Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI KEUANGAN II

LABA PER LEMBAR SAHAM

Disusun oleh :
NEZAR NOVANKA FERRARI (1801035014)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur sehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala Rahmat dan hidayah-
Nya pada akhirnya penulis dapat meyelesaikan dan menyusun makalah tentang
‘’Laba Perlembar Saham” ini dengan baik dan tanpa kendala yang berarti. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam proses ajar-mengajar dalam kelas
yang akan di diskusikan bersama teman-teman lainnya . Maka dari itu
penulis anjurkan untukmembaca makalah ini dengan seksama agar dapat
menambah ilmu atau wawasan itu sendiri. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu
dengan senang hati dan berbesar hati penulis menerima semua kritik dan saran
yang sifatnya membangun dan membersemangat demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Samarinda, 07 Maret 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan Makalah ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Laba Perlembar Saham ( Earning Per Share/EPS…..................... 4
B. Penilaian Laba Perlembar Saham ( EPS )....................................................... 5
C. Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham……..6
D. LABA PERSAHAM : Perhitungan dan Analisis............................................7
E. Struktur Modal yang Kompleks.......................................................................7
F. Perhitungan Dasar…....................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam
laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksterna
lperusahaan. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan
yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi
kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, dan menaksir risiko
investasi.
Perhatian para investor yang terpusat pada informasi laba membuat
manajemen memanipulasi data dengan cara meratakan laba. Perataan laba adalah
cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang
dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik melalui metode
akuntansi atau transaksaksi. Telah diketahui, bahwa tujuan perusahaan adalah
untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk itu perusahaan telah bekerja
keras dan tetap optimis untuk mencapai perkembangan usaha yang lebih baik
dengan menerapkan strategi-strategi baru yang inovatif.
Ketika perusahaan telah berkembang dan memerlukan tambahan dana untuk
melakukan ekspansi usahanya yang tidak dapat dipenuhi dari sumber pembiayaan
internal perusahaan itu sendiri, maka banyak sumber dana luar yang dapat
dimanfaatkan misalnya sumber pembiayaan tradisional yaitu perbankan.
Namun alternatif yang lebih menarik dan lebih modern adalah melakukan
penerbitan surat berharga, salah satunya adalah saham biasa, yang dimanfaatkan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana sehingga kegiatan ekonomi
diberbagai sektor dapat ditingkatkan. Selain itu, perusahaan harus membagikan
dividen kepada para investor. Sebagai investor yang melakukan analisis investasi
membutuhkan informasi untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan
datang. Informasi tersebut adalah laba persaham (Earning Per Share) dan dividen
per lembar saham (Dividend Payout Ratio).Laba per saham dijadikan dasar untuk

1
menaksir dividen, sehingga dividen mengandung informasi mengenai persepsi
manajemen terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Keputusan manajemen ini sangat fital, karena akan menentukan kelangsungan
hidup dan nilai perusahaan. Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham
terhadap perusahaan, maka perusahaan harus menunjukkan kinerja yang baik dan
menyampaikan informasi yang cukup bagi pemegang saham mengenai
perkembangan perusahaan dan pengumuman mengenai pembagian dividen.
Peningkatan dividen akan menambah kepercayaan pemegang saham terhadap
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang terbaik. Dari penjelasan
diatas, dapat disimpulkan bahwa dividen per saham yang diterapkan oleh
perusahaan akan berpengaruh pada harga pasar saham. Pada penelitian ini, maka
perusahaan yang sudah Listing di BEI sebagai obyek penelitian mengingat kinerja
perusahaan tersebut sudah terpercaya, termasuk perusahaan yang aktif dalam jual
beli saham dan merupakan perusahaan yang sudah go public (perusahaan yang
sudah trdaftar diBEI).
Dengan adanya bermacam kesimpulan yang berbeda dari penelitian-
penelitian terdahulu, maka peneliti berusaha mengadakan penelitian untuk
mengetahui apakah dividen dibagikan perusahaan kepada pemegang saham akan
berpengaruh terhadap harga saham. Penilaian saham umumnya menggunakan
analisis fundamental. Analisis fundamental yangterdiri dari analisis industri,
analisis pasar dan analisis perusahaan. Setiap penilaian saham dipengaruhi oleh
proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi
laba,proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian
dividen. Faktor lain yang dapat mempengaruhi penilaian saham adalah kendala
eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa
saham (Weston dan Brigham:2006). Pendekatan yang digunakan untuk menilai
saham adalah Dividend discounted model (DDM), free cash flow model dan relati
vevaluation. Dividend discounted model merupakan salah satu pendekatan untuk 
penilaian saham yang sering digunakan dan pendekatan yang paling sederhana.
Didalam pendekatan dividend discounted model terdapat komponen yang bisa
mempengaruhi penilaian saham, yaitu dividend persharesgrowth dan return yang

2
diharapkan. Tingkat pertumbuhan biasanya dicari dengan
dividend growth ataupun
dengan dengan metode economy nominal growth rate dan ustainable growth rate.
Berdasarkan uraian diatas terdapat beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut
yaitu. Pertama, kurangnya hubungan antar dividen per share dengan harga saham
pada perusahaan. Kedua, kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai PSAK 56
tentang Laba Per Saham. Permasalahan mengenai PSAK 56 sangat menarik
untuk dibahas. Maka dari itu penulis tertarik untuk menuangkannya dalam sebuah
makalah yang berjudul “PSAK 56 : Laba Per Saham” 

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS ) ?
2. Apa yang dimaksud Penilaian Laba Perlembar Saham ( EPS ) ?
3. Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham ?
4. Apa itu LABA PERSAHAM : Perhitungan dan Analisis ?
5. Apa yang dimaksud Struktur Modal yang Kompleks ?
6. Bagaiman cara Perhitungan Dasar ?

B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS )
2. Untuk mengetahui Penilaian Laba Perlembar Saham ( EPS )
3. Untuk mengetahui Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan
Harga Saham
4. Untuk mengetahui LABA PERSAHAM : Perhitungan dan Analisis
5. Untuk mengetahui Struktur Modal yang Kompleks
6. Untuk mengetahui Perhitungan Dasar

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS )


Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang
harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu
perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan
untuk semua pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio yang
menunjukkan berapa besar keuntungan(return) yang diperoleh investor atau
pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry, 2001 : 139).
Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan
calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal
ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham
biasa dan menggambarkan prospekearning perusahaan. di masa depan.
Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang
besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
perusahaan (Lukman Syamsudin, 1992 : 66). Secara singkat dapat peneliti
simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan
pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang
saham.
Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan. bisa diketahui
dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung
berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.
Earning per share atau laba per lembar saham adalah suatu analisis yang
penting di dalam laporan keuangan perusahaan. Earning per share memberikan
informasi kepada para pihak luar (ekstern) seberapa jauh kemampuan perusahaam
menghasilkan laba untuk tiap lembar yang beredar.
Sebagai indikator keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa yang
akan datang, earning per share memberikan gambaran yang penting dari
keberhasilan itu. Namun demikian earning per share bukan satu-satunya alat
penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini masih harur dikombinasikan dengan alat
yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh.

4
Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan
manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS).
Sedangkan jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para
investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden.
Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan
perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada para
investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan
tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per
lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan
tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang
saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat diartikan sebagai berikut :
Menurut Larson dkk ( 2000:579 ) laba per lembar saham ( ESP )
adalah :“Earning Per Share, also called net income per share, is the amount of
income earned per each share of company’s outstanding common stock.”
(Laba Per Saham, juga disebut laba bersih per saham, adalah jumlah pendapatan
yang diterima per setiap saham biasa yang beredar perusahaan).
Menurut Besley dan Brigham ( 2000:83 ) laba per lembar saham (EPS),
adalah : “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the
items of on the income statement.” (Laba Per Saham disebut garis bawah yang
menunjukkan bahwa dari semua item pada laporan laba rugi).
Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih
perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat
dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham
(EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam
mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

B. Penilaian Laba Perlembar Saham ( EPS )


Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang
disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah

5
memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan
keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba.
Neraca menunjukan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal sendiri
pada waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang
diperoleh, berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh
perusahaan pada periode waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun).
Alasan mengapa laba per lembar saham (EPS) disajikan di laporan laba rugi
menurut Niswonger dkk ( 2000:14 ) adalah :
“Jumlah absolute laba bersih sulit untuk dipakai mengevaluasi profitabilitas
perusahaan jika jumlah modal pemegang saham banyak berubah. Dalam kasus
seperti itu profitabilitas perusahaan dapat dinyatakan dengan laba per lembar
sahm (EPS).”Sedangkan perhitungan laba per lembar saham (EPS) menurut
Niswonger dkk ( 2001:15 ) adalah :
“Jika sebuah perusahaan hanya memiliki saham biasa yang beredar, maka laba per
lembar saham biasa ditentukan dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham
biasa yang beredar. Jika ada saham preferen sebelum di bagi dengan jumlah
saham biasa yang beredar.”

C. Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham


Penelitian di Indonesia mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan
harga saham sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan
keuangan menghasilkan bahwa 52,86% responden mengandalkan laporan
keuanagn. Hasil yang lain menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor
dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham (Triyono dan
Jogiyanto,2004:24).
Triyono (1998) menguji informasi arus kas dari aktivitas pendanaan,
investasi, operasi, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel
pada penelitian yang di lakukan adalah 34 perusahaaan manufaktur yang Go
Public di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara
arus kas, maupun ketiga komponen adalah return saham.
Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif

6
atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya.
Motif-motif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.

D. LABA PERSAHAM : Perhitungan dan Analisis


Laba per saham (earnings per share-EPS) sangat banyak digunakan dalam
mengevaluasi kinerja operasi dan profitabilitas suatu perusahaan. Dilusi (dilution)
merupakan pengurangan laba per saham atau peningkatan kerugian per saham
yang berasal dari efek dilutive yang dikonversi menjadi laba per saham, eksekusi
opsi dan waran, atau pengeluaran saham tambahan sesuai dengan kontrak tertentu.
Struktur Modal Sederhana
Struktur Modal Sederhana hanya terdiri atas saham biasa dan efek yang tidak
dapat dikonversi dan tidak memiliki efek dilusi yang potensial. Untuk perusahaan
dengan struktur modal sederhana, diwajibkanpenyajian satu laba per saham yang
dihitung sebagai berikut :

Laba operasi−Dividensaham prioritas


EPS     =                         
Rata−rata tertimbang saham biasa yang beredar

E. Struktur Modal yang Kompleks


Perusahaan dianggap memiliki struktur modal yang kompleks jika perusahaan
memiliki efek berpotensi dilusi seperti efek yang dapat dikonversi, opsi dan
waran, dan perjanjian pengeluaran saham sejenisnya. Lebih dari 25% perusahaan
yang sahamnya diperdagangkan untuk umum memiliki efek berpotensi dilusi.
Untuk perusahaan dengan struktur modal yang kompleks, diwajibkan penyajian
dua laba per saham yaitu EPS basic dna EPS diluted. Rumus perhitungan EPS
basic sama dengan rumus pada EPS basic struktur modal sederhana. Sedangkan
untuk EPS diluted : Pembilang untuk EPS diluted menyesuaikan laba bersih
terhadap dampak berikut efek yang dapat dikonversi atau opsi dieksekusi :

7
1. Jika saham preferen yang dikonversi menjadi saham biasanya, maka dividen
saham preferen harus dikeluarkan karena diasumsikansaham preferen tidak
lagi beredar.
2. Jika obligasi yang dikonversi, beban sahambiasa, maka dividen saham bersih.
Ini dilakukan dengan menambahkan kembali jumlah bunga yang terjadi
setelah dikurangi pajak.

F. Perhitungan Dasar
Earning per share pada dasarnya dihitung melalui perhitungan berikut ini:

Laba operasi−Dividensaham prioritas


EPS     =               
Rata−rata tertimbang saham biasa yang beredar

Contoh:
PT MyCom Computer mempunyai modal saham biasa yang beredar dalam tahun
2015 sebanyak 1000 lembar. Pendapatan bersih dalam tahun 2015 sebesar Rp.
1.500.000,- . Semua saham sudah beredar sejak awal tahun 2015 dan tidak ada
saham prioritas.
Pendapatan per lembar saham PT MyCom Computer untuk tahun 2015 sebesar :

1.500.000−0
EPS = = Rp 1.500
1000

BAB III
PENUTUP

8
A. Kesimpulan
Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang
harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu
perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan
untuk semua pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio yang
menunjukkan berapa besar keuntungan(return) yang diperoleh investor atau
pemegang saham per lembar saham.
Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat
yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS). Sedangkan
jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor
tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden.

DAFTAR PUSTAKA

9
http://wahyunatalia.blogspot.com/2011/05/pengertian-laba-per-lembar-
saham.html
https://id.scribd.com/doc/316663376/Makalah-Laba-Per-Saham
https://dosen.stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/05_LABA-PER-
LEMBAR-SAHAM.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai