Pendidikan Kewarganegaraan
NPM : 02272111023
Nilai - Nilai Kebangsaan yang bersumber dari UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Nilai - nilai Kebangsaan yang bersumber dari UUD NRI Tahun 1945 pada
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagaimana dijabarkan secara lebih konkrit
kedalam Pasal-Pasal di dalam UUD NRI Tahun 1945, yaitu :
1) Nilai Demokrasi.
Nilai demokrasi mengandung makna bahwa kedaulatan berada ditangan
rakyat, setiap warga Negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab
terhadap pemerintahan.
2) Nilai Kesamaan Derajat.
Setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan kedudukan yang sama
di depan hukum. Masyarakat menilai bahwa upaya penegakkan HAM yang
paling menonjol adalah penegakkan hak mengeluarkan pendapat, kebebasan
beragama, perlindungan dan kepastian hukum, serta bebas dari perlakuan
tidakmanusiawi. Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, mendapatkan
pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta aman dari ancaman ketakutan.
3) Nilai Ketaatan Hukum.
Nilai ketaatan hukum bermakna bahwa setiap warga negara tanpa pandang
bulu wajib mentaati setiap hukum dan peraturan yang belaku. Nilai ketaatan
hukum yang menjadi acuan utamanya adalah Pasal 1 ayat (3) UUD NRI
Tahun 1945 yang berbunyi “ Negara Indonesia adalah negara hukum.”
Negara.
Istilah negara merupakan terjemahan dari istilah asing: “Staat” – Belanda, “State”
– Inggris, “D’etat” – Perancis, “Estado” – Spanyol, “Stato” – Italia.
Secara etimologis: Bahasa Latin “Status” atau “Statum” yaitu menaruh dalam
keadaan berdiri; menempatkan berdiri. Niccolo Machiavelli, Ill Principle (era
Renaissance 1532); “Lo Stato” yaitu Negara sebagai sebuah kekuasaan.
Istilah “negara” berasal dari Bahasa Sansekerta “nagari” atau “nagara” yang
berarti “kota.”
Secara sederhana: negara merupakan kekuasaan terorganisir yang mengatur
masyarakat hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu demi kesejahteraan
bersama.
o Kelahiran Negara.
- Social Contract. Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rosseau; “Negara
terbentuk karena adanya kesepakatan masyarakat untuk mendirikan suatu
negara.
- The organic view of state. Karl Ritter & F. Ratzel; Negara lahir dan binasa
(gradualistik) sebagaimana analogi mahluk hidup lainnya.
- Divine Theory. Thomas Aquinas; “Kekuasaan atas negara dan terbentuknya
adalah karena hak-hak yang dikaruniakan oleh Tuhan.”
o Lokasi Negara.
- Lokasi Astronomis (garis lintang & garis bujur). Indonesia; di antara 60 LU
dan 110 LS dan antara 950 BT dan 1460 BT.
- Lokasi Maritim vs Lokasi Kontinental.
- Lokasi Vicinal.
- Lokasi Strategis, Lokal Sentral, dan Lokal Peripheral.
o Luas Wilayah Negara.
Van Valkenburg:
- Giant size, 7.000.000 km2 – 9.000.000 km2; Rusia, Canada, Amerika Serikat,
Brazil, dan Australia.
- Very large size, rata-rata 2.000.000 km2 ; India, Argentina, Aljazair, Arab
Saudi, dan Indonesia.
- Large size, 1.000.000 km2; Mesir, Lybia, Prancis.
- Medium size, Inggris, Jerman, Rumania, Laos.
- Small size; Netherland, Belgia, Denamark, Swiss.
- Very small size; Libanon, Luxemburg, Qatar, Kuwait.
- Miniature size; Bahrain, San Marino, Monaco, Vatican.
o Bentuk Wilayah Negara.
- Compact, tidak terpisah oleh lautan atau diselingi wilayah negara lain. Swiss,
Rumania, Hongaria.
- Circular, hampir bulat; Perancis & Polandia.
- Long-Narrow, panjang & pipih; Chile & Vietnam.
- Devide or Separated, terpisah oleh wilayah laut atau sebagian wilayah negara
lain; Mesir, Turki, Malaysia, Amerika Serikat, Indonesia, dan semua negara
kepulauan.
o Daerah Inti & Daerah Ekumene.
- Core area/nuclear area; daerah asal mula tumbuh dan berkembangnya suatu
negara.
- Ekumene; daerah yang sebagian besar aktivitas politik dan ekonomi sebuah
negara dijalankan.
- Satelite Area; daerah penunjang ekumene.
Nama Indonesia berasal dari berbagai rangkaian sejarah yang puncaknya terjadi di
pertengahan abad ke-19.
Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 35-36 C.
Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai
berikut:
o Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
o Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
o Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
o Lambang Negara yaitu Pancasila
o Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
o Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
o Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
o Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
o Konsepsi Wawasan Nusantara
o Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Filsafat Pancasila.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara mengandung makna bahwa setiap
aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus didasarkan
pada nilai-nilai ketuhanan, keanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Pemikiran ttg filsafat kenegaraan ini berawal dari pandangan bahwa negara
merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan
yang merupakan masyarakat hukum.
Menurut Notonagoro, filsafat pancasila memberi pengertian ilmiah yaitu tentang
hakikat pancasila.
Karakteristik Filsafat Pancasila.
a. Sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan system yang utuh (suatu
totalitas).
b. Sila 1 mendasari dan menjiwai sila – sila berikutnya, sila 2 didasari dan
dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila berikutnya, sila 3 didasari dan
dijiwai sila 1 dan 2, serta menjiwai dan mendasari sila berikutnya, sila 4
didasari dan dijiwai serta diliputi sila 1,2 dan 3, serta mendasari dan menjiwai
sila berikutnya, sila 5 didasari dan dijiwai sila 1,2,3 dan 4.
c. Pancasila sebagai suatu substansi dimana unsur asli bersumber dari dirinya
sendiri.
d. Pancasila sebagai suatu realitas artinya ada dalam dirisetiap manusia
Indonesia sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh dan
berkembang di dalam kehidupan sehari – hari.
Prinsip Filsafat Pancasila.
Kausa Aristoteles.
a. Kausa Material : Kausa yang berhubungan dengan Materi yaitu Pancasila
digali dari dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa indonesia.
b. Kausa Formalis : Kausa yang berhubungan dengan bentuknya., yaitu
Pancasila di dalam UUD NRI 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran
Formal).
c. Kausa Efisiensi : Kegiatan BPUPKI & PPKI dalam menyusun dan
memutuskan Pancasila menjadi dasar Negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis : Kausa yang berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan
yang diusulkan menjadi dasar Negara Indonesia merdeka.
Esensi Sila – Sila Pancasila.
1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan
perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ciri Khas Filsafat Pancasila.
1. Sistematis, Fundamental, Universal, Integral, & Radikal.
2. Filsafat yang Monoteis dan Religius yang mempercayai adanya sumber
kesemestaan yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
3. Monodualisme & Monopluralisme yang mengutamakan Ketuhanan &
Kekeluargaan.
4. Satu kesatuan totalitas yang bulat dan utuh antar sila – sila Pancasila.
5. Memiliki corak Universal terutama sila 1 dan 2 serta corak Nasional
Indonesia terutama sila 3 dan 4.
6. Harmoni Idiil (asas selaras, serasi dan seimbang).
7. Idealisme fungsional (Dasar dan Fungsi serta tujuan Idiil sekaligus).
8. Memiliki ciri – ciri dimensi idealitas, realitas dan fleksibel.
Bangsa.
Bangsa dari bahasa latin Natio = suatu yang telah lahir, dapat juga diartikan sebagai
sekelompok orang yang berasal dari satu garis keturunan.
Bangsa dalam bahasa Inggris Nation = kelompok manusia yang memiliki persamaan
nasib, latar belakang dan kesamaan cita – cita.
Konsep Bangsa kemudian berkembang menjadi 2, yaitu :
- Pengertian Antropologis : Merupakan persekutuan manusia yang berdiri
sendiri dan terikat oleh kesamaan ras, suku, bahasa, agama dan budaya.
- Penegrtian Politis : Merupakan persekutuan manusia yang berada dalam suatu
wilayah yang sama dan tunduk kepada suatu kedaulatan Negara.
Bangsa juga digolongkan menjadi model Ortodoks (diawali dengan adanya suatu bangsa
kemudian membentuk Negara) dan model Mutakhir (diawali dengan adanya suatu
Negara kemudian menghimpun banyak bangsa di dalamnya). Dengan ciri – ciri utamanya
adalah :
a. Adanya kelompok manusia yang memiliki keinginan untuk bersatu.
b. Berada dalam suatu Wilayah.
c. Adanya kehendak untuk membentuk / berada dibawah pemerintahan yang
dibuat sendiri.
d. Secara psikologis merasa senasib dan sepenanggungan.
e. Adanya kesamaan karakter, identitas, ras, suku, agama, bahasa dan budaya
sehingga dapat dibedakan dengan bangsa lain.
Konstitusi.
Dari catatan sejarah klasik terdapat dua perkataan yg berkaitan erat dgn pengertian
konstitusi sebagaimana yg kita kenal saat ini, yaitu poitea ( yunani kuno ) dan perkataan
constituo ( bahasa latin ).dari dua perkataan inilah awal mula gagasan konstitusionalisme
diekspresikan oleh umat manusia berserta hubungan kedua istilah tersebut dalam sejarah.
Istilah Konstitusi.
Istilah konstitusi dalam bahasa indonesia berpadanan dengan kata:
1. ”Constitutio” (Bahasa Latin),
2. “Constitution” (Bahasa Inggris),
3. “Constituonel” (Bahasa Perancis ),
4. “Constitutie” (Bahasa Belanda),
5. “Verwaltung” (Behasa Jerman),
6. “Fundamental Law” (Amerika Serikat).
Perkataan “Konstitusi” berarti “pembentukan” yang berasal dari kata kerja
“Constituer”(Perancis), yang berarti membentuk. Sementara itu, Istilah UUD
sebagaimana kita kenal saat ini merupakan terjemahan dari bahasa belanda “Groundwet”
atau constitue. Kedua istilah itu mempunyai pengertian yang sama.