Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah dari mata kuliah Audit Sektor Publik yang berjudul “Standar Audit Sektor Publik”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk Proposal ini, agar Proposal ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Audit Sektor Publik, terutama Ibu Dr. SRI RAHAYU, SE., MSA.,
Ak. yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
2. Untuk Mengetahui Standar Audit Sektor Publik.
3. Untuk Mengetahui Standar Umum.
4. Untuk Mengetahui Standar Pelaksanaan Pemeriksaan.
5. Untuk Mengetahui Standar Pelaporan Pemeriksaan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan
Tujuan pemeriksa dalam melaksanakan Standar Umum adalah sebagai dasar
untuk dapat menerapkan standar pelaksanaan dan standar pelaporan secara
efektif. Dengan demikian, standar umum ini harus diikuti oleh BPK dan
semua Pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar
Pemeriksaan.
Standar Umum tersebut terdiri dari sebagai berukut :
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Standar umum pertama menegaskan bahwa berapa pun tingginya
kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam
bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan
yang dimaksudkan dalam standar audit ini, jika ia tidak memiliki
pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing.
Untuk memenuhi persyaratan sebagai profesional, auditor harus
menjalani pelatihan teknis yang cukup. Asisten junior yang baru
masuk ke dalam karier auditing harus memperoleh pengalaman
profesionalnya dengan mendapatkan supervisi memadai dan review
atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman.
Tujuan
Tujuan Pemeriksa dalam menerapkan standar ini adalah untuk:
- Merencanakan pemeriksaan yang berkualitas agar dapat dilaksanakan
secara efisien dan efektif; dan
- Merancang dan melaksanakan prosedur pemeriksaan untuk memperoleh
bukti yang cukup dan tepat.
Tujuan
Tujuan Pemeriksa dalam menerapkan standar pelaporan ini adalah untuk:
- Merumuskan suatu kesimpulan hasil pemeriksaan berdasarkan evaluasi
atas bukti pemeriksaan yang diperoleh; dan
- Mengomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pihak-pihak yang terkait.
Ketentuan
Keharusan Menyusun Laporan adalah sebagai berikut :
- Pemeriksa harus menyusun LHP secara tertulis untuk
mengomunikasikan hasil pemeriksaannya.
- Pemeriksa harus menyusun LHP secara tepat waktu, lengkap, akurat,
objektif, meyakinkan, jelas, dan ringkas.
Unsur LHP
LHP harus memenuhi unsur laporan sesuai dengan jenis pemeriksaannya.
Unsur LHP antara lain:
a. Pernyataan bahwa pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan standar
pemeriksaan
Pemeriksa harus menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan
standar pemeriksaan. Dalam hal Pemeriksa tidak dapat melaksanakan
standar pemeriksaan karena pembatasan lingkup yang material, hal
tersebut harus dinyatakan dalam laporan.
b. Tujuan, lingkup, metodologi;
Pemeriksa harus memuat tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan
secara jelas dalam LHP. Informasi tersebut penting bagi pengguna
LHP agar dapat memahami maksud dan jenis pemeriksaan, serta
memberikan perspektif yang wajar terhadap apa yang dilaporkan.
c. Kesimpulan;
Pemeriksa harus menyusun kesimpulan atas hasil pemeriksaan. Kesimpulan
merupakan jawaban atas pencapaian tujuan pemeriksaan. Kesimpulan
harus dinyatakan secara jelas dan meyakinkan. Kekuatan kesimpulan
ditentukan oleh bukti yang meyakinkan dan didukung dengan
metodologi yang tepat.
d. Temuan pemeriksaan;
Pemeriksa harus mengungkapkan temuan dalam LHP apabila terdapat
ketidaksesuaian antara kondisi dengan kriteria.
Temuan pemeriksaan yang mengandung indikasi awal kecurangan
disajikan dalam LHP tanpa menjelaskan secara mendetail dugaan
kecurangan tersebut. Namun Pemeriksa lebih menitikberatkan
penjelasannya kepada dampak temuan tersebut terhadap hal
pokok/informasi hal pokok sesuai tujuan pemeriksaan.
e. Rekomendasi pemeriksaan;
Rekomendasi pemeriksaan harus bersifat konstruktif dan berguna untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam
pemeriksaan. Pemeriksa wajib memberikan rekomendasi dalam
pemeriksaan kinerja. Dalam pemeriksaan selain pemeriksaan kinerja,
apabila Pemeriksa dapat mengembangkan temuan pemeriksaan secara
memadai, Pemeriksa dapat membuat rekomendasi. Khusus pada PDTT
dalam bentuk pemeriksaan investigatif, Pemeriksa tidak memberikan
rekomendasi.
f. Tanggapan pihak yang bertanggung jawab; dan
Pemeriksa harus memperoleh tanggapan tertulis atas hasil pemeriksaan
dari pihak yang bertanggung jawab. Namun demikian, terkait dengan
kerahasiaan informasi, dalam PDTT dalam bentuk pemeriksaan
investigatif, Pemeriksa tidak meminta tanggapan. Pemeriksa harus
memuat tanggapan pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi pemeriksa pada lLHP.
g. Penandatanganan LHP.
LHP ditandatangani oleh Ketua, Wakil Ketua, atau Anggota BPK.
Wewenang penandatanganan LHP dapat didelegasikan kepada
penanggung jawab pemeriksaan yang memiliki kompetensi.
BAB III
3.1 Kesimpulan