Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah, maakalah ini yang berjudul
“KEBIJAKAN DEVIDEN” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Lanjutan. Pada kesempatan ini penulis menucapkan banyak terima kasih kepada
dosen mata kuliah Manajemen Keuangan yang telah memberikan materi untuk
menyelesaiakan makalah singkat ini. Selain itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.

Manado, 29 April 2023

Tutiyawati Topowiro Alfira F Samual

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................I

DAFTAR ISI...................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.1 Tujuan Makalah.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Konsep Kebijakan Deviden...................................................................................3
2.2 Teori-teori Kebijakan Deviden..............................................................................7
2.3 Bentuk-bentuk Kebijakan Dividen........................................................................9
2.4 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Aset Pemegang Saham................10
2.5 Aspek-aspek Dalam Kebijakan Dividen..............................................................11

BAB II PENUTUP.......................................................................................................14
KESIMPULAN.............................................................................................................14
SARAN.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSAKA.....................................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding
dengan jumlah lembar yang dimiliki.Biasanya dividen dibagikan dengan
interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen
tambahan pada waktu yang bukan biasanya.Dividenakan diterima oleh
pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan cukup uang
untuk membagi dividen tersebut dan apabila dewan direksi menganggap
layak bagi perusahaan untuk mengumumkan dividen. Dividen merupakan hak
pemegang saham (common stock), untuk mendapatkan bagian dari
keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan membagi keuntungan
dalam bentuk dividen semua pemegang saham mendapatkan haknya yang
sama. Namun pembagian dividen untuk pemegang saham preferen lebih
diutamakan dari pembagian dividen pemegang saham biasa.
Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan
yang dihasilkan dari pembagian dividen, dimana badan usaha menyerahkan
sebagian labanya, untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham.Dalam
pembagian dividen ada istilah yaitu kebijakan dividen .
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau
menahannya guna diinvestasikann kembali di dalam perushaan. Kebijakan
dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah keijakan yang
menciptakan kesimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa
mendatang sehingga memaksimumkan harga saham .Hal inilah yang melatar
belakangi penyusunan makalah ini, lebih lanjut penjelasan mengenai
Kebijakan Dividenakan dibahas dalam makaah ini secara lebih terperinci dan
jelas.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun
permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1.2.1. Bagaimana konsep kebijakan dividen ?
1.2.2. Apa saja teori – teori kebijakan dividen ?
1.2.3. Bagaimana bentuk – bentuk kebijakan dividen ?
1.2.4. Apa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang
saham ?
1.2.5. Apa saja aspek dalam kebijakan dividen ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu:
1.3.1. Menjelaskan konsep kebijakan dividen .
1.3.2. Mengetahui teori – teori kebijakan dividen .
1.3.3. Menjelaskan bentuk – bentuk kebijakan dividen .
1.3.4. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset
pemegang saham
1.3.5. Menjelaskan aspek - aspek dalam kebijakan dividen

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KEBIJAKAN DIVIDEN


2.1 .1 Pengertian Dividen
Dividen berasal dari kata Latin yaitu divendium yang artinya sesuatu untuk
dibagi. Berikut ini beberapa penerapan mengenai pengertrtian dividen:
 Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia dividen diartikan sejumlah
uang sebagai hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang
saham (dalam suatu Perseroan)
 Dalam dunia ekonomi dividen adalah seluruh laba bersih setelah
dikurangi penyisihan untuk cadangan pajak yang dibagikan kepada
pemegang saham (pemilik modal sendiri) kecuali ditentukan lain
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
 Menurut Bapepam dividen adalah porsi keuntungan perusahaan
yang dibayarkan kepada para pemegang saham.
 Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2001: 9) dividen adalah
pembagian keuntungan yang dihasilkan perusahaan dan tersedia
bagi pemegang saham.
 Menurut Husnan dan Pudjiastuti dividen adalah laba yang
diperoleh oleh perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham.

2.1 .2 Pengertian Kebijakan Dividen


Pengertian kebijakan dividen (Deviden Police) menurut Agus Sartono
(2008:281) menyatakan bahwa : “ Kebijakan dividen Abdallah keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi dimasa datang”.
Pengertian kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto (2008:265)
menyatakan bahwa: “ Kebijakan dividen Abdallah kebijakan yang
bersangkutan dengan penentuan pembagian pendataan (earning) antara
pengguna pendapatkan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham

3
sebagai dividen atau digunakan dalam perusahaan yang berarti pendapatan
tersebut harus ditanam di dalam perusahaan”.
Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudanat
(2011:167) menyatakan bahwa: “Kebijakan dividen merupakan bagian
dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan
pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen
yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan”.
Labay yang ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah
satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan
perusahaan sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan
kepada para pemegang saham atau (equity incestors).
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen,
maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi
total sumber dana intern atau internal financial. Sebalikanya jika
perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka
kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
Dari beberapa pengertian kebijakan dividen tersebut diatas dapat ditarik
pengertian secara keseluruhan bahwa kebijakan dividen menyangkut
keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikann
kembali di dalam perushaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu
perusahaan adalah keijakan yang menciptakan kesimbangan diantara
dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga
memaksimumkan harga saham.

2.1 .3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen


Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang
dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain:
1) Posisi likuiditas Perusahaan
Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi
perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Deviden
bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi

4
kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan, akan semakin
besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2) Kebutuhan dana untuk membayar hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi
atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan
tersebut menghadapi dua pilihan, yaitu perusahaan membiayai
hutang itu pada saat jatuh tempo atau menggantikan dengan jenis
surat berharga yang lain. Jika keputusannya membayar hutang
tesebut, maka biasanya perlu untuk menahan laba.
3) Kemampuan untuk meminjam
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
mendapatkan pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas
keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar
dividen juga tinggi.Jika perusahaan memerlukan pendanaan
melalui hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh
dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.
4) Pembatasan dalam penjanjnjian hutang
Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga
kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya.
5) Tingakat ekspansi aktiva
Semakin cepat suatu perusahaan berkembang, semakin besar
kebutuhannya untuk membiayai ekspansi aktivanya, perusahaan
cenderung untuk menahan laba daripada membayarkannya dalam
bentuk deviden.
6) Stabilitas Laba
Suatu perusahaan yang mempunyai laba stabil sering kali dapat
memperkirakan berapa besar laba dimasa yang akan datang.
Perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan Devidend
Payout Ratio yang tinggi, daripada perusahaan yang labanya
berfluktuasi. Deviden yang lebih rendah akan mebih mudah untuk
dibayar apabila laba menurun pada masa yang akan datang.

5
7) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan
tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang
untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya
lebih senang untuk menahan earning nya daripada dibayarkan
sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat
batasan-batasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan
bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar
dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh
keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan
dalam perusahaan, yang ini berarti makin rendah dividend payout
rationya.
Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan
sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established,
dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang
berasal dari pasar modal atau sumber dana eksteren lainnya, maka
keadaannya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan
dapat menetapkan dividend payout ratio yang tinggi.         
8) Keadaan Pemegang Saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup,
manajemen biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh
pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat.Jika hampir
semua pemegang saham berada dalam golonganhigh tax dan lebih
suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat
mempertahankan dividend payout ratioyang rendah.
Dengan dividend payout ratio yang rendah tentunya dapat
diperkirakan apakah perusahaan akan menahan laba untuk
kesempaan investasi yang profitable. Untuk perusahaan yang
jumlah pemegang sahamnya besar hanya dapat menilai dividen
yang diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar.

6
9) Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang
bisa dibayarkan perusahaan.Menurut Arthur J Keown, menyatakan
bahwa batasan hokum yaitu  Pembatasan menurut Undang-
Undang, dapat mengahalangi perusahaan dalam membayar dividen.
10) Pengawasan Terhadap Perusahaan
Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai
ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber interen saja.
Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa
kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil
penjualan saham baru akan melemahkan control dari kelompok
dominan di dalam perusahaan. Demikian pula kalau membiayai
ekspansi dengan uang akan memperbesar risiko financialnya.
Mempercayakan pada pembelanjaan interen dalam usaha
mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti
mengurangi dividen payout ratio nya.

2.2 TEORI-TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN


2.2.1. Teori Ketidakrelevanan Dividen ( Devidend Irrelevance Theory)
Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak
mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap
biaya modalnya.Jika kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan, maka hal tersebut tidak relevan.
Pendukung dari tidak relevannya kebijakan dividen adalah Modigliani-
Miller (MM).Mereka berpendapat bahwa bagaimanapun kebijakan dividen
itu memang tidak mempengaruhi harga saham maupun kemakmuran
pemegang saham.Lebih lanjut MM berpendapat bahwa nilai perusahaan
ditentukan oleh earning power dan asset perusahaan tersebut.Dengan
demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara
itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk
dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM

7
menyatakan bahwa dividen tidak relevan berdasarkan asumsi-asumsi
dibawah ini:
1. Pasar modal sempurna, di mana para investor mempunyai
kesamaan informasi, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada
pajak
2. Para investor bersifat rasional.
3. Semua peserta pasar bersifat price-taker.
4. Adanya unsur ketidakpastian bagi arus pendapatan masa datang
dan para investor mempunyai informasi yang sama.
5. Manajer dalam pengambilan keputusannya mengenai produksi
dan investasinya disesuaikan dengan informasi tersebut.
6. Untuk memisahkan pengaruh dividen dan pengaruh leverage,
maka semua perusahaan dianggap memiliki rasio D/S sama.
7. Perusahaan-perusahaan semestinya memiliki kelas risiko yang
sama.
8. Perusahaan dengan produksi yang sekarang memiliki yield yang
sama.

2.2.2. Teori Bird in the Hand


Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John
Lintner (1956) yang berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan
akan turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan, karena para
investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal
(capital gain) yang dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan
seandainya para investor menerima dividen. Gordon dan Lintner
berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai
pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang
diharapkan dari keuntungan modal.
MM dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan
tidak tergantung pada kebijakan dividen, yang menyiratkan bahwa
investor tidak peduli antara dividen dengan keuntungan modal. MM
menamakan pendapat Gordon-Lintner sebagai kekeliruan bird-in-the-

8
hand, yakni: mendasarkan pada pemikiran bahwa investor
memandang satu burung di tangan lebih berharga dibandingkan seribu
burung di udara. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai
dividend payout ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan
yang tinggi pula.
Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor
merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam
saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan
dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi
investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko
arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividen.

2.2.3. Residual Devidend Policy


Menurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan
kebijakan dividen setelah semua investasi yang menguntungkan habis
dibiayai. Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan merupakan ‘sisa’
(residual) setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis
dibiayai

2.3 BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN DIVIDEN


2.3.1 Kebijakan Dividen yang Stabil (Stable Dividend-Per-Share
Policy)
Kebijakan dividen yang stabil yakni jumlah pembayaran dividen itu
sama besarnya dari tahun ke tahun. Salah satu alasan mengapa suatu
perusahaan itu menjalankan kebijakan dividen yang stabil adalah untuk
memelihara kesan para investor terhadap perusahaan tersebut, sebab
apabila suatu perusahaan menerapkan kebijakan dividen yang stabil
berarti perusahaan tersebut yakin bahwa pendapatan bersihnya juga
stabil dari tahun ke tahun, meskipun perusahaan mengalami kerugian.

9
2.3.2 Kebijakan Kompromi
yakni suatu kebijakan dividen yang terletak antara kebijakan per
saham yang stabil dan kebijakan dividend payout ratio yang
konstan ditambah dengan persentasi tertentu pada tahun-tahun yang
mampu menghasilkan laba bersiih yang tinggi.
2.3.3. Kebijakan Dividend Payout Ratio(DPR)yang Tetap (Constant
Dividend Payout Ratio Policy).
Dalam hal ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai dengan
jumlah laba bersih, tetapi rasio antara dividen dan laba ditahan
adalah tetap. Deviden yang dibayar berfluktuasi tergantung
besarnya keuntungan bagi pemegang saham.Misalnya DPO 60%
dari keuntungan. Jika keuntungan Rp 1 miliar, maka deviden yang
dibayarkan sebesar 60% x Rp 1 Milyar = Rp 600 juta.
2.3.4. Kebijakan Dividen yang Fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout
ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan
dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan
yang bersangkutan.

2.4 PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI ASET


PEMEGANG SAHAM
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba
sebagai deviden atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam
perusahaan (laba ditahan).Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang
saham tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga
memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan.
Konsekuensinya, tugas manajer keuangan dituntut untuk bisa menentukan
kebijakan dividen yang optimal, yang menciptakan keseimbangan diantara
dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang(Hairudin et al., 2020).
Oleh karena itu, dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat

10
memaksimalkan nilai perusahaan. Berdasarkan pada pemikiran di atas,
penulis mencoba untuk melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul
“Analisis Faktor-faktor Kebijakan Dividen dan Pengaruhnya Terhadap Harga
Saham” .Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kebijakan
dividen yang meliputi posisi solvabilitas, posisi likuiditas, tingkat keuntungan
(ROA), dan ukuran perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap
nilai perusahaan yang tercermin pada harga pasar saham perusahaan pada
sektor industri perbankan tahun 2003. Dalam penelitian ini unit observasi
yang digunakan adalah 19 perusahaan pada sektor industri perbankan yang
sudah go public atau sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif.Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda.Berdasarkan pengujian secara simultan, faktor-faktor kebijakan
dividen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga pasar saham
perusahaan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 44.02%.Berdasarkan
pengujian secara parsial, hanya terdapat faktor kebijakan dividen yang
berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan, yaitu tingkat
keutungan (ROA). Sedangkan tiga faktor kebijakan dividen lainnya, yaitu
posisi solvabilitas, posisi likuiditas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan(Hairudin & Desmon,
2020).

2.5 ASPEK-ASPEK DALAM KEBIJAKAN DIVIDEN


2.5.1. Dividen Saham (Stock Devidend)
Dividen saham (stock dividen), yaitu dividen yang dibagikan
perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham
perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan menjadi bertambah.
Jadi, pemberian stock dividen ini dilakukan dengan cara mengubah
sebagian laba ditahan (retained earnings) menjadi modal saham yang
pada dasarnya tidak mengubah jumlah modal sendiri. Namun
demikian cash flow perusahaan tidak terganggu karena perusahaan

11
tidak perlu mengeluarkan uang tunai. Peristiwa ini dilakukanjika
posisi kas perusahaan atau likuiditas diperlukan oleh perusahaan.
Investor dalam hal ini akan memiliki lebih banyak saham tetapi laba
per lembar saham lebih rendah. Proporsi pemilikan investor tidak
mengalami perubahan.

2.5.2. Pemecahan Stock (Stock Splits)


Pemecahan saham atau stock split adalah memecah selembar saham
menjadi n lembar saham sehingga harga per lembar saham baru
setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya (Hartono,
2009). Pemecahan saham juga diartikan sebagai tindakan memecah
nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil dan jumlah
lembar saham yang beredar menjadi banyak sesuai dengan faktor
pemecahan (split factor). Secara umum, stock split akan cenderung
meningkatkan kinerja pasar. Pada hari pencatatatan terakhir,
kecenderungan harga saham akan naik dibandingkan dengan harga
sekarang. Seberapa besar kenaikannya tergantung target harga stock
split-nya. Bila target harga saham baru sesudah stock split Rp 4000
maka harga saham sebelum stock split akan cenderung naik setara Rp
8000.

2.5.3. Pembelian Kembali Saham (Repurchasing of Stocks)


Menurut I Made Sudana (2011: 174) pembelian kembali saham
merupakan bagian dari keputusan dividen. Keputusan ini diambil
apabila perusahaan mempunyai kelebihan kas, namun tidak ada
peluang investasi yang menguntungkan. Oleh kerena itu, perusahaan
dapat menggunakan dana yang tersedia untuk dibagikan sebagai
dividen atau untuk membeli kembali saham yang beredar. Apabila
tidak ada pajak dan biya transaksi, kedua alternative tersebut secara
teori tidak ada bedanya bagi pemegang saham. Dengan pembelian
saham, jumlah saham yang beredar akan berkurang sehingga akan
meningkatkan pendapatan per saham (EPS) dan pada akhirnya akan

12
mendorong terjadinya peningkatan harga saham. Secara teori capital
gain yang diperoleh dari pembelian saham kembali sama dengan
dividen yang dibayarkan apabila tidak ada pembelian saham. Menurut
Abdul halim (2007: 100), repurchase of stock merupakan bagian dari
kebijakan dividen apabila perusahaan mempunyai dana yang melebihi
kebutuhan investasi sekarang dan dapat diramalkan dimasa
mendatang. Jika sebagian saham yang beredar dibeli kembali oleh
perusahaan yang bersangkutan, maka jumlah saham yang beredar
akan menjadi lebih sedikit. Ini akan meningkatkan pendapatan per
lembar saham, asalkan pembelian kembali tersebut tidak berpengaruh
pada laba perusahaan. Kenaikan pendapatan per lembar saham ini
akan meningkatkan harga saham di pasar. Repurchase of stock dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut:
1. Tender offer. Perusahaan membeli kembali saham dari pemegang
saham melalui penawaran resmi, dengan harga (biasanya ) melebihi
harga pasar. Pemegang saham yang setuju dengan harga yang
ditawarkan perusahaan akan mengumpulkan sahamnya untuk dijual
kepada perusahaan.
2. Negotiated basis. Perusahaan membeli kembali saham dari
pemegang saham melalui beberapa pemegang saham besar ( major
stockholder)
3. Open market repurchase. Perusahaan membeli kembali saham dari
pemegang saham dari pemegang saham melalui pasar modal, dalam
hal ini pialang atau broker yang membantunya. Sebagai imbalannya,
perusahaan memberikan fee sebesar persentase tertentu

13
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepeda


pemegang saham.

Kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti


dalam membuat keputusan dividen (dibagikan/ditahan).

Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan
oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena kebijakan dividen
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang
dikelola itu sendiri, maupun pihak lain seperti pemegang saham dan kreditur.

SARAN

Dalam mempelajari materi dividen ini penyusun menyarankan selain menguasai


pengertian, konsep, kebijakan, pendekatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
dividen, perlu juga memperingatikan dua aspek berikut ini.

Pembagian dividen oleh manajemen harus didasari dengan pertimbangan yang


seksama, yaitu dengan memperhatikan sekurang-kurangnya aspek
keuangan dan aspek hukum. Aspek keuangan wajib diperhatikan karena
pembagian dividen tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor keuangan yang antara
lain mencakup kemampuan keuangan perusahaan, proyeksi usaha perusahaan dan
harapan pemegang saham secara ekonomi untuk mendapatkan tingkat
pengembalian dari investasi mereka. Aspek hukum wajib diperhatikan karena
pembagian dividen harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundangan-
undangan yang berlaku. Meskipun tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham

14
DAFTAR PUSAKA

Rudi Hartono. 2011. Makalah Kebijakan Deviden. [online].


http://odytanpar.blogspot.com/2011/07/kebijakan-deviden.html.

Evi Kurniasih.2020. Makalah Kebijakan Deviden. [online].


https://www.researchgate.net/publication/342029268.

Anonim
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://repository.uin-
suska.ac.id/23740/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf

Anonim : /httpsrepository.um-surabaya.ac.id.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai