Adi Kristianto 05504244045 - Contoh Skripsi Hampir Lengkap
Adi Kristianto 05504244045 - Contoh Skripsi Hampir Lengkap
ABSTRACT/ABSTRAK
BPK has the mandate to conduct audits over BPK memiliki mandat untuk melakukan
management and accountability of the state pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
finance, with one of the audit types is Special keuangan negara, diantaranya melalui
Purpose Audit (PDTT). Based on the results of Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT).
studies conducted by the Directorate of Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan
Research and Development of PDTT (Litbang Direktorat Litbang PDTT pada tahun 2011,
PDTT) in 2011, PDTT consists of, among pemeriksaan yang termasuk dalam PDTT adalah
others, investigative and compliance audit. pemeriksaan investigatif dan kepatuhan.
Compliance audit intended is a compliance Pemeriksaan kepatuhan yang dimaksudkan adalah
audit performed independently. This study pemeriksaan kepatuhan yang berdiri sendiri.
aims to provide information about the Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi
conclusions in the compliance audit which tentang penarikan kesimpulan dalam pemeriksaan
performed independently. The methodology kepatuhan yang berdiri sendiri tersebut.
used is literature study, audit reports analysis, Metodologi yang digunakan yaitu studi literatur,
data and information collection through telaah LHP, pengumpulan data dan informasi me-
questionnaires and interviews, as well as focus lalui kuesioner dan wawancara, serta Focus Group
group discussions with practitioners and Discussion dengan praktisi dan akademisi. Hasil
academician. Based on the study, it can be studi menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
inferred that factors affecting the quality of the mendukung kualitas penarikan kesimpulan dalam
conclusion is the audit objective, the scope of pemeriksaan kepatuhan yang berdiri sendiri
the examination, criteria, materiality, sample adalah tujuan, lingkup atau cakupan pemeriksaan,
and evidence. This study suggests to use ISSAI kriteria, materialitas, sampel dan bukti
4100 Compliance Audit Guidelines –For Audits pemeriksaan. Studi ini mengusulkan bentuk
Performed separately from the Audit of kesimpulan yang mengacu pada ISSAI 4100
Financial Statements as a reference for the Compliance Audit Guidelines–For Audits
conclusion format. Performed separately from the Audit of Financial
Statements.
KEYWORDS: KATA KUNCI:
Compliance audit, conclusion, ISSAI 4100 Pemeriksaan kepatuhan, kesimpulan, ISSAI 4100
SEJARAH ARTIKEL:
Diterima pertama: Desember 2014
Dinyatakan dapat dimuat : Juni 2015
83
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
M
mekanisme penarikan kesimpulan. Definisi
andat BPK dalam melakukan
kesimpulan muncul dalam SPKN Pernyataan
pemeriksaan atas pengelolaan dan
Standar Pemeriksaan (PSP) 05 tentang
tanggung jawab keuangan negara menurut
standar pelaporan pemeriksaan kinerja
Pasal 4 UU No. 15 Tahun 2004 Tentang
paragraf 23 dan tidak didefinisikan atau
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
dijelaskan lagi dalam PSP lainnya. PSP 06
Jawab Keuangan Negara terdiri atas
standar pelaksanaan PDTT dan PSP 07
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,
standar pelaporan PDTT hanya menyatakan
dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu
bahwa bukti yang cukup harus diperoleh
(PDTT). Pemeriksaan keuangan adalah
untuk memberikan dasar rasional bagi
pemeriksaan atas laporan keuangan,
kesimpulan yang dinyatakan dalam laporan
pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas
dan bahwa laporan PDTT harus menyatakan
pengelolaan keuangan negara terkait dengan
kesimpulan praktisi mengenai apakah asersi
aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas,
disajikan sesuai dengan standar yang telah
sedangkan PDTT adalah pemeriksaan yang
ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan
tidak termasuk ke dalam pemeriksaan
sebagai alat pengukur. Hingga saat ini, belum
keuangan dan kinerja.
ada peraturan atau petunjuk pemeriksaan
untuk pemeriksaan kepatuhan, khususnya
Subdirektorat Litbang PDTT pada tahun 2011 terkait dengan materi kesimpulan. Tanpa
mengusulkan konsep PDTT yang baru, yaitu adanya pedoman yang mengatur tentang
bahwa PDTT merupakan wadah yang antara kesimpulan dalam pemeriksaan kepatuhan,
lain terdiri dari pemeriksaan investigatif dan maka pemeriksa akan mengalami kesulitan
pemeriksaan kepatuhan. Pemeriksaan dalam menyusun LHP sesuai dengan amanat
kepatuhan yang dimaksudkan adalah undang-undang.
pemeriksaan atas kepatuhan yang berdiri
sendiri.
Sesuai dengan konsep baru PDTT,
metodologi pemeriksaan kepatuhan
Pasal 15 dan 16 UU No. 15 Tahun 2004 mengadopsi dari audit kepatuhan INTOSAI,
menyebutkan bahwa untuk setiap jenis seperti yang tercantum dalam International
pemeriksaan, pemeriksa menyusun Laporan Standard for Supreme Audit Institutions
Hasil Pemeriksaan (LHP) dan LHP PDTT (ISSAI) 4100: Compliance Audit Guidelines
memuat kesimpulan. Hal tersebut juga telah –For Audits Performed separately from the
disebutkan dalam Petunjuk Pelaksanaan Audit of Financial Statements. Dengan
(Juklak) PDTT yang ditetapkan dengan digunakannya ISSAI 4100 sebagai acuan
Keputusan BPK No. 02/K/I-XIII.2/2/2009 dalam p e n g e mb a ng a n m e t o d o lo g i
tanggal 27 Februari 2009 sebagai turunan pemeriksaan kepatuhan yang berdiri sendiri,
dari Standar Pemeriksaan Keuangan Negara maka hal-hal yang terkait dengan kesimpulan
(SPKN). dalam pemeriksaan kepatuhan juga mengacu
pada ISSAI tersebut.
Berdasarkan survei Penerapan Juklak PDTT
yang dilakukan Subdirektorat Litbang PDTT
pada tahun 2010, masih banyak LHP PDTT
yang tidak memuat kesimpulan. Selain itu,
85
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
87
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
mengevaluasi kriteria lain yang relevan entitas yang diaudit. Artinya, kriteria
untuk pemeriksaan. Jika terdapat tersebut tidak bisa terlalu informal
perubahan kriteria yang digunakan, maka karena informasi mengenai hal yang
harus dikomunikasikan dan diperiksa dibandingkan dengan
didokumentasikan. kriteria akan menjadi sangat subjektif
dan menyebabkan beberapa auditor
Kriteria dapat bersifat formal, seperti mengambil kesimpulan yang sangat
hukum dan perundang–undangan, berbeda.
keputusan menteri atau ketentuan dalam e. Dapat dimengerti – kriteria yang
kontrak dan kesepakatan lainnya dan dapat dimengerti adalah yang
juga dapat bersifat nonformal seperti dinyatakan secara jelas, memberikan
kepatutan. Namun demikian, kriteria kontribusi pada kesimpulan yang
nonformal seperti kepatutan, harus jelas, dapat dimengerti oleh pengguna
berwujud tertulis (terdokumentasi), yang dituju, serta tidak memberikan
dapat diuji, dan terkait dengan hal-hal interpretasi yang bervariasi.
prinsip yang mengacu dalam peraturan f. Dapat diperbandingkan – kriteria
tertulis. yang dapat diperbandingkan adalah
konsisten bila digunakan pada audit
Kriteria harus ditetapkan sesuai dengan yang sama dan sejenis dari entitas
tujuan pemeriksaan dan memenuhi yang sama atau kegiatan yang sama,
karakteristik seperti yang dinyatakan dan bila dibandingkan dengan yang
dalam ISSAI 4100 berikut: digunakan pada audit sebelumnya
pada entitas tersebut.
a. Relevan – kriteria yang relevan g. Dapat diterima – kriteria yang dapat
memberikan kontribusi yang berarti diterima adalah yang disetujui oleh
terhadap informasi yang diberikan ahli independen, entitas yang
dalam pengambilan kebutuhan oleh diperiksa, badan legislatif, media
pengguna yang dituju oleh laporan serta publik secara umum.
audit. h. Tersedia – kriteria harus tersedia bagi
b. Dapat diandalkan – kriteria yang pengguna laporan yang dituju
dapat diandalkan memberikan hasil sehingga mereka mengerti sifat audit
yang konsisten dalam pengambilan yang dilakukan dan dasar untuk
simpulan meskipun digunakan oleh penyusunan laporan pemeriksaan.
auditor yang berbeda pada kondisi
yang sama. 4. Materialitas
c. Lengkap – kriteria yang lengkap
adalah mencukupi untuk tujuan audit Konsep materialitas sebagaimana dikenal
dan tidak mengecualikan faktor- dalam pemeriksaan keuangan, menurut
faktor yang relevan. Kriteria tersebut ISSAI 4100, dapat diterapkan dalam
memiliki arti dan memungkinkan pemeriksaan kepatuhan. Hal ini
pengguna mengambil keputusan mengakibatkan bentuk kesimpulan pada
berdasarkan informasi tersebut. pemeriksaan kepatuhan memungkinkan
d. Objektif – kriteria yang objektif adanya modifikasi dari bentuk baku
adalah netral dan bebas dari bias atas (sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria
pendapat auditor atau manajemen yang digunakan) menjadi bentuk
89
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
yang tidak tepat atau tidak lengkap yang diambil dalam pemeriksaan terinci
untuk manajemen, auditor atau tidak perlu terlalu banyak. Penentuan
pembuat peraturan; tinggi rendah atas keyakinan terhadap
d. Pengabaian secara sengaja atas keandalan pengendalian internal pihak
permintaan tindak lanjut oleh yang diperiksa dalam pemeriksaan
manajemen, pihak yang berwenang pendahuluan dapat kembali
atau auditor; menggunakan professional judgment
e. Kejadian atau transaksi yang terjadi auditor atau pemberi tugas yang
tanpa dasar hukum untuk berwenang (seperti dalam konsep
melaksanakan kejadian atau transaksi materialitas).
tersebut.
Pada pemeriksaan terinci, penentuan
5. Sampling
sampel dapat menggunakan statistical
sampling ataupun metode sampling lain.
Pemeriksaan kepatuhan bersifat
Misalnya dalam penentuan sampling
eksaminasi. Oleh karena itu, sampel yang
dapat digunakan juga target testing jika
diuji seharusnya dapat mendukung
penyebaran sampel sama, tetapi
pemberian kesimpulan atas populasi.
distribusi tidak merata sehingga harus
Metodologi pemeriksaan kepatuhan
dipertimbangkan angka/monetary value.
serupa dengan pemeriksaan keuangan.
Model sampling seperti ini tidak akan
Oleh karena itu, sebagaimana halnya
diatur secara rinci karena perlu
dalam pemeriksaaan keuangan, dalam
pertimbangan kualitatif.
pemeriksaan kepatuhan dimungkinkan
adanya pemeriksaan pendahuluan yang
6. Bukti Pemeriksaan
bertujuan untuk merencanakan besar
sampel dan tingkat materialitas selain
Pemeriksa harus memperoleh bukti
menilai desain dan penerapan
pemeriksaan yang tepat, cukup, dan
pengendalian internal yang diperiksa
harus mematuhi prinsip-prinsip umum
apakah telah cukup untuk memberikan
dalam perolehan bukti pemeriksaan
keyakinan bahwa objek yang diperiksa
sebagai dasar bagi penarikan kesimpulan.
telah mematuhi kriteria yang ditentukan.
Pengumpulan bukti pemeriksaan antara
lain dapat dilakukan dengan teknik: a)
Selanjutnya, penentuan besarnya sampel
observasi; b) inspeksi; c) permintaan
dalam pemeriksaan terinci (pada praktik
keterangan; d) pelaksanaan kembali
KAP disebut test of details) akan sangat
kegiatan; e) konfirmasi; f) prosedur
bergantung pada hasil pemeriksaan
analitis.
pendahuluan (pada praktik KAP
bergantung pada hasil test of control).
Jika risiko pengendalian internal tinggi
sehingga efektivitasnya tidak dapat
diyakini, maka sampel yang diambil Proses Pe nari kan dan Be nt uk
dalam pemeriksaan terinci akan lebih Kesimpulan
banyak. Sebaliknya, jika risiko
pengendalian internal rendah dan dapat Berdasarkan hasil telaah dan analisa yang
diyakini efektivitasnya, maka sampel telah dilakukan, proses penarikan
Mulai
Pemeriksaan A B
Ada
Ya Prosedur Material Material
Lain?
Ya
Tidak Ya Tidak Tidak Ya
Pervasive
B
Disclaimer
Tidak Ya
91
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
93
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA