Anda di halaman 1dari 23

RANGKUMAN BUKU PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN


TINGGI

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PKN


Dosen Pengampu Dr.Didi Sumardi,M.Ag

oleh

Aprila Rizkiansyah (1213060016)

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2021
1.IDENTITAS BUKU :
A. Judul Buku : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI
B. Pengarang : PROF. DR. H. KAELAN, M.S. & DRS. H. ACHMAD ZUBAIDI, M.Si.
c. Penerbit : PARADIGMA
d. Tahun Terbit : 2007
e. Jumlah Halaman:208
f. Kota Terbit : Yogyakarta
g. Edisi : Pertama
BAB I

PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Pendahuluan

Pendidikan kewarganegaran (civic education) merupakan ssalah satu bidang kajian yang
mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa indonesia melalui koridor
“valuebased education”.

Sejak diimplementasikan pada berbagai jenjang pendidikan, PKn menghaapi berbagai kendala
dan keterbatasan . Menyadari hal tersebut, berikut ini merupakan upaya yang dilakukan oleh
pemerintah

1. Penyelenggaraan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan


mengajar guru dan dosen PKN.
2. Penataan kembali materi PKN agar sesuai tuntutan kebutuhan kehidupan masyaraakat
demokratis.
3. Perubahan sistem belajar, dari catur wulan ke semester, dan di perguruan tinggi menjadi
sistem kredit semester (SKS)

B. Alasan Perlunya Pendidikan kewarganegaraan


PKn menjadi penting karena pendidikan memiliki peranan dan tanggung jawab yang besar
dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki tekad kuat untuk mempertahankan NKRI

C. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia


Pendidikan Kewarganegaraan terus mengalami perubahan dan perkembangan hingga
sekarang, namun PKn mempunyai misi yang tetap yaitu untuk mewujudkan sikap toleransi,
tenggang rasa, memelihara persatuan dan kesatuan, tidak memaksakan pendapat, dan lain-lain yang
dirasionalkan demi terciptanya stabilitas nasional sebagai prasyarat bagi kelangsungan
pembangunan.

D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk memberikan kompetensi sebagai berikut
1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas.
3. Berkembang secara kritis dan demokratis.
4. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia.

E. Substansi Materi Pendidikan Kewarganegaraan


Substansi kajian pendidikan kewarganegaraan dikenal dengan istilah Civic Education, Citizenship
Education, Democracy Education, yang dirancang oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
adalah filsafat pancasila, identitas nasional, hak dan kewajiban warga negara, demokrasi dan hak
asasi manusia, rule of law, geopolitik indonesia (wawasan nusantara), dan geostrategi Indonesia
(ketahanan nasional)

F. Kompetensi yang Diharapkan dari Pendidikan Kewarganegaraan


Kompetensi yang diharapkan setelah menempuh pendidikan kewarganegaraan adalah dimilikinya
seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dari seorang warga negara dalam
perhubungan dengan negara serta mampu turut serta dalam memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi asyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan profesi dan kapasitas masing-masing

G. Tiga aspek pendidikan kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan harus memenuhi tiga aspek, yaitu pengetahuan, keterampilan
(skill), dan pembentukan karakterer
BAB II

HAKIKAT BANGSA, NEGARA, DAN WARGA NEGARA

A. Pengertian Bangsa
Menurut KBBI bansa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa
serta wilayah tertentu di muka bumi
B. Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan
yang mengurus tata tertib daann keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tadi.
C. Tujuan, Sifat, dan Fungsi Negara
Tujuan NKRI tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV yang mencakup tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan bagi bangsa di
dunia dan tujuan khusus berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan bangsa Indonesia.

Menurut Miriam Budiarjo, negara menyelenggarakan beberapa minimum fungsi yang mutlak
perlu, yaitu melaksanakan penertiban, mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,
menyelenggarakan pertahanan, dan menegakkan keadilan.

D. Bentuk dan Susunan Negara


a. Bentuk Negara
 Negara berbentuk kerajaan (monarki), dipimpin oleh seorang raja atau ratu yang dipilih
secara turun temurun.
 Negara berbentuk republik, dipimpin oleh seorang presiden yang dipilih secara demokratis
melalui pemilihan langsung maupun tidak langsung
b. Susunan Negara
 Negara Kesatuan, negara yang berstatus tunggal baik dilihat dari penduduk, wilayah,
maupun pemerintahannya, adanya pemerintahan pusat baik secara sentralisasi maupun
desentralisasi
 Negara Federal, adanya pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian.

Unsur-unsur Negara

a. Wilayah c. Pemerintahan
b. Kedaulatan d. Penduduk

E. Warga negara
Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Asas kewargaan dalam suatu negara
terkait dengan dua asas, yaitu asas ius soli (keturunan) dan ius sanguinis (tempat kelahiran)
F. Nasionalisme
Secara umum nasionalisme diartikan sebagai suatu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan
kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari
internal maupun eksternal.
Nasionalisme bagi bangsa Indonesia merupakan suatu paham yang menyatukan berbagai suku
bangsa dan berbagai keturunan bangsa asing dalam wadahkesatuan negara Republik Indonesia
G. Partisipasi dalam Pembelaan Negara
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai etnis dan suku bangsa , untuk itu perlu
adanya usaha untuk menyelamatkan bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia karena hal
tersebut merupakan hak dan kewajiban seluruh masyarakat Indonesia yang disebut dengan istilah
bela negara.
Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu,
dan berlanjut yang dilandasinoleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa, dan bernegara
dan kerelaan berkorban guna meniadakan ancaman daari dalam maupun luar negeri yang dapat
mengancam kemerdekaan dan keutuhan NKRI.
Setiap negara perlu mbentuk angkatan perang atau angkatan bersenjata untuk mempersiapkan
diri menghadapi segala bentuk ancaman, di Indonesia sendiri terdapat angkatan bersenjata yaitu
Tentara Republik I donesi (TNI) yang bertugas untuk menjaga pertahanan dan keamanan nasional.
BAB III

PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM

BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN

A. Hakikat Warga Negara dan Pewarganegaraan di Indonesia


1. Penduduk dan Warga Negara
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia, sedangkan warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai waarga negara.
2. Asas Kewarganegaraan
a. Asas kelahiran (ius soli)
 Penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang.
b. Asas keturunan (ius sanguinis)
 Pedoman kewarganegaraan berdasarkan pertalian darah atau keturunan.
c. Asas Perkawinan
 Mengandung asas persamaan derajat karena suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak.
3. Pewarganegaraan
a. Apatride  tidak mendapat kewarganegaraan
b. Bipatride  mendapat dua kewarganegaraan
c. Multipatride seorang (penduduk) yang tinggal di perbatasan negara

B. Persamaan Kedudukan Warga Negara


1. UUD 1945  Di dalam batang tubuh UUD 1945 termuat hak-hak asasi manusia/warga negara.
2. Jaminan kebebasan mengeluarkan pendapat
3. Jaminan kedudukan yang sama dalam hukum
4. Jaminan kebebasan berserikat
5. Jaminan kebebasan beragama
6. Jaminan penghidupan yang layak
7. Jaminan memperoleh pendidikan
8. UU No.39/1999 tentang HAM
C. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Nyata
1. Persamaan hak untuk mengemukakan pendapat
2. Persamaan hak untuk berunjuk rasa
3. Persamaan hak bela negara
4. Persamaan warga negara dalam hukum, meliputi
a. Hak-hak tersangka, terdakwa, dan sanksi
b. Asas praduga tak bersalah
c. Proses penyudikan dan pemeriksaan
d. Hak mendapatkan bantuan hukum
BAB IV

BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI

A. Pengertian dan Prinsip-prinsip Budaya Demokrasi


1. Pengertian Demokrasi
Menurut KBBI, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih
dalam sistem pemilihan yang bebas. Menurut abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyatdan untuk rakyat.
2. Prinsip-prinsip Budaya Demokrasi
a. Kompetisi
Memberikan peluang yang sama untuk bersaing bagi setiap individu, kelompok, dan
organisasi (khususnya partai politik) untuk menduduki posisi kekuasaan dalam pemerintah.
b. Partisipasi
Memberikankesempatan yang sama bagi semua oranguntuk terlibat dalam pemilihan.
c. Kebebasan
Memberikan jaminan kebebasan berpendapat,kebebasan pers, kebebasan mendirikan dan
menjadi anggota organisasi yang dijamin dapat menjadi saluran partisipasindan
berkompetisi.
3. Prinsip-prinsip Demokrasi Konstitusional
Ditunjukkan oleh adanya pemerintah yang demokratis ,yang terbatas kekuasaannya,dantidak
bertindaksewenang-wenangterhadap warga negaranya.
4. Prinsip-prinsipDemokrasi Konstitusional Klasik
5. Prinsip-prinsip Demokrasi Konstitusional Modern
6. Prinsip-prinsipDemokrasi Pancasila
B. Masyarakat Madani (Civil Society)
Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan
memaknai kehidupan. Civil society dapat didefinisikan sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial
yang terorganisir dan diantaranya bercirikan kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self
generating), keswadayaan (self supporting), kemandirian tinggi berhadapan dengan negara, dan
keterkaitan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti warganya.
Akar civil society di Indonesia bisa dirunut secara historis semenjak terjadinya perubahan
sosial ekonomi pada masa kolonial Belanda. Hal tersebut mendorong terjadinya pembentukkan
masyarakat baru melalui proses industrialisasi, urbanisasi, dan pendidikan modern. Pada tahun
1950 civil society di Indonesia pernah mengalami suatu masa yang cukup menjanjikan bagi
pertumbuhannya. Namun, pada awal 1960 mengalami kemunduran yang nyata. Ketika bangsa
Indonesia memasuki era reformasi sebagai koreksi terhadap era sebelumnya, wacana masyarakat
madani terakumulasi menjadi cita-cita ideal untuk mewujudkan masyarakat Indonesia baru.
C. Dinamika Demokrasi di Indonesia
Demokrasi di Indonesia mengalami beberapa era berikut ini :
1. Demokrasi di Indonesia antara tahun 1945-1950
2. Demokrasi Liberal (1950-1959)
3. Demokrasi Terpimpin (Orde Baru)
4. Demokrasi Pancasila ( Era Orde Baru)
5. Demokrasi (Reformasi)
D. Pemilu Sebagai Sarana Demokrasi
Pemilihan umum bertujuan untuk memilih wakil rakyat untuk duduk di dalam lembaga
permusyawaratan/perwakilan rakyat, membentuk pemerintahan, melanjutkan perjuangan mengisi
kemerdekaan, dan mempertahankan keuntungan NKRI.
Asas pemilihan umum
a. Jujur  semua pihak yang terlibat harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
b. Adil  mendapat perlakuan yang sama, bebas daari kecurangan.
c. Langsung  mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan
hati nuraninya tanpa perantara
d. Umum  berlaku untuk semua warga negara yang telah memenuhi persyaratan.
e. Bebas  bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari pihak manapun
f. Rahasia  pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun
dan dengan jalan apapun.
BAB V

PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA

A. Pengertian
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki manusia yang telah dipeeroleh dan
dibawanya sejak dalam kandungan dengan tidak membedakan bangsa, ras, suku, agama, dan jenis
kelamin.

Kelembagaan Nasional HAM di Indonesia

1. Komnas HAM
Komnas HAM dibentuk sebagai respon terhadap tuntutan masyarakat maupun tekanan
dunia internasional mengenai perlunya penegakkan hak-hak asasi manusia di Indonesia
2. Komisi nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Dasar pertimbangan pembentukan komisi nasional ini adalah sebagai upaya mencegah
terjadinya dan menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
3. LSM Predemokrasi HAM
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non-Governmental Organization (NGO)
programnya berfokus pada demokratisasi dan pengembangan HAM.

B. Kasus Pelanggaran dan Upaya Penegakkan HAM


1. Pelanggaran HAM yang tergolong berat
a. Pembunuhan secara besar-besaran (genocide)
b. Rasialisme
c. Terorisme
d. Pemerintahan otoriter
e. Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
f. Perusakan kualitas lingkungan (ecocide)
g. Kejahatan perang
2. Penyebab terjadinya pelanggaran HAM di Indonesia
a. Belum adanya kesepahaman pada tataran konsep mengenai HAM
b. Adanya pandangan bahwa HAM bersifat individualistik
c. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum
d. Pemahaman yang belum merata tentang HAM
3. Upaya Penegakkan HAM
a. Mengutuk, misalnya dalam bentuk tulisan yang dipublikasikan lewat majalah sekolah,
surat kabar, daan dikirim ke lembaga pemerintah atau pihak-pihak yang terkait dengan
pelanggaran HAM
b. Menindak tegas pelaku pelanggran HAM
c. Mendukung dan berpartisipasi dalam upaya yang dilakukan pemerintah dan
masyarakat untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
d. Mendukung upya terwujudnya jaminan restitusi, kompensasi, dan rehabilitasi bagi
para korban

C. Upaya Perlindungan HAM


Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka melindungi hak asasi manusia, diantaranya
1. Perlindungan hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat
2. Perlindungan hak kedudukan yang sama dalam hukum
3. Perlindungan hak kebebasan berkumpul
4. Perlindungan hak atas kebebasan beragama
5. Perlindungan hak atas penghidupan yang layak
6. Perlindungan hak atas kebebasan berserikat
7. Perlindungan hak atas pendidikan
BAB VI

KONSTITUSI NEGARA

A. Pengertian

Konstitusi diartikan oleh banyak sarjana ilmu ekonomi sebagai keseluruhan peraturan-
peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana suatu pemerintahan dalam suatu masyarakat. Kebiasaan menerjemahkan istilah
constitution menjadi undang-undang dasar, hal ini sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan
Jerman.

UUD 1945 mengandung semangat dan merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, merupakan rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat
dan terpadu yang berisi materi, yaitu pengaturan tentang fungsi sistem pemerintahan negara,
ketentuan fungsi dan kedudukan lembaga negara, hubungan antara negara dengan warga
negaranya, dan ketentuan hal-hal lain sebagai pelengkap.

B. Konstitusi-konstitusi yang Pernah Digunakan di Indoonesia


1. Republik Pertama : UUD 1945 (18/08/1945 – 27/12/1949)
Pada periode ini, bentuk negara RI adalah negara kesatuan, bentuk pemerintahan republik
sistem pemerintahan Indonesia bersifat presidensiil, para menteri tidak bertanggungjawab
kepada badan legislatif, tetapi hanya bertindak sebagai pembantu presiden, namun kemudian
berubah menjadi parlementer.
2. Republik Kedua : Konstitusi RIS (27/12/1949 – 17/08/1950)
Dalam periode ini, bentuk negara RI menjadi negara serikat dengan bentuk pemerintahan
republik dan sistem pemerintahannya parlementer semu (quasi parlementer)
3. Republik Indonesia Ketiga : UUDS 1950 (17/08/1950 – 05/07/1959)
Bentuk negara yang dikehendaki oleh UUDS 1950 adalah negara kesatuan dengan bentuk
pemerintahan republik dan sistem pemerintahannya menggunakan sistem kabinet parlementer,
namun sistem ini tidak cocok dengan jiwa Pancasila sehingga kabinet terjadi jatuh bangu,
bahkan rata-rata umur tiap-tiap kabinet itu kurang dari satu tahun.

4. Republik Indonesia Keempat : UUD 1945 Orde Lama (1959-1965)


Ciri-ciri periode ini ialah adanya dominasi yang sangat kuat dari presiden, terbatasnya peranan
partai politik, berkembangnya komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial
pilitik. Banyak terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945 dan ouncaknya terjadi peristiwa G
30 S/PKI yang telah mengakhiri periode demokrasi terpimpin dan membuka jalan untuk
dimulainya masa demokrasi pancasila.
5. Republik Kelima : UUD 1945 Orde Baru (1966-1998)
Pada mulanya orde baru berupaya untuk memperbaiki nasib bangsa dalam berbagai bidang
kehidupan, namun dalam perjalanannya orde baru berubah menjadi kekuasaan yang otoriter.
Dengan dipelopori mahasiswa, rakyat menuntut reformasi di segala bidang. Akhirnya rezim
orde baru tubang dengan mundurnya Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.
6. Republik Keenam : UUD 11945 Diamandemen (1998-sekarang)
Pengalaman sejarah masa lalu menunjukan bahwa penempatan pasal-pasal UUD 1945 yang
memiliki sifat multiinterpretable atau dengan kata lain ber-wayuh arti mengakibatkan
terjadinya sentralisasi kekuasaan di tangan presiden. Oleh karena itu, amandemen merupakan
keharusan karena hal itu akan mengantar bangsa Indonesia kearah tahapan baru penataan
terhadap ketatanegaraan.
7. Kajian Hasil Amandemen UUD 1945
Dengan amandemen UUD 1945 , lembaga MPR mengalami transformasi kedudukan dari
lembaga tertinggi negara menjadi lembaga permusyawaratan rakyat yang lebih lemah
kedudukannya. Selain itu juga terdapat berbagai perubahan pada pasal-pasal UUD 1945.
Adanya kekurangan dalam amandemen 1945 adalah merupakan hal yang manusiawi
karena banyaknya materi yang diubah, dikurangi, atau ditambah dari amandemen pertama
sampai keempat. Bertolak dari kekurangan inilah, kemudian dibentuk Komisi Konstitusi
uyang akan membantu melakukan koreksi dan mengatasi kekurangan-kekurangan itu untuk
amandemen mendatang.
BAB VII

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

A. SISTEM PEMERINTAHAN
1. Pengertian Sistem Pemerintahan
a. Sistem pemerintahan dalam arti sempit, yakni sebuah kajian yang melihat hubungan antara
legislatif dan eksekuti dalam sebuah negara, dibedakan sistem parlementer dan sistem
presidensiil.
b. Sistem pemerintahan dalam arti luas, yakni sebuah kajian pemerintahan negara yang
bertolak dari hubungan antara semua organ negara, termasuk hubungan antara pemerintah
pusat dengan bagian-bagian yang ada di dalam negara, dibedakan menjadi negara kesatuan,
negara serikat (federal), dan negara konfederasi.
c. Sistem pemerintahan dalam arti sangat luas, yakni kajian yang menitik beratkan hubungan
antaraa negara dengan rakyat, dibedakan menjadi pemerintahan monarki, aristokrasi, dan
demokrasi.
2. Perbedaan Parlementer dan Presidensiil
a. Sistem Parlementer
- Kekuasaan terpusat pada satu orang (presiden)
- Menteri-menteri bertanggungjawab kepada presiden
- Masa jabatan ditetapkan dalam jangka waktu tertentu
- Presiden dan para menteri tidak bertanggungjawab kepada parlemen atau DPR
b. Sistem Presidensiil
- Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat
- Kabinet bertanggungjawab kepadaparlemen
- Kabinet disusun berdasarkan suara terbanyak dalam parlemen
- Kabinet dapat dijatuhkan dan dibubarkan setiap waktu oleh parlemen
- Kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan tidak terletak dalam satu tangan

Sistem presidensiil menurut UUD 1945

- Sebagai kepala negara, presiden melakukan fungsi simbolis dan seremonial mewakili
bangsa dan negara
- Sebagai kepala eksekutif, memimpin kabinetdan birokrasi dalam melaksanakan
kebijakan umum
- Mengajukan RUU kepada legislatif
- Sebagai panglima tertinggi AD, AU, dan AL
- Sebagai pemimpin dalam perumusan kebijakan luar negeri
c. Perbedaan pemerintahan Monarki dan republik
Pemerintahan monarki adalah negara yang dikepalai oleh seorang raja secara turun-
temurun dan menjabat ubtuk seumur hidup. Pemerintahan monarki dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu monarki absolut, monarki konstitusional, dan monarki
parlementer. Sedangkan negara republik adalah negara dengan pemerintahan rakyat yang
dikepalai oleh seorang presiden yang dipilih dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Sistem pemerintahan republik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu republik presidensial,
republik parlementer, dan republik absolut.
d. Sistem Pemerintahan di Indonesia
Ada beberapa periode dalam pelaksanaan sistem pemerintahan di Indonesia,
pergantian sistem pemerintahan tersebut tentu saja bukan tanpa alasan, ada berbagai
pelanggaran dan penyimpangan yang dilakukan. Saat ini kita berada pada era reformasi,
dimana pelaksanaan sistem pemerintahan dan politik pada era reformasi merupakan transisi
dari sistem politik otoriter ke demokrasi.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut,
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jwab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), DPR dan DPD.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh MA dan badan peradilan dibawahnya
BAB VIII
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

A. Pengertian
Wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang
merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat, bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan
kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.
B. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
1. Faktor geografis, Indonesia terdiri dari berbagai pulau dan memiliki perairan yang luas.
2. Faktor geopolitik, yaitu politik yang tidak terlepas dari pengaruh kondisi geografis dari bumi
yang menjadi wilayah hidupnya.
3. Faktor geostrategi, indonesia berada pada posisi silang dunia yang sangat strategis.
4. Historis dan yuridis formal wawasan nusantara
a. Deklarasi juanda, menerapkan “asas kepulauan” yang memandang kepulauan Indonesia
sebagai satu kesatuan utuh tidak terpisahkan.
b. Konsep Landas Kontinen, kekayaan alam yang terdapat di bawah landas kontinen tersebut
merupakan hak eksklusif negara yang bersangkutan. RI mempunyai kedaulatan atas
kekayaan alam di landas kontinen seluaas lebih kurang 800.000 mil persegi.
c. Konsep ZEE 200 mil, yaitu 200 mil laut apabila tidak berhadapan dengan negara lain. Di
dalam ZEEI kebebasan pelayaran dan penerbangan internasional serta kebebasan
pemasangan kabel dan pipa di bawah permukaan laut dijamin sesuai dengan hukum
internasional.
d. Ruang Angkasa, secara horizontal maka kita akan menghadapi batas wilayah di darat dan di
laut, tetapi secara vertikal kita akan menghadapi “batas” di ruang angkasa, di dasar laut, dan
tanah di bawahnya.
C. Unsur dasar Wawasan Nusantara
1. Wadah, untuk memahami konsep wadah kita perlu meninjau arti Asas Archipelago, yaitu
kumpulan pulau-pulau dan lautan sebagai kesatuan wilayah (kesatuan Archipelago), yang
terdiri dari
a. Bentuk wujud
b. Tatanan susunan pokok/tata inti organisasi
c. Tatanan susunan pelengkap/kelengkapan organisasi
1) Isi, Isi dari wawasan nusantara merupakan cita-cita seperti yang dirumuskan dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Cita-cita wawasan nusantara itu kedalam bertujuan untuk
melindungi segenap bangsa dan seluruh tanah air, mewujudkan kesejahteraan umum,
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
2) Tata laku, merupakan tindakan perilaku bangsa indonesia dalam melaksanakan
aspirasinya guna mewujudkan indonesia sebagai kesatuan yang utuh menyeluruh dalam
mencapai tujuan nasional, meliputi tingkah laku batiniah dan lahiriah.
3) Wawasan Nusantara dan Integrasi Wilayah
Wawasan nusantara sebagai “cara pandang” bangsa Indonesia yang melihat indonesia
sebagai kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam merupakan landasan dan
dasar bagi bangsa Indonesia dalam menyelesaikan segala masalah dan hakikat ancaman
yang timbul baik dari luar maupun dari dalam segala spek kehidupan bangsa.
4) Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional
Dalam usaha mencapai tujuan nasional masih banyak yang mempunyai pandangn yang
berbeda atau persepsi berbeda. Waasan ini akan memberikan konsepsi yang sama pada
peserta didik tentang visi ke depan bangsa indonesia untuk menciptakan kesatuan dan
persatuan, sehingga akan menghasilkan integrasi nasional.
5) Wawasan Nusantara dan Kerukunan Umat Beragama
Agama disatu sisi dapat meningkatkan integrasi nasional, tetapi disisi lain dapat
menimbulkan konflik SARA. Kajian fungsi agama sangat berperan dalam membentuk
solidaritas sosial untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama.
BAB IX
KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI INDONESIA

A. Pengertian
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengengembangkan kekuatan nasional, dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang
dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya. Jika kita
mengkaji ketahanan nasional secara luas kita akan mendapatkan tiga “wajah” ketahanan nasional,
yaitu
1. Ketahanan nasional sebagai kondisi dinamis mengacu keadaan “nyata riil” yang ada dalam
masyarakat, dapat diamati dengan panca indera manusia.
2. Ketahanan nasional sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan negara diperlukan
penataan hubungan antara aspek kesejahteraan (IPOLEKSOSBUD) dan keamanan (HanKam).
3. Ketahanan nasional sebagai metode berpikir, ini berarti suatu pendekatan khas yang
membedakan dengan metode berpikir lainnya.

B. Keberhasilan Ketahanan Nasional


Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang mencakup
aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Dalam mewujudkan
ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga indonesia, yaitu
1. Memiliki semangat juang non fisik berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal
menyerah
2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hankam, sehingga setiap WNI daapat mengeliminir pengaruh tersebut.
C. Fungsi Ketahanan Nasional
1. Sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk memimpin tetap terjadinya pola pikir, pola
sikap dan pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa, baik yang bersifat inter
regional (wilayah) inter sektoral maupun multi disiplin.
2. Sebagai pola dasar pembangunan, pada hakikatnya merupakan araah dan pedoman dalam
pelaaksanaan pembangunan nasional di segala bidang .
3. Sebagai metode pembinaan kehidupan nasional pada hakikatnya merupakan suatu metode
integral yang mencakup seluruh aspek yang terdiri dari aspek ilmiah dan aspek sosial.
D. Hakikat Ketahanan Nasional
1. Ketahanan nasional dalam bidang pendidikan
Pendidikan mempunyai tugas pokok yaitu, mengajar keterampilan bertahan hidup dengan
pendidikan pragmatis, mempersiapkan warganegara sesuai dengan kepribadian kelompok, dan
meningkatkan martabat manusia (humanisasi). Tampak erat hubungan antara pendidikan dan
ketahanan nasional. Oleh karena pendidikan memang institusi budaya yang menyentuh awal
seorang manusia, dan merupakan alat utamaa ketahanan nasional.
2. Ketahanan nasional di bidang pangan
a. Tiga prinsip penting
 Broad – based dan terintegrasi dengan ekonomi makro
 Pemerataan dan pemberantasan kemiskinan
 Pelestarian lingkungan hidup
b. Strategi baru
 Pembangunan pertanian wajib mengedepankan riset dan pengembangan terutama yang
mampu menjawab tantangan adaptasi perubahan iklim
 Integrasi pembangunan ketahanan pangan dengan strategi pengembangan energi,
termasuk energi alternative
 Pembangunan pertanian perlu inheren perlu melindungi petani produsen (dan konsumen)
BAB X
DAMPAK GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT BERBANGSA DAN
BERNEGARA

A. Pengertian
Globalisasi adalah suatu prosesdibentuknya suatu tatanaan, aturan, dan sistem yang berlaku
bagi bangsaa-bangsa si seluruh dunia. Globalisasi tidak mengenal adnya batas-batas wilayah
bahkan tidak mengenal aturan lokal, regional, kebijakan negara yang dapat mengurangi ruang
gerak masuknya ide, pikiran atau gagasan yang dianggap sudah merupakan kemauan masyarakat
dunia harus dihilangkan. Globalisasi berlaku di semua bidang kehidupan, seperti politik, sosial,
budaya, ekonomi, dan sebagainya.

B. Proses Globalisasi
Gagasan tentang globalisasi di bidang hak asasi manusia telah ada bebrapa abad sebelum
masehi. Dengan mulai ditemukannya alat komunikasi dan transportasi modern globalisasi semakin
berkembang dan terjadilah kontak langsung antar bangsa-bangsa di dunia. Akibatnya tata nilai
sosial budaya daari suatu bangsa akan terbawa atu saling memengaruhi terhadap bangsa lain.

C. Dampak Globalisasi bagi Indonesia


1. Indonesia menjadi lebih mudah mendapatkan barang, jasa, maupun informasi yang diperlukan,
baik dari dalam negeri maupun manca negara
2. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta menjadi pasar empuk bagi negara lain
3. Globalisasi dengan isu utamanya demokratisasi dan hak asasi manusia, tanpa sikap waspada dan
bijaksana masyarakat akan mudah termakan isu-isu yang tidak bertanggungjawab yang
berkedok demokrasi, hak asasi dan kebebasan
4. Globalisasi menjadi media yang praktis bagi menyebarnya nilai-nilai budaya asing ke dalam
wilayah Inddonesia, yang harus kita waspadai tentu saja yang bersifat negatif
D. Dampak Globalisasi bagi Masyarakat, Bangsa, dan Negara
Dampak globalisasi dalam berbagai bidang, antara lain
1. Di bidang Ideologi dan politik
a. Kuatnya pengaruh ideologi liberal
b. Adanya gerakan hak asasi manusia, lingkungan hidup, dan politik
c. Kekuasaan yang terpusat dan otoriter diubah menjadi demokratis
d. Pemerintahan dijalankan secara transparan, demokratis, dan bertanggungjawab
e. Legitimasi pemerintahan yang sedang berkuasa semakin meningkat
2. Di bidang Ekonomi
a. Tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional
b. Menguatnya kapitalisme
c. Makin terbukanya pasar internasional
d. Dimungkinkan dapat meningkatkan kesempatan kerja dan deviasa negara
e. Mendorong kita memproduksi barang yang berkualitas
3. Di bidang sosial dan budaya
a. Semakin kuatnya persaingan antar individu, individualisme, dan hedonisme
b. Kesenjangan yang semakin tajam antara kelompok miskin dan kaya
c. Mengambil nilai-nilai serta pola pikir yang baik dan ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Semakin mudahnya nilai-nilai budaya barat masuk ke Indonesia
e. Lunturnya semangat kekeluargaan dan gotong royong
f. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
4. Di bidang pertahanan dan keamanan
a. Meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan
b. Semua negara harus menghadapi tuntutan globalisasi, diantaranya mengenai hak asasi
manusia, lingkungan hidup serta perubahan sistem politik
c. Membuka cakrawala berpikirr secara global
d. Semakin menguatnya supremasi hukum
e. Peran masyarakat dalam meenjaga keamanan negara semakin berkurang
PENILAIAN TERHADAP BUKU

1. Nilai Lebih

Buku ini disajikan secara detil, jelas, lugas dan menyeluruh.Pembaca didorong secara teoritis
masuk kekancah kewarganegaraan secara akurat dan penuh dengan kekuatan nasionalis yang
tinggi. Memang beginilah harusnya penyajian sebuah Pendidikan Kewarganegaraan di taraf
Mahasiswa. Banyak teori-teori yang selama ini dipahami kurang mendalam karena penyajian yang
kurang detil. Poin-poin penting tertulis secara lengkap dan terstruktur rapi serta mengandung
makna yang dalam.

2. Nilai Kurang
- Adanya media penguat seperti potonbgan sejarah danb gambar yang bersangkutan dengan isi
kajian tidak terdapat dalam buku ini. Sehingga jika para Mahasiswa baru yang tidak begitu
memahami dasar pendidikan kewarganegaraan ditingkat akademik sebelumnya,akan
mengalami kejenuhan/bosan.
- Karena buku banyak berisi poin-poin penting (hamper seluruh isinya), mengakibatkan
kesulitan bagi pembaca untuk meringkas.
3. Usulan/saran buat buku
- Ditambahkan media penguat seperti gambar dan potongan sejarah/catatan kaki untuk
memudahkan menghubungkan sejarah dengan isi kajian dari buku.
- Diperbanyak cetakan buku untuk memudahkan sarana belajar bagi Mahasiswa.
- Dimodifikasi dengan lembar Tanya jawab tentang kewarganegaraan yang sering terjadi di
Indonesia, meski di buku ini pada bab terakhir dilampirkan beberapa catatan penguat dengan
kondisi ril dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai