Anda di halaman 1dari 6

Saham

81 bahasa
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Perkakas













Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lembar saham tahun 1936 yang ditandatangani para pemegang saham Greyhound Lines.

Saham adalah sebuah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan. Kata saham sendiri


diambil dari bahasa Arab. Dalam literatur fikih, saham diambil dari
istilah musahamah yang berasal dari kata sahm (bahasa Arab: ‫ )سهم‬bentuk
jamaknya ashum atau suhmah yang artinya bagian, bagian kepemilikan.[1] Artinya
pemilik saham adalah pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimiliki, maka
semakin besar kekuasaannya di perusahaan tersebut. [2][3] Dengan menerbitkan saham,
memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka
panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham (efek ekuitas) - dengan
imbalan uang tunai.[4] Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain
menerbitkan obligasi.[4] Saham dijual melalui pasar primer atau pasar sekunder.[5] Saham
merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan
saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan
perusahaan. Pada sisi lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih
oleh para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim
atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).[6]

Riwayat saham[sunting | sunting sumber]


Jenis[sunting | sunting sumber]
Ada beberapa tipe saham, yaitu saham biasa dan saham preferen.[7] Saham preferen
biasanya disebut sebagai saham campuran karena memiliki ciri-ciri hampir sama
dengan saham biasa.[8] Pada umumnya, saham biasa hanya memiliki satu jenis, tetapi
dalam beberapa kasus terdapat lebih dari satu, tergantung dari kebutuhan perusahaan.
[7]
 Saham biasa memiliki beberapa jenis, seperti kelas A, kelas B, kelas C, dan lainnya.
[7]
 Masing-masing kelas dengan keuntungan dan kerugiannya masing-masing dan
simbol huruf tidak memiliki arti apa-apa.[7]
Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]
1. Saham preferen[sunting | sunting sumber]
Saham preferen memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[8][9]

 Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan ciri-ciri yang berbeda


 Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari
saham biasa dalam hal pembagian dividen
 Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka
dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
 Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara
pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk
2. Saham biasa[sunting | sunting sumber]
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[8]

 Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris


 Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
 Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja

Kategori[sunting | sunting sumber]
Bila ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dapat dikelompokkan menjadi: [3]

1. Blue chip stocks, saham biasa yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
pemimpin dalam industrinya, memiliki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar dividen. Biasanya masuk dalam indeks
saham LQ45 dan IDX30.
2. Income stocks, saham suatu emiten dengan kemampuan membayarkan
dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya
3. Growth stocks, terdiri dari well-known dan lesser-known
4. Speculative stocks, saham secara konsisten memperoleh penghasilan
dari tahun ke tahun, mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi
pada masa mendatang, namun belum pasti
5. Cyclical stocks, saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi
makro maupun situasi bisnis secara umum
6. Emerging Growth Stocks, saham yang dikeluarkan oleh emiten yang
relatif kecil dan stabil meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang
mendukung
7. Defensive Stocks, saham yang tetap stabil dari suatu periode atau kondisi
yang tidak menentu dan resesi.

Saham Repo[sunting | sunting sumber]


Saham Repo adalah saham yang dijadikan jaminan pihak pemilik saham kepada pihak
pemberi pinjaman untuk mendapatkan dana pinjaman dengan perjanjian akan
melakukan pembelian kembali saham pada harga dan waktu yang telah disepakati.
Dana yang didapatkan oleh pihak pemilik saham biasanya hanya 50% dari harga
saham saat saham itu repo kepada pihak kedua. [10] Saham repo memiliki kemungkinan
bahaya gagal bayar seperti yang terjadi pada saham PT Trada Maritime Tbk (TRAM)
pada tahun 2014 lalu.[11]

Aplikasi[sunting | sunting sumber]
Masyarakat dapat membeli saham biasa di bursa efek dengan melalui broker.b
Di Indonesia, pembelian saham harus dilakukan atas kelipatan 100 lembar atau disebut
juga dengan 1 lot.[12] Saham pecahan (tidak bulat 100 lembar) bisa diperjualbelikan
secara over the counter.[12] Salah satu tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah
untuk mendapatkan keuntungan dengan cara:[3]

1. Meningkatkan nilai kapital.


2. Mendapatkan dividen.
Penawaran saham perusahaan kepada masyarakat pertama kali sebelum listing di
bursa dinamakan Initial Public Offering (IPO), sedangkan jika sudah terdaftar (listing)
dan perusahaan ingin menambah saham beredar dengan memberikan hak terlebih
dahulu kepada pemegang saham lama untuk membelinya dinamakan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau dikenal juga dengan sebutan Right Issue.
Beberapa perusahaan di Indonesia melakukan dual listing saham di Bursa Efek
Jakarta dan New York Stock Exchange. Saham yang diperjualbelikan di NYSE tersebut
biasa dikenal dengan American Depositary Receipt (ADR). Harga saham bisa naik
ataupun turun, seiring dengan situasi dan kondisi yang ada. Seperti saat krisis moneter
pada tanggal 15 September 1998, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga
merupakan barometer saham di Indonesia terpuruk hingga mencapai nilai 292,12 poin.
[13]
 Pada bulan September lalu, IHSG mencapai nilai terendah yaitu 254 poin. [13] Hal ini
menyebabkan saham-saham di dalam negeri menjadi under value.[13] Dalam periode
2002-2007, nilai IHSG telah pulih bahkan sudah beberapa kali memecahkan rekor.
Contohnya pada tahun 2006 dan tahun 2007 IHSG memposisikan dirinya sebagai salah
satu indeks yang memiliki kinerja terbaik dunia (peringkat 2 setelah China, mencapai
level 2.745,826 poin).[14] Pada tanggal 11 Desember 2007, IHSG mencapai level
2.810,262 poin sekaligus menorehkan sejarah sebagai level indeks tertinggi
sepanjang sejarah Indonesia.[14] Selain itu, IHSG mengalami peningkatan rata-rata
tahunan sebesar 42,18% sebagai pergerakan indeks tertinggi dibandingkan dengan
peningkatan indeks lainnya di Asia.[14]
Mekanisme perdagangan saham di Indonesia[sunting | sunting sumber]
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah investor harus menjadi nasabah pada
perusahaan efek dahulu.[15] Dalam hal ini dikenal dengan nama atau istilah perusahaan
sekuritas, yakni perusahaan yang menjadi perantara atau broker antara investor
dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam melakukan transaksi jual beli saham.
Saat ini, per tanggal 31 Maret 2018, ada 108 perusahaan sekuritas yang telah terdaftar
sebagai Anggota Bursa di BEI maupun di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dan setiap
investor berhak memilih perusahaan sekuritas mana saja yang menjadi partnernya
dalam berinvestasi di pasar saham.
Dan adapun mengenai jenisnya, di pasar saham dikenal dua istilah, yaitu:

1. Perusahaan Sekuritas 'Plat Merah atau BUMN'


2. Perusahaan Sekuritas Swasta
Khusus untuk jenis yang pertama adalah nama lain dari perusahaan sekuritas yang
dikelola oleh perusahaan pemerintah atau BUMN. Sedangkan yang kedua adalah yang
didirikan dan dikelola oleh perusahaan yang diluar dari usaha pemerintah.
Umumnya, investor membuka rekening dengan membayarkan deposit sejumlah Rp 25
juta, sementara yang lain mewajibkan sebesar Rp 15 juta dan seterusnya. [15] Jumlah
yang disetorkan bervariasi.[15] Pada dasarnya,batasan minimal atau jumlah nominal
membeli saham tidak ada tetapi di Bursa Efek Indonesia pembelian minimal 100 lembar
atau 1 (satu) lot, misalnya harga saham perusahaan XYZ senilai Rp100,00 maka dana
minimal yang dibutuhkan untuk membeli satu lot sama dengan Rp10.000,00 (100
lembar dikali Rp100,00).[15] Transaksi penjualan atau pembelian dapat dilakukan
pada hari bursa.[15]
Tempat perdagangan[sunting | sunting sumber]
Tempat lain untuk membeli saham selain IDX/Indonesia Stock Exchange (Indonesia),
yaitu Nasdaq/Nasdaq Stock Market (Amerika Serikat), NYSE/New York Stock
Exchange (New York), SEAQ/Stock Exchange Automated
Quotations ( London), Euronext (merger pasar saham antara negara Paris, Amsterdam,
dan Brussels), TSE/Tokyo Stock Exchange ( Tokyo), SGX/Singapore
Exchange (Singapura) dan tempat perdagangan lainnya (terdapat kurang lebih 69
tempat perdagangan/bursa saham di seluruh dunia). [16][17]

Jual kosong[sunting | sunting sumber]


Biasanya, hal pertama yang dilakukan oleh investor adalah membeli saham dan
kemudian menjualnya.[18] Dengan jual kosong (short selling), yang terjadi adalah
kebalikannya.[18] Pertama, saham dijual kemudian dibeli kembali. [18] Cara ini
memungkinkan investor mendapatkan keuntungan dari penurunan harga saham.
[18]
 Dilakukan dengan cara, investor meminjam suatu saham dari broker dan menjualnya.
[18]
 Selanjutnya, short-seller harus membeli saham yang sama untuk menggantikan
saham yang telah dipinjam.[18] Kegiatan ini disebut mengganti posisi kosong.[18]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Pemegang saham
 Bursa saham
 Pasar saham
 Intraday

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Abdul Azis Dahlan (et al), Ensiklopedia Hukum Islam, cetakan pertama,  (Jakarta, PT.
Ichtiar Baru Van Hoeve,1996) hal.1244
2. ^ Citra Puspa Permata, Muhammad Abdul Ghoni (2009).  "Peranan Pasar Modal Dalam
Perekonomian Negara Indonesia". Jurnal AkunStie.  5 (2): 56–58.
3. ^ Lompat ke:a b c Darmadji, Tjiptono; Hendy, M, Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia. 2001.
Indonesia. Salemba Empat. hal 8.
4. ^ Lompat ke:a b (Inggris) Dalton, M John. How The Stock Market Works. 3rd edition. 2001.
United States of America. NYIF. Hal 1.
5. ^ (Inggris)Brealey, A Richard; Stewart, C Myers; dan Alan, J Marcus. Fundamentals of
Corporate Finance. 5th ed. 2007. McGraw-Hill. Hal 144
6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari  versi asli  tanggal 2020-05-12. Diakses tanggal 2020-05-16.
7. ^ Lompat ke:a b c d (Inggris)Eugene, F Brigham; Louis, C Gapenski. Intermediate Financial
Management. 5th ed. 1996. United States of America. Dryden Press. hal 483
8. ^ Lompat ke:a b c (Inggris) Keown, J Arthur; et all. Financial Management. 10th edition. 2005.
United States of America. Pearson Internation Education. hal 256-267
9. ^ (Inggris)Eugene, F Brigham; Louis, C Gapenski. Intermediate Financial Management. 5th
ed. 1996. United States of America. Dryden Press. hal 495-496.
10. ^ "Pengertian, Tujuan dan Kenyataan tentang Saham Repo - Semua yang kita Tahu".
Diakses tanggal  2021-08-29.
11. ^ Hasniawati, Amailia Putri (2014-09-03). Cicilia, Sanny, ed. "Suspensi saham TRAM seret
sejumlah sekuritas".  Kontan.co.id. Diakses tanggal 2021-08-29.
12. ^ Lompat ke:a b Situs IDX Diarsipkan 2008-04-16 di Archive.is.diakses pada tangal 22 Mei
2010
13. ^ Lompat ke:a b c Situs Seasite: Reformasi Krisis Ekonomi. diakses pada tanggal 23 Mei 2010
14. ^ Lompat ke:a b c Situs Analis: Analisis Apa Itu Pengertian Saham dan Jenisnya serta IHSG.
diakses pada tanggal 31 Maret 2018
15. ^ Lompat ke:a b c d e Situs IDX: Mekanisme Perdagangan Diarsipkan 2010-05-23 di Wayback
Machine..diakses pada tanggal 28 Mei 2010
16. ^ (Inggris)Bodies Zvi. Alex Kane.and Alan J. Marcus.Investments.7th ed.2008.Singapore:
McGraw Hill.hal 74-76
17. ^ Situs Dmoz: Stocks and Bonds Exchanges Diarsipkan 2010-04-03 di Wayback
Machine..diakses pada tanggal 28 Mei 2010
18. ^ Lompat ke:a b c d e f g (Inggris) Bodies, Zvi; Alex, Kane; Alan, J Marcus. Investments. 7th ed.
2008. Singapore. McGraw Hill. hal 84

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


 Oldest Share - The oldest share in the world (Voc 1606)
 Martin Whitman, Third Avenue Value Fund Diarsipkan 2005-04-17
di Wayback Machine., in Third Avenue Funds Letters to Our Shareholders,
Q4, 2004.

Anda mungkin juga menyukai