Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN MATA KULIAH BAB II

“STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN KODE ETIK PROFESI


AKUNTAN PUBLIK”

Nama kelompok 6:

1. Wiwin Makfira (02272111132)


2. Gilang M.Subhan de Breving (02272111082)
3. S. Alfitrah Mutiara Sangaji (02272111033)
4. Ratih A. Ajuan (02272111020)
5. Suhaima Losen (02272111065)
6. Munira Dokulamo (02272111057)
7. Agung julhar (02272111023)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN
TAHUN 2023
1. PERKEMBANGAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Dalam tahun 1972, untuk pertama kalinya Ikatn Akuntan Indonesia berhasil
menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam kongres ke lll Ikatan
Akuntan Indonesia. Dalam Kongres ke IV Iatan Akuntan Indonesia tanggal 25-26
Oktober 1982, Komisi Norma Pemeriksaan Akuntan mengusulkan agar segera
dilakukan penyempurnaan atas buku Norma Pemeriksaan Akuntan yang lama, dan
melengkapinya dengan serangkaian suplemen yang merupakan penjabaran lebih lanjut
norma tersebut.
Dalam Konngres ke VII Iatan Akuntan Indonesia menerbitkan Norma Akuntan
Publik yang secara garis besar berisi :
1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik
2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan
3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan
4. Pernyataan jasa akuntansi dan riview

Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri atas lima standar,
Yaitu :

1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi


Pernyataan Standar Auditing (IPSA).
2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkap dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT).
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan
Interpreetasi Pernyataan Standar jasa Akuntansi dan Review (IPSAR).
4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan interpretasi
Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan
interpretasi Pernyataan Standar Pengendallian Mutu (IPSM).

Selain kelima standar tersebut masih dilengkapi dengan Kode Etik Profesi Akuntan
Publik yang merupakan aturn normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik.

1. SEPULUH STANDAR AUDITING


 Menurut PSA No.01 (SA Seksi 150)
Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Standar auditing, yang
berbeda dengan prosedur auditing, berkaitan dengan tidak hanya kualitas
profesional auditor namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan
dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya.
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (2011:150.1-150.2) terdiri atas sepuluh standar yang
dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
a. Standar Umum
b. Standar Pekerjaan Lapangan
c. Standar Pelaporan

Standar-standar tersebut di atas dalam banyak hal sering berhubungan dan


saling tergantung satu sama lain. Keadaan yang berhubungan erat dengan
penentuan dipenuhi atau tidaknya suatu standar, dapat berlaku juga untuk standar
yang lain.

PSA No.01 (SA Seksi 161) mengatur hubungan standar auditing dengan standar
pengendalan mutu sebagai berikut:

01. Auditor indenpenden bertanggung jawab untuk memenuhi standar auditing


yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dalam penugasan audit.
02. Kantor Akuntan publik juga harus mematuhi standar auditing yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dalam pelaksanaan audit.
03. Standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia
berkaitan dengan pelaksanaan penugasan audit secara induvidual.
2. PENJELASAN MASING-MASING STANDAR AUDITING
 Standar Umum
Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan
mutu pekerjaannya, dan berbeda dengan standar yag berkaitan dengan
pelaksanaan pekerja lapangan dan laporan.
 Standar Umum Pertama Berbunyi
“audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”.
 Standar Umum Kedua
01. Standar umum kedua berbunyi “dalam sema hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor”
02. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinyya tidak
mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk
kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor
intern).
03. Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor independen
sangat penting bagi perkembangan profesi akunta publik.
04. Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam kode etik profesi akuntan
publik, agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi
indenpendensi dari mayarakat.
05. Bapepam-LK uga menetapan persyaratan independensi bagi auditor yang
melaporkan tentang informasi keuangan yang diserahkan kepada badan
tersebut yang mungkin berbeda dengan yang ditentukan oleh institut
akuntan publi Indonesia.
 Standar Umum Ketiga
01. Standar umum ketiga berbunyi
“ dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama”.
02. Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan
melaksanakan pekerjaannya dengan kemahiran profesionalnya secara
cermat da seksama.
03. Penggunaan kemahiran profesional degan cermat dan seksama menyangkut
apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaannya
tersebut.
04. Seorang auditor harus memiliki “tingkat keterampilan umumnya memiliki
kecermatan dan keseksama yang wajar”.
05. Para auditor harus ditugasi dan di supervisi sesuai dengan tingkat
pengetahuan keterampilan, dan kemampuan sedemikian rupa sehingga
mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang mereka periksa.
 Standar Pekerjaan Lapangan

Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan (audit field work), mulai dari
perencanaan audit dan supervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern,
pengumpulan bukti-bukti audit melalui compliance tes, substantive test,
analytical review, sampai selesainya audit feld work.

 Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi:


Pekerjaaan harus di rencanakan sebaik baiknya dan jika di gunakan asisen haru
di supervisi dengan semestinya, Standar ini berisi pedoman bagi auditor dalam
membuat perencanaan dan melaukan suervisi.

 Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi:

Pemahan memadai atas pengendalian intern harus di peroleh harus memperoleh


untuk merencanaan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
yang akan dilakukaan.

 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

Bukti audit kompeten yang cukup harus di peroleh mellui inpeksi, pengamatan,
pengajuan pertnyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untu menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang di audit.

 Standar pelporan

Standar pelaporan yang terdiri atas empat standar merupkan pedoman bagi auditor
independen dalam menyusun laporan auditnya.

Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telh di susun sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum di indonesi.

Adapun sandaran PSA yang di pakai adalah sebagai berikut:

1. Menurut PSA no. 08 (SA seksi 410)


2. Menurut PSA no. 09 (SA seksi 420)
3. Menurut PSA no. 10 (SA seksi 431)

2.4 KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Kode etik profesi akuntan adalah pedoman bagi para anggota Insitut Akuntan
Publik Indonesia untuk bertugas secara bertanggung jawab dan objektif.

 Pernyataan etika profesi


1. Pernyataan etika profesi nomor 1 tentang INTEGRITAS, OBJEKTIVITAS DAN
INDEPENDENSI.
2. Pernyataan etika profesi nomor 2 tentang KECAKAPAN PROFESIONAL
3. Pernyataan etika profesi nomor 3 tentang PENGUNGKAPAN INFORMASI RAHASIA
KLIEN
4. Pernyataan etika profesi nomor 4 tentang IKLAN BAGI KANTOR AKUNTAN
PUBLIK
5. Pernyataan etika profesi nomor 5 tentang KOMUNIKASI ANTAR AKUNTAN
PUBLIK
6. Pernyataan etika profesi nomor 6 tentang PERPINDAHAN STAF/PARTNER DARI
SATU KANTOR AKUNTAN KE KANTOR AKUNTAN LAIN.

Prinsip etika profesi, yang merupakan landasan perilaku etika profesional terdiri atas 8
prinsip yaitu:

1. Tanggung jawab profesi


2. Kepentingan umum(publik)
3. Integritas
4. Objektivitas
5. Kompetensi dan kehati hatian profesional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku profesional
8. Standar teknis

Aturan etika profesi akuntan publik (IAI,20000,120000,6)

KETERAPAN (APPLICABILITY)

Aturan etika ini harus diterapkan oleh anggota ikatan akuntan indonesia
kompartemen akuntan publik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP
maupun yang bukan anggota IAI-KAP) ( yang bekerja pada satu kantor akuntan
publik(KAP) Rekan pimpinan KAP bertanggung jawab atas ditaatinya aturan etika oleh
anggota KAP.

 DEFENISI/PENGERTIAN

Klien adalah pemberi kerja ( orang atau badan), Tujuan ini tidak termasuk orang atau
badan yang nenperkerjakan anggota.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang
menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengimunikasikan sumber daya ekonomi
(aset) dan/atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aset dan/atau
kewajiban suatu periode tertentu sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum atau
basis akuntansi komprehensif selain standar akuntansi yang berlaku umum.
Kantor akuntan publik(KAP) adalah suatu organisasi akuntan publik yang memperoleh
izin sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa
profesional dalam praktik akuntan publik.
Ikatan Akuntan Indonesia(IAI) adalah wadah organisasi profesi akuntan Indonesia yang
diakui pemerintah.
Ikatan akuntan publik-kompartemen akuntan publik(IAI-KAP) adalah wadah
organisasi para akuntan indonesia yang menjalankan profesi sebagai akuntan publik atau
bekerja di kantor akuntan publik.
Anggota adalah semua anggota IAI-KAP.
Akuntan publik adalah yang memiliki izin dari menteri keuangan atau pejabat yang
berwenang lainnya untuk melakukan praktik akuntan publik.
Praktik akuntan publik adalah pemberian jasa profesional kepada klien yang dilakukan
oleh anggota IAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa audit, jasa atestasi,jasa akuntansi
dan review,perpajakan,perencanaan keuangan perorangan, jasa pendukung litigasi, dan jasa
lainnya yang diatur dalam standar akuntansi profesional akuntan publik.

100 INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN OBJEKTIVITAS

101 Independensi

102 Integritas dan objektivitas

200 STANDAR UMUM DAN STANDAR AKUNTANSI

201 Standar umum

A. Kompetensi profesional
B. Kecermatan dan keseksamaan profesional.
C. Perencanaan dan supervisi
D. Data relevan yang memadai

202 Kepatuhan terhadap standar

203 standar akuntansi

300 Tanggung jawab kepada klien

301 Informasi klien yang rahasia


Anggota KAP tidak di perbankan mengungapkan informasi klien yang rahasia tanpa
persetujuan dari klien.
Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:

1. Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika
kepatuhan terhadap standar dan prinsip standar akuntansi.
2. Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi aturan
perundang undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut
atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan yang berlaku.
3. Melarang review prraktik profesional (Review mutu) seorang anggota sesuai dengan
kewenangan IAPI atau
4. Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas
penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAPI-KAP dalam rangka
penegakan disiplin anggota.

302 Free profesional

A. Besaran fee
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: resiko penugasan,
kompleksitas jasa yang akan diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan
profesional lainnya.
B. Fee Kontinjen
Fee Kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional
tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana
jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.

400 TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN SEPROFESI

401 tanggung jawab kepada rekan profesi

402 komunikasi antar akuntan publik

403 perikatan atestasi

500 TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTEK LAIN

501 perbuatan dan perkataan yang mendisreditkan

502 iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya


503 KOMISI DAN FEE REFERAL

A. Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang
diberikan kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari
klien/pihak lain.
B. Rujukan (fee referal)
Adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari sesama penyedia jasa profesional
akuntan publik.rujukan fee referal ini hanya di perkenankan bagi sesama profesi

504 Bentuk organisasi dan KAP

Anggota hanya dapat berprakktik akuntan publik dalam bentu organisasi yang di
izinkan oleh peraturan perundang undangan yang berlaku dan/atau yang tidak
menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Sejak 1 januari 2011, IAPI memberlakukan kode Etik profesi Akuntan Publik yang
terdiri dari:

 Bagian A berisi Prinsip Dasar Etika profesi yang terdiri atas:


- Seksi 100 Prinsip Prinsip dasar etika profesi
- Seksi 110 Prinsip Integritas
- Seksi 120 prinsip objektivitas
- Seksi 130 Prinsip kompentisi serta sikap kecamatan dan kehati hatian
profesional
- Seksi 140 prinsip kerahasiaan
- Seksi 150 prinsip perilaku profesional
 Bagian B Aturan etika profesi yang terdiri atas:
- seksi 200 Ancaman dan pencegahan
- seksi 210 penunjukan praktisi, KAP, atau jaringan KAP
- seksi 220 benturan kepentingan
- seksi 230 pendapat kedua
- seksi 240 Imbalan jasa profesional dan bentuk remunerasi lainya
- seksi 250 pemasaran jasa profesional
- seksi 260 penerimaan haadial atau bentuk keramah tamahan lainnya
- seksi 270 penyimpanan aset milik klien
- seksi 280 objektivitas semua jasa profesional
- seksi 290 Independensi dalam perikatan assuranse

TANGGAL BERLAKU EFEKTIF

Aturan etika ini berlaku efektif mulai tanggal 5 mei 2000

2.5 STANDAR AUDIT BERBASIS ISA

Pada taahun 2013, Institut akuntan publik indoensia(IAPI) telah


mengeluarkan standar profesional akuntan publik dalam bentuk standar audit(SA),
yang berlaku untuk audit atas laporan keuangan tahun 2013 (untuk emiten) tahun
2014(untuk non-emitmen).

Standar audit tersebut merupakan adopsi dari ISA karena Indonesia


merupakan anggota IFAC.

Anda mungkin juga menyukai