OLEH
AURA AYUDIFA HALLIZA
EA-J
14220314
B. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan pentingnya memiliki sikap bela negara dan nasionalisme.
2. Memiliki kesadaran terhadap pentingnya sikap bela negara dan nasionalisme
2
BAB 2
ISI
A. Nasionalisme
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and history mendivinisikan
nasionalisme sebagai berikut : Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan
individu tertinggi harus diserahkan pada negara. Perasaan yang mendalam akan
ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah. Nasionalisme adalah sikap
mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme terbagi atas:
1) Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara
berlebihan sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini
disebut juga nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
2) Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara
berlebihan sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini
disebut juga nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia:
1) Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara
2) Mengembangkan sikap toleransi
3) Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia
Empat hal yang harus kita hidari dalam memupuk sermangat nasionalisme adalah:
1) Sukuisme, menggangap suku bangsa sendiri yang paling baik
2) Chauvinisme, menganggap bangsa sendiri paling unggul
3) Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai car ajika perlu menggunakan kekerasan
dan senjata
4) Provinsialisme, sikap berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri
3
C. Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala
macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
D. Bentuk Bela Negara
1) Fisik
Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban
konstitusional setiap warga negara Republik Indonesia. Tapi, seperti diatur dalam UU no 3 tahun 2002
dan sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh Rakyat
Terlatih (Ratih) yang terdiri dari berbagai unsur misalnya Resimen Mahasiswa, Perlawanan Rakyat,
Pertahanan Sipil, Mitra Babinsa, OKP yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer dan lainnya.
Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat,
Keamanan Rakyat dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada
masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat
Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat,
sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih
merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat langsung di medan perang.
2) Nonfisik
Bela negara tidak selalu harus berarti "memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga
negara sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang
masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
a) Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi dengan
menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
b) Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan retorika)
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi
Hak Asasi Manusia
5
BAB 3
PENUTUP
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan umum bagaimana menjadikan warga negara yang baik
yang mampu mendukung bangsa dan negara. Baik dalam artian demokratis, yaitu warga negara yang cerdas,
berkeadaban, dan bertanggung jawab bagi kelangsungan Negara Indonesia. Nantinya diharapkan mahasiswa
memiliki kompetensi menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan berpartisipasi aktif
dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.
Sehubungan bela negara, konstitusi UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengatur bahwa; “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap warga Negara juga berhak dan wajib ikut
serta dalam pertahanan negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002
tentang pertahanan negara menjelaskan bahwa upaya bela negaraadalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa
6
7