DISUSUN OLEH:
Hoiriyono ( 20030030 )
Oktavioka ( 20030036 )
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segalarahmat dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul“Kebijakan Dividen”ini tepatpadawaktunya.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah terlibat dalam mendorong dan membantu penulis dalam pelaksanaan
penyusunan makalah,khususnya kepada:
Untuk semua bimbingan, petunjuk dan dorongan yang telah diberikan penulis
mengucapkan banyak terimakasih.
Semoga semua kebaikan Bapak/Ibu/ Saudara/i mendapat balasan yang berlipat
ganda dari Allah SWT
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
TimPenulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................5
1.4 Kegunaan...........................................................................................................5
BAB II
PEBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................27
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding
dengan jumlah lembar yang dimiliki.Biasanya dividen dibagikan dengan
interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen
tambahan pada waktu yang bukan biasanya.Dividenakan diterima oleh
pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan cukup uang
untuk membagi dividen tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak
bagi perusahaan untuk mengumumkan dividen. Dividen merupakan hak
pemegang saham (common stock), untuk mendapatkan bagian dari keuntungan
perusahaan. Jika perusahaan memutuskan membagi keuntungan dalam bentuk
dividen semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama. Namun
pembagian dividen untuk pemegang saham preferen lebih diutamakan dari
pembagian dividen pemegang saham biasa.
Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan
yang dihasilkan dari pembagian dividen, dimana badan usaha menyerahkan
sebagian labanya, untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham.Dalam
pembagian dividen ada istilah yaitu kebijakan dividen .
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau
menahannya guna diinvestasikann kembali di dalam perushaan. Kebijakan
dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah keijakan yang menciptakan
kesimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang
sehingga memaksimumkan harga saham .Hal inilah yang melatar belakangi
penyusunan makalah ini, lebih lanjut penjelasan mengenai Kebijakan
Dividenakan dibahas dalam makaah ini secara lebih terperinci dan jelas.
4
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun
permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1.2.1. Bagaimana konsep kebijakan dividen ?
1.2.2. Apa saja teori – teori kebijakan dividen ?
1.2.3. Bagaimana bentuk – bentuk kebijakan dividen ?
1.2.4. Apa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang
saham ?
1.2.5. Apa saja aspek dalam kebijakan dividen ?
1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu:
1.3.1. Menjelaskan konsep kebijakan dividen .
1.3.2. Mengetahui teori – teori kebijakan dividen .
1.3.3. Menjelaskan bentuk – bentuk kebijakan dividen .
1.3.4. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset
pemegang saham .
1.3.5. Menjelaskan aspek - aspek dalam kebijakan dividen .
1.4. Kegunaan
Kegunaan dari penyusunan makalah ini , adalah sebagai berikut :
1.4.1. Dari aspek keilmuan (teoritis); makalah ini diharapkan agar
menambah wawasan pengembangan ilmu, khususnya ilmu
pengetahuan manajemen keuangan yang berkenaan dengan
Kebijakan Dividen.
1.4.2. Dari aspek praktis; makalah ini diharapkan dapat membantu para
siswa dalam memahami dan mengetahui cara menentukan
Kebijakan Dividen.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai
dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya
mengurangi total sumber dana intern atau internal financial. Sebaliknya
jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka
kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
Dari beberapa pengertian kebijakan dividen tersebut diatas dapat
ditarik pengertian secara keseluruhan bahwa kebijakan dividen
menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna
diinvestasikann kembali di dalam perushaan. Kebijakan dividen yang
optimal pada suatu perusahaan adalah keijakan yang menciptakan
kesimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa
mendatang sehingga memaksimumkan harga saham .
7
3) Kemampuan untuk meminjam
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang
tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini juga merupakan
fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk
membayar dividen juga tinggi.Jika perusahaan memerlukan
pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu
mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas
perusahaan.
4) Pembatasan dalam perjanjian hutang
Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga
kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya.
5) Tingkat Ekspansi Aktiva
Semakin cepat suatu perusahaan berkembang, semakin
besar kebutuhannya untuk membiayai ekspansi aktivanya,
perusahaan cenderung untuk menahan laba daripada
membayarkannya dalam bentuk deviden.
6) Stabilitas Laba
Suatu perusahaan yang mempunyai laba stabil sering
kali dapat memperkirakan berapa besar laba dimasa yang akan
datang. Perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan
Devidend Payout Ratio yang tinggi, daripada perusahaan yang
labanya berfluktuasi. Deviden yang lebih rendah akan mebih
mudah untuk dibayar apabila laba menurun pada masa yang akan
datang.
7) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan,
makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan
perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu
mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan
tersebut biasanya lebih senang untuk menahan earning nya
daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang
8
saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat
pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan,
makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin
besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan,
yang ini berarti makin rendah dividend payout rationya.
Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan
sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established,
dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang
berasal dari pasar modal atau sumber dana eksteren lainnya, maka
keadaannya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian
perusahaan dapat menetapkan dividend payout ratio yang
tinggi.
8) Keadaan Pemegang Saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif
tertutup, manajemen biasanya mengetahui dividen yang
diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan
tepat.Jika hampir semua pemegang saham berada dalam
golonganhigh tax dan lebih suka memperoleh capital gains,
maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout
ratioyang rendah. Dengan dividend payout ratio yang rendah
tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan
laba untuk kesempaan investasi yang profitable. Untuk
perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar hanya dapat
menilai dividen yang diharapkan pemegang saham dalam konteks
pasar.
9) Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah
dividen yang bisa dibayarkan perusahaan.Menurut Arthur J
Keown, menyatakan bahwa batasan hukum
9
yaitu Pembatasanmenurut Undang-Undang, dapat mengahalangi
perusahaan dalam membayar dividen.
10) Pengawasan Terhadap Perusahaan
Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya
membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber
interen saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar
pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang
berasal dari hasil penjualan saham baru akan
melemahkan control dari kelompok dominan di dalam
perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan
uang akan memperbesar risiko financialnya. Mempercayakan
pada pembelanjaan interen dalam usaha
mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti
mengurangi dividen payout ratio nya.
10
MM menyatakan bahwa dividen tidak relevan berdasarkan
asumsi-asumsi di bawah ini:
1. Pasar modal sempurna, di mana para investor mempunyai
kesamaan informasi, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada
pajak.
2. Para investor bersifat rasional.
3. Semua peserta pasar bersifat price-taker.
4. Adanya unsur ketidakpastian bagi arus pendapatan masa datang
dan para investor mempunyai informasi yang sama.
5. Manajer dalam pengambilan keputusannya mengenai produksi
dan investasinya disesuaikan dengan informasi tersebut.
6. Untuk memisahkan pengaruh dividen dan pengaruh leverage,
maka semua perusahaan dianggap memiliki rasio D/S sama.
7. Perusahaan-perusahaan semestinya memiliki kelas risiko yang
sama.
8. Perusahaan dengan produksi yang sekarang memiliki yield yang
sama.
11
MM menamakan pendapat Gordon-Lintner sebagai kekeliruan bird-in-
the-hand, yakni: mendasarkan pada pemikiran bahwa investor
memandang satu burung di tangan lebih berharga dibandingkan seribu
burung di udara. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai
dividend payout ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan
yang tinggi pula.
Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor
merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam
saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan
dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi
investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus
kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividen.
12
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per
lembar saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik
perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal
tersebut.
2.3.3. Kebijakan Dividend Rayout Ratio(DPR)yang Tetap (Constant
Dividend Payout Ratio Policy).
Dalam hal ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai dengan
jumlah laba bersih, tetapi rasio antara dividen dan laba ditahan adalah
tetap. Deviden yang dibayar berfluktuasi tergantung besarnya
keuntungan bagi pemegang saham.Misalnya DPO 60% dari
keuntungan. Jika keuntungan Rp 1 miliar, maka deviden yang
dibayarkan sebesar 60% x Rp 1 Milyar = Rp 600 juta.
2.3.4. Kebijakan Dividen yang Fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout
ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan
posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang
bersangkutan.
Contoh :
PT. Indrajati selama 8 tahun terakhir mempunyai pola laba bagi
pemegang saham sebagai berikut :
Tabel Laba Untuk Pemegang Saham
Tahun Laba Untuk Pemegang Saham
2001 240.000.000
2002 100.000.000
2003 300.000.000
2004 500.000.000
2005 600.000.000
2006 650.000.000
2007 700.000.000
2008 550.000.000
13
Perusahaan mempunyai lembar saham yang beredar sebanyak 80.000
lembar saham . Dari data tersebut , dapat ditentukan besarnya kebijakan
dividen dia atas sebagai berikut :
a. Laba per lembar saham (Earning per share)
EPS dihitung dengan rumus :
!"#" #"%& '()(%"*% +",")
EPS =
-.)/", /()#"0 +",") 1"*% #(0(2"0
14
2007 2.400
2008 2.400
15
2.4.Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Asset Pemegang Saham
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba sebagai
deviden atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan
(laba ditahan).Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham
tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga
memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan.
Konsekuensinya, tugas manajer keuangan dituntut untuk bisa menentukan
kebijakan dividen yang optimal, yang menciptakan keseimbangan diantara
dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang(Hairudin et al., 2020).
Oleh karena itu, dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat
memaksimalkan nilai perusahaan. Berdasarkan pada pemikiran di atas, penulis
mencoba untuk melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul “Analisis
Faktor-faktor Kebijakan Dividen dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham”
.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kebijakan dividen
yang meliputi posisi solvabilitas, posisi likuiditas, tingkat keuntungan (ROA),
dan ukuran perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap nilai
perusahaan yang tercermin pada harga pasar saham perusahaan pada sektor
industri perbankan tahun 2003. Dalam penelitian ini unit observasi yang
digunakan adalah 19 perusahaan pada sektor industri perbankan yang sudah go
public atau sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.Metode analisis
yang digunakan adalah analisis regresi berganda.Berdasarkan pengujian secara
simultan, faktor-faktor kebijakan dividen mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan dengan nilai koefisien
determinasi sebesar 44.02%.Berdasarkan pengujian secara parsial, hanya
terdapat faktor kebijakan dividen yang berpengaruh signifikan terhadap harga
pasar saham perusahaan, yaitu tingkat keutungan (ROA). Sedangkan tiga
faktor kebijakan dividen lainnya, yaitu posisi solvabilitas, posisi likuiditas, dan
16
ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham
perusahaan(Hairudin & Desmon, 2020).
17
Jika dividen saham disertai dengan kenaikan dividen
tunai , nilai saham perusahaan akan meningkat . Sebaliknya jika
dividen saham tidak disertai dengan kenaikan dividen tunai ,
atau dilusi laba dan dividen per saha menyebabkan nilai saham
akan menurun dengan persentase sebesar dividen saham. Jadi
Faktor fundamental yang menentukan harga adalah laba dan
dividen tunai per saham .
Contoh:
Jawab:
18
berubah. Setelah stock dividend maka komposisi modal sendiri PT
Abadi :
19
sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau
dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis.
Melakukan pemecahan dalam hal, yaitu menambah jumlah saham
dengan cara melalui pengurangan nilai nominalnya. Pada contoh di
atas, jumlah lembar saham 400.000 lembar saham menjadi 2 x 400.000
lembar = 800.000 lembar. Harga nominal saham menjadi Rp. 2.500
(Rp. 5.000/2).
20
Capital surplus Rp 1.500 juta
Jadi ada persamaan antara Stock Devidend dan Stock Split, yaitu:
21
1. Keuntungan
Dari Sudut Pandang Dari Sudut Pandang
Pemegang Saham Manajemen
a. Pengumuman pembelian a. Dapat digunakan untuk
kembali sering kali akuisisi atau untuk jadi
dipandang sebagai sinyal cadangan saham jika opsi
positif oleh investor karena saham digunakan , atau
seringkali didorong oleh obligasi konvertibel ditukar
keyakinan pihak manajemen dengan saham , atau hak
bahwa harga saham membeli saham
perusahaan terlalu rendah . dilaksanakan oleh
pemegang saham .
b. Para pemegang saham dapat b. Manajemen enggan
memilih apakah akan menaikkan dividen kecuali
menjual atau tidak saham kenaikan tersebutdapat
yang dimilikinya . dipertahankan dimasa
mendatang.
c. Dapat menghilangkan blok c. Dapat digunakan untuk
saham yang besar yang merombak struktur modal .
berarti bursa serta menekan
harga per saham.
d. Jika para pemegang saham
adalah orang yang memiliki
kelebihan kas yang banyak
dan memiliki sebagian besar
saham perseroan
kemungkinan besar mereka
lebih suka untuk membeli
kembali saham daripada
22
membagikan dividen
disebabkan faktor pajak.
2. Kerugian
Dari Sudut Pandang Pemegang Dari Sudut Pandang
Saham Manajemen
a. Dividen tunai dianggap lebih a. Ditinjau dari segi hokum ,
dapat diandalkan disbanding mengandung sejumlah
pembelian kembali saham. risiko tertentu dalam hal
pembayaran.
b. Pada umumnya perusahaan b. Kemungkinan dilakukan
melakukan pembelian penyidikan jika perusahaan
kembali sahamnya guna memanipulasi harga
menghindarkan sahamnya.
kemungkinan adanya
gugatan pemegang saham.
c. Perusahaan mungkin
membayar harga yang terlalu
tinggi atas saham yang dibeli
kembali sehingga merugikan
pemegang saham yang tidak
menjual sahamnya .
Contoh:
23
saham dalam bentuk pembelian kembali saham. Jumlah saham yang
beredar saat ini adalah sebanyak 1.100.000 lembar dengan harga pasar
sebesar Rp 2.500,- per lembar saham. Manajer keuangan saat ini
menawarkan kepada mereka yang mau menjual kembali saham biasa
yang dimilikinya seharga Rp 2.750,- jadi seolaholah menawarkan cash
dividend Rp 250 per lembar saham. Berdasarkan data tersebut,carilah:
24
BAB III
KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
Hairudin, H., Bakti, U., & Rachmadi, A. (2020). Implikasi Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening
(Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2016). Jurnal Manajemen Bisnis, 17(2), 150–172.
26