Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

KEBIJAKAN DIVIDEN (Dividend Policy)

Dosen pengampu : Alfurkaniati SE.,M.Si., Ak., CA

Kelompok 10 :

Adithya Saputra (215310102)

Annisa Wicha Nurul Jamilah (215310195)

Khohharudin Solihin (215310464)

Nurul Hasanah (215310262)

Nurul Syafika (215310228)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Kebijakan Dividen”ini tepat pada waktunya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi semuanya dalam
rangkamenambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kamiberharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
dimasa yang akan datang.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun
yangmembacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendirimaupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapatkesalahan baik dari segi kata, pengejaan maupun materi dan kami memohon kritik dan
saranyang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Pekanbaru , 09 Desember 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3. Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1. Konsep Kebijakan Dividen............................................................................................................3
2.2. Teori – teori Kebijakan Dividen....................................................................................................4
2.3. Bentuk – bentuk Kebijakan Dividen.............................................................................................6
2.4. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Asset Pemegang Saham..........................................7
2.5. Aspek – Aspek Dalam Kebijakan Dividen.....................................................................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................14
3.1. KESIMPULAN..............................................................................................................................14
3.2. SARAN........................................................................................................................................15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

2.2.1. Latar Belakang

Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding


dengan jumlah lembar yang dimiliki.Biasanya dividen dibagikan dengan interval
waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan
pada waktu yang bukan biasanya.Dividen akan diterima oleh pemegang saham
hanya apabila ada usaha akan menghasilkan cukup uang untuk membagi dividen
tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk
mengumumkan dividen. Dividen merupakan hak pemegang saham (common
stock), untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan
memutuskan membagi keuntungan dalam bentuk dividen semua pemegang
saham mendapatkan haknya yang sama. Namun pembagian dividen untuk
pemegang saham preferen lebih diutamakan dari pembagian dividen pemegang
saham biasa.
Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang
dihasilkan dari pembagian dividen, dimana badan usaha menyerahkan sebagian
labanya, untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham.Dalam pembagian
dividen ada istilah yaitu kebijakan dividen . Dalam penelitiannya, Pettit (1972)
melakukan uji pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham di sekitar
tanggal pengumuman dividen. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa harga
saham menyesuaikan secara cepat terhadap pengumuman dividen. Secara
keseluruhan hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengumuman dividen
merupakan informasi yang substansial bagi investor(Sofyaningsih and
Hardiningsih 2011).
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau
menahannya guna diinvestasikann kembali di dalam perushaan. Kebijakan
dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah keijakan yang menciptakan

1
kesimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang
sehingga memaksimumkan harga saham .Hal inilah yang melatar belakangi
penyusunan makalah ini, lebih lanjut penjelasan mengenai Kebijakan
Dividenakan dibahas dalam makaah ini secara lebih terperinci dan jelas.

2.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun


permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1.2.1. Bagaimana konsep kebijakan dividen ?
1.2.2. Apa saja teori – teori kebijakan dividen ?
1.2.3. Bagaimana bentuk – bentuk kebijakan dividen ?
1.2.4. Apa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang
saham ?
1.2.5. Apa saja aspek dalam kebijakan dividen ?

2.2.3. Tujuan

Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu:
1.3.1. Menjelaskan konsep kebijakan dividen .
1.3.2. Mengetahui teori – teori kebijakan dividen .
1.3.3. Menjelaskan bentuk – bentuk kebijakan dividen .
1.3.4. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang
saham .
1.3.5. Menjelaskan aspek - aspek dalam kebijakan dividen .

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Kebijakan Dividen

2.2.4.Pengertian Kebijakan Dividen

Pengertian kebijakan dividen (Deviden Police) menurut Agus Sartono


(2008:281) menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa
datang” .
Pengertian kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto (2008:265)
menyatakan bahwa :
“ Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan
pembagian pendapatan (earning) antara pengguna pendapatan untuk
dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk
digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus
ditanam di dalam perusahaan ” .
Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudana
(2011:167) menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan
perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal
perusahaan.Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan
mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan”.
Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah
satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan

3
perusahaan sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan
kepada para pemeganf saham atau (equity inventors).
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen,
maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total
sumber dana intern atau internal financial. Sebaliknya jika perusahaan
memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan
pembentukan dana intern akan semakin besar.
Dari beberapa pengertian kebijakan dividen tersebut diatas dapat
ditarik pengertian secara keseluruhan bahwa kebijakan dividen
menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna
diinvestasikann kembali di dalam perushaan. Kebijakan dividen yang
optimal pada suatu perusahaan adalah keijakan yang menciptakan
kesimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang
sehingga memaksimumkan harga saham .

2.2. Teori – teori Kebijakan Dividen

2.2.5.Teori Ketidakrelevanan Dividen ( Devidend Irrelevance Theory)

Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak


mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap
biaya modalnya.Jika kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan, maka hal tersebut tidak relevan.

Pendukung dari tidak relevannya kebijakan dividen adalah Modigliani-


Miller (MM).Mereka berpendapat bahwa bagaimanapun kebijakan
dividen itu memang tidak mempengaruhi harga saham maupun
kemakmuran pemegang saham.Lebih lanjut MM berpendapat bahwa nilai
perusahaan ditentukan oleh earning power dan asset perusahaan
tersebut.Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan
investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan

4
dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi
nilai perusahaan.
MM menyatakan bahwa dividen tidak relevan berdasarkan asumsi-
asumsi di bawah ini:
1. Pasar modal sempurna, di mana para investor mempunyai
kesamaan informasi, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pajak.
2. Para investor bersifat rasional.
3. Semua peserta pasar bersifat price-taker.
4. Adanya unsur ketidakpastian bagi arus pendapatan masa datang
dan para investor mempunyai informasi yang sama.
5. Manajer dalam pengambilan keputusannya mengenai produksi
dan investasinya disesuaikan dengan informasi tersebut.
6. Untuk memisahkan pengaruh dividen dan pengaruh leverage,
maka semua perusahaan dianggap memiliki rasio D/S sama.
7. Perusahaan-perusahaan semestinya memiliki kelas risiko yang
sama.
8. Perusahaan dengan produksi yang sekarang memiliki yield yang
sama.

2.2.6.Teori Bird in the Hand

Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John Lintner
(1956) yang berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun
apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan, karena para investor kurang
yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gain) yang
dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan seandainya para investor
menerima dividen. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa sesungguhnya
investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen
daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal.

5
MM dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan
tidak tergantung pada kebijakan dividen, yang menyiratkan bahwa
investor tidak peduli antara dividen dengan keuntungan modal. MM
menamakan pendapat Gordon-Lintner sebagai kekeliruan bird-in-the-
hand, yakni: mendasarkan pada pemikiran bahwa investor memandang
satu burung di tangan lebih berharga dibandingkan seribu burung di
udara. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai dividend payout
ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan yang tinggi pula.
Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan
untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari
perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak
kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka
panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan
oleh kebijakan pembagian dividen.

2.2.7.Residual Devidend Policy

Menurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan kebijakan


dividen setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai.
Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan merupakan ‘sisa’ (residual)
setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis dibiayai.

2.3. Bentuk – bentuk Kebijakan Dividen

2.3.1.Kebijakan Dividen yang Stabil (Stable Dividend-Per-Share Policy)

Kebijakan dividen yang stabilyakni jumlah pembayaran dividen itu


sama besarnya dari tahun ke tahun. Salah satu alasan mengapa suatu
perusahaan itu menjalankan kebijakan dividen yang stabil adalah untuk
memelihara kesan para investor terhadap perusahaan tersebut, sebab
apabila suatu perusahaan menerapkan kebijakan dividen yang stabil

6
berarti perusahaan tersebut yakin bahwa pendapatan bersihnya juga stabil
dari tahun ke tahun, meskipun perusahaan mengalami kerugian.
2.3.2.Kebijakan Dividen Dengan Penetapan Jumlah Dividen Minimal Plus
Jumlah Ekstra Tertentu

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar


saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik
perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal
tersebut.

2.3.3.Kebijakan Dividend Rayout Ratio(DPR)yang Tetap (Constant


Dividend Payout Ratio Policy).

Dalam hal ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai dengan


jumlah laba bersih, tetapi rasio antara dividen dan laba ditahan adalah
tetap. Deviden yang dibayar berfluktuasi tergantung besarnya keuntungan
bagi pemegang saham.Misalnya DPO 60% dari keuntungan. Jika
keuntungan Rp 1 miliar, maka deviden yang dibayarkan sebesar 60% x
Rp 1 Milyar = Rp 600 juta.
2.3.4.Kebijakan Dividen yang Fleksibel

Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout


ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan
posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang
bersangkutan.
a. Laba per lembar saham (Earning per share)
EPS dihitung dengan rumus :
Laba bagi pemegang saham
EPS =
Jumlah lembar saham yang beredar

2.4. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Asset Pemegang Saham

7
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba sebagai
deviden atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan
(laba ditahan).Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung
kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan
pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Konsekuensinya,
tugas manajer keuangan dituntut untuk bisa menentukan kebijakan dividen yang
optimal, yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan
pertumbuhan dimasa mendatang(Hairudin, Bakti, and Rachmadi 2020). Oleh
karena itu, dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat
memaksimalkan nilai perusahaan. Berdasarkan pada pemikiran di atas, penulis
mencoba untuk melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul “Analisis
Faktor-faktor Kebijakan Dividen dan Pengaruhnya Terhadap Harga
Saham” .Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kebijakan
dividen yang meliputi posisi solvabilitas, posisi likuiditas, tingkat keuntungan
(ROA), dan ukuran perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap
nilai perusahaan yang tercermin pada harga pasar saham perusahaan pada sektor
industri perbankan tahun 2003. Dalam penelitian ini unit observasi yang
digunakan adalah 19 perusahaan pada sektor industri perbankan yang sudah go
public atau sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.Metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda.Berdasarkan pengujian secara
simultan, faktor-faktor kebijakan dividen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap harga pasar saham perusahaan dengan nilai koefisien determinasi
sebesar 44.02%.Berdasarkan pengujian secara parsial, hanya terdapat faktor
kebijakan dividen yang berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham
perusahaan, yaitu tingkat keutungan (ROA). Sedangkan tiga faktor kebijakan
dividen lainnya, yaitu posisi solvabilitas, posisi likuiditas, dan ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan(Hairudin
and Desmon 2020).

8
2.5. Aspek – Aspek Dalam Kebijakan Dividen

2.5.1.Dividen Saham (Stock Devidend)

Dividen saham (stock dividen), yaitu dividen yang dibagikan


perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham
perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan menjadi bertambah. Jadi,
pemberian stock dividen ini dilakukan dengan cara mengubah sebagian
laba ditahan (retained earnings) menjadi modal saham yang pada
dasarnya tidak mengubah jumlah modal sendiri. Namun demikian cash
flow perusahaan tidak terganggu karena perusahaan tidak perlu
mengeluarkan uang tunai. Peristiwa ini dilakukanjika posisi kas
perusahaan atau likuiditas diperlukan oleh perusahaan. Investor dalam hal
ini akan memiliki lebih banyak saham tetapi laba per lembar saham lebih
rendah. Proporsi pemilikan investor tidak mengalami perubahan.
Pengaruh kebijakan dividen terhadap :
a) Neraca
Pengaruh stock dividen terhadap neraca adalah merubah
jumlah total saham menjadi meningkat , sehingga laba , dividen ,
dan harga per saham seluruhnya menurun . Dengan menggunakan
dividen saham , nilai nominal tetap , tettapi pos akuntansi
mengadakan pemindahan modal dari rekening laba yang ditahan
ke rekening saham biasa dan modal disetor (paid-in capital) .
Pemindahan modal dari laba yang ditahan dihitung dengan
rumus :
Jumlah uang yang dipindahkan dari laba ditahan = jumlah lembar
saham yang beredar x presentase dividen saham x Harga pasar
saham
b) Harga Saham

9
Jika dividen saham disertai dengan kenaikan dividen tunai ,
nilai saham perusahaan akan meningkat . Sebaliknya jika dividen
saham tidak disertai dengan kenaikan dividen tunai , atau dilusi
laba dan dividen per saha menyebabkan nilai saham akan
menurun dengan persentase sebesar dividen saham. Jadi Faktor
fundamental yang menentukan harga adalah laba dan dividen
tunai per saham .

2.5.2.Pemecahan Stock (Stock Splits)

Pemecahan Stock (Stock Splits)yaitu pemecahan selembar saham


menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split
adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian, sebenarnya
stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain
stock split  tidak mempunyai nilai ekonomis. Melakukan pemecahan
dalam hal, yaitu menambah jumlah saham dengan cara melalui
pengurangan nilai nominalnya.

2.5.3.Pembelian Kembali Saham (Repurchasing of Stocks)

Sebagai alternatif pemberian deviden berupa uang tunai, perusahaan


dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham dengan cara
membeli kembali saham perusahaan (repurchasing stock). Saham yang
dibeli kembali itu akan dibukukan sebagai perkiraan Treasury Stock.
Dengan dibelinya kembali sebagian saham, maka jumlah saham yang
beredar akan berkurang, bila diasumsikan pembelian kembali saham ini
tidak memberi pengaruh negative terhadap keuntungan perusahaan, maka
EPS akan meningkat, yang akan, meningkatkan harga pasar saham.
Kenaikan harga pasar saham itu akan memberikan capital gains sebagai
ganti deviden kepada para pemegang sahamnya.

10
Keuntungan dan Kerugian Pembelian Kembali Saham

1. Keuntungan

Dari Sudut Pandang Pemegang Dari Sudut Pandang Manajemen


Saham
a. Pengumuman pembelian a. Dapat digunakan untuk akuisisi
kembali sering kali dipandang atau untuk jadi cadangan saham
sebagai sinyal positif oleh jika opsi saham digunakan , atau
investor karena seringkali obligasi konvertibel ditukar
didorong oleh keyakinan pihak dengan saham , atau hak
manajemen bahwa harga membeli saham dilaksanakan
saham perusahaan terlalu oleh pemegang saham .
rendah .
b. Para pemegang saham dapat b. Manajemen enggan menaikkan
memilih apakah akan menjual dividen kecuali kenaikan
atau tidak saham yang tersebutdapat dipertahankan
dimilikinya . dimasa mendatang.

c. Dapat menghilangkan blok c. Dapat digunakan untuk


saham yang besar yang berarti merombak struktur modal .
bursa serta menekan harga per
saham.
d. Jika para pemegang saham
adalah orang yang memiliki
kelebihan kas yang banyak dan
memiliki sebagian besar saham
perseroan kemungkinan besar
mereka lebih suka untuk
membeli kembali saham
daripada membagikan dividen

11
disebabkan faktor pajak.

2. Kerugian

Dari Sudut Pandang Pemegang Dari Sudut Pandang Manajemen


Saham
a. Dividen tunai dianggap lebih a. Ditinjau dari segi hokum ,
dapat diandalkan disbanding mengandung sejumlah risiko
pembelian kembali saham. tertentu dalam hal pembayaran.
b. Pada umumnya perusahaan b. Kemungkinan dilakukan
melakukan pembelian kembali penyidikan jika perusahaan
sahamnya guna memanipulasi harga sahamnya.
menghindarkan kemungkinan
adanya gugatan pemegang
saham.
c. Perusahaan mungkin
membayar harga yang terlalu
tinggi atas saham yang dibeli
kembali sehingga merugikan
pemegang saham yang tidak
menjual sahamnya .
Contoh:

PT Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri


manufaktur yang memproduksi produk-produk perlengkapan busana
wanita dan pria. Pada tahun 2005 memperoleh laba sebesar Rp 550 juta
dan 50% dari jumlah tersebut akan dibagikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk pembelian kembali saham. Jumlah saham yang
beredar saat ini adalah sebanyak 1.100.000 lembar dengan harga pasar
sebesar Rp 2.500,- per lembar saham. Manajer keuangan saat ini
menawarkan kepada mereka yang mau menjual kembali saham biasa

12
yang dimilikinya seharga Rp 2.750,- jadi seolaholah menawarkan cash
dividend Rp 250 per lembar saham. Berdasarkan data tersebut,carilah:

a. Laba per saham dan P/E Ratio sebelum kebijakan pembelian


kembali saham.        
b. Laba per saham setelah kebijakan pembelian kembali
saham.          
c. Harga saham setelah kebijakan pembelian kembali saham dengan
asumsi P/E Ratio konstan.
Jawab:
EAT = 550 juta          
Payout Ratio = 50%      
Outstanding share = 1,1 juta  
P saham = Rp 2500 / lembar  
P treasury stock = Rp 2750 / lembar  
a. Sebelum kebijakan pembelian saham:         
EPS = Rp.550,- juta / 1,1 juta = Rp 500 /lembar       
Price <- PER = 2500 / 500 = 5           
EPS
b. Setelah kebijakan pembalian kembali saham:         
EAT untuk treasury stock = ½ x Rp.550,- juta
= Rp.275,- juta                    
Jumlah saham yang dapat ditarik kembali = 275 juta / 2750 = 100
ribu lembar        
EPS = Rp.550,- juta / 1 juta = Rp 550,- / lembar       
c. P saham = PER X EPS = 5 x Rp 550,- = Rp 2.750,-

13
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada


pemegang saham. Kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian pendapatan yang
harus diikuti dalam membuat keputusan dividen (dibagikan/ditahan).

Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang harus


diperhatikan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena kebijakan
dividen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan
yang dikelola itu sendiri, maupun pihak lain seperti pemegang saham dan kreditur.

Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan


keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi
kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan untuk menambah
modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Faktor yang
mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana
untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan, pengawasan terhadap
perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas return, dan akses
kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang
ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden
(relevant theory).Macam-macam kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang
stabil, kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah

14
ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang
konstan, dan kebijakan deviden yang stabil.

3.2.SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian dan pembahasan


maka terdapat beberapa saran sebagai berikut :

1. Karena keputusan Kebijakan Dividen memiliki dampak yang cukup


besar terhadap investor dan perusahaan, maka manajemen perusahaan
harus dapat mengembangkan kebijakan dividen agar dapat memuaskan
investor dengan pembagian keuntungan dan memaksimalkan kekayaan
perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan.

2. kebijakan dividen mempengaruhi nilai secara signifikan serta


kesejahteraan para pemegang saham. Perusahaan harus memperhatikan
faktor-faktor kebijakan dividen yang signifikan mempengaruhi harga
saham pasar perusahaan, yaitu tingkat pengembalian (ROA) baik faktor-
faktor dari dalam perusahaan maupun faktorfaktor dari luar perusahaan.

3. Bagi pihak akademis dan peneliti yang tertarik untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai masalah faktor-faktor kebijakan dividen yang meliputi
posisi solvabilitas, posisi likuiditas, tingkat pengembalian (ROA), dan
ukuran perusahaan, alangkah lebih baiknya untuk dapat menambahkan
keakuratan penelitian ini. Selain itu, disarankan sebaiknya meneliti faktor-
faktor kebijakan dividen lainnya yang mungkin dapat memberikan hubungan
secara signifikan terhadap harga pasar perusahaan. Dengan objek yang lebih

15
luas, tidak hanya pada sektor industri perbankan / financial tetapi juga
ditambah pada sektor industri lainnya.

Daftar Pustaka

Anonim. 2014. Manajemen Keuangan (Deviden). [online].


http://achtighk.blogspot.com/.

Rudi Hartono. 2011. Makalah Kebijakan Deviden. [online].


http://odytanpar.blogspot.com/2011/07/kebijakan-deviden.html.

Anonim. 2011. Kebijakan Dividen. [online].


http://iamluckyone.blogspot.com/2011/05/kebijakan-dividen.html.

Muzakar Kohar. 2014. Kebijakan Dividen. Bandung

Hairudin, Hairudin, Umar Bakti, and Agung Rachmadi. 2020. “Implikasi


Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dan Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Intervening (Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2016).” Jurnal Manajemen Bisnis 17(2): 150.
Hairudin, Hairudin, and Desmon Desmon. 2020. “THE EFFECT OF CAPITAL
STRUCTURE ON FIRM VALUE BY USING DIVIDEND POLICY AS AN
INTERVENING VARIABLE (Study on Pharmaceutical Sub Sector
Companies).” DIMENSIA (Diskursus Ilmu Manajemen STIESA) 17(1): 70–87.
Sofyaningsih, Sri, and Pancawati Hardiningsih. 2011. “195-Article Text-387-1-10-
20120202.” Dinamika.

16

Anda mungkin juga menyukai