Anda di halaman 1dari 7

Nama : Agung Julhar M.

Yusuf
NPM : 02272111023
Kelas : II-A Akuntansi
Skema Manajemen Keuangan
Tahun Pembelajaran 2021/2022

Materi Manajemen Keuangan

Pasar Keuangan. Analisis Penganggaran Modal Kebijakan Dividen Return & Risiko Investasi
 Teori Kebijakan Dividen
 Pertimbangan Manajerial
dalam menentukan
1. Pasar Uang (Money 1. Metode Average Rate Of  Pengertian Kebijakan 1. Return & Risiko Aktiva
Dividen Payout Ratio
Market) Return Dividen
 Pembayaran Dividen Tunggal.
2. Medium Term Loan 2. Metode Payback Period  Stock Dividen & Stock 2. Return & Risiko
(MTL) 3. Metode Internal Rate Of Split Portofolio.
3. Pasar Modal (Capital Return  Pembagian Dividen
Market) 4. Metode Net Present Value
5. Metode Profitability Index
Analisa :
1. Pasar Keuangan.
Pasar Keuangan adalah mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang atau koperasi untuk dengan mudah dapat
melakukan transaksi penjualan dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan. Fungsi Pasar Keuangan adalah menjembatani
proses pemindahan dana tersebut secara cepat dan paling efisien. Ada 2 cara pemindahan dana yaitu secara langsung dan tidak
langsung.
Dana mengalir dari pihak yang surplus dana kepada peminjam secara langsung yang tampak dari bagian bawah
tersebut. Sebagai gantinya pihak yang deficit dana menyerahkan sekuritas utama kepada pihak yang surplus dana. Namun
demikian pemindahan dana secara langsung ini sering terjadi secara tidak efisien karena sulit mempertemukan kebutuhan
kedua pihak. Oleh karena itu diperlukan lembaga perantara yang menyediakan jasa untuk memudahkan aliran dana. Lembaga
perantara keuangan menyediakan dana bagi pihak yang deficit dana dan menerima sekuritas utama sebagai gantinya.
Selanjutnya lembaga perantara tersebut mengeluarkan sekuritas tidak lang langsung untuk dijual kepada pihak yang surplus
dana. Pengeluaran sekuritas tidak langsung ini dimaksudkan sebagai media pengumpulan dana dari individu dan rumah tangga.
Pasar Keuangan dapat dikategorikan dalam 3 jenis berdasarkan jatuh tempo asset keuangan yang diperjualbelikan yaitu
Pasar Uang (Money Market), Medium Term Loan (MTL), & Pasar Modal (Capital Market).

a. Pasar Uang (Money Market).


Pasar Uang adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka pendek atau short-term financial assets. Yang
dimaksud dengan asset keuangan jangka pendek adalah asset keuangan yang beredar kurang dari satu tahun. Dengan demikian,
Pasar Uang ditandai dengan jatuh tempo yang pendek, tingkat risiko yang rendah, likuid, dan tingkat keuntungan yang
kompetitif sebagai pencerminan risiko masing – masing asset dan kondisi ekonomi.

b. Medium Term Loan (MTL).


Medium Term Loan biasanya memiliki jangka waktu 1 – 3 tahun. Bagi beberapa perusahaan MTL bisa menjadi pilihan
sumber dana terbaik karena jangka waktunya yang lebih panjang disbanding ketiga instrument pasar uang dimuka. Namun di
Indonesia MTL belum berkembang seperti halnya di Negara – Negara maju mengingat masih sedikit perusahaan yang
menerbitkan sedangkan dari sisi legal belum ada UU yang mengaturnya.
c. Pasar Modal (Capital Market).
Pasar Modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial assets. Bentuk
umum surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal adalah obligasi, saham preferen, dan saham biasa. Setiap jenis
instrument pasar modal tersebut merupakan bukti kepemilikan modal dari lembaga yang mengeluarkannya yang dapat
diperjualbelikan. Pemegang instrument pasar modal mengharapkan memperoleh keuntungan dengan menahan instrument
tersebut.

2. Analisis Penganggaran Modal.


Penganggaran modal merupakan proses analisis menyeluruh tentang suatu proyek. Proses ini sangat penting bagi
keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Perusahaan memutuskan untuk melakukan investasi saat ini dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan yang cukup dimasa datang. Oleh karena itu, Penganggaran modal ini biasanya dikaitkan dengan
Investasi Jangka Panjang dalam manajemen keuangan.
Ada beberapa metode yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi investasi, yaitu:
a. Average Rate Of Return (ARR).
Metode ini hanya menentukan berapa return rata – rata dari suatu investasi tanpa memperhatikan timing kapan
cashflows tersebut diperoleh . Metode ini hanya didasarkan atas laba akuntansi dibagi dengan investasi.
b. Payback Period (PP).
Payback Period suatu investasi menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas
bersihnya. Jadi menunjukkan jangka waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali investasi yang telah
dikeluarkan. Untuk mencari nya dilakukan dengan cara mengurangkan investasi dengan aliran kas masuk bersih
setiap tahun.
c. Internal Rate Of Return (IRR).
Internal Rate Of Return adalah tingkat diskonto yang sering menyamakan present value aliran kas bersih
dengan present value investasi. IRR dicari dengan cara trial and error atau interpolasi. Dengan kata lain, IRR
adalah discount rate yang membuat net present value sama dengan nol.
d. Net Present Value (NPV).
Net present value adalah selisih antara present value aliran kas bersih atau sering disebut juga dengan proceed
dengan present value investasi.Metode ini merupakan salah satu metode pendiskontoan aliran kas. Untuk
menerapkan metode ini diperlukan terlebih dahulu menentukan discount rate yang akan digunakan.
e. Profitability Index (PI).
Profitability Index ini merupakan modifikasi dari metode net present value. Metode profitability index sering
disebut dengan cost benefit analysis method. Apabila metode net present value mencari selisih antara present value
aliran kas bersih dengan present value investasi, maka metode profitability index merupakan pembagian atau rasio
antara present value aliran kas bersih dengan present value investasi.

3. Kebijakan Dividen.
Kebijakan Dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Adapun faktor –
faktor yang sesungguhnya terjadi dan harus dianalisis dalam kaitannya dengan kebijakan dividen, yaitu Kebutuhan Dana
Perusahaan, Likuiditas, Kemampuan Meminjam, Keadaan Pemegang Saham, & Stabilitas Dividen.

 Stock Dividen : Adalah pembayaran tambahan saham (dividen dalam bentuk saham) kepada pemegang saham.
 Stock Split : Adalah pemecahan nilai nominal saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil.

Pembagian dividen di dalam suatu perseroan terbatas diatur dalam UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UUPT) dan anggaran dasar Perseroan, sepanjang tidak bertentangan dengan UUPT. Berdasarkan UUPT, seluruh laba bersih
dikurangi penyisihan untuk cadangan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, kecuali ditentukan lain dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).

Dividen merupakan pembagian laba yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham perusahaan tersebut
sesuai dengan banyaknya saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Akan tetapi pembagian dividen itu sendiri telah menuai
banyak pro dan kontra. Kontroversi dalam pembagian dividen ini masih menjadi permasalahan bagi investor yang berperan
sebagai pemegang saham maupun bagi perusahaan sebagai penerbit saham. Oleh karena itu, setiap perusahaan memiliki
kebijakan masing-masing dalam pembagian dividen di perusahaannya. Hal itu digunakan sebagai kesepakatan dengan pihak
pemegang saham. Kebijakan-kebijakan yang dimiliki perusahaan berbeda-beda, terdapat perusahaan yang membagikan
dividen sebesar-besarnya, ada yang sekecil-kecilnya, dan ada pula yang menganggap bahwa dividen tidak relevan.
Kontroversi mengenai pembagian saham inilah yang menjadi masalah bagi perusahaan dan pemegang sahamnya.
Pemegang saham memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai pembagian dividen. Ada pemegang saham yang
beranggapan bahwa apabila dividen dibagikan dengan sebesar-besarnya akan mengurangi risiko mereka saat menanamkan
modal di perusahaan tersebut, selain itu dapat terlihat bahwa nilai perusahaan semakin meningkat pula. Pendapat yang lain
yang dimiliki pemegang saham adalah dengan dibaginya dividen yang sekecil-kecilnya maka sisa pembagian dividen yang
seharusnya mereka dapatkan akan digunakan sebagai investasi dikemudian hari dan diharapkan akan mendapatkan keuntungan
yang lebih banyak lagi. Semakin banyak saham yang dimiliki oleh investor maka diharapkan akan mendapatkan pegembalian
yang besar pula. Akan tetapi hal itu juga berarti semakin besar pula risiko yang ditanggung oleh pemegang saham karena
apabila saham yang dimiliki besar tetapi pada saat itu perusahaan sedang dalam masa yang sulit maka harga saham juga turun
dan pemegang saham akan mengalami kerugian. Demikian juga sebaliknya, apabila nilai perusahaan semakin meningkat maka
harga saham naik dan pemegang saham akan mendapatkan dividen yang besar pula.

4. Return & Risiko Investasi.

 Return & Risiko Aktiva Tunggal.


Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu
tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang
diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan.
Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat
diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.

1. Return Realisasian.
- Return Total ; merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total
sering disebut dengan return saja.

Return Saham = Capital Gain (Loss) + Yield.


- Relatif Return ; Return total dapat bernilai negatif dan positif. Kadangkala pada perhitungan rata-rata
geometrik dibutuhkan suatu nilai yang positif, maka digunakan return relatif (relative return) yaitu dengan
menambahkan nilai satu terhadap nilai return total sebagai berikut :

Return Relatif = Return Total + 1.

- Kumulatif Return ; Untuk mengetahui total perubahan kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif
(cumulative wealth index) yang dapat mengukur akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal (KK 0),
dapat digunakan. Rumus IKK adalah sebagai berikut:

IKK = KK0 (1 + R1) (1 + R2) .... (1 + Rn) atau


IKK = PHK x YK

- Return Disesuaikan ; Return nominal perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada. Return ini biasa
disebut return riil (real return) atau return yang disesuaikan dengan inflasi (inflation adjusted return). Selain itu,
diversifikasi internasional semakin dibicarakan, karena diversifikasi ini dapat menurunkan tingkat resiko yang
sudah tidak dapat diturunkan lagi akibat diversifikasi domestik.

- Rata – Rata Geometrik ; Digunakan untuk menghitung rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan
kumulatif dari waktu ke waktu. Metode rata-rata geometrik lebih tepat digunakan untuk situasi yang harus
melibatkan pertumbuhan, sedangkan metode rata-rata aritmatika lebih tepat digunakan untuk menghitung rata-
rata untuk satu periode yang sama dari banyak return tanpa melibatkan pertumbuhan. Jika rata-rata geometrik
diketahui, indeks kemakmuran kumulatif untuk periode tertentu.

2. Return Ekspektasian.
Return Ekspektasi (expected return) merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi.
Return ini penting dibandingkan dengan return historis.
- Berdasarkan Nilai Ekspektasian Masa Depan ; Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) berarti investor akan
memperoleh return di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Maka, return yang akan diterima
harus diestimasi nilainya dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi. Return ekspektasi dapat dihitung
dengan metode nilai ekspektasi (expected value method) yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan
(outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut.

- Berdasarkan Nilai –Nilai Return Historis ; Ketidak-akuratan yang terjadi pada penghitungan hasil masa depan
dapat dikurangi dengan menggunakan data historis untuk menghitung ekspektasi, yaitu Metode Rata – Rata
(Mean Method), Metode Tren (Trend Method), dan Metode Jalan Acak (Random Walk Method).

- Berdasarkan Model Return Ekspektasian ; Model-model untuk menghitung hasil ekspektasi sangat
dibutuhkan. Model yang tersedia yang populer dan banyak digunakan adalah Single Index Model dan model
CAPM.

3. Risiko.
Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan Risiko yaitu merupakan dua hal yang tidak terpisah,
karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Risiko sering dihubungkan dengan
penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekpetasi. Untuk menghitung risiko metode
yang banyak digunakan adalah deviasi standar (standart deviations) yang mengukur absolut penyimpangan nilai-
nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya.

 Return & Risiko Portofolio.


- Return Portofolio ; Return realisasian portofolio (portfolio realized return) merupakan rata-rata tertimbang dari
return-return realisasian masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Sedangkan return ekspektasian
portofolio (portfolio expected return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasian masing-masing
sekuritas tunggal di dalam portofolio.
- Risiko Portofolio ; Risiko portofolio (portfolio risk) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas
tunggal. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah return untuk masing-masing
sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai