KEBIJAKAN DIVIDEN
Dosen Pengampu :
Ahmad Nur Aziz, M.Pd., M.Ak.
Oleh :
Salma Auliya Putri Helmi 2203102202
Risca Dwi Anggraini 2203102158
Dyah Ayu Purwati 2203102212
Zelica Trixy Fatiha 2203102224
Dewangi Anita Savarabella 2203102231
Piyu Harsada Azrial Wijaya 2203102245
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Kebijakan Dividen” dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak
Ahmad Nur Aziz, M.Pd., M.Ak. selaku Dosen mata kuliah Manajemen Keuangan
I yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 4
Latar Belakang..................................................................................................... 4
Rumusan Masalah................................................................................................ 6
Tujuan Penulisan.................................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan dividen adalah kebijakan untuk membagi keuntungan
kepada pemegang saham yang akan dibagikan dalam bentuk dividen dan
besarnya laba ditahan untuk kebutuhan perkembangan usaha. Rasio yang
dibayarkan kepada pemegang saham bergantung pada kemampuan
menghasilkan laba dan kebijakan dividen yang diterapkan oleh
perusahaan. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai dampak yang
sangat penting bagi investor maupun perusahaan yang akan membayarkan
dividen. Besar kecilnya dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan
tergantung pada kebijakan dari masing-masing perusahaan, sehingga
pertimbangan manajemen sangat diperlukan. Ini dikarenakan adanya
perbedaan kepentingan pihak-pihak yang ada dalam perusahaan.
4
memiliki kemampuan membayar dividen diasumsikan oleh masyarakat
sebagai perusahaan yang menguntungkan. Demikian pihak manajemen
perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kebijakan dividen
diantaranya cash position dan market to book value of equity.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
1. Apa itu kebijakan dividen?
2. Apa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen?
3. Apa saja teori yang ada pada kebijakan dividen?
4. Bagaimana bentuk-bentuk rasio pada kebijakan dividen?
5. Apa saja aspek yang ada pada kebijakan dividen?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pengertian kebijakan dividen.
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.
3. Mendeskripsikan teori yang ada pada kebijakan dividen.
4. Menjelaskan bentuk-bentuk rasio kebijakan dividen.
5. Menjelaskan aspek yang ada pada kebijakan dividen.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
dalam bentuk dividen dan seberapa besar laba yang ditahan untuk
pembelanjaan intern perusahaan (Nurhayati, 2013). Menurut Agus Sartono
menyatakan bahwa kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada
pemegang saham atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi di masa datang. Dengan demikian laba ditahan
(retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling
penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan sedangkan dividen
merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau
“equity investors”. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba
sebagai dividen, hal ini akan mengurangi laba yang ditahan sehingga
mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya
jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka
kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
8
B. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Berikut berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen: (Sudana, 2011:170-171)
1. Dana yang dibutuhkan perusahaan
Apabila di masa yang akan datang perusahaan berencana
melakukan investasi yang membutuhkan dana yang besar, maka
perusahaan dapat memperolehnya melalui penyisihan laba ditahan.
Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, semakin
besar pula bagian laba yang ditahan di perusahaan atau semakin
kecil dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
2. Likuiditas
Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai atau
dividen saham. Perusahaan hanya mampu membayar dividen tunai
jika tingkat likuiditas (cash ratio) yang dimiliki perusahaan
mencukupi. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, semakin
besar dividen tunai yang mampu dibayar perusahaan kepada
pemegang saham, dan sebaliknya.
9
perusahaan mengumumkan penurunan dividen. Salah satu alasan
dari reaksi pasar terhadap informasi pengumuman dividen tersebut
adalah karena pemegang saham lebih menyukai pendapatan
sekarang, sehingga dividen berpengaruh positif terhadap harga
pasar saham. Selain itu, dividen yang meningkat dianggap
memberikan sinyal bahwa kondisi keuangan perusahaan baik, dan
sebaliknya dividen turun memberikan sinyal kondisi keuangan
perusahaan yang memburuk. Perubahan harga saham yang
mengikuti sinyal dividen disebut dengan information content
effect.
5. Pengendalian Perusahaan
Jika perusahaan membayar dividen yang besar,
kemungkinan perusahaan memperoleh dana dengan menjual saham
baru untuk membiayai peluang investasi yang dinilai
menguntungkan. Dalam kondisi demikian, kendali pemegang
saham lama atas perusahaan kemungkinan akan berkurang, jika
pemegang saham lama tidak berjanji untuk membeli tambahan
saham baru yang diterbitkan perusahaan.
6. Pembatasan yang diatur dalam perjanjian pinjaman dengan pihak
kreditor
Ketika perusahaan memperoleh pinjaman dari pihak
kreditur, perjanjian pinjaman tersebut sering disertai dengan
persyaratan-persyaratan tertentu. Salah satu bentuk persyaratan di
antaranya adalah pembatasan pembayaran dividen yang tidak
boleh melampaui jumlah tertentu yang disepakati. Tujuannya
adalah melindungi kepentingan pihak kreditur, yaitu kelancaran
pelunasan pokok pinjaman dan bunganya.
7. Inflasi
Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin turun daya beli
mata uang. Hal ini berarti perusahaan harus mampu menyediakan
dana yang lebih besar untuk membiayai operasi maupun investasi
10
perusahaan pada masa yang akan datang. Apabila peluang untuk
mendapatkan dana yang berasal dari luar perusahaan terbatas,
salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut adalah
melalui dana internal, yaitu laba ditahan. Dengan demikian, jika
inflasi meningkat, dividen yang dibayarkan akan berkurang, dan
sebaliknya.
11
perusahaan. Apabila dividen yang dibagikan semakin tinggi maka
akan menarik minat investor untuk melakukan investasi kembali
(reinvestment) diperusahaan tersebut.
12
mengubah kapitalisasi dalam pasar karena cara pembagiannya
yang mirip dengan stock split. Adapun cara pembayarannya adalah
dengan menambah jumlah saham sekaligus mengurangi nilainya
dari masing-masing saham.
4. Dividen Properti
Sesuai dengan namanya, dividen properti ini dibayarkan
dengan aset atau aktiva selain kas perusahaan. Bisa dalam bentuk
rumah yang memiliki nilai setara dengan dividen hasil persetujuan
rapat pemegang saham. Dividen ini dilakukan karena perusahaan
mengalami penurunan kas dalam membayar dividen tunai. Dividen
ini pun jarang dilakukan karena cukup rumit dan kurang disukai
oleh para pemilik saham.
13
5. Dividen Janji Utang (Skrip)
Metode pembayaran dividen skrip atau janji utang ini
dengan membuat janji utang perusahaan untuk para pemegang
saham. Pernyataan tentang pelunasan atau pembayaran utang yang
telah dijanjikan dalam jangka waktu tertentu. Dividen skrip ini
berarti mengakui adanya utang yang baru dan harus dicatat dalam
neraca. Terdapat pula bunga, sehingga perusahaan wajib membayar
bunga serta hutangnya kepada para pemilik saham.
14
Current Ratio yang tinggi memberikan indikasi
jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek, dalam arti
setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk
melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka pendeknya.
Akan tetapi current ratio yang tinggi akan berpengaruh
negatif terhadap kemampuan memperoleh laba
(rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar
atau mengalami pengangguran (Harjito dan Martono,
2012:56).
15
Rasio ini seperti current ratio tetapi persediaan tidak
diperhitungkan karena kurang likuid dibandingkan dengan
kas, surat berharga, dan piutang. Oleh karena itu, quick
ratio memberikan ukuran yang lebih akurat dibandingkan
dengan current ratio, tentang kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan
(Sudana, 2011:21).
16
mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran (Harjito dan
Martono, 2012:57).
17
d. Perputaran Aktiva ( Total Assets Turnover )
Total Assets Turnover mengukur perputaran dari
semua aset yang dimiliki perusahaan. Total Assets Turnover
dihitung dari pembagian antara penjualan dengan total
asetnya (Harjito dan Martono, 2012:59).
18
Bahwa debt to equity ratio mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal
sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh
karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk membayar semua
kewajibannya. Semakin besar proporsi utang yang
digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka
akan semakin besar jumlah kewajiban. Peningkatan hutang
pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba
bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk
dividen yang akan diterima, karena kewajiban tersebut
lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen. Jika
beban hutang tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk
membagi dividen akan semakin rendah, sehingga DER
mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio
(Prihantoro, 2003 dalam Aan, 2014:22-23).
19
dividen yang dibayarkan berdasarkan pada tingkat
keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat
keuntungan tinggi, maka besarnya dividen yang dibayarkan
cenderung tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan
rendah, maka besarnya dividen yang dibayarkan juga
cenderung rendah.
20
pihak manajemen, untuk mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh
aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, berarti semakin
efisien penggunaan aktiva perusahaan, atau dengan kata
lain dengan jumlah aktiva sama bisa dihasilkan laba yang
lebih besar, dan sebaliknya (Sudana, 2009:26).
21
BAB III
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Chen, Carl R dan Steiner, Thomas L. 1990. Managerial Ownership and Agency
Conflict : A Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial
Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Dividend Policy. The Financial
Review.Vol 34, hal 119-136.
Gordon, M.J., Dividends, Earnings and Stock Prices, Review of Economics and
Statistics,May 1959.
Harris Milton and Arthur Raviv, 1990, Capital Structure and Information Role of
Debt, Journal of Finance, 35 (2).
Harris Milton and Arthur Raviv, 1991, The Theory of capital Structure, The
Journal of Finance Vol.XL No.1: 297-355.
23
Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan
Keuangan dan Nilai Perusahaan Survey Pada Perusahaan Manufaktur di
PT. Bursa Efek Indonesia.Simposium Nasional Akuntansi XI, pontianak.
24