Anda di halaman 1dari 9

STANDAR AUDIT

SEKTOR PUBLIK
KELOMPOK 11
1. FAHMI RAHIM SIREGAR (2015 - 031)
2. FANNY BURHANUDIN (2016 - 312)
3. MUHAMMAD MAHDI (2016 - 392)
4. YUANDA SATIKTA (2017 - 393)
Ahli pemeriksa keuangan dan mantan Kepala Pusat
Pendidikan dan Latihan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) Eko Sembodo menilai, pernyataan I Nyoman Wara
di depan Pansel Capim KPK tidak benar dan
menunjukkan audit yang dilakukannya terkait Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) tidak profesional.
CONTOH Akibatnya, laporan hasil pemeriksaan (LHP) tidak dapat
KASUS diyakini kebenarannya dan tidak bisa digunakan.
Disebutkan, Nyoman selaku auditor BPK yang
melakukan pemeriksaan investigasi terkait BLBI tidak
berpedoman pada SPKN sesuai Peraturan BPK Nomor 1
tahun 2017.
Sebelumnya, saat diuji di depan Pansel Capim KPK, Nyoman
mengaku digugat Sjamsul Nursalim terkait pelaksanaan audit
BLBI yang dilakukannya. Ia menegaskan, audit dilakukan sesuai
aturan. Audit investigasi BLBI tahun 2017 menunjukkan adanya
kerugian negara, berbeda dengan audit tahun 2002 dan 2006
yang menyebutkan tidak ada kerugian negara. Nyoman
beralasan, audit 2002 dan 2006 adalah audit kinerja, sedangkan
CONTOH audit investigatif yang ia lakukan pada 2017 untuk menghitung
KASUS kerugian negara. Dia mengatakan, dalam audit itu, ia hanya
menggunakan bukti dan informasi dari penyidik KPK. Ia
mengaku tidak melakukan klarifikasi ke pihak terperiksa
(auditee). Alasannya, audit investigatif bersifat rahasia,
sehingga tidak perlu minta tanggapan auditee.
Eko menilai, Nyoman tidak profesional karena melaksanakan
pemeriksaan tidak berpedoman pada SPKN.
Capim KPK I Nyoman Wara menjawab gugatan Sjamsul
Nursalim terkait dengan audit BLBI di hadapan Komisi III DPR
dalam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).
Nyoman memastikan audit BLBI dilakukan dengan mengacu
pada standar pemeriksaan. "Betul adanya, Pak. Saat ini
memang saya pribadi dan juga BPK digugat oleh Sjamsul
CONTOH Nursalim terkait dengan hasil perhitungan kerugian negara
KASUS yang dilakukan BPK pada tahun tahun 2017. Mungkin tidak
hanya itu, mungkin dilaporkan kode etik dan sebagainya," kata
Nyoman di ruang rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Rabu
(11/9/2019). "Yang kami bisa pastikan, yang kami bisa usahakan
adalah kami berusaha bekerja sesuai dengan standar
pemeriksaan karena memang kualitas kami itu diukur dari
kepatuhan kami terhadap standar pemeriksaan," imbuhnya.
Dari kasus di atas diketahui bahwa permasalahan yang diuraikan
adalah tentang standar pemeriksaan audit yang dilakukan oleh BPK-
RI. Karena seperti yang dikatakan oleh Capim KPK I Nyoman Wara
bahwa kepatuhan terhadap standar pemeriksaan merupakan alat ukur
untuk kualitas kerja auditor, lalu apa saja standar audit yang
digunakan dalam melakukan pemeriksaan keuangan di sektor publik?
1.
Standar Isi dari SPKN terdiri dari beberapa standar yang dinyatakan dalam
bentuk Pernyataan Satndar Pemeriksaan (PSP). Adapun pernyataan
Pemeriksaan standar yang dimaksud adalah sebanyak 7 PSP sebagai berikut :
Keuangan 1. PSP Nomor 01 tentang Standar Umum
Negara (SPKN) 2. PSP Nomor 02 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan
Keuangan
Pada tahun 2007, BPK-RI
mengeluarkan Peraturan BPK- 3. PSP Nomor 03 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan
RI Nomor 01 Tahun 2007 4. PSP Nomor 04 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
tentang Standar Pemeriksaan 5. PSP Nomor 05 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Keuangan Negara (SPKN)
sebagai patokan untuk 6. PSP Nomor 06 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan dengan
melakukan pemeriksaan Tujuan Tertentu
pengelolaan dan tanggung 7. PSP Nomor 06 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan dengan
jawab keuangan negara. Tujuan Tertentu
2.
Panduan PMP pertama kali ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Badan
Pemeriksa Keuangan nomor 10/SK/K/1995 tanggal 03 Juli 1995.
Manajemen Sebagai pedoman tata laksana penyelenggaraan tugas
Pemeriksaan pemeriksaan, lingkup bahasan dalam PMP, meliputi :
(PMP) a. Dasar hukum pelaksanaan tugas pemeriksaan BPK-RI
Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) b. Lingkup pemeriksaan, fungsi, kewajiban, wewenang, standar
merupakan panduan yang harus diketahui pemeriksaan, dan jenis pemeriksaan
dan diikuti oleh auditor sektor publik untuk c. Susunan Organisasi Pelaksana BPK-RI yang intinya untuk
memberikan pengarahan tentang tata mengetahui peran – peran dan tanggung jawab para
laksana penyelenggaraan tugas pelaksana BPK-RI
pemeriksaan, mulai dari penyusunan
Strategi Badan, perencanaan,
d. Landasan etika / moral yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan tugas pemeriksaan
pelaksanaan, pelaporan serta tindak
lanjut, dan evaluasi pemeriksaan. e. Perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan
f. Tindak lanjut pemeriksaan dan Evaluasi pemeriksaan.
3.
 JUKLAK

JUKLAK DAN  Petunjuk Pelaksanaan


JUKNIS (Juklak) merupakan
PEMERIKSAAN pelengkap yang
dikeluarkan dan
Tujuan : dijadikan pedoman
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi oleh BPK-RI dalam  JUKNIS
pemeriksaan keuangan menyelenggarakan
pemeriksaan selain Petunjuk Teknis (Juknis)
2. Memberikan keseragaman pelaksanaan pemeriksaan keuangan
SPKN DAN PMP.
pemeriksaan keuangan
merupakan pedoman
3. Memberikan pedoman agar pemeriksa yang menguraikan
dapat menghasilkan LHP sesuai dengan teknis pelaksanaan
SPKN dan PMP pemeriksaan keuangan
secara rinci dan detail.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai