Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran PPKN Yang Diampu Oleh


Bapak. Agus Mahfud S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok II Kelas XII – A :

1. Alif Indria H. NIT : 16.012.10395


2. Andre Wahyu P. NIT : 16.012.10426
3. Arya Bayu Maulana A. NIT : 16.012.10427
4. Dafa Ryandika R. NIT : 16.012.10428

SMK PELAYARAN TAYU


YAYASAN PENDIDIKAN MIFTAHUL HUDA
Agustus 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila merupakan dasar dari negara kita, yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pancasila diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar
terbentuknya Negara dan pandangan hidup bangsa Suatu bangsa tidak akan dapat
berdiri dengan kokoh tanpa adanya dasar Negara yang kuat dan tidak akan dapat
mengetahui dengan jelas kemana arah dan tujuan yang akan dicapai tanpa
pandangan hidup.
Dengan adanya dasar Negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing
dalam menghadapi berbagai permasalahan, baik yang datang dari dalam maupun
luar. Kalau kita dapat umpamakan, Negara tanpa dasar Negara bagaikan sebuah
bangunan yang tanpa dasar dan bangunan tersebut akan cepat roboh.
Sebagai warga Negara yang baik,hendaknya kita lebih mengenal dasar
Negara kita (Pancasila) secara lebih dalam dan menyeluruh, agar kita dapat lebih
menghargai dan menjunjung tinggi dasar Negara kita tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pembahasan di atas, maka rumusan masalah yang lahir adalah :
1. Makna arti Pancasila.
2. Bagaimanakah sejarah lahirnya Pancasila?
3. Apakah kedudukan dan fungsi Pancasila di Indonesia?
4. Apa sajakah isi dari Pancasila?

1.3 Tujuan Penulisan


Supaya kita mengetahui kronologi atau sejarah lahirnya pancasila. Pancasila
sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita karena fungsi dan kedudukan pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang mengatur tatanan kehidupan
bangsa Indonesia ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara
kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman
Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama
karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular, dalam buku
Sutasoma ini, selain mempunyai arti “Berbatu sendi yang lima” (dari bahasa
Sangsekerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan kesusilaan yang
lima” (Pancasila Krama), yaitu sebagai berikut:
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minuman keras / obat-obatan terlarang
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945. sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan
bernegara dan pemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila,
namun berdasrkan kenyataan, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut telah
dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita teruskan sampai
sekarang.

2.2 Sejarah Lahirnya Pancasila


Pembahasan mengenai Dasar Negara dilakukan pertama kali pada saat sidang
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
yang berlangsung pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Pada sidang tersebut
terdapat usulan-usulan tentang Dasar Negara, usulan-usulan yang dikemukakan
adalah :
a. Prof. Mr. Muhammad Yamin
Mengusulkan Dasar Negara dalam pidatonya tidak tertulis pada tanggal 29
Mei 1945 dalam sidang BPUPKI, yaitu:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ketuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Rakyat.
Setelah selesai berpidato, Beliau menyampaikan pula usulan-usulan
tertulis naskah rancangan UUD RI. Dalam pembukaan itu tercantum
rumusan 5 dasar, yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
b. Prof. Mr. Dr. R Soepomo (31 Mei 1945)
1. Paham Persatuan.
2. Perhubungan Negara dan Agama.
3. Sistem Badan Permusyawaratan.
4. Sosialisasi Negara.
5. Hubungan antar Bangsa yang Besifat Asia Timar Raya.
c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Oleh karena itu pada sidang pertama belum dicapai kata mufakat, maka
dibentuklah sebuah panitia kecil yang membahas usulan-usulan yang diajukan
dalam sidang BPUPKI baik lisan maupun tulisan yang disebut Panitia Sembilan
yang diketuai oleh Ir.Soekarno. Anggota Panitia Sembilan sendiri terdiri dari
tokoh Nasional yang mewakili golongan Nasioanalis dan Islam, yaitu : Drs.
Moh. Hatta, Mr.A.A Maramis, Mr. Muh Yamin, Mr. Ahmad Soebardjo, Abdul
Kahar Muzakar, KH. Wahid Hasyim, Abi Kusno, Tjokrosoejoso dan Haji Agus
Salim.
Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil menyusun suatu naskah
yang kemudian disebut Piagam Jakarta, yang di dalamnya tercantum rumusan
Dasar Negara sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lalu dengan beberapa pertimbangan dan pembahasan ulang, maka sila
pertama pada Piagam Jakarta diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dengan demikian lahirlah Pancasila yang menjadi Dasar Negara Indonesia
hingga saat ini.
Kekalahan Jepang Akan Perang Asia Pasifik
Kegemilangan Jepang dalam berbagai peperangan belumlah membuat
bangsa ini puas. Jepang ingin membentuk Negara Asia Timur Raya. Sehingga
memaksa Jepang untuk melibatkan diri dalam perang untuk mewujudkan negara
yang dicita-citakannya. Kendala utama Jepang adalah amerika serikat yang telah
membangun pangkalan militer terlebih dahulu di kawasan Pasifik yakni Pearl
Harbour.Dalam mewujudkan mimpinya untuk mendirikan negara Asia Timur
Raya. Pada tanggal 7 Desember 1941 Jepang kemudian menyerang pangkalan
angkatan laut Amerika di Pearl Harbour, Hawai. Serangan berlangsung secara
mendadak, sehingga dalam waktu singkat Pearl Harbour dapat dihancurkan.
Angkatan perang Amerika pun membalas Jepang. Angkatan perang
Amerika berhasil memperoleh kemenangan. Sedangkan Jepang semakin lama
semakin terdesak, apalagi setelah Laksamana Yamamoto tewas setelah
pesawatnya disergap pesawat tempur Amerika sewaktu sedang melakukan
inspeksi ke pulau Bougenville. Semenjak itu berturut turut Filipina pada 22 Juni
1944, Iwo Jima 17 Maret 1945, Okinawa 21 Juni 1945 berhasil direbut Amerika.
Sementara itu Burma berhasil diduduki Inggris kembali pada tanggal 30 April
1944 oleh Lord Louis Mountbatten.
Perlawanan demi pelawanan tersebut menyasarkan Jepang untuk
mengubah sikap kerasnya. Apalagi pasukan Jepang terus mengalami kekalahan
melawan AS. Untuk itu pemerintah Jepang mencoba untuk menarik simpati
rakyat kembali dengan memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
pada tanggal 7 Setember 1944.
2.3 Kedudukan dan Fungsi Pancasila di Negara Indonesia
Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai Dasar Negara. Selain fungsi pokok
tersebut, Pancasila mempunyai beberapa fungsi lagi, yaitu :
1. Pandangan hidup bangsa Indonesia
Yaitu yang dijadikan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam
mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang heterogen
(beraneka ragam).
2. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
Artinya Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia
dan merupakan ciri khas Bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun
tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain.
3. Perjanjian Luhur
Artinya Pancasila telah disepakati secara Nasional sebagai dasar
Negara tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia).
4. Sumber dari segala sumber tertib hukum
Artinya bahwa segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak bertentangan dengan
Pancasila.
5. Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia.
Yaitu masayarakat adil dan makmur secara merata materil dan
spiritual yang berdasarkan Pancasila.
6. Sebagai Ideologi terbuka.
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup,
namun bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila
adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif, dan senantiasa mampu
menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Keterbukaan ideologi Pancasila
bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila namun mengeksplisitkan
wawasannya secara lebih kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang
labih tajam untuk memecahkan masalah- masalah baru dan aktual. Sebagai
sautu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memeiliki dimensi
sebagai berikut :
1. Dimensi Idealistis, yaitu nilai- nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nlai- nilai
yang terkandung dalam lima sila pancasila : ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Maka dimensi idealistis Pancasila
bersumber pada niali- nilai filosofis yaitu filsafat Pancasila.
2. Dimensi Normatif, yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila
perlu dijabarkan dalam suatu sistem normatif, sebagaimana terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan tertinggi dalam
tertib hukum Indonesia. Dalam pengertian inilah maka Pembukaan yang
di dalamnya memuat Pancasila dalam alinea IV, berkedudukan sebagai
’staatsfundamentalnorm’ (pokok kaidah negara yang fundamental).
3. Dimensi Realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila
selalu memiliki dimensi nilai- nilai ideal serta normaf maka Pancasila
harus mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata sehari-hari, baik dalam
kaitannya bermasayarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan
negara.

2.4 Hak Opsi Dan Hak Mediasi


- Menurut stelsel aktif, orang yang akan menjadi warga negara suatu negara
harus melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif.
- Menurut stelsel pasif, orang yang berada dalam suatu negara sudah dengan
sendirinya dianggap menjadi warga negara, tanpa harus melakukan tindakan
hukum tertentu.
Berkaitan dengan kedua stelsel aktif dan stelsel pasif, seseorang warga
negara dalam suatu negara pada dasranya mempunyai hak opsi dan hak
repudasi.
1. Hak opsi, adalah hak untuk memilih sesuatu kewarganegaraan (dalam stelsel
aktif).
2. Hak repudiasi, adalah hak untuk menolak sesuatu kewarganegaraan (dalam
stelsel pasif).
Berdasarkan hakikat ideologi Pancasila yang bersifast terbuka yang memiliki
tiga dimensi tersebut maka ideologi Pancasila tidak bersifat ’utopis’ yang hanya
merupakan sistem ide- ide belaka yang jauh dari kenyataan hidup sehari - hari.
Selain itu ideologi Pancasila bukan merupakan doktrin belaka karena doktrin
hanya dimiliki pada ideologi yang hanya bersifat normatif dan tertutup,
demikian pula ideologi Pancasila bukanlah merupakan ideologi pragmatis yang
hanya menekankan segi praktis dan realistis belaka tanpa idelaisme yang
rasional. Maka Ideologi Pancasila yang bersifat terbuka pada hakikatnya, nilai-
nilai dasar (hakikat) sila- sila Pancasila yang bersifat tetap adapun penjabaran
dan realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara dinamis terbuka dan senantiasa
mengikuti perkembangan zaman.
Menurut BP-7 Pusat, bahwa nilai- nilai yang terkandung dalam ideologi
terbuka tediri atas 2 jenis nilai yaitu :
- Pertama : nilai dasar, yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam ideologi yang
berupa cita- cita, tujuan, serta alat- alat perkembangan negara yang utama,
sendi- sendi mutlak negara terutama nilai- nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan, serta Keadilan, ini bersifat tetap.
- Kedua : nilai-nilai Instrumental, yaitu nilai- nilai yang berupa arahan,
kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga pelaksanaannya, ini yang bersifat
dinamis dan terbuka yang senantiasa disesuaikan dengan perkembangan
zaman. Maka realisasi nilai- nilai instrumental inilah yang merupakan
pragsis dari ideologi. Berdasakan uraian di muka maka Pancasila sebagai
nilai dasar Ideologi negara adalah yang bersifat tetap, adapun nilai- nilai
instrumental yang merupakan pengamalan, pengembangan dan pengayaan
nilai- nilai dasar.

2.5 Isi Pancasila


Pancasila juga merupakan sarana atau wadah yang dapat mempersatukan
bangsa Indonesia, sebab Pancasila adalah falsafah, jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia yang mengandung nilai- nilai dan norma- norma yang luhur. Norma-
norma tersebut yaitu :
1. Norma Agama, bersumber dari Tuhan melalui utusannya yang bersisikan
peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-larangan
dan anjuran-anjuran yang berasl dari Tuhan. Sebagian norma agama bersifat
umum, jadi berlaku bagi seluruh golongan manusia di dunia terlepas dari
agama yang dianut.
2. Norma Kesusilaan yang dianggap sebagai aturan yang datang dari suara hati
sanubari manusia, dari bisikan kalbu atau suara batin yang diinsyafi oleh
setiap orang sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatannya.
3. Norma Kesopanan merupakan peraturan hidup yang timbul dari pergaulan
segolongan mansia dan dianggap sebagai tuntutan pergaulan sehari-hari
sekelompok masyarakat.
4. Norma Hukum adalah aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berisikan
perintah atau larangan yang memaksa dan akan menimbulkan sanksi yang
tegas bagi setiap orang yang melanggarnya.
Keempat norma ini berlaku dan terdapat pada masyarakat Indonesia yang
masing-masing norma mempunyai perbedaan satu sama lain. Khusus Norma
Hukum yang dibuat oleh lembaga yang berwenang, untuk membuatnya (negara)
dan dari segi sanksinya lebih tegas dan jelas serta dapat dipaksakan dalam
pelaksanaannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta : Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila
adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-
undang Dasar 1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila
Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan
Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila. Beberapa poin pentingnya lainya :
1. Pancasila diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan sebagai Dasar Negara
dan Pandangan Hidup Bangsa.
2. Suatu bangsa tidak akan berdiri kokoh tanpa Dasar Negara yang kuat.
Dengan Dasar Negara suatu bangsa tidak akan terombang-ambingkan dalam
menghadapi berbagai permasalahan baik dari dalam maupun luar.
3. Fungsi Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa : yang dijadikan
pedoman hidup bagi bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir
batin dalam masyarakat yang beraneka ragam.
4. Fungsi Pancasila sebagai Sumber dari segala sumber tertib hukum : segala
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia harus
bersumber kepada Pancasila atau tidak bertentangan dengan Pancasila.
5. Norma yang berlaku pada masyarakat Indonesia:
3.2 Saran
Warga negara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan
tinggal di negara Indonesia. Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia
harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga,
memahami dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para
pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah
sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang
terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
dan negara Indonesia ini.
Berdasarkan pembahasan di atas dan simpulan yang telah di kemukakan
sebelumnya, pada bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Bangsa Indonesia harus memantapkan kesetiaannya kepada Pancasila dengan
cara menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupannya.
2. Sila - sila yang terkandung di dalam Pancasila hendaknya tidak dirubah, baik
itu secara isi, kedudukan maupun fungsinya.
3. Bangsa Indonesia harus bangga mempunyai Dasar Negara Pancasila dan
harus menjaga keutuhan Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

http://searti.com/makalah-lahirnya-pancasila

Darsita. Sejarah Perumusan Pancasila dalam Hubungan dengan Proklamasi. Abstrak.


http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131445-T+27548-
http://ahmadridhoarif.blogspot.com/2013/03/makalah-tentang-lahirnya-
pancasila.html

Keberadaan+organisasi-Metodologi.pdf diakses pada 4 November 2017


Ulya. Pancasila Simbol Harmonisasi Antar Umat Beragama di Indonesia.Jurnal Ilmu
Aqidah dan Studi Keagamaan. 2016
Widia Maka Pipit. Pembangunan Karakter Nasionalisme Peserta Didik di Sekolah
Berbasis Agama Islam. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, vol.1,no.1 2016
Sutrisno. Peran Ideologi Pancasila dalam Perkembangan Konstitusi dan Sistem
Hukum Indonesia. Jurnal Pancasila dan Kewarganegeraan, Vol.1 no.1. 2016
Ida Bagus Brata, Ida Bagus Nyoman Wartha. Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu
Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan. Vol.7, no.1.2017
Budiyono, Hubungan Negara dan Agama Dalam Negara Pancasila. Jurnal Ilmu
Hukum, Vol.8, no.3. 2014

Anda mungkin juga menyukai