Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai suatu kesatuan, warga negara adalah salah satu ciri suatu negara
yang berkedaulatan, cuckup dilihat dari warga negaranya saja kita bisa melihat
seberapa maju negara tersebut.

Hubungan antara negara dengan warga negara identik dengan adanya hak
dan kewajiban, antar negara dengan negaranya ataupun sebaliknya. Negara
memiliki kewajiban untuk memberikan keamanan, kesejahteraan, perlindungan
terhadap warga negaranya serta memilikim hak untuk dipatuhi dan dihormati.
Sebaliknya warga negara wajib membela negara dan berhak mendapatkan
perlindungan dari negara.

Warga negara memiliki peran yang penting bagi keberlangsungan sebuah


negara. Oleh karena itu, hubungan antar warga negara dan negara sebagai institusi
yang menaunginya memiliki atauran atau hubungan yang diatur dengan peraturan
yang berlaku di negara tersebut. Agar memiliki status yang jelas sebagai warga
negara, pemahaman akan pengertian, serta hal-hal yang menyangkut warga
negara hendaknya menjadi penting untuk diketahui. Dengan demikian status
sebagai warga negara, orang memiliki hubungan dengan negara. Hubungan ini
nantinya tercermin dalam peran, hak dan kewajiban secara timbal balik antara
warga negara dengan negaranya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar tentang warga negara?
2. Apa saja hak dan kewajiban warga negara?
3. Apa hubungan warga negara dan negara?
4. Bagaimana bela negara; dasar hukum dan keterlibatan rakyat?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar tentang warga negara
2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban warga negara
3. Untuk mengetahui hubungan warga negara dan negara
4. Untuk mengetahui bela negara; dasar hukum dan keterlibatan rakyat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Warga Negara

1. Pengertian Warga Negara

Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu


penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan
kedudukannya sebagai orang yang merdeka dibandingkan dengan istilah
hamba atau kawula negara, karena warga negara mengandung arti peserta,
anggota atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan
yang didirikan dengan kekuatan bersama. Untuk itu, setiap warga negara
mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki
kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.

Dalam konteks Indonesia, istilah warga negara (sesuai dengan UUD


1945 pasal 26) dimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang
disahkan undang-undang sebagai warga negara. Dalam penjelasan UUD 1945
pasal 26 ini, dinyatakan bahwa orang-orang bangsa lain, misalnya orang
peranakan Belanda, Cina, Arab dan lain-lain yang bertempat tinggal di
Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada
negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara.

Selain itu, sesuai dengan pasal 1 UU No. 22 tahun 1958 dinyatakan


bahwa warga negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan
perundang-undangan dan atas perjanjian-perjanjian dan atau peraturan-
peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi
warga negara Republik Indonesia.

3
2. Asas Kewarganegaraan

Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status


kewarganegaraan seseorang. Hal itu penting agar seseorang mendapatkan
perlindungan hukum dari negara, serta menerima hak dan kewajibannya.
Banyak contoh kasus tentang pentingnya status kewarganegaraan seperti anak
yang lahir dari perkawinan yang orang tuanya berbeda kewarganegaraan, atau
warga keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Indonesia namun kesulitan
mendapatkan kewarganegaraan.

Setiap negara bebas menetapkan asas kewarganegaraan, karena setiap


negara memiliki budaya, sejarah dan tradisi yang berbeda satu sama lain.

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara

Sebagaimana tercantum dalam undang-undang Republik Indonesia nomor


39 tahun 1999 pasal 1 yang menyebutkan "Hak asasi manusia adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
yang maha esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintahan, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.”

Adapun kewajiban asasi adalah kewajiban dasar yang harus dijalankan


oleh seseorang dalam kaitannya dengan kepentingan dirinya sendiri, alam,
semesta, masyarakat, bangsa, negara maupun kedudukannya sebagai makhluk
Tuhan.

Antara hak dan kewajiban harus dipenuhi manusia secara seimbang. Pada
masyarakat barat hak asasi lebih menjadi wacana yang dominan daripada
kewajiban asasi. Hal ini dapat dipahami dari pandangan hidup masyarakat barat
yang individualis. Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai
masyarakat Timur. Karakter masyarakat Timor lebih menekankan hak orang lain

4
daripada hak dirinya sendiri. Hak diri seringkali dileburkan dalam hal kolektif
atau sosial.

Dalam kondisi masyarakat demikian kewajiban lebih menonjol daripada


hak, karena orang lebih cenderung berbuat untuk orang lain daripada diri sendiri.
Ketika seseorang berbuat untuk orang lain yang itu dipahami sebagai
kewajibannya, maka otomatis orang lain akan mendapat haknya, demikian pula
ketika orang lain menjalankan kewajibannya maka kita juga mendapat hak kita.
Perdebatan hak dulu atau kewajiban dulu bisa didekati dengan pendekatan yang
lebih sosio-kultural dari masyarakatnya, sehingga dapat lebih bijaksana dalam
melihat persoalan hak dan kewajiban.

Berikut adalah tabel hak dan kewajiban negara, dan hak dan kewajiban
warga negara:

Kewajiban Negara 1) Melindungi segenap bangsa,


memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia

2) Perlindungan, kemajuan, penegakan


dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara,
terutama pemerintah

3) Menjamin kemerdekaan tiap-tiap


penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan
kepercayaannya itu

4) Untuk pertahanan dan keamanan

5
negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh tentara nasional
Indonesia dan kepolisian negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung.

5) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas


angkatan darat, angkatan Laut, dan
angkatan udara sebagai alat negara
bertugas mempertahankan, melindungi
dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan Negara

6) Kepolisian Negara Republik Indonesia


sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat
bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.

7) Membiayai pendidikan dasar

8) mengusahakan dan menyelenggarakan


suatu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka kecerdasan kehidupan bangsa.

9) Memajukan ilmu pengetahuan dan

6
teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.

10) Menghormati dan memelihara bahasa


daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.

11) Mempergunakan bumi dan air dan


kekayaan alam untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.

12) Memelihara fakir miskin dan anak-


anak yang.

13) Mengembangkan sistem jaminan


sosial bagi seluruh rakyat dan
memperdayakan masyarakat yang
ramah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.

14) Bertanggung jawab atas penyediaan


fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.

Hak Warga Negara 1) Pekerjaan dan penghidupan yang


layak

2) Berserikat dan berkumpul,


mengeluarkan pikiran dengan lisan

7
dan tulisan.

3) Membentuk keluarga dan melanjutkan


keturunan melalui perkawinan yang
sah.

4) Hak anak atas kelangsungan hidup,


tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.

5) Mengembangkan diri melalui


pemenuhan kebutuhan dasarnya,
mendapat pendidikan dan
pemerolehan manfaat dari IPTEK, seni
dan budaya.

6) Memajukan dirinya dalam


memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya.

7) Pengakuan, jaminan, perlindungan dan


kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan.

8) Bekerja serta mendapat imbalan dan


perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.

9) Memperoleh kesempatan yang sama

8
dalam pemerintahan.

10) Status kewarganegaraan

11) Memeluk agama dan beribadah


menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta
berhak kembali.

12) Kebebasan meyakini kepercayaan,


menyatakan pikiran dan sikap sesuai
dengan hati nuraninya

13) Kebebasan berserikat, berkumpul dan


mengeluarkan pendapat.

Kewajiban Warga Negara 1) Menjunjung hukum dan pemerintahan


itu dengan tidak ada pengecualiannya

2) Menghormati hak asasi manusia orang


lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

3) Tunduk kepada pembatasan yang


ditetapkan dengan undang-undang
dengan masuk semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan

9
orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum
dalam suatu masyarakat demokratis.

4) Ikut serta dalam usaha pertahanan dan


keamanan negara.

5) Duyung pertahanan dan keamanan


negara melaksanakan sistem
pertahanan dan keamanan rakyat
semesta.

6) Mengikuti pendidikan dasar

C. Hubungan Warga Negara dan Negara

Hubungan antara negara dan warga negara identik dengan adanya hak dan
kewajiban,antarawarganegaradengannegaranya ataupun sebaliknya. Negara
memiliki kewajiban untuk memberikan keamanan, kesejahteraan, perlindungan
terhadap warga negaranya serta memiliki hak untuk dipatuhi dan dihormati.
Sebaliknya warga negara wajib membela negara dan berhak mendapatkan
perlindungan dari negara.

Di Indonesia seringkali terjadi adanya kesenjangan antara peranan negara


dengan kehidupan warga negara. Masalah-masalah politik, sosial, ekonomi, dan
budaya misalnya, seringkali terjadi karena adanya kesenjangan antara peranan
negara serta kehidupan warga negaranya.

Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya, UUD 1945 secara jelas


mencantumkan hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yang secara jelas juga

10
harus dipenuhi melalaui tangan-tangan trias politica ala Monteqeiu. Melalui
tangan Legislatif suara rakyat tersampaikan, melalui tangan eksekutif kewajiban
negara, hak rakyat dipenuhi, dan di tangan yudikatif aturan-aturan pelaksanaan
hak dan kewajiban di jelaskan. Idealnya begitu, tapi apa daya sampai sekarang
boleh di hitung dengan sebelah tangan seberapa jauh negara menjalankan
kewajibannya. Boleh dihitung juga berapa banyak negara menuntut haknya.

Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya
yang selama ini telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan
menjaga serta menjalankan kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana
meliputi sebuah kawasan yang diakui (kedaulatan), mempunyai pemerintahan,
serta mempunyai rakyat. Rakyat kemudian memberikan sebagian hak-nya kepada
negara sebagi ganti negara akan melindunginya dari setiap mara bahaya, serta
berkewajiban untuk mengatur rakyatnya. Hak-hak rakyat tadi adalah kewajiban
bagi sebuah negara. Hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan kerja serta hak-hak
untuk mendapatkan pelayanan umum seperti kesehatan, rumah, dan tentunya hak
untuk mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh
negara, karena itulah tanggung jawab negara. Kalau hal itu tak bisa dipenuhi oleh
sebuah negara maka tidak bisa disebut sebuah negara.

1. Teori Hubungan Negara dengan Warga Negara

a. Teori Marxis

Menurut teori Marxis, negara hanyalah sebuah panitia yang


mengelola kepentingan kaum borjuis, sehingga sebenarnya tidak memiliki
kekuasaan yang nyata. Justru kekuasaan nyata terdapat pada kelompok
atau kelas yang dominan dalam masyarakat (kaum borjuis dalam sistem
kapitalis dan kaum bangsawan dalam sistem feodal).

11
b. Teori Pluralis

Dalam pandangan teori pluralis, negara merupakan alat dari


masyarakat sebagai kekuatan eksternal yang mengatur negara. Dalam
masyarakat terdapat banyak kelompok yang berbeda kepentingannya,
sehingga tidak ada kelompok yang terlalu dominan. Untuk menjadi
mayoritas, kepentingan yang beragam ini dapat melakukan kompromi.

c. Teori Organis

Menurut teori Organis, negara bukan merupakan alat dari


masyarakatnya, tetapi merupakan alat dari dirinya sendiri. Negara
mempunyai misinya sendiri, yaitu misi sejarah untuk menciptakan
masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, negara harus dipatuhi oleh
warganya sebagai lembaga diatas masyarakat. Negaralah yang tahu apa
yang baik bagi masyarakat secara keseluruhan. Pandangan ini merupakan
dasar bagi terbentuknya negara-negara kuat yang seringkali bersifat
otoriter bahkan totaliter.

d. Teori Elite Kekuasaan

Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori pluralis.


Menurut teori ini, meskipun masyarakatnya terdiri dari bermacam-macam
kelompok yang pluralitas, tetapi dalam kenyataannya kelompok elite
penguasa datang hanya dari kelompok masyarakat tertentu, meskipun
secara hukum semua orang memang bisa menempati jabatan-jabatan
dalam negara/pemerintah.

12
2. Asas, Sifat, Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

a. Asas Hubungan Warga Negara dengan Negara

Asas hubungan warga negara dengan negara ada 2 yaitu, asas


demokrasi dan asas kekeluargaan. Asas demokrasi meliputi:

1) Pancasila

2) Pembukaan UUD 1945 alinea III dan IV

3) UUD 1945

4) Pasal 33 UUD 1945

Asas Kekeluargaan mencakup isi Batang Tubuh UUD 1945 dan


Jiwa kekeluargaan dalam hukum adat dan pembangunan

b. Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara

1) Hubungan yang bersifat hukum

Hubungan hukum yang sederajat dan timbal balik, adalah


sesuai dengan elemen atau ciri-ciri negara hukum Pancasila, yang
meliputi :

a) Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan


asas kerukunan

b) Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga


Negara

c) Prinsip fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga


Negara

13
d) Prinisp penyelesaian snegketa secara musyawarah dan peradilan
merupakan sarana terakhir.

e) Keseimbangan antara hak dan kewajiban (Hadjoen, 1987: 90)

2) Hubungan yang bersifat politik

Kegiatan poliik (Peran politik) warga negara ldama bentuk


partisipasi (mempengaruhi pembuatan kebijaksanaan) dan dalam
bentuk subyek (terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan) misalnya :
Menerima perauran yang telah di tetapkan.

Sifat hubungan politik antara warganegara dengan pemerintah


di Indonesia yang berdasarkan kekeluargaan, akan dapat menunjang
terwujudnya pengambilan keputusan politik secara musyawarah
mufakat, sehingga kehidupan politik yang dinamis dalam kestabilan
juga masih terwujud.

c. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

1) peran pasif, yakni merupakan kepatuhan terhadap peraturan


perudnang-undangan yang berlaku sebagai cermin dari seorang warga
negara yang taat dan patuh kepada negara. Contoh : membayar pajak,
menaati peraturan lalu lintas.

2) Peran aktif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk ikut serta
mengambil bagian dalam kehidupan bangsa dan negara Contoh :
memberikan Hak suara pada saat pemilu

3) Peran positif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk


meminta pelayanan dari negara / pemerintah sebagai konskeuensi
dari fungsi pemerintah sebagai pelayanan umum (public service)
Contoh : mendirikan lembaga sosial masyarakat LSM)

14
4) Peran Negatif, yakni merupakan aktivitas warga negara untuk
menolak campr tangan pemerintah dalma persoalan yang bersifat
pribadi. Contoh : Kebebasan warga negara untuk memeluk ajaran
agama yang diyakininya.

D. Bela Negara, Dasar Hukum dan Keterlibatan Rakyat

Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Wujud dari usaha Bela Negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan : kemerdekaan dan kedaulatan
negara, Kesatuan dan persatuan bangsa, Keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional
dan Nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Upaya Bela Negara selain sebagai
kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara
yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban
dalam pengabdian.

Bela negara adalah sikap, perilaku dan tindakan warga negara secara
menyeluruh untuk membela negaranya dari ancaman yang membahayakan
keutuhan negaranya.Tindakan tersebut berupa tindakan yang biasanya terorganisir
oleh negara itu sendiri atau suatu kelompok masyarakatnya yang dilandasi akan
kecintaan terhadap tanah air dan bangsa. Dalam konteks Bangsa Indonesia, bela
negara adalah sikap dan tindakan yang menyeluruh, teratur, dan terorganisir
dalam rangka cinta tanah air, upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Upaya tersebut tentu saja untuk
menghadapi segala tantangan, gangguan, dan ancaman dari dalam maupun luar
Indonesia yang membahayakan kedaulatan di segala bidang ; ideologi, politik,
ekonomi, sosial, dan budaya.

15
Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945, alinea pertama disebutkan, “
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
peri kemanusiaan dan peri keadilan”. Artinya, bahwa Bangsa Indonesia pada
dasarnya adalah cinta damai, namun lebih mencintai kemerdekaan dan kedaulatan
bangsanya. Dengan prinsip tersebut, siapapun yang menyerang Bangsa Indonesia
harus siap dihadapi secara fisik. Dan Indonesia sendiri menentang hal tersebut
berlaku di negara lain. Dibuktikan dengan adanya pemberlakuan politik luar
negeri bebas aktif. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama
teknologi informasi dan telekomunikasi, penjajahan atau gangguan kedaulatan
tidak hanya dalam bentuk fisik. Harus diwaspadai dalam segala bidang, seperti
penguasaan ekonomi oleh negara asing, penguasaan pemikiran generasi muda
dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan moral bangsa, dan lain-lain.

Saat ini pemerintah sudah mencanangkan program bela negara meskipun


Indonesia dalam keadaan damai. Program yang masih pro dan kontra karena ada
beberapa pihak yang beranggapan belum ada undang-undang yang mengaturnya
secara detil, dan Indonesia belum dalam keadaan darurat perang. Maka, sebaiknya
kita mengetahui juga beberapa landasan hukum bela negara yang sudah ada dan
diberlakukan di Indonesia. Landasan bentuk hukum bela negara tersebut akan
diuraikan di bawah ini:

1. Landasan Idiil

Sama halnya dengan landasan hukum semua akitivitas Bangsa


Indonesia, landasan idiilnya adalah Pancasila. Artinya semua kegiatan yang
berlangsung harus sesuai dengan pancasila sebagai dasar dan ideologi nasional.
Landasan hukum bela negara terdapat dalam lima sila Pancasila .

a. Sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, Bangsa Indonesia meyakini


bahwa kemerdekaan dan kedaulatan setiap individu dan setiap bangsa

16
adalah hak asasi manusia. Di mana kemerdekaan dan kedaulatan ini
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan dalam pokok pikiran
pembukaan UUD 1945 alinea ketiga disebutkan bahwa kemerdekaan
Indonesia adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.

b. Sila Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, menunjukkan bahwa bela
negara wajib hukumnya bagi setiap warga negara terkait dengan
kemanusiaan dan keadilan.

c. Sila ketiga, persatuan Indonesia, dapat dijadikan sebuah landasan idiil


yang sangat mendasar karena bela negara terkait langsung hubungannya
dengan rasa cinta tanah air dan kewajiban membelanya.

d. Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam


permusyawaratan dan perwakilan, menunjukkan landasan bela negara
yang menyeluruh dan terorganisir diatur oleh negara.
e. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai
landasan idiil. Di dalam sila ini terkandung makna kerja keras, giat belajar,
ikut serta dalam kegiatan pembangunan, yang merupakan perwujudan bela
negara dalam kehidupan sehari-hari.

2. Landasan Konsitusional

Landasan konsitusional pelaksanaan bela negara adalah UUD 1945,


karena UUD 1945 merupakan konstitusi Negara Indonesia, dan sumber hukum
tertinggi di Indonesia. Dalam tiap batang tubuh UUD 1945 ini, tercantum hak
dan kewajiban bela negara bagi setiap warga negara Indonesia.

a. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945

Hasil amandemen yang menyatakan bahwa : “Setiap warga negara


berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Berdasarkan

17
pasal ini setiap warga negara berhak dalam upaya membela negara, artinya
tidak selalu dalam bela negara secara fisik. Namun dapat berarti setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan melakukan semua upaya
memajukan dirinya, yang nantinya dapat ikut memajukan negara Indonesia.
Selain hak, bela negara adalah kewajiban, terutama bila keadaan darurat
perang di indonesia. Untuk saat ini bisa dilakukan dengan cara ikut
memelihara lingkungan, melaksanakan aturan dan tata tertib di Indonesia,
dan lain-lain.

b. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945

Tentang hak dan kewajiban bela negara dalam kondisi yang


berbeda. Bunyi pasal tersebut adalah,”Tiap-tiap warga negara berhak dan
ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara”. Sekilas dapat berarti
kewajiban dan hak membela negara dalam bentuk fisik, ketika Indonesia
dalam keadaan perang. Namun dapat juga diartikan sebagai kewajiban
menjaga ketertiban dan pertahanan negara sebagai makna sila pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, dengan tidak melakukan tindakan yang
melanggar persatuan dan kesatuan Indonesia.

c. Pasal 30 ayat 2

Menjelaskan tentang pertahanan dan keamanan negara yang


dilakukan oleh TNI dan Polri, sesuai dengan isinya,”Usaha pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh TNI dan Polri sebagai kekuatan utama, dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung”. Dengan demikian menurut pasal ini,
kemanan dan perlindungan negara, termasuk di dalamnya perlindungan
terhadap segenap rakyat Indonesia dilakukan oleh TNI dan Polri dengan
dukungan rakyat. TNi dan Polri dalam tugasnya mengatasi semua ancaman
terhadap NKRI baik dari luar maupun dari dalam, ikut membantu korban

18
bencana alam, mengatasi keriminalitas, dan sebagainya. Rakyat sebagai
pendukung diharapkan ikut berpartisipasi dalam menjaga pertahanan dan
keamanan, dengan berlaku sesuai aturan, tidak melakukantindakan
kriminal, dan tetap mejaga keutuhan negara Indonesia yang Bhinnneka
tunggal Ika.

d. Pasal 30 ayat 3 UUD 1945

Berisikan tentang tugas Tentara Nasional Indonesia. Pasal ini berisi


pemisahan TNI dan Polri yang menyatakan bahwa.”Tentara Nasional
Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, memelihara keutuhan, dan
kedaulatan negara”. Secara garis besar tugas TNI dalam hal ini adalah
upaya menjaga keutuhan, kemerdekaan, dan kedaulatan negara Republik
Indonesia. Semua tugas tersebut selanjutnya diatur oleh undang-undang.

e. Pasal 30 ayat 4 UUD 1945

Yang juga hasil amandemen merupakan pasal yang menjelaskan


tugas kepolisian dan wewenangnya. Pasal ini hanya terdapat dalam UUD
1945 hasil amandemen dan berbunyi,”Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum”. Dalam hal ini kepolisian yang berhubungan langsung
dengan masyarakat dan bertugas melindunginya dari berbagai tindakan
kejahatan. Pelaksanaan tugas dan fungsi Polri juga diatur selanjutnya oleh
undang-undang.

f. Pasal 30 ayat 5 UUD 1945

Berisikan tentang kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan


Kepolisian Negara Republik Indonesia dan hubungan keduanya. pasal ini

19
juga merupakan hasil amandemen UUD 1945 masa reformasi, yang
berbunyi, “Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya,
syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara diatur oleh undang-undang”.

3. Landasan Operasional

Landasan operasional adalah dasar hukum penyelenggaraan suatu


kegiatan dalam negara yang memuat aturannya secara lebih terperinci. Ini
dilakukan agar semua kegiatan penyelenggaraan negara lebih kuat secara
hukum, termasuk dalam hal bela negara. Beberapa landasan operasional bela
negara, yaitu:

a. Tap MPR Nomor VI Tahun 1973


Ketatapan MPR ini berisikan tentang konsep wawasan nusantara, yang
mejelaskan di mana pun warga negara Indonesia berada, ia adalah sebagai
satu kesatuan Negara Indonesia.

b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiki manusia. Dan dalam UU
ini dijelaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
dalam mebela negara sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Tap MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang TNI dan Polri
Ketetapan MPR Nomopr VI tahun 2000 menjelaskan tentang pemisahan
TNI dan Polri yang semula menjadi satu lembaga. Kemudian UU Nomor
VII menjelaskan peranannya masing-masing, yang kemudian diatur lebih
lanjut dalam undang-undang.

d. Undang-Undang Nomor 2 dan 4 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia

20
Menurut UU Nomor 2 tahun 2002 ini, Kepolisian Negara Ri berfungsi
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum,
perlindungan dan pengayoman, serta pelayanan terhadap masyarakat.
Sedangkan UU Nomor 4 tahun 2002 menunjukkan tujuan kepolisian negara
RI, yaitu mewujudkan keamanan dalam negeri yang termasuk di dalamnya
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, dan jaminan tegaknya
hukum. terselenggaranya hal tersebut adalah dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia.

e. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara


Dalam UU ini dijelaskan secara terperinci tentang pengertian pertahanan
negaradan pelaksanaanya yang menganut sistem pertahanan rakyat semesta,
yaitu pertahanan yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia sesuai
kemampuan dan profesinya masing-masing. Dalam pasal 5 UU No.3 juga
disebutkan fungsi pertahanan negara untuk mewujudkan dan
mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu kesatuan.
 Undang-Undang Nopmor 34 TAhun 2004 Tentang Tentara Nasional
Indonesia
Dalam undang-undang ini menjelaskan tentang define Tentara Nasional
Indonesia, yaitu tentara yang berjuang mengakkan RI, dan fungsi secara
terperinci dalam pertahanan dan keamanan negara yangs esuai dengan hak
asasi manusia.

Landasan Idiil bela negara tidak akan berubah sesuai pedoman Bangsa
Indonesia yang juga tidak berubah, yaitu Pancasila. Sedangkan landasan
konstistusional dapat berubah sesuai kesepakatan, apabila ada amandemen
terhadap UUD 1945. Landasan operasional dapat berubah sesuai kebijakan
pemerintah tentang bela negara yang akan dilaksanakan, karena landasan ini
rincian aturan yang akan dilaksanakan terkait bela negara

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Warga negara adalah sebuah rakyat yang mendiami sebuah wilayah dalam
sebuah komunitas atau bisa disebut negara. Negara adalah suatu wilayah yang
memilikim sistem atau aturan yang berlaku bagi semua kelompok atau individu di
wilayah tersebut.

Hak adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan
pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.

B. Saran

Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat memberikan manfaat


bagi pembaca sekalian. Apabila terdapat syarat maupun keritik yang sekiranya
ingin di sampaikan kepada saya. Apabila terdapat kesalahan saya mohon maaf
karena manusia tidak ada yang sempurna dan tak luput dari kesalahan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyatmi, Sri harini, dkk. pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakrta: Pustaka Belajar,


2012.

Pandanwulan. https://pandanwulan.wordpress.com/2011/11/06/tugas-ilmu-sosial-
dasar-warga-negara-dan-negara/. 2011. Diunduh 23 Oktober 2023.

Wiralabut. https://wiralabut.wordpress.com/2014/04/15/hubungan-negara-dan-warga-
negaranya/. 2014. Diunduh 23 Oktober 2023.

23

Anda mungkin juga menyukai