Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Dosen Pengampu : Yuyuk Tardimanto, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh :
TAUFIQ NUR RAHMAT
(223020302280)

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
KELAS C

2023
1. Pendidikan Kewarganegaraan dikatakan adalah ilmu yang mempelajari tentang beragam
macam hakekat, dasar dan juga aspek aspek yang harus dipelajari oleh manusia sebagai warga
negara, Sebutkan Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut 3 ahli dan sebutkan
Pengertian Kewarganegaraan menurut paham anda? Jelaskan?

Jawab :

Berikut adalah pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut tiga ahli:

Menurut Soedijarto

Soedijarto berpendapat bahwa pengertian pendidikan kewarganegaraan ialah pendidikan


politik yang bertujuan demi membantu peserta didik agar mejadi seorang warga negara yang
memiliki pengetahuan politik secara dewasa serta mampu berpartisipasi dalam membangun
sistem politik yang demokratis.

Menurut Henry Rendall Waite

Pengertian Pendidikan kewarganegaraan menurut penuturan Henry Rendall Waite merupakan


sebuah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan manusia di dalam berbagai
perkumpulan yang terorganisasi baik dalam organisasi sosial, ekonomi, politik serta hubungan
negara dengan warga negara.

Menurut Azyumardi Azra

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan mempelajari dan juga mengkaji serta membahas


segala sesuatu mengenai pemerintahan, lembaga-lembaga demokrasi, konstitusi, rule of law,
hak dan kewajiban warga negara serta demokrasi. Secara substantif, pendidikan
kewarganegaraan memiliki tujuan guna membangun karakter bangsa dalam perkembangan di
era globalisasi.

Pengertian Kewarganegaraan menurut saya adalah sebuah konsep yang menunjukkan bahwa
seseorang memiliki kewajiban dan hak-hak tertentu karena statusnya sebagai warga negara
suatu negara tertentu. Sebagai warga negara, seseorang memiliki tanggung jawab untuk
menjaga keutuhan negara, menghormati undang-undang, dan turut serta dalam pembangunan
negara. Selain itu, sebagai warga negara, seseorang juga memiliki hak-hak seperti hak atas
kebebasan berpendapat, hak atas pendidikan, hak atas perlindungan hukum, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting untuk membentuk
sikap dan karakter siswa/mahasiswa agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan
mempunyai peran aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Banyak sekali peraturan mengenai Warga negara, seperti pindah status kewarganegaraan
ataupun ingin memiliki status dalam negara itu sendiri. Jelaskan tata cara secara spesifik
bagaimana proses menjadi seorang warga negara indonesia?

Jawab :

Dalam Undang-Undang, Kewarganegaraan Indonesia diatur dalam UU nomor 12 tahun 2006


dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 2 tahun 2007. Menurut UU, ada 13 golongan Warga
Negara Indonesia (WNI) ditinjau dari cara mendapatkannya, yakni:

1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan


perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum undang-undang ini
berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia.

2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI.

3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing.

4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu WNI.

5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.

6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.

7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.

8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui
oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin.

9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya.

10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui;

11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu
WNI yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.

13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.

3. Berbicara tentang HAK, sebutkan dan jelaskan isi dari pasal 27 Ayat 1, 27 Ayat 3. pasal 28,
pasal 28A-281, pasal 29, dan pasal 30? Kemukakan dan jelaskan menurut paham anda?

Jawab :

Pasal-pasal yang Anda sebutkan adalah bagian dari UUD 1945 (Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945) tentang Hak Asasi Manusia. Berikut adalah penjelasan
mengenai isi dari masing-masing pasal tersebut:

Pasal 27 Ayat 1: "Segala manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak
yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam
semangat persaudaraan."
Pasal ini menegaskan bahwa semua manusia dilahirkan dengan hak dan martabat yang sama,
serta memiliki kebebasan untuk berpikir dan memiliki keyakinan sesuai hati nuraninya. Hal ini
harus dihargai dan dihormati oleh semua pihak, dan manusia harus hidup dalam semangat
persaudaraan dan toleransi satu sama lain.

Pasal 27 Ayat 3: "Setiap orang berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan."
Pasal ini menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan. Artinya, setiap orang berhak atas penghasilan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, serta diakui dan dihormati sebagai manusia
yang memiliki martabat.

Pasal 28: "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang."
Pasal ini menjamin hak setiap orang untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat
secara bebas sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Dalam hal ini, negara harus
memberikan ruang dan kesempatan bagi masyarakat untuk mengekspresikan diri dan
berpartisipasi dalam kehidupan berdemokrasi.

Pasal 28A-28I: "Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasinya. Negara menjamin hak atas informasi untuk setiap orang dan hak
untuk memilih dan dipilih dalam penyelenggaraan pemerintahan, serta hak untuk mengakses
jabatan publik."
Pasal ini menegaskan hak setiap orang untuk mendapatkan perlindungan terhadap dirinya,
keluarganya, kehormatannya, serta harta bendanya. Selain itu, pasal ini juga menjamin hak
setiap orang untuk merasa aman dan terlindungi dari ancaman ketakutan dalam melaksanakan
hak-hak asasinya. Negara harus memberikan jaminan hak atas informasi dan kesempatan untuk
memilih dan dipilih dalam pemerintahan.

Pasal 29 menyatakan bahwa "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan di dalamnya
diakui adanya kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat". Pasal ini
menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Esa
dan memperbolehkan masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial dan politik secara bersama-
sama, serta mengekspresikan pendapat secara bebas.

Pasal 30 menyatakan bahwa "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara". Pasal ini menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban untuk mempertahankan negara dari ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

4. Pandemi COVID 19 masih mewabah dalam kehidupan manusia dengan skala internasional,
sehingga banyak sekali bidang bidang khususnya bidang pendidikan mengalami banyak
perubahan, dalam hal ini kita kaitkan permasalahan tersebut kedalam pendidikan
Kewarganegaraan dalam masyarakat di lingkungan sekitar anda, jelaskan secara lengkap
pengaruh COVID 19 dalam pendidikan Kewarganegaraan? Dan jelaskan perubahan perubahan
dalam hubungan masyarakat dan berwarga negara selama COVID 19 dalam kaitannya dengan
Kehidupan Berwarganegara?

Jawab :

COVID-19 telah berdampak signifikan pada pendidikan dan juga pendidikan kewarganegaraan.
Sejumlah perubahan terjadi dalam hubungan masyarakat dan berwarganegara sebagai akibat
dari pandemi ini.

Pertama-tama, banyak negara telah menutup sekolah dan mengadopsi pembelajaran jarak jauh
untuk membatasi penyebaran virus. Hal ini berdampak pada cara pendidikan kewarganegaraan
diajarkan, karena sebagian besar pengajaran dalam bidang ini dilakukan melalui interaksi
langsung dan diskusi kelas. Pembatasan sosial juga dapat mempengaruhi kemampuan siswa
untuk terlibat dalam kegiatan yang menekankan pada pengembangan keterampilan sosial dan
partisipasi masyarakat, seperti kunjungan ke organisasi masyarakat dan acara sosial.

Kedua, pandemi COVID-19 juga mempengaruhi cara siswa memandang diri mereka sendiri
sebagai bagian dari masyarakat dan negara. Banyak siswa telah menyadari bahwa pandemi ini
memiliki dampak global yang signifikan, dan mereka dapat berkontribusi dalam memerangi
penyebarannya dengan mematuhi protokol kesehatan dan tindakan yang bertanggung jawab.
Selain itu, pandemi ini juga memunculkan isu-isu kewarganegaraan yang berbeda, seperti akses
ke perawatan kesehatan, ketimpangan sosial dan ekonomi, dan isu-isu terkait dengan hak asasi
manusia.

Ketiga, pandemi COVID-19 juga telah mempengaruhi hubungan masyarakat dan


berwarganegara secara keseluruhan. Banyak negara mengalami krisis kesehatan yang serius,
dan banyak masyarakat merasa khawatir dan takut. Pandemi ini juga telah memunculkan isu-
isu baru dalam politik dan tata kelola, seperti keterbukaan informasi, tanggung jawab
pemerintah dan tanggung jawab individu dalam menjaga kesehatan dan keselamatan publik.

Dalam kaitannya dengan kehidupan berwarganegara, pandemi COVID-19 telah mengubah cara
orang memahami dan mempraktikkan kewarganegaraan. Kita lebih memahami bahwa
kewarganegaraan tidak hanya tentang hak-hak yang diterima, tetapi juga tanggung jawab yang
harus diemban, seperti menjaga kesehatan dan keselamatan publik. Selain itu, pandemi ini juga
memunculkan isu-isu yang penting untuk diperdebatkan dan ditangani oleh masyarakat dan
negara, seperti kesehatan, ketimpangan sosial dan ekonomi, dan perlindungan hak asasi
manusia. Oleh karena itu, kehidupan berwarganegara saat ini harus mempertimbangkan dan
menangani masalah-masalah baru yang muncul akibat pandemi COVID-19.

5. Apa tantangan dan hambatan Pendidikan kewarganegaraan untuk masa yang akan dating
coba jelaskan menurut pendapat anda.?

Jawab :

Pendidikan kewarganegaraan di masa depan akan menghadapi beberapa tantangan dan


hambatan, berikut adalah beberapa di antaranya menurut pendapat saya:

Teknologi: Kemajuan teknologi yang pesat dapat menjadi tantangan bagi pendidikan
kewarganegaraan. Dengan adanya teknologi, informasi dapat dengan mudah diakses dan
disebarluaskan. Namun, informasi yang tersebar tidak selalu benar dan dapat membingungkan
masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan harus terus diperbarui dan
disesuaikan dengan perkembangan teknologi agar informasi yang disampaikan selalu akurat
dan relevan.

Perubahan sosial: Perubahan sosial dapat menjadi tantangan bagi pendidikan


kewarganegaraan. Dalam masyarakat yang berubah dengan cepat, nilai-nilai dan norma yang
dianut oleh masyarakat juga dapat berubah. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan
harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan mengajarkan nilai-nilai yang
relevan dengan keadaan sosial yang terbaru.

Kesenjangan sosial: Kesenjangan sosial dapat menjadi hambatan bagi pendidikan


kewarganegaraan. Kesenjangan sosial dapat menyebabkan masyarakat terpecah belah dan
tidak memiliki kesamaan pandangan mengenai kewarganegaraan. Oleh karena itu, pendidikan
kewarganegaraan harus mencoba untuk mengurangi kesenjangan sosial dan mengajarkan nilai-
nilai yang dapat mempersatukan masyarakat.

Kurikulum pendidikan: Kurikulum pendidikan dapat menjadi hambatan bagi pendidikan


kewarganegaraan. Kurikulum pendidikan yang terlalu padat dapat menyebabkan pendidikan
kewarganegaraan tidak mendapatkan tempat yang cukup di dalamnya. Oleh karena itu,
pendidikan kewarganegaraan harus mendapatkan tempat yang cukup dalam kurikulum
pendidikan agar dapat disampaikan dengan baik.

Partisipasi masyarakat: Partisipasi masyarakat dapat menjadi tantangan bagi pendidikan


kewarganegaraan. Masyarakat yang tidak aktif dalam kegiatan kewarganegaraan dapat
mengurangi efektivitas pendidikan kewarganegaraan. Oleh karena itu, pendidikan
kewarganegaraan harus mencoba untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan
kewarganegaraan agar dapat menciptakan masyarakat yang lebih aktif dan sadar akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara.

Anda mungkin juga menyukai