Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN DIVIDEN

Oleh Kelompok 3 :

1. Ni Putu Laksmi Devi Mahayani (1807531106)


2. Kadek Anggi Sintya Dewi (1807531125)
3. Ni Komang Nanda Denada Pande (1807531139)
4. Ni Made Wirya Sri Shinta Paramita (1807531209)
5. Ni Wayan Cempaka Dewi (1807531228)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatNya , kita selalu
di beri kesehatan sampai pada saat ini. kita haturkan selalu kepada Tuhan, karena beliaulah Guru dari segala Guru
yang mengajarkan kita tentang Ilmu yang bermanfaat Dunia dan Akhirat. Dan dengan adanya izin dari Tuhan Yang
Maha esa kami selaku Pemakalah dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul “Kebijakan Dividen “
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu tujuan untuk menambah wawasan kita tentang ilmu
manajemen, dan untuk memudahkan kita dalam ujian semester nanti. Dalam proses penyusunan hingga
terselesaikannya makalah ini, kami sebagai pemakalah sangat banyak mendapat bantuan, doa, motivasi, dan
bimbingan dari berbagai pihak, dan kami ingin mengucapkan banyak Terima Kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami. Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis dapat menyadari masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak, dengan ini harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1. 1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1. 2. Rumusan Masalah....................................................................... 1
1. 3 Tujuan Penulisan......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.......….................................................................... 2
2.1. Pengertian Kebijakan Dividen..................................................... 2
2.2. Prposedur Pembayaran Dividen................................................... 2
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengruhi Kebijaka Dividen................. 3
2.4. Dana yang Bisa Dibagikan Sebagai Dividen............................... 4
2.5. Jenis-Jenis Pembayaran Dividen.................................................. 5
2.6. Teori kebijakan Dividen............................................................... 6
BAB III PENUTUP....................................................................................... 10
3. 1. Kesimpulan ................................................................................ 10
3. 2. Saran……….…........................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk memenuhi salah satu tugas kuliah, maka penyusun membuat makalah ini dengan tema
kebijakan dividen.
Alasan mengapa penyusun memilih kebijakan dividen dalam tema makalah ini, karena
penyusun ingin mengetahui lebih dalam tentang kebijakan deviden. Dalam makalah ini,
penyusun membahas mengenai pengertian kebijakan deviden, prosedur pembayaran dividen,
factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, dana yang bisa dibagikan sebagai dividen,
jenis-jenis pembayaran dividen,dan teori kebijakan dividen.
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan
datang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kebijakan Dividen?


2. Bagaimana Prosedur Pembayaran Dividen?
3. Apa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen?
4. Bagaimana Dana yang Bisa Dibagikan Sebagai Dividen?
5. Apa Saja Jenis-Jenis Pembayaran Dividen?
6. BagaimanaTeori Kebijakan Dividen?

1.3 Tujuan Rumusan Masalah

1. Untuk Mengetahui Pengertian Kebijakan Dividen


2. Untuk Mengetahui Prosedur Pembayaran Dividen
3. Untuk Mengetahui Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
4. Untuk Mengetahui Dana yang Bisa Dibagikan Sebagai Dividen
5. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Pembayaran Dividen
6. Untuk Mengetahui Teori Kebijakan Dividen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Dividen


Kebijakan Dividen adalah merupakan keputusan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
setelah perusahaan beroperasi dan memperoleh laba. Kebijaka. Dividen menyangkut masalah
penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham atau keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan guna
pembiayaan investasi di masa yang akan datang.
Kebijakan dividen berpengaruh terhadap aliran dana, struktur finansial, likuiditas perusahaan
dan perilaku investor. Dengan demikian kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan
penting kaitannya dengan usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
dipengaruhi oleh keputusan investasi, keputusan pembiayaan, dan kebijakan dividen. Ketiga
keputusan tersebut saling berkaintan satu sama lain, karena keputusan investasi dipengaruhi oleh
tersedianya dana dan biaya modal. Biaya modal dan ketersediaan dana dipengaruhi oleh besar
kecilnya laba di tahan.
2.2 Prosedur Pembayaran Dividen
Pada umumnya pembayaran dividen dilakukan secara tunai. Di Indonesia keputusan
pembagian dividen melaluu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berdasarkan UU No 1
Tahun 1995, Pasal 62 Ayat 1 dan 2. Pengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan
kepada pemegang saham yang disebut juga dengan tanggal pengumuman dividen. Rincian
tanggal yang diperhatikan dalam pembayaran dividen adalah Menurut Sinuraya(1999) adalah
sebagai berikut :
1. Tanggal pengumuman (declaration date) 
Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang mana secara resmi diumumkan oleh emiten
tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan.
Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen regular. Isi pengumuman tersebut
menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni: tanggal pencatatan, tanggal pembayaran,
besarnya dividen kas per lembar.
2. Tanggal pencatatan (date of record) 
Tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama pemegang saham. Para pemilik
saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham tersebut diberikan hak, sedangkan pemegang
saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk memperoleh
dividen.

3. Tanggal cum-dividend 
Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak
untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.
4. Tanggal ex-dividend 
Tanggal perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh
dividen. Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor
tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen.

5. Tanggal pembayaran (payment date) 


Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang
saham yang telah mempunyai hak atas dividen. Jadi pada tanggal tersebut, para investor sudah
dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten
(dividen tunai, dividen saham).

2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada umumnya meliputi :


1. Posisi Kas atau Likuiditas perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.
Bagi perusahaan yang memiliki laba ditahan yang cukup, tetapi manajemen memutuskan
untuk menginvestasikan ke dalam aktiva riil, amaka perusahaan tidak dapat membayar
dividen dalam bentuk kas.
2. Keburuhan Pembayaran kembali untang perusahaan juga berpengaruh terhadap kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
Adanya batasan dalam perjanjian pinjaman kepada kreditur, misalnya pembayaran dividen
hanya dapat dilakukan setelah laba yang tersedia bagi pemegang saham dikurangi dengan
angsuran pinjaman atau apabila modal kerja mencapai tingkat tertenti. Di samping itu
persetujuan pemegang saham preferen di mana menuntut hak pembayaran dividen sebelum
pembayaran dividen kepada pemegang saham biasa.
3. Tingkat Ekspansi yang tinggi memerlukan dana yang besar, sehingga laba yang diperoleh
lebih baik ditahan.
Stabilitas earning (penghasilan) memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan payout
ratio (rasio pembayaran) yang tinggi.
4. Akses perusahaan di pasar modal juga berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Aksesibilitas perusahaan ini dipengaruhi oleh usia dan skala perusahaan, bagi perusahaan
sudah established (mapan) lebih mudah mempertahankan payout ratio (rasio pembayaran) yang
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.
5. Posisi Pemegang Saham dalam Kelompok Pajak juga berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Kepemilikan perusahaan oleh investor yang kecil cenderung untuk memiliki payout
(pembayaran) yang tinggi. Kemungkinan adanya penalti atas kelebihan akumulasi laba ditahan
mungkin akan mendorong untuk memilih payout (pembayaran) yang lebih tinggi. Sedangkan
kepemilikan perusahaan oleh pemegang saham yang termasuk dalam kelompok pembayar pajak
besar akan lebih menyukai untuk mempertahankan payout (pembayaran) yang rendah.
2.4 Dana yang Bisa Dibagikan Sebagai Dividen
Dalam prakteknya pembagian dividen dikaitkan dengan laba yang diperoleh perusahaan
tersedia bagi pemegang saham. Laba ini ditunjukkan dalam Laporan Laba Rugi yang disebut
Laba Setelah Pajak (Earning After Taxes). Besarnya dana yang biaa dibagikan sebagai dividen
(atau diinvestasikan kembali) sama dengan laba setelah pajak. Dana yang diperoleh dari hasil
operasi selama satu periode tersebut adalah sebesar laba setelah pajak ditambah dengan
penyusutan.
Berdasarkan teori keuangan, jumlah dana yang bisa dibagikan sebagai dividen dapayt
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Dividen = EAT + Penyusutan – Investasi A.T. – Penambahan M.K.
Dimana :
EAT : Laba Setelah Pajak (Earning After Taxes)
A T : Aktiva Tetap
M K : Modal Kerja
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa yang bisa dibagikan sebagai dividen merupakan
kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu: EAT + Penyusutan) di atas
keperluan investasi untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (investasi pada aktiva
tetap dan modal kerja). Apabila Dividen yang dibagikan (Divident Rayout Ratio) misalnya hanya
40% dari Eat, maka ini berarti bahwa yang 60% dipergunakan untuk menambah dana untuk
penyusutan untuk investasi pada aktiva tetap dan penambahan modal kerja.
2.5 Jenis-Jenis Pembayaran Dividen
Besarnya dividen akan dipengaruhi oleh ada tidaknha kesempatan investasi. Jenis – jenis
alternatif pembagian dividen adalah sebagai berikut :
1. Pembayaran Dividen yang Stabil
Alasan untuk memberikan dividen yang stabil dengan cara membiarkan payout ratio
berfluktuasi adalah agar harga pasar saham lebih tinggi. Hal ini mudah dipahami karena:
a. Dividen yang berfluktuasu lebih berisiko daripada dividen stabil, oleh karena itu
tingkat discount rate yang lebih rendah akan diterapkan pada dividen yang stabil
sehingga nilai saham lebih tinggi.
b. Pemegang saham yang mengharapkan pendapatan dari penerimaan dividen akan lebih
suka untuk menerima dividen dalam jumlah yang stabil (dividen minimum) dan
mengharapkan adanya premium atas saham itu.
c. Persyaratan listing surat berharga masyarat akan dividen yang stabil dan tidak
terputus.
2. Residual Decision Of Dividend
Penentuan besarnya dividen dipengaruhi oleh ada tidaknya kesempatan investasi yang
menguntungkan. Sejauh terdapat investasi yang menguntungkan maka dana yang diperoleh
dari operasi perusahaan akan digunakan untuk investasi tersebut. Kalau terdapat sisa barulah
sisa tersebut dibagikan sebagai dividen. Apabila kita menggunakan pendapat inj makan kita
akan mengamati pola pembayaran dividen yang sangat erratic.
3. Payout Ratio yang Konstan
Beberapa perusahaan memilih untuk mempertahanakan presentase payout atas laba yang
konstan. Apabila laba yang diperoleh berfluktuasi, maka dividen yang dibayarkan juga akan
berfluktuasi. Kebijakan ini cenderung tidak akan memaksimumkan nilai saham perusahaan.
4. Pembayaran Diveiden Reguler yang Rendah Disertai Pembayaran Ekstra
Kebijakan ini adalah kebijakan yang moderat yaitu merupakan kompromi atas dua
kebijakan satu dan tiga (yang lebih fleksibel.
2.6 Teori Kebijakan Dividen

1) Dividen Tidak Relevan


Teori Dividen Tidak Relevan ini dikemukakan oleh Miller dan Modligliani (1961), MM
berpendapat bahwa di dalam kondisi bahwa keputusan investasi yang given, pembayaran
dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham, lebih lanjut MM
berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan.
Miller dan Modigliani (MM) membuktikan pendapatnya dengan asumsi :
1. Pasar modal yang sempurna di mana semua investor bersikap rasional.
2. Tidak terdapat pajak.
3. Tidak terdapat biaya emisi saham.
4. Leverage tidak berpengaruh terhadap biaya modal.
5. Para investor dan manajer mempunyai informasi yang sama.
6. Distribusi pendapatan diantara dividen dengan laba ditahan tak berpangaruh terhadap
biaya ekuitas.
7. Kebijakan Capital Budgeting terlepas dari kebijakan dividen.
Hal penting dari pendapat MM adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap
kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara
pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dan yang penting adalah apakah investasi yang
tersedia diharapkan akan memberikan NPV yang positif, tidak perduli apakah dana yang
dipergunakan untuk membiayai berasal dari perusahaan (laba ditahan) ataukah dari luar
perusahaan (menerbitkan saham baru).

2) Bird-In-The Hand Theory


Teori ini dikemukakan oleh Gordon (1962) dan Lintner (1956, 1963), dimana beliau
berpendapat bahwa biaya ekuitas (Ke) perusahaan akan mengalami kenaikan disebabkan oleh
penurunan pembayaran dividen, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dan pembagian
dividen dibandingkan dengan kenaikan nilai modal (capital gain) yang dihasilkan laba tersebut.
Gordon-Linter beranggapan bahwa investor memandang satu burung di tangan lebih
berharga dari pada seribu burung diudara. Dengan tegas Gordon-Lintner berpendapat bahwa
investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk setiap pengurangan dividen
yield.
3) Tax Differential Theory
Tax Differential Theory dikemukakan oleh Lizenberger dan Ramaswamy (1979)
mengemukakan bahwa dalam kaitannya dengan pajak pendapatan perseorangan, pendapat yang
relevan bagi investor adalah pendapatn setelah pajak, sehingga keuntungan yang diisyaratkan
juga setelah pajak. Kesimpulannya adalah investor akan meminta tingkat keuntungan setelah
pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividend yield yang tinggi dari pada
saham dengan dividend yield yang rendah. Oleh karenanya kelompok ini cenderung
menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya menentukan dividend pay out ratio yang rendah atau
bahkan tidak membagikan dividen.
4) Information Content Hypothesis
MM berkesimpulan bahwa reaksi investor terhadap perubahan dividen tidak berarti sebagai
indikasi bahwa investor lebih menyukai dividen dibanding dengan laba ditaha. Kenyataan bahwa
harga saham mengikuti perubahan dividen semata-mata karena adanya Information Content
dalam pengumuman dividen.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menguji hipotesis ini, namun demikian hingga saat
ini untuk menentukan apakah perubahan harga saham yang mengikuti perubahan dividen
disebabkan karena :
a. Kebijakan dividen satu tanda bagi investor disebut juga dengan signaling.
b. Karena memang investor lebih menyukai dividen daripada Capital gain disebut juga
dengan preference effect.
c. Atau karena kombinasi keduanya.

5) Clintile Effect
Dapat kita ketahui bahwa terdapat banyak kelompok investor dengan berbagai kepentingan.
Ada investor yang lebih menyukai pendapatan saat ini dalam bentuk dividen seperti halnya
individu yang sudah pensiun sehingga investor ini menghendaki perusahaan membayar dividen
yang tinggi. Tetapi ada pula investor yang menyukai untuk menginvestasikan kembali
pendapatan mereka, karena kelompok investor ini berada dalam tarif pajak yang cukup tinggi.
Dengan adanya dua kelompok investor tersebut, perusahaan dapat menentukan kebijakan
dividen yang oleh manajemen dianggap paling baik. Kemudian biarkan investor yang tidak
menyukai kebijakan dividen perusahaan menjual saham mereka. Dengan kata lain biarlah
melakukan pemindahan investasi dari satu perusahaan ke lain. Tetapi perlu diingat bahwa
transaksi ini berlangsung efisien karena adanya biaya transaksi dan pembayaran sebagai akibat
penjualan saham.
6) Stock Dividend dan Stock Split
Stock Dividend tidak mengakibatkan kekayaan pemegang saham meningkat, karena
meningkatnya jumlah lembar saham diimbangi dengan turunnya harga saham dengan proporsi
yang sama. Tetapi jika pemegang saham berpendapat bahwa dana yang dibagikan dalam bentuk
dividen diinvestasikan kembali dan diharapkan memberikan hasil yang menguntungkan sehingga
Price Earning Ratio (PER) perusahaan meningkat, maka profitabilitas perusahaan akan
meningkat.
Kadang-kadang perusahaan melakukan pemecahan saham (Stock Split) sehingga
mengakibatkan jumlah lembar saham menjadi bertambah/berkurang. Tujuan utama perusahaan
melakukan stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas dalam perdagangan perusahaan
(artinya saham perusahaan lebih sering diperdagangkan).
Tidak likuidnya sering kali disebabkan oleh :
1. Harga saham terlalu mahal dan jumlah lembar saham terlalu sedikit.
2. Harga saham terlalu murah sehingga investor mempersepsikan perusahaan
kurang memiliki prospek.

7) Repurchase Of Stock
Perusahaan sering harus melakukan Repurchase Of Stock atau pembelian kembali sahamnya
karena memiliki kelebihan kas, dan tidak ada kesempatan investasi yang menguntungkan. Alasan
lain mungkin karena perusahaan akan melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan lain.
Dengan pembelian kembali maka jumlah lembar saham yang beredar akan berkurang dan
dividen per lembar saham akan lebih besar, akhirnya harga pasar saham akan meningkat.
Untuk melakukan pembelian kembali inj dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Perusahaan memberikan Penawaran artinya perusahaan membuat penawaran formal
kepada pemegang saham untuk membeli sejumlah sahamnya pada tingkat harga tertentu.
Biasanya harga yang digunakan sedikit di atas harga pasar saat ini, kemudian pemegang
saham dapat mengumpulkan sahamnya untuk kemudian dibeli perusahaan.
2. Membeli Langsung ke Pasar Modal dalam hal ini peran pialang akan membantu. Sebagai
imbalannua perusahaan memberikan fee sebesar presentase tertentu, sebelum perusahaan
melakukan pembelian saham sebaiknya perusahaan memberikan informasi terlebih
dahulu kepada pemegang saham mengenai tujuan dan diadakannya pembelian kembali
saham perusahaan.

Brigham dan Housten (2002) mengungkapkan Keuntungan dan Kerugian Repurchase Of Stock
adalah :
Keuntungan Repuchase Of Stock :
 Repuchase of stock dipandang sebagai indikasi bahwa saham dinilai terlalu renah atau
undervalued.
 Pemegang saham memiliki pilihan untuk menjual saham mereka atau tidak.
 Dari pandangan manajemen pembelian kembali saham memberikan beberapa keuntungan
bila dibandingkan dengan pembayarn dividen.
 Merupakan satu cara praktis bagi manajemen untuk melakukan restrukturisasi keuangan
perusahaan.
Kerugian Repurchase Of Stock :
 Perusahaan mungkin membayar terlalu tinggi untuk repurchase of stock perusahaan,
sehingga sangat merugikan pemegang saham yang memilih untuk tidak menjual
sahamnya.
 Tidak semua investor memperoleh manfaat atas repurchase of stock, karena tidak
mengetahui implikasinya saat ini dan prospeknya di masa yang akan datang.
 Perusahaan bisa dikenakan penalti apabila alasan repurchase of stock ini dilakukan untuk
menghindari pajak atas dividen.
 Beberapa investor memandang bahwa repurchase of stock dalam jumlah merupakan
indikasi perusahaan tidak memiliki pertumbuhan yang baik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam
membuat keputusan dividen (dibagikan/ditahan).
Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh
manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini karena kebijakan dividen memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang dikelola itu sendiri, maupun pihak
lain seperti pemegang saham dan kreditur.

3.2 Saran
Dalam mempelajari materi dividen ini penyusun menyarankan selain menguasai pengertian,
konsep, kebijakan, pendekatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dividen, perlu juga
memperingatikan dua aspek berikut ini.
Pembagian dividen oleh manajemen harus didasari dengan pertimbangan yang seksama,
yaitu dengan memperhatikan sekurang-kurangnya aspek keuangan dan aspek hukum. Aspek
keuangan wajib diperhatikan karena pembagian dividen tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor
keuangan yang antara lain mencakup kemampuan keuangan perusahaan, proyeksi usaha
perusahaan dan harapan pemegang saham secara ekonomi untuk mendapatkan tingkat
pengembalian dari investasi mereka. Aspek hukum wajib diperhatikan karena pembagian dividen
harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku. Meskipun
tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
DAFTAR PUSTAKA

Sinuraya, Murthada. 1999. Seri Teori Manajemen Keuangan, Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Manajemen Keuangan. Cetakan pertama. Denpasar: Udayana
University Press.

Anda mungkin juga menyukai