Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN SAHAM

dan KEBIJAKAN DIVIDEN PT SEMEN INDONESIA

Di susun oleh: Fadilatul Hasanah (2010411058)

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JEMBER

FAKULTAS EKONOMI-MANAJEMEN

2020-2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kekuatan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
sebaikbaiknya, yang berjudul “Manajemen Saham dan Kebijakan Dividen” disusun dalam
rangka memenuhi tugas Manajemen Keuangan Lanjutan.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan mengenai


Manajemen Keuangan Lanjutan. Sebelum itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini sehingga
terselesaikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, penulis berharap atas kritikan dan saran yang membangun agar
makalah ini jauh lebih baik. Dan semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
bermanfaat bagi para pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan ..........................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................5

2.1 Manajemen Saham......................................................................................5

2.2 Kebijakan Dividen.......................................................................................5

2.3 Manajemen Saham pada PT Semen Indonesia............................................9

2.4 Kebijakan Dividen pada PT Semen Indonesia..........................................10

BAB 3 PENUTUP..................................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
kebijakan dividen merupakan subjek yang cukup sering diperdebatkan oleh
publik, pemegang saham dan manajemen. Secara umum, para pemegang saham
menginginkan dividen yang lebih banyak, sedangkan manajemen lebih suka
menahan laba dalam perusahaan demi memperkuat perusahaan. Semakin kuat
sebuah perusahaan, semakin kecil kemungkinannya untuk membayar dividen,
atau semakin kecil keinginan para pemegang saham untuk menuntut dividen.
Salah satu tujuan para investor adalah dividen. banyak investor yang menjadikan
dividen ini sebagai tujuan utama dalam investasi, karena dapat memberikan
keuntungan yang stabil dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Tujuan
investor membeli saham dapat beraneka ragam, sebut saja untuk capital gain, dan
juga mendapatkan dividen. Dividen ini terkadang juga dijadikan suatu ukuran
untuk menilai kinerja perusahaan. Dividen dijadikan signal bahwa perusahaan
dapat mengalokasikan dana, dan kemudian dana tersebut digunakan untuk
pembagian dividen kepada para pemegang saham, dan mereka berhak
mendapatkannya dalam batas-batas manajemen yang bijaksana. Jadi pemegang
saham harus meminta manajemen mereka untuk membagikan laba (dalam bentuk
dividen) secara normal pada rasio. Seperti, menunjukkan bukti jelas bahwa laba
yang direinvestasikan bakal menghasilkan peningkatan laba per saham secara
memuaskan. Namun, dalam banyak kasus lainnya, rasio pembayaran dividen yang
rendah jelas merupakan penyebab timbulnya rata-rata harga pasar di bawah nilai
wajar, dan di sini pemegang saham memiliki hak untuk bertanya dan mengajukan
keluhan.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa itu manajemen saham dan kebijakan manajemen?
2. Bagaimana manajemen saham pada PT Semen Indonesia?
3. Bagaimana kebijakan dividen pada PT Semen Indonesia?
C. Tujuan
1. Memahami tentang manajemen saham dan kebijakan dividen
2. Memahami bagaimana manajemen saham pada PT Semen Indonesia
3. Memahami bagaiman kebijakan dividen pada PT Semen Indonesia

4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Saham

Manajemen investasi (atau bahasa Inggrisnya asset management atau fund


manager) adalah manajemen profesional atau perusahaan (berbadan hukum PT)
yang telah mendapatkan izin dari pemerintah Indonesia yang mengelola dana
berupa sekuritas atau surat berharga melalui investasi portofolio efek seperti
saham, obligasi dan aset lainnya seperti properti.[1]Investor tersebut dapat
berupa institusi ( perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan dll) ataupun
dapat juga merupakan investor perorangan, di mana sarana yang digunakan
biasanya berupa kontrak investasi atau yang umumnya digunakan adalah
berupa kontrak investasi kolektif (KIK) seperti reksadana. Dengan kata lain,
manajemen investasi dapat dimaknai sebagai layanan keuangan yang bertugas
memberikan saran terkait strategi investasi kepada klien, secara keseluruhan.
Lingkup jasa pelayanan manajemen investasi adalah termasuk melakukan
analisis keuangan, pemilihan aset, pemilihan saham, implementasi perencanaan
serta melakukan pemantauan terhadap investasi. Di luar industri keuangan,
terminologi "manajemen investasi merujuk pada investasi lainnya selain
daripada investasi dibidang keuangan seperti misalnya proyek, merek, paten
dan banyak lainnya selain daripada saham dan obligasi. Penerapan manajemen
investasi profesional bertujuan untuk mencapai target investasi tertentu yang
berguna dalam memenuhi kepentingan klien yang asetnya menjadi tanggung
jawab mereka, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan. Misalnya
klien tersebut dapat berupa investor individu maupun institusi seperti program
pensiun, dana pensiun, pemerintah, lembaga-lembaga lainnya. Manajemen
investasi merupakan suatu industri global yang sangat besar serta memegang
peran penting dalam pengelolaan triliunan dollar, euro, pound dan yen.
Berdasarkan hasil riset firma dan penasihat Willis Towers Watson dan surat
kabar keuangan milik Pensions & Invesments, lingkup industri manajemen
investasi sedang berkembang. Sesuai dengan data kepemilikan gabungan dari
500 manajer investasi terbesar, industri global memiliki US$ 93,8 triliun aset
yang telah dikelola (AUM) pada tahun 2018. Dan pada tahun 2019 angka
tersebut lebih dari US$100 Triliun

2.2 Kebijakan DIviden


Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan
perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan intern perusahaan. Hal
ini karena, besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar
kecilnya laba ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana intern
perusahaan (Sudana, 2009:219). Dividen adalah pembagian bagian
keuntungan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang dibagikan

5
perusahaan ditentukan oleh para pemegang saham pada saat berlangsungnya
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) (Hin, 2012 dalam Arifah, 2014:18).
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh

perusahaan, pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam
bentuk

dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi
di

masa yang akan datang (Harjito dan Martono, 2012:270). Laba ditahan
(retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting
untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan dividen merupakan
aliran kas yang dibayarkan kepada pemegang saham atau “equity investors”.
Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan
tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan deviden kepada para
pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu
bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat deviden yang dibayarkan,
berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah
menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan
harga sahammnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari
pendapatan yang tersedia.

A. Teori-Teori Kebijakan Dividen

(Sudana, 2009:220-222) Terdapat beberapa teori tentang kebijakan dividen


yang dapat mempengaruhi nilai suatu perusahaan antara lain:

1. Dividend Irrelevance Theory

Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Menurut dividend
irrelevance theory, kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau
nilai perusahaan. Modigliani dan Miller berpendapat bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan
ileh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power) dan risiko
bisnis, sedangkan bagaimana cara membagi arus pendapatan menjadi dividen dan laba ditahan
tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Bird-in-the-Hand Theory

6
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in the hand
theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika
dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, maka harga pasar saham perusahaan
tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena, pembagian dividen dapat
mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor.

3. Tax Preference Theory

Berdasarkan tax preference theory, kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap
harga pasar saham perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah dividen yang dibagikan suatu
perusahaan semakin rendah harga pasar perusahaan yang bersangkutan. Hal ini terjadi jika ada
perbedaan antara tarif pajak personal atas pendapatan dividen dan capital gain. Apabila tarif
pajak dividen lebih tinggi diperoleh perusahaan tetap ditahan di perusahaan, untuk
membelanjai investasi yang dilakukan perusahaan. Dengan demikian di masa yang akan
datang diharapkan terjadi peningkatan capital gain yang tarif pajaknya lebih rendah. Apabila
banyak investor yang memiliki pandangan demikian, maka investor cenderung memilih
saham-saham dengan dividen kecil dengan tujuan untuk menghindari pajak

B. Pentingnya Kebijakan Dividen

Menurut Maverick dalam sebuah artikel di Investopedia mengenai lima alasan


mengapa 'Dividen' penting untuk investor. Menyebutkan bahwa pentingnya
saham Dividen telah terbukti dalam dinamika pasar saham di Amerika Serikat
dan dapat diadaptasi dalam bursa di Indonesia. Pentingnya Dividen bagi para
investor di antaranya mampu meningkatkan keuntungan investasi saham;
menyajikan pengukuran ekstra untuk analisis fundamental; mengurangi risiko
portofolio secara keseluruhan; dan membantu menjaga daya beli modal.
Selengkapnya diuraikan sebagai berikut:

1. pertumbuhan dan Perluasan Keuntungan

Salah satu manfaat investasi di perusahaan-perusahaan emiten yang membayar Dividen


( dividend-paying Companies ) yaitu Dividen cenderung terus mengalami pertumbuhan
sepanjang waktu.Perusahaan emiten yang telah memetakan dan bereputasi tinggi terus
meningkatkan pembayaran Dividen mereka dari tahun ke tahun. Di negeri Paman Sam,
terdapat sejumlah 'Aristokrat Dividen', atau perusahaan-perusahaan yang telah meningkatkan

7
pembayaran Dividen secara kontinyu dan konsisten lebih dari 25 tahun. Sejak tahun 1980,
rata-rata dividen dari gabungan pertumbuhan tahunan perusahaan-perusahaan S&P500 yang
membayar dividen adalah 3.2 persen.Salah satu dasar dari kegiatan investasi di pasar saham
yang perlu diperhatikan adalah risiko pasar. Saham itu pasti fluktuatif (naik dan turun), namun
adanya Dividen mampu menyajikan ROI ( Return of Investment ) yang terjamin. Sangat
jarang kita menemukan perusahaan emiten yang bereputasi tinggi berhenti membayar Dividen,
dan faktanya, kebanyakan dari perusahaan ini menambah jumlah Dividen dari masa ke masa.

2. Dividen Membantu Mengevaluasi Kondisi Ekuitas Suatu Perusahaan

Evaluasi menggunakan Dividen kerap menjadi atau parameter yang lebih terpercaya untuk
mengukur ekuitas, dibandingakan pengukur lainnya yang digunakan seperti ' price-to-earning '
atau rasio P/E. Pengukuran kondisi keuangan ( financial metrics ) yang paling banyak
digunakan oleh para investor dan analis dalam menganalisis saham yakni berpatokan pada data
statistik dari laporan keuangan perusahaan. Namun, laporan keuangan mungkin dapat
dimanipulasi perhitungannya untuk menunjukkan adanya peningkatan kinerja perusahaan
kepada para investor. Lain halnya dengan Dividen, yang lebih kredibel menunjukkan apakah
perusahaan tersebut berkinerja baik atau buruk. Karena untuk melakukan pembayaran
Dividen, suatu perusahaan harus memiliki arus kas 'riil'. Historis Data Pembayaran Dividen
dari suatu perusahaan dapat menjadi dasar analisis fundamental bagi para investor untuk
menilai kekuatan (tingkat pertumbuhan dan keuntungan) perusahaan dari tahun ke tahun
secara kontinyu. Suatu perusahaan yang konsisten meningkatkan pembayaran Dividen dari
masa ke masa menunjukkan indikasi yang jelas bahwa perusahaan tersebut telah kuat dan
banyak menghasilkan keuntungan serta kecil kemungkinan terancamnya ketidakpastian pasar
dan kelesuan ekonomi. Manfaat lain dari Dividen dalam ekuitas perusahaan yaitu Dividen
hanya berubah sekali dalam setahun, sehingga Dividen lebih stabil sebagai analisis
fundamental daripada pengukur lainnya yang sangat bergantung pada fluktuasi harga saham
dari hari ke hari.

3. Mengurangi Risiko

Dividen mampu menyelamatkan berbagai kerugian yang terjadi dari penurunan harga saham.
Berbagai penelitian telah konsisten menunjukkan bahwa saham yang membayarkan Dividen
( saham yang membayar dividen ) lebih unggul dan ' bertahan ' dibandingkan saham yang
membayarkan Dividen ( saham yang tidak membayar dividen )) dalam dinamika periode pasar
yang fluktuatif. Contoh kasusnya yaitu ketika terjadi kelesuan pasar pada tahun 2002, saham
yang tidak membayarkan Dividen mengalami penurunan tajam sebesar 30 persen, namun

8
sebaliknya saham yang membayarkan Dividen hanya mengalami penurunan sekitar 10 persen.
Bahkan saat krisis finansial terjadi pada tahun 2008 yang menyebabkan penurunan tajam pada
harga saham, tetaplah saham yang membayarkan Dividen yang masih bertahan lebih baik.

4. Dividen Menjaga Daya Beli Modal

Dividen juga membantu investor dalam mempertimbangkan dampak inflasi terhadap


pengembalian investasi di mana terkadang para investor gagal dalam mempertimbangkannya.
Bagi seorang investor yang ingin mengetahui penghasilan bersih dari suatu investasi, maka
pertama-tama tersebut harus menghasilkan pengembalian yang cukup untuk mengatasi
kerugian daya yang dihasilkan dari inflasi. Dalam konteks mengukur daya beli modal, Jika
seorang investor memiliki saham yang harganya naik sebesar tiga persen sepanjang tahun,
namun inflasi mencapai empat persen, berarti investor tersebut mengalami kerugian sebesar
satu persen. Tetapi, jika harga saham yang sama naik tiga persen sekaligus menghasilkan
pengembalian Dividen sebesar tiga persen pula, berarti investasi tersebut berhasil
mengembalikan keuntungan yang melebihi nilai inflasi dan menunjukkan keuntungan yang
sebenarnya bagi investor. Jadi berita baik bagi para investor yang berinvestasi di perusahaan
emiten yang membayar Dividen, yakni semakin banyak pengembalian Dividen yang akan
mampu melampaui nilai inflasi atau mampu 'bertahan' dari inflasi

2.3 Manajemen Saham pada PT Semen Indonesia

PT Semen Indonesia Tbk merupakan perusahaan semen terbesar di Indonesia, dengan


penguasaan pangsa pasar sebesar 42% PT Semen Indonesia Tbk merupakan salah satu
perusahaan semen yang patut diperhitungkan.Risiko berinvestasi di pasar modal, terutama
saham sangat tinggi. Hal ini karena saham memiliki karakteristik high risk high return, yaitu
semakin tinggi risiko semakin tinggi pula return yang bisa didapatkan. Sehingga investor harus
hati-hati saat berinvestasi saham. Agar mendapat return yang besar namun risiko bisa
dikendalikan dengan baik. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, sebelumnya bernama PT
Semen Gersik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen.
Diresmikan di Gresikpada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas
terpasang 250.000 ton semen per tahun. Saham Perseroan telah tercatat di Bursa Efek Jakarta,
melalui IPO yang dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 1991 dengan kode perdagangan saham:
SMGR. Kenaikan harga saham terlihat naik turun terlihat pada tahun 2006 dengan prosentase
harga saham 38,58% menjadi 25,77%, namun terjadi kenaikan terus menerus pada tahun 2009
sampai tahun 2012 dengan kenaikan yang cukup signifikan, dan terjadi penurunan kembali di
tahun 2013 tetapi mengalami kenaikan pada tahun 2014 yang cukup tinggi dari harga saham

9
tahun sebelumnya dalam kurun waktu 7 tahun.PT Semen Indonesia Tbk. mengalami
penurunan yang tidak selaras dengan kenikan harga saham setiap tahunnya. Naik turunnya
ROA diikuti dengan naik turunnya NPM, pada awal tahun 2007 sampai 2010 NPM perusahaan
ini mengalami kenaikan yang terus menurus dari 18,5% sampai 25,3% dan mengalami
penurunan pada tahun 2011 menjadi 24,0% setelah itu pada tahun 2012 mengalami kenaikan
kembali menjadi 25,1 dan mengalami penurunan kembali sampai tahun 2015. Sedangkan ROA
pada perusahaan ini mengalami kenaikan pada tahun 2007 sampai 2009 dan mengalami
penurunan terus menerus selama 7 tahun terakhir sebesar 13,1% dari 23,3%.Pergerakan Harga
Saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan.
Indeks JII sebagai salah indikator indeks saham di BEI dapat dijadikan acuan sebagai bahan
untuk menilai kinerja perdagangan saham. Indeks ini terdiri dari 30 perusahaan unggulan yang
terdaftar di ISSI dan saham yang terpilih setelah melalui beberapa kriteria dari OJK. PT Semen
Indonesia Tbk. sebagai salah satu perusahaan yang terdaftar di JII dan mengalami naik turun
harga sahamnya perlu untuk mengkaji pengaruh NPM dan ROA terhadap harga saham,
mengingat pasar modal semakin menuju kearah yang efisien sehingga semua informasi yang
relevan dapat dijadikan sebagai masukan untuk menilai harga saham.

Tabel 1

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan EPS PT Semen


Indonesia (Persero) sebesar -9,38% sehingga menurut versi Mizrahi dalam Desmond Wira
(2017:144) jika pertumbuhan EPS kurang dari 0,15 digunakan angka 10% atau 0,1. Selain itu
didapat pula nilai rata-rata Dividen Payout Ratio (DPR) sebesar 40,00% dan rata-rata PER
sebesar 15,51 kali.

2.4 Kebijakan Dividen PT Semen Indonesia

Investor cenderung lebih menyukai dividen yang yang stabil. Investor melihat keanaikan
dividen sebagai suatu tanda baik bahwa perusahaan memiliki prospek baik, demikian
sebaliknya. Hal ini membuat perusahaan lebih senang mengambil jalan aman yaitu tidak
menurunkan pembayaran dividen. Sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

10
(RUPST) yang diselenggarakan pada tanggal 16 April 2015, PT SEMEN INDONESIA Tbk
melakukan pembayaran dividen final tahun buku 2014 sebesar 40% dari laba bersih atau
senilai Rp2226,3-. Miliar. Dari data ini PT SEMEN INDONESIA Tbk telah melakukan per
Kebijakan dividen yang stabil. Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang
stabil termasuk PT. SEMEN INDONESIA Tbk, artinya jumlah dividen per lembar yang
dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan
per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi. Berdasarkan laporan keuangan PT. SEMEN
INDONESIA Tbk. Tahun 2015 yang tercantum pada Annual Report 2015 dapat diketahui
bahwa laba tahun buku 2014 sebesar Rp 5945,5 milyar .Dewan Komisaris menilai Direksi
telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola Perseroan dengan baik
sepanjang tahun buku 2014. Dalam kesempatan ini, Direksi mengucapkan terima kasih dan
apresiasi yang tinggi kepada Dewan Komisaris atas segala arahan yang diberikan kepada
Direksi. Penghargaan yang sama juga disampaikan kepada para pemegang saham, pelanggan,
banker, pemegang obligasi, dan mitra usaha atas dukungan, kepercayaan, dan kerjasama yang
telah terjalin. Direksi juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
karyawan yang telah berkarya dengan penuh dedikasi dan kecintaan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab masing-masing serta mendukung upaya untuk mewujudkan visi,
misi, dan target Perseroan sehingga Perseroan dapat mencapai pertumbuhan yang kuat dan
berkelanjutan. Adapun penjelasan lebih detail dapat kami sampaikan berikut ini Besarnya
dividen Perseroan jumlahnya akan ditentukan pada saat RUPS. Manajemen merencanakan
untuk membagikan dividen apabila terdapat surplus kas dari kegiatan operasional setelah dana
tersebut disisihkan untuk dana cadangan, kegiatan pendanaan, rencana pengeluaran modal
serta modal kerja Perseroan. Berikut merupakan keterangan mengenai pembayaran dividen
Perseroan untuk tahun buku 2007 sampai dengan 2014, yang masing-masing dibayarkan pada
tahun berikutnya. Berdasarkan dari tabel pembayaran dividen PT. SEMEN INDONESIA Tbk
diatas dapat dilihat bahwa kisaran Dividend Payout Ratio berkisar antara 45-55% setiap
tahunnya akan tetapi pembayaran deviden ini mengalami keadaan yang fluktuasi. Berdasarkan
nilai DPR tersebut dapat diketahui bahwa kondisi keuangan perusahaan cenderung
menghasilkan profit maksimal sehingga pembayaran dividen yang dibagikan dan sisanya
menjadi laba ditahan (retained earning) yang menjadikan modal perusahaan semakin
bertambah yang berdampak pula pada meningkatnya nilai asset perusahaan. Pembagian

11
Dividen PT. SEMEN INDONESIA Tbk dibagikan dengan menggunakan jenis dividen tunai.
Dividen kas adalah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham
dalam bentuk uang tunai. Pada waktu rapat umum pemegang saham, perusahaan memutuskan
bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk kas dividen. Yang
perlu diperhatikan oleh pimimpin perusahaan adalah apakah jumlah tunai yang ada di
perusahaan cukup untuk pembagian dividen tersebut. Pembagian dividen ini menggunakan
presentase yang tetap dengan metode Constant Growth Dividen, dimana setiap tahun dividen
yang dibagikan dalam prosesntase yang konstan. Menjaga kestabilan dividen tidak berarti
menjaga Dividend Payout Ratio tetap stabil karena jumlah nominal dividen juga tergantung
pada penghasilan bersih perusahaan (EAT). Jika DPR dijaga kestabilannya, misalnya
ditetapkan sebesar 31% dari waktu ke waktu, tetapi EAT berfluktuasi, maka pembayaran
dividen juga akan berfluktuasi. Pada prakteknya ada PT SEMEN INDONESIA Tbk dimana
dividen ditentukan dengan cara:

1. Mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan

Arus Kas 2015 2014 Perubahan

Arus kas bersih dari aktifitas 7,288,587 6,245,842 16.7


operasi

Arus kas bersih untuk investasi (5,592,271) (2,405,893) 132.4

Arus kas bersih untuk pendanaan (2,658,247) (2,984,492) -10.9

Kenaikan/penurunan bersih kas (961,931) 855,457 -212.4


dan setara kas

Saldo awal kas dan setara kas 4,925,950 4,070,493 21.0

Saldo akhir kas dan setara kas 3,964,018 4,925,950 -19.5

Melihat dari Annual report PT SEMEN INDONESIA Tbk 2015 ini terlebih pada Tabel arus
kas mampu dilihat bahwa antara tahun 2014 ke 2015 kesempatan investasi sangat naik
signifikan sampai menyentuh angka Rp 5.592,2 Miliar Di tahun 2015, arus kas bersih yang
digunakan untuk kegiatan investasi adalah sebesar Rp 7.288,5 miliar.

2. Mempertimbangkan target struktur modal perusahaan untuk menentukan besarnya modal


sendiri yang dibutuhkan untuk investasi. Perseroan mempertahankan rasio gearing bersih

12
di tingkat aman dan memberikan return on equity sebesar 15,0% untuk tahun 2014. Secara
umum, Perseroan tidak mengalami perubahan signifikan dalam struktur modal selama
tahun 2014 ataupun mengubah kebijakan terhadap struktur modal. Memanfaatkan laba
ditahan untuk memenuhi kebutuhan akan modal sendiri tersebut semaksimal mungkin.
Membayar dividen hanya jika ada sisa laba.

13
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa saham PT. Semen
Indonesia (Persero) sedang berada pada posisi undervalued dengan harga wajar saham (Rp.
11.077,-) yang lebih tinggi daripada harga pasar saat ini (Rp. 9.950,- pada harga penutupan per
17 November 2017). sedangkan Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan
keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio)
menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba
ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen

14
DAFTAR PUSTAKA

Darmaji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin. 2011, Pasar Modal di Indonesia. Edisi 3. Jakarta:
Salemba Empat Sunariyah, 2006. Pengantar

Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPNSunariyah,


2006.Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima.

15
Yogyakarta: UPP STIM YKPN Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori
dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: KANISIUS Widoatmodjo, Sawidji. 2015.

16

Anda mungkin juga menyukai