Anda di halaman 1dari 10

A.

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata kuliah yang dapat membentuk serta
menumbuhkan pribadi seseorang yang beragam dari segi agama, budaya, bahasa untuk menjadi warga
Negara yang cerdas, terampil dan berkarakter serta rasa cinta terhadapat tanah air.

Maka pendidikan pancasila sekarang ini sangatlah dibutuuhkan bagi mahasiswa sebagai generasi
muda penerus bangsa. Karena di dalam nya terdapat nilai-nilai penting seperti norma agama, norma
bermasyarakat, norma asusila dll. Oleh karena itu pendidikan pancasila di terapkan dalam mata kuliah
sebagai langkah awal proses agar mahasiswa menjadi penerus bangsa yang cinta tanah air.

Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa .

1. Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia sejak era sebelum dan selama penjajahan (era
merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai mengisi kemerdekaan)

2. Semangat perjuangan bangsa mengalami pasang surut sesuai dinamika perjalanan kehidupan yang
di sebabkan oleh pengaruh globalisasi

3. Semangat perjuangan Bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi globalisasi.

A. Bangsa

Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang cirri-cirinya adalah: memiliki nama, wilayah tertentu,
mitos leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solidaritas
tertentu. Bangsa juga merupakan doktrin etika dan filsafat dan merupakan awal dari ideology
nasionalisme.

Unsure terbentuknya bangsa:

1. Keinginan mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik, agama,
budaya, komunikasi dan rasa solidaritas.

2. Keinginan mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional secara sepenuhnya.

3. Keinginan dalam kemandirian, keunggulan, individualitas atau kekhasan.

4. Keinginan untuk menonjol diantara bangsa-bangsa lain dalam mengejar kehormatan , pengaruh dan
prestasi.

B. Negara

Negara adalah satu kesatuan organisasi yang didalam nya ada sekelompok manusia (rakyat) , wilayah
yang permanent (tetap) dan memiliki kekuasaan yang mana di atur oleh pemerintahan yang berdaulat
serta memiliki ikatan kerja yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara segala
instrument-instrument yang ada didalam nya dengan kekuasaan yang ada.
Ada 4 syarat terbentuk nya suatu Negara, yaitu :

1. Suatu Negara adalah adanya suatu wilayah yang terdiri dari daratan , lautan, dan udara sebagai
sebuah kesatuan.

2. Adanya rakyat/warga Negara, yaitu sekumpulan orang-orang yang menempati wilayah suatu
Negara dan diantara orang-orang yang menetapi wilayah suatu Negara dan diantara orang-orang
tersebut disatukan oleh perasaan yang sama.

3.Terbentuknya Negara adalah adanya pemerintahan yang berdaulat untuk memimpin Negara
tersebut. Pemerintahan yang berdaulat dapat terdiri dari pemerintah Legislatif, Eksekutif, Yudikatif.

4. Adanya pengakuan dari Negara lain agar Negara tersebut dapat disebut sebagai suatu Negara yang
sah di mata internasional.

Pengertian warga Negara

Warga Negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang menajdi
unsur Negara.

C.Warga

Warga Negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya
dengan Negara. Warga Negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan sebaliknya
warna Negara mempunyai hak-hak tang harus diberikan dan dilindungi oleh Negara.

Pengertian warga Negara menurut UUD

Orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menajdi unsur Negara serta mengandung arti
peserta, anggota atau warga dari suatu Negara yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan
dengan kekuatan bersama. Dalam pasal 1 UU No. 22/1958 bahwa warga Negara Republik Indonesia
ada;ah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan atau perjanjian-perjanjian atau peraturan-
peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 agustus 1945 sudah menjadi warga Negara Republik
Indonesia..

Warga Negara Indonesia menurut pasal 4 UU No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI adalah

a.Setiap orang yang berdasarkan peraturan per- undang undangan dan berdasarkan perjanjian
pemerintah RI dengan Negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI.

b.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI.

c.Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA

d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI

e.Anak yang lahir di luar pekawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hokum Negara ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tsb.
f.Anak yang baru lahir dan di temukan di wilayah Negara RI dari seorang ayah dan ibu nya tidak di
ketahui.

g.Anak yang dilahirkan di luar wilayah RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan dari
Negara tempat anak tb permohonan kewaarganegaraan kpd anak yang bersangkutan.

h. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji
setia.

Hak warga Negara Indonesia:

· Setiap warga Negara berhak mendapatkan perlindungan hokum

· Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

· Setiap warga Negara memiliki kedudukan yang sama di mata hokum dan di dalam pemerintahan

· Setiap warga Negara bebas untuk memilih memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipercayai

· Setiap warga Negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

· Setiap warga Negara berhak mempertahankan wilayah Negara kesatuan Indonesia atau nkri dari
serangan musuh.

· Setiap warga Negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan
pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

Kewajiban warga Negara Indonesia :

· Setiap warga Negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan
Negara Indonesia dari serangan musuh.

· Setiap warga Negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh peerintah pusat
dan pemerintah daerah(pemda)

· Setiap warga Negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar Negara, hokum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.

· Setiap warga Negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hokum yang berlaku di
wilayah Negara Indonesia.

· Setiap warga Negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa
kita bias bbberkembang dan maju kearah yang lebih baik.

D. Pengertian demokrasi

Demokrasi adalah salah satu bentuk pemerintahan dalam suatu Negara dengan kekuasaan
pemerintahan nya berasal dari rakyat , baik secara langsung atau melalui perwakilan.

Menurut cara penyaluran rakyat, demokrasi dibedakan atas :


a. Demokrasi langsung -> dikenal sebagai demokrasi bersih . di sinilah rakyat memilih kebebasan
secara mutlak memberikan pendapatnya, dan semua aspirasi mereka dimuat dengan segera di dalam
satu pertemuan.

b. Demokrasi tidak langsung-> corak pemerintahan demokrasi yang dilakukan melalui badan
perwakilan rakyat yang dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat .

Menurut daasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan Negara , demokrasi dibedakan atas:

a. Demokrasi system parlementer : sebuah system pemerintahan dimana parlemen memiliki peranan
penting dalam pemerintahan. Negara yang menganut system parlementer adalah inggris, jepang,
belanda, Malaysia, singapura dan sebagainya.

b. Demokrasi system presidensial : atau di sebut juga dengan system kongresional, merupakan system
pemerintahan Negara republic dimana kekuasaan ekskutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan
kekuasaan legislative.

Dalam system presidensial , presiden memiliki posisi yang relative kuat dan tidak dapat dijatuhkan
karena rendah nya dukungan politik . namun masih ada mekanisme untuk mengotrol prsiden. Jika
presiden melakukan pelanggaran konstitusi, penghianatan terhadapt Negara dan melibatkan masalah
kriminalitas , posisi presiden bias di jatuhkan . bila ia diberentikan karena pelanggaran tertentu,
biasanya seorng wakil presiden akan menggantikan posisinya.

Beberapa peran warga Negara dalam bidang kehidupan bernegara , yaitu sebagai berikut

1. Peran warga Negara di bidang hukum

2. Peran warga Negara di bidang politik

3. Peran warga Negara di bidang sosial budaya

4. Peran warga Negara di bidang ekonomi.

B. PENGERTIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Secara bahasa, istilah “Civic Education” oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan. Istilah “Pendidikan
Kewargaan” diwakili oleh Azra dan Tim ICCE (Indonesian Center for Civic Education) dari
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, sebagai pengembang Civic Education pertama di perguruan
tinggi. Penggunaan istilah “Pendidikan Kewarganegaraan” diwakili oleh Winataputra dkk dari Tim
CICED (Center Indonesian for Civic Education), Tim ICCE (2005: 6).
Menurut Kerr (Winataputra dan Budimansyah, 2007:4), mengemukakan bahwa Citizenship education
or civics education didefinisikan sebagai berikut:
Citizenship or civics education is construed broadly to encompass the preparation of young people for
their roles and responsibilities as citizens and, in particular, the role of education (trough schooling,
teaching, and learning) in that preparatory process.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan secara luas
untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya
sebagai warga negara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan,
pengajaran dan belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut. Cogan (1999:4) mengartikan
civic education sebagai "...the foundational course work in school designed to prepare young citizens
for an active role in their communities in their adult lives", maksudnya adalah suatu mata pelajaran
dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa
dapat berperan aktif dalam masyarakatn¬ya.
Menurut Zamroni (Tim ICCE, 2005:7) mengemukakan bahwa pengertian Pendidikan
Kewarganegaraan adalah:
Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan
bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa
demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
Demokrasi adalah suatu learning proses yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain.
Kelangsungan demokrasi tergantung pada kemampuan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi.

Sementara itu, PKn di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga
negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan
modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat
kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan
bersama di bawah satu negara yang sama, walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama,
ras, etnik, atau golongannya. (Risalah sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/PPKI).
Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006:49), adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI 1945. Lebih lanjut Somantri (2001:154) mengemukakan
bahwa:
PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
yang berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan
bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Menurut Branson 1999:4 civic education dalam demokrasi adalah pendidikan – untuk
mengembangkan dan memperkuat – dalam atau tentang pemerintahan otonom (self government).
Pemerintahan otonom demokratis berarti bahwa warga negara aktif terlibat dalam pemerintahannya
sendiri; mereka tidak hanya menerima didikte orang lain atau memenuhi tuntutan orang lain.
Beberapa unsur yang terkait dengan pengembangan PKn, antara lain (Somantri, 2001:158):
a. Hubungan pengetahuan intraseptif (intraceptive knowledge) dengan pengetahuan ekstraseptif
(extraceptive knowledge) atau antara agama dan ilmu.
b. Kebudayaan Indonesia dan tujuan pendidikan nasional.
c. Disiplin ilmu pendidikan, terutama psikologi pendidikan.
d. Disiplin ilmu-ilmu sosial, khususnya “ide fundamental” Ilmu Kewarganegaraan.
e. Dokumen negara, khususnya Pancasila, UUD NRI 1945 dan perundangan negara serta sejarah
perjuangan bangsa.
f. Kegiatan dasar manusia.
g. Pengertian pendidikan IPS

Ketujuh unsur inilah yang akan mempengaruhi pengembangan PKn. Karena pengembangan
pendidikan Kewarganegaraan akan mempengaruhi pengertian PKn sebgai salah satu tujuan
pendidikan IPS.
Sehubungan dengan itu, PKn sebagai salah satu tujuan pendidikan IPS yang menekankan pada nilai-
nilai untuk menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotik, maka batasan pengertian PKn dapat
dirumuskan sebagai berikut (Somantri, 2001:159):
Pendidikan Kewarganegaraan adalah seleksi dan adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu
Kewarganegaraan, humaniora, dan kegiatan dasar manusia, yang diorganisasikan dan disajikan secara
psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai salah satu tujuanpendidikan IPS.

Beberapa faktor yang lebih menjelaskan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan antara lain
(Somantri, 2001:161):
a. PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan IPS, yaitu bahan pendidikannya
diorganisasikan secara terpadu (intergrated) dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora, dokumen
negara, terutama Pancasila, UUD NRI 1945, GBHN, dan perundangan negara, dengan tekanan bahan
pendidikan pada hubungan warga negara dan bahan pendidikan yang berkenaan dengan bela negara.
b. PKn adalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora, Pancasila, UUD NRI
1945 dan dokumen negara lainnya yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis
untuk tujuan pendidikan.
c. PKn dikembangkan secara ilmiah dan psikologis baik untuk tingkat jurusan PMPKN FPIPS
maupun dikembangkan untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah serta perguruan tinggi.
d. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita harus berpikir secara integratif, yaitu
kesatuan yang utuh dari hubungan antara hubungan pengetahuan intraseptif (agama, nilai-nilai)
dengan pengetahuan ekstraseptif (ilmu), kebudayaan Indonesia, tujuan pendidikan nasional, Pancasila,
UUD1945, GBHN, filsasat pendidikan, psikologi pendidikan, pengembangan kurikulum disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humaniora, kemudian dibuat program pendidikannya yang terdiri atas unsur: (i)
tujuan pendidikan, (ii) bahan pendidikan, (iii) metode pendidikan, (iv) evaluasi.
e. PKn menitikberatkan pada kemampuan dan ketrampilan berpikir aktif warga negara, terutama
generasi muda, dalam menginternalisasikan nilai-nilai warga negara yang baik (good citizen)dalam
suasana demokratis dalam berbagai masalah kemasyarakatan (civic affairs).
f. Dalam kepustakan asing PKn sering disebut civic education, yang salah satu batasannya ialah
“seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat menumbuhkan demokrasi.
PKn sebagai pendidikan nilai dapat membantu para siswa membantu siswa memilih sistem nilai yang
dipilihnya dan mengembangkan aspek afektif yang akan ditampilkan dalam perilakunya. Seperti yang
diungkapkan Al-Muchtar dalam Hand Out Strategi Belajar Mengajar (2001:33), mengemukakan
bahwa:
Pendidikan nilai bertujuan untuk membantu perilaku peserta didik menumbuhkan dan memperkuat
sistem nilai dipilihnya untuk dijadikan dasar bagi penampilan perilakunya. Pendidikan nilai bertumpu
pada pengembangan sikap (afektif) oleh karena itu berbeda dengan belajar mengajar dengan
pendidikan kognitif atau psikomotor. Pendidikan nilai secara formal di Indonesia diberikan pada mata
pelajaran PPKn yang merupakan pendidikan nilai Pancasila agar dapat menjadi kepribadian yang
fungsional.

C. VISI DAN MISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No. 43 / Dikti / Kep / 2006, terdapat visi dan misi Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai berikut:
1. Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswa
mementapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas
yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual,
religiuus, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya.
2. Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila,
rasa kebangsaan dan cinta tanah air da;lam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
Selain visi dan misi tersebut di atas pendidikan kewarganegaran mempunyai tujuan umum dan
khusus:
a. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan antar
warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara
yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
b. Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan akan hak dan kewajiban secara santun, jujur,
demokratis serta ikhlas sebagai WNI terdidik dan bertanggung jawab.
2. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan
bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional.
3. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai perjuangan, cinta tanah
air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.

D. URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Penulisan ini bertujuan untuk membahas urgensi pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
sebagai pendidikan karakter bangsa Indonesia melalui demokrasi, HAM dan masyarakat madani.
Perubahan Indonesia menuju pada sistem demokrasi merupakan sesuatu yang tidak terelakkan lagi.
Pasca jatuhnya rezim Orde Baru di bawah Presiden Soeharto yang lengser pada 21 Mei 1998,
Indonesia mengalami proses pembentukan demokrasi meskipun berjalan setelah lebih dari 30 tahun
Orde Baru berkuasa. Transisi Indonesia menaiki demokrasi menimbulkan banyak kecemasan dimana
pada saat yang sama masyarakat masih cenderung melakukan penyelesaian konflik melalui cara-cara
yang tidak demokratis, main hakim sendiri, memaksakan kehendak, dan praktik money politics
sebagai cermin dari perilaku dan sikap yang bertolak belakang dengan demokrasi yang diperjuangkan
oleh kalangarn reformis selama ini. Perkembangan ini tentu saja merupakan fenomena yang tidak
kondusif bagi transisi Indonesia menuju demokrasi yang berkeadaban (Democratic Civility). Seiring
dengan perkembangan gelombang demokrasi ketiga, tuntutan dmokratisasi dalam praktik dan sosial
pasca rezim Orde Baru menjadi salah satu agenda kelompok gerakan reformasi yang mana salah satu
tuntutannya adalah memperbaharui kembali pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) yang
selama ini dirasakan tidak relevan dengan semangat reformasi. Di dalam mewujudkan demokrasi
yang berkeadaban maka peranan pendidikan kewarganegaraan (Civics Education) dirasa sangat urgen
dan mendesak sebagai pendidikan karakter bangsa Indonesia.

E. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Hakikat Pendidikan
Masyarakat dan pemerintah suatu negara berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup serta
kehidupan generasi penerusnya secara berguna (berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan
bermakna (berkaitan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik). generasi penerus tersebut
diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan mereka yang senantiasa berubah dan selalu terkait
dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan internasional.
Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan
Rakyat Indonesia melalui MPR, menyatakan bahwa: pendidikan nasional yang berakar pada
kebudayaan bangsa indonesia diarahkan untuk "meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat
bansa, mewujudkan manusia serta masyarakant Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berkualitas mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa".

Kompetensi yang Diharapkan


Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nesional menjelaskan bahwa
"pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan
dan kemampuan dasar berkenaan denga hubungan antara warga negara dan negara serta pendidikan
pendahulauan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara
kesatuan Republik Indonesia."

Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa
tanggung jawab dari peserta didik. sikap ini disertai dengan perilaku yang :

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermsyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

4. Besifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.

5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa, dan negara.

F. GARIS BESAR BAHAN PERKULIAHAN

Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan matakuliah wajib pada semua jurusan dan
program studi di lingkungan Universitas Lampung. Matakuliah ini merupakan kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK). Bobot mata kuliah ini adalah 3 sks. Metode perkuliahan yang
digunakan dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan tugas.
Kegiatan tatap muka dikelas dilakukan dalam waktu 3 x 50 menit per pertemuan dengan total
berjumlah 16 kali pertemuan. Penilaian dilakukan berdasarkan nilai Quis/Tugas Terstruktur,, UTS,
dan UAS. Dosen yang mengasuh mata kuliah ini adalah 1 orang.

Tujuan pembelajaran mata kuliah terdiri dari Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran.
Kompetensi Dasar mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar mahasiswa dapat
memahami Pancasila dan implementasinya, identitas nasional dan masyarakat madani,, demokrasi,
hak dan kewajiban warga negara, konstitusi dan rule of law, hak asasi manusia, geopolitik,
geostrategi, otonomi daerah, good governance dan globalisasi. Indikator Pembelajaran secara rinci
dapat dilihat pada Satuan Acara Perkuliahan (SAP).

Materi pembelajaran terdiri dari 10 pokok bahasan yaitu Pancasila dan Implementasinya, Identitas
Nasional dan Masyarakat Madani, Demokrasi, Hak dan Kewajiban Warga Negara, Konstitusi dan
Rule of Law, Hak Asasi Manusia, Geopolitik, Geostrategi, Otonomi Daerah, Good Governance dan
Globalisasi.

Dalam Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dilakukan evaluasi dengan tes hasil belajar berupa
Quis, Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan evaluasi terhadap Tugas yang
diberikan, selanjutnya data nilai tersebut diproses dan hitung prosentase kelulusannya.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan


Kopel/SKS : MKU 107/ 3 (3-0) SKS

Deskripsi Singkat: Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
meliputi:

1. Pancasila dan Implementasinya: Sejarah lahirnya Pancasila, Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan
Negara Indonesia, Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat, Pancasila sebagai Dasar
dan Etika dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, maupun Bernegara. Kajian kasus untuk
Pemahaman Implementasi Pancasila.

2. Identitas Nasional dan Masyarakat Madani: Pengertian dan Karakteristik Identitas Nasional,
Parameter Identitas Nasional, Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional, Pancasila sebagai Hakikat
Identitas Nasional dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Karakteristik dan Ciri-ciri Masyarakat
Madani, Keterkaitan Globalisasi dan Identitas Nasional, Keterkaitan Integritas Nasional Indonesia dan
Identitas Nasional, Kajian kasus untuk Identitas Nasional dan Masysrakat Madani.

3. Demokrasi: Arti, Makna dan Manfaat Demokrasi, Prinsip dan Nilai-nilai Demokrasi, Jenis-jenis
Demokrasi, Esensi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Demokrasi di Indonesia, Pelaksanaan
Demokrasi di Indonesia, Kajian Kasus untuk Demokrasi.

4. Hak dan Kewajiban Warga Negara: Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara, Azas
Kewarganegaraan, Unsur-unsur Penentu Kewarganegaraan, Masalah Status Kewarganegaraan, Tata
Cara dan Bukti Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia, Hak dan Kewajiban Warga Negara, Hak
dan Kewajiban Negara/Pemerintah, Karakteristik Warga Negara yang Bertanggungjawab, Kajian
kasus untuk Hak dan Kewajiban Warga Negara.

5. Konstitusi dan Rule of Law: Pengertian dan Definisi Konstitusi, Hakikat dan Fungsi Konstitusi,
Dinamika Pelaksanaan Konstitusi, Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi, Pengertian Rule of
Law, Latar Belakang Rule of Law, Fungsi dan Dinamika Pelaksanaan Rule of Law, Kajian Kasus
untuk Konstitusi dan Rule of Law.

6. Hak Asasi Manusia: Pengertian Hak Asasi Manusia, Tujuan Hak Asasi Manusia, Perkembangan
Pemikiran HAM, HAM pada Tatanan Global dan di Indonesia, Permasalahan dan Penegakan HAM di
Indonesia, Lembaga Penegak HAM, Kajian Kasus untuk Hak Asasi Manusia.

7. Geopolitik: Pengertian Geopolitik, Latar Belakang Wawasan Nusantara, Kedudukan, Fungsi, dan
Tujuan, Status Wawasan Nusantara, Bentuk, Wadah, dan Isi Wawasan Nusantara, Tata Laku
Wawasan Nusantara, Implementasi Wawasan Nusantara, Kajian Kasus untuk Geopolitik.

8. Geostrategi: Pengertian geostrategi/Ketahanan Nasional, Latar Belakang Geostrategi, Tujuan


Geostrategi, Fungsi Geostrategi, Sifat-sifat Geostrategi, Konsepsi Dasar Geostrategi, Komponen
Strategi Astagatra, Hubungan Komponen Strategi Antar Gatra, Implementasi Geostrategi, Kajian
Kasus untuk Geostrategi.

9. Otonomi Daerah: Pengertian Otonomi Daerah, Latar Belakang Otonomi Daerah, Tujuan dan
Prinsip Otonomi Daerah, Perkembangan UU Otonomi Daerah di Indonesia, Model Desentralisasi,
Pembagian Urusan Pemerintahan, Otonomi Daerah dan Demokratisasi, Implementasi Otonomi
Daerah, Kajian Kasus untuk Otonomi Daerah.

10. Good Govermance : Pengertian dan Latar Belakang Good Governance, Prinsip dan Konsepsi
Good Governance, Karakteristik Dasar Good Governance, Penerapan Prinsip Good Governance pada
Sektor Publik, Penerapan Good Governance dalam Kepemerintahan akan Membantu Penerapan Good
Corporate Governance di Sektor Swasta, Struktur Organisasi dan Manajemen Perubahan dalam Good
Governance, Good Governance dalam Kerangka Otonomi Daerah, Pengertian dan Latar Belakang
Globalisasi, Tantangan dan Ancaman Globalisasi, Indonesia Menghadapi Globalisasi, Memperkuat
Daya Tahan dan Daya Saing Bangsa, Kajian Kasus untuk Good Governance dan Globalisasi.

Tujuan Instruksionil Umum (TIU)/Kompetensi:


Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan akan mampu:
1. Memahami konsep dasar Pancasila dan memahami implementasinya dalam kehidupan masyarakat.
2. Memahami konsep dasar identitas nasional dan masyarakat madani.
3. Memahami konsep dasar demokrasi dan memahami implementasinya dalam kehidupan
masyarakat.
4. Memahami konsep dasar Hak dan Kewajiban sebagai warga negara dan memahami
implementasinya dalam kehidupan masyarakat.
5. Memahami konsep dasar konstitusi dan rule of law.
6. Memahami konsep dasar Hak Asasi Manusia dan memahami implementasinya.
7. Memahami konsep dasar geopolitik dan memahami implementasinya.
8. Memahami konsep dasar geostrategi dan memahami implementasinya.
9. Memahami konsep dasar otonomi daerah.
10. Memahami konsep dasar good govermance dan globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai