Anda di halaman 1dari 62

MAKALAH MANAJEMEN II

KEBIJAKAN DEVIDEN ( PAYOUT POLICY)


Dosen Pengampu :
IDA MUSDAFIA IBRAHIM.,SE.,M.M

Kelompok 3 :

1. Ammar Chairul Bilal ( 2021021023)


2. Fadia Syaibunnisyah ( 2021031010)
3. Filomena Weka ( 2019021049)
4. Marchel Adrian ( 2021021013)
5. Khofifah Nurul ( 2021021008)
6. Wahyu Stiven ( 2021031011)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


YAYASAN ADMINISTRASI INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu dan dapat
menyelesaikan makalah yang kami buat tentang Manajemen Keuangan II ini tepat pada
waktunya.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan

ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan

dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah, terutama kepada :

1. Dosen Manajemen Keuangan II STIE YAI Jakarta, Ida Musdafia Ibrahim.,SE.,M.M

2. Teman-teman kelompok 3, STIE YAI Jakarta.

Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT sebagai amal ibadah dan akan diberi balasan
berupa pahala yang berlipat ganda.

Makalah tentang Kebijikan Deviden ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu

tugas mata kuliah Manajemen Keuangan II . Penulis menyadari bahwa makalah ini masih

banyak kekurangannya baik bentuk, isi maupun teknik penyajiannya, oleh sebab itu kritikan

yang bersifat membangun dari berbagai pihak, akan penulis terima dengan tangan terbuka serta

sangat diharapkan. Semoga kehadiran makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

khususnya bagi Mahasiswa STIE YAI.

Jakarta, 30 Maret 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………….


1.1 Latar Belakang… .................................................................................... 1
1.2 Rumuusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuam .................................................................................................... 1
1.4 Manfaat .................................................................................................... 1

BAB 2 Pembahasan
2,1 Dasar – Dasar kebijakan pembayaran ...................................................... 2
Unsur kebijakan pembayaran .................................................................. 2
Tren pendapatan dan deviden… ............................................................ 2
Tren dividen dan pembelian kembali saham .......................................... 2
Mekanisme kebijakan pembayaran ........................................................ 2
2.2 Tata cara pembayaran deviden tunai ......................................................... 3
Prosuder pembelian kembali saham ................................................... 3
Prilaku pajak deviden dan pembelian kembali ..................................... 3
Rencana reinvestasi dividen ................................................................. 3
Reaksi harga saham terhadap pembayaran perusahaan ......................... 3
Relevansi kebiajakan pembayaran .........................................................3
2.3 Factory affecting dividen policy (factor yang mempengaruhi kebijakan deviden) ............ 4
Kendala hukum ........................................................................................ 4
Kontrak – kontrak ..................................................................................... 4
Prospek pertumbuhan ................................................................................ 4
Pertimbangan pemilik ................................................................................ 4
Pertimbangan pasar.....................................................................................4

2.4 Types of dividens policies ( jenis kebijakan dividen ......................................... 5


Kebijakan dividen rasio pembayaran konstan ............................................. 5
Kebijakan dividen regular… ........................................................................5
Kebijakan dividen regular dan ekstra rendah ............................................... 5
2.5 Other forms of dividens ( bentuk dividen lainnya)...............................................6
Dividen saham .............................................................................................. 6
Aspek akuntansi ........................................................................................... 6
Sudut pandang pemegang saham ................................................................ 6
Sudut pandang perusahaan ......................................................................... 6
Pemecahan saham ..................................................................................... 6
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................ 10

Daftar pustaka ......................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar
yang dimiliki.Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang
diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya.Dividenakan diterima
oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan cukup uang untuk membagi
dividen tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk
mengumumkan dividen. Dividen merupakan hak pemegang saham (common stock), untuk
mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan membagi
keuntungan dalam bentuk dividen semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama.
Namun pembagian dividen untuk pemegang saham preferen lebih diutamakan dari pembagian
dividen pemegang saham biasa.

Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang dihasilkan dari
pembagian dividen, dimana badan usaha menyerahkan sebagian labanya, untuk kepentingan
kesejahteraan pemegang saham.Dalam pembagian dividen ada istilah yaitu kebijakan dividen .
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna
diinvestasikann kembali di dalam perushaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu
perusahaan adalah keijakan yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat ini dan
pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham .Hal inilah yang melatar
belakangi penyusunan makalah ini, lebih lanjut penjelasan mengenai Kebijakan Dividenakan
dibahas dalam makaah ini secara lebih terperinci dan jelas.

1.1. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana konsep kebijakan dividen ?
1.2.2. Apa saja teori – teori kebijakan dividen ?
1.2.3. Bagaimana bentuk – bentuk kebijakan dividen ?
1.2.4. Apa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang saham ?
1.2.5. Apa saja aspek dalam kebijakan dividen ?

3
1.2. Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya
, maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu:
1.3.1. Menjelaskan konsep kebijakan dividen .
1.3.2. Mengetahui teori – teori kebijakan dividen .
1.3.3. Menjelaskan bentuk – bentuk kebijakan dividen .
1.3.4. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang saham .
1.3.5. Menjelaskan aspek - aspek dalam kebijakan dividen .

1.3. Kegunaan
Kegunaan dari penyusunan makalah ini , adalah sebagai berikut :
1.4.1. Dari aspek keilmuan (teoritis); makalah ini diharapkan agar menambah wawasan
pengembangan ilmu, khususnya ilmu pengetahuan manajemen keuangan yang berkenaan
dengan Kebijakan Dividen.
1.4.2. Dari aspek praktis; makalah ini diharapkan dapat membantu para siswa dalam memahami
dan mengetahui cara menentukan Kebijakan Dividen.

4
BAB II
PEMBAHASAN

14.1 DASAR – DASAR KEBIJAKAN PEMBAYARAN

Istilah kebijakan pembayaran mengacu pada keputusan yang dibuat perusahaan tentang
apakah akan mendistribusikan uang tunai kepada pemegang saham, berapa banyak uang tunai
untuk didistribusikan, dan bagaimana uang tunai didistribusikan. Meskipun keputusan ini
mungkin tampak kurang penting daripada keputusan investasi terkait, ini adalah keputusan
penting yang dihadapi manajer dan dewan secara teratur. Investor memantau dengan cermat
kebijakan pembayaran perusahaan, dan perubahan tak terduga dalam kebijakan ini dapat
memengaruhi harga saham perusahaan secara signifikan. Sejarah Whirlpool Corporation baru-
baru ini, yang disajikan secara singkat di bagian pembukaan bab ini, mengungkapkan banyak
dimensi penting dari kebijakan pembayaran.

1.1 UNSUR KEBIJAKAN PEMBAYARAN

Dividen bukan satu-satunya cara perusahaan dapat mendistribusikan uang kepada


pemegang saham. Perusahaan juga dapat terlibat dalam pembelian kembali saham, di mana
mereka biasanya membeli kembali sebagian saham biasa mereka yang beredar dengan
membelinya di pasar terbuka. Whirlpool Corporation, seperti banyak perusahaan lain,
menggunakan kedua metode tersebut untuk mendapatkan uang tunai kepada pemegang
sahamnya. Selain meningkatkan pembayaran dividennya, Whirlpool membeli kembali senilai
$525 juta saham biasa pada tahun 2016 dan berjanji untuk melanjutkan pembelian kembali
saham pada tahun 2017, meskipun arus kas bebas perusahaan pada tahun 2016 hanya sebesar
$543 juta. Dengan kata lain, menghitung nilai gabungan dari dividen Whirlpool dan pembelian
kembali saham, perusahaan membayar lebih dari 100% arus kas bebas tahun 2016 kepada
pemegang saham. Untuk melakukan ini, Whirlpool harus mengambil utang jangka panjang
tambahan. Ketika kami mengamati keputusan yang diambil perusahaan terkait pembayaran
kepada pemegang saham, beberapa pola umum muncul:

1. Perusahaan yang berkembang pesat umumnya tidak membayar uang tunai kepada
pemegang saham.
2. Perlambatan pertumbuhan, arus kas positif, dan kondisi pajak yang menguntungkan
dapat mendorong perusahaan untuk melakukan pembayaran tunai kepada investor.
Basis kepemilikan perusahaan juga dapat berperan penting dalam keputusan untuk
mendistribusikan uang tunai.
3. Perusahaan dapat melakukan pembayaran tunai melalui dividen atau pembelian
kembali saham. Banyak perusahaan menggunakan kedua metode tersebut. Dalam
5
beberapa tahun, lebih banyak uang tunai dibayarkan melalui pembagian sarang,
tetapi terkadang pembelian kembali saham lebih besar dari pembayaran dividen.
4. Ketika kondisi bisnis lemah, perusahaan lebih bersedia mengurangi pembelian
kembali saham daripada memotong dividen. Perusahaan bahkan mungkin mau
meminjam uang sementara untuk menghindari pemotongan dividen.

1.2 TREN PENDAPATAN DAN DIVIDEN

Gambar di atas mengilustrasikan tren jangka panjang dan pergerakan siklus pendapatan dan
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan besar AS yang merupakan bagian dari Indeks Saham
Gabungan 500 Standard & Poor. Angka tersebut memplot pendapatan bulanan dan pembayaran dividen
dari tahun 1950 hingga 2016. Baris atas mewakili laba per saham perusahaan dalam indeks S&P 500,
dan garis bawah mewakili dividen per saham. skala logaritmik, sehingga kemiringan setiap garis
mewakili tingkat pertumbuhan pendapatan atau dividen. Selama 67 tahun yang ditunjukkan pada
gambar, kedua garis cenderung memiliki kemiringan yang hampir sama, artinya pendapatan dan dividen
tumbuh pada tingkat yang sama ketika Anda mengambil perspektif jangka panjang. Sangat masuk akal
Perusahaan membayar dividen dari pendapatan, jadi agar dividen tumbuh dalam jangka panjang,
pendapatan juga harus tumbuh.

Kedua, seri pendapatan jauh lebih tidak stabil daripada seri dividen. Artinya, garis yang
menggambarkan laba per saham cukup bergelombang, tetapi garis dividen jauh lebih halus, yang
menunjukkan bahwa perusahaan tidak menyesuaikan pembayaran dividen mereka setiap kali laba
bergerak naik atau turun. Sebaliknya, perusahaan cenderung meratakan dividen, meningkatkannya
secara perlahan saat laba tumbuh dengan cepat dan mempertahankan pembayaran dividen, daripada
memotongnya, saat laba menurun.

6
1.3 TREN DIVIDEN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM

Ketika perusahaan ingin mendistribusikan uang tunai kepada pemegang saham, mereka dapat
membayar dividen atau membeli kembali saham yang beredar. Gambar 14.2 memplot dividen agregat
dan pembelian kembali saham dari tahun 1971 hingga 2016 untuk semua perusahaan A.S. yang terdaftar
di bursa saham A.S. Pandangan sekilas pada angka tersebut mengungkapkan bahwa pembelian kembali
saham memainkan peran yang relatif kecil dalam praktik pembayaran perusahaan pada tahun 1970-an.
Pada tahun 1971, misalnya, jumlah total dividen hampir $21,8 miliar, tetapi pembelian kembali saham
tahun itu hanya $1,1 miliar. Pada 1980-an, pembelian kembali saham mulai berkembang pesat dan
kemudian melambat lagi pada awal 1990-an. Nilai pembelian kembali saham agregat pertama kali
melampaui total pembayaran dividen pada tahun 2006. Tahun itu, perusahaan membayar dividen sebesar
$421 miliar, tetapi mereka membeli kembali saham senilai $565 miliar. Pembelian kembali saham terus
melebihi dividen selama 2 tahun lagi, memuncak pada $678 miliar pada tahun 2007. Pengejaran kembali
mundur selama 3 tahun berikutnya, tetapi kemudian mulai meningkat lagi pada tahun 2011, bersama
dengan dividen.

Sedangkan dividen agregat naik dengan lancar dari waktu ke waktu, Gambar diatas menunjukkan bahwa
pembelian kembali saham menunjukkan lebih banyak volatilitas. Penurunan terbesar dalam aktivitas
pembelian kembali terjadi pada tahun 1974-1975, 1981, 1986, 1989-1991, 2000-2002, dan 2008-2011.
Semua penurunan ini sesuai dengan periode ketika ekonomi AS terperosok atau baru saja keluar dari
resesi. Selama sebagian besar periode ini, dividen terus tumbuh sederhana. Hanya selama resesi yang
paling parah baru-baru ini, pembelian kembali saham dan dividen jatuh.

7
14.2 MEKANISME KEBIJAKAN PEMBAYARAN

Pada pertemuan triwulanan atau semesteran, dewan direksi perusahaan memutuskan apakah dan
dalam jumlah berapa dividen tunai harus dibayarkan. Jika area perusahaan menetapkan presen untuk
membayar dividen, keputusan berpacu dengan dewan biasanya apakah akan mempertahankan atau
meningkatkan dividen, dan keputusan itu adalah dasar.terutama pada kinerja perusahaan saat ini dan
kemampuannya untuk menghasilkan arus kas di masa depan. Dewan jarang memotong dividen kecuali
mereka percaya bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang tunai dalam bahaya serius,
Gambar 14.3 menunjukkan persentase perusahaan pembayar dividen AS yang meningkatkan,
menurunkan, atau mempertahankan pembayaran dividen mereka setiap tahun dari tahun 1960 hingga
2016. Angka tersebut tidak termasuk pembayar dividen dari jasa keuangan dan industri utilitas yang
diatur karena regulator sangat memengaruhi keputusan dividen perusahaan tersebut.

Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang membayar dividen
meningkatkan pembayarannya dari waktu ke waktu. Pada tahun-tahun tertentu, sekitar 62% paver
dividen menaikkan dividen mereka, yang kira-kira 5 kali lebih besar daripada persentase perusahaan
yang memotong dividen. Perhatikan, bagaimanapun, bahwa persentase perusahaan yang meningkatkan
dividen mereka sangat rendah pada tahun 1971, 2001, 2002, dan 2009. Pada masing-masing tahun
tersebut ekonomi AS sedang atau baru saja bangkit dari resesi. Memotong pembayaran dividen jelas
merupakan sesuatu yang coba dihindari perusahaan, karena kurang dari 13% perusahaan mengurangi
dividen dalam rata-rata tahun. Tetapi pemotongan dividen cenderung meningkat ketika terjadi resesi.
Lebih dari 28% perusahaan yang membayar dividen benar-benar memotong dividen mereka pada tahun
2009 karena ekonomi AS jatuh pingsan. Persentase perusahaan yang hanya mempertahankan dividennya
juga cenderung meningkat ketika kondisi bisnis lemah. Dalam satu tahun rata-rata sekitar 25%
perusahaan mempertahankan dividen tetap, tetapi pada tahun 1971 hampir 44% perusahaan memilih

8
untuk membayar dividen yang sama dengan yang mereka bayarkan pada tahun 1970. Faktanya, selama
periode 1960 hingga 2016, hanya ada tiga episode dalam di mana persentase perusahaan yang
mempertahankan atau memotong dividennya lebih besar daripada persentase perusahaan yang
meningkatkan dividennya: 1970 hingga 1971, 2000 hingga 2002, dan 2009. Ketiga periode tersebut
berhubungan dengan resesi.

2.1 TATA CARA PEMBAYARAN DIVIDEN TUNAI

Ketika direktur perusahaan mengumumkan dividen, mereka mengeluarkan pernyataan yang


menunjukkan jumlah dividen dan menetapkan tiga tanggal penting :
• Tanggal pencatatan
• tanggal ex-dividen
• dan tanggal pembayaran.

Semua orang yang namanya tercatat sebagai pemegang saham pada tanggal pencatatan menerima
dividen. Pemegang saham ini sering disebut sebagai pemegang rekor.Karena waktu yang dibutuhkan
untuk membuat entri pembukuan saat saham diperdagangkan, saham tersebut biasanya mulai menjual
ex dividen 2 hari kerja sebelum tanggal pencatatan. Investor yang membeli saham pada atau setelah
tanggal ex dividen tidak menerima dividen saat ini.

2.2 PROSEDUR PEMBELIAN KEMBALI SAHAM

Mekanisme pembayaran dividen tunai hampir sama untuk setiap dividen yang dibayarkan oleh
setiap perusahaan publik. Dengan pembelian kembali saham, perusahaan dapat menggunakan setidaknya
dua metode berbeda untuk mendapatkan uang tunai ke tangan pemegang saham. Metode yang paling
umum untuk melaksanakan program pembelian kembali saham disebut pembelian kembali saham
penanda terbuka. Dalam pembelian kembali saham pasar terbuka, seperti namanya, perusahaan hanya
membeli kembali sebagian saham mereka yang beredar di pasar terbuka. Perusahaan memiliki banyak
kebebasan mengenai kapan dan bagaimana mereka melakukan pembelian penanda terbuka ini. Beberapa
perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah tetap secara berkala. sedangkan perusahaan lain
mencoba untuk berperilaku lebih oportunistik, membeli lebih banyak saham retasan ketika menurut
mereka harga saham relatif rendah dan lebih sedikit saham ketika menurut mereka harganya tinggi.
Sebaliknya, perusahaan terkadang membeli kembali saham melalui penawaran tender sendiri hanya
dengan penawaran tender. Dalam pembelian kembali saham penawaran tender, perusahaan
mengumumkan harga yang bersedia dibayar untuk membeli kembali saham dan jumlah saham yang
9
diinginkan pada harga pasar saat ini.

Pemegang saham yang ingin berpartisipasi memberi tahu perusahaan berapa banyak saham yang
ingin mereka jual kembali ke perusahaan dengan harga yang disebutkan. Jika pemegang saham tidak
menawarkan untuk menjual kembali saham sebanyak yang diinginkan perusahaan untuk dibeli kembali,
perusahaan dapat membatalkan atau memperpanjang penawaran. Jika penawaran kelebihan permintaan,
artinya pemegang saham ingin menjual lebih banyak saham daripada yang ingin dibeli kembali oleh
perusahaan, perusahaan biasanya membeli kembali saham secara pro rata. Misalnya, jika perusahaan
ingin membeli kembali 10 juta saham, tetapi investor menawarkan untuk menjual 20 juta saham kembali
ke perusahaan, perusahaan akan membeli kembali setengah dari saham yang ditenderkan oleh masing-
masing pemegang saham.

Metode ketiga untuk membeli kembali saham disebut pembelian kembali saham lelang Belanda.
Dalam lelang Belanda, perusahaan menentukan kisaran harga yang diinginkan untuk membeli kembali
saham dan jumlah saham yang diinginkan. Investor dapat menawarkan saham mereka ke perusahaan
dengan harga berapa pun dalam kisaran yang ditentukan, yang memungkinkan perusahaan menelusuri
kurva permintaan untuk saham mereka. Yaitu, kurva permintaan menentukan berapa banyak saham yang
akan dijual kembali oleh investor ke perusahaan pada setiap harga dalam rentang penawaran. Analisis
ini memungkinkan perusahaan untuk menentukan kisaran penawaran harga minimum. Analisis ini
memungkinkan perusahaan untuk menentukan harga minimum yang diperlukan untuk membeli kembali
jumlah saham yang diinginkan, dan setiap pemegang saham menerima harga tersebut.

2.3 PERLAKUAN PAJAK DIVIDEN DAN PEMBELIAN KEMBALI

Selama bertahun-tahun, dividen dan pembelian kembali saham memiliki konsekuensi pajak yang
sangat berbeda. Dividen yang diterima investor umumnya dikenakan pajak dengan pajak penghasilan
biasa. Karena itu. jika sebuah perusahaan membayar $10 juta dalam bentuk dividen, pembayaran itu
akan memicu kemampuan pajak yang signifikan bagi pemegang saham perusahaan (setidaknya mereka
yang dikenai pajak penghasilan pribadi). Namun, ketika perusahaan membeli kembali saham, pajak yang
dipicu oleh jenis pembayaran tersebut umumnya jauh lebih rendah. Beberapa alasan menyebabkan
perbedaan ini. Hanya para pemegang saham yang menjual saham mereka sebagai bagian dari program
pembelian kembali yang memiliki kewajiban pajak langsung, Pemegang Saham yang tidak berpartisipasi
tidak berutang pajak apapun.
Selain itu, beberapa pemegang saham yang berpartisipasi dalam program pembelian kembali mungkin
tidak berutang pajak atas Dana yang mereka terima jika mereka adalah lembaga bebas pajak atau jika
10
mereka menjual saham mereka dengan kerugian. Konsekuensinya, investor umumnya dapat
mengharapkan untuk membayar jauh lebih sedikit pajak atas uang yang didistribusikan perusahaan
melalui pembelian kembali saham dibandingkan dengan uang yang dibayarkan sebagai dividen.
Perlakuan pajak yang berbeda itu sebagian menjelaskan semakin populernya program pembelian
kembali saham dalam beberapa dekade terakhir.Undang-Undang Rekonsiliasi Bantuan Pajak Pekerjaan
dan Pertumbuhan tahun 2003 secara signifikan mengubah perlakuan pajak atas dividen perusahaan untuk
sebagian besar pembayar pajak. Sebelum pengesahan undang-undang tahun 2003, dividen yang diterima
oleh investor dikenakan pajak sebagai penghasilan biasa dengan tarif setinggi 35%. Undang-undang
tahun 2003 mengurangi tarif pajak atas dividen perusahaan untuk sebagian besar pembayar pajak
menjadi tarif pajak yang berlaku untuk keuntungan dalam bentuk uang yang merupakan tingkat
maksimum 15%.

Perubahan ini secara signifikan mengurangi tingkat "pajak berganda" dari dividen, yang terjadi ketika
korporasi pertama kali dikenakan pajak atas pendapatannya dan kemudian pemegang saham membayar
pajak atas dividen yang mereka terima. Arus kas setelah pajak kepada penerima dividen jauh lebih besar
pada tarif pajak dividen yang lebih rendah, hasilnya adalah pembayaran dividen yang lebih tinggi oleh
perusahaan setelah pengesahan undang-undang tahun 2003. Beberapa perubahan pajak telah
diberlakukan sejak tahun 2003. Berdasarkan undang-undang perpajakan saat ini. pemegang saham
menghadapi tarif pajak atas dividen dan keuntungan modal serendah 0% atau setinggi 23,8%. tergantung
pada tingkat pendapatan mereka. Untuk detail lebih lanjut tentang perpajakan dividen dan keuntungan
dalam bentuk uang.

2.4 RENCANA REINVESTASI DIVIDEN

Saat ini, banyak perusahaan menawarkan rencana reinvestasi dividen (DRIPS), yang
memungkinkan pemegang saham menggunakan dividen yang diterima dari saham perusahaan untuk
memperoleh saham tambahan bahkan saham fraksional dengan sedikit atau tanpa biaya transaksi.
Beberapa perusahaan bahkan mengizinkan investor untuk melakukan pembelian awal saham perusahaan
langsung dari perusahaan tanpa melalui broker. Dengan DRIP, rencanakan partisipasi. celana biasanya
dapat memperoleh saham sekitar 5% di bawah harga pasar yang berlaku. Dari sudut pandangnya,
perusahaan dapat menerbitkan saham baru kepada peserta secara lebih ekonomis, menghindari biaya
underpricing dan flotasi yang akan menyertai penjualan publik saham baru. Keberadaan DRIP dapat
meningkatkan daya tarik pasar saham suatu perusahaan.

11
2.5 REAKSI HARGA SAHAM TERHADAP PEMBAYARAN PERUSAHAAN

Apa yang terjadi pada harga saham ketika perusahaan membayar dividen atau membeli kembali
saham? Secara teori, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini sangat mudah. Ambil pembayaran dividen.

Misalkan sebuah perusahaan memiliki aset $1 miliar. dibiayai seluruhnya oleh 10 juta lembar
saham biasa. Setiap saham harus bernilai $100 ($1 Milyar + 10.000.000 saham). Sekarang misalkan
perusahaan p $1 per saham dividen tunai, untuk pembayaran dividen total sebesar $10 juta. Aset
perusahaan turun menjadi $990 juta. Karena saham yang beredar tetap sebesar 10 juta, setiap saham
harus bernilai $99. Dengan kata lain, harga saham harus turun sebesar S1, sama persis dengan jumlah
dividen. Tepatnya, penurunan harga saham ini seharusnya terjadi bukan saat cek dividen dikirimkan
melainkan saat saham mulai diperdagangkan ex dividend. Untuk pembelian kembali saham, intuisinya
adalah "Anda mendapatkan apa yang Anda bayar". Dengan kata lain, jika perusahaan membeli kembali
saham pada harga pasar yang berlaku, pengurangan kas persis diimbangi dengan pengurangan jumlah
saham yang beredar, sehingga harga pasar saham harus tetap sama. Sekali lagi, pertimbangkan
perusahaan dengan aset $1 Milyar dan 10 Juta saham beredar senilai masing-masing $100 Katakanlah
perusahaan memutuskan untuk mendistribusikan $10 juta tunai dengan membeli kembali 100.000
saham. Setelah pembelian kembali selesai, aset perusahaan akan turun sebesar $10 juta menjadi $990
juta, tetapi saham yang beredar akan turun sebesar 100.000 menjadi 9.900.000. Oleh karena itu, harga
saham baru adalah $990.000.000 - 9.900.000, atau $100, seperti sebelumnya.Dalam praktiknya, pajak
dan berbagai ketidaksempurnaan pasar lainnya dapat menyebabkan perubahan harga saham yang
sebenarnya sebagai respons terhadap pembayaran dividen atau pembelian kembali saham menyimpang
dari apa yang kita harapkan dalam teori. Dalam kasus dividen, harga saham rata-rata turun pada tanggal
ex dividend, tetapi penurunan harga saham biasanya lebih kecil dari pembayaran dividen.

14.3 RELEVANSI KEBIJAKAN PEMBAYARAN

Literatur keuangan telah melaporkan banyak teori dan temuan empiris mengenai kebijakan
pembayaran. Meskipun penelitian ini memberikan beberapa wawasan menarik tentang kebijakan
pembayaran, penganggaran modal dan keputusan struktur modal umumnya dianggap lebih penting
daripada keputusan pembayaran. Dengan kata lain, perusahaan tidak boleh mengorbankan keputusan
investasi dan pembiayaan yang baik untuk kebijakan pembayaran yang kepentingannya dipertanyakan.
Sebagian besar teori yang telah diajukan untuk menjelaskan konsekuensi kebijakan pendukung telah
mengacu pada dividen. kebijakan dividen dan kebijakan pembayaran secara bergantian, yang berarti
12
bahwa kita tidak membuat perbedaan antara pembayaran dividen dan pembelian kembali saham dalam
teori yang mencoba menjelaskan apakah kebijakan ini berpengaruh pada nilai perusahaan.

3.1 TEORI DIVIDEN SISA

Teori sisa dividen adalah aliran pemikiran yang menyarankan bahwa dividen yang dibayarkan
oleh perusahaan harus dipandang sebagai sisa, yaitu jumlah yang tersisa setelah semua peluang investasi
yang dapat diterima telah dilakukan. Dalam mengumumkan kenaikan dividen. Tuan Fettig mengatakan
bahwa perusahaannya berfokus pada pengembalian uang tunai kepada pemegang saham, "sambil
mendanai merek dan program inovasi kami." dengan kata lain. Whirlpool pertama-tama akan mendanai
investasi yang diperlukan dalam bisnisnya, dan kemudian akan mengembalikan sisa uang tunai kepada
pemegang saham melalui dividen. Dengan menggunakan pendekatan residual ini, perusahaan akan
memperlakukan keputusan dividen

3.2 TEORI IRRELEVANSI DIVIDEN

Teori sisa dividen menyiratkan bahwa jika perusahaan tidak dapat menginvestasikan
pendapatannya untuk menerima pengembalian yang melebihi biaya modal, perusahaan harus
mendistribusikan pendapatan dengan membayar dividen kepada pemegang saham. Pendekatan ini
menunjukkan bahwa dividen lebih merupakan sisa pendapatan dari pada variabel keputusan aktif yang
mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tersebut sejalan dengan teori dividend irrelevance yang
dikemukakan oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliani. Mereka berpendapat bahwa nilai
perusahaan ditentukan semata-mata oleh kekuatan penghasilan dan risiko asetnya (investasi) dan bahwa
cara membagi aliran pendapatannya antara dividen dan dana yang ditahan secara internal (dan
diinvestasikan kembali) tidak mempengaruhi nilai ini. Teori Miller dan Modigliani menunjukkan bahwa
dalam dunia yang sempurna (kepastian, pajak, tidak ada biaya transaksi, dan tidak ada
ketidaksempurnaan pasar lainnya), nilai perusahaan tidak terpengaruh oleh pembagian dividen.

Salah satu ketidaksempurnaan pasar yang mungkin penting adalah perpajakan. Secara historis,
dividen biasanya dikenakan pajak dengan tarif yang lebih tinggi daripada capital gain. Perusahaan yang
membayar labanya sebagai dividen dapat memicu kewajiban pajak yang lebih tinggi bagi investornya
daripada perusahaan yang menahan laba. Karena perusahaan mempertahankan laba, harga sahamnya
akan naik, dan investor menikmati keuntungan modal. Investor dapat menunda pembayaran pajak atas
keuntungan ini tanpa batas waktu hanya dengan tidak menjual sahamnya. Bahkan jika mereka menjual
saham mereka, mereka mungkin membayar tarif pajak yang relatif rendah atas capital gain. Sebaliknya,
13
ketika sebuah perusahaan membayar dividen, investor segera menerima mobil dan membayar pajak
dengan tarif yang ditentukan oleh undang-undang perpajakan yang berlaku saat itu.

Meskipun diskusi ini menunjukkan bahwa menahan laba daripada membayarnya sebagai dividen
mungkin lebih baik bagi pemegang saham setelahnya, Mereka mengamati bahwa tidak semua investor
tunduk pada pendapatan perpajakan. Beberapa investor institusi, seperti dana pensiun, tidak membayar
pajak atas dividen dan capital gain yang mereka peroleh. Kebijakan pembayaran dari perusahaan yang
berbeda, kemudian, tidak berdampak pada pajak yang harus dibayar oleh investor tersebut.

3.3 ARGUMEN UNTUK RELEVANSI DIVIDEN

Kebijaksanaan yang berlaku pada saat itu adalah bahwa kebijakan pembayaran dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan karenanya memiliki relevansi. Argumen utama yang mendukung
teori relevansi dividen dikaitkan dengan Myron J. Gordon dan John Lintner, yang menyarankan bahwa
sebenarnya ada hubungan langsung antara kebijakan dividen perusahaan dan nilai pasarnya. Gordon dan
Lintner berpendapat bahwa pembayaran dividen saat ini mengurangi ketidakpastian investor,
menyebabkan investor mendiskontokan pendapatan perusahaan pada tingkat yang lebih rendah dan, jika
semuanya sama, menempatkan nilai yang lebih tinggi pada saham perusahaan. Sebaliknya, jika
perusahaan mengurangi atau tidak membayar dividen, ketidakpastian investor akan meningkat,
meningkatkan pengembalian yang diminta dan menurunkan nilai saham.

Mereka mengatakan bahwa investor yang menginginkan arus kas langsung dari perusahaan yang
tidak membayar dividen dapat dengan mudah menjual sebagian sahamnya. Ingatlah bahwa harga saham
perusahaan yang menahan laba harus naik seiring waktu karena kas menumpuk di dalam perusahaan.
Dengan menjual beberapa saham setiap kuartal atau setiap tahun, menurut Miller dan Modigliani,
investor dapat mereplikasi aliran arus kas yang sama yang akan mereka terima jika perusahaan telah
membayar dividen daripada menahan laba, dengan kata lain, investor dapat menciptakan dividen buatan
mereka sendiri" jika perusahaan memilih untuk tidak membayar dividen.

Studi telah menunjukkan bahwa perubahan besar dalam dividen mempengaruhi harga saham.
Peningkatan dividen menghasilkan harga saham yang lebih tinggi, dan penurunan dividen menghasilkan
harga saham yang lebih rendah. Salah satu interpretasi dari bukti ini adalah bahwa yang penting bukanlah
dividen itu sendiri melainkan kandungan informasi dari dividen.

sehubungan dengan laba masa depan. Dengan kata lain, investor memandang perubahan dividen,
14
naik atau turun, sebagai sinyal bahwa manajemen mengharapkan laba masa depan berubah ke arah yang
sama. Investor melihat peningkatan dividen sebagai sinyal positif, dan mereka menawar harga saham.
Mereka memandang penurunan dividen sebagai sinyal negatif yang menyebabkan investor menjual
sahamnya sehingga harga saham turun. Argumen lain yang mendukung gagasan bahwa dividen dapat
mempengaruhi nilai perusahaan adalah teori biaya keagenan. Ingat bahwa biaya agensi adalah biaya
yang timbul karena pemisahan antara pemilik perusahaan dan manajernya. Manajer terkadang memiliki
kepentingan yang berbeda dari pemilik. Manajer mungkin ingin menahan laba hanya untuk
meningkatkan ukuran basis aset perusahaan. Gengsi yang lebih besar dan mungkin kompensasi yang
lebih tinggi diasosiasikan dengan menjalankan perusahaan yang lebih besar. Pemegang saham
menyadari godaan yang dihadapi manajer, dan mereka khawatir laba ditahan mungkin tidak
diinvestasikan dengan bijak. Teori biaya keagenan mengatakan bahwa perusahaan yang berkomitmen
untuk membayar dividen meyakinkan pemegang saham bahwa manajer tidak akan menyia-nyiakan uang
mereka. Mengingat kepastian ini, investor akan membayar harga yang lebih tinggi untuk perusahaan
yang menjanjikan pembayaran dividen reguler.

Meskipun banyak argumen lain yang terkait dengan relevansi dividen telah dikemukakan, studi
empiris belum memberikan bukti yang secara meyakinkan menyelesaikan perdebatan tentang apakah
dan bagaimana kebijakan pembayaran mempengaruhi nilai persyaratan. Seperti yang telah kami
katakan, bahkan jika kebijakan dividen benar-benar penting, itu mungkin kurang penting daripada
keputusan lain yang dibuat oleh manajer keuangan, seperti keputusan untuk berinvestasi dalam proyek
baru yang besar atau keputusan tentang kombinasi hutang dan ekuitas apa yang harus dilakukan
perusahaan. digunakan untuk membiayai operasinya. Namun, sebagian besar manajer keuangan saat
ini, terutama yang menjalankan perusahaan besar, percaya bahwa kebijakan pembayaran dapat
mempengaruh nilai perusahaan.

14.4 FACTORS AFFECTING DIVIDEN POLICY ( FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DEVIDEN )

Kebijakan dividen adalah rencana tindakan yang harus diikuti setiap kali perusahaan membuat
keputusan dividen. Perusahaan mengembangkan metode operasi yang konsisten dengan tujuan mereka.
Sebelum kita melihat beberapa jenis kebijakan dividen yang populer, mari kita bahas lima faktor yang
dipertimbangkan perusahaan saat menetapkan kebijakan dividen. Ini adalah kendala hukum, persyaratan
kontrak, prospek pertumbuhan bisnis, pertimbangan pemilik dan pertimbangan pasar.

15
4.1 KENDALA HUKUM

Sebagian besar negara bagian melarang perusahaan membayar dividen tunai pada bagian mana
pun dari "modal legal" perusahaan, yang biasanya diukur dengan nilai nominal saham biasa. Negara-
negara lain tidak hanya menentukan nilai nominal saham yang terdiri dari modal legal, tetapi juga modal
disetor yang melebihi nilai nominal. Batas pengurangan modal ini biasanya dikenakan untuk
memastikan modal saham yang cukup untuk melindungi klaim kreditur. saham biasa, serta modal disetor
melebihi nilai nominal. Batas penurunan modal ini umumnya ditetapkan untuk memastikan ekuitas yang
cukup untuk melindungi klaim kreditur. Contoh menjelaskan definisi modal yang berbeda.

Contoh 14.4
Akun ekuitas pemegang saham Miller Flour Company, sebuah pengolah biji-bijian yang besar, disajikan dalam
tabel berikut.

Di negara bagian di mana modal legal perusahaan didefinisikan sebagai nilai nominal saham biasa,
perusahaan dapat membayar $340.000 ($200.000 + $140.000) dalam bentuk dividen tunai tanpa merusak
modalnya. Di negara bagian di mana modal legal perusahaan mencakup semua modal disetor,
perusahaan hanya dapat membayar $140.000 dalam bentuk dividen tunai.

Perusahaan terkadang memberlakukan persyaratan pendapatan yang membatasi jumlah dividen. Dengan
pembatasan ini, perusahaan tidak dapat membayar dividen tunai lebih banyak daripada jumlah laba
ditahan terakhir dan sebelumnya. Namun, perusahaan tidak dilarang membayar lebih banyak dividen
daripada pendapatannya saat ini.

Contoh 14.5
Asumsikan bahwa Miller Flour Company, dari contoh sebelumnya, pada tahun yang baru saja
berakhir memiliki laba $30.000 yang tersedia untuk dividen saham biasa. Seperti yang ditunjukkan tabel
pada Contoh 14.4, perusahaan telah melewati laba ditahan sebesar $140.000. Dengan demikian, secara
16
legal dapat membayar dividen hingga $170.000.

jika suatu perusahaan memiliki kewajiban yang telah jatuh tempo atau secara hukum bangkrut
atau bangkrut, sebagian besar negara bagian melarangnya membayar dividen tunai. Selain itu, Internal
Revenue Service melarang perusahaan mengumpulkan pendapatan untuk mengurangi pajak pemilik.
Jika IRS dapat menentukan bahwa suatu perusahaan telah mengakumulasi kelebihan laba untuk
memungkinkan pemilik menunda membayar pajak penghasilan biasa atas dividen yang diterima, itu
mungkin memungut pajak akumulasi laba berlebih atas setiap laba ditahan di atas $250.000 untuk
sebagian besar bisnis.

Selama krisis keuangan baru-baru ini, sejumlah lembaga keuangan menerima bantuan keuangan
federal. Perusahaan-perusahaan itu harus menyetujui pembatasan pembayaran dividen kepada pemegang
saham sampai mereka melunasi uang yang mereka terima dari pemerintah. Bank of America, misalnya,
memiliki lebih dari 30 tahun peningkatan dividen berturut-turut sebelum menerima uang talangan
federal.

4.2 KONTRAK KONTRAK

Sering kali, kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai dibatasi oleh ketentuan yang
membatasi dalam perjanjian pinjaman. Umumnya, kendala ini melarang pembayaran dividen tunai
sampai perusahaan mencapai tingkat pendapatan tertentu, atau mungkin membatasi dividen pada jumlah
dolar atau persentase pendapatan tertentu. Kendala pada dividen membantu melindungi kreditur dari
kerugian akibat kebangkrutan perusahaan.

4.3 PROSPEK PERTUMBUHAN

Persyaratan keuangan perusahaan secara langsung terkait dengan seberapa banyak yang
diharapkan tumbuh dan aset apa yang perlu diperoleh. Itu harus mengevaluasi profitabilitas dan
risikonya untuk mengembangkan wawasan tentang kemampuannya untuk meningkatkan modal secara
eksternal. Selain itu, perusahaan harus menentukan biaya dan kecepatan untuk memperoleh pembiayaan.
Umumnya, perusahaan niature besar memiliki akses yang memadai ke modal baru, sedangkan
perusahaan yang berkembang pesat mungkin tidak memiliki dana yang cukup untuk mendukung proyek-
proyek yang dapat diterima. Sebuah perusahaan pertumbuhan kemungkinan harus sangat bergantung
pada pendanaan internal melalui laba ditahan, sehingga kemungkinan hanya membayar sebagian kecil
dari pendapatannya sebagai dividen. Perusahaan yang lebih mapan berada dalam posisi yang lebih baik
17
untuk membayar sebagian besar pendapatannya, terutama jika memiliki sumber pembiayaan yang siap
pakai.

4.4 PERTIMBANGAN PEMILIK

Perusahaan harus menetapkan kebijakan yang memiliki efek menguntungkan pada kekayaannya
pemilik. Salah satu pertimbangannya adalah status pajak pemilik perusahaan. Jika suatu perusahaan
memiliki persentase besar pemegang saham kaya yang memiliki pendapatan cukup besar, mungkin
memutuskan untuk membayar persentase yang lebih rendah dari pendapatannya untuk memungkinkan
pemilik menunda pembayaran pajak sampai mereka menjual saham. Karena dividen tunai dikenakan
pajak ditingkat yang sama dengan keuntungan modal (sebagai akibat dari Undang-Undang Pajak 2003
dan 2012), strategi ini egy manfaat pemilik melalui penangguhan pajak bukan sebagai akibat dari pajak
yang lebih rendah kecepatan. Pemegang saham berpenghasilan rendah, bagaimanapun, yang
membutuhkan pendapatan dividen, akan untuk pembayaran pendapatan yang lebih tinggi.
Pertimbangan kedua adalah peluang investasi pemilik. Perusahaan tidak boleh menyimpan dana
untuk investasi dalam proyek yang menghasilkan pengembalian lebih rendah daripada yang dapat
diperoleh pemilik dari investasi eksternal dengan risiko yang sama. Jika tampaknya pemilik memiliki
peluang yang lebih baik secara eksternal, perusahaan harus membayar persentase yang lebih tinggi dari
pendapatannya. Jika peluang investasi perusahaan setidaknya sama baiknya dengan investasi eksternal
berisiko serupa, pembayaran yang lebih rendah dapat dibenarkan.

Pertimbangan terakhir adalah potensi dilusi kepemilikan. Jika perusahaan membayar persentase
pendapatan yang tinggi, modal ekuitas baru harus dinaikkan dengan saham biasa. Hasil dari penerbitan
saham baru mungkin merupakan dilusi dari kontrol dan pendapatan bagi pemilik yang ada. Dengan
membayar persentase yang rendah dari pendapatannya, perusahaan dapat meminimalkan kemungkinan
dilusi tersebut.

4.5 PERTIMBANGAN PASAR

Salah satu teori terbaru yang diusulkan untuk menjelaskan keputusan pembayaran perusahaan
disebut teori katering. Menurut teori katering, permintaan dividen investor berfluktuasi dari waktu ke
waktu. Misalnya, selama ledakan ekonomi yang disertai dengan kenaikan pasar saham, investor
mungkin lebih tertarik pada saham yang menawarkan prospek keuntungan modal yang besar. Ketika
ekonomi berada dalam resesi dan pasar saham jatuh, investor mungkin lebih memilih keamanan dividen.
Teori katering menunjukkan bahwa perusahaan lebih mungkin untuk memulai pembayaran dividen atau
18
meningkatkan pembayaran yang ada ketika investor menunjukkan preferensi yang kuat untuk dividen.
Perusahaan melayani preferensi investor.

14.5 Types Of Dividens Policies ( Jenis Kebijakan Dividen )


Perusahaan harus merumuskan kebijakan dividennya dengan dua tujuan :
• menyediakan pembiayaan yang cukup dan memaksimalkan kekayaan pemilik
perusahaan.
Tiga kebijakan dividen yang berbeda dijelaskan pada bagian berikut. Kebijakan dividen perusahaan
tertentu dapat menggabungkan elemen dari masing-masing.

5.1 KEBIJAKAN DIVIDEN RASIO PEMBAYARAN KONSTAN

Salah satu jenis kebijakan dividen melibatkan penggunaan rasio pembayaran tetap. Rasio
pembayaran dividen menunjukkan persentase setiap dolar yang diperoleh yang didistribusikan
perusahaan kepada pemilik dalam bentuk uang tunai. Itu sama dengan dividen kas perusahaan persaham
dibagi dengan laba per sahamnya. Dengan kebijakan dividen rasio pembayaran konstan, perusahaan
membayar persentase pendapatan tertentu kepada pemilik di setiap periode dividen. Masalah dengan
kebijakan ini adalah jika laba perusahaan turun atau jika terjadi kerugian dalam periode tertentu, dividen
mungkin rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Karena dividen sering dianggap sebagai indikator
kondisi dan status masa depan perusahaan, harga saham perusahaan dapat terpengaruh secara negatif.

Contoh 14.6
Peachtree Industries, penambang potasium, memiliki kebijakan membayar 40% pendapatan
dalam bentuk dividen tunai. Pada periode ketika terjadi kerugian, kebijakan perusahaan adalah tidak
membayar dividen kas. Data tentang pendapatan, dividen, dan harga saham rata-rata Peachtree selama
6 tahun terakhir akan menyusul.

19
Dividen meningkat di tahun 2017 dan di tahun 2018 namun menurun di tahun-tahun lainnya.
Pada tahun penurunan dividen, harga saham perusahaan turun; ketika dividen meningkat, harga saham
meningkat. Pembayaran dividen sporadis Peachtree tampaknya membuat pemiliknya tidak yakin tentang
pengembalian yang dapat mereka harapkan.

5.2 KEBIJAKAN DIVIDEN REGULER

Kebijakan dividen reguler didasarkan pada pembayaran dividen dolar tetap di setiap periode.
Seringkali, perusahaan yang menggunakan kebijakan ini meningkatkan dividen reguler setelah terjadi
peningkatan pendapatan yang berkelanjutan. Di bawah kebijakan ini, dividen hampir tidak pernah
berkurang.

Contoh 14.7

Kebijakan dividen Woodward Laboratories, produsen pemanis buatan yang populer, adalah
membayar dividen tahunan sebesar $1,00 per saham sampai pendapatan per saham melebihi $4,00
selama 3 tahun berturut-turut. Pada saat itu, dividen tahunan dinaikkan menjadi $1,50 per saham, dan
dataran pendapatan baru ditetapkan. Perusahaan tidak mengantisipasi penurunan dividennya kecuali
likuiditasnya dalam bahaya. Data pendapatan, dividen, dan harga saham rata-rata Woodward selama 12
tahun terakhir akan menyusul.

20
Apa pun tingkat pendapatannya, Woodward Laboratories membayar dividen sebesar $1,00 per
saham hingga 2016. Pada 2017, dividen meningkat menjadi $1,50 per saham karena laba yang melebihi
$4,00 per saham telah dicapai selama 3 tahun. Pada tahun 2017, perusahaan juga harus menetapkan
dataran pendapatan baru untuk kenaikan dividen lebih lanjut. Harga rata-rata per saham Woodward
Laboratories menunjukkan perilaku yang stabil dan meningkat terlepas dari pola pendapatan yang agak
fluktuatif.

5.3 KEBIJAKAN DIVIDEN REGULER DAN EKSTRA RENDAH

Beberapa perusahaan menetapkan kebijakan dividen reguler rendah dan ekstra, membayar
dividen reguler rendah, ditambah dengan dividen tambahan ("ekstra") ketika laba lebih tinggi dari
normal pada periode tertentu. Dengan menyebut dividen tambahan sebagai dividen ekstra, perusahaan
menghindari ekspektasi bahwa kenaikan dividen akan bersifat permanen. Kebijakan ini sangat umum di
antara perusahaan yang mengalami pergeseran siklis dalam pendapatan.
Dengan menetapkan dividen reguler yang rendah yang dibayarkan setiap periode, perusahaan
memberi investor pendapatan stabil yang diperlukan untuk membangun kepercayaan pada perusahaan,
dan dividen tambahan memungkinkan mereka berbagi pendapatan dari periode yang sangat baik.
Perusahaan yang menggunakan kebijakan ini dapat menaikkan tingkat dividen reguler setelah
peningkatan laba yang terbukti telah tercapai. Dividen ekstra seharusnya tidak menjadi acara reguler;
jika tidak, investor akan mulai melihatnya sebagai bagian dari dividen reguler yang dibayarkan oleh
perusahaan dan bereaksi terhadap pemotongan dividen tambahan dengan mengurangi harga saham.

14.6 OTHER FORMS OF DIVIDENS ( BENTUK DIVIDEN LAINNYA)

Dua transaksi umum yang mirip dengan dividen tunai adalah dividen saham dan pemecahan
saham. Meskipun dividen saham dan pemecahan saham terkait erat satu sama lain, efek ekonominya
sangat berbeda dengan dividen tunai atau pembelian kembali saham. Sedangkan dividen tunai dan
pembelian kembali secara mendasar mentransfer uang dari perusahaan ke investor, efek dividen saham
dan pemecahan saham sebagian besar bersifat kosmetik.

6.1 DIVIDEN SAHAM

Dividen saham adalah pembayaran, kepada pemilik yang ada, dari dividen dalam bentuk saham.
Seringkali perusahaan membayar dividen saham sebagai pengganti atau pelengkap dividen tunai. Dalam
dividen saham, investor hanya menerima saham tambahan sebanding dengan saham yang sudah mereka
21
miliki. Tidak ada uang tunai yang didistribusikan, dan tidak ada nilai riil yang ditransfer dari perusahaan
kepada investor. Sebaliknya, karena jumlah saham yang beredar meningkat, harga saham turun secara
kasar sejalan dengan jumlah dividen saham.

6.2 ASPEK AKUNTANSI

Dalam pengertian akuntansi, pembayaran dividen saham adalah pengalihan dana antara akun
ekuitas pemegang saham dan bukan arus keluar dana. Ketika sebuah perusahaan mengumumkan dividen
saham, prosedur pengumuman dan distribusinya sama dengan yang dijelaskan sebelumnya untuk
dividen tunai. Entri akuntansi yang terkait dengan pembayaran dividen saham bervariasi tergantung pada
ukurannya. Dividen saham kecil (biasa) adalah dividen saham yang mewakili kurang dari 20% sampai
25% saham biasa yang beredar saat dividen diumumkan. Dividen saham kecil adalah yang paling umum.

Contoh 14.8
Ekuitas pemegang saham saat ini di neraca Garrison Corporation, distributor lemari prefabrikasi,
seperti yang ditunjukkan pada akun berikut.

Garrison, yang memiliki 100.000 saham biasa beredar, mengumumkan dividen saham 10%
ketika harga pasar sahamnya adalah $15 per saham. Ketika Garrison menerbitkan 10.000 saham baru
(10% dari 100.000) dengan harga pasar yang berlaku $15 per saham, itu menggeser $150.000 ($15 per
saham x 10.000 saham) dari laba ditahan ke akun saham biasa dan modal disetor. Garrison
menambahkan total $40.000 ($4 par x 10.000 saham) ke saham biasa, dan menambahkan sisa $110.000
[($15-$4) 10.000 saham] ke modal disetor yang melebihi par. Saldo akun yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:

22
Total ekuitas pemegang saham perusahaan tidak berubah; perusahaan hanya memindahkan dana
di antara akun ekuitas pemegang saham.

6.3 SUDUT PANDANG PEMEGANG SAHAM

Pemegang saham yang menerima dividen saham biasanya tidak menerima apa pun yang bernilai.
Setelah perusahaan membayar dividen, nilai per saham dari saham pemegang saham berkurang
sebanding dengan dividen sedemikian rupa sehingga nilai pasar dari total kepemilikannya di perusahaan
tetap tidak berubah. Oleh karena itu, dividen saham biasanya tidak dikenakan pajak. Proporsi
kepemilikan pemegang saham di perusahaan juga tetap sama, dan selama pendapatan perusahaan tetap
tidak berubah, demikian juga nilai dolar dari bagiannya dari total pendapatan. (Namun, jika carnings
perusahaan dan dividen tunai meningkat ketika dividen saham dikeluarkan, kemungkinan akan terjadi
peningkatan nilai saham.)

6.4 SUDUT PANDANG PERUSAHAAN

Dividen saham lebih mahal untuk diterbitkan daripada dividen tunai, namun keuntungan tertentu
mungkin lebih besar daripada biaya ini. Perusahaan menemukan dividen saham sebagai cara untuk
memberi pemilik sesuatu tanpa harus menggunakan uang tunai. Umumnya, ketika perusahaan perlu
menyimpan uang tunai untuk membiayai pertumbuhan yang cepat, ia menggunakan dividen saham.
Ketika pemegang saham menyadari bahwa perusahaan menginvestasikan kembali arus kas untuk
memaksimalkan pendapatan masa depan, nilai pasar perusahaan setidaknya tidak berubah. Namun, jika
dividen saham dibayarkan untuk mempertahankan uang tunai untuk memenuhi tagihan yang jatuh
tempo, penurunan nilai pasar dapat terjadi.

6.5 PEMECAHAN SAHAM

Meski bukan jenis dividen, pemecahan saham memiliki efek pada harga saham perusahaan yang
serupa dengan dividen saham. Pemecahan saham adalah metode yang digunakan perusahaan untuk
menurunkan harga pasar saham mereka dengan menambah jumlah saham milik masing-masing
pemegang saham. Dalam pembagian 2-untuk-1, misalnya, perusahaan menukar dua saham baru untuk
setiap saham lama. Hasilnya adalah setiap saham baru bernilai sekitar setengah dari nilai setiap saham
lama. Pemecahan saham tidak berpengaruh pada struktur modal perusahaan dan biasanya tidak kena
pajak.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada pemegang saham.
Kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam membuat
keputusan dividen (dibagikan/ditahan). Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang
harus diperhatikan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena kebijakan dividen
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang dikelola itu sendiri,
maupun pihak lain seperti pemegang saham dan kreditur.

Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan pendanaan
perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan untuk
menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Faktor yang mempengaruhi
kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat
pertumbuhan perusahaan, pengawasan terhadap perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat
keuntungan, stabilitas return, dan akses kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu
pendapat tentang ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden
(relevant theory).Macam-macam kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang stabil, kebijakan
deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah ekstra tertentu, kebijakan deviden
dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan, dan kebijakan deviden yang stabil.

3.2 SARAN

Dalam mempelajari materi KEBIJAKAN DIVIDEN atau PEMBAYARAN DIVIDEN penyusun


menyarankan selain menguasai pengertian , konsep, kebijakan, pendekatan, dan factor – factor yang
mempengaruhi dividen, perlu juga mempergantikan dua aspek berikut ini. Pembagian dividen oleh
manajemen harus didasari dengan pertimbangan yang seksama , yaitu dengan memperhatikan sekurang
– kurangnya aspek keuangan dan hukum. Aspek keuangan wajib diperhatikan karna pembagian dividen
tidak dapat dilepaskan dari factor – factor keuangan yang antara lain mencakup kemampuan keuangan
perusahaan, proyeksi usaha perusahaan dan harapan pemegang saham secara ekonomi untuk
24
mendapatkan tingkat pengembalian dari investasi mereka .

25
DAFTAR PUSTAKA

PRINCIPLES OF MANAGERIAL FINANCE


FIFTEENTH EDITION
Chad J. Zutter. Scott B.Smart

26
MANAJ
EMEN K
EUANG
A N II
Dalam Istilah mengacu pada keputusan yang dibuat oleh perusahaan tentang, apakah
akan mendistribusikan uang tunai kepada pemegang saham, berapa banyak uang
tunai untuk
didistribusikan, dan bagaimana uang tunai didistribusikan.
Keputusan penting yang dihadapi manajer dan dewan secara teratur. Investor
memantau dengan cermat kebijakan pembayaran perusahaan, dan perubahan tak
terduga dalam kebijakan ini dapat memengaruhi harga saham perusahaan secara
signifikan.
dilakukannya dalam bentuk surat janji hutang. Yang nantinya,
perusahaan akan membayar dividen pada waktu dan dengan
jumlah sesuai yang tertera pada surat janji hutang. Lebih lanjut,
surat hutang akan dikenakan bunga (interest) hingga perusahaan mampu
membayarkan dividen tersebut kepada pemilik saham
Memiliki konsekuensi pajak yang sangat berbeda, Dividen yang diterima
investor umumnya dikenakan pajak dengan pajak penghasilan biasa. Karena
itu. jika sebuah perusahaan membayar $10 juta dalam bentuk dividen,
pembayaran itu akan
memicu kemampuan pajak yang signifikan bagi pemegang saham
perusahaan
(setidaknya mereka yang dikenai pajak penghasilan pribadi). Namun,
ketika perusahaan membeli kembali saham, pajak yang dipicu oleh jenis
pembayaran tersebut umumnya jauh lebih rendah.
Hal ini menunjukan bahwa adanya respon atau reaksi harga
saham terhadap kebijakan dividen yang dilakukan oleh
perusahaan, hal tersebut ditandai dengan adanya perbedaan
harga saham antara periode sebelum dengan setelah
pengumuman pembayaran dividen tunai, dimana periode
sebelum pengumuman memiliki nilai tinggi - rendah
Misalkan sebuah perusahaan memiliki aset $1 miliar. dibiayai seluruhnya oleh 10 juta
lembar saham biasa. Setiap saham harus bernilai $100 ($1 Milyar + 10.000.000 saham).
Sekarang misalkan perusahaan p $1 per saham dividen tunai, untuk pembayaran dividen
total sebesar $10 juta. Aset perusahaan turun menjadi $990 juta. Karena saham yang
beredar tetap sebesar 10 juta, setiap saham harus bernilai $99. Dengan kata lain, harga
saham harus turun sebesar S1, sama persis dengan jumlah dividen. Tepatnya, penurunan
harga saham ini seharusnya terjadi bukan saat cek dividen dikirimkan melainkan saat
saham mulai diperdagangkan ex dividend.

Untuk pembelian kembali saham, intuisinya adalah "Anda mendapatkan apa yang Anda
bayar". Dengan kata lain, jika perusahaan membeli kembali saham pada harga pasar yang
berlaku, pengurangan kas persis diimbangi dengan pengurangan jumlah saham yang
beredar, sehingga harga pasar saham harus tetap sama.

melaporkan banyak teori dan temuan empiris mengenai kebijakan


pembayaran. Meskipun penelitian ini
memberikan beberapa wawasan menarik tentang
kebijakan pembayaran, penganggaran modal dan
keputusan struktur modal umumnya dianggap lebih penting
daripada keputusan pembayaran.
Sebagian besar teori yang telah diajukan untuk menjelaskan
konsekuensi kebijakan pendukung telah mengacu pada dividen.
kebijakan dividen dan kebijakan pembayaran secara bergantian, yang
berarti bahwa kita tidak membuat perbedaan antara pembayaran
dividen dan pembelian kembali saham dalam teori yang mencoba
menjelaskan apakah kebijakan ini berpengaruh pada nilai perusahaan.
TEORIDIVIDENSISA aliran pemikiran peluang investasi yang dapat diterima telah
yang menyarankan bahwa dividen dilakukan.
yang dibayarkan oleh perusahaan TEORI IRRELEVAN DIVIDEN
harus dipandang sebagai sisa, yaitu menyiratkan bahwa jika perusahaan tidak
jumlah yang tersisa setelah semua dapat menginvestasikan pendapatannya
untuk menerima pengembalian
yang
melebihi biaya modal,
perusahaan harus
mendistribusikan pendapatan
dengan membayar dividen
kepada pemegang saham
pada saat itu adalah bahwa kebijakan pembayaran dapat meningkatkan nilai
perusahaan dan karenanya memiliki relevansi. Argumen utama yang
mendukung teori relevansi dividen dikaitkan dengan Myron J.
Gordon dan John Lintner, yang menyarankan bahwa sebenarnya ada
hubungan langsung antara kebijakan dividen perusahaan dan nilai
pasarnya. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa pembayaran dividen
saat ini mengurangi ketidakpastian investor, menyebabkan investor
mendiskontokan pendapatan perusahaan pada tingkat yang lebih rendah
dan, jika semuanya sama, menempatkan nilai yang lebih tinggi pada
saham perusahaan.
rencana tindakan yang harus diikuti setiap kali perusahaan membuat
keputusan dividen.
Perusahaan mengembangkan metode operasi yang konsisten dengan tujuan
mereka
Lalu ada lima faktor yang dipertimbangkan

01KENDALAHUKUM 02 KONTRAK KONTRAK

Sebagian besar negara kemampuan perusahaan untuk 03PROSPEK PERTUMBUHAN bagian


melarang membayar dividen tunai Persyaratan keuangan perusahaan perusahaan untuk dibatasi oleh
ketentuan yang secara langsung terkait dengan membayar dividen tunai membatasi dalam perjanjian
seberapa banyak yang diharapkan
tumbuh dan aset apa yang perlu
pinjaman
status pajak pemilik perusahaan. Jika suatu
04 PERTIMBANGAN PEMILIK perusahaan memiliki persentase besar
pemegang saham kaya yang memiliki menawarkan prospek keuntungan modal yang
pendapatan cukup besar, mungkin besar.
memutuskan untuk membayar persentase
yang lebih rendah dari pendapatannya
untuk memungkinkan pemilik menunda
pembayaran pajak sampai mereka menjual
saham
diperoleh.

05 PERTIMBANGAN PASAR

menjelaskan keputusan pembayaran


perusahaan disebut teori katering / permintaan
dividen investor berfluktuasi dari waktu ke
waktu. Misalnya, selama ledakan ekonomi yang
disertai dengan kenaikan pasar saham, investor
mungkin lebih tertarik pada saham yang
ada 3 jenis kebijakan dividen yaitu :
•KEBIJAKAN DIVIDEN RASIO Contoh 14.6
PEMBAYARAN KONSTAN => melibatkan Peachtree Industries, penambang potasium, memiliki
kebijakan membayar 40% pendapatan dalam bentuk
tetap
penggunaan rasio pembayaran dividen tunai. Pada periode ketika terjadi kerugian,
kebijakan perusahaan adalah tidak membayar dividen
kas. Data tentang pendapatan, dividen, dan harga saham
ratarata Peachtree selama 6 tahun terakhir akan menyusul.
Dividen meningkat di tahun 2017 dan di tahun
2018 namun menurun di tahun-tahun lainnya.
KEBIJAKAN DIVIDEN REGULER DAN
EKSTRA RENDAH=> ketika laba lebih
tinggi dari normal pada periode tertentu
Dengan menyebut dividen tambahan sebagai dividen ekstra,
perusahaan menghindari ekspektasi bahwa kenaikan dividen akan
bersifat permanen. Kebijakan ini sangat umum di antara
perusahaan yang mengalami pergeseran siklis dalam pendapatan.
Dengan
menetapkan dividen reguler yang rendah yang dibayarkan setiap periode,
perusahaan memberi investor pendapatan stabil yang
diperlukan untuk membangun kepercayaan pada perusahaan, dan dividen
tambahan memungkinkan mereka berbagi pendapatan dari
periode yang sangat baik.

Ada Dua transaksi umum yang mirip dengan dividen


tunai adalah dividen saham dan pemecahan saham. Meskipun
dividen saham dan
pemecahan saham terkait erat satu sama lain, efek
ekonominya sangat berbeda dengan dividen tunai atau pembelian kembali
saham.
Sedangkandividen tunai dan pembelian kembali secara mendasar mentransfer
uang dari perusahaan ke investor, efek dividen saham dan pemecahan saham
sebagian besar bersifat kosmetik.
Dividen saham adalah pembayaran, kepada pemilik yang ada, dari dividen
dalam bentuk saham. Seringkali perusahaan membayar dividen saham
sebagai pengganti atau pelengkap dividen tunai. Dalam dividen saham,
investor hanya menerima saham tambahan sebanding dengan saham yang
sudah mereka miliki. Tidak ada uang tunai yang didistribusikan, dan tidak
ada nilai riil yang ditransfer dari perusahaan kepada investor. Sebaliknya,
karena jumlah saham yang beredar meningkat, harga saham turun secara
kasar sejalan dengan jumlah dividen saham.
Dalam pengertian akuntansi, pembayaran dividen saham adalah
pengalihan dana antara akun ekuitas pemegang saham dan bukan
arus keluar dana. Ketika sebuah
perusahaan mengumumkan dividen saham, prosedur
pengumuman dan distribusinya sama dengan yang
dijelaskan sebelumnya untuk dividen tunai. Entri akuntansi
yang terkait dengan pembayaran dividen saham bervariasi
tergantung pada ukurannya.
Pemegang saham yang menerima dividen saham biasanya tidak menerima apa
pun yang bernilai. Setelah perusahaan membayar dividen, nilai per saham dari
saham pemegang saham berkurang sebanding dengan dividen sedemikian rupa
sehingga nilai pasar dari total kepemilikannya di perusahaan tetap tidak berubah.
Oleh karena itu, dividen saham biasanya tidak dikenakan pajak. Proporsi
kepemilikan pemegang saham di perusahaan juga tetap sama, dan selama
pendapatan perusahaan tetap tidak berubah, demikian juga nilai dolar dari
bagiannya dari total pendapatan.
Adalah metode yang digunakan perusahaan untuk menurunkan harga pasar
saham mereka dengan menambah jumlah saham milik masing-masing
pemegang saham. Dalam pembagian 2-untuk-1, misalnya, perusahaan
menukar dua saham baru untuk setiap saham lama. Hasilnya adalah setiap
saham baru bernilai sekitar setengah dari nilai setiap saham lama.
Pemecahan saham tidak berpengaruh pada struktur modal perusahaan dan
biasanya tidak kena pajak.
Dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan
kepada pemegang saham.Kebijakan dividen adalah kebijakan
pembagian
pendapatan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen
(dibagikan/ditahan). Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor
penting yang harus diperhatikan oleh manajemen dalam mengelola
perusahaan. Hal ini karena kebijakan dividen memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang
dikelola itu sendiri, maupun pihak lain seperti pemegang saham dan
kreditur.

Anda mungkin juga menyukai