Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN II

KEBIJAKAN DIVIDEN (Dividend Policy)


Dosen : Agung Saputra, SE., MM

DISUSUN OLEH :
1. Tri Rahmawati (11022000124)
2. Mutiara Oktavianiza (11022000041)
3. Inna Nurul Aini (11022000172)
4. Yusril Supriyadi (11022000155)

KELAS 3C AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS BINA BANGSA
TAHUN AJARAN 2021

1
KATAPENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan ridha-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Kebijakan Dividen” ini tepat pada waktunya.

Dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam mendorong dan membantu penulis dalam pelaksanaan
penyusunan makalah,khususnya kepada:
1. Dosen mata kuliah Manajemen Keuangan II, Bapak Agung Saputra, SE., MM
2. Semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Untuk semua bimbingan,petunjuk dan dorongan yang telah diberikan penulis


mengucapkan banyak terima kasih. Semoga semua kebaikan Bapak/Ibu/ Saudara/i
mendapat balasan yang berlipat ganda dariAllah SWT.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Serang,

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................

1.1 Latar belakang......................................................................................................


1.2 Rumusan masalah................................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................................
1.4 Kegunaan..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................

2.1 Konsep kebijakan dividen...............................................................................


2.1.1 Pengertian kebijakan dividen. ..................................................................
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pebijakan dividen...........................
2.2 Teori-teori kebijakan dividen
2.2.1 Teori Ketidakrelevanan Dividen ( Devidend Irrelevance Theory)
2.2.2 Teori Bird in the Hand
2.2.3 Residual Devidend Policy
2.3 Kebijakan Dividen yang Stabil (Stable Dividend-Per-Share Policy)
2.3.1 Kebijakan Dividen yang Stabil (Stable Dividend-Per-Share Policy)
2.3.2 Kebijakan Dividen Dengan Penetapan Jumlah Dividen Minimal Plus
Jumlah Ekstra Tertentu1
2.3.3 Kebijakan Dividend Rayout Ratio(DPR)yang Tetap (Constant Dividend
Payout Ratio Policy).Kebijakan Dividen yang Fleksibel
2.4 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Asset Pemegang Saham
2.5 Aspek – Aspek Dalam Kebijakan Dividen
2.5.1 Dividen Saham (Stock Devidend)
2.5.2 Pemecahan Stock (Stock Splits)
2.5.3 Pembelian Kembali Saham (Repurchasing of Stocks)

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang
dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang
diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya.Dividenakan diterima oleh
pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan cukup uang untuk membagi dividen
tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan
dividen. Dividen merupakan hak pemegang saham (common stock), untuk mendapatkan bagian dari
keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan membagi keuntungan dalam bentuk dividen
semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama. Namun pembagian dividen untuk
pemegang saham preferen lebih diutamakan dari pembagian dividen pemegang saham biasa.
Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang dihasilkan dari
pembagian dividen, dimana badan usaha menyerahkan sebagian labanya, untuk kepentingan
kesejahteraan pemegang saham.Dalam pembagian dividen ada istilah yaitu kebijakan dividen .
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna
diinvestasikann kembali di dalam perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu
perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat ini dan
pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham .Hal inilah yang melatar
belakangi penyusunan makalah ini, lebih lanjut penjelasan mengenai Kebijakan Dividenakan dibahas
dalam makalah ini secara lebih terperinci dan jelas.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun permasalahan
yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana konsep kebijakan dividen ?
1.2.2. Apa saja teori – teori kebijakan dividen ?
1.2.3. Bagaimana bentuk – bentuk kebijakan dividen ?
1.2.4. Apa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang saham ?
1.2.5. Apa saja aspek dalam kebijakan dividen ?

4
1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu:
1.3.1. Menjelaskan konsep kebijakan dividen .
1.3.2. Mengetahui teori – teori kebijakan dividen .
1.3.3. Menjelaskan bentuk – bentuk kebijakan dividen .
1.3.4. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang saham.
1.3.5. Menjelaskan aspek - aspek dalam kebijakan dividen .
1.4. Kegunaan
Kegunaan dari penyusunan makalah ini , adalah sebagai berikut :
1.4.1. Dari aspek keilmuan (teoritis); makalah ini diharapkan agar menambah wawasan
pengembangan ilmu, khususnya ilmu pengetahuan manajemen keuangan yang berkenaan
dengan Kebijakan Dividen.
1.4.2. Dari aspek praktis; makalah ini diharapkan dapat membantu para siswa dalam memahami dan
mengetahui cara menentukan Kebijakan Dividen.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Kebijakan Dividen


2.1.1. Pengertian Kebijakan Dividen

Pengertian kebijakan dividen (Deviden Police) menurut Agus Sartono (2008:281)


menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan
kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi dimasa datang” .
Pengertian kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto (2008:265) menyatakan
bahwa :
“ Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan
(earning) antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai
dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di
dalam perusahaan ” .
Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011:167)
menyatakan bahwa
“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya
berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan.Hal ini karena besar kecilnya dividen yang
dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan”.
Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah satu dari sumber
dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan sedangkan dividen merupakan
aliran kas yang dibayarkan kepada para pemeganf saham atau (equity inventors).
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan
mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal
financial. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka
kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
Dari beberapa pengertian kebijakan dividen tersebut diatas dapat ditarik pengertian secara
keseluruhan bahwa kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau
menahannya guna diinvestasikann kembali di dalam perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal.
pada suatu perusahaan adalah keijakan yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat
ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham .
6
2.1.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
            Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya deviden yang dibayarkan oleh
perusahaan kepada pemegang saham antara lain :
1) Posisi likuiditas Perusahaan
Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi perusahaan dan kebijakan
pemenuhan kebutuhan dana. Deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar
posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan, akan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
2) Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk mengganti jenis
pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi dua pilihan, yaitu perusahaan membiayai
hutang itu pada saat jatuh tempo atau menggantikan dengan jenis surat berharga yang lain.
3) Kemampuan untuk meminjam
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal
ini juga merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar
dividen juga tinggi.Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu
mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.

4) Pembatasan dalam perjanjian hutang


Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut
membayar hutangnya.
5) Tingkat Ekspansi Aktiva
Semakin cepat suatu perusahaan berkembang, semakin besar kebutuhannya untuk membiayai
ekspansi aktivanya, perusahaan cenderung untuk menahan laba daripada membayarkannya dalam
bentuk deviden.
6) Stabilitas Laba
Suatu perusahaan yang mempunyai laba stabil sering kali dapat memperkirakan berapa besar
laba dimasa yang akan datang.

7) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

7
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut.

8) Keadaan Pemegang Saham


Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya mengetahui
dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat.
9) Pembatasan Hukum
  Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa dibayarkan
perusahaan.Menurut Arthur J Keown, menyatakan bahwa batasan hukum yaitu  Pembatasan
menurut Undang-Undang, dapat mengahalangi perusahaan dalam membayar dividen.
10) Pengawasan Terhadap Perusahaan
Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana
yang berasal dari sumber interen saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan
bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan
melemahkan control dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula kalau
membiayai ekspansi dengan uang akan memperbesar risiko financialnya.
2.2. Teori – teori Kebijakan Dividen
2.2.1. Teori Ketidakrelevanan Dividen ( Devidend Irrelevance Theory)
Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh
terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya modalnya.Jika kebijakan dividen tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan, maka hal tersebut tidak relevan.
Pendukung dari tidak relevannya kebijakan dividen adalah Modigliani-Miller (MM).Mereka
berpendapat bahwa bagaimanapun kebijakan dividen itu memang tidak mempengaruhi harga
saham maupun kemakmuran pemegang saham.Lebih lanjut MM berpendapat bahwa nilai
perusahaan ditentukan oleh earning power dan asset perusahaan tersebut.Dengan demikian nilai
perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang
diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai
perusahaan.

MM menyatakan bahwa dividen tidak relevan berdasarkan asumsi-asumsi di bawah ini:


1. Pasar modal sempurna, di mana para investor mempunyai kesamaan informasi, tidak ada
biaya transaksi dan tidak ada pajak.
2. Para investor bersifat rasional.
3. Semua peserta pasar bersifat price-taker.

8
4. Adanya unsur ketidakpastian bagi arus pendapatan masa datang dan para investor
mempunyai informasi yang sama.
5. Manajer dalam pengambilan keputusannya mengenai produksi dan investasinya disesuaikan
dengan informasi tersebut.
6. Untuk memisahkan pengaruh dividen dan pengaruh leverage, maka semua perusahaan
dianggap memiliki rasio D/S sama.
7. Perusahaan-perusahaan semestinya memiliki kelas risiko yang sama.
8. Perusahaan dengan produksi yang sekarang memiliki yield yang sama.

2.2.2. Teori Bird in the Hand


Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John Lintner (1956) yang berpendapat
bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan,
karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gain) yang
dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan seandainya para investor menerima dividen.
Gordon dan Lintner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan
yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal.
MM dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan tidak tergantung pada kebijakan
dividen, yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli antara dividen dengan keuntungan modal.
MM menamakan pendapat Gordon-Lintner sebagai kekeliruan bird-in-the-hand, yakni:
mendasarkan pada pemikiran bahwa investor memandang satu burung di tangan lebih berharga
dibandingkan seribu burung di udara. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai dividend
payout ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan yang tinggi pula.
Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan
kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan
dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang
hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividen.
2.2.3. Residual Devidend Policy
Menurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan kebijakan dividen setelah semua
investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan
merupakan ‘sisa’ (residual) setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis dibiayai.

2.3. Bentuk – bentuk Kebijakan Dividen


2.3.1. Kebijakan Dividen yang Stabil (Stable Dividend-Per-Share Policy)

9
`Adalah untuk memelihara kesan para investor terhadap perusahaan tersebut, sebab apabila
suatu perusahaan menerapkan kebijakan dividen yang stabil berarti perusahaan tersebut yakin
bahwa pendapatan bersihnya juga stabil dari tahun ke tahun, meskipun perusahaan mengalami
kerugian.
2.3.2. Kebijakan Dividen Dengan Penetapan Jumlah Dividen Minimal Plus Jumlah
Ekstra Tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap tahunnya.
Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas
jumlah minimal tersebut.
2.3.3. Kebijakan Dividend Rayout Ratio(DPR)yang Tetap (Constant Dividend Payout
Ratio Policy).
Dalam hal ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai dengan jumlah laba bersih, tetapi
rasio antara dividen dan laba ditahan adalah tetap. Deviden yang dibayar berfluktuasi tergantung
besarnya keuntungan bagi pemegang saham.Misalnya DPO 60% dari keuntungan. Jika keuntungan
Rp 1 miliar, maka deviden yang dibayarkan sebesar 60% x Rp 1 Milyar = Rp 600 juta.
2.3.4. Kebijakan Dividen yang Fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang fleksibel, yang
besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan
yang bersangkutan.
2.4. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Asset Pemegang Saham
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba sebagai deviden atau
menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan (laba ditahan).Dividen yang
dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan,
sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan.
Konsekuensinya, tugas manajer keuangan dituntut untuk bisa menentukan kebijakan dividen yang
optimal, yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa

mendatang(Hairudin et al., 2020). Oleh karena itu, dalam menentukan kebijakan dividen
perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat
memaksimalkan nilai perusahaan.
2.5. Aspek – Aspek Dalam Kebijakan Dividen
2.5.1. Dividen Saham (Stock Devidend)
Dividen saham (stock dividen), yaitu dividen yang dibagikan perusahaan kepada para
pemegang saham dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan menjadi
10
bertambah. Jadi, pemberian stock dividen ini dilakukan dengan cara mengubah sebagian laba
ditahan (retained earnings) menjadi modal saham yang pada dasarnya tidak mengubah jumlah
modal sendiri. Namun demikian cash flow perusahaan tidak terganggu karena perusahaan tidak
perlu mengeluarkan uang tunai. Peristiwa ini dilakukanjika posisi kas perusahaan atau likuiditas
diperlukan oleh perusahaan. Investor dalam hal ini akan memiliki lebih banyak saham tetapi laba
per lembar saham lebih rendah. Proporsi pemilikan investor tidak mengalami perubahan.
Pengaruh kebijakan dividen terhadap :
a) Neraca
Pengaruh stock dividen terhadap neraca adalah merubah jumlah total saham menjadi
meningkat , sehingga laba , dividen , dan harga per saham seluruhnya menurun . Dengan
menggunakan dividen saham , nilai nominal tetap , tettapi pos akuntansi mengadakan pemindahan
modal dari rekening laba yang ditahan ke rekening saham biasa dan modal disetor (paid-in
capital) . Pemindahan modal dari laba yang ditahan dihitung dengan rumus :
Jumlah uang yang dipindahkan dari laba ditahan = jumlah lembar saham yang beredar x presentase
dividen saham x Harga pasar saham
b) Harga Saham
Jika dividen saham disertai dengan kenaikan dividen tunai , nilai saham perusahaan akan
meningkat . Sebaliknya jika dividen saham tidak disertai dengan kenaikan dividen tunai , atau
dilusi laba dan dividen per saha menyebabkan nilai saham akan menurun dengan persentase
sebesar dividen saham. Jadi Faktor fundamental yang menentukan harga adalah laba dan dividen
tunai per saham .
2.5.2. Pemecahan Stock (Stock Splits)
Pemecahan Stock (Stock Splits)yaitu pemecahan selembar saham menjadi n lembar saham.
Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan
demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock
split  tidak mempunyai nilai ekonomis. Melakukan pemecahan dalam hal, yaitu menambah jumlah
saham dengan cara melalui pengurangan nilai nominalnya. Pada contoh di atas, jumlah lembar
saham 400.000 lembar saham menjadi 2 x 400.000 lembar = 800.000 lembar. Harga nominal
saham menjadi Rp. 2.500 (Rp. 5.000/2).

Dengan demikian struktur modal tidak berubah, dan nilai jual saham biasa, agio, dan laba
tidak mengalami perubahan.Tetapi harga nominal dan lembar saham berubah proporsional.
Tujuan dari stock split:
  Menurunkan harga saham, sehingga menarik pembeli/investor.

11
  Diharapkan harga akan meningkat.
  Menguntungkan bagi investor.
2.5.3. Pembelian Kembali Saham (Repurchasing of Stocks)

Sebagai alternatif pemberian deviden berupa uang tunai, perusahaan dapat mendistribusikan


pendapatan kepada pemegang saham dengan cara membeli kembali saham perusahaan
(repurchasing stock). Saham yang dibeli kembali itu akan dibukukan sebagai perkiraan Treasury
Stock. Dengan dibelinya kembali sebagian saham, maka jumlah saham yang beredar akan
berkurang, bila diasumsikan pembelian kembali saham ini tidak memberi pengaruh negative
terhadap keuntungan perusahaan, maka EPS akan meningkat, yang akan, meningkatkan harga
pasar saham. Kenaikan harga pasar saham itu akan memberikan capital gains sebagai ganti deviden
kepada para pemegang sahamnya.

12
BAB III

KESIMPULAN

Dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada pemegang
saham.

Kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam
membuat keputusan dividen (dibagikan/ditahan).

Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh
manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena kebijakan dividen memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang dikelola itu sendiri,
maupun pihak lain seperti pemegang saham dan kreditur.

Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang
akan datang. Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas
perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan,
pengawasan terhadap perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas
return, dan akses kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang
ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden
(relevant theory).Macam-macam kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang stabil,
kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah ekstra
tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan, dan
kebijakan deviden yang stabil.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Manajemen Keuangan (Deviden). [online]. http://achtighk.blogspot.com/.

Rudi Hartono. 2011. Makalah Kebijakan Deviden. [online].


http://odytanpar.blogspot.com/2011/07/kebijakan-deviden.html.

Anonim. 2011. Kebijakan Dividen. [online].


http://iamluckyone.blogspot.com/2011/05/kebijakan-dividen.html.

Muzakar Kohar. 2014. Kebijakan Dividen. Bandung

Hairudin, H., Bakti, U., & Rachmadi, A. (2020). Implikasi Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening (Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2016). Jurnal
Manajemen Bisnis, 17(2), 150–172.

Hairudin, H., & Desmon, D. (2020). THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE ON FIRM
VALUE BY USING DIVIDEND POLICY AS AN INTERVENING VARIABLE
(Study on Pharmaceutical Sub Sector Companies). DIMENSIA (Diskursus Ilmu
Manajemen STIESA), 17(1), 70–87.

Sofyaningsih, Sri dan Hardiningsih, Pancawati.“STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN


DIVIDEN, KEBIJAKAN UTANGDAN NILAI PERUSAHAAN
(OWNERSHIPSTRUCTURE, DIVIDENDPOLICYAND DEBT POLICY AND FIRM
VALUE )”.

14

Anda mungkin juga menyukai