Oleh Kelompok 3 :
COVER........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1. 1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1. 2. Rumusan Masalah....................................................................... 1
1. 3 Tujuan Penulisan......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......….................................................................... 2
2.1. Pengertian Kebijakan Dividen..................................................... 2
2.2. Prposedur Pembayaran Dividen................................................... 2
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengruhi Kebijaka Dividen................. 3
2.4. Dana yang Bisa Dibagikan Sebagai Dividen............................... 4
2.5. Jenis-Jenis Pembayaran Dividen.................................................. 5
2.6. Teori kebijakan Dividen............................................................... 6
BAB III PENUTUP....................................................................................... 10
3. 1. Kesimpulan ................................................................................ 10
3. 2. Saran……….…........................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
3. Tanggal cum-dividend
Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak
untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.
4. Tanggal ex-dividend
Tanggal perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh
dividen. Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor
tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen.
5) Clintile Effect
Dapat kita ketahui bahwa terdapat banyak kelompok investor dengan berbagai kepentingan.
Ada investor yang lebih menyukai pendapatan saat ini dalam bentuk dividen seperti halnya
individu yang sudah pensiun sehingga investor ini menghendaki perusahaan membayar dividen
yang tinggi. Tetapi ada pula investor yang menyukai untuk menginvestasikan kembali
pendapatan mereka, karena kelompok investor ini berada dalam tarif pajak yang cukup tinggi.
Dengan adanya dua kelompok investor tersebut, perusahaan dapat menentukan kebijakan
dividen yang oleh manajemen dianggap paling baik. Kemudian biarkan investor yang tidak
menyukai kebijakan dividen perusahaan menjual saham mereka. Dengan kata lain biarlah
melakukan pemindahan investasi dari satu perusahaan ke lain. Tetapi perlu diingat bahwa
transaksi ini berlangsung efisien karena adanya biaya transaksi dan pembayaran sebagai akibat
penjualan saham.
6) Stock Dividend dan Stock Split
Stock Dividend tidak mengakibatkan kekayaan pemegang saham meningkat, karena
meningkatnya jumlah lembar saham diimbangi dengan turunnya harga saham dengan proporsi
yang sama. Tetapi jika pemegang saham berpendapat bahwa dana yang dibagikan dalam bentuk
dividen diinvestasikan kembali dan diharapkan memberikan hasil yang menguntungkan sehingga
Price Earning Ratio (PER) perusahaan meningkat, maka profitabilitas perusahaan akan
meningkat.
Kadang-kadang perusahaan melakukan pemecahan saham (Stock Split) sehingga
mengakibatkan jumlah lembar saham menjadi bertambah/berkurang. Tujuan utama perusahaan
melakukan stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas dalam perdagangan perusahaan
(artinya saham perusahaan lebih sering diperdagangkan).
Tidak likuidnya sering kali disebabkan oleh :
1. Harga saham terlalu mahal dan jumlah lembar saham terlalu sedikit.
2. Harga saham terlalu murah sehingga investor mempersepsikan perusahaan
kurang memiliki prospek.
7) Repurchase Of Stock
Perusahaan sering harus melakukan Repurchase Of Stock atau pembelian kembali sahamnya
karena memiliki kelebihan kas, dan tidak ada kesempatan investasi yang menguntungkan. Alasan
lain mungkin karena perusahaan akan melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan lain.
Dengan pembelian kembali maka jumlah lembar saham yang beredar akan berkurang dan
dividen per lembar saham akan lebih besar, akhirnya harga pasar saham akan meningkat.
Untuk melakukan pembelian kembali inj dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Perusahaan memberikan Penawaran artinya perusahaan membuat penawaran formal
kepada pemegang saham untuk membeli sejumlah sahamnya pada tingkat harga tertentu.
Biasanya harga yang digunakan sedikit di atas harga pasar saat ini, kemudian pemegang
saham dapat mengumpulkan sahamnya untuk kemudian dibeli perusahaan.
2. Membeli Langsung ke Pasar Modal dalam hal ini peran pialang akan membantu. Sebagai
imbalannua perusahaan memberikan fee sebesar presentase tertentu, sebelum perusahaan
melakukan pembelian saham sebaiknya perusahaan memberikan informasi terlebih
dahulu kepada pemegang saham mengenai tujuan dan diadakannya pembelian kembali
saham perusahaan.
Brigham dan Housten (2002) mengungkapkan Keuntungan dan Kerugian Repurchase Of Stock
adalah :
Keuntungan Repuchase Of Stock :
Repuchase of stock dipandang sebagai indikasi bahwa saham dinilai terlalu renah atau
undervalued.
Pemegang saham memiliki pilihan untuk menjual saham mereka atau tidak.
Dari pandangan manajemen pembelian kembali saham memberikan beberapa keuntungan
bila dibandingkan dengan pembayarn dividen.
Merupakan satu cara praktis bagi manajemen untuk melakukan restrukturisasi keuangan
perusahaan.
Kerugian Repurchase Of Stock :
Perusahaan mungkin membayar terlalu tinggi untuk repurchase of stock perusahaan,
sehingga sangat merugikan pemegang saham yang memilih untuk tidak menjual
sahamnya.
Tidak semua investor memperoleh manfaat atas repurchase of stock, karena tidak
mengetahui implikasinya saat ini dan prospeknya di masa yang akan datang.
Perusahaan bisa dikenakan penalti apabila alasan repurchase of stock ini dilakukan untuk
menghindari pajak atas dividen.
Beberapa investor memandang bahwa repurchase of stock dalam jumlah merupakan
indikasi perusahaan tidak memiliki pertumbuhan yang baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam
membuat keputusan dividen (dibagikan/ditahan).
Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh
manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena kebijakan dividen memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang dikelola itu sendiri, maupun pihak
lain seperti pemegang saham dan kreditur.
3.2 Saran
Dalam mempelajari materi dividen ini penyusun menyarankan selain menguasai pengertian,
konsep, kebijakan, pendekatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dividen, perlu juga
memperingatikan dua aspek berikut ini.
Pembagian dividen oleh manajemen harus didasari dengan pertimbangan yang seksama,
yaitu dengan memperhatikan sekurang-kurangnya aspek keuangan dan aspek hukum. Aspek
keuangan wajib diperhatikan karena pembagian dividen tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor
keuangan yang antara lain mencakup kemampuan keuangan perusahaan, proyeksi usaha
perusahaan dan harapan pemegang saham secara ekonomi untuk mendapatkan tingkat
pengembalian dari investasi mereka. Aspek hukum wajib diperhatikan karena pembagian dividen
harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku. Meskipun
tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
DAFTAR PUSTAKA
Sinuraya, Murthada. 1999. Seri Teori Manajemen Keuangan, Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Manajemen Keuangan. Cetakan pertama. Denpasar: Udayana
University Press.