Pengertian Kewarganegaraan
Kewarganegaraan ialah bagian dari konsep kewargaan ( dalam bahasa
Inggris ialah citizenship). Di dalam pengertian tersebut , warga suatu
kota ataupun kabupaten ialah disebut sebagai warga kota atau warga
kabupaten, dikarenakan keduanya juga merupakan satuan politik.
Dalam suatu otonomi daerah, kewargaan ini akan menjadi penting,
sebab masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya
sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan (bahasa
Inggris ialah nationality). Yang membedakan ialah hak-hak untuk
dapat aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki
kebangsaan tanpa harus menjadi seorang warga negara.
Pendidikan Kewarganegaraan
Perkembangan globalisasi yang ditandai dengan kuatnya pengaruh
lembaga-lembaga kemasyarakatan internasional, negara-negara maju
yang ikut mengatur pecaturan perpolitikan, perekonomia, sosial
budaya dan pertahanan serta keamanan global.
Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai konflik kepentingan, baik
antar negara maju dengan negara-negara berkembang, maupun
antar sesama negara-negara berkembang sendiri serta lembaga-
lembaga Internasional. Kecuali itu adanya isu-isu global yang
meliputi demokratisasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup,
turut pula mempengaruhi keadaan nasional.
Tujuan Umum :
Untuk dapat memberikan pengetahuan serta kemampuan dasar
kepada mahasiswa mengenai hubungan antara warga negara dengan
negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh
bangsa serta negara.
Tujuan Khusus :
Agar mahasiswa juga dapat memahami serta melaksanakan hak
dan kewajiban secara santun, jujur, serta demokratis serta ikhlas
sebagawai Warga Negara Indonesia terdidik dan bertanggung
jawab.
Agar mahasiswa menguasai serta memahami berbagai masalah
dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta
bernegara, dam dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis
serta bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan
Nusantara, dan juga Ketahanan Nasional.
Agar mahasiswa memiliki sikap serta perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela
berkorban bagi nusa dan bangsa.
Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan yaitu daklam berfikir untuk menentukan
masuk dan tidaknya seseorang menjadi anggota/warga dari suatu
negara. Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang No.12
Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Apartide
Apatride yakni kasus dimana seorang anak tidak memiliki
kewarganegaraan. Keadaan ini terjadi karena seorang Ibu yang
berasal dari negara yang menganut asas ius sol imelahirkan seorang
anak di negara yang menganut asas ius sanguinis. Sehingga tidak ada
negara baik itu negara asal ibunya ataupun negara kelahirannya yang
mengakui kewarganegaraannya anak tersebut.
2. Bipatride
Bipatride yakni Istilah yang digunakan untuk orang-orang yang
memiliki status kewarganegaraan rangkap atau dengan istilah lain
yang dikenal dwi-kewarganegaraan. Hal ini terjadi karena seorang Ibu
berasal dari negara yang menganut asas ius sanguinis melahirkan
seorang anak di negara yang menganut asas ius soli. Sehingga kedua
negara (negara asal dan negara tempat kelahiran) sama-sama
memberikan status kewarganegaraannya.
3. Multipatride
Multipatride adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan
status kewarganegaraan seseorang yang memiliki lebih dari dua status
kewarganegaraan. Dalam UU RI No. 12 Tahun 2006, memang tidak
dibenarkan seseorang memiliki 2 kewarganegaraan atau tidak
memiliki kewarganegaraan. Tapi untuk anak-anak ada pengecualian.
Dengan catatan setelah anak tersebut berusia 18 tahun, dia harus
memilih status kewarganegaraannya. Status kewarganegaraan
tersebut dapat diperoleh dengan cara “Naturalisasi“, yakni dapat
berupa pengajuan atau penolakan kewarganegaraan (disertai
penerimaan status kewarganegaraan yang lain) tentunya dengan
memenuhi persyaratan dari negara yang diajukan.
2. Samsul Wahidin
Menurut Samsul Wahidin, pengertian wawasan nusantara adalah cara
pandang, cara memahami, cara menghayati, cara bersikap, bertindak, berpikir
dan bertingkah laku bagi Bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses-
proses psikologis, sosiokultural dalam arti yang luas dengan aspek-aspek asta
grata.
3. Munadjat Danusaputro
Menurut Munadjat Danusaputro, pengertian wawasan nusantara adalah cara
pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensi
yang serba terhubung serta pemekarannya di tengah-tengah lingkungan
tersebut berdasarkan asas nusantara.
5. Sumarsono
Menurut Sumarsono, definisi wawasan nusantara adalah nilai yang menjiwai
segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di
seluruh wilayah negara, sehingga menggambarkan sikap dan perilaku, paham
serta semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi yang merupakan
identitas atau jati diri Bangsa Indonesia.
6. M. Panggabean
Menurut M. Panggabean, pengertian wawasan nusantara adalah doktrin
politik bangsa Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan hidup Negara
Republik Indonesia, yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan
memperhitungkan pengaruh geografi, ekonomi, demografi, teknologi dan
kemungkinan strategik yang tersedia.
7. Akhadiah MK
Menurut Akhadiah MK, pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang
Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan ide
nasionalnya, yaitu Pancasila dan UUD 1945, sebagai aspirasi suatu bangsa
yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkungannya,
yang menjiwai tindak kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan
bangsa.
8. Kelompok Kerja LEMHANAS
Menurut Kelompok Kerja LEMHANAS (Lembaga Pertahanan Nasional) 1999,
pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
indonesia mengenai diri dan lingkungan yang beragam dan bernilai startegis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah
dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Dengan begitu, kemerdekaan yang telah dimiliki saat ini harus dipertahankan
dan seluruh masyarakat harus menjaga wilayahnya.
2. Keadilan
Seluruh elemen masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan keadilan dalam
berbagai aspek kehidupan bernegara, baik secara hukum, ekonomi, politik,
dan sosial.
3. Kejujuran
Kebenaran dan kejujuran dalam berpikir dan bertindak merupakan asas
wawasan nusantara yang sangat penting. Keberanian dalam berpikir dan
bertindak sesuai fakta dan kenyataan sesuai ketentuan dilaksanakan demi
terciptanya kemajuan.
4. Solidaritas
Sikap solidaritas merupakan bentuk kepedulian terhadap orang lain, mau
berbagi dan berkorban untuk kepentingan yang lebih besar. Sikap ini
seharusnya dilakukan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan ciri dan
karakter budaya masing-masing.
5. Kerja Sama
Kesadaran akan tujuan dan kepentingan bersama akan menimbulkan
kerjasama dan koordinasi antar elemen masyarakat. Kerjasama dan koordinasi
ini dilakanakan berdasarkan atas kesetaraan untuk meningkatkan efektivitas
pencapaian tujuan bersama.
6. Kesetiaan
Kesetiaan merupakan asas wawasan nusantara yang menjadi tonggak utama
untuk menciptakan persatuan dan kesatuan suatu negara. Kesetiaan dapat
diwujudkan dengan melaksanakan berbagai kegiatan sesuai aturan dan
bertujuan demi kemajuan bangsa dan negara.
1. Bidang Politik
Impelementasi wawasan nusantara di bidang politik diantaranya adalah:
3. Bidang Sosial
Impelementasi wawasan nusantara di bidang ekonomi diantaranya adalah:
Ketahanan Nasional
Lembaga Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional – Pengertian, Makalah, Wawasan Dan
Contohnya – Lembaga Pertahanan Nasional didirikan pada 20
Mei 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
1964, dan langsung di bawah Presiden. Pada tahun 1983,
lembaga ini berganti nama menjadi Ketahanan National, yang
berada di bawah Panglima Angkatan Bersenjata (ABRI).
Mawas ke Dalam
Mawas ke Luar
Ideologi Dunia
Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran
pemikiran ini mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat
hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua
individu dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Liberalisme
bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak
ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun
termasuk penguasa kecuali atas persetujuan yang
bersangkutan. Paham Liberalisme mempunyai dasar-dasar
kebabasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan
individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar
kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang
melimpah dan dicapai dengan bebas
Komunisme
Aliran pikiran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl
Marx, Engels dan Lenin pada mulanya merupakan kritik Kark
Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal
revolusi industri. Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa
negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas
lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh).
Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan
revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan
kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti
berkuasa dan mengatur negara. Sesuai dengan aliran pikiran
yang melandasi komunisme, dalam upaya merebut atau
mempertahankan kekuasaan kominisme dalam upaya merebut
atau mempertahankan kekuasaan komunisme akan :
Faham Agama
Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam
kitab Agama.
Ideologi Pancasila
Persatuan Indonesia.
Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang
pluralistik mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin
keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
Politeia. Politeia berasal dari akar kata polis dan teia. Polis
mengandung arti
keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau
tujuan
pencapaian tujuan3.
sebelumnya5.
3. Pengertian Nasional
dan negara
politik nasional.7
pembangunan nasional.
1. Perkembangan Global
2. Perkembangan Regional
3. Perkembangan Nasional
Dalam penyusunan politik dan strategi nasional, perkembangan skala
nasional yang meliputi asta gatra (tri gatra dan panca gatra) menjadi
masukan
empiris yang mengalami perubahan dari masa Orde Lama, Orde Baru,
dan
menggelora pada akhir masa Orde Baru telah mengubah proses politik
dan
politik dan strategi nasional. Politik dan strategi nasional yang disusun
harus
4. Perkembangan Lokal
1. Orde Lama
Proses penyusunan politik dan strategi nasional pada era Orde Lama
Politik dan strategi nasional pada masa Orde Lama ditujukan untuk
Tripola karena terdiri dari 3 pola, yaitu : (1) Pola Proyek; (2) Pola
Penjelasan;
yang ditetapkan oleh Pemerintah ketika itu tidak berjalan lama karena
pada
Soeharto.
2. Orde Baru
Proses penyusunan politik dan strategi nasional pada era Orde Baru
(GBHN). Wujud nyata politik dan strategi nasional saat itu adalah
GBHN
pembangunan nasional.
Pada masa Orde Baru telah disusun 7 (tujuh) Repelita, yang dasar
hukumnya
(1969 – 1973).
melaksanakan PJPT I.
TAP MPR No. II/MPR/1998 tentang GBHN Tahun 1998 – 2003 dicabut
oleh
Sidang MPR melalui TAP MPR No. IX/MPR/1998.
3. Transisi Reformasi
Haluan Negara.
Kerangka NKRI.
bersama DPR.
daerah masing-masing.
4. Orde Reformasi
sebagai berikut :
1. Orde Lama
konsekuen.
2. Orde Baru
kali lipat, yaitu sekitar 14,1 juta orang; jumlah masyarakat miskin
meningkat
hampir dua kali lipat, dari sekitar 28 juta orang pada tahun 1996
menjadi
(GBHN); (2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
secara
3. Transisi Reformasi
berlainan.
daripada GBHN.
berikut. Defisit anggaran negara turun dari 3,9 persen PDB pada
tahun
terus meningkat dalam empat tahun terakhir menjadi USD 35,4 miliar
pada
internal.
4. Orde Reformasi
panjang Indonesia.
tingkat inflasi yang rendah, ekspor yang tinggi, stabilitas nilai tukar,
indeks
pasar saham yang positif dan cadangan devisa yang mencapai posisi
tertinggi
Indonesia juga dinilai oleh Bank Dunia sebagai satu dari tiga negara di
dunia