DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Yanna (202210012)
Sugianto (202210052)
1
KATAPENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “
analisis konsep Kebijakan Dividen” ini tepat pada waktunya.
Dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam mendorong dan membantu penulis dalam pelaksanaan penyusunan
makalah, kuhususnya Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
TimPenulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah
lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi
kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya.
Dividenakan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan
cukup uang untuk membagi dividen tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak
bagi perusahaan untuk mengumumkan dividen. Dividen merupakan hak pemegang saham
(common stock), untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan
memutuskan membagi keuntungan dalam bentuk dividen semua pemegang saham
mendapatkan haknya yang sama. Namun pembagian dividen untuk pemegang saham
preferen lebih diutamakan dari pembagian dividen pemegang saham biasa.
Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang
dihasilkan dari pembagian dividen, dimana badan usaha menyerahkan sebagian labanya,
untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham. Dalam pembagian dividen ada istilah
yaitu kebijakan dividen .
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya
guna diinvestasikann kembali di dalam perushaan. Kebijakan dividen yang optimal pada
suatu perusahaan adalah keijakan yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat ini
dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham. Hal inilah
yang melatar belakangi penyusunan makalah ini, lebih lanjut penjelasan mengenai
Kebijakan Dividenakan dibahas dalam makalah ini secara lebih terperinci dan jelas.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun
permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana konsep kebijakan dividen ?
1.2.2. Apa saja teori – teori kebijakan dividen ?
1.2.3. Bagaimana bentuk – bentuk kebijakan dividen ?
1.2.4. Apa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang saham ?
3
1.2.5. Apa saja aspek dalam kebijakan dividen ?
1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu:
1.3.1. Menjelaskan konsep kebijakan dividen .
1.3.2. Mengetahui teori – teori kebijakan dividen .
1.3.3. Menjelaskan bentuk – bentuk kebijakan dividen .
1.3.4. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang saham .
1.3.5. Menjelaskan aspek - aspek dalam kebijakan dividen .
1.4. Kegunaan
Kegunaan dari penyusunan makalah ini , adalah sebagai berikut :
1.4.1. Dari aspek keilmuan (teoritis); makalah ini diharapkan agar menambah
wawasan pengembangan ilmu, khususnya ilmu pengetahuan manajemen
keuangan yang berkenaan dengan Kebijakan Dividen.
1.4.2. Dari aspek praktis; makalah ini diharapkan dapat membantu para siswa dalam
memahami dan mengetahui cara menentukan Kebijakan Dividen.
1.4.3.
BAB II
PEMBAHASAN
4
“Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan
pembagian pendapatan (earning) antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan
kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam
perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan” .
Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011:167)
menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan,
khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar
kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang
ditahan”.
Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah satu dari
sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan
sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemeganf
saham atau (equity inventors).
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka
akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana
intern atau internal financial. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan
laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin
besar.
Dari beberapa pengertian kebijakan dividen tersebut diatas dapat ditarik
pengertian secara keseluruhan bahwa kebijakan dividen menyangkut keputusan
untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikann kembali di dalam
perushaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah keijakan
yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa
mendatang sehingga memaksimumkan harga saham .
5
likuiditas perusahaan secara keseluruhan, akan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
2) Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi
atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut
menghadapi dua pilihan, yaitu perusahaan membiayai hutang itu pada saat
jatuh tempo atau menggantikan dengan jenis surat berharga yang lain. Jika
keputusannya membayar hutang tesebut, maka biasanya perlu untuk
menahan laba.
6
menahan earning nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para
pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan
perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan
untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang
ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti makin rendah dividend payout
rationya.
Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan
sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana
kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar
modal atau sumber dana eksteren lainnya, maka keadaannya adalah berbeda.
Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan dividend payout
ratio yang tinggi.
8) Keadaan Pemegang Saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup,
manajemen biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang
saham dan dapat bertindak dengan tepat.Jika hampir semua pemegang saham
berada dalam golonganhigh tax dan lebih suka memperoleh capital gains,
maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout ratioyang rendah.
Dengan dividend payout ratio yang rendah tentunya dapat diperkirakan
apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempaan investasi
yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar
hanya dapat menilai dividen yang diharapkan pemegang saham dalam
konteks pasar.
9) Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang
bisa dibayarkan perusahaan. Menurut Arthur J Keown, menyatakan bahwa
batasan hukum yaitu Pembatasanmenurut Undang-Undang, dapat
mengahalangi perusahaan dalam membayar dividen.
10) Pengawasan Terhadap Perusahaan
Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai
ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber interen saja. Kebijakan
tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai
dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan
7
melemahkan control dari kelompok dominan di dalam perusahaan.
Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan uang akan memperbesar
risiko financialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan interen dalam usaha
mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti mengurangi dividen
payout ratio nya.
8
7. Perusahaan-perusahaan semestinya memiliki kelas risiko yang sama.
8. Perusahaan dengan produksi yang sekarang memiliki yield yang sama.
9
Kebijakan dividen yang stabilyakni jumlah pembayaran dividen itu sama
besarnya dari tahun ke tahun. Salah satu alasan mengapa suatu perusahaan itu
menjalankan kebijakan dividen yang stabil adalah untuk memelihara kesan para
investor terhadap perusahaan tersebut, sebab apabila suatu perusahaan menerapkan
kebijakan dividen yang stabil berarti perusahaan tersebut yakin bahwa pendapatan
bersihnya juga stabil dari tahun ke tahun, meskipun perusahaan mengalami
kerugian.
2.3.2. Kebijakan Dividen Dengan Penetapan Jumlah Dividen Minimal Plus Jumlah
Ekstra Tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham
tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan
membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.
2.3.3. Kebijakan Dividend Rayout Ratio(DPR)yang Tetap (Constant Dividend Payout
Ratio Policy).
Dalam hal ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai dengan jumlah laba
bersih, tetapi rasio antara dividen dan laba ditahan adalah tetap. Deviden yang
dibayar berfluktuasi tergantung besarnya keuntungan bagi pemegang saham.
Misalnya DPO 60% dari keuntungan. Jika keuntungan Rp 1 miliar, maka deviden
yang dibayarkan sebesar 60% x Rp 1 Milyar = Rp 600 juta.
2.3.4. Kebijakan Dividen yang Fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang
fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan
kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.
12
Pemecahan Stock (Stock Splits) yaitu pemecahan selembar saham menjadi n
lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n
dari harga sebelumnya. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah
nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai
ekonomis. Melakukan pemecahan dalam hal, yaitu menambah jumlah saham
dengan cara melalui pengurangan nilai nominalnya. Pada contoh di atas, jumlah
lembar saham 400.000 lembar saham menjadi 2 x 400.000 lembar = 800.000
lembar. Harga nominal saham menjadi Rp. 2.500 (Rp. 5.000/2).
13
BAB III
KESIMPULAN
Dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada pemegang
saham.
Kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam
membuat keputusan dividen (dibagikan/ditahan).
Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh
manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena kebijakan dividen memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang dikelola itu sendiri, maupun
pihak lain seperti pemegang saham dan kreditur.
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang
akan datang. Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas perusahaan,
kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan, pengawasan
terhadap perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas return, dan akses
kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang ketidakrelevanan
deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden (relevant theory). Macam-
macam kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang stabil, kebijakan deviden dengan
penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan
penetapan deviden payout ratio yang konstan, dan kebijakan deviden yang stabil.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hairudin, H., Bakti, U., & Rachmadi, A. (2020). Implikasi Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening (Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2016). Jurnal
Manajemen Bisnis, 17(2), 150–172.
Hairudin, H., & Desmon, D. (2020). THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE ON FIRM
VALUE BY USING DIVIDEND POLICY AS AN INTERVENING VARIABLE (Study
on Pharmaceutical Sub Sector Companies). DIMENSIA (Diskursus Ilmu Manajemen
STIESA), 17(1), 70–87.
15