Anda di halaman 1dari 15

AUDIT PLAN

(PERENCANAAN
PEMERIKSAAN)

Audit I
Oleh Kelompok 6
Atas Nama :

S Alfitrah mutiara Agung Julhar M. Yusuf Suhaima losen


Wiwin Makfira Gilang M Subhan de Breving Munira Dokulamo
Ratih A. Ajuan
Audit Plan
Standar audit 300 Perencanaan Suatu audit laporan
keuangan (IAPI, 2013) yang berlaku efektif mulai 1
Januari 2013(untuk emiten) dan 1 Januari 2014
(untuk entitas selain emiten) merupakan pedoman
dalam menyusun perencanaan pemeriksaan.
Perencanaan suatu audit melibatkan penetapan
strategi audit secara keseluruhan untuk perikatan
tersebut dan pengembangan rencana audit.
Standar pekerjaan lapangan pertama (IAPI, 2011 :
310,1) berbunyi sebagai berikut:

1 “Pekerjaan harus direncanakan sebaik – baiknya dan jika digunakan


asisten harus disupervisi dengan semestinya”.

2 Begitu juga menurut AICPA Auditing Standards (Arens, 2017 : 261):


“Auditor harus merencanakan pekerjaan auditnya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan sebaik – baiknya”.
Dalam perencanaan audit, auditor harus
mempertimbangkan antara lain:
- Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industry dimana
satuan usaha tersebut beroperasi didalamnya.
- Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut.
- Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk
mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
- Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
- Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
- Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (Adjustment).
- Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,
seperti risiko kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya transaksi antar
pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
- Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas (sebagai
contoh, Laporan audit tentang Laporan Keuangan Konsolidasi, Laporan Khusus untuk
menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak / perjanjian).
Contoh Prosedur Meliputi :
• Me-review arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan, dan
laporan audit tahun lalu.
• Membahas masalah – masalah yang berdampak terhadap audit dengan staf kantor akuntan
yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi satuan usaha.
• Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak terhadap
satuan usaha.
• Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
• Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris, atau
komite audit.
• Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang baru.
• Mengoordinasikan bantuan dari pegawai satuan usaha dalam penyiapan data.
• Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis, dan auditor intern.
• Membuat jadwal pekerjaan audit (Time Schedule).
• Menetukan dan mengoordinasikan kebutuhan staf audit.
• Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan informasi
tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat mengantisipasi dan
memberikan perhatian terhadap hal – hal yang berkaitan yang dipandang perlu.
Agar dapat membuat perencanaan audit
dengan sebaik – baiknya, auditor harus
memahami bisnis klien dengan sebaik –
baiknya (understanding client business),
termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur
organisasinya, struktur permodalan, metode
produksi, pemasaran, distribusi dan lain – lain.
Pengetahuan tentang bisnis klien,
membantu auditor dalam:
° Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan
pertimbangan khusus.
° Menilai kondisi yang di dalamnya data akuntansi yang
dihasilkan, diolah, di-reivew, dan dikumpulkan dalam
organisasi.
° Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas
persediaan, depresiasi, penyisihan piutang ragu – ragu,
persentase penyelesaian kontrak jangka panjang.
° Menilai kewajaran representasi manajemen.
° Mempertimbangkan kesesuaian standar akuntansi yang
diterapkan dan kecukupan pengungkapan.
Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait
dalam pencapaian tujuan audit dan menentukan apakah tujuan
tersebut tercapai

tetap menjaga penyampaian me-review pekerjaan yang


supervisi adalah informasi masalah – masalah dilaksanakan, dan
01 memberikan 02 penting yang dijumpai dalam
03
menyelesaikan perbedaan
instruksi kepada audit, pendapat diantara staf audit
asisten, kantor akuntan.
1 Tujuan auditor adalah untuk merencanakan
auditnya agar bisa dilakukan secara efektif.

Tujuan planning adalah untuk menentukan


jumlah dan tipe bukti audit dan penelaahan
2 yang diperlukan untuk memberikan auditor
Kesimpulan keyakinan bahwa tidak terdapat salah saji
material dalam laporan keuangan
Beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam
rangka menyusun audit plan:

3
∆ Dapatkan pemahaman tentang
entitas dan lingkungannya, termasuk
internal kontrolnya.
∆ Tetapkan risiko salah saji material
dari laporan keuangan.
∆ Tentukan Materiality.
∆ Buat planning memorandum dan
audit program yang berisi respons
auditor terhadap risiko yang
diidentifikasi.
Audit Program
Audit program membantu auditor dalam memberikan perintah
kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Audit
program harus menggariskan dengan rinci, prosedur audit yang
menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit.
Audit program yang baik harus mencantumkan:
1. Tujuan Pemeriksaan.
2. Prosedur Audit yang akan dijalankan.
3. Kesimpulan Pemeriksaan.
Audit Procedures & Audit Teknik.

Audit procedures adalah langkah – langkah yang harus dijalankan


auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan
oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja
secara efisien dan efektif.
Resiko Audit Dan materialitas

Menurut SA 320.1 & 320.2


Materialitas dalam konteks Audit.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai