Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KEUANGAN

“KEBIJAKAN DIVIDEN”

Disusun oleh:

Kelompok3

Gebrielachrstinaangelia C 301 19 241


Puput Andriani C 301 19 244
Ayu Advaita Kusuma Lija C 301 19 242
Widyatusyifa C 301 18 510
Indah Suci Rahmadani C 301 19 229
Adolpina C 301 19 198

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI S1 EKONOMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kata panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan Dividen”
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang
telah memberikan kepada kami berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh
karena itu, kami bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kitasemua.

Palu, 23 Nov 2021

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BABI..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
LATAR BELAKANG..................................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH...............................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN.........................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
KEBIJAKAN DIVIDENDANPERMASALAHANNYA.............................................................4
TEORIKEBIJAKANDIVIDEN....................................................................................................4
DividenIrrelevanceTheory..........................................................................................4
Birdin-the-hand Theory..............................................................................................6
TaxPreferenceTheory.................................................................................................6
BEBERAPA ASPEKKEBIJAKANDIVIDEN.............................................................................8
Stabilitasdividen.........................................................................................................8
Target payoutratio......................................................................................................9
Regular dan extradividend..........................................................................................9
DIVIDEN SAHAM(STOCKDIVIDEND)...................................................................................9
PEMECAHANSAHAM.............................................................................................................10
ReverseSplit.............................................................................................................11
PEMBELIAN SAHAM KEMBALI ( PURCHASE OFSTOCK)...............................................11
BABIII.............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
Kesimpulan 16
Saran 16
DAFTARPUSTAKA.......................................................................................................17

ii
BAB
IPENDAHULUA
N

LATARBELAKANG

Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para pemegang


saham (Kadir, 2010: 10). Investor akan sangat senang apabila mendapatkan
tingkat pengembalian investasinya semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh
karena itu investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi
berapa besar tingkat pengembalian investasi yang mereka lakukan. Tingkat
pengembalian investasi berupa pendapatan dividen tidak mudah diprediksi. Hal
tersebut disebabkan oleh kebijakan dividen adalah kebijakan yang sulit dan
dilematis bagi pihak manajemen perusahaan. Kebijakan dividen tersebut
dianalogikan sebagai sebuah puzzle yang berkelanjutan. Kebijakan dividen
merupakan teka-teki yang sulit untuk dijelaskan dan selalu menimbulkan tanda
tanya besar bagi investor, kreditor, bahkan bagi paraakademisi.

Saat indonesia mengalami krisis ekonomi, terjadi resesi, inflasi dan


kenaikan suku bunga, yang mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi
menurun dan banyak perusahaan yang kinerjanya sangat tidak menggembirakan
termasuk perusahaan yang terdaftar di BEJ yang sekarang udah bergabung dengan
BEI. Banyak perusahaan yang tidak sanggup membiayai operasional usahanya
yang pailit. Menurunnya laba dan meningkatnya hutang yang harus dibayar
membuat perusahaan menjadi tidak lancar dalam membagikan dividen kepada
para pemegangsahamnya.

Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan, investor


sangat membutuhkaan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan
tersebut. Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan
pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi yang dapat digunakan
para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi
prospek perusahaan di masa mendatang. Keputusan perusahaan mengenai dividen
terkadang diintegrasikan dengan keputusan pendanaan dan keputusan.

3
investasinya. Dalam kasus perusahaan membukukan laba namun pembagian
dividen rendah, mungkin disebabkan karena manajemen concern tentang
kelangsungan hidup perusahaan melakukan penahanan (retained) laba untuk
melakukan ekspansi atau membutuhkan kas untuk operasi perusahaan.

Kebijakan dividen tidak hanya diperhatikan oleh investor namun, juga


dipandang dari segi perusahaan. Kebijakan deviden merupakan salah satu
kebijakan dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara
seksama. Dalam kebijakan deviden ditentukan jumlah alokasi laba yang dapat
dibagikan kepada para pemegang saham (deviden) dan alokasi laba yang dapat
ditahan perusahaan. Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil laba yang
akan dibagikan pada para pemegang saham. Dalam pengalokasian laba tersebut
timbul lah berbagai masalah yang dihadapi.

Keuntungan perusahaan merupakan faktor pertama yang biasanya menjadi


pertimbangan direksi, walaupun untuk membayar dividen perusahaan rugipun
dapat melaksanakannya, karena adanya cadangan dalam bentuk laba ditahan.
Namun demikian hubungan antara keuntungan perseroan dengan keputusan
dividen masih merupakan suatu hubungan yang vital (Robert, 1997). Perusahaan
selalu berusaha meningkatkan citranya dengan cara setiap peningkatan laba akan
diikuti dengan peningkatan porsi laba yang dibagi sebagai dividen dan juga dapat
mendorong peningkatan nilai saham perusahaan.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu kebijakan deviden dan apa saja permasalahannya?


2. Apa saja teori dalam kebijakan deviden?
3. Aspek apa saja yang berpengaruh dalam kebijakan deviden?
4. Apa yang dimaksud dengan deviden saham dan bagaimana
perhitungannya?
5. Apa yang dimaksud dengan pemecahan saham dan bagaimana
perhitungannya?
6. Apa yang dimaksud dengan pembelian saham kembali dan bagaimana
perhitungannya?

TUJUAN PENULISAN
4
Adapun tujuan gagasan kami adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu kebijakan deviden dan apa saja
permasalahannya
2. Untuk mengetahui apa saja teori dalam kebijakan deviden
3. Untuk mengetahui aspek apa saja yang berpengaruh dalam kebijakan
deviden
4. Untuk mengetahui pengertian deviden saham dan bagaimana
perhitungannya
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemecahan saham dan
bagaimanaperhitungannya
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelian saham
kembali dan bagaimana perhitungannya

5
BABIIPEMBA
HASAN

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PERMASALAHANNYA

Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividen


payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang
dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen
merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya
berkaitan dengan pembelanjjan internal perusahaan karena besarnya dividen
akan memengaruhi besarnya laba ditahan. Permasalahannya adalah apakah
kebijakan dividen dapat memengaruhi nilai perusahaan atau harga pasar
saham perusahaan? Jika memengaruhi, bagaimana kebijakan dividen yang
optimal?

TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN

Terdapat tiga teori tentang kebijakan dividen yang menjelaskan bagaimana


pengaruh besar kacilnya dividen payout ratio terhadap harga pasar saham.

Dividen Irrelevance Theory


Menurut teori yang dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco
Modigliani (MM) ini, kebijakan dividen tidak memengaruhi harga pasar
saham atau nilai perusahaan. Mereka berpendapat bahwa nilai perushaan
hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan (earning power) dan risiko bisnis, sedangkan bagaimana cara
membagi pendapatan menjadi dividen dan laba ditahan tidak memengaruhi
nilai perusahaan.
Asumsi yang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani adalah:
1. Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatanpribadi.
2. Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksisaham.
3. Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biayamodal.
4. Investor dan manajer memiliki informasi yang sama tentang prospek
perusahaan.
5. Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak
berpengaruh terhadp biaya modalsendiri.
6. Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakandividen.
Intinya adalah pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran
pemegang saham di-offset sepenuhnya oleh cara-cara pembelanjaan investasi
yang dilakukan perusahaan. Mereka juga mengemukakan bahwa nilai
perlembar saham yang didiskonto setelah keputusan pembelanjaan dan
dividen sama dengan nilai pasar saham sebelum pembayaran dividen. Dengan
kata lain, penurunan harga pasar saham karena pembelanjaan eksternal sama
6
dengan kenaikan harga saham karena pembayaran dividen. Jadi pemegang
saham dikatakan indifferent antara dividen dan laba ditahan.
Secara matematis dibuktikan sebagai berikut:
P=1
0 1+ 𝑘 (D1 + P1)

Keterangan:
P0= Harga pasar perlembar saham pada waktu 0
k = Tingkat kapitalisasi perusahaan pada suatu kelas risiko
D1= Dividen persaham pada waktu 1
P1= Harga pasar perlembar saham pada waktu 1
Anggap N adalah jumlah saham pada waktu 0, dan M adalah jumlah
saham baru yang dijual pada waktu 1 dengan hargaP1
NP0 1
= 1+ 𝑘 [ND1 + (N+M)P1+
Jumlah saham baru yang diterbitkan untuk membelanjai investasi:
MP1= I – (X – ND1)

Keterangan:
I = Total investasi baru pada periode1.
X = Total laba perusahaan pada periode tersebut.
Dengan mensubstitusi persamaan di atas, maka diperoleh persamaan:
NP0 1
= 1+ 𝑘 [(N+M)P1 – I + X]

7
Pada persamaan terakhir terbukti bahwa dividen tidak lagi memengaruhi
harga saham atau dengan kata lain nilai saham independen dengan keputusan
dividen. Salah satu kebijakan dividen yang mempunyai implikasi dividen
irrelevant adalah dividen payout as a residual desicion. Selama perusahaan
mempunyai proyek investasi yang menghasilkan return lebih tinggi daripada
required return, perusahaan akan menggunakan laba untuk membelanjai
investasi tersebut. Jika perusahaan mempunyai sisa laba setelah semua proyek
investasi yang dapat diterima dibelanjai, baru kemudian dibagikan sebagai
dividen kas kepada pemegang saham.
Bila kebijakan dividen diperlakukan sebagai bagian dari keputusan
pembelanjaan, berarti pembayaran dividen kas bersifat pasif. Artinya,
besarnya dividen payout akan berfluktuasi dari waktu ke waktu sesuai dengan
fluktuasi jumlah peluang investasi yang tersedia bagi perusahaan. Perlakuan
kebijakan dividen sebagai keputusan sisa yang bersifat pasif mempunyai
implikasi bahwa dividen adalah irrelevant, yaitu investor indifferent antara
dividen dan laba ditahan.

Bird in-the-hand Theory


Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John
Lintner ini, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga saham.
Artinya, jika dividen yang dibagikan persahaan semakin besar maka harga
pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya karena
pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapiinvestor.
Investor memberikan nilai lebih tinggi atas dividen yield dibandingkan
dengan capital gain yang diharapkan dari pertumbuhan harga saham apabila
perusahaan menahan laba untuk digunakan membelanjai investasi, karena
komponen dividen yield (D1/P0) risikonya lebih kecil dibandingkan dengan
komponen pertumbuhan (g) pada persamaan pendapatan yang diharapkan
{keatau E(R) = D1/P0+ g}.

Tax Preference Theory


Berdasarkan teori ini, kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif
terhadap harga pasar saham perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah
dividen yang dibagikan suatu perusahaan semakin rendah nilai pasar saham
yang bersangkutan. Hal ini terjadi jika ada perbedaan antara tarif pajak
personal atas pendapatan dividen dan capital gain. Apabila tarif pajak dividen
lebih tinggi daripajak capital gain, maka investor akan lebih senang jika laba
yang diperoleh perusahaan ditahan untuk membelanjai investasi yang
dilakukan perusahaan. Dengan demikian di masa yang akan datang
diharapkan terjadi peningkatan capital gain yang tarif pajaknyarendah.
Investor dapat menghidari pajak dividen dengan cara melakukan suatu
pinjaman yang cukup untuk menimbulkan Rp1 beban bunga untuk setiap Rp1
pendapatan dividen. Namun, karena investor melakukan pinjaman maka
risiko yang dihadapi investormeningkat.
Selain pertimbangan pengaruh dividend payout terhadap harga saham, faktor-
8
faktor lain yang perlu dipertimbangkan manajemen dalam menentukan dividend
payout adalah:
1. Dana yang dibutuhkanperusahaan
Apabila di masa yang akan datang perusahaan merencanakan untuk
melakukan investasi yang membutuhkan dana yang besar, maka
perusahaan dapat memperolehnya melalui penyisihan laba ditahan.
Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, maka semakin
besar pula bagian laba yang ditahan di perusahaan atau semakin kecil
dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham

2. Likuiditas
Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai atau dividen saham.
Perusahaan hanya mampu membayar dividen tunai jika tingkat likuiditas
(cash ratio) yang dimiliki perusahaan mencukupi. Semakin tinggi tingkat
likuiditas perusahaan, semakin besar dividen tunai yang mampu dibayar
perusahaan kepada pemegang saham, dan sebaliknya.

3. Kemampuan perusahaan untukmeminjam


Salah satu sumber dana perusahaan adalah berasal dari pinjaman.
Perushaan dimungkinkan untuk membayar dividen yang besar, karena
perusahaan masih memiliki peluang atau kemampuan untuk memperoleh
dana dari pinjaman guna memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan
perusahaan.

4. Nilai informasidividen
Harga pasar saham perusahaan meningkat ketika perusahaan
mengumumkan kenaikan dividen, dan harga pasar saham perusahaan turun
ketika perusahaan mengumumkan penurunan dividen.

5. Pengendalianperusahaan
Jika perusahaan membayar dividen yang besar, kemungkinan perusahaan
memperoleh dana dengan menjual saham baru untuk membiayai peluang
investasi yang dinilai menguntungkan. Dalam kondisi demikian kendali
pemegang saham lama atas perusahaan kemungkinan akan berkurang, jika
pemegang saham lama tidak berjanji untuk membeli tambahan saham baru
yang diterbitkan perusahaan.

6. Pembatasan yang diatur dalam perjanjian pinjaman dengan pihak kreditur


Ketika perusahaan memperoleh pinjaman dari pihak kreditur, perjanjian
pinjamantersebutseiringdisertaidenganpersyaratantertentu.Slahsatu
persyaratan tersebut adalah pembatasan pembayaran dividen yang tidak
boleh melampaui jumlah tertentu yang disepakati.

7. Inflasi
Semakin tinggi tingkat inflasi, maka semakin turun daya beli mata uang.
Perusahaan harus mampu menyediakan dana yang lebih besar untuk
9
membiayai operasi maupun investasi perusahaan pada masa yang akan
datang.

BEBERAPA ASPEK KEBIJAKAN

DIVIDENStabilitasdividen
Perusahaan yang membayar dividen stabil dari waktu ke waktu
kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang membayar dividen
berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen secara stabil
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut yang juga stabil dan
sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil mencerminkan kondisi
keuangan perusahaan yang kurang baik.

Gambar 2.2 Pembayaran dividen berfluktuasi

Gambar 2.3 Pembayaran dividen stabil

10
Target payout ratio
Sejumlah perusahaan mengikuti kebijakan target dividend payout ratio
jangka panjang. Hal ini akan mengakibatkan besarnya jumlah dividen yang
berfluktuasi atau dividennya tidak stabil. Perusahaan hanya akan
meningkatkan dividend payout ratio, jika pendapatan perusahaan meningkat
dan perusahaan merasa mampu untuk mempertahankan kenaikan pendapatan
tersebut dalam jangka panjang.

Regular dan extra dividend


Salah satu cara perusahaan meningkatkan dividen kas adalah dengan
memberikan extra dividend di samping regular dividend. Hal ini biasanya
dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup besar tetapi sifatnya
sementara. Apabila tidak terjadi peningkatan pendapatan perusahaan, maka
dividen yang dibagikan hanya regular dividend.

DIVIDEN SAHAM (STOCKDIVIDEND)

Dividen saham adalah pembayaran sahamkepada pemegang saham. Dalam


sudut pandang perusahaan, dividen saham tidak lebih dari rekapitakisasi,
artinya pembagian dividen saham tidak akan mengubah jumlah modal
perusahaan, tetapi hanya terjadi perubahan pada struktur modal.
Contoh :
Perusahaan Citra menerbitkan saham dengan struktur modal sebagai
berikut :
 Saham biasa (40.000 lembar x@Rp1000) Rp 40.000.000
 Agio Rp 10.000.000
 Labaditahan Rp 50.000.000
 ModalSendiri Rp 100.000.000

Perusahaan Citra, membayar dividen sebesar 5% atau sejumlah 2000


lembar saham, dengan demikian tiap 20 lembar saham pemegang saham
mendapat 1 lembar saham. Harga saham saat itu adalah Rp 2500 per saham.
Setelah pembagian saham, berikut struktur pembagian modalnya
 Saham biasa (42.000 lembar x@Rp 1000) Rp 42.000.000
 Agio Rp 13.000.000
 Labaditahan Rp 45.000.000
 ModalSendiri Rp 100.000.000

11
Keterangan
 Nilai dividen saham yang dibagikan 2000 x Rp2500
= Rp 5.000.000
 Alokasi pada perkiraan saham biasa 2000 x Rp1000
= Rp 2.000.000
 Alokasi padaperkiraan Agio 2000 x (Rp 2500 - Rp1500)= Rp
3.000.000

Dari sudut pandang pemegang saham, secara teoritis tidak memberikan


manfaat kecuali penmbahan jumlah saham. Proporsi kepemilikan saham tidak
berubah, karena jumlah deviden saham setara dengan proporsi kepemilikan
maupun harga saham. Hal ini dapat dijelaskan melalui contoh berikut
Seorang pemegang saham memiliki saham berjumlah 100 lembar dengan
harga Rp 2.500 sehingga nilai totalnya adalah Rp 250.000 . setelah
pembagian deviden jumlah saham yang dimiliki menjadi 105 lembar saham
dengan harga Rp 250.000 / 105 lembar = Rp 2.380,95 . dengan demikian
pembagian deviden saham tidak menambah nilai bagi pemegang saham,
karena nilai sahamnya tetap Rp 250.000 yaitu 105 x Rp2.380,95
Perusahaan dalam pembagian deviden saham dapat disebabkan oleh salah
satu dari alasan berikut ;
1. Perusahaan kesulitan likuiditas sehingga sehingga perusahaan tidak
mampu membayar deviden tunai. Hal ini mengandng informasi negatif
karena mencerminkan kondisi keuangan perusahaan jangkapendek
2. Kas digunakan untuk membelanjai investasi baru. Hal ini mengandung
informasi positif karena diharapkan nilai perusahaan dan harga saham
turut meningkat sehingga pemegang saham mendapat capital gain di
kemudianhari.

PEMECAHANSAHAM

Pemecahan saham merupakan tindakan perusahaan untuk menambah


jumlah saham yang beredar dengan jalan memecah satu saham menjadi dua
saham atau lebih yang diikuti dengan penurunan nominal secara proporsional.
Tindakan pemecahan saham biasanya dilakukan perusahaan apabila harga
pasar saham perusahaan sudah terlalu tinggi. Harga pasar saham perusahaan
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan likuiditas saham akan semakin
berkurang, karena hanya sedikit jumlah investor yang mampu membeli saham
perusahaan . Di samping itu, harga pasar saham yang terlalu tinggi juga dapat
menimbulkan terjadinya perpindahan terhadap pengendalian perusahaan
kepada investor yang bermodal kuat. Pemecahan saham tidak memengaruhi
jumlah modal maupun struktur modal, tetapi hanya mengubah jumlah saham
yang beredar dan nilai nominal saham.
12
Contoh
Sebelum pemecahan saham , perusahaan CITRA memiliki modal sebagai
berikut:
- Saham biasa (40.000lembar@1.000) Rp 40.0000.000

- Agio Rp 10.000.000

- Labaditahan Rp 50.000.000

- Modalsendiri Rp 100.000.0

Perusahaan kemudian melakukan pemecahan saham yaitu saham dipecah,


menjadi dua saham, sehingga setelah pemecahan saham struktur modal
perusahaam menjadi :
- Saham biasa (80.000 lembar@Rp 500) Rp 40.000.000

- Agio Rp 10.000.000

- Labaditahan Rp 50.000.000

- Modalsendiri Rp 100.000.000

Reverse Split
Reverse Split merupakan kebalikan dari pemecahan saham , yaitu tindakan
perusahaan untuk menggabungkan dua atau lebih lembar saham menjadi satu.
Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan harga pasar saham ,apabila
dipertimbangkan harga pasar saham sudah terlampau rendah. Harga pasar
saham yang terlalu rendah mengesankan kondisi perusahaan yang kurang
baik.

PEMBELIAN SAHAM KEMBALI ( PURCHASE OF STOCK)

Pembelian kembalian saham merupakan bagian dari keputusan dividen.


Keputusan ini diambil apabila perusahaan mempunyai kelebihan kas ,
sementara itu tidak ada peluang investasi yang menguntungkan. Oleh karena
itu , perusahaan dapat menggunakan dana yang tersedia untuk dibagikan
sebagai dividen atau untuk membeli kembali saham yang beredar.

13
Apabila tidak ada pajak dan biaya transaksi , kedua alternatif tersebut
secara teoritis tidak bedanya bagi pemegang saham. Dengan pembelian
saham, maka jumlah saham yang beredar akan berkurang sehingga akan
mendorong terjadinya peningkatan harga pasar saham. Secara teoritis, capital
gain yang diperoleh dari pembelian saham kembali sama dengan dividen atau
membeli saham kembali.

Contoh, persahaan RINJANI sedang mempertimbangkan untuk membeli


sahamnya yang beredar di pasar seharga Rp1.500.000. Perusahaan
mempunyai informasi keuangan sebelum pendistribuan sbb:

-Laba bersih setelah pajak(EAT) Rp 2.000.000

-Jumlah saham yang beredar 50.000 lembar

-Harga pasar saham Rp 600

-EPS Rp 40

-P/E ratio 15

Istilah yang sering dipakai di subab ini adalah dividen dan capital gain.
Perbedaan dari keduanya adalah dividen adalah pembagian laba perusahaan
kepada para pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
Sedangkan, capital gain adalah keuntungan yang didapat hanya oleh para
pemegang saham biasa. Cara memperoleh keuntungan ini adalah dengan
membeli saham diwaktu harga rendah dan menjual kembali pada harga tinggi
(sehingga ada gap, dan gap ini disebut sebagai Capital Gain). Kemudian dari
kasus perusahaan RINJANI, ada 2 alternatif yang dipertimbangkan dalam
mendistribusikan dana kepada para pemegang saham, antara lain :

 Alternatif pertama, jika perusahaan membayarkan Rp1.500.000 sebagai


dividen, maka Investor mengharapkan dividen kas sebesar Rp30 per
saham (Rp1.500.000/50.000lembar)
 Alternatif kedua, jika perusahaan membeli kembali sebagiansahamnya
dan melakukan penawaran kepada pemegang saham pada harga harga baru
Rp630 (harga lama = Rp600). Maka jumlah saham yang dapat kembali

14
(dibeli) sebanyak 2.381 lembar (Rp1.500.000/Rp630). Pada alternative
kedua, perusahaan memperoleh laba per saham setelah pembelian kembali
adalah :

Jika P/E ratio 15 kali, maka harga pasar saham sama dengan Rp630 per
saham (15 x Rp42). Namun, harga pasar saham sebelum pembelian
kembali saham sama dengan Rp600 per saham (P/E x EPS = 15 x Rp40).
Sedangkan, capital gain yang diperoleh pemegang saham setelah
pembelian kembali saham sama dengan Rp30 (harga pasar saham setelah
pembelian kembali – harga pasar saham sebelum pembelian kembali =
Rp630 – Rp600)

Apabila pemegang saham indifferent antara dividen dan capital gain,


berarti dapat disimpulkan bahwa nilai saham tidak dipengaruhi oleh cara
bagaimana perusahaan mendistribusikan dana kepada pemegang saham.
Namun demikian, sikap indifferent pemegang saham masih bisa
dipertanyakan apabila pemegang saham mempunyai preferensi sistematis
terhadap dividen atau capital gain. Hal ini dapat terjadi jikaterdapat
perbedaan tariff pajak antara dividen dan capital gain. Dengan demikian,
nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh cara bagaimana perusahaan
mendistribusikan dananya.

Keuntungan perusahaan yang melakukan pembelian saham kembali :

 Jumlah saham yang berkurang, sehingga EPS dan dividen per


saham meningkat dengan asumsi dividend payout ratio tetap
 Menghindari kenaikan dividen. Jika dividen naik terlalu tinggi
dikhawatirkan di masa mendatang perusahaan terpaksa membagi
dividen yang lebih kecil ( pada masa sulit atau banyak kebutuhan
dana investasi ) yang dapat memberi petanda negatif. Stock
repuchasemerupakanalternatifyangbaikuntukmendistribusikan

penhasilan yang diatas normal ( extraordinary earnings ) kepada


pemegang saham.
 Dapat digunakan sebagai strategi untuk mengacau usaha
pengambil – alihan perusahaan ( yang biasanya dilakukan dengan
15
cara membeli saham sebanyak –banyaknya hingga mencapai
jumlah saham mayoritas ) stock repuchase dapat menggagalkan
usahaini.
 Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya, perusahaan ingin
meningkatkan rasio hutang dengan cara menggunakan hutang baru
untuk membeli kembali saham yangberedar.
 Saham yang ditarik kembali dapat dijual kembali ke pasar jika
perusahaan membutuhkan tambahandana.

Kerugian bagi perusahaan yang melakukan pembelian saham kembali:

 Dapat merusak image perusahaan karena sebagian investor merasa


bahwa stock repuchase merupakan indikator bahwa manajemen
perusahaan tidak mempunyai proyek – proyek baru yang baik.
Namun demikian, jika perusahaan benar – benar tidak memiliki
kesempatan investasi yang baik, ia memang sebaiknya
mendistribusikan dana kembali kepada pemegang saham. Tidak
banyak bukti empiris yang mendukung alasanini.
 Setelah stock repuchase, pasar mungkin merasa bahwa risiko
perusahaan meningkat sehingga dapat menurunkan hargasaham.

(https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/13/makalah-kebijakan-dividen/)

Dalam pembelian saham kembali, harga (equilibrium) yang harus


ditawarkan perusahaan kepada pemegang saham adalah :

Keterangan :
Px = Harga pasar per saham setelah distribusi
D = Jumlah dana yang akan didistribusikan
S = Jumlah saham yag beredar sebelum distribusi

Berdasarkan contoh tersebut maka harga equilibrium :

Jadi dapat disimpulkan dari contoh diatas jika perusahaan menawarkan


harga pembelian kembali saham yang beredar sebesar Rp630, maka bagi
16
investor hal ini akan berdampak sama dengan menerima dividen atau
menjual saham dan memperoleh capital gain, dengan asumsi tidak ada
perbedaan pajak antara capital gain dengan dividen.

17
BAB
IIIPENUT
UP

Kesimpulan

1. Kebijakan dividen berkaitan dengan penetapan berapa besar bagian laba


bersih perusahaan akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai
dividen.
2.Terdapat beberapa teori yang menjelaskan bagaimana pengaruh besar
kecilnya dividen terhadap nilai perusahaan atau harga pasar saham,
yaitu dividend irrevelance theory, tax preference yheory,bird in the-
hand theory . masing masing teori tersebut menyatakan pendapat yang
berbeda beda karena didasarkan pada asumsi yangberbeda.
3. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan perusahaan dalam menetapkan
kebijakan dividen,yaitu stabilitas dividen,reguler, dan ekstradividen.
4. Perusahaan selain dapat membagikan dividen tunai, juga dapat
melakukan pembagian dividen saham (stock dividend). Secara teoritis ,
pembagian dividen saham tidak mempunyai dampak ekonomis baik
bagi perusahaan maupun pemegang saham ,kecuali hanya mengubah
struktur permodalanperusahaan.
5. Perusahaan juga dapat melakukan pemecahan saham (stock split) , yang
juga secara teoritis tidak mempunyai dampak ekonomis bagi
perusahaan dan pemegang saham. Perusahaan melakukan stock split
ketika harga pasar saham sudah terlalu tinggi. Sehingga menurunkan
likuiditas saham dan dapat memengaruhi pengendalian perusahaan oleh
investor yang bermodal besar. Sebaliknya ketika harga saham sangat
rendah ,perusahaan dapat melakukan penggabungan saham (reverse
split)
6. Apabila perusahaan memiliki kelebihan kas, sementara perusahaan tidak
mempunyai peluang investasi yang menguntungkan , maka perusahaan
dapat menggunakan kas tersebut untuk melakukan pembelian kembali
saham yang sudah beredar (repurchase ofstock)

Saran

Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan


jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

18
DAFTAR PUSTAKA

(https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/13/makalah-kebijakan-dividen/)

19

Anda mungkin juga menyukai