PEMERIKSAAN KINERJA
Badan Diklat PKN BPK RI
Balai Diklat BPJS Ciawi
November 2019
1
SEMANGAT PAGI
SALAM KENAL
Nama Saya Iwan Novarian
• Widyaiswara (Trainer) pada Badan Diklat PKN BPK RI
• Head of Section BPK RI Central Borneo Province 2011-
2012
• Supervisor Audit BPK RI at Lamandau, Sukamara dan
Kota Palangkaraya 2011
• Senior Team Leader BPK RI at Central Borneo
Province, Kemenpan RB, BPN, Krakatau Steel,
Pertamina, SKK Migas, PLN, Dahana (Persero) 2003 -
2010
• Audit Benchmark and comparative study di Kantor
Audit South Africa tahun 2012
• Fasilitator Performance Audit Republic of Laos 2017
• Kontak
• 0852 1743 1572
• Iwan.novarian@yahoo.com
Set a Goal, Workin’ Smart, Workin’ Hard, Keep Humble n Stay Cool2
Tujuan pembelajaran
• Peserta mampu menyusun program kerja
audit dalam perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan audit kinerja sesuai harapan
pimpinan dan organisasi
3
Indikator Keberhasilan
• Peserta dapat memahami dan menjelaskan
konsep Audit Kinerja
• Peserta Dapat Mengimplementasikan Audit
Kinerja di Lingkungan Entitasnya sesuai
Tahapan Perencanaan, Pelaksanaan,
Pelaporan, dan Tindak lanjutnya.
4
AGENDA PEMBELAJARAN
5
GAMBARAN UMUM AUDIT KINERJA
PERKENALAN DAN PENDAHULUAN
(H1)
6
APA TUJUAN DAN FUNGSI AUDIT
KINERJA?
Memberi keyakinan
Menemukan
atas baiknya
koruptor?
manajemen?
JUKLAK
UUD 1945 UU 15 2004 SPKN 2017 PEMERIKSAAN
KINERJA BPK
12
Model Kematangan
Organisasi SAI
13
Source: Capacity Building in SAI written by members of the Capacity Building Sub-committee 1 chaired by the UK National Audit
Office. Edition 1 was published in November 2007.
STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
SPKN 2017
14
15
1. Pengguna SPKN
16
PENGGUNA SPKN (UU 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara)
Pasal 3
(1) Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan BPK meliputi
seluruh unsur keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 UU 17 Tahun 2003 tentang
keuangan Negara
(2) dalam hal pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan ketentuan undang-undang,
laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada BPK dan dipublikasikan
Penjelasan Pasal 3 (2)
penyampaian laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat ini diperlukan agar BPK dapat
melakukan evaluasi pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik dan evaluasi tersebut
selanjutnya disampaikan oleh BPK kepada lembaga perwakilan, sehingga dapat ditindaklanjuti sesuai
dengan kewenangannya.
Pasal 5
(1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan
(2) standar pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh BPK, setelah berkonsultasi
dengan pemerintah.
17
PENGGUNA SPKN
Pasal 9 (3)
dalam melaksnaakan tugas pemeriksaannya, BPK dapat menggunakan pemeriksa dan/
atau tenaga ahl;I dari luar BPK yang bekerja untuk dan atas anma BPK.
18
memberikan kesimpulan atas aspek
ekonomi, efisiensi dan/atau efektivitas untuk memberikan kesimpulan
untuk memberikan opini atas pengelolaan keuangan negara, serta sesuai dengan tujuan
kewajaran laporan keuangan memberikan rekomendasi untuk
pemeriksaan yang ditetapkan
memperbaiki aspek tersebut
19
EX. 1.1
Bagaimana Dengan Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah?
• Diskusikan dengan rekan semeja anda:
• Waktu 25 Menit
– Audit atau Evaluasi Kinerja?
– Alasan Audit Kinerja?
– Dasar Pelaksanaan Audit kinerja?
– Standar Audit Kinerja ?
– Bagaimana caranya/prosedurnys?
– Contohnya?
– LAINNYA...Jika ada
• Tuangkan Dalam Flipchart dan Presentasikan
20
SEKILAS SPIP DAN APIP
21
GARIS PERTAHANAN PENGENDALIAN INTERNAL
PEMERINTAH
APH 5
External Auditor
Sumber:
1 Association of Chartered Certified Accountants, UK: Four
Lines of Defence, (dimodifikasi)
22
LANDASAN HUKUM, TUJUAN, DAN
UNSUR SPIP
Pasal 58 UU 1/2004 tentang Perbend. Paket UU Keuangan Negara
Negara
(1) Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi,
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, UU
Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan
UU UU 1/2004
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di 17/2003 15/2004
PENGATURAN SISTEM lingkungan pemerintahan secara menyeluruh.
(2) Sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud
PENGENDALIAN INTERN pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
PP 60/2008
Penegakan I ntegritas dan Etika Aturan Perilaku (Kode Etik) yg ditetapkan secara formal L5: OPTIMUM
• Adanya pemantauan/
Komitmen terhadap Kompetensi Standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi pengembangan
Ps. 4
Kepemimpinan yang Kondusif Kebijakan/prosedur Sistem Manajemen Kinerja berkelanjutan
Lingkungan Struktur Organisasi yang Sesuai Kebutuhan SO beserta uraian tata laksananya sesuai UU
Pengendalian Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab Prosedur pendelegasian wwnang yg dibuat scr formal
L4: TERKELOLA &
Kebijakan yang Sehat t entang Pembinaan SDM Kbijakan/aturan pembinaan SDM sejak rekrutmen sd. pemberhentian TERUKUR
Peran APIP yang Efektif •Adanya evaluasi
Piagam audit /jakwas/dokumen formal lainnya
formal, berkala dan
Ps. 13 Hubungan Kerja yang Baik Kebijakan/prosedur mekanisme saling uji data terdokumentasi
RPJMN 2015-2019
Risiko Pencegahan
•Terlambat
• Penyerapan Rendah
SOLUSI • KKN
.Tidak Efektif
PENYELESAI
AN MASALAH KESEJAHTERAAN
RAKYAT
BANGSA Nawa PROGRAM/ PROYEK
Cita PEMBANGUNAN
AKUNTABILITAS
KEUANGAN DAN
KINERJA
APIP BPK
RESPON/
MITIGASI Penguatan SPIP Penguatan
Kapabilitas APIP
RISIKO
25
TARGET MATURITAS LEVEL SPIP
BILATERAL MEETING DENGAN BAPPENAS Maret
RPJMN 2015-2019 2016
Kondisi 2015
L0 L1 L2 L3 Blm
K/L 0 0 0 2 84
Prov 0 1 4 0 29
Kab/Kota 5 54 34 2 413
Level 5
Menerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan
kegiatan. Pemantauan otomatis menggunakan aplikasi komputer Optimum
Level 4
Ada praktik pengendalian internal yang efektif. Evaluasi formal dan Terkelola & Terukur
terdokumentasi.
Level 3
Ada praktik pengendalian intern yg terdokumentasi dengan baik. Evaluasi atas
pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai. Terdefinisi
Ada praktik pengendalian intern tapi tidak terdokumentasi dengan baik. Level 2 Target 2019
Pelaksanaan tergantung pada individu dan belum melibatkan semua unit Berkembang
organisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi
Ada praktik pengendalian intern – ada kebijakan dan prosedur tertulis, Level 1
namun masih bersifat ad-hoc dan tidak terorganisasi dengan baik. Tanpa Rintisan
komunikasi dan pemantauan
27
LEVEL 5
TINGKATAN OUTCOME LEVEL APIP
APIP menjadi agen perubahan
Optimizing
Target L3 Target L3
2017 2019
KL 86 38% 33 85% 73
Target Tahun 2019
Level 3
PROV 34 40% 14 85% 28
KAB
KOTA
508 30% 152 70% 356
29
Performance Organizational
Services and Role Governance
INTERNAL AUDIT –
People Management Professional Practices Management and Relationships and
of IA Structures
Accountability Culture
IA Contributes to
Management Independent
Integration of
Overall Assurance Development Audit Strategy Oversight of the IA
Qualitative and CAE Advises and
Level 4 – on Governance, Leverages Activity
Quantitative Influences Top-
Managed Risk Management, IA Activity Supports Organization’s
Performance Level Management
and Control Professional Bodies Management of Risk CAE Reports to Top-
Measures
level Authority
Workforce Planning
Ad hoc and unstructured; isolated single audits or reviews of documents and transactions for accuracy and compliance; outputs dependent upon
Level 1 - the skills of specific individuals holding the position; no spesific professional practices established other than those provided by professonal
Initial associations; funding approved by management, as needed; absence of infrastructure; auditors likely part of a larger organizational unit; no
established capabilities; therefore, no spesific key process areas
Jadi apa sih audit kinerja itu??
31
PEMERIKSAAN KINERJA
PA: Suatu
pemeriksaan yg
independen atas
VFM: suatu proses penilaian
PK: Pemeriksaan efisiensi &
atas bukti2
atas pengelolaan efektivitas kegiatan,
yg tersedia utk menghasilkan
keuangan negara yg program,
suatu pndpt secara luas
terdiri atas & organisasi
mengenai
pemeriksaan aspek pemerintah, dgn
bgmn entitas menggunakan
ekonomi-efisiensi- memperhatikan
sumber daya secara ekonomis,
efektivitas. aspek ekonomi, dgn
efektif, & efisien.
tujuan uk
mendorong ke arah
perbaikan.
33
PENGERTIAN PK - 2
PA: engagements that provide PA: A review or examination PK: penilaian terhadap
assurance or conclusions of any aspect of the aspek ekonomi, efisiensi
based on an evaluation of operations of a person or dan efektivitas atas suatu
sufficient, appropriate evidence
body. The aim of a program/kegiatan/organisas
against stated criteria, so that
management and those performance audit is to i yang dilakukan oleh pihak
charged with governance and examine the economy, yang independen dengan
oversight can use the efficiency and effectiveness tujuan memperbaiki kinerja.
information to improve program of the operations of
performance and operations, government administration
reduce costs, facilitate decision and to recommend ways in
making by parties with which these may be
responsibility to oversee or
improved.
initiate corrective action, and
contribute to public
accountability.
34
KESIMPULAN PENGERTIAN AUDKIN
35
TUJUAN
PEMERIKSAAN KINERJA
2. Melakukan analisis
atas validitas &
1. Penilaian aspek 3E reliabilitas sistem
pelaksanaan pengukuran kinerja
program/kebijakan atau laporan kinerja
pemerintah yg dibuat oleh
pemerintah
Orientasi Urusan operasional Urusan keuangan dlm Urusan keuangan atau non
kegiatan/program, ysl, periode yg sdh lampau keuangan yg sdh lampau
sekarang & yad
Dasar Ekonomi, ilmu politik, Akuntansi & hukum Ekonomi, ilmu hukum, ilmu
Akademis ilmu sosial, dsb. politik, ilmu sosial, dsb
39
PERBEDAAN PK,
KEUANGAN & PDTT - 2
Aspek Pemeriksaan Kinerja Pemeriksaan PDTT
Keuangan
Kriteria Spesifik utk stp penugasan Prinsip akuntansi yg Spesifik utk stp
berlaku umum penugasan
Laporan Hasil • Struktur & isi laporan • Bentuk laporan • Bentuk laporan tergtg
Pemeriksaan bervariasi terstandarisasi pd jenis pemeriksaan
• Dipublikasikan secara dk • Dipublikasikan secara • Dipublikasikan secara
tetap (ad hoc basis) berkala tdk tetap (ad hoc
basis)
40
FINANCIAL AUDITOR VS
PERFORMANCE AUDITOR
Financial Performance
Auditor Auditor
KONSEP 3E
DALAM PEMERIKSAAN KINERJA
42
Ex. 1.2.
Pengukuran 3 E
• Waktu 10 Menit Secara Individu
– Pilih dan Tentukan Program, Kegiatan, OPD , Pelayanan Publik
yang di lingkungan Pemprov. Sulawesi Tengah
– Tetapkan ukuran/indikator Efektifitas, Ekonomis, dan Efisiensi
dari Aktifitas/Layanan tersebut.
• Waktu 15 menit dengan kelompok 1 meja
– Diskusikan tugas dan ukuran 3E tersebut kepada rekan satu
meja.
– Pilih salah satu untuk di jadikan Obyek kelompok.
– Tuangkan Obyek terpilih dalam 1 lembar flipchart dengan
menarik.
– Presentasikan di depan kelas
43
KONSEP 3E - 1
Biaya
Input Proses Output Outcome
Input
44
KONSEP 3E - 2
Ekonomis
MESIN TOKO B TOKO C Jika entitas membeli di toko B maka dikatakan
A (merk, RP200 Juta Rp180 Juta
entitas tersebut telah melakukan pemborosan
kualitas atau ketidakekonomian sebesar Rp20.000.000.
sama)
Efisiensi
METODE MATERIAL JAM KERJA KELUARAN
Metode 1 lebih efisien dari cara 2 dan 3. Karena
1 5 ton 3,85 jam 400 unit rasio input dan output (i/o) pada cara 1, lebih
2 6 ton 3,90 jam 400 unit kecil dibandingkan dengan rasio input dan output
3 7 ton 4,00 jam 400 unit (i/o) pada metode 2 dan metode 3.
Efektifitas
Keterangan Bus A Bus B
Biaya operasi Rp1 Miliar Rp1 Miliar
Km yg 250.000 Km 225.000 Km Penggunaan bus B lebih efektif, meskipun tidak
dilayani lebih efisien.
Penurunan 10% 30%
tingkat
kemacetan (T)
45
OUTPUT & OUTCOME
Program Busway
Output: Outcome:
- Jml Km pelayanan bus - Dampak positif: Kelancaran
lalu lintas, penurunan emisi
- Jml penumpang yg dilayani CO2
- Tersedianya sarana - Dampak negatif:
angkutan umum yg nyaman, Penghasilan pengemudi &
aman & tepat waktu pengusaha angkutan yg
dilewati jalur busway turun
46
FAKTOR-FAKTOR PEMERIKSAAN
DAN PENGUKURAN ASPEK EKONOMIS
47
PEMERIKSAAN DAN
PENGUKURAN ASPEK EFISIENSI
48
PEMERIKSAAN DAN
PENGUKURAN ASPEK EFEKTIFITAS
50
What about Tomorow?
• Q and A
• Todays Lesson learned to all of Us
• Idea for tomorow?
51
52
Review Day1
• Mengapa BPK melakukan Audit Kinerja?
• Audit dan Evaluasi Kinerja APIP
• Evaluasi Input Audit Kinerja
• Aspek 3E
53
KUALIFIKASI DAN
PERSIAPAN SDM AUDIT KINERJA
Penugasan staf yg mempunyai keahlian
& pengetahuan yg memadai ttg
pekerjaan yg akan dilakukan
2. Pemilihan pemeriksa > mempunyai pendidikan formal yg cukup & keahlian lainnya
spt analisis, kreativitas, komunikasi (lisan/tulisan), pemahaman pengelolaan
manajemen; selalu memperoleh pendidikan profesional berkelanjutan utk ilmu yg
mutakhir
55
PENDEKATAN AUDIT
KINERJA -1
Pendekatan Hasil
(Result-oriented
Approach),
yaitu menilai apakah tujuan
telah tercapai atau program
dan jasa telah dicapai
sesuai yang diharapkan.
Pendekatan
Masalah
(Problem-oriented Pendekatan Sistem
Approach), (System-oriented
Approach),
yaitu menilai, mem
verifikasi, dan yaitu menilai apakah
menganalisis fungsi sistem
penyebab suatu manajemen berjalan
permasalahan atau dengan baik.
penyimpangan dari
kriteria yang telah 56
ditetapkan.
PENDEKATAN
AUDIT KINERJA -2
Pemeriksa dapat memilih salah satu, kombinasi dua atau semua pendekatan
pendekatan pemeriksaan. Setiap hal pokok membutuhkan pendekatan yang
berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing dan tidak ada suatu standar
yang baku.
Pendekatan pemeriksaan menentukan sifat pengujian atau desain pemeriksaan
yang akan dilakukan. Pendekatan pemeriksaan merupakan hubungan antara
tujuan pemeriksaan, kriteria pemeriksaan, dan pengumpulan bukti
pemeriksaan. Pendekatan pemeriksaan juga dapat menentukan pengetahuan,
informasi dan data, serta prosedur pemeriksaan yang dibutuhkan dan
menganalisisnya.
58
METODELOGI
AUDIT KINERJA
59
PENENTUAN
TOPIK AUDIT
Penentuan topik pemeriksaan, merupakan proses pemilihan topik-topik potensial
dengan mempertimbangkan beberapa faktor pemilihan berdasarkan pertimbangan
profesional pemeriksa, dengan harapan agar topik yang diperiksa merupakan topik
yang memberikan dampak signifikan bagi perbaikan kinerja entitas sehingga akan
meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat.
60
PENENTUAN
TOPIK AUDIT - 2
Beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan dalam
memilih topik pemeriksaan adalah sebagai berikut.
1. Materialitas keuangan
2. Kepentingan masyarakat/publik
3. Kepentingan politik
4. Permasalahan atas topik yang akan diperiksa
5. Dampak terhadap lingkungan
6. Auditabilitas
1. Pemahaman awal atas hal pokok yang diperiksa. Hal ini dilakukan dengan terlebih
dahulu membentuk Tim Perencanaan Pemeriksaan (TPP) yang bertujuan untuk
menyusun Laporan Hasil Perencanaan Pemeriksaan (LHPP);
2. Penyusunan Program Pemeriksaan (P2) Pendahuluan berdasarkan LHPP yang telah
disusun sebelumnya;
3. Pelaksanaan pemeriksaan pendahuluan akan menghasilkan LHP pendahuluan. Hasil
pemeriksaan pendahuluan ini memiliki 2 (dua) kemungkinan:
a. Apabila masalah yang diperiksa dinilai tidak layak diperiksa lebih dalam (tidak
dilanjutkan ke tahap pemeriksaan terinci), maka tahap penyusunan LHP
Pendahuluan merupakan langkah terakhir dalam proses perencanaan;
b. Apabila masalah yang diperiksa dinilai layak diperiksa lebih dalam melalui
pemeriksaan terinci, pemeriksa selanjutnya menyusun P2 Terinci;
4. Penyusunan P2 Terinci.
64
TAHAPAN
PERENCANAAN
65
PEMAHAMAN
AWAL
• Pemahaman awal atas objek pemeriksaan/hal pokok
dilakukan sebelum pemeriksaan pendahuluan dengan
maksud untuk memahami hal-hal mendasar tentang hal
pokok seperti definisi, fungsi, tujuan, entitas, peraturan-
peraturan terkait, dan kebijakan yang mendasari sehingga
dapat menyusun program pemeriksaan pendahuluan.
66
PROGRAM AUDIT
PENDAHULUAN
67
AUDIT
PENDAHULUAN
68
PEMAHAMAN
ENTITAS
Untuk memahami keg. pokok, proses bisnis, isu &
permasalahan yang dihadapi, peraturan yg terkait dgn
entitas/keg./prog. yang diperiksa termsuk juga isu lingkungan
hidup & data umum entitas lainnya
Pemahaman entitas dpt Tujuan dari keg. pemahaman
membantu pemeriksa dlm entitas adalah:
hal: • memperoleh data, informasi,
• penentuan arah PK serta latar blkg
• penaksiran risiko & entitas/prog./keg. & fungsi
identifikasi masalah pelayanan publik yg
pemeriksaan yg signifikan diperiksa mengenai hal2 yg
• perencanaan pem. yg berhub. dgn input, proses,
matang sehingga output, serta outcome
pelaksanaan pem. dpt • mengidentifikasi masalah2
dilakukan scr efisien & yg ada dlm entitas/keg./prog.
efektif yg akan diperiksa
69
MENGAPA PERLU
PEMAHAMAN ENTITAS?
Struktur organisasi;
INPUT YANG Hasil pemeriksaan
DIPERLUKAN sebelumnya;
(2) Hasil liputan media
massa dan penelaahan
informasi dari internet yang terkait dengan
program/ kegiatan yang diperiksa ;
Hasil evaluasi atas
program/kegiatan yang
dilakukan oleh pemeriksa intern;
Laporan kinerja atas
program/kegiatan yang
diperiksa.
LANGKAH PEMAHAMAN ENTITAS &
PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH (3)
Tujuan penentuan area kunci adalah agar pemeriksa dapat menentukan hal pokok yang
menjadi fokus pemeriksaan, sehingga pemeriksa dapat mengalokasikan sumber daya
pemeriksaan secara tepat pada area yang dipilih.
77
AREA KUNCI
Faktor pemilihan tersebut dapat terdiri dari beberapa faktor berikut:
1) risiko manajemen, yaitu risiko yang dihadapi oleh manajemen terkait pencapaian aspek ekonomi,
efisiensi dan efektivitas. Penilaian risiko manajemen juga perlu mempertimbangkan sistem
pengendalian internal (SPI) entitas. Hal ini dikarenakan pengendalian yang lemah atas suatu
entitas/program/kegiatan akan mengakibatkan pencapaian tujuan terkait aspek ekonomi, efisiensi
dan efektivitas semakin sulit.
2) signifikansi suatu program, yaitu penilaian apakah suatu kegiatan dalam suatu area pemeriksaan
secara komparatif mempunyai pengaruh yang besar terhadap kegiatan lainnya dalam objek
pemeriksaan secara keseluruhan. Beberapa unsur yang dipertimbangkan untuk menentukan
signifikansi antara lain:
3) dampak pemeriksaan, yaitu besarnya perbaikan dan manfaat yang dapat diberikan melalui
pemeriksaan yang dilakukan atas area yang akan diperiksa, yang antara lain berupa perbaikan
terhadap 3E; peningkatan kualitas pelayanan publik; atau peningkatan akuntabilitas.
4) auditabilitas berhubungan dengan kelayakan suatu area untuk dapat diperiksa. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh faktor internal seperti kapasitas sumber daya pemeriksa, ataupun faktor eksternal
seperti kemudahan akses untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat.
Pemeriksa selanjutnya melakukan pembobotan terhadap faktor pemilihan dengan menggunakan
pertimbangan profesional. Bobot yang dapat digunakan sebagai berikut:
bobot 1 untuk nilai yang rendah;
bobot 2 untuk nilai sedang; dan
bobot 3 untuk nilai tinggi.
Berdasarkan hasil pembobotan tersebut, pemeriksa dapat menyusun urutan prioritas dari masing-masing
78
area potensial.
AREA KUNCI
Beberapa unsur yang dipertimbangkan untuk menentukan signifikansi antara
lain:
a. Materialitas keuangan, Materialitas keuangan didasarkan atas penilaian
terhadap aset yang dikuasai, jumlah anggaran penerimaan dan pengeluaran
yang dikelola oleh entitas yang diperiksa.
b. Faktor kritis keberhasilan (critical success factor), Faktor kritis keberhasilan
merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu
entitas/program/kegiatan.
c. Visibilitas, Visibilitas merupakan penilaian apakah suatu area menjadi
perhatian/sorotan lembaga perwakilan dan/atau masyarakat. Umumnya, suatu
area memiliki visibilitas yang tinggi merupakan area yang akan berdampak
signifikan bagi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
79
RIAS
No Area/Permasal Risiko JumlahI Auditabil Signifika Jumlah
ahan Manajem mpact itas nsi
en
1 Farmasi 5 4 3 2 14
2 Rawat Inap 3 2 4 3 12
3 UGD 4 3 5 5 17
80
TUJUAN
PEMERIKSAAN
Pemeriksa harus menetapkan tujuan pemeriksaan secara jelas yang berhubungan dengan
prinsip ekonomi, efisiensi dan/atau efektivitas.
Tujuan pemeriksaan yang disusun secara jelas akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membantu pemeriksa mengidentifikasi hal pokok yang akan diperiksa, sehingga
pemeriksaan akan menjadi lebih fokus dan terarah.
2. Memberikan informasi yang cukup kepada entitas yang diperiksa dan pemangku
kepentingan lainnya mengenai fokus pemeriksaan.
3. Memperjelas pertanyaan pemeriksaan yang akan dijawab melalui pelaksanaan
pemeriksaan.
4. Memudahkan pemeriksa dalam pengembangan desain pemeriksaan yang logis.
5. Memfokuskan pemeriksa dalam mengumpulkan bukti pemeriksaan.
6. Mencegah tim pemeriksa dari melakukan suatu pekerjaan pemeriksaan yang tidak
diperlukan atau terlalu ambisius.
7. Memudahkan pemeriksa untuk dapat menyatakan kesimpulan pemeriksaan.
8. Menjadi tolok ukur saat dilakukannya quality assurance atas pemeriksaan kinerja yang
dilakukan.
81
TUJUAN
PEMERIKSAAN
Tujuan Pemeriksaan Pendekatan Yang
Dapat Digunakan
Menilai sistem pengelolaan program penyediaan air minum Pendekatan Sistem
pedesaan.
Menilai efektivitas sistem pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) pada Dinas Pendapatan
Kabupaten “ABC”.
82
TUJUAN
PEMERIKSAAN
Latar Belakang Desain Tujuan Pemeriksaan
Tingginya tingkat korupsi di Indonesia membuat Menilai efektivitas pengelolaan fungsi
DPR menaruh perhatian yang besar kepada penindakan tindak pidana korupsi pada
kinerja KPK dalam melakukan pemberantasan KPK.
korupsi. Dengan dasar tersebut BPK melakukan
pemeriksaan kinerja atas kegiatan penindakan
yang dilakukan KPK.
83
LINGKUP
PEMERIKSAAN
84
LINGKUP
PEMERIKSAAN
Pertanyaan Jawaban
Apa? Berdasarkan hasil identifikasi masalah, pemeriksa kemudian menetapkan 4 (empat) area yang akan menjadi fokus
pemeriksaan, yaitu sebagai berikut:
1. Penyusunan dan Penyiapan Rencana Kontijensi
2. Penyiapan Lokasi Evakuasi
3. Pelatihan dan Penyuluhan Mekanisme Tanggap Darurat
4. Pengelolaan Dukungan Logistik (persediaan dan buffer stock) dan peralatan
Dengan mempertimbangkan bencana dan potensi bencana signifikan yang dihadapi oleh Indonesia, maka
pengelolaan kegiatan kesiapsiagaan bencana akan difokuskan pada bencana gunung berapi, dengan
dititikberatkan pada gunung berapi yang sering mengalami erupsi dalam kurun waktu 2014 s.d 2016. Terdapat 3
(tiga) gunung berapi yang akan menjadi titik fokus pemeriksaan yaitu:
1. Gunung Merapi;
2. Gunung Sinabung; dan
3. Gunung Soputan.
Siapa? Beradasarkan 4 (empat) area yang menjadi fokus pemeriksaan, pemeriksa selanjutnya mengidentifikasi pihak
utama yang paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan keempat area tersebut. Sesuai fungsi dan tanggung
jawabnya, terpilihlah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) khususnya Deputi Pencegahan dan
Kesiapsiagaan Bencana dan Deputi Logistik dan Peralatan sebagai entitas utama terperiksa.
Selain entitas utama di atas, pemeriksaan juga akan dilakukan terhadap empat Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) yang menanggulangi bencana erupsi di tiga gunung berapi yang menjadi titik berat pemeriksaan,
yaitu BPBD Provinsi Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di mana? Sehubungan Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana dan Deputi Logistik dan Peralatan BNPB berlokasi
di Jakarta, maka lokasi pemeriksaan yang utama akan dilakukan di Jakarta. Sedangkan untuk BPBD, lokasi
pemeriksaan mencakup Provinsi Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kapan? Periode pemeriksaan akan meliputi tahun 2015 dan semester I tahun 2016.
85
EX. 2.1
87
JENIS
PERTANYAAN AUDIT
a. Pertanyaan normatif atau perbandingan
Pertanyaan normatif digunakan untuk mengukur suatu kondisi dengan suatu
standar atau sesuatu yang diharapkan.
89
JENIS
PERTANYAAN AUDIT
c. Selain dua pertanyaan pemeriksaan tersebut, pemeriksa juga dapat
menggunakan pertanyaan deskriptif.
Jenis pertanyaan deskriptif lazim digunakan ketika pemeriksa ingin menyajikan
informasi terkait gambaran umum atas hal pokok yang diperiksa atau untuk
mendukung penyajian temuan pemeriksaan.
90
DESAIN PERTANYAAN
PEMERIKSAAN
Jelas (tidak mengandung makna ganda) dan fokus pada informasi
tertentu
Pertanyaan Pemeriksaan yang Tidak Pertanyaan Pemeriksaan yang Jelas dan Fokus
Jelas dan Tidak Fokus
Apakah kondisi lokasi evakuasi dan 1. Apakah kondisi lokasi evakuasi siap untuk digunakan?
rute telah memadai dan siap 2. Apakah rute /jalur evakuasi memenuhi kondisi yang
digunakan? dipersyaratkan?
Objektif
Keseluruhan desain pertanyaan pemeriksaan harus disusun secara objektif, artinya desain pertanyaan
pemeriksaan harus mampu mengidentifikasi baik hal yang positif maupun negatif atas hal pokok yang
diperiksa.
Netral
Pertanyaan Pemeriksaan yang Tidak dalam Pertanyaan Pemeriksaan dalam bentuk netral
bentuk netral
Apakah terdapat kekurangan anggaran Apakah pengelolaan kegiatan rehabilitasi pengguna
dalam pengelolaan kegiatan rehabilitasi narkoba telah di dukung dengan anggaran yang
pengguna narkoba? cukup?
Saling berhubungan
saling melengkapi, dan tidak tumpang tindih, serta secara kolektif lengkap untuk menjawab tujuan
pemeriksaan
91
Langkah-langkah Menyusun
Pertanyaan Pemeriksaan
92
HIREARKI
PERTANYAAN AUDIT
93
Latihan pertanyaan audit
• Apa?
• Mengapa?
• Seberapa besar?
• Bagaimana?
94
LANJUT H3
• Kriteria
• Bukti Audit Kinerja
• Audit Deesign Matrix
95
PENETAPAN KRITERIA
AUDIT KINERJA
Kriteria dapat berbentuk kualitatif atau kuantitatif yang berfokus pada “apa
yang seharusnya” (what should be) menurut undang-
undang/peraturan/standar; “apa yang diharapkan” (what is expected) menurut
prinsip-prinsip yang baik, pengetahuan ilmiah dan praktik terbaik; atau “apa
yang dapat terjadi/tercapai -jika diberikan kondisi yang lebih baik” (what could
be -given better condition).
96
PENETAPAN KRITERIA
AUDIT KINERJA
Pertanyaan Pemeriksaan Apakah rencana kontijensi disusun melalui
proses yang benar?
Kriteria pemeriksaan yang tidak tepat Rencana kontijensi disusun melalui proses yang
benar.
Kriteria pemeriksaan yang tepat Rencana kontijensi disusun melalui proses
koordinasi antara BNPB, BPBD (Pemerintah
Daerah), dan instansi lain yg terkait.
Rencana kontijensi dikembangkan berdasarkan
pemetaan risiko bencana daerah.
Penyusunan rencana kontijensi setidaknya memuat
hal-hal :
a. Penilaian bahaya
b. Penentuan kejadian
c. Pengembangan skenario dan asumsi
d. Penetapan tujuan dan strategi tanggap darurat.
e. Perencanaan sektoral
f. Koordinasi dan sinkronisasi
97
PENETAPAN KRITERIA
AUDIT KINERJA
Kriteria pemeriksaan yang digunakan, harus memenuhi karakteristik sebagai
berikut:
a. Relevan, memiliki hubungan yang logis dengan tujuan dan pertanyaan pemeriksaan.
b. Dapat dipahami, ditetapkan secara jelas dan bebas dari perbedaan interpretasi.
c. Lengkap, mengacu kepada penggunaan seluruh kriteria yang relevan dan signifikan untuk
menjawab tujuan pemeriksaan.
d. Andal, menghasilkan kesimpulan yang konsisten, dengan kata lain apabila kriteria tersebut
digunakan oleh pemeriksa lain untuk situasi atau masalah yang sama, maka kriteria
tersebut harus bisa memberikan kesimpulan yang konsisten.
e. Objektif, adalah bebas dari bias baik dari sisi pemeriksa maupun entitas yang diperiksa.
f. Dapat diuji, yaitu pemeriksa mampu merancang prosedur pemeriksaan untuk memeroleh
bukti yang diperlukan untuk menjawab tujuan pemeriksaan dan merumuskan kesimpulan.
98
IDENTIFIKASI
BUKTI AUDIT
Kriteria Bukti yang diperlukan
Titik lokasi evakuasi 1. Dokumen rencana evakuasi/rencana kontijensi;
terletak di luar kawasan 2. Daftar lokasi tempat evakuasi sementara untuk
rawan bencana. kawasan/desa/kampung yang terdampak;
3. Peta daerah/lokasi rawan bencana;
4. Hasil wawancara terkait penetapan kawasan rawan bencana;
5. Hasil observasi lokasi evakuasi.
99
AUDIT DESIGN
MATRIX (ADM)
100
AUDIT DESIGN
MATRIX (ADM)
Langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan MDP adalah sebagai berikut:
a. Tentukan informasi apa yang perlu ditampilkan dalam MDP. Informasi ini sangat
tergantung pada kebutuhan pemeriksa. Informasi minimal yang disarankan dalam MDP
adalah : (lihat slide berikutnya)
b. Tuangkan informasi yang telah diperoleh pada pemeriksaan pendahuluan dalam MDP.
c. Validasi MDP yang telah dibuat untuk memastikan bahwa desain pemeriksaan telah
disusun secara logis, yang meliputi metodologi pemeriksaan yang digunakan,
identifikasi informasi yang harus diperoleh, strategi pegumpulan dan analisis bukti,
temuan pemeriksaan potensial dan kesimpulan sementara, serta memastikan bahwa
rancangan MDP tersebut sesuai untuk menjawab tujuan pemeriksaan yang telah
dirancang. Validasi ini dapat dilakukan melalui diskusi internal tim untuk mendapatkan
masukan dari berbagai perspektif, dan/atau meminta masukan dari tenaga ahli.
101
AUDIT DESIGN
MATRIX (ADM)
102
The Design Matrix
Pertanyaan-pertanyaan Informasi apa yang Bagaimana tim akan Apa saja keterbatasn Apa hasil yang
apa yang dicoba dijawab diperlukan oleh tim untuk menjawab setiap desain penugasan dan diharapkan dari
oleh tim? menjawab pertanyaan? pertanyaan? bagaimana hal ini akan pekerjaan?
Dimana tim akan mempengaruhi hasilnya?
mendapatkannya?
•Mengidentifikasi rencana untuk •Menjelaskan strategi untuk
•Memastikan setiap pertanyaan •Menyenbutkan batasan sebagai •Menyimpulkan hasil awal untuk
mengumpulkan dokumen yang mengumpulkan informasi atau data
spesific, objektif, netral, terukur, hasil dari informasi yang tujuan ilustrasi, jika berguna.
menetapkan kriteria yang akan yang diperlukan, seperti random
dan dapat dilakukan diharuskan atau cakupan dan Memastikan bahwa jawaban yang
digunakan untuk mengevaluasi sampling, studi kasus, metodologi
metodologi, seperti: diusulkan dapat menjawab
kondisi suatu masalah. pengumpulan data (DCIs), focus
group, kuisioner, menggunakan pertanyaan di kolom satu.
--Kualitas dan/atau keandalan data
data-data yang sudah ada, dll.
dapat dipertanyakan
•Mengidentifikasi dokumen atau
jenis informasi yang harus dimiliki --Ketidakmampuan untuk
•Menjelaskan ruang lingkup setiap
oleh tim. mengakses jenis data tertentu atau
strategi, termasuk timeframe,
memperoleh data yang mencakup
lokasi yang akan dikunjungi, dan
kerangka waktu tertentu
ukuran sample.
103
--Pembatasan karena klasifikasi
keamanan.
--Ketidakmampuan untuk
menggeneralisasi atau
mengektrapolasi temuan ke
besaran umum.
EX. 2.2
105
PENYUSUNAN LHP
PENDAHULUAN
Informasi yang dapat disajikan dalam LHP pendahuluan
antara lain:
106
PENYUSUNAN P2
TERINCI
107
PENYUSUNAN P2
TERINCI
Informasi yang dapat disajikan dalam P2 terinci adalah sebagai berikut:
a. Dasar pemeriksaan
b. Standar pemeriksaan
c. Alasan pemeriksaan
d. Tujuan pemeriksaan dan pertanyaan pemeriksaan
e. Lingkup pemeriksaan
f. Entitas/Program/Kegiatan/Fungsi yang diperiksa
g. Metodologi pemeriksaan
Pada bagian ini setidaknya pemeriksa menyajikan informasi sebagai berikut:
1. Pertanyaan pemeriksaan
2. Kriteria pemeriksaan
3. Jenis dan sumber bukti serta prosedur pemeriksaan
4. Teknik uji petik
5. Teknik perumusan kesimpulan
108
PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN
109
PELAKSANAAN
Pemeriksa melakukan Bukti pemeriksaan adalah data Temuan Pemeriksaan (TP) Pada akhir tahap pelaksanaan
komunikasi awal dalam adalah hasil yang pemeriksaan di lapangan,
atau informasi yang dikumpulkan
Pengendali Mutu mengomunikasikan
bentuk pertemuan awal pemeriksa dan digunakan untuk diperoleh dari analisis dan
Himpunan Temuan Pemeriksaan
dengan pimpinan entitas mendukung temuan, kesimpulan penilaian atas bukti kepada pimpinan manajemen entitas
dan jajarannya. Dalam pemeriksaan yang yang telah dilampiri komentar
dan rekomendasi pemeriksaan.
dibandingkan dengan bersamaan dengan Surat
melakukan komunikasi Penyampaian Temuan Pemeriksaan
Bukti pemeriksaan yang kriteria pemeriksaan untuk
awal, pemeriksa yang ditandatangani oleh Pengendali
dikumpulkan harus cukup dan menjawab tujuan Mutu. Tim pemeriksa dapat pula
menginformasikan hal-hal
tepat sehingga dapat menjadi pemeriksaan. mengomunikasikan konsep
yang bersifat administratif Tujuan dari kegiatan kesimpulan dan rekomendasi
dasar yang kuat dalam mendukung
terkait dengan penyusunan TP adalah pemeriksaan berdasarkan temuan-
temuan pemeriksaan, kesimpulan temuan pemeriksaan tersebut.
pelaksanaan pemeriksaan untuk memberikan
dan rekomendasi. Pimpinan entitas juga
seperti rencana kegiatan, informasi kepada menandatangani Surat Penyampaian
waktu pemeriksaan, Analisis bukti merupakan langkah manajemen entitas yang Temuan Pemeriksaan tersebut
yang penting dalam pemeriksaan sebagai bukti bahwa Temuan
kebutuhan dokumen yang diperiksa dan atau pihak
kinerja. Analisis ini dilakukan agar Pemeriksaan telah diterima oleh
diperiksa serta lain yang berkepentingan,
data dan informasi yang telah entitas. Dalam hal Pengendali Mutu
menjelaskan komposisi dikumpulkan dapat menjadi bukti
tentang fakta dan tidak dapat menyampaikan Temuan
Tim Pemeriksaan yang pemeriksaan. Analisis ini juga informasi yang akurat dan Pemeriksaan secara langsung
bertujuan untuk mengembangkan berhubungan dengan kepada pimpinan entitas karena
tercantum dalam Surat alasan kedinasan lainnya,
bukti analisis dalam menilai dan permasalahan maupun
Tugas. penyampaian Temuan Pemeriksaan
menjelaskan kinerja entitas yang capaian yang diperoleh
dapat dilakukan oleh Pengendali
akan dituangkan sebagai temuan dari kegiatan pemeriksaan. Teknis dan/atau Ketua Tim.110
pemeriksaan.
KOMUNIKASI AWAL
111
PENGUMPULAN DAN ANALISIS BUKTI
1. Kecukupan bukti merupakan ukuran kuantitatif apakah bukti pemeriksaan yang dikumpulkan telah
dapat mendukung temuan dan kesimpulan pemeriksaan. Bukti pemeriksaan dikatakan cukup jika bukti
yang didapatkan cukup memadai untuk meyakinkan pembaca atau pengguna laporan atas validitas
temuan dan kesimpulan pemeriksaan. Dalam memperoleh bukti yang cukup dan memadai, pemeriksa
dapat menggunakan metode uji petik untuk memperoleh data yang mewakili populasi. Lampiran V.1
menjelaskan beberapa jenis metode uji petik yang dapat digunakan pemeriksa dalam pelaksanaan
pemeriksaan kinerja.
2. Ketepatan bukti merupakan ukuran kualitas dari bukti pemeriksaan. Bukti yang tepat harus relevan,
valid dan andal.
a) Bukti disebut relevan apabila bukti tersebut memiliki hubungan yang logis dengan tujuan dan
pertanyaan pemeriksaan.
b) Bukti disebut valid menunjukkan sejauh mana bukti pemeriksaan dapat menjadi dasar yang masuk
akal dan memadai untuk menilai hal pokok yang sedang diuji.
c) Bukti disebut andal jika seluruh bukti yang dikumpulkan dari berbagai sumber saling mendukung
(corroborating evidence) dan menghasilkan temuan pemeriksaan yang sama ketika pengujian
dilakukan kembali secara berulang.
112
Jenis Bukti
Bukti fisik
Bukti Bukti
Analisis dokumen
Bukti testimonial
113
Analisis Bukti
114
PENYUSUNAN TEMUAN PEMERIKSAAN
115
KOMUNIKASI AKHIR
Dalam komunikasi akhir ini perlu ditekankan bahwa ini bukanlah akhir
komunikasi antara tim pemeriksan dengan entitas yang diperiksa
melainkan sebagai tanda berakhirnya pemeriksaan di lapangan.
Komunikasi antara tim pemeriksa dengan entitas yang diperiksa akan
semakin intensif untuk membahas kesimpulan dan rekomendasi beserta
rencana aksi (action plan) dari entitas untuk menindaklanjuti rekomendasi
yang akan diberikan. Pada tahap ini, tim pemeriksa dapat juga
mengomunikasikan bahwa pada saat penyerahan LHP, tim pemeriksa akan
mempresentasikan hasil pemeriksaan dan entitas yang diperiksa akan
diminta memaparkan konsep action plan mereka atas hasil pemeriksaan.
116
LATIHAN KASUS ANALISIS BUKTI
• Lakukan analisis dalam kelompok
– 1. Kepala Inspektorat
– 2. Gubernur
– 3. Manajemen Auditee
– 4 . DPRD
• Analisis Bukti Audit yang tersedia
– Ada di dalam soft copy kasus
– Apa saja?
• Tuangkan hasil analisis
– Permasalahan
– Sebab
– Akibat
– Solusi
– Bukti lain yang diperlukan untuk analisi lebih lanjut jika ada
• Presentasikan kepada kelompok pembahas
117
PELAPORAN
PEMERIKSAAN KINERJA
LHP Pemeriksaan
LHP Pemeriksaan
LHP Pemeriksaan Kinerja Dengan Tujuan Tertentu
Keuangan
(PDTT)
• Pemeriksaan atas • Pemeriksaan atas • Pemeriksaan selain
Laporan Keuangan Pengelolaan Keuangan Pemeriksaan Keuangan
Negara (3E) dan Pemeriksaan
• Memuat Opini Kinerja
• Memuat Temuan,
Kesimpulan, dan • Memuat Kesimpulan
Rekomendasi
SISTEMATIKA LHP KINERJA
Ikhtisar Eksekutif
Pendahuluan
Gambaran Umum Objek Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Simpulan dan Rekomendasi
Lampiran
ALTERNATIF PENYAJIAN LHP KINERJA
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Batasan Pemeriksaan:
Ikhtisar Eksekutif
Kondisi Target pendapatan pajak disusun berdasarkan rata-rata realisasi bulanan yang kemudian disetahunkan kemudian
ditambah/dikurang penyesuaian
Kriteria Target penetapan pajak dihitung berdasarkan perhitungan yang memadai
Akibat Perhitungan target pendapatn pajak restoran tidak menggambarkan potensi yang sebenarnya dan dapat dicapai oleh
Pemda
Sebab Belum ada pedoman untuk menghitung potensi pajak yang memuat analisis dan asumsi yang tepat
Penyajian Temuan
Pemeriksaan
Penyajian praktik terbaik sebagai kriteria di temuan Penyajian ”akibat” dan ”sebab”
negatif
Rekomendasi
memberikan
memperhatika nilai tambah selaras
n cost & dengan
benefit tujuan
pemeriksaan
KONSTRUK menghilangka
dapat
dilaksanakan TIF n sebab
utama dari
orientasi masalah
ditujukan ke pada
pihak tindakan
berwewenang nyata dan
spesifik
Kalimat Persuasif & Psikologi Perubahan
Entitas telah matang, memiliki SPI, SDM, dan lingkungan Entitas yang masih lemah dalam hal SPI, SDM, dan
organisasi yang kuat lingkungan organisasi , serta resisten terhadap
perubahan
Pertanyaan / Diskusi ?
147
148