Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

BELA NEGARA DAN NASIONALISME

OLEH
AURA AYUDIFA HALLIZA
EA-J
14220314

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nasionalisme merupakan paham untuk menumbuhkan sikap cinta tanah airyang berdasarkan
persamaan sejarah kemudian bergabung menjadi satu untuk mempertahankan dan loyalitas kepada
bangsa dan negara. Indonesia adalah Negara Kesatuan yang memiliki identitas nasional yaitu Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara Indonesia, Pancasila sebagai ideologi bangsa, bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan, beragam budaya nasional, lagu kebangsaan Indonesia Raya, 17
Agustus 1945 sebagai hari lahirnya Negara Indonesia, lambang Negara yakni Burung garuda, yang
semuanyatidak dapat dipisahkan dari jati diri Negara Indonesia. Identitas Nasional harus diperjuangkan
dan dicintai oleh seluruh rakyat Indonesia. Menjunjung tinggi tanah air Indonesia adalah kewajiban
rakyat Indonesia sebagai bentuk kecintaan pada bangsa dan sebagai perwujudan sikap nasionalisme
Indonesia.
Menurut Soemarsono (1988) Nasionalisme sebagai suatu bentuk pemikiran dan cara pandang
yang menganggap bangsa sebagai bentuk organisasi politik yang ideal. Suatu kelompok manusia
dapat disatukan menjadi bangsa karena unsur-unsur pengalaman sejarah yang sama, dalam arti
pengalaman penderitaan atau kejayaan bersama.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupan pendidikan yang mengajarkan tentang
bagaimana rakat Indonesia harus memiliki rasa cinta dan semangat nasionalisme pada Negara Indonesia
dimana siswa dituntut untuk mengenal Negara Indonesia dengan mengetahui Identitas Negara
Indonesia seperti Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum Indonesia, pancasila sebagai
ideologi bangsa, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, beragam budaya nasional, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, 17 Agustus 1945 sebagai hari lahirnya Negara Indonesia, lambang Negara
yakni Burung garuda, yang semuanyatidak dapat dipisahkan dari jati diri Negara Indonesia.
Hal ini sejalan dengan apa yang ada dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (
Winarno,2013:15).

B. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan pentingnya memiliki sikap bela negara dan nasionalisme.
2. Memiliki kesadaran terhadap pentingnya sikap bela negara dan nasionalisme

2
BAB 2
ISI
A. Nasionalisme
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and history mendivinisikan
nasionalisme sebagai berikut : Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan
individu tertinggi harus diserahkan pada negara. Perasaan yang mendalam akan
ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah. Nasionalisme adalah sikap
mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme terbagi atas:
1) Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara
berlebihan sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini
disebut juga nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
2) Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara
berlebihan sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini
disebut juga nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.

Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia:
1) Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara
2) Mengembangkan sikap toleransi
3) Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia

Empat hal yang harus kita hidari dalam memupuk sermangat nasionalisme adalah:
1) Sukuisme, menggangap suku bangsa sendiri yang paling baik
2) Chauvinisme, menganggap bangsa sendiri paling unggul
3) Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai car ajika perlu menggunakan kekerasan
dan senjata
4) Provinsialisme, sikap berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri

B. Pengertian Bela Negara di Indonesia


Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban
membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras.
Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

3
C. Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala
macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
D. Bentuk Bela Negara
1) Fisik
Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban
konstitusional setiap warga negara Republik Indonesia. Tapi, seperti diatur dalam UU no 3 tahun 2002
dan sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh Rakyat
Terlatih (Ratih) yang terdiri dari berbagai unsur misalnya Resimen Mahasiswa, Perlawanan Rakyat,
Pertahanan Sipil, Mitra Babinsa, OKP yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer dan lainnya.
Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat,
Keamanan Rakyat dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada
masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat
Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat,
sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih
merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat langsung di medan perang.
2) Nonfisik
Bela negara tidak selalu harus berarti "memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga
negara sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang
masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
a) Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi dengan
menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
b) Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan retorika)
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi
Hak Asasi Manusia

E. Implementasi Sikap Nasionalisme dalam Berbangsa dan Bernegara


Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan bagi aparatur, pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu
mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam
Pembukaan UUD 1945) melalui:
1) Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia yang terdiri dari beberapa
suku bangsa yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan
beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam
konsep wawasan nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2) Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Sikap dan perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan saling
tolong menolong, menciptakan kerukunan beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama dan menjaga keamanan lingkungan.
3) Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Indonesia yang menghormati lambang-
lambang negara dan mentaati peraturan perundang- undangan.
4
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman
yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.
Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri
masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara antara lain:
1) Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaranbela negara yang ada
pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan
itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang
ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.
2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa
yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan
cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik tingkat nasional maupun internasional.

F. Implementasi Sikap Nasionalisme dalam Kehidupan Sehari-hari


1) Dalam kehidupan keluarga: Menyaksikan film perjuangan, Membaca buku
bertema perjuangan, dan Mengibarkan bendera merah putih pada hari-hari
tertentu.
2) Dalam kehidupan sekolah: Melaksanakan upacara bendera, mengkaitkan
materi pelajaran dengan nilaiu-nilai perjuangan, belajar dengan sungguh-
sungguh untuk kemajuan.
3) Dalam kehidupan masyarakat: Mengembangkan sikap kesetiakawanan sosial di
lingkungannya, Memelihara kerukunan diantara sesama warga.

5
BAB 3

PENUTUP

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan umum bagaimana menjadikan warga negara yang baik
yang mampu mendukung bangsa dan negara. Baik dalam artian demokratis, yaitu warga negara yang cerdas,
berkeadaban, dan bertanggung jawab bagi kelangsungan Negara Indonesia. Nantinya diharapkan mahasiswa
memiliki kompetensi menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan berpartisipasi aktif
dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.
Sehubungan bela negara, konstitusi UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengatur bahwa; “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap warga Negara juga berhak dan wajib ikut
serta dalam pertahanan negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002
tentang pertahanan negara menjelaskan bahwa upaya bela negaraadalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa

6
7

Anda mungkin juga menyukai