Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

“KONSEP-KONSEP KEBIJAKAN DIVIDEN”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

Yanna (202210012)

Desi Utami Putri (202210148)

Auliah Putri Ramadhani S (202210179)

Sugianto (202210052)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA


TAHUN AJARAN 2023

1
KATAPENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “
analisis konsep Kebijakan Dividen” ini tepat pada waktunya.

Dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam mendorong dan membantu penulis dalam pelaksanaan penyusunan
makalah, kuhususnya Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Makassar 2 november 2023

TimPenulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah
lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi
kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya.
Dividenakan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan
cukup uang untuk membagi dividen tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak
bagi perusahaan untuk mengumumkan dividen. Dividen merupakan hak pemegang saham
(common stock), untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan
memutuskan membagi keuntungan dalam bentuk dividen semua pemegang saham
mendapatkan haknya yang sama. Namun pembagian dividen untuk pemegang saham
preferen lebih diutamakan dari pembagian dividen pemegang saham biasa.
Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang
dihasilkan dari pembagian dividen, dimana badan usaha menyerahkan sebagian labanya,
untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham. Dalam pembagian dividen ada istilah
yaitu kebijakan dividen .
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya
guna diinvestasikann kembali di dalam perushaan. Kebijakan dividen yang optimal pada
suatu perusahaan adalah keijakan yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat ini
dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham. Hal inilah
yang melatar belakangi penyusunan makalah ini, lebih lanjut penjelasan mengenai
Kebijakan Dividenakan dibahas dalam makalah ini secara lebih terperinci dan jelas.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun
permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana konsep kebijakan dividen ?
1.2.2. Apa saja teori – teori kebijakan dividen ?
1.2.3. Bagaimana bentuk – bentuk kebijakan dividen ?
1.2.4. Apa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang saham ?

3
1.2.5. Apa saja aspek dalam kebijakan dividen ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu:
1.3.1. Menjelaskan konsep kebijakan dividen .
1.3.2. Mengetahui teori – teori kebijakan dividen .
1.3.3. Menjelaskan bentuk – bentuk kebijakan dividen .
1.3.4. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang saham .
1.3.5. Menjelaskan aspek - aspek dalam kebijakan dividen .

1.4. Kegunaan
Kegunaan dari penyusunan makalah ini , adalah sebagai berikut :
1.4.1. Dari aspek keilmuan (teoritis); makalah ini diharapkan agar menambah
wawasan pengembangan ilmu, khususnya ilmu pengetahuan manajemen
keuangan yang berkenaan dengan Kebijakan Dividen.
1.4.2. Dari aspek praktis; makalah ini diharapkan dapat membantu para siswa dalam
memahami dan mengetahui cara menentukan Kebijakan Dividen.
1.4.3.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Kebijakan Dividen


2.1.1. Pengertian Kebijakan Dividen

Pengertian kebijakan dividen (Deviden Police) menurut Agus Sartono


(2008:281) menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk
laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang” .
Pengertian kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto (2008:265)
menyatakan bahwa :

4
“Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan
pembagian pendapatan (earning) antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan
kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam
perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan” .
Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011:167)
menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan,
khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar
kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang
ditahan”.
Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah satu dari
sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan
sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemeganf
saham atau (equity inventors).
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka
akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana
intern atau internal financial. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan
laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin
besar.
Dari beberapa pengertian kebijakan dividen tersebut diatas dapat ditarik
pengertian secara keseluruhan bahwa kebijakan dividen menyangkut keputusan
untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikann kembali di dalam
perushaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah keijakan
yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa
mendatang sehingga memaksimumkan harga saham .

2.1.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen


Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya deviden yang
dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain :
1) Posisi likuiditas Perusahaan
Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi
perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Deviden bagi
perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan

5
likuiditas perusahaan secara keseluruhan, akan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
2) Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi
atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut
menghadapi dua pilihan, yaitu perusahaan membiayai hutang itu pada saat
jatuh tempo atau menggantikan dengan jenis surat berharga yang lain. Jika
keputusannya membayar hutang tesebut, maka biasanya perlu untuk
menahan laba.

3) Kemampuan untuk meminjam


Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
mendapatkan pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas keuangan yang
tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika
perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu
mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.
4) Pembatasan dalam perjanjian hutang
Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga
kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya.
5) Tingkat Ekspansi Aktiva
Semakin cepat suatu perusahaan berkembang, semakin besar
kebutuhannya untuk membiayai ekspansi aktivanya, perusahaan cenderung
untuk menahan laba daripada membayarkannya dalam bentuk deviden.
6) Stabilitas Laba
Suatu perusahaan yang mempunyai laba stabil sering kali dapat
memperkirakan berapa besar laba dimasa yang akan datang. Perusahaan
seperti ini biasanya cenderung membayarkan Devidend Payout Ratio yang
tinggi, daripada perusahaan yang labanya berfluktuasi. Deviden yang lebih
rendah akan mebih mudah untuk dibayar apabila laba menurun pada masa
yang akan datang.
7) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut.
Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai
pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk

6
menahan earning nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para
pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan
perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan
untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang
ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti makin rendah dividend payout
rationya.
Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan
sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana
kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar
modal atau sumber dana eksteren lainnya, maka keadaannya adalah berbeda.
Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan dividend payout
ratio yang tinggi.
8) Keadaan Pemegang Saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup,
manajemen biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang
saham dan dapat bertindak dengan tepat.Jika hampir semua pemegang saham
berada dalam golonganhigh tax dan lebih suka memperoleh capital gains,
maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout ratioyang rendah.
Dengan dividend payout ratio yang rendah tentunya dapat diperkirakan
apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempaan investasi
yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar
hanya dapat menilai dividen yang diharapkan pemegang saham dalam
konteks pasar.
9) Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang
bisa dibayarkan perusahaan. Menurut Arthur J Keown, menyatakan bahwa
batasan hukum yaitu Pembatasanmenurut Undang-Undang, dapat
mengahalangi perusahaan dalam membayar dividen.
10) Pengawasan Terhadap Perusahaan
Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai
ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber interen saja. Kebijakan
tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai
dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan
7
melemahkan control dari kelompok dominan di dalam perusahaan.
Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan uang akan memperbesar
risiko financialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan interen dalam usaha
mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti mengurangi dividen
payout ratio nya.

2.2.Teori – teori Kebijakan Dividen


2.2.1. Teori Ketidakrelevanan Dividen ( Devidend Irrelevance Theory)
Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya modalnya.Jika
kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka hal tersebut
tidak relevan.

Pendukung dari tidak relevannya kebijakan dividen adalah Modigliani-


Miller (MM).Mereka berpendapat bahwa bagaimanapun kebijakan dividen itu
memang tidak mempengaruhi harga saham maupun kemakmuran pemegang
saham.Lebih lanjut MM berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh
earning power dan asset perusahaan tersebut.Dengan demikian nilai perusahaan
ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang
diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.

MM menyatakan bahwa dividen tidak relevan berdasarkan asumsi-asumsi di


bawah ini:
1. Pasar modal sempurna, di mana para investor mempunyai kesamaan
informasi, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pajak.
2. Para investor bersifat rasional.
3. Semua peserta pasar bersifat price-taker.
4. Adanya unsur ketidakpastian bagi arus pendapatan masa datang dan para
investor mempunyai informasi yang sama.
5. Manajer dalam pengambilan keputusannya mengenai produksi dan
investasinya disesuaikan dengan informasi tersebut.
6. Untuk memisahkan pengaruh dividen dan pengaruh leverage, maka semua
perusahaan dianggap memiliki rasio D/S sama.

8
7. Perusahaan-perusahaan semestinya memiliki kelas risiko yang sama.
8. Perusahaan dengan produksi yang sekarang memiliki yield yang sama.

2.2.2. Teori Bird in the Hand


Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John Lintner (1956)
yang berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila rasio
pembayaran dividen dinaikkan, karena para investor kurang yakin terhadap
penerimaan keuntungan modal (capital gain) yang dihasilkan dari laba yang
ditahan dibandingkan seandainya para investor menerima dividen. Gordon dan
Lintner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai
pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan
dari keuntungan modal.
MM dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan tidak
tergantung pada kebijakan dividen, yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli
antara dividen dengan keuntungan modal. MM menamakan pendapat Gordon-
Lintner sebagai kekeliruan bird-in-the-hand, yakni: mendasarkan pada pemikiran
bahwa investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dibandingkan
seribu burung di udara. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai dividend
payout ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan yang tinggi pula.
Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk
menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan
bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari
arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh
tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividen.

2.2.3. Residual Devidend Policy


Menurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan kebijakan dividen
setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata lain,
dividen yang dibayarkan merupakan ‘sisa’ (residual) setelah semua usulan
investasi yang menguntungkan habis dibiayai.

2.3. Bentuk – bentuk Kebijakan Dividen


2.3.1. Kebijakan Dividen yang Stabil (Stable Dividend-Per-Share Policy)

9
Kebijakan dividen yang stabilyakni jumlah pembayaran dividen itu sama
besarnya dari tahun ke tahun. Salah satu alasan mengapa suatu perusahaan itu
menjalankan kebijakan dividen yang stabil adalah untuk memelihara kesan para
investor terhadap perusahaan tersebut, sebab apabila suatu perusahaan menerapkan
kebijakan dividen yang stabil berarti perusahaan tersebut yakin bahwa pendapatan
bersihnya juga stabil dari tahun ke tahun, meskipun perusahaan mengalami
kerugian.
2.3.2. Kebijakan Dividen Dengan Penetapan Jumlah Dividen Minimal Plus Jumlah
Ekstra Tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham
tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan
membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.
2.3.3. Kebijakan Dividend Rayout Ratio(DPR)yang Tetap (Constant Dividend Payout
Ratio Policy).
Dalam hal ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai dengan jumlah laba
bersih, tetapi rasio antara dividen dan laba ditahan adalah tetap. Deviden yang
dibayar berfluktuasi tergantung besarnya keuntungan bagi pemegang saham.
Misalnya DPO 60% dari keuntungan. Jika keuntungan Rp 1 miliar, maka deviden
yang dibayarkan sebesar 60% x Rp 1 Milyar = Rp 600 juta.
2.3.4. Kebijakan Dividen yang Fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang
fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan
kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.

2.4.Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Asset Pemegang Saham


Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba sebagai deviden
atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan (laba ditahan).
Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan
masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari
manajemen perusahaan. Konsekuensinya, tugas manajer keuangan dituntut untuk bisa
menentukan kebijakan dividen yang optimal, yang menciptakan keseimbangan diantara
dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang(Hairudin et al., 2020). Oleh karena
itu, dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai
faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
10
Berdasarkan pada pemikiran di atas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian dalam
skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Kebijakan Dividen dan Pengaruhnya
Terhadap Harga Saham” .Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
kebijakan dividen yang meliputi posisi solvabilitas, posisi likuiditas, tingkat keuntungan
(ROA), dan ukuran perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap nilai
perusahaan yang tercermin pada harga pasar saham perusahaan pada sektor industri
perbankan tahun 2003. Dalam penelitian ini unit observasi yang digunakan adalah 19
perusahaan pada sektor industri perbankan yang sudah go public atau sudah terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda.Berdasarkan pengujian secara simultan, faktor-faktor kebijakan dividen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan dengan nilai
koefisien determinasi sebesar 44.02%. Berdasarkan pengujian secara parsial, hanya
terdapat faktor kebijakan dividen yang berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham
perusahaan, yaitu tingkat keutungan (ROA). Sedangkan tiga faktor kebijakan dividen
lainnya, yaitu posisi solvabilitas, posisi likuiditas, dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan(Hairudin & Desmon,
2020).

2.5. Aspek – Aspek Dalam Kebijakan Dividen


2.5.1. Dividen Saham (Stock Devidend)
Dividen saham (stock dividen), yaitu dividen yang dibagikan perusahaan
kepada para pemegang saham dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah
saham perusahaan menjadi bertambah. Jadi, pemberian stock dividen ini dilakukan
dengan cara mengubah sebagian laba ditahan (retained earnings) menjadi modal
saham yang pada dasarnya tidak mengubah jumlah modal sendiri. Namun
demikian cash flow perusahaan tidak terganggu karena perusahaan tidak perlu
mengeluarkan uang tunai. Peristiwa ini dilakukanjika posisi kas perusahaan atau
likuiditas diperlukan oleh perusahaan. Investor dalam hal ini akan memiliki lebih
banyak saham tetapi laba per lembar saham lebih rendah. Proporsi pemilikan
investor tidak mengalami perubahan.

Pengaruh kebijakan dividen terhadap :


a) Neraca
11
Pengaruh stock dividen terhadap neraca adalah merubah jumlah
total saham menjadi meningkat, sehingga laba, dividen, dan harga per
saham seluruhnya menurun. Dengan menggunakan dividen saham, nilai
nominal tetap, tettapi pos akuntansi mengadakan pemindahan modal dari
rekening laba yang ditahan ke rekening saham biasa dan modal disetor
(paid-in capital). Pemindahan modal dari laba yang ditahan dihitung
dengan rumus:
Jumlah uang yang dipindahkan dari laba ditahan = jumlah lembar saham
yang beredar x presentase dividen saham x Harga pasar saham.
b) Harga Saham
Jika dividen saham disertai dengan kenaikan dividen tunai, nilai
saham perusahaan akan meningkat. Sebaliknya jika dividen saham tidak
disertai dengan kenaikan dividen tunai, atau dilusi laba dan dividen per saha
menyebabkan nilai saham akan menurun dengan persentase sebesar dividen
saham. Jadi Faktor fundamental yang menentukan harga adalah laba dan
dividen tunai per saham.
Stock dividend meningkatkan jumlah saham yang beredar, sehingga laba
per saham (EPS) akan menurun secara proporsional. Jadi para pemegang
saham mempunyai jumlah lembar saham yang bertambah, tetapi
mempunyai EPS yang berkurang, sehingga proporsi keuntungan totalnya
tetap tidak berubah. Pembagian stock dividen akan menurunkan harga
saham sehingga tidak memberikan manfaat ekonomis, kalau kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba tidak berubah, demikian juga dengan
biaya modalnya.

Bagaimanapun, harga saham akan dipengaruhi oleh kemampuan


memperoleh laba dan resiko perusahaan (yang tercermin dalam biaya modalnya).
Kedua factor tersebut tidak bisa dimanipulasi oleh manajer keuangan. Manajer
keuangan tidak bisa menyebabkan pemegang saham menjadi lebih kaya hanya
karena memutuskan untuk membagikan stock dividend. Umumnya perusahaan
memutuskan untuk membagikan stock dividend, karena mereka memerlukan dana
tersebut, dan tidak ingin mengecewakan pemegang saham.

2.5.2. Pemecahan Stock (Stock Splits)

12
Pemecahan Stock (Stock Splits) yaitu pemecahan selembar saham menjadi n
lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n
dari harga sebelumnya. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah
nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai
ekonomis. Melakukan pemecahan dalam hal, yaitu menambah jumlah saham
dengan cara melalui pengurangan nilai nominalnya. Pada contoh di atas, jumlah
lembar saham 400.000 lembar saham menjadi 2 x 400.000 lembar = 800.000
lembar. Harga nominal saham menjadi Rp. 2.500 (Rp. 5.000/2).

13
BAB III

KESIMPULAN

Dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada pemegang
saham.

Kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam
membuat keputusan dividen (dibagikan/ditahan).

Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh
manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena kebijakan dividen memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang dikelola itu sendiri, maupun
pihak lain seperti pemegang saham dan kreditur.

Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang
akan datang. Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas perusahaan,
kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan, pengawasan
terhadap perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas return, dan akses
kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang ketidakrelevanan
deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden (relevant theory). Macam-
macam kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang stabil, kebijakan deviden dengan
penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan
penetapan deviden payout ratio yang konstan, dan kebijakan deviden yang stabil.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Manajemen Keuangan (Deviden). [online]. http://achtighk.blogspot.com/.

Rudi Hartono. 2011. Makalah Kebijakan Deviden. [online].


http://odytanpar.blogspot.com/2011/07/kebijakan-deviden.html.

Anonim. 2011. Kebijakan Dividen. [online].


http://iamluckyone.blogspot.com/2011/05/kebijakan-dividen.html.

Muzakar Kohar. 2014. Kebijakan Dividen. Bandung

Hairudin, H., Bakti, U., & Rachmadi, A. (2020). Implikasi Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening (Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2016). Jurnal
Manajemen Bisnis, 17(2), 150–172.

Hairudin, H., & Desmon, D. (2020). THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE ON FIRM
VALUE BY USING DIVIDEND POLICY AS AN INTERVENING VARIABLE (Study
on Pharmaceutical Sub Sector Companies). DIMENSIA (Diskursus Ilmu Manajemen
STIESA), 17(1), 70–87.

Sofyaningsih, Sri dan Hardiningsih, Pancawati.“STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN


DIVIDEN, KEBIJAKAN UTANGDAN NILAI PERUSAHAAN
(OWNERSHIPSTRUCTURE, DIVIDENDPOLICYAND DEBT POLICY AND FIRM
VALUE )”.

15

Anda mungkin juga menyukai