oleh
A. Pendahuluan
Pendidikan kewarganegaran (civic education) merupakan ssalah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa indonesia melalui koridor
“valuebased education”.
Sejak diimplementasikan pada berbagai jenjang pendidikan, PKn menghaapi berbagai kendala
dan keterbatasan . Menyadari hal tersebut, berikut ini merupakan upaya yang dilakukan oleh
pemerintah
A. Pengertian Bangsa
Menurut KBBI bansa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa
serta wilayah tertentu di muka bumi
B. Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan
yang mengurus tata tertib daann keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tadi.
C. Tujuan, Sifat, dan Fungsi Negara
Tujuan NKRI tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV yang mencakup tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan bagi bangsa di
dunia dan tujuan khusus berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan bangsa Indonesia.
Menurut Miriam Budiarjo, negara menyelenggarakan beberapa minimum fungsi yang mutlak
perlu, yaitu melaksanakan penertiban, mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,
menyelenggarakan pertahanan, dan menegakkan keadilan.
Unsur-unsur Negara
a. Wilayah c. Pemerintahan
b. Kedaulatan d. Penduduk
E. Warga negara
Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Asas kewargaan dalam suatu negara
terkait dengan dua asas, yaitu asas ius soli (keturunan) dan ius sanguinis (tempat kelahiran)
F. Nasionalisme
Secara umum nasionalisme diartikan sebagai suatu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan
kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari
internal maupun eksternal.
Nasionalisme bagi bangsa Indonesia merupakan suatu paham yang menyatukan berbagai suku
bangsa dan berbagai keturunan bangsa asing dalam wadahkesatuan negara Republik Indonesia
G. Partisipasi dalam Pembelaan Negara
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai etnis dan suku bangsa , untuk itu perlu
adanya usaha untuk menyelamatkan bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia karena hal
tersebut merupakan hak dan kewajiban seluruh masyarakat Indonesia yang disebut dengan istilah
bela negara.
Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu,
dan berlanjut yang dilandasinoleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa, dan bernegara
dan kerelaan berkorban guna meniadakan ancaman daari dalam maupun luar negeri yang dapat
mengancam kemerdekaan dan keutuhan NKRI.
Setiap negara perlu mbentuk angkatan perang atau angkatan bersenjata untuk mempersiapkan
diri menghadapi segala bentuk ancaman, di Indonesia sendiri terdapat angkatan bersenjata yaitu
Tentara Republik I donesi (TNI) yang bertugas untuk menjaga pertahanan dan keamanan nasional.
BAB III
A. Pengertian
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki manusia yang telah dipeeroleh dan
dibawanya sejak dalam kandungan dengan tidak membedakan bangsa, ras, suku, agama, dan jenis
kelamin.
1. Komnas HAM
Komnas HAM dibentuk sebagai respon terhadap tuntutan masyarakat maupun tekanan
dunia internasional mengenai perlunya penegakkan hak-hak asasi manusia di Indonesia
2. Komisi nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Dasar pertimbangan pembentukan komisi nasional ini adalah sebagai upaya mencegah
terjadinya dan menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
3. LSM Predemokrasi HAM
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non-Governmental Organization (NGO)
programnya berfokus pada demokratisasi dan pengembangan HAM.
KONSTITUSI NEGARA
A. Pengertian
Konstitusi diartikan oleh banyak sarjana ilmu ekonomi sebagai keseluruhan peraturan-
peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana suatu pemerintahan dalam suatu masyarakat. Kebiasaan menerjemahkan istilah
constitution menjadi undang-undang dasar, hal ini sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan
Jerman.
UUD 1945 mengandung semangat dan merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, merupakan rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat
dan terpadu yang berisi materi, yaitu pengaturan tentang fungsi sistem pemerintahan negara,
ketentuan fungsi dan kedudukan lembaga negara, hubungan antara negara dengan warga
negaranya, dan ketentuan hal-hal lain sebagai pelengkap.
A. SISTEM PEMERINTAHAN
1. Pengertian Sistem Pemerintahan
a. Sistem pemerintahan dalam arti sempit, yakni sebuah kajian yang melihat hubungan antara
legislatif dan eksekuti dalam sebuah negara, dibedakan sistem parlementer dan sistem
presidensiil.
b. Sistem pemerintahan dalam arti luas, yakni sebuah kajian pemerintahan negara yang
bertolak dari hubungan antara semua organ negara, termasuk hubungan antara pemerintah
pusat dengan bagian-bagian yang ada di dalam negara, dibedakan menjadi negara kesatuan,
negara serikat (federal), dan negara konfederasi.
c. Sistem pemerintahan dalam arti sangat luas, yakni kajian yang menitik beratkan hubungan
antaraa negara dengan rakyat, dibedakan menjadi pemerintahan monarki, aristokrasi, dan
demokrasi.
2. Perbedaan Parlementer dan Presidensiil
a. Sistem Parlementer
- Kekuasaan terpusat pada satu orang (presiden)
- Menteri-menteri bertanggungjawab kepada presiden
- Masa jabatan ditetapkan dalam jangka waktu tertentu
- Presiden dan para menteri tidak bertanggungjawab kepada parlemen atau DPR
b. Sistem Presidensiil
- Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat
- Kabinet bertanggungjawab kepadaparlemen
- Kabinet disusun berdasarkan suara terbanyak dalam parlemen
- Kabinet dapat dijatuhkan dan dibubarkan setiap waktu oleh parlemen
- Kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan tidak terletak dalam satu tangan
- Sebagai kepala negara, presiden melakukan fungsi simbolis dan seremonial mewakili
bangsa dan negara
- Sebagai kepala eksekutif, memimpin kabinetdan birokrasi dalam melaksanakan
kebijakan umum
- Mengajukan RUU kepada legislatif
- Sebagai panglima tertinggi AD, AU, dan AL
- Sebagai pemimpin dalam perumusan kebijakan luar negeri
c. Perbedaan pemerintahan Monarki dan republik
Pemerintahan monarki adalah negara yang dikepalai oleh seorang raja secara turun-
temurun dan menjabat ubtuk seumur hidup. Pemerintahan monarki dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu monarki absolut, monarki konstitusional, dan monarki
parlementer. Sedangkan negara republik adalah negara dengan pemerintahan rakyat yang
dikepalai oleh seorang presiden yang dipilih dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Sistem pemerintahan republik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu republik presidensial,
republik parlementer, dan republik absolut.
d. Sistem Pemerintahan di Indonesia
Ada beberapa periode dalam pelaksanaan sistem pemerintahan di Indonesia,
pergantian sistem pemerintahan tersebut tentu saja bukan tanpa alasan, ada berbagai
pelanggaran dan penyimpangan yang dilakukan. Saat ini kita berada pada era reformasi,
dimana pelaksanaan sistem pemerintahan dan politik pada era reformasi merupakan transisi
dari sistem politik otoriter ke demokrasi.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut,
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jwab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), DPR dan DPD.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh MA dan badan peradilan dibawahnya
BAB VIII
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
A. Pengertian
Wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang
merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat, bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan
kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.
B. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
1. Faktor geografis, Indonesia terdiri dari berbagai pulau dan memiliki perairan yang luas.
2. Faktor geopolitik, yaitu politik yang tidak terlepas dari pengaruh kondisi geografis dari bumi
yang menjadi wilayah hidupnya.
3. Faktor geostrategi, indonesia berada pada posisi silang dunia yang sangat strategis.
4. Historis dan yuridis formal wawasan nusantara
a. Deklarasi juanda, menerapkan “asas kepulauan” yang memandang kepulauan Indonesia
sebagai satu kesatuan utuh tidak terpisahkan.
b. Konsep Landas Kontinen, kekayaan alam yang terdapat di bawah landas kontinen tersebut
merupakan hak eksklusif negara yang bersangkutan. RI mempunyai kedaulatan atas
kekayaan alam di landas kontinen seluaas lebih kurang 800.000 mil persegi.
c. Konsep ZEE 200 mil, yaitu 200 mil laut apabila tidak berhadapan dengan negara lain. Di
dalam ZEEI kebebasan pelayaran dan penerbangan internasional serta kebebasan
pemasangan kabel dan pipa di bawah permukaan laut dijamin sesuai dengan hukum
internasional.
d. Ruang Angkasa, secara horizontal maka kita akan menghadapi batas wilayah di darat dan di
laut, tetapi secara vertikal kita akan menghadapi “batas” di ruang angkasa, di dasar laut, dan
tanah di bawahnya.
C. Unsur dasar Wawasan Nusantara
1. Wadah, untuk memahami konsep wadah kita perlu meninjau arti Asas Archipelago, yaitu
kumpulan pulau-pulau dan lautan sebagai kesatuan wilayah (kesatuan Archipelago), yang
terdiri dari
a. Bentuk wujud
b. Tatanan susunan pokok/tata inti organisasi
c. Tatanan susunan pelengkap/kelengkapan organisasi
1) Isi, Isi dari wawasan nusantara merupakan cita-cita seperti yang dirumuskan dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Cita-cita wawasan nusantara itu kedalam bertujuan untuk
melindungi segenap bangsa dan seluruh tanah air, mewujudkan kesejahteraan umum,
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
2) Tata laku, merupakan tindakan perilaku bangsa indonesia dalam melaksanakan
aspirasinya guna mewujudkan indonesia sebagai kesatuan yang utuh menyeluruh dalam
mencapai tujuan nasional, meliputi tingkah laku batiniah dan lahiriah.
3) Wawasan Nusantara dan Integrasi Wilayah
Wawasan nusantara sebagai “cara pandang” bangsa Indonesia yang melihat indonesia
sebagai kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam merupakan landasan dan
dasar bagi bangsa Indonesia dalam menyelesaikan segala masalah dan hakikat ancaman
yang timbul baik dari luar maupun dari dalam segala spek kehidupan bangsa.
4) Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional
Dalam usaha mencapai tujuan nasional masih banyak yang mempunyai pandangn yang
berbeda atau persepsi berbeda. Waasan ini akan memberikan konsepsi yang sama pada
peserta didik tentang visi ke depan bangsa indonesia untuk menciptakan kesatuan dan
persatuan, sehingga akan menghasilkan integrasi nasional.
5) Wawasan Nusantara dan Kerukunan Umat Beragama
Agama disatu sisi dapat meningkatkan integrasi nasional, tetapi disisi lain dapat
menimbulkan konflik SARA. Kajian fungsi agama sangat berperan dalam membentuk
solidaritas sosial untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama.
BAB IX
KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI INDONESIA
A. Pengertian
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengengembangkan kekuatan nasional, dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang
dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya. Jika kita
mengkaji ketahanan nasional secara luas kita akan mendapatkan tiga “wajah” ketahanan nasional,
yaitu
1. Ketahanan nasional sebagai kondisi dinamis mengacu keadaan “nyata riil” yang ada dalam
masyarakat, dapat diamati dengan panca indera manusia.
2. Ketahanan nasional sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan negara diperlukan
penataan hubungan antara aspek kesejahteraan (IPOLEKSOSBUD) dan keamanan (HanKam).
3. Ketahanan nasional sebagai metode berpikir, ini berarti suatu pendekatan khas yang
membedakan dengan metode berpikir lainnya.
A. Pengertian
Globalisasi adalah suatu prosesdibentuknya suatu tatanaan, aturan, dan sistem yang berlaku
bagi bangsaa-bangsa si seluruh dunia. Globalisasi tidak mengenal adnya batas-batas wilayah
bahkan tidak mengenal aturan lokal, regional, kebijakan negara yang dapat mengurangi ruang
gerak masuknya ide, pikiran atau gagasan yang dianggap sudah merupakan kemauan masyarakat
dunia harus dihilangkan. Globalisasi berlaku di semua bidang kehidupan, seperti politik, sosial,
budaya, ekonomi, dan sebagainya.
B. Proses Globalisasi
Gagasan tentang globalisasi di bidang hak asasi manusia telah ada bebrapa abad sebelum
masehi. Dengan mulai ditemukannya alat komunikasi dan transportasi modern globalisasi semakin
berkembang dan terjadilah kontak langsung antar bangsa-bangsa di dunia. Akibatnya tata nilai
sosial budaya daari suatu bangsa akan terbawa atu saling memengaruhi terhadap bangsa lain.
1. Nilai Lebih
Buku ini disajikan secara detil, jelas, lugas dan menyeluruh.Pembaca didorong secara teoritis
masuk kekancah kewarganegaraan secara akurat dan penuh dengan kekuatan nasionalis yang
tinggi. Memang beginilah harusnya penyajian sebuah Pendidikan Kewarganegaraan di taraf
Mahasiswa. Banyak teori-teori yang selama ini dipahami kurang mendalam karena penyajian yang
kurang detil. Poin-poin penting tertulis secara lengkap dan terstruktur rapi serta mengandung
makna yang dalam.
2. Nilai Kurang
- Adanya media penguat seperti potonbgan sejarah danb gambar yang bersangkutan dengan isi
kajian tidak terdapat dalam buku ini. Sehingga jika para Mahasiswa baru yang tidak begitu
memahami dasar pendidikan kewarganegaraan ditingkat akademik sebelumnya,akan
mengalami kejenuhan/bosan.
- Karena buku banyak berisi poin-poin penting (hamper seluruh isinya), mengakibatkan
kesulitan bagi pembaca untuk meringkas.
3. Usulan/saran buat buku
- Ditambahkan media penguat seperti gambar dan potongan sejarah/catatan kaki untuk
memudahkan menghubungkan sejarah dengan isi kajian dari buku.
- Diperbanyak cetakan buku untuk memudahkan sarana belajar bagi Mahasiswa.
- Dimodifikasi dengan lembar Tanya jawab tentang kewarganegaraan yang sering terjadi di
Indonesia, meski di buku ini pada bab terakhir dilampirkan beberapa catatan penguat dengan
kondisi ril dimasyarakat.