1. Menetapkan misi
Misi adalah tujuan atau alasan mengapa perusahaan itu berdiri. Misi, berupa tujuan mendasar
dan unik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Misi,
mengidentifikasi jangkauan operasi perusahaan dengan produk yang ditawarkan dan pasar yang
dilayani. Misi, mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan pandangan
elemen yang bersangkutan yang telah dijelaskan pada lingkungan kerja perusahaan.
2. Tujuan
Tujuan adalah Hasil akhir aktivitas perencanaan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil
dari penyelesaian misi. Perusahaan harus menetapkan tujuan secara jelas, seperti halnya,
a. Laba bersih yang harus dicapai
b. Biaya yang akan digunakan
c. Pertumbuhan yang diharapkan
d. Sumber daya yang diharapkan
e. Upah atau gaji pekerja
f. Pangsa pasar
g. Inovasi dan kreatifitas
3. Strategi
Strategi merupakan rumusan perencanaan kompherensif tentang bagaimana perusahaan akan
mencapai misi dan tujuan perusahaan. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan
meminimalkan keterbatasan bersaing.
4. Kebijakan
Kebijakan adalah Pedoman luas untuk pengambilan keputusan perusahaan secara keseluruhan.
Dan pedoman luas yang menghubungkan perumusan strategi dan implementasi.Kebijakan
perusahaan merupakan pedoman luas untuk divisi guna mengikuti strategi perusahaan.
Kebijakan tersebut diinterpretasikan dan diimplementasikan melalui strategi dan tujuan divisi
masing-masing. Kemudian divisi-divisi mengembangkan kebijakan sendiri-sendiri, yang akan
menjadi pedoman bagi wilayah fungsionalnya yang akan diikuti.
Evaluasi Strategik
Strategi yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi. Evaluasi diperlukan untuk mempelajari
strategi tersebut berhasil atau gagal. Proses evaluasi juga bisa dijadikan pembelajaran untuk
proses perumusan strategi selanjutnya. Perusahaan biasanya melihat keberhasilan strategi dari
beberapa faktor seperti peningkatan penjualan,pendapatan perusahaan atau posisi perusahaan
setelah strategi dilaksanakan.
Richard Rumelt memberikan 4 (empat) kriteria dalam mengevaluasi strategi. Keempat kriteria
tersebut diantaranya
1. Konsistensi
Ada 3 tanda permasalahan organisasi dapat menyebabkan strategi yang tidak konsisten. Ketiga
tanda tersebut yaitu :
a. Jika permasalahn manajerial berlanjutkan dengan berubahnya personil dan jika mereka
bergantung pada dasar isu yang ada bukan pada orangnya.
b. Jika sukses dari satu organisasi berarti kegagalan dari organisasi lainnya.
c. Jika permasalahan kebijakan dan isu berlanjut pada resolusi tingkat atas.
2. Kecocokan
Faktor internal dan eksternal perushaan harus dicocokkan. Sebuah strategi harus dapat
merepresentasikan respon adaptif pada lingkungan eksternal serta perubahan yang terjadi.
3. Kemungkinan
Sebuah strategi jangan sampai membuat permasalahan baru yang sulit untuk
diselesaikan. Pada evaluasi strategi, penting untuk mengetahui apakah organisasi mempunyai
kemampuan,kompetensi,keterampilan,dan bakat yang diperlukan untuk strategi yang diberikan.
4. Keuntungan
Sebuah strategi harus dapat menyediakan pembuatan atau pengaturan dari keunggulan
kompetitif. Keunggulan kompetitif normalnya merupakan hasil dari 3 hal yaitu sumber daya,
skill,dan posisi.
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlu
mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha
untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-
faktor eksternal dan internal selalu berubah.
Tiga Macam Aktivitas Mendasar Untuk Mengevaluasi Strategi
a. Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
b. Mengukur prestasi,
c. Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi
di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan
fungsional.
Syarat-Syarat Umum Evaluasi
a. Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan
evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Kesahihan dapat diterjemahkan pula
sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi atau tes dan tidak
terhadap instrument itu sendiri.
b. Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan yakni tingkat kepercayaan
bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat.
c. Kepraktisan
Kepraktisan merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Kepraktisan evaluasi terutama
dipertimbangkan saat memilih tes atau instrumen evaluasi lain yang dipubliksikan oleh suatu
lembaga. Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada
instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi, memperoleh
hasil, maupun kemudahan dalam menyimpannya.