham Biasa
1. Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
.
3. Jenis – jenis saham biasa
Saham biasa terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Saham Unggulan, merupakan saham dari perusahaan yang secara nasional
telah diakui. Selain itu, perusahaan pemilik saham memiliki sejarah laba,
pertumbuhan, dan manajemen perusahaan yang berkualitas. Contoh saham
unggulan ialah saham milik International Business Machines Corporation dan
DuPont. Jenis saham unggulan umumnya dimiliki oleh lima peringkat teratas
dalam Indeks LQ45. Dalam indeks ini, terdapat 45 perusahaan dengan
likuiditas yang baik dan dapat dipercaya dalam pasar modal.
b. Saham Pertumbuhan, merupakan saham-saham yang memiliki peluang untuk
memberikan pertumbuhan laba yang lebih besar dibandingkan dengan rerata
saham-saham lain. Saham pertumbuhan mempunyai perbandingan harga
saham yang tinggi.
c. Saham Defensif, merupakan saham yang cenderung lebih stabil dalam masa
resesi atau perekonomian yang tidak menentu. Saham defensif berkaitan
dengan dividen, pendapatan, dan kinerja pasar. Perusahaan yang mempunyai
saham defensif umumnya memiliki produk yang merupakan kebutuhan primer
bagi publik. Jenis perusahaan ini umumnya memiliki produk makanan dan
minuman.
d. Saham Siklis, merupakan sekuritas yang nilainya cenderung naik secara cepat
ketika kegiatan ekonomi sedang ramai. Sedangkan ketika kegiatan ekonomi
sedang sepi, nilai sekuritasnya juga menurun. Contoh saham siklis ialah pabrik
mobil dan perumahan. Saham yang bukan jenis saham siklis meliputi saham-
saham perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan primer yang
tidak memperoleh dampak dari perubahan kondisi ekonomi. Contohnya ialah
makanan dan obat-obatan.
e. Saham Musiman, merupakan saham perusahaan yang penjualannya beragam
dan mengikuti keadaan tiap musim. Jenis saham ini umumnya dipengaruhi
oleh kondisi cuaca dan liburan. Jenis saham ini umumnya pada produk mainan
anak-anak dan pada produk hari raya keagamaan.
f. Saham Spekulatif, merupakan saham yang nilainya bergantung kepada
spekulasi yang sangat tinggi. Pada saham spekulatif, tingkat pengembalian
sangat rendah dan bersifat negatif. Jenis saham ini umumnya digunakan pada
produk pertambangan.
3. Dividen Likuidasi
Pada dasarnya, dividen likuidasi adalah dividen yang dibagikan kepada para pemegang
saham yang berupa sebagian laba dan sebagian pengembalian modal. Perusahaan yang akan
memberikan dividen likuidasi umumnya merupakan perusahaan yang memiliki rencana untuk
menghentikan perusahaanya seperti joint venture atau perusahaan sedang mengalami
kebangkrutan.
Ketika perusahaan mengalami kebangkrutan dan masih memiliki sisa kekayaan, maka sisa
kekayaan tersebut akan dibagikan kepada pemilik saham. Inilah yang disebut sebagai dividen
likuidasi. Namun kalau perusahaan tidak memiliki modal yang tersisa, maka perusahaan pun
tidak bisa membagikan apapun.
5. Dividen Saham
Dividen saham atau stock dividend merupakan pembagian dividen yang dilakukan dalam
bentuk saham dari sebuah perusahaan untuk para investornya. Dividen saham hampir mirip
seperti penyusunan ulang modal perusahaan atau rekapitulasi perusahaan, namun tidak
mengurangi jumlah kepemilikan dari para pemilik saham. Dalam pembagian dividen jenis
ini, investor tidak mendapatkan uang tunai, namun mereka mendapatkan tambah jumlah
saham.
Dalam dividen saham, investor akan mendapatkan peningkatan pada jumlah sahamnya.
Namun, apabila pembagian dividen dilakukan karena faktor lain, maka penambahan jumlah
lembar pada saham yang beredar akan mempengaruhi harga pasar saham dan berpotensi
menjadi turun. Secara keseluruhan, nilai saham investor tidak mengalami perubahan atau
peningkatan. Nah, bagi pemegang saham yang memerlukan uang cepat bisa melakukan
penjualan dari tambahan saham yang diperoleh, dengan kembali menyesuaikan jumlah saham
sebelum dividen.
Dividen saham akan sangat menguntungkan para pemegang saham, apabila perusahaan juga
melakukan pembayaran dividen dalam bentuk uang tunai. Hal tersebut menjadikan para
pemegang saham mendapatkan tambahan pada jumlah lembar sahamnya, tetapi juga
mendapatkan dividen berupa uang tunai. Dalam memberikan dividen saham, biasanya
perusahaan juga memiliki tujuan untuk menghemat uang tunai perusahaan agar bisa
digunakan pada kesempatan investasi yang lebih besar dan menguntungkan.
Jadi, perubahan nilai saham adalah 20. Perlu Anda ingat bahwa RoR yang kurang dari
periode satu tahun tidak bisa untuk disetahunkan. Hal ini karena menjadi tidak masuk akal
atau tidak mudah melakukan perhitungan tingkat pengembalian dalam jangka pendek. Selain
itu, hal ini juga tidak luput dari pure risk yang mungkin akan terjadi.
Fungsi yang paling utama dari perhitungan rate of return adalah agar bisa mengukur
suatu aset bisnis, apakah aset tersebut memang mengalami adanya peningkatan, ataukah
tidak. Selain itu, fungsi lainnya adalah sebagai berikut: Sebagai sumber acuan seseorang atau
perusahaan saat ingin menyimpan uang ataupun membuka suatu deposito bank Dapat
menjadi acuan perusahaan untuk melakukan pinjaman dana atau leverage Berguna untuk
membantu memberikan suatu perbandingan pada tingkat laju pengembalian. Artinya dapat
menentukan bentuk investasi yang sekiranya akan lebih mampu memberikan keuntungan
Mengetahui tingkat laju pengembalian investasi, sehingga setiap kegiatan penjualan dan
operasional dalam bentuk apapun bisa dievaluasi tingkatan pada laju pengembalian dengan
lebih akurat Berguna untuk menganalisa dan membuat financial forecasting pada perusahaan
Membantu dalam membandingkan tingkat pengembalian untuk memilih dan menentukan
proyek mana yang lebih menguntungkan Dalam investasi kena pajak, investor umumnya
akan mencari tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan melakukan perhitungan tingkat
pengembalian setelah pajak Tidak melakukan pertimbangan atas time value of money. Untuk
itu, dalam hal ini perhitungan bisa Anda lakukan secara lebih tepat dan juga lebih realistis
Obligasi
Obligasi dapat disamakan dengan deposito berjangka, namun bedanya obligasi dapat
diperjualbelikan, sedangkan deposito berjangka tidak dapat diperjualbelikan. Obligasi
memberikan penghasilan tetap kepada investor berupa bunga yang diterima per tahun, per
bulan atau dalam satuan waktu lainnya sesuai kesepakatan dan ketentuan yang terdapat di
dalam obligasi. Pemegang obligasi tidak akan diikutsertakan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), karena tidak memiliki hak kepemimpinan dalam suatu perusahaan.
Obligasi diperjualbelikan di lantai bursa yang dipengaruhi tingkat suku bunga. Misalnya:
tingkat suku bunga bank lebih rendah daripada tingkat suku bunga obligasi, maka pemegang
obligasi dapat menjual obligasinya agar memperoleh keuntungan. Sehingga tingkat suku
bunga yang dibayar untuk pemegang obligasi sangat menentukan harga jual beli obligasi.
Keuntungan yang diperoleh pemegang obligasi disebut capital gain.
Salah satu hal yang ditakutkan pemegang obligasi adalah kebangkrutan perusahaan yang
mengeluarkan obligasi tersebut. Sebab jika perusahaan yang mengeluarkan obligasi
mengalami kebangkrutan, maka perusahaan tersebut tidak akan mampu membayar harga
pasaran obligasi sehingga merugikan pemegang obligasi.
Obligasi berbentuk sertifikat atau yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (pemodal) dan
yang diberi pinjaman (emiten). Jadi obligasi merupakan surat perjanjian antara pemilik modal
dengan perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Bunga obligasi disebut kupon. Kupon
obligasi merupakan bunga yang harus dibayar penerbit obligasi kepada pemegang obligasi.
Namun ada juga obligasi tanpa bunga yang disebut zero coupon bonds, yang tidak
memberikan pembayaran bunga secara berkala atau tanpa kupon seperti obligasi pada
umumnya.
Jenis-Jenis Obligasi
Pada umumnya, obligasi di Indonesia bisa dibagi menjadi tiga jenis:
1. obligasi pemerintah. Obligasi ini berbentuk Surat Utang Negara yang
diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pemerintah menerbitkan
obligasi dengan kupon tetap, obligasi dengan kupon variabel (mengambang),
dan obligasi syariah dengan imbal hasil.
2. obligasi korporasi. Obligasi ini merupakan surat utang yang diterbitkan oleh
perusahaan swasta ataupun BUMN. Tidak berbeda dengan obligasi
pemerintah, obligasi korporasi juga dibagi jadi tiga, yakni obligasi dengan
kupon tetap, obligasi dengan kupon mengambang, dan obligasi syariah.
3. , obligasi ritel yang diterbitkan oleh Pemerintah dan dijual kepada individu
melalui agen penjual yang ditunjuk. Selama beberapa waktu terakhir, Modalku
dipercaya Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai mitra distribusi
surat utang negara, mulai dari Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan
(ST), hingga ORI (Obligasi Negara Ritel). Partisipasi Modalku ini
membuktikan bahwa platform teknologi finansial (FinTech) turut
berkontribusi bagi perekonomian nasional.
Karakteristik Obligasi
Obligasi punya karakteristik khusus yang membedakannya dengan instrumen investasi lain.
Pertama, obligasi punya klaim terhadap aset dan pendapatan perusahaan. Artinya, jika
perusahaan penerbit obligasi bangkrut, maka pemegang obligasi mendapat hak pertama untuk
didahulukan saat terjadi penjualan aset. Untuk klaim pendapatan, pemegang obligasi juga
punya hak terlebih dahulu daripada pemegang saham umum maupun saham preference.
Kedua, instrumen ini selalu punya nilai nominal yang tertera dalam lembar obligasi. Ketiga,
setiap penerbitan obligasi selalu disertai dengan kupon dengan tingkat suku bunga tertentu.
Bunga ini bisa dibayar setiap bulan, tiga bulan, empat bulan, atau enam bulan.
Karakteristik keempat adalah obligasi memiliki masa jatuh tempo. Ada yang jatuh temponya
5, 10, 15 bahkan 30 tahun. Nah, untuk obligasi yang dikeluarkan oleh negara, jatuh temponya
rata-rata 2 tahun.
Kelima, obligasi punya indenture yaitu kontrak antara pihak penerbit obligasi dengan wakil
pemegang obligasi. Kontrak ini berisi hak dan kewajiban penerbit dan pemegang obligasi
termasuk nilai nominal, kupon, masa jatuh tempo dan sebagainya.
Keenam, instrumen investasi ini punya peringkat, misalnya AAA, AA+, AA-, BBB+, dan
sebagainya. Peringkat ini mencerminkan risiko yang terkandung dari obligasi tersebut.
Peringkat AAA merupakan peringkat yang tertinggi. Peringkat AA+, AA-, BBB+, dan
seterusnya menunjukkan peringkat yang semakin rendah. Semakin tinggi peringkat obligasi,
biasanya semakin rendah tingkat bunga yang ditawarkan. Demikian pula sebaliknya.
Risiko Obligasi
Sama seperti instrumen investasi yang lain, obligasi juga punya risiko. Namun, keberadaan
risiko bukan berarti harus dihindari. Anda justru tetap bisa mendapatkan keuntungan
berlimpah dari investasi yang dilakukan bila Anda meminimalkan risiko tersebut. Caranya
adalah dengan mengenali risiko investasi obligasi.
Salah satu risiko terbesar obligasi adalah gagal bayar. Kondisi ini terjadi karena emiten tidak
mampu membayar kupon obligasi serta pokok pinjaman dana sesuai waktu kontrak sehingga
tingkat pengembalian yang Anda dapatkan pun cenderung rendah.
Obligasi juga punya risiko capital loss. Ini bisa terjadi jika Anda menjual obligasi sebelum
jatuh tempo. Jika harga jual investasi lebih rendah ketimbang pada saat obligasi tersebut
dibeli dan/atau diterbitkan emiten, maka Anda akan rugi. Oleh karena itu, Anda harus benar-
benar memantau perkembangan harga obligasi. Atau jika ingin main aman, tunggu saja
sampai jatuh tempo. Siapkan dana cadangan agar saat terjadi kondisi darurat, Anda tidak
perlu mencairkan obligasi sebelum waktunya.
Risiko obligasi juga muncul saat emiten membeli kembali obligasi yang telah diterbitkan
sebelum jatuh tempo. Biasanya dilakukan saat suku bunga cenderung menurun. Emiten juga
memiliki hak untuk membeli kembali surat utang, dan biasanya akan memberikan premium
kepada peminjam dana yang dibeli kembali obligasinya sebagai bentuk kompensasi.
Setelah mengenali berbagai risiko obligasi, Anda bisa mengantisipasinya. Misalnya, Anda
memilih dengan teliti saat membeli obligasi. Apakah perusahaan emitennya kredibel?
Bagaimana kondisi keuangannya? Bagaimana prospek bisnis perusahaan tersebut? Anda juga
bisa melihat peringkat obligasi yang dikeluarkan. Jika ingin aman, pilih obligasi dengan
peringkat bagus. Nah, agar terhindar dari capital loss, Anda harus merencanakan keuangan
dengan rinci. Jangan sampai karena butuh uang, Anda terpaksa menjual obligasi yang belum
jatuh tempo.
Dapat dikonversi
Terdapat obligasi yang dinamakan obligasi konversi, yang mana obligasi tersebut dapat
diubah/dikonversikan menjadi saham pada perusahaan penerbit obligasi oleh pemberi dana
atau pemegang obligasi. Tentunya saham juga memiliki manfaat dan keuntungan tersendiri
yang bisa didapat. Obligasi konversi juga menjadi semacam promosi emiten kepada para
pemberi dana (investor) untuk meningkatkan penjualan obligasi.
Derivatif
Derivatif adalah salah satu surat berharga turunan yang terdiri dari:
Opsi
Opsi merupakan salah satu derivatif yang berisi surat pernyataan yang dikeluarkan seseorang
atau lembaga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual
sahamnya dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya.
an penerbitan opsi adalah dikaitkan dengan instrumen keuangan tersebut.
Karakteristik opsi dapat di-identifikasikan pada berbagai keputusan keuangan yang
menimbulkan pilihan bagi pemodal.
Sebagai contoh:
Dalam keputusan investasi, kita dihadapkan pada adanya kemungkinan atau pilihan untuk
membatalkan investasi tersebut.
Dalam memilih sumber pendanaan, pemberi pinjaman bisa memberikan opsi bagi kita untuk
membatalkan perjanjian, bila kita menginginkan.
Hak untuk memilih tersebut akan mempunyai nilai, dan bagaimana menaksir nilai hak – right
adalah perlu dikuasai oleh manajer keuangan.
Hal ini disebabkan karena perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang mempunyai
karakteristik opsi, seperti:
Obligasi konversi
Waran
Atau manajer keuangan ingin melakukan investasi pada sekuritas yang mempunyai
karakteristik opsi.
Ada dua tipe opsi, yaitu:
#1: Opsi Call
Apa itu opsi call?
Opsi call adalah menunjukkan hak untuk membeli suatu saham dengan harga tertentu (harga
ini disebut sebagai exercise price) pada tanggal tertentu.
Tanggal jatuh tempo tersebut disebut sebagai exercise date.
Perhatikan contoh opsi saham berikut:
Misalkan seseorang menawarkan opsi call sebagai berikut:
Bila kita membeli opsi call tersebut, maka satu tahun yang akan datang kita bisa memperoleh
opsi adalah saham A dengan harga Rp 10.000 dari penerbit opsi tersebut.
Terlepas dari berapa harga yang tersedia kita bayar untuk opsi tersebut, maka diagram posisi
dalam gambar berikut ini menunjukkan nilai call pada saat opsi call tersebut jatuh tempo.
Nilai tertinggi opsi put adalah pada saat harga saham sebesar nol rupiah. Pada saat itu nilai
put akan sebesar Rp 10.000 sama dengan exercise price-nya.
Hal yang sama dapat dilakukan bila misalkna harga opsi put adalah sebesar Rp 500.
Dengan demikian maka harga opsi adalah dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Antara lain oleh 5 faktor berikut ini:
1. Harga saham
2. Harga exercise
3. Tingkat bunga
4. Jangka waktu akan jatuh tempo
5. Volatility harga saham.
Bila faktor (1), (3),(4) dan (5) meningkat maka nilai opsi call akan meningkat, sedangkan bila
faktor (2) meningkat maka nilai opsi call akan menurun.
RIGHT
Right adalah hak memegang saham baru yang akan dikeluarkan emiten, di mana emiten harus
menawarkan hak tersebut kepada pemilik saham lama terlebih dahulu. Saham yang dibeli
menggunakan right lebih murah daripada saham yang dibeli tanpa menggunakan right. Jika
orang atau badan yang memiliki right tidak menggunakan hak tersebut, maka dapat
menjualnya kepada pihak lain.
Warrant (Waran)
Warrant (waran) merupakan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan yang memberikan
hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan, dengan persyaratan yang
berkaitan dengan harga, jumlah dan masa berlakunya. Warrant dijual dengan surat-surat
berharga lainnya, seperti: obligasi dan saham.
Adapun tujuan penerbitan warrant agar investor tertarik membeli saham atau obligasi yang
dikeluarkan emiten. Dengan menerbitkan warrant, maka emiten harus menyediakan saham
atau obligasi sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Jika pemilik warrant tidak
mempergunakan warrant, maka dia dapat menjualnya ke pasar modal.
Investor memiliki keuntungan dalam mendapatkan saham dengan harga dibawah harga
pasaran. Sehingga investor memiliki peluang mendapatkan capital gain melalui penjualan
warrantnya. Namun warrant juga memiliki risiko yang cukup besar. Risiko tersebut, antara
lain: ketika harga di pasar lebih rendah dibandingkan dengan perusahaannya, maka
kepemilikan warrant menjadi tidak berarti. Sebab jika banyak investor membeli saham
dengan warrant, maka saham akan banyak beredar, sehingga terjadi penurunan laba
persahamnya.
Kelemahan waran diantaranya yaitu tidak memperoleh deviden dan tidak memiliki hak suara
pada perusahaan publik karena pemiliknya bukan pemegang saham perseroan. Periode
perdagangan waran lebih lama daripada bukti right, yaitu 3-5 tahun. Waran merupakan suatu
pilihan, di mana pemilik waran memiliki pilihan untuk menukarkan atau tidak warannya pada
saat jatuh tempo. Pemilik waran bisa menukarkan waran yang dimilikinya 6 bulan setelah
waran tersebut diterbitkan oleh emiten. Harga waran tersebut berfluktuasi selama periode
perdagangan.
Ciri-Ciri Warrant
Adapun ciri-ciri waran diantaranya yaitu:
Penukaran dari warrant menjadi saham dilakukan setelah 6 bulan diterbitkan.
Masa berlakunya warrant yaitu antara 3 tahun sampai 10 tahun atau lebih.
Exercise price jauh lebih tinggi dari pada harga pasar saham saat diterbitkan.
Manfaat Waran
Adapun manfaat waran diantaranya yaitu:
a. Pemilik waran memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga yang
lebih rendah daripada harga saham tersebut di Pasar Sekunder. Caranya yaitu dengan
menukarkan waran yang dimilikinya saat harga saham perusahaan tersebut melebihi harga
pelaksanaan.
Contohnya, jika seorang investor membeli waran pada harga Rp. 200,00 per lembar dengan
harga pelaksanaan Rp. 1.500,00 dan pada tanggal pelaksanaan harga saham perusahaan
meningkat menjadi Rp. 1.800,00 per saham, maka ia akan membeli saham perusahaan
tersebut dengan harga hanya Rp. 1.700,00 (Rp1.500,00 + Rp. 200,00). Jika ia langsung
membeli saham perusahaan tersebut di Pasar Sekunder, ia harus mengeluarkan Rp. 1.800,00
per saham.
b. Jika waran diperdagangkan di bursa, maka pemilik waran memiliki kesempatan untuk
memperoleh keuntungan (capital gain), yaitu jika harga jual waran tersebut lebih besar
daripada harga beli.
Risiko Waran
Adapun risiko jika memiliki waran, diantaranya yaitu:
a. Jika harga saham pada periode pelaksanaan (exercise period) jatuh dan menjadi lebih
rendah daripada harga pelaksanaannya, investor tidak akan menukarkan waran yang
dimilikinya dengan saham perusahaan, sehingga ia akan mengalami kerugian atas harga beli
waran tersebut.
Contohnya, Seorang investor membeli waran di Pasar Sekunder dengan harga Rp.200,00
serta harga pelaksanaan Rp.1.500,00. Pada tanggal pelaksanaan, harga saham perusahaan
yang bersangkutan turun
menjadi Rp.1.200,00. Pada saat itu investor tidak akan menukarkan waran yang dimilikinya
karena ia harus mengeluarkan Rp. 1.700,00 (Rp.1.500,00 harga pelaksanaan + Rp.200,00
harga waran). Jika ia tidak menukarkan waran yang dimilikinya maka kerugian yang
ditanggung hanya Rp.200,00; yaitu harga beli waran tersebut.
b. Karena sifat waran hampir sama dengan saham dan bisa diperdagangkan di bursa, maka
pemilik waran juga bisa mengalami kerugian (capital loss) jika harga beli waran lebih tinggi
daripada harga jualnya.
Reksa Dana
Pengertian reksadana menurut Wikipedia adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal
bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang
tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana.
Jenis-Jenis Reksadana
Reksadana dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Reksadana Saham
Reksadana saham merupakan reksadana yang investasinya sekurang-kurangnya 80% dari
portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). Efek saham pada
umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi dengan berupa capital gain
pertumbuhan harga-harga saham dan deviden. Nilai investasi pada reksadana saham
pertumbuhannya paling besar tetapi resikonya juga besar.
2. Reksadana Campuran
Reksadana campuran merupakan jenis reksadana yang melakukan investasi terhadap efek
ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya tidak termasuk dalam kategori reksadana
pendapatan tetap dan reksadana saham. Secara teoritis potensi hasil pada reksadana ini dapat
lebih besar dari reksadana pendapatan tetap namun lebih kecil daripada reksadana saham.
3. Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana pendapatan tetap merupakan jenis reksadana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang. Resiko
investasinya lebih tinggi dari reksadana pasar uang yang membuat nilai return bagi reksadana
jenis ini juga lebih tinggi, namun tetap lebih rendah daripada reksadana campuran dan
reksadana saham.
4. Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang melakukan investasi 80% pada efek pasar
hutang yang berjangka kurang dari satu tahun, seperti deposito, SBI. Resiko reksadana jenis
ini adalah terendah tetapi juga memberikan return yang terbatas.
5. Reksadana Index
Reksadana Index adalah reksadana yang isinya adalah sebagian besar dari index tertentu dan
dikelola secara pasif, artinya tidak melakukan jual beli di bursa, kecuali ada subscription baru
ata redemption, oleh karenannya reksadana index biasanya keuntungan dan kerugiannya
sejalan dengan index tersebut
Karakteristik Reksadana
Karakteristik reksadana dapat digolongkan menjadi yaitu:
ReksadanaTerbuka
Merupakan reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen
investasi yang menerbitkannya. Unit reksadana tertutup dapat dijual kembali kepada
investor lain dengan cara perdagangan di Bursa Efek. Dan harga jualnya bisa diatas
atau dibawah nilai aktiva bersihnya.
Manfaat Reksadana
Berikut ini adalah beberapa manfaat memiliki sebuah reksadana yang menjadikannya
alternatif investasi
1. DikelolaOlehManajemen Profesional
Dalam reksadana, pengelolalan portofolio dilakukan oleh Manajer Investasi yang
memang ahli khusus dalam pengelolaan dana. Peran seorang manajer investasi sangat
penting mengingat Pemodal individu umumnya memiliki keterbatasan waktu,
sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga efek
serta mengakses informasi ke pasar modal.
2. Diversifikasi Investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi terwujud dalam portofolio akan mengurangi
resiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan reksadana
diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga resikonya pun juga besar.
3. TransparansiInformasi
Reksadana harus memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan biaya
secara kontinyu sehingga pemegang unit penyertaan dapat memantau keuntungannya,
biaya, dan resiko setiap saat.
4. LikuiditasYangTinggi
Supaya investasi yang dilakukan sukse, setiap instrumen investasi harus memiliki
tingkat likuiditas yang cukup tinggi.
5. BiayaRendah
Karena reksadana adalah kumpuan dana dari banyak pemodal dan kemudia dikelola
secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan
investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.
Resiko Reksadana
Dalam reksadana ada resiko yang harus diketahui oleh investor. Berikut ini adalah resiko
dalam membeli reksadana:
ResikoMenurunnyaNilahAktivaBersih(NAB)
Penurunan ini disebabkan oleh pasar harga dari instrumen investasi yang dimasukkan
dalam portofolio reksadana terjadi penurunan dibandingkan dari harga pembelian
awal. Disebabkan oleh banyak hal termasuk dianataranya akibat kinerja buruh saham
yang memburuk.
ResikoLikuiditas
Potensi resiko likuiditas dapat terjadi jika pemegang Unit Penyertaan reksadana padas
salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikan dana dalam
jumlah besar pada hari dan waktu yang sama.
ResikoPasar
Resiko pasa merupakan situasi ketika harga instrumen invesatasi mengalami
penurunan dikarenakan menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara
drastis.
ResikoDefault
Resiko ini terjadi apabila pihak Manajer Investasi membeli obligasi milik emiten yang
sedang kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerjanga keuangan perusahaan itu
masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar
kewajibannya.