Anda di halaman 1dari 12

Catharina Sri Kariningsih, Nalini Asfaroyani,

dan Latifah Dewi Tutiana


BPK RI, Indonesia.
Email: C.Kariningsih@bpk.go.id, N.Asfaroyani@bpk.go.id,
dan Latifah.Tutiana@bpk.go.id

THE CONCLUSION ON KESIMPULAN DALAM


THE COMPLIANCE AUDIT PEMERIKSAAN KEPATUHAN
WHICH PERFORMED YANG BERDIRI SENDIRI
SEPARATELY FROM THE AUDIT
OF FINANCIAL STATEMENTS

ABSTRACT/ABSTRAK

BPK has the mandate to conduct audits over BPK memiliki mandat untuk melakukan
management and accountability of the state pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
finance, with one of the audit types is Special keuangan negara, diantaranya melalui
Purpose Audit (PDTT). Based on the results of Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT).
studies conducted by the Directorate of Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan
Research and Development of PDTT (Litbang Direktorat Litbang PDTT pada tahun 2011,
PDTT) in 2011, PDTT consists of, among pemeriksaan yang termasuk dalam PDTT adalah
others, investigative and compliance audit. pemeriksaan investigatif dan kepatuhan.
Compliance audit intended is a compliance Pemeriksaan kepatuhan yang dimaksudkan adalah
audit performed independently. This study pemeriksaan kepatuhan yang berdiri sendiri.
aims to provide information about the Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi
conclusions in the compliance audit which tentang penarikan kesimpulan dalam pemeriksaan
performed independently. The methodology kepatuhan yang berdiri sendiri tersebut.
used is literature study, audit reports analysis, Metodologi yang digunakan yaitu studi literatur,
data and information collection through telaah LHP, pengumpulan data dan informasi me-
questionnaires and interviews, as well as focus lalui kuesioner dan wawancara, serta Focus Group
group discussions with practitioners and Discussion dengan praktisi dan akademisi. Hasil
academician. Based on the study, it can be studi menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
inferred that factors affecting the quality of the mendukung kualitas penarikan kesimpulan dalam
conclusion is the audit objective, the scope of pemeriksaan kepatuhan yang berdiri sendiri
the examination, criteria, materiality, sample adalah tujuan, lingkup atau cakupan pemeriksaan,
and evidence. This study suggests to use ISSAI kriteria, materialitas, sampel dan bukti
4100 Compliance Audit Guidelines –For Audits pemeriksaan. Studi ini mengusulkan bentuk
Performed separately from the Audit of kesimpulan yang mengacu pada ISSAI 4100
Financial Statements as a reference for the Compliance Audit Guidelines–For Audits
conclusion format. Performed separately from the Audit of Financial
Statements.
KEYWORDS: KATA KUNCI:
Compliance audit, conclusion, ISSAI 4100 Pemeriksaan kepatuhan, kesimpulan, ISSAI 4100

SEJARAH ARTIKEL:
Diterima pertama: Desember 2014
Dinyatakan dapat dimuat : Juni 2015

83
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

Juklak PDTT belum mengatur secara rinci


PENDAHULUAN atas penyusunan laporan PDTT, khususnya

M
mekanisme penarikan kesimpulan. Definisi
andat BPK dalam melakukan
kesimpulan muncul dalam SPKN Pernyataan
pemeriksaan atas pengelolaan dan
Standar Pemeriksaan (PSP) 05 tentang
tanggung jawab keuangan negara menurut
standar pelaporan pemeriksaan kinerja
Pasal 4 UU No. 15 Tahun 2004 Tentang
paragraf 23 dan tidak didefinisikan atau
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
dijelaskan lagi dalam PSP lainnya. PSP 06
Jawab Keuangan Negara terdiri atas
standar pelaksanaan PDTT dan PSP 07
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,
standar pelaporan PDTT hanya menyatakan
dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu
bahwa bukti yang cukup harus diperoleh
(PDTT). Pemeriksaan keuangan adalah
untuk memberikan dasar rasional bagi
pemeriksaan atas laporan keuangan,
kesimpulan yang dinyatakan dalam laporan
pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas
dan bahwa laporan PDTT harus menyatakan
pengelolaan keuangan negara terkait dengan
kesimpulan praktisi mengenai apakah asersi
aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas,
disajikan sesuai dengan standar yang telah
sedangkan PDTT adalah pemeriksaan yang
ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan
tidak termasuk ke dalam pemeriksaan
sebagai alat pengukur. Hingga saat ini, belum
keuangan dan kinerja.
ada peraturan atau petunjuk pemeriksaan
untuk pemeriksaan kepatuhan, khususnya
Subdirektorat Litbang PDTT pada tahun 2011 terkait dengan materi kesimpulan. Tanpa
mengusulkan konsep PDTT yang baru, yaitu adanya pedoman yang mengatur tentang
bahwa PDTT merupakan wadah yang antara kesimpulan dalam pemeriksaan kepatuhan,
lain terdiri dari pemeriksaan investigatif dan maka pemeriksa akan mengalami kesulitan
pemeriksaan kepatuhan. Pemeriksaan dalam menyusun LHP sesuai dengan amanat
kepatuhan yang dimaksudkan adalah undang-undang.
pemeriksaan atas kepatuhan yang berdiri
sendiri.
Sesuai dengan konsep baru PDTT,
metodologi pemeriksaan kepatuhan
Pasal 15 dan 16 UU No. 15 Tahun 2004 mengadopsi dari audit kepatuhan INTOSAI,
menyebutkan bahwa untuk setiap jenis seperti yang tercantum dalam International
pemeriksaan, pemeriksa menyusun Laporan Standard for Supreme Audit Institutions
Hasil Pemeriksaan (LHP) dan LHP PDTT (ISSAI) 4100: Compliance Audit Guidelines
memuat kesimpulan. Hal tersebut juga telah –For Audits Performed separately from the
disebutkan dalam Petunjuk Pelaksanaan Audit of Financial Statements. Dengan
(Juklak) PDTT yang ditetapkan dengan digunakannya ISSAI 4100 sebagai acuan
Keputusan BPK No. 02/K/I-XIII.2/2/2009 dalam p e n g e mb a ng a n m e t o d o lo g i
tanggal 27 Februari 2009 sebagai turunan pemeriksaan kepatuhan yang berdiri sendiri,
dari Standar Pemeriksaan Keuangan Negara maka hal-hal yang terkait dengan kesimpulan
(SPKN). dalam pemeriksaan kepatuhan juga mengacu
pada ISSAI tersebut.
Berdasarkan survei Penerapan Juklak PDTT
yang dilakukan Subdirektorat Litbang PDTT
pada tahun 2010, masih banyak LHP PDTT
yang tidak memuat kesimpulan. Selain itu,

Volume 1, Nomor 1, Juli 2015: 83-94 84


KESIMPULAN AUDIT DALAM PEMERIKSAAN KEPATUHAN YANG BERDIRI SENDIRI
Catharina Sri Kariningsih, Nalini Asfaroyani, dan Latifah Dewi Tutiana

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN

M etode pengumpulan data yang


digunakan dalam tulisan ini adalah
melalui studi literatur, telaah LHP,
B erdasarkan hasil inventarisasi dan
telaah terhadap LHP DTT yang
bersumber dari IHPS Semester II 2009
pengumpulan data dan informasi melalui sampai dengan Semester II 2012 diketahui
kuesioner dan wawancara, serta Focus Group bahwa tidak seluruh LHP PDTT menyajikan
Discussion (FGD) dengan praktisi dan kesimpulan pemeriksaan. LHP yang
akademisi. membuat kesimpulan masih berada di bawah
50% dari total LHP PDTT pertahun. Bentuk
Telaah dilakukan terhadap 2.364 buah LHP kesimpulan, format penyajian dan isi
DTT yang bersumber dari IHPS Semester II kesimpulan juga masih bervariatif padahal
2009 sampai dengan Semester II 2012. Juklak PDTT telah mencontohkan bentuk
Telaah tersebut dilakukan untuk mengetahui kesimpulan yang harus dibuat dalam LHP.
format kesimpulan dalam pelaporan PDTT
dan apakah kesimpulan telah menjawab Selain itu, diketahui bahwa variasi dalam
tujuan pemeriksaan atau belum. Studi format penyajian kesimpulan. Berdasarkan
literatur dilakukan atas standar-standar hasil inventarisasi terdapat LHP menyajikan
pemeriksaan, seperti ISSAI, SPKN, best judul “Kesimpulan”, LHP lainnya menyajikan
practices pada negara-negara lain dan text “ringkasan eksekutif “atau “ikhtisar
book yang relevan. Selain itu, dilakukan pula eksekutif” dan terdapat pula LHP yang
survei tentang penarikan kesipulan dalam memuat kesimpulan dalam suatu bab
PDTT melalui kuesioner dan wawancara tersendiri. Terkait hal ini, setiap satuan kerja
secara sampling kepada pemeriksa, terlihat memiliki pola tersendiri
widyaiswara pusdiklat BPK, personil BPK (keseragaman). Dari total LHP yang
yang aktif sebagai pengurus IAI (praktisi) menyajikan kesimpulan, hanya sebanyak 826
dan personil Litbang Pemeriksaan Keuangan LHP (34,94%) yang menjawab tujuan
dan Kinerja. Untuk melengkapi kajian dari pemeriksaan. Namun trend menunjukkan
sisi teori dan praktik, dilakukan FGD dengan terjadi peningkatan jumlah LHP yang
akademisi dan praktisi dari luar BPK yaitu menjawab tujuan pemeriksaan. Hal ini
dari Kantor Akuntan Publik (KAP). Metode terlihat dari kenaikan prosentase dari 13,68%
analisis yang digunakan adalah analisis pada tahun 2009 menjadi 61,58% LHP pada
kualitatif. Penyusunan kajian dilakukan di tahun 2012.
Jakarta pada bulan Maret sampai dengan
Oktober 2013. Berdasarkan data pada tabel 1, disimpulkan
bahwa Juklak PDTT yang ada belum dapat
dijadikan acuan bagi pemeriksa dalam
menyajikan laporan hasil pemeriksaan
PDTT, khususnya kesimpulan. Pedoman
yang lebih rinci yang mengatur tentang
pemeriksaan kepatuhan sesuai dengan
konsep baru PDTT sangat dibutuhkan
sebagai panduan bagi pemeriksa.

85
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

Tabel 1. Inventarisasi Kesimpulan LHP PDTT

2012 2011 2010 2009


No Kesimpulan PDTT
Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)
1 Menjawab Tujuan 327 61.58 294 35.55 137 26.92 68 13.68
2 Belum Menjawab Tujuan 28 5.27 533 64.45 88 17.29 425 85.51
3 Tidak Membuat Kesimpulan 169 31.83 0 0.00 284 55.80 0 0.00
4 Data Tidak Ada 7 1.32 0 0.00 0 0.00 4 0.80
Jumlah 531 100 827 100 509 100 497 100
Sumber: data dari IHPS BPK RI yang diolah

Definisi Kesimpulan keputusan yang diperoleh berdasarkan


metode berpikir induktif atau deduktif.
Definisi tentang kesimpulan PDTT belum ada
dalam UU No. 15 Tahun 2004 maupun SPKN Jika mengacu pada ISSAI 4100, kesimpulan
PSP 05 dan PSP 06 tentang Standar PDTT. dapat dinyatakan sebagai pernyataan
Definisi kesimpulan hanya muncul dalam keyakinan atau jawaban atas pertanyaan
SPKN PSP 05 Standar Pelaporan audit tertentu. Cakupan dan mandat audit
Pemeriksaan Kinerja yaitu penafsiran logis akan mempengaruhi kesimpulan, selain itu
mengenai program yang didasarkan atas penggu-naan/penyusunan kata-kata dalam
temuan pemeriksaan dan bukan sekedar kesimpulan mungkin dipengaruhi oleh
ringkasan temuan, simpulan merupakan mandat SAI dan landasan hukum yang
jawab an at as p encap aian t ujuan menaungi pelaksanaan audit tersebut.
pemeriksaan. Definisi ini secara substansi Sedangkan INTOSAI's Implementation
sama dengan definisi kesimpulan dalam Guidelines for Performance Auditing
Draft Juknis Laporan Hasil Pemeriksaan menyatakan kesimpulan sebagai pernyataan
Kinerja yang menyatakan kesimpulan adalah yang diambil oleh auditor berdasarkan hasil
intisari dari hasil pemeriksaan yaitu jawaban temuan pemeriksaan dan rekomendasi atas
atas pertanyaan yang telah dirumuskan di program tindakan yang disarankan oleh
program pemeriksaan yang bertujuan untuk auditor berkaitan dengan tujuan audit.
memperbaiki kinerja entitas yang berlaku.
Kesimpulan pemeriksaan merupakan sintesis Berdasarkan uraian di atas dapat
dari temuan terpenting pemeriksaan kinerja disimpulkan bahwa kesimpulan merupakan
yang merupakan jawaban atas tujuan pernyataan keyakinan hasil analisa logis
pemeriksaan. untuk menjawab tujuan pemeriksaan dengan
didukung bukti yang tepat/sesuai. Dengan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata lain unsur tujuan pemeriksaan, bukti
kata “simpulan” adalah sesuatu yang dan metodologi memegang peranan yang
disimpulkan atau diikatkan; hasil penting dalam penyusunan kesimpulan.
menyimpulkan; kesimpulan. Sedangkan
“kesimpulan” adalah ikhtisar (dari uraian, Faktor-faktor yang Mendukung
pidato, dan sebagainya); kesudahan Kualitas Kesimpulan
pendapat (pendapat terakhir yang
berdasarkan pada uraian sebelumnya); Kesimpulan merupakan keluaran (output)

Volume 1, Nomor 1, Juli 2015: 83-94 86


KESIMPULAN AUDIT DALAM PEMERIKSAAN KEPATUHAN YANG BERDIRI SENDIRI
Catharina Sri Kariningsih, Nalini Asfaroyani, dan Latifah Dewi Tutiana

dari pemeriksaan kepatuhan yang berdiri 2. Lingkup


sendiri. Kualitas kesimpulan dipengaruhi
oleh beberapa faktor pendukung yaitu: Langkah selanjutnya dalam tahap
perencanaan setelah menetapkan tujuan
1. Tujuan pemeriksaan adalah menetapkan lingkup
pemeriksaan atas entitas dan objek yang
Faktor utama dalam tahap perencanaan diperiksa. Sebagaimana halnya dengan
pemeriksaan adalah penetapan tujuan tujuan pemeriksaan, lingkup
pemeriksaan sebagai arah dari seluruh pemeriksaan juga harus ditetapkan jelas
rangkaian pemeriksaan. Tujuan dan spesifik. Semakin spesifik lingkup
pemeriksaan kepatuhan yang berdiri pemeriksaan, semakin membantu
sendiri secara umum adalah penilaian pemeriksa dalam menyusun kesimpulan.
independen atas kepatuhan subject Selain itu, pengalokasian sumber daya
matter tertentu terhadap peraturan yang pemeriksaan akan menjadi lebih tepat
d ii de n t if i k as i s eb ag a i kr it er ia . dan efisien.
Pemeriksaan kepatuhan dilakukan
dengan memperoleh keyakinan bahwa 3. Kriteria
aktivitas, informasi dan transaksi
keuangan, dalam segala hal yang Dalam ISSAI 4100 tujuan audit
material, patuh terhadap peraturan kepatuhan adalah mendapatkan bukti
lembaga berwenang. yang cukup dan sesuai untuk
menyimpulkan apakah entitas telah
Kesimpulan dalam pemeriksaan mematuhi dalam segala hal yang material
kepatuhan pada dasarnya merupakan terhadap kriteria tertentu. Oleh karena
jawaban atas tujuan pemeriksaan, itu, untuk mendapatkan kesimpulan
sehingga penentuan tujuan pemeriksaan pemeriksaan kepatuhan yang tepat maka
akan sangat mepengaruhi penarikan penentuan kriteria sangat penting dan
kesimpulan. Tujuan yang diharapkan termasuk dalam langkah awal dalam
oleh pemberi tugas harus dijabarkan perencanaan pemeriksaan kepatuhan.
dengan spesifik dan jelas serta
didokumentasikan dalam tahapan Kriteria adalah dasar yang digunakan
perencanaan. oleh auditor untuk menguji asersi subject
matter yang telah disusun/disajikan.
Tujuan pemeriksaan yang spesifik dan Kriteria harus dikomunikasikan dengan
jelas dapat memperkecil risiko pihak yang diperiksa sehingga tercipta
pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan keseragaman pemahaman atas kriteria
kepatuhan harus dibuat dan disesuaikan yang digunakan. Apabila terdapat
dengan situasi, berdasarkan objek perbedaan sudut pandang, kedua belah
(subject matter) yang diperiksa, dan pihak dapat berdiskusi dan menyamakan
kriteria yang digunakan. Keterlibatan persepsi sebelum masuk ke pelaksanaan
pemberi tugas dalam penentuan tujuan pemeriksaan. Komunikasi atas kriteria di
pemeriksaan kepatuhan menjadi sangat awal pemeriksaan juga akan berguna
penting, termasuk jika terdapat apabila ada sanggahan atas kriteria
perubahan dalam tujuan pemeriksaan. tersebut sehingga tim dapat

87
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

mengevaluasi kriteria lain yang relevan entitas yang diaudit. Artinya, kriteria
untuk pemeriksaan. Jika terdapat tersebut tidak bisa terlalu informal
perubahan kriteria yang digunakan, maka karena informasi mengenai hal yang
harus dikomunikasikan dan diperiksa dibandingkan dengan
didokumentasikan. kriteria akan menjadi sangat subjektif
dan menyebabkan beberapa auditor
Kriteria dapat bersifat formal, seperti mengambil kesimpulan yang sangat
hukum dan perundang–undangan, berbeda.
keputusan menteri atau ketentuan dalam e. Dapat dimengerti – kriteria yang
kontrak dan kesepakatan lainnya dan dapat dimengerti adalah yang
juga dapat bersifat nonformal seperti dinyatakan secara jelas, memberikan
kepatutan. Namun demikian, kriteria kontribusi pada kesimpulan yang
nonformal seperti kepatutan, harus jelas, dapat dimengerti oleh pengguna
berwujud tertulis (terdokumentasi), yang dituju, serta tidak memberikan
dapat diuji, dan terkait dengan hal-hal interpretasi yang bervariasi.
prinsip yang mengacu dalam peraturan f. Dapat diperbandingkan – kriteria
tertulis. yang dapat diperbandingkan adalah
konsisten bila digunakan pada audit
Kriteria harus ditetapkan sesuai dengan yang sama dan sejenis dari entitas
tujuan pemeriksaan dan memenuhi yang sama atau kegiatan yang sama,
karakteristik seperti yang dinyatakan dan bila dibandingkan dengan yang
dalam ISSAI 4100 berikut: digunakan pada audit sebelumnya
pada entitas tersebut.
a. Relevan – kriteria yang relevan g. Dapat diterima – kriteria yang dapat
memberikan kontribusi yang berarti diterima adalah yang disetujui oleh
terhadap informasi yang diberikan ahli independen, entitas yang
dalam pengambilan kebutuhan oleh diperiksa, badan legislatif, media
pengguna yang dituju oleh laporan serta publik secara umum.
audit. h. Tersedia – kriteria harus tersedia bagi
b. Dapat diandalkan – kriteria yang pengguna laporan yang dituju
dapat diandalkan memberikan hasil sehingga mereka mengerti sifat audit
yang konsisten dalam pengambilan yang dilakukan dan dasar untuk
simpulan meskipun digunakan oleh penyusunan laporan pemeriksaan.
auditor yang berbeda pada kondisi
yang sama. 4. Materialitas
c. Lengkap – kriteria yang lengkap
adalah mencukupi untuk tujuan audit Konsep materialitas sebagaimana dikenal
dan tidak mengecualikan faktor- dalam pemeriksaan keuangan, menurut
faktor yang relevan. Kriteria tersebut ISSAI 4100, dapat diterapkan dalam
memiliki arti dan memungkinkan pemeriksaan kepatuhan. Hal ini
pengguna mengambil keputusan mengakibatkan bentuk kesimpulan pada
berdasarkan informasi tersebut. pemeriksaan kepatuhan memungkinkan
d. Objektif – kriteria yang objektif adanya modifikasi dari bentuk baku
adalah netral dan bebas dari bias atas (sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria
pendapat auditor atau manajemen yang digunakan) menjadi bentuk

Volume 1, Nomor 1, Juli 2015: 83-94 88


KESIMPULAN AUDIT DALAM PEMERIKSAAN KEPATUHAN YANG BERDIRI SENDIRI
Catharina Sri Kariningsih, Nalini Asfaroyani, dan Latifah Dewi Tutiana

pengecualian (seperti opini wajar dengan kuantitatif. Sifat dasar, pandangan,


pengecualian dalam pemeriksaan dan sensitivitas area program
keuangan). Dengan kata lain, materialitas tertentu atau hal yang diperiksa
akan sangat berpengaruh dalam mungkin mempunyai peran penting.
penarikan kesimpulan. Penerapan Ekspektasi dan ketertarikan publik
materialitas dalam pemeriksaan juga merupakan faktor kualitatif
kepatuhan sesuai ISSAI 4100 adalah yang d ap at m e mp e ng a r uh i
sebagai berikut: penentuan materialitas oleh auditor
sektor publik. Tingkat
a. Tahap Perencanaan ketidakpatuhan juga menjadi
pertimbangan. Walaupun tidak
Selama proses perencanaan, sampai melanggar hukum, tetapi
informasi tentang entitas jika melebihi anggaran yang
dikumpulkan untuk menilai resiko diperkenankan oleh peraturan atau
dan menentukan tingkat merupakan layanan baru yang tidak
materialitas untuk mendesain tercakup dalam anggaran yang
prosedur pemeriksaan. Bukti yang disetujui, maka hal tersebut dapat
didapatkan harus dievaluasi sebagai menjadi contoh ketidakpatuhan
dasar untuk pembentukan yang serius.
kesimpulan dan untuk pelaporan.
Penentuan materialitas sangatlah c. Pelaporan pemeriksaan
penting dalam evaluasi ini.
Penentuan materialitas untuk tujuan Materialitas digunakan pemeriksa
perencanaan mungkin dapat bersifat dalam menilai hasil pemeriksaan
kaku (rigid), seperti dalam kondisi (pengujian) untuk menyusun
ketika peraturan atau persyaratan kesimpulan yang tepat.
yang disepakati mengharuskan
adanya kepatuhan tanpa syarat, Penentuan tingkat materialitas suatu
sebagai contoh peraturan melarang ketidakpatuhan sering memerlukan
pengeluaran melebihi anggaran yang professional judgement dari pemeriksa,
disetujui. yang banyak dipengaruhi kompetensi dan
pengalaman pemeriksa yang
b. Tahap Pelaksanaan pemeriksaan bersangkutan.
dan pengumpulan bukti,
Materialitas dapat bersifat kuantitatif
Ketika mengevaluasi bukti yang atau kualitatif. Meskipun secara nilai
didapat, penentuan materialitas (kuantitatif) tidak material, menurut
mungkin dipengaruhi faktor ISSAI 4100 hal-hal berikut dapat menjadi
kuantitatif seperti jumlah orang atau material secara kualitatif, yaitu:
entitas yang terpengaruh oleh hal
a. Kecurangan (fraud);
yang diperiksa tersebut atau jumlah
b. Tindakan melawan hukum atau
uang. Dalam beberapa kasus, faktor
ketidakpatuhan yang disengaja;
kualitatif lebih berpengaruh
c. Informasi yang tidak tepat atau tidak
dibandingkan dengan faktor
lengkap untuk manajemen, informasi

89
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

yang tidak tepat atau tidak lengkap yang diambil dalam pemeriksaan terinci
untuk manajemen, auditor atau tidak perlu terlalu banyak. Penentuan
pembuat peraturan; tinggi rendah atas keyakinan terhadap
d. Pengabaian secara sengaja atas keandalan pengendalian internal pihak
permintaan tindak lanjut oleh yang diperiksa dalam pemeriksaan
manajemen, pihak yang berwenang pendahuluan dapat kembali
atau auditor; menggunakan professional judgment
e. Kejadian atau transaksi yang terjadi auditor atau pemberi tugas yang
tanpa dasar hukum untuk berwenang (seperti dalam konsep
melaksanakan kejadian atau transaksi materialitas).
tersebut.
Pada pemeriksaan terinci, penentuan
5. Sampling
sampel dapat menggunakan statistical
sampling ataupun metode sampling lain.
Pemeriksaan kepatuhan bersifat
Misalnya dalam penentuan sampling
eksaminasi. Oleh karena itu, sampel yang
dapat digunakan juga target testing jika
diuji seharusnya dapat mendukung
penyebaran sampel sama, tetapi
pemberian kesimpulan atas populasi.
distribusi tidak merata sehingga harus
Metodologi pemeriksaan kepatuhan
dipertimbangkan angka/monetary value.
serupa dengan pemeriksaan keuangan.
Model sampling seperti ini tidak akan
Oleh karena itu, sebagaimana halnya
diatur secara rinci karena perlu
dalam pemeriksaaan keuangan, dalam
pertimbangan kualitatif.
pemeriksaan kepatuhan dimungkinkan
adanya pemeriksaan pendahuluan yang
6. Bukti Pemeriksaan
bertujuan untuk merencanakan besar
sampel dan tingkat materialitas selain
Pemeriksa harus memperoleh bukti
menilai desain dan penerapan
pemeriksaan yang tepat, cukup, dan
pengendalian internal yang diperiksa
harus mematuhi prinsip-prinsip umum
apakah telah cukup untuk memberikan
dalam perolehan bukti pemeriksaan
keyakinan bahwa objek yang diperiksa
sebagai dasar bagi penarikan kesimpulan.
telah mematuhi kriteria yang ditentukan.
Pengumpulan bukti pemeriksaan antara
lain dapat dilakukan dengan teknik: a)
Selanjutnya, penentuan besarnya sampel
observasi; b) inspeksi; c) permintaan
dalam pemeriksaan terinci (pada praktik
keterangan; d) pelaksanaan kembali
KAP disebut test of details) akan sangat
kegiatan; e) konfirmasi; f) prosedur
bergantung pada hasil pemeriksaan
analitis.
pendahuluan (pada praktik KAP
bergantung pada hasil test of control).
Jika risiko pengendalian internal tinggi
sehingga efektivitasnya tidak dapat
diyakini, maka sampel yang diambil Proses Pe nari kan dan Be nt uk
dalam pemeriksaan terinci akan lebih Kesimpulan
banyak. Sebaliknya, jika risiko
pengendalian internal rendah dan dapat Berdasarkan hasil telaah dan analisa yang
diyakini efektivitasnya, maka sampel telah dilakukan, proses penarikan

Volume 1, Nomor 1, Juli 2015: 83-94 90


KESIMPULAN AUDIT DALAM PEMERIKSAAN KEPATUHAN YANG BERDIRI SENDIRI
Catharina Sri Kariningsih, Nalini Asfaroyani, dan Latifah Dewi Tutiana

kesimpulan dapat dirumuskan sebagai sesuai”,dengan mempertimbangkan aspek


berikut. materialitas dan pembatasan lingkup
pemeriksaan. ISSAI 4100 menyebutkan
a. Mengidentifikasi kondisi yang
bahwa bentuk kesimpulan dapat berupa
menyimpang dari kriteria;
pernyataan atas keyakinan (dalam hal ini
b. Mencatat/mendokumentasikan
keyakinan positif) atau yang menjawab
penyimpangan yang ditemukan di
tujuan pemeriksaan. Berdasarkan hal
kertas kerja, kemudian merangkumnya
tersebut, bentuk kesimpulan yang dapat
menjadi kesimpulan;
diterapkan sesuai ISSAI 4100 adalah:
c. Menentukan materialitas dari kondisi
yang ada;
1. Kesimpulan “Sesuai dengan kriteria”,
d. Menentukan bentuk kesimpulan yang
diberikan jika:
sesuai setelah mempertimbangkan
materialitas dengan flowchart a. Patuh dengan semua kriteria.
p en ar i k an kes imp ul an d al am b. Terdapat ketidakpatuhan yang tidak
pemeriksaan kepatuhan sesuai gambar material dan tidak terdapat isu
1; independensi.
e. Menuangkan kesimpulan dalam bentuk
Modifikasi dari kesimpulan tersebut
draft untuk bahan diskusi dengan
adalah “Sesuai dengan kriteria dengan
lembaga terkait;
paragraf penjelasan” yang diberikan jika
f. Menuangkan kesimpulan secara terinci
terdapat kebutuhan untuk
dalam Laporan Pemeriksaan
mengungkapkan hal tertentu, misalnya
Kepatuhan setelah melalui proses
untuk menyoroti kelemahan sistematik
pembahasan.
atau ketidakpastian tergantung dari
Bentuk kesimpulan yang diatur dalam Juklak kejadian di masa yang akan datang.
PDTT yaitu “sesuai” dan “tidak

Mulai
Pemeriksaan A B

ada kebutuhan untuk mengungkapkan


Tidak Ya Pembata Tidak Ya Sesuai Ya
san SPI Kriteria/
hal-hal tertentu yang tidak mempengaruhi
A Material
Lingkup memadai Patuh kesimpulan, seperti: menyoroti
kelemahan sistematik
Tidak
Tidak

Ada
Ya Prosedur Material Material
Lain?

Ya
Tidak Ya Tidak Tidak Ya

Pervasive
B
Disclaimer
Tidak Ya

Qualified Adverse Unqualified Unqualified


Conclusion Conclusion Conclusion Conclusion with

Gambar 1. Flowchart Penarikan Kesimpulan Dalam Pemeriksaan Kepatuhan

91
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

Contoh kesimpulan: Pelaksanaannya.”

“Berdasarkan pemeriksaan yang kami 4. Kesimpulan “Tidak menyatakan


lakukan, penetapan, penyaluran, dan pendapat”
penerimaan dana perimbangan TA 2006
a. Terdapat ketidakpatuhan yang
sesuai dengan PP No 55 Tahun 2005
material yang bersifat luas
tentang Dana Perimbangan dan
(pervasive) dan mempengaruhi
Peraturan Pelaksanaannya.”
keseluruhan objek yang diperiksa
(subject matter) disebabkan
2. Kesimpulan “Tidak sesuai dengan
pembatasan lingkup oleh pihak
kriteria”
terperiksa atau penyebab lainnya
sehingga lingkup pemeriksaan sangat
Terdapat ketidakpatuhan yang material
terbatas dan pemeriksa tidak dapat
yang bersifat pervasive dan
menerapkan prosedur alternatif
mempengaruhi keseluruhan subject
untuk mendapatkan bukti yang
matter-nya yang disebabkan dari
memadai.
penyimpangan atas kriteria.
b. Terdapat isu independensi dan hal
ini tidak memerlukan pertimbangan
Contoh kesimpulan: materialitas.

“Berdasarkan pemeriksaan yang kami Contoh kesimpulan:


lakukan, penetapan, penyaluran, dan
penerimaan dana perimbangan TA 2006 “Berdasarkan pemeriksaaan yang telah
tidak sesuai dengan PP No 55 tentang dilaksanakan, k a re n a t e r d a p at
Dana Perimbangan Tahun 2005 dan ketidakpatuhan yang material seperti
Peraturan Pelaksanaannya.” yang telah diungkapkan dalam paragraf
di atas, maka kami tidak menyatakan
3. K e s i m p u l a n “Sesuai dengan pendapat atau kesimpulan atas
pengecualian” penetapan, penyaluran, dan penerimaan
dana perimbangan TA 2006.”
a. Terdapat ketidakpatuhan yang
material tapi tidak bersifat luas
(pervasive).
b. Pembatasan ruang lingkup.
Penyajian Kesimpulan
Contoh kesimpulan:
Hasil pengumpulan data dan informasi
“Berdasar pemeriksaan yang kami menunjukkan bahwa ketiadaan bentuk baku
lakukan, kami menemukan bahwa, mengakibatkan penyajian kesimpulan dalam
kecuali untuk perjanjian pendanaan laporan hasil pemeriksaan PDTT menjadi
[deskripsikan pengecualian], penetapan, beragam. Analisa atas praktik yang berlaku di
penyaluran, dan penerimaan dana Australian National Audit Office (ANAO)
perimbangan TA 2006 telah sesuai, Australia dan Government Accountability
dengan PP No 55 Tahun 2005 tentang Office (GAO) Amerika Serikat juga tidak
Dana Perimbangan dan Peraturan menunjukkan suatu bentuk baku tentang isi

Volume 1, Nomor 1, Juli 2015: 83-94 92


KESIMPULAN AUDIT DALAM PEMERIKSAAN KEPATUHAN YANG BERDIRI SENDIRI
Catharina Sri Kariningsih, Nalini Asfaroyani, dan Latifah Dewi Tutiana

kesimpulan. Pada LHP Kinerja ANAO KESIMPULAN


misalnya, kesimpulan diungkapkan dalam
“Summary” dan terbagi dalam beberapa
paragraf sesuai area temuan pemeriksaan,
sedangkan pada GAO kesimpulan diberikan
B erdasarkan kajian yang telah
dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
kesimpulan pemeriksaan kepatuhan
sebagai penutup dari laporan. Namun merupakan suatu pernyataan keyakinan hasil
demikian, terdapat kesamaan dalam hal isi analisa logis untuk menjawab tujuan
kesimpulan yaitu kesimpulan memuat pemeriksaan dengan didukung bukti yang
temuan atau permasalahan yang ditemukan tepat/sesuai. Dengan kata lain unsur tujuan
serta rekomendasi yang diberikan. Untuk pemeriksaan, bukti dan metodologi berperan
menunjukkan kesimpulan atas penting dalam penyusunan kesimpulan.
ketidakpatuhan, laporan hanya menyajikan Faktor-faktor yang mendukung kualitas
temuan yang material dan mempengaruhi penarikan kesimpulan dalam pemeriksaan
kesimpulan, sedangkan temuan yang tidak kepatuhan yang berdiri sendiri adalah
material dikomunikasikan melalui surat tujuan, ruang lingkup pemeriksaan, kriteria,
kepada manajemen. materialitas, sampel dan bukti pemeriksaan.

Mengacu pada konsep pemberian opini Proses penarikan kesimpulan dalam


dalam pemeriksaan keuangan dan hasil pemeriksaan kepatuhan pada dasarnya
kajian yang telah dilakukan, maka isi laporan serupa dengan yang diterapkan pada
hasil pemeriksaan kepatuhan yang berdiri pemeriksaan keuangan. Sedangkan bentuk
sendiri yang memuat kesimpulan mencakup kesimpulan mengacu pada ISSAI 4100
unsur-unsur berikut. berupa suatu pernyataan atas keyakinan,
yaitu keyakinan positif, yang menjawab
a. Judul,
tujuan audit. Bentuk-bentuk kesimpulan
b. Penerima laporan,
dalam pemeriksaan kepatuhan yang berdiri
c. Tujuan dan lingkup audit termasuk
sendiri dengan mempertimbangkan unsur
cakupan periode waktu,
materialitas dan pembatasan lingkup
d. Identifikasi atau deskripsi informasi
pemeriksaan, adalah:
hal yang diperiksa (dan jika perlu, hal
yang diperiksa), a. Kesimpulan sesuai dengan kriteria
e. Kriteria yang dipakai, (unqualified);
f. Tanggung jawab berbagai pihak (dasar b. Kesimpulan sesuai kriteria dengan
hukum), pengecualian(qualified);
g. Standar pemeriksaan yang digunakan c. Kesimpulan tidak sesuai kriteria
dalam pelaksanaan pekerjaan, (adverse);
h. Ringkasan dari pekerjaan yang d. Kesimpulan tidak menyatakan
dilakukan, pendapat (disclaimer).
i. Kesimpulan,
Kedepannya, pembahasan tiap faktor yang
j. Tanggapan dari entitas yang diperiksa
memp en garuh i k e simp ul a n d al am
(jika perlu),
pemeriksaan kepatuhan, seperti tujuan,
k. Rekomendasi (jika perlu),
ruang lingkup pemeriksaan, kriteria,
l. Tanggal laporan,
materialitas, sampel dan bukti pemeriksaan,
m. Tanda tangan.
perlu dikembangkan dalam suatu pedoman

93
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

pemeriksaan yang lebih rinci seperti juknis Report.


atau seri panduan. Selain itu, analisa dan INTOSAI. (2010). ISSAI 1705: Modifications
pembahasan atas konsep kesimpulan dalam to the Opinion in the Independent
pemeriksaan kepatuhan yang berdiri sendiri Auditor's Report.
ini masih memerlukan kajian lebih lanjut INTOSAI. (2010). ISSAI 4000: Compliance
agar dapat diterima dan diterapkan oleh Audit Guidelines-General
pemeriksa di lapangan. Introduction.
INTOSAI. (2010). ISSAI 4100: Compliance
Audit Guidelines - For Audits
Performed Separately from the Audit
UCAPAN TERIMA KASIH of Financial Statements.
INTOSAI. (2010). Modul iCAT on
Penulis ingin menyampaikan penghargaan Compliance Audit (Evaluasi Bukti
dan ucapan terima kasih kepada seluruh Tim dan Menyusun Kesimpulan)
Penyusun Kajian Kesimpulan dalam INTOSAI. (2013). ISSAI 400: Fundamental
Pemeriksaan Kepatuhan yang Berdiri Sendiri Principles of Compliance Auditing
di Litbang PDTT atas kerja sama, (ED)
kesempatan berdiskusi dan berbagi The Australian National Audit Office.
pengetahuan selama proses penyusunan www.anao.gov.au
kajian tersebut. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara. Lembaran Negara Republik
DAFTAR PUSTAKA Indonesia Tahun 2004 Nomor 66.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik U.S. Government Accountability Office.
Indonesia. (2007). Standar www.gao.gov
Pemeriksaan Keuangan Negara.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia. (2009). Keputusan BPK
No. 02/K/I-XIII.2/2/2009 tentang
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) PDTT
Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia. (2012). Laporan kegiatan
pengembangan kerangka LHP
kinerja.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia. (2012). Draft Juknis
penyusunan LHP Kinerja.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia. Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester 2009-2012
IFAC. (2009). ISA 705 :Modifications to the
Opinion in the Independent Auditor

Volume 1, Nomor 1, Juli 2015: 83-94 94

Anda mungkin juga menyukai