Anda di halaman 1dari 30

Sistem Pengendalian

Internal Pemerintah
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004
TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA

Pasal 56 ayat (4) :


Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBD telah
diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP)

Pasal 58 ayat (1) dan (2) :


Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintah
mengatur dan menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di
lingkungan pemerintah secara menyeluruh. SPI ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah. 2
DASAR HUKUM
LANJUTAN ........
• Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
• Peraturan Presiden Nomor 192 tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan;
• Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas
Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi
Pengawasan Intern dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat;
• Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019.
PERBEDAAN SPI DAN
SPIP ????

SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)

SPIP adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh
di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)
PENGAWASAN INTERNAL

• Seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan


pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Bab I; Pasal1; ayat 3).
PENGAWASAN MELEKAT
VS
SPIP

6
LINES OF DEFENCE

External Auditor
APH 5
Independent & Objective
BPK 4 Assurance
I
(Internal Auditor)
N
APIP 3 T
Management Oversight
E
2 R
Manajemen Risiko dan
N
Internal Control
SPIP A
L
1 Sumber:
Association of Chartered Certified Accountants, UK: Four
Lines of Defence, (dimodifikasi)
Tujuan dan Unsur SPIP
Pasal 58 UU 1/2004 tentang Perbend. Paket UU Keuangan Negara
Negara
(1) Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi,
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, UU 17/2003 UU 1/2004 UU 15/2004
PENGATURAN SISTEM Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di
PENGENDALIAN INTERN lingkungan pemerintahan secara menyeluruh.
(2) Sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud PP 60/2008
pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.

Pasal 2 PP 60/2008 tentang SPIP


KEWAJIBAN (1) Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,
MELAKUKAN menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
PENGENDALIAN bupati/walikota wajib melakukan pengendalian
atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
INTERN (2) Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan berpedoman pada SPIP
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

KEWAJIBAN Perpres 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019:


MENCAPAI Buku II RPJMN Baba 1 Pengausutamaan dan Pembangunan
Lintas bidang, angka 1.1.2 Pengarusutamaan Tata Kelola yang
SUB
TARGET Baik UNSUR
Indikator: % jumlah K/L/D yang menerapkan SPIP
TINGKAT Sasaran 2019: 100%

MATURITAS SPIP Buku UU, Bab 7 Bidang Aparatur Negara, angka 7.2.2. sub
LEVEL 3 TAHUN bidang aparatur:
Indikator: Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Target
2019 2019: 3 dari skor 1-5

Pasal 59 PP 60/2008 tentang SPIP


(1) Pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 47 ayat (2) huruf b meliputi:
a. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
MANDAT KEPADA b. sosialisasi SPIP;
BPKP SELAKU c. pendidikan dan pelatihan SPIP;
PEMBINA SPIP d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan
e. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern
pemerintah.
(2) Pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh BPKP.
KARAKTERISTIK LEVEL MATURITAS SPIP
Menerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan Level 5
kegiatan. Pemantauan otomatis menggunakan aplikasi komputer Optimum

Ada praktik pengendalian internal yang efektif. Evaluasi formal Level 4


dan terdokumentasi. Terkelola & Terukur

Ada praktik pengendalian intern yg terdokumentasi dengan baik.


Evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang Level 3
memadai. Terdefinisi

Ada praktik pengendalian intern tapi tidak terdokumentasi dengan


Level 2
baik. Pelaksanaan tergantung pada individu dan belum melibatkan
semua unit organisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi Berkembang

Ada praktik pengendalian intern – ada kebijakan dan prosedur Target 2019
Level 1
tertulis, namun masih bersifat ad-hoc dan tidak terorganisasi
dengan baik. Tanpa komunikasi dan pemantauan Rintisan

Belum memiliki kebijakan dan prosedur Level 0


Belum Ada
UNSUR SUB UNSUR / FOKUS PENILAIAN SUBSTANSI PENGUJIAN LEVEL

Penegakan I ntegritas dan Etika Aturan Perilaku (Kode Etik) yg ditetapkan secara formal L5: OPTIMUM
Komitmen terhadap Kompetensi Standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi • Adanya
Ps. 4
Kepemimpinan yang Kondusif Kebijakan/prosedur Sistem Manajemen Kinerja pemantauan/
Lingkungan pengembangan
Struktur Organisasi yang Sesuai Kebutuhan SO beserta uraian tata laksananya sesuai UU berkelanjutan
Pengendalian Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab Prosedur pendelegasian wwnang yg dibuat scr formal
Kebijakan yang Sehat t entang Pembinaan SDM Kbijakan/aturan pembinaan SDM sejak rekrutmen sd. pemberhentian
L4: TERKELOLA &
TERUKUR
Peran APIP yang Efektif Piagam audit /jakwas/dokumen formal lainnya •Adanya evaluasi
Ps. 13 Hubungan Kerja yang Baik Kebijakan/prosedur mekanisme saling uji data formal, berkala dan
terdokumentasi
Penilaian Identifikasi Risiko Kebijakan/pedoman penilaian risiko (identifikasi risiko)
Risiko Analisis Risiko Kebijakan/pedoman penilaian risiko (analisis risiko) L3: TERDEFINISI
•Adanya implementasi
Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah Dokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin) kebijakan & prosedur ;
•Adanya Dokumentasi
Pembinaan Sumber Daya Manusia Kebijakan/SOP terkait pembinaan SDM
Maturitas Ps. 18 Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi Pengendalian umum & pengend. aplikasi sisinfo
Pengendalian Fisik atas Aset Pengendalian Fisik atas Aset
SPIP Kegiatan Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja Indikator kinerja utama (IKU) L2:BERKEMBANG
Adanya
Pengendalian Pemisahan Fungsi Pemisahan tanggung jawab dan tugas
Pengkomunikasian
Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting Aturan/pdmn otorisasi atas transaksi & kejadian penting Kebijakan & Prosedur
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu Pencatatan trans. & kejadian secara akurat & tepat wkt
Pembatasan Akses atas Sumber Daya Pembatasan akses atas sumber daya dan catatan
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya Pertanggungjawaban atas sumber daya dan catatan
Ps. 41 L1: RINTISAN
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern Dokumentasi atas implementasi SPI srta transaksi & kejadian penting
Adanya Kebijakan &
Informasi & Sarana Komunikasi Kebijakan / prosedur/pedoman infokom / kehumasan
Prosedur Tertulis
Komunikasi
Manajemen Sistem Informasi Kebijakan/ SOP/pedoman kom. internal & eksternal
Ps. 43 L0: BELUM ADA
Pemantauan Berkelanjutan Strategi/kebijakan/prosedur pemantauan berkelanjutan Belum Ada Kebijakan &
Pemantauan Prosedur Tertulis
Evaluasi Terpisah Kebijakan/pedoman/prosedur untuk evaluasi PI scr terpisah
Perspektif SPIP

AN
S

AN
TA

AN
RA
I

AN
AS

NG
VI

AT
PO
AM
ER
TI

UA

TA
LA
NG
EK

OP

KE
KE
PE
PE
EF

ET
AS
PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN

KEGIATAN 2
KEGIATAN 1
INFORMASI DAN KOMUNIKASI

UNIT B
KEGIATAN PENGENDALIAN

UNIT A
PENILAIAN RISIKO

LINGKUNGAN PENGENDALIAN
SUB-UNSUR
Ps. 4

Lingkungan 8 Lingkungan Pengendalian


SPIP Pengendalian

Ps. 13
Identifikasi Risiko
Penilaian Risiko
Analisis Risiko

Ps. 18

SPIP Kegiatan
11 Kegiatan Pengendalian
Pengendalian
Ps. 41

Informasi & Sarana Komunikasi


Komunikasi Sistem Informasi

Pemantauan Pemantauan Berkelanjutan


Pengendalian Evaluasi Terpisah
Intern
Ps. 43 Tindak Lanjut 12
TAHAPAN PEMBANGUNAN SPIP
1. Lingkungan Pengendalian
Kondisi dalam instansi pemerintah yang mempengaruhi efektivitas
pengendalian intern.
Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan dan memelihara Penegakan Integritas dan Etika
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan
kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern dalam lingkungan Komitmen terhadap Kompetensi
kerjanya.
Lingkungan pengendalian merupakan fondasi bagi efektifitas penerapan Kepemimpinan yang Kondusif
komponen SPIP lainnya.
Struktur Organisasi yang Sesuai
Lingkungan Kebutuhan
SPIP Pengendalian Pendelegasian Wewenang dan
Tanggung Jawab yang Tepat
Kebijakan yang Sehat tentang
Pembinaan SDM

Peran APIP yang Efektif

Hubungan Kerja yang Baik


2. Penilaian Risiko
Kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. Penilaian
risiko terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko.
Dalam penilaian risiko, pimpinan Instansi Pemerintah terlebih
dahulu menetapkan tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada
tingkat kegiatan dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.

Identifikasi Risiko

SPIP Penilaian Risiko

Analisis Risiko
Review atas Kinerja Instansi Pemerintah

3. Kegiatan Pengendalian Pembinaan Sumber Daya Manusia

Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi

Pengendalian Fisik atas Aset

Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja


Kegiatan
SPIP Pengendalian Pemisahan Fungsi

Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting

Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu
dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa
Pembatasan Akses atas Sumber Daya
tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif.
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya
Kegiatan pengendalian ditetapkan untuk membantu memastikan bahwa
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern
arahan pimpinan IP dilaksanakan dan membantu memastikan tindakan
yang perlu, telah dilakukan untuk meminimalkan risiko dalam mencapai
tujuan
4. Informasi dan Komunikasi

Sarana Komunikasi
SPIP Informasi &
Komunikasi
Manajemen Sistem Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat


digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau
informasi dengan menggunakan simbol atau lambang
tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk mendapatkan umpan balik.
5. Pemantauan Pengendalian Internal

Pemantauan Berkelanjutan

Pemantauan
SPIP Pengendalian Evaluasi Terpisah
Internal

Tindak Lanjut

Proses penilaian atas mutu kinerja sistem pengendalian intern dan


proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi
lainnya segera ditindaklanjuti. Pemantauan pengendalian intern
dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah,
dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.
INPRES NO 9 TAHUN 2014 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS SPI DAN KEANDALAN PENYELENGGARAAN FUNGSI PENGAWASAN INTERN DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Instruksi kepada: Para Menteri Kabinet Kerja, Sekkab, Kapolri, Jagung, Panglima TNI, Ka LPNK,
Pimpinan Set Lem Neg, Para Gubernur, Para Bupati/Walikota

PERTAMA: Mempercepat efektivitas penerapan sistem pengendalian intern pemerintah dalam pengelolaan
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional sesuai lingkup tugas dan fungsi masing-masing

KEDUA: Mengintensifkan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah di lingkungan masing-masing


dalam rangka meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional serta
meningkatkan upaya pencegahan korupsi

KETIGA: Menugaskan Ka BPKP untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan


penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/daerah, meliputi:
Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai; pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Instansi Pemerintah, Badan
Hukum lain, dan Wajib Bayar; pengelolaan Pendapatan Asli Daerah; pemanfaatan aset negara/daerah; program/kegiatan strategis di bidang kemaritiman,
ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan; pembiayaan pembangunan nasional/daerah; evaluasi terhadap penerapan
sistem pengendalian intern dan sistem pengendalian kecurangan yang dapat mencegah, mendeteksi, dan menangkal korupsi; audit investigatif terhadap
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang efektif; audit dalam rangka
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah dan pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundangan.

KEEMPAT: Bersinergi, berkoordinasi, dan memberikan akses kepada Kepala BPKP


untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada diktum KETIGA.
SPIP yang Efektif pada Seluruh Tahapan Proses Manajemen/
Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah

Peru-musan
Kebijakan

Moni-toring Perencanaa
dan Evaluasi n
AKUNTABILITAS WILAYAH TERTIB
KEUANGAN ADMINISTRASI WTA

PENGELOLAAN GOOD GOVERNANCE


WAJAR TANPA & CLEAN
KEUANGAN NEGARA Pengang- PENGECUALIAN
WTP
Pelapo-ran GOVERNMENT
garan

AKUNTABILITAS WILAYAH
KINERJA BEBAS WBK
KORUPSI
Panata- Pelaksana-
usahaan an Anggaran

20
Proses SPIP

Monitoring dan Analisis


Evaluasi Hasil Tujuan
Revisi

Perumusan
Pengomunikasian
Lingkungan
Revisi Pengendalian Pengendalian yang
Diharapkan

Revisi atas Analisa


Kebijakan dan Risiko
Prosedur
Evaluasi
Pengendalian
Terpasang

Rencana Tindak
Pengendalian Intern
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
PEMERINTAHAN
SEBAGAI AGENT OF CULTURE

Menjaring SDM
SPIP Membentuk built in
control atau yang capable dan Budaya pengendalian
berintegritas intern melalui awareness
SEBAGAI pengawasan by terhadap risiko
system
CULTURE (1)
(2)

MEMBUDAYAKAN SPI

Meningkatkan
kualitas proses Pembinaan
Kondisi tersebut pengawasan penyelenggaraan SPI
dipertahankan sehingga SPI bekerja secara (4)
tercipta “Internal control otomatis melakukan (3)
culture”, sehingga SPI fungsi pengawasan
menjadi bagian dari budaya
GOOD GOVERNANCE
AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
Efektifitas &
Efisiensi Keandalan Pengamanan Ketaatan Thd
Penyeliaan Lap Keu Aset Negara Peraturan
Pemrthn Per UU an

CSA LINGKUNGAN PENILAIAN KEGIATAN INFORMASI & PEMANTAUAN


PENGENDALIAN RISIKO PENGENDALIAN KOMUNIKASI PI

TAHAPAN IMPLEMENTASI SPIP


PEMAHAMAN PEMETAAN NORMING FORMING PEMANTAUAN &EVALUASI

FAKTOR KUNCI
KEBERHASILAN
K/L/ BPKP
PEMDA EKSTERNAL INTERNAL
IMPLEMENTASI PEMBINAAN PENYELGR.
KOORDINASI SDM SPIP
SPIP
BAPPENAS, DEPKEU, DANA 1. PENYUSUNAN PEDOMAN
MENPAN, DEPDAGRI, SARPRAS 2. SOSIALISASI
BPK, MULTIMEDIA 3. PENDIDIKAN & PELATIHAN
ACTION 4. BIMBINGAN & KONSULTASI
BPKP
PLAN 5. PENINGKATAN KOMPETENSI
APIP
TAHUN
T1 2TA3 3 4 5
DAFTAR SKPD/UNIT KERJA

1) Badan Kepegawaian Daerah


2) Bagian Organisasi
3) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
6) Inspektorat Kabupaten
7) Dinas Pendidikan
8) Dinas Kesehatan
9) Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya
10)Dinas Bina Marga
11) Dinas Pekerjaan Umum dan Sumberdaya Air
12)Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 24

13)Dan lain sebagainya


HASIL PENILAIAN KEMBALI MATURITAS
SPIP
PEMERINTAH KABUPATEN “X” Hasil Validasi
Skor
No Unsur-unsur SPIP Tingkat
Awal Bobot Skor Akhir
Maturitas

1 Kegiatan Lingkungan Pengendalian 0,9750 3,3750 30% 1,0125


2 Kegiatan Penilaian Risiko 0,2000 2,5000 20% 0,5000
3 Kegiatan Pengendalian 0,8864 3,4545 25% 0,8636
4 Kegiatan Informasi dan Komunikasi 0,3000 3,0000 10% 0,3000
5 Kegiatan Pemantauan 0,4500 3,0000 15% 0,4500
Jumlah 2,8114 100% 3,1261

LEVEL 3
(TERDEFINISI)
RINCIAN HASIL PENILAIAN KEMBALI MATURITAS SPIP
PEMERINTAH KABUPATEN “X”

Fokus Penilaian pada Entitas Bobot Nilai Nilai Nilai


No
dan Kegiatan Pokok (%) Awal ReAss Tertimbang
1.   Unsur Lingkungan Pengendalian      
  a Penegakan Integritas dan Penegakan Etika 3,75 3 3 0,1125
  b Komitmen Terhadap Kompetensi 3,75 3 3 0,1125
  c Kepemimpinan yang Kondusif 3,75 4 3 0,1125
  d Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan 3,75 4 4 0,1500
  e Delegasi Wewenang dan Tanggung Jawab 3,75 3 4 0,1500
  f Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat
tentang Pembinaan SDM 3 3 0,1125
3,75
  g Peran APIP Terhadap Efektivitas SPIP 3,75 3 3 0,1125
  h Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi
Pemerintah Terkait 3 4 0,1500
3,75
2.   Penilaian Risiko    
  a Identifikasi Risiko 10 1 3 0,3000

  b Analisis Risiko 10 1 2 0,2000


Fokus Penilaian pada Entitas Bobot
Nilai Nilai Re
No Nilai
Awal Ass
dan Kegiatan Pokok (%) Tertimbang
3.   Unsur Kegiatan Pengendalian    
  a Reviu Kinerja 2,27 3 4 0,0909
  b Pembinaan SDM 2,27 3 3 0,0682
  c Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi 3 3 0,0682
2,27
  d Pengendalian Fisik atas Aset 2,27 4 4 0,0909
  e Penetapan dan Reviu Indikator Kinerja 2,27 4 4 0,0909
  f Pemisahan Fungsi 2,27 4 3 0,0682
  g Otorisasi Transaksi 2,27 4 3 0,0682
  h Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu 2,27 4 4 0,0909
  i Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Catatan 3 3 0,0682
2,27
  j Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya 2,27 4 4 0,0909
  k Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian
Intern (SPI) serta transaksi dan kejadian penting
2,27 3 3 0,0682
4.   Unsur Informasi dan Komunikasi    
  a Informasi yang Relevan 5 3 3 0,1500
  b Komunikasi yang Efektif 5 3 3 0,1500
5.   Unsur Pemantauan  
  a Pemantauan Berkelanjutan 7,5 3 3 0,2250
  b Evaluasi Terpisah 7,5 3 3 0,2250
    Jumlah Skor 100 3,1261
NILAI MATURITAS SPIP
SEBESAR 3,1261
Maturitas SPIP pada level terdefinisi mengandung makna bahwa Pemerintah
Kabupaten “X” telah memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian yang
telah dikomunikasikan secara memadai, diimplementasikan dalam
pelaksanaan kegiatan, namun belum sepenuhnya dilakukan evaluasi dan
pemantauan secara berkala sehubungan dengan perubahan lingkungan
internal dan eksternal.

28
SARAN KE TARAF
“TERKELOLA DAN “TERUKUR”
a. Kepala Badan Kepegawaian Daerah:
1) Menyusun dan mensosialisasikan aturan perilaku termasuk untuk jabatan fungsional lingkup Pemerintah Kabupaten “X”;
2) Memetakan kebutuhan, kecukupan dan kompetensi pegawai pada masing-masing OPD;
3) Menyusun aturan kebijakan/prosedur pembinaan SDM.
b. Inspektur Kabupaten:
1) Menyusun pedoman atau petunjuk teknis penugasan;
2) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM dalam menunjang peran dan penugasan/peningkatan Kapabilitas APIP;
c. Melakukan pendampingan, pemantauan dan evaluasi efektivitas sistem pengendalian intern, penilaian mandiri maturitas SPIP
dan penilaian risiko. Inspektur Kabupaten:
1) Menyusun pedoman atau petunjuk teknis penugasan;
2) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM dalam menunjang peran dan penugasan/peningkatan Kapabilitas APIP;
3) Melakukan pendampingan, pemantauan dan evaluasi efektivitas sistem pengendalian intern, penilaian mandiri maturitas
SPIP dan penilaian risiko.
30

Anda mungkin juga menyukai