Anda di halaman 1dari 11

Tugas Resume

Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Bambang Daud S.H M.H.

Nama : Agung Julhar M. Yusuf

NPM : 02272111023

Kelas : II-A Akuntansi


Resume.
 Pendidikan Kewarganegaraan.
 Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan diselenggarakan untuk memupuk
kesadaran Bela Negara, cara berpikir yang komprehensif integralistik dalam
rangka Ketahanan Nasional untuk kelangsungan hidup dan kejayaan Bangsa &
Negara Indonesia. Contoh :
a. Cinta Tanah Air.
b. Sadar akan berbangsa, bernegara, & bermasyarakat.
c. Keyakinan akan kebenaran falsafah bangsa Pancasila & UUD 1945.
d. Serta kesediaan berkorban demi Bangsa & Negara Indonesia.
 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pendidikan Kepribadian
Mahasiswa agar menjadi Warga Negara yang baik, sebagai calon sarjana calon
pemimpin yang berbudi pekerti luhur dan berwawasan kebangsaan.
 Tujuan:
1) Memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan rasa cinta tanah air  sebagai
perwujudan warga negara Indonesia yang bertanggung jawab atas
kelangsungan hidup bangsa & Negara.
2) Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap keanekaragaman masyarakat
Indonesia sehingga mampu berkomunikasi baik dalam rangka meperkuat
integrasi nasional.
3) Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam melaksanakan hak,
kewajiban, tanggung jawab dan peran sertanya sebagai warga negara yang
cerdas, trampil dan berkarakter.
4) Memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia serta
kewajiban dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warga negara
secara adil dan tidak diskriminatif.
5) Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia yang  demokratis
dengan berlandaskan pada nilai dan budaya demokrasi  yang bersumber pada
Pancasila.
6) Memiliki  pola sikap,  pola pikir dan pola perilaku yang mendukung
ketahanan nasional serta mampu menyesuaikannya dengan tuntutan
perkembangan zaman demi kemajuan bangsa.

 Hak & Kewajiban Warga Negara.


 Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan,
sedangkan Kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi individu
dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
 Beberapa Macam Hak & Kewajiban.
 Hak :
1. Hak Legal.
2. Hak Moral.
3. Hak Khusus.
4. Hak Umum.
5. Hak Positif.
6. Hak Individual.
7. Hak Sosial.
 Kewajiban :
1. Kewajiban Mutlak.
2. Kewajiban Publik.
3. Kewajiban Primer.
 Fungsi Hak adalah kewenangan yang dimiliki orang. Sedangkan, Fungsi
Kewajiban adalah pekerjaan yang harus dirampungkan oleh orang-orang yang
diistimewakan oleh hak-hak mereka.
 Tujuan Hak adalah Hak ditujukan untuk diri sendiri. Sedangkan Kewajiban
ditujukan kepada sebagian besar orang lain.
 Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
sebuah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat
kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai
seorang warga dari negara itu.
 Adapun untuk menentukan siapa – siapa yang menjadi Warga Negara, digunakan
2 kriterium. Yaitu:
1) Kriterium Kelahiran, berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi
2, yaitu Kriterium Kelahiran menurut Asas Keibubapaan atau disebut pula Ius
Sanguinis dan Kriterium Kelahiran menurut Asas Tempat Kelahiran atau Ius
Soli.
2) Naturalisasi atau Pewarganegaraan adalah suatu proses hukum yang
menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai
kewarganeraan negara lain.
 Hak dan Kewajiban Negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima
dan dilakukan oleh Negara atau Pemerintah dalam melindungi dan menjamin
kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
 Menurut Cholisin hak-hak warga negara yang substansial pada prinsipnya antara
lain meliputi:
1) Hak untuk memilih / memberikan suara.
2) Hak kebebasan berbicara.
3) Hak kebebasan pers.
4) Hak kebebasan beragama.
5) Hak kebebasan berkumpul.
6) Hak kebebasan dari perlakuan sewenang – wenang oleh system politik dan
atau hukum.

 Nilai - Nilai Kebangsaan yang bersumber dari UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

 Nilai - nilai Kebangsaan yang bersumber dari UUD NRI Tahun 1945 pada
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagaimana dijabarkan secara lebih konkrit
kedalam Pasal-Pasal di dalam UUD NRI Tahun 1945, yaitu :
1) Nilai Demokrasi.
Nilai demokrasi mengandung makna bahwa kedaulatan berada ditangan
rakyat, setiap warga Negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab
terhadap pemerintahan.
2) Nilai Kesamaan Derajat.
Setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan kedudukan yang sama
di depan hukum. Masyarakat menilai bahwa upaya penegakkan HAM yang
paling menonjol adalah penegakkan hak mengeluarkan pendapat, kebebasan
beragama, perlindungan dan kepastian hukum, serta bebas dari perlakuan
tidakmanusiawi. Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, mendapatkan
pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta aman dari ancaman ketakutan.
3) Nilai Ketaatan Hukum.
Nilai ketaatan hukum bermakna bahwa setiap warga negara tanpa pandang
bulu wajib mentaati setiap hukum dan peraturan yang belaku. Nilai ketaatan
hukum yang menjadi acuan utamanya adalah Pasal 1 ayat (3) UUD NRI
Tahun 1945 yang berbunyi “ Negara Indonesia adalah negara hukum.”

 Negara.

 Istilah negara merupakan terjemahan dari istilah asing: “Staat” – Belanda, “State”
– Inggris, “D’etat” – Perancis, “Estado” – Spanyol, “Stato” – Italia.
 Secara etimologis: Bahasa Latin “Status” atau “Statum” yaitu menaruh dalam
keadaan berdiri; menempatkan berdiri. Niccolo Machiavelli, Ill Principle (era
Renaissance 1532); “Lo Stato” yaitu Negara sebagai sebuah kekuasaan.
 Istilah “negara” berasal dari Bahasa Sansekerta “nagari” atau “nagara” yang
berarti “kota.”
 Secara sederhana: negara merupakan kekuasaan terorganisir yang mengatur
masyarakat hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu demi kesejahteraan
bersama.
o Kelahiran Negara.
- Social Contract. Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rosseau; “Negara
terbentuk karena adanya kesepakatan masyarakat untuk mendirikan suatu
negara.
- The organic view of state. Karl Ritter & F. Ratzel; Negara lahir dan binasa
(gradualistik) sebagaimana analogi mahluk hidup lainnya.
- Divine Theory. Thomas Aquinas; “Kekuasaan atas negara dan terbentuknya
adalah karena hak-hak yang dikaruniakan oleh Tuhan.”
o Lokasi Negara.
- Lokasi Astronomis (garis lintang & garis bujur). Indonesia; di antara 60 LU
dan 110 LS dan antara 950 BT dan 1460 BT.
- Lokasi Maritim vs Lokasi Kontinental.
- Lokasi Vicinal.
- Lokasi Strategis, Lokal Sentral, dan Lokal Peripheral.
o Luas Wilayah Negara.
Van Valkenburg:
- Giant size, 7.000.000 km2 – 9.000.000 km2; Rusia, Canada, Amerika Serikat,
Brazil, dan Australia.
- Very large size, rata-rata 2.000.000 km2 ; India, Argentina, Aljazair, Arab
Saudi, dan Indonesia.
- Large size, 1.000.000 km2; Mesir, Lybia, Prancis.
- Medium size, Inggris, Jerman, Rumania, Laos.
- Small size; Netherland, Belgia, Denamark, Swiss.
- Very small size; Libanon, Luxemburg, Qatar, Kuwait.
- Miniature size; Bahrain, San Marino, Monaco, Vatican.
o Bentuk Wilayah Negara.
- Compact, tidak terpisah oleh lautan atau diselingi wilayah negara lain. Swiss,
Rumania, Hongaria.
- Circular, hampir bulat; Perancis & Polandia.
- Long-Narrow, panjang & pipih; Chile & Vietnam.
- Devide or Separated, terpisah oleh wilayah laut atau sebagian wilayah negara
lain; Mesir, Turki, Malaysia, Amerika Serikat, Indonesia, dan semua negara
kepulauan.
o Daerah Inti & Daerah Ekumene.
- Core area/nuclear area; daerah asal mula tumbuh dan berkembangnya suatu
negara.
- Ekumene; daerah yang sebagian besar aktivitas politik dan ekonomi sebuah
negara dijalankan.
- Satelite Area; daerah penunjang ekumene.

 Teori Pembentukan Negara Modern.


o Teori Perjanjian Masyarakat.
o Teori Pengalihan Hak.
o Teori Penaklukan.
o Teori Organis.
o Teori Ketuhanan (Divine Right).
o Teori Garis Kekeluargaan.
o Teori Alamiah.
o Teori Metafisis (Idealistis)..
o Integrasi & Disintegrasi.
o Teori Hakikat Negara.

 Tujuan dan Fungsi Negara.


“Salus populi suprema est lex”. Markus Tulius Cicero
o Umumnya kesejateraan rakyat merupakan tujuan Negara.
o Fungsi negara adalah penyelenggaraan langkah - langkah dan kegiatan untuk
mencapai kesejahteraan itu.
o Secara garis besar, tujuan negara dapat disederhanakan ke dalam dua hal pokok:
- Keamanan dan keselamatan (Security and Safety).
- Kesejahteraan dan kemakmuran (Welfare and Prosperity).

 Identitas Nasional Indonesia.


 Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “nasional”.
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah;
ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu
sehingga membedakan dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep
kebangsaan. Identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada
suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain.
 Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang
lain. Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas
yang sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Sebelum
memiliki identitas nasional, warga bangsa  telah memiliki identitas primer yaitu
identitas kesukubangsaan.
 Unsur – Unsur Pembentuk Identitas.
- Suku bangsa.
- Agama.
- Kebudayaan.
- Bahasa.

 Nama Indonesia berasal dari berbagai rangkaian sejarah yang puncaknya terjadi di
pertengahan abad ke-19.
 Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 35-36 C.
Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai
berikut:
o Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
o Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
o Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
o Lambang Negara yaitu Pancasila
o Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
o Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
o Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
o Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
o Konsepsi Wawasan Nusantara
o Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

 Filsafat Pancasila.
 Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara mengandung makna bahwa setiap
aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus didasarkan
pada nilai-nilai ketuhanan, keanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Pemikiran ttg filsafat kenegaraan ini berawal dari pandangan bahwa negara
merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan
yang merupakan masyarakat hukum.
 Menurut Notonagoro, filsafat pancasila memberi pengertian ilmiah yaitu tentang
hakikat pancasila.
 Karakteristik Filsafat Pancasila.
a. Sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan system yang utuh (suatu
totalitas).
b. Sila 1 mendasari dan menjiwai sila – sila berikutnya, sila 2 didasari dan
dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila berikutnya, sila 3 didasari dan
dijiwai sila 1 dan 2, serta menjiwai dan mendasari sila berikutnya, sila 4
didasari dan dijiwai serta diliputi sila 1,2 dan 3, serta mendasari dan menjiwai
sila berikutnya, sila 5 didasari dan dijiwai sila 1,2,3 dan 4.
c. Pancasila sebagai suatu substansi dimana unsur asli bersumber dari dirinya
sendiri.
d. Pancasila sebagai suatu realitas artinya ada dalam dirisetiap manusia
Indonesia sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh dan
berkembang di dalam kehidupan sehari – hari.
 Prinsip Filsafat Pancasila.
Kausa Aristoteles.
a. Kausa Material : Kausa yang berhubungan dengan Materi yaitu Pancasila
digali dari dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa indonesia.
b. Kausa Formalis : Kausa yang berhubungan dengan bentuknya., yaitu
Pancasila di dalam UUD NRI 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran
Formal).
c. Kausa Efisiensi : Kegiatan BPUPKI & PPKI dalam menyusun dan
memutuskan Pancasila menjadi dasar Negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis : Kausa yang berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan
yang diusulkan menjadi dasar Negara Indonesia merdeka.
 Esensi Sila – Sila Pancasila.
1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan
perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Ciri Khas Filsafat Pancasila.
1. Sistematis, Fundamental, Universal, Integral, & Radikal.
2. Filsafat yang Monoteis dan Religius yang mempercayai adanya sumber
kesemestaan yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
3. Monodualisme & Monopluralisme yang mengutamakan Ketuhanan &
Kekeluargaan.
4. Satu kesatuan totalitas yang bulat dan utuh antar sila – sila Pancasila.
5. Memiliki corak Universal terutama sila 1 dan 2 serta corak Nasional
Indonesia terutama sila 3 dan 4.
6. Harmoni Idiil (asas selaras, serasi dan seimbang).
7. Idealisme fungsional (Dasar dan Fungsi serta tujuan Idiil sekaligus).
8. Memiliki ciri – ciri dimensi idealitas, realitas dan fleksibel.

 Bangsa.
 Bangsa dari bahasa latin Natio = suatu yang telah lahir, dapat juga diartikan sebagai
sekelompok orang yang berasal dari satu garis keturunan.
 Bangsa dalam bahasa Inggris Nation = kelompok manusia yang memiliki persamaan
nasib, latar belakang dan kesamaan cita – cita.
 Konsep Bangsa kemudian berkembang menjadi 2, yaitu :
- Pengertian Antropologis : Merupakan persekutuan manusia yang berdiri
sendiri dan terikat oleh kesamaan ras, suku, bahasa, agama dan budaya.
- Penegrtian Politis : Merupakan persekutuan manusia yang berada dalam suatu
wilayah yang sama dan tunduk kepada suatu kedaulatan Negara.
 Bangsa juga digolongkan menjadi model Ortodoks (diawali dengan adanya suatu bangsa
kemudian membentuk Negara) dan model Mutakhir (diawali dengan adanya suatu
Negara kemudian menghimpun banyak bangsa di dalamnya). Dengan ciri – ciri utamanya
adalah :
a. Adanya kelompok manusia yang memiliki keinginan untuk bersatu.
b. Berada dalam suatu Wilayah.
c. Adanya kehendak untuk membentuk / berada dibawah pemerintahan yang
dibuat sendiri.
d. Secara psikologis merasa senasib dan sepenanggungan.
e. Adanya kesamaan karakter, identitas, ras, suku, agama, bahasa dan budaya
sehingga dapat dibedakan dengan bangsa lain.

 Konstitusi.
 Dari catatan sejarah klasik terdapat dua perkataan yg berkaitan erat dgn pengertian
konstitusi sebagaimana yg kita kenal saat ini, yaitu poitea ( yunani kuno ) dan perkataan
constituo ( bahasa latin ).dari dua perkataan inilah awal mula gagasan konstitusionalisme
diekspresikan oleh umat manusia berserta hubungan kedua istilah tersebut dalam sejarah.
 Istilah Konstitusi.
Istilah konstitusi dalam bahasa indonesia berpadanan dengan kata:
1. ”Constitutio” (Bahasa Latin),
2. “Constitution” (Bahasa Inggris),
3. “Constituonel” (Bahasa Perancis ),
4. “Constitutie” (Bahasa Belanda),
5. “Verwaltung” (Behasa Jerman),
6. “Fundamental Law” (Amerika Serikat).
 Perkataan “Konstitusi” berarti “pembentukan” yang berasal dari kata kerja
“Constituer”(Perancis), yang berarti membentuk. Sementara itu, Istilah UUD
sebagaimana kita kenal saat ini merupakan terjemahan dari bahasa belanda “Groundwet”
atau constitue. Kedua istilah itu mempunyai pengertian yang sama.

 Definisi Konstitusi Menurut Para Ahli.


1. E.C.S. Wade, Konstitusi adalah suatu dokumen yang merupakan kerangka dasar
yang menampilkan sanksi hukum khusus dan prinsip dari fungsi – fungsi lembaga
– lembaga pemerintahan Negara dan menyatakan pula prinsip – prinsip yang
mengatur cara kerja lembaga lain.
2. Eric Barendt, Konstitusi adalah dokumen tertulis yang mana secara garis besar
mengatur kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta lembaga Negara lain.
Sedangkan Hans Kelsen menyatakan bahwa Konstitusi Negara yang biasa disebut
hukum Fundamental Negara, yaitu dasar dari tata hukum nasional.
3. Michae J. Parry, Konstitusi merupakan tindakan politik yang tidak semata – mata
menetapkan konfigurasi khusus dari kata – kata, tetapi juga bicara mengenai
norma khusus, rakyat memahaminya. Sedangkan Herman Heller menyatakan
bahwa Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari UUD. Yang biasanya
bersifat sosiologis, yuridis maupun politik. Yang kurang lebih sama dengan yang
diungkapkan F. Lasse (Ubber Verfassungs Wesen), yaitu:
a. Pengertian Sosiologis atau Politis Konstitusi adalah sintesa faktor – faktor
kekuasaan yang nyata dalam masyarakat. Jadi Konstitusi menggambarkan
hubungan antara kekuasaan raja, parlemen, cabinet, pressure group, partai
politik, dll. Itulah yang sesungguhnya dimuat dalam Konstitusi.
b. Pengertian yuridis, Konstitusi adalah suatu naskah yang memuat semua
bangunan Negara dan sendi – sendi pemerintahan.
 Fungsi dan Kedudukan Konstitusi dalam Negara.
1. Konstitusi berfungsi sebagai dokumen yang mengandung perjanjian luhur, berisi
kesepakatan tentang politik, hukum, ekonomi, budaya, pendidikan kesejahteraan
dan aspek fundamental yang menjadi tujuan Negara.
2. Konstitusi sebagai piagam kelahiran baru.
3. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.
4. Konstitusi sebagai identitas nasional dan lembaga persatuan.
5. Konstitusi sebagai alat untuk membatasi kekuasaan.
6. Konstitusi sebagai perlindungan HAM dan kebebasan warga Negara.
7. Fungsi mengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara.
8. Konstitusi sebagai pemberi atau sumber legitilasi terhadap kekuasaan Negara.
9. Fungsi penyaluran atau pengalihan kewenangan dari sumber kekuasaan asli
(rakyat) kepada organ Negara.
10. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
11. Fungsi symbol sebagai pusat upacara.

 UUD NRI 1945.


 Hal pokok dalam UUD.
1. Prinsip kedaulatan rakyat.
2. Pembatasan kekuasaan organ – organ Negara.
3. Mengatur hubungan antar lembaga Negara.
4. Mengatur hubungan kekuasaan antar lembaga Negara.
 UUD sebelum Amandemen.
1. Pembukaan.
2. Batang Tubuh terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal, 4 Pasal aturan peralihan, 2 Ayat aturan
tambahan.
3. Penjelasan.
 UUD Sekarang.
1. Pembukaan.
2. Pasal – pasal :
a. 21 Bab.
b. 73 Pasal.
c. 170 Ayat.
d. 3 Pasal aturan peralihan.
e. 2 Pasal aturan tambahan.

Anda mungkin juga menyukai