Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN


KEUANGAN
“ KEBIJAKAN DIVIDEN ”

Dosen Pengampu : 1. Raudhatul Hidayah, SE,M.Si,Dr,Ak,Ca


2. Kevin Reinaldo Amin, SE,M.Sc

Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Aldemar Zico Mariero 2200522033
2. Aima Soleha 2200522049
3. Putri Dea Ayu 2200522054
4. Ratna Sari Putri Dwi Elisa 2200522057
5. Willy Andrian 2200522041

PRODI D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita ucapkan puji syukur kepada Tuhan yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah mengenai “pendanaan jangka menengah dan panjang”.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Raudhatul Hidayah,
SE,M.Si,Dr,Ak,Ca dan Bapak Kevin Reinaldo Amin, SE, M.Sc sebagai dosen pengampu pada
mata kuliah Manajemen Keuangan yang telah mangarahkan kami dalam pembelajaran, sehingga
dapat membantu kami dalam penyusunan makalah ini, yang berjudul “ Kebijakan Deviden”.
Makalah ini ditulis bertujuan untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Manajmen
Keuangan. Dengan makalah ini, kami sebagai penulis berharap teman-teman dan pembaca lain
dapat memahami materi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna serta
kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 4
2.1 Pengertian Kebijakan Deviden ........................................................................................... 4
2.2 Bentuk-Bentuk Dividen ..................................................................................................... 4
2.3 Prosedur Pembayaran Dividen ........................................................................................... 5
2.4 Teori Tentang Dividen ........................................................................................................ 6
2.5 Pertimbangan Manajerial Dalam Kebijakan Deviden ........................................................ 7
2.6 Stock Deviden ..................................................................................................................... 9
2.7 Stock Split ........................................................................................................................... 9
2.8 Repurchase Stock .............................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan penting perusahaan Keputusan tentang
pembagian keuntungan perusahaan Dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
ditahan sebagai laba ditahan sebagai sumber dana investasi masa depan. Memutuskan Kebijakan
dividen telah diputuskan oleh perseroan dalam rapat umum pemegang saham Rapat umum
pemegang saham (RUPS) memutuskan besarnya laba yang dibagikan dibagikan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen.
Pemegang saham umumnya mengharapkan lebih banyak distribusi Dividen yang stabil atau
cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Urusan Hal ini karena pembagian dividen yang relatif
stabil dapat meningkat Kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan, memungkinkan
perusahaan untuk Mengurangi ketidakpastian investasi. kebijakan dividen Data yang diukur DPR
dari 2016-2018 menunjukkan hal itu terkait pembayaran Dividen perusahaan non-keuangan lebih
tidak stabil Perusahaan berkembang setiap tahun. Tampilan rasio DPR Rasio dividen rata-rata
perusahaan non-keuangan lebih besar dari 25%. (Budiarso, 2014) Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa dividen terlalu besar bukan Investor tidak mau, tapi jika rasio DPR lebih
besar dari 25% Saya khawatir perusahaan akan mengalami kesulitan likuiditas keuangan saat itu
masa depan (Rahayu et al., 2015).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kebijakan Dividen?
2. Apa saja Bentuk-Bentuk Dividen?
3. Bagaimana Prosedur Pembayaran Dividen?
4. Apa saja Teori Tentang Dividen?
5. Bagaimana Pertimbangan Manajerial dalam Kebijakan Deviden?
6. Apa itu Stock Dividen?
7. Apa itu Stock Split?
8. Apa itu Repurchase Stock?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kebijakan dividen
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dividen
3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembayaran dividen
4. Untuk mengetahui teori tentang dividen
5. Untuk mengetahui bagaiman pertimbangan manajerial dalam kebijakan dividen
6. Untuk mengetahui tentang stock dividen
7. Untuk mengetahui tentang stock split
8. Ntuk mengetahui tentang repurchase stock

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Deviden


Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan,
khususnya berkaitan dengan pembelanjaan intern perusahaan. Hal ini karena, besar kecilnya
dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba ditahan. Laba ditahan
merupakan salah satu sumber dana intern perusahaan (Sudana, 2009:219). Dividen adalah
pembagian bagian keuntungan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang dibagikan
perusahaan ditentukan oleh para pemegang saham pada saat berlangsungnya RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham) (Hin, 2012 dalam Arifah, 2014:18).
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan, pada
akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk
menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang (Harjito dan Martono,
2012:270).kebijakan dividen merupakan subjek yang cukup sering diperdebatkan oleh publik,
pemegang saham dan manajemen. Secara umum, para pemegang saham menginginkan dividen
yang lebih banyak, sedangkan manajemen lebih suka menahan laba dalam perusahaan demi
memperkuat perusahaan. Semakin kuat sebuah perusahaan, semakin kecil kemungkinannya
untuk membayar dividen, atau semakin kecil keinginan para pemegang saham untuk menuntut
dividen.
Salah satu tujuan para investor adalah dividen. banyak investor yang menjadikan dividen
ini sebagai tujuan utama dalam investasi, karena dapat memberikan keuntungan yang stabil
dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Tujuan investor membeli saham dapat
beraneka ragam, sebut saja untuk capital gain, dan juga mendapatkan dividen.

2.2 Bentuk-Bentuk Dividen


Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Biasanya,
dividen dibagikan dalam bentuk tunai atau saham. Berikut adalah beberapa bentuk dividen
yang umum:
• Dividen Tunai: Ini adalah bentuk dividen yang paling umum. Perusahaan membayar
dividen kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Dividen tunai biasanya
dibagikan berdasarkan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham.
• Dividen Saham: Kadang-kadang, perusahaan memilih untuk membayar dividen
dalam bentuk saham tambahan. Dalam hal ini, pemegang saham akan menerima
saham tambahan sebagai dividen alih-alih uang tunai. Jumlah saham tambahan yang
diberikan biasanya tergantung pada jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang
saham.
4
• Dividen Khusus: Dividen khusus adalah dividen yang diberikan oleh perusahaan di
luar dividen reguler. Ini dapat terjadi jika perusahaan menerima keuntungan tak
terduga atau penjualan aset yang menghasilkan laba. Dividen khusus biasanya
dibayarkan dalam bentuk tunai.
• Dividen Tahunan: Dividen tahunan adalah dividen reguler yang dibayarkan setiap
tahun oleh perusahaan kepada pemegang saham. Perusahaan mungkin memiliki
kebijakan dividen yang konsisten di mana dividen dibayar pada tanggal atau periode
tertentu setiap tahun.
• Dividen Interim: Dividen interim adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan di
tengah tahun keuangan sebelum dividen tahunan reguler dibagikan. Dividen interim
dapat diberikan jika perusahaan memiliki keuntungan yang cukup dan ingin
membagikannya kepada pemegang saham lebih awal.
Perlu dicatat bahwa bentuk dividen yang diberikan oleh perusahaan tergantung pada
kebijakan dan kondisi keuangan perusahaan. Selain itu, pemegang saham juga dapat memilih
untuk menginvestasikan kembali dividen yang diterima ke dalam saham perusahaan melalui
program reinvestasi dividen yang ditawarkan oleh perusahaan.

2.3 Prosedur Pembayaran Dividen


Prosedur pembayaran dividen dapat bervariasi tergantung pada kebijakan perusahaan dan
peraturan yang berlaku di negara atau bursa saham tempat perusahaan terdaftar. Berikut adalah
langkah umum dalam prosedur pembayaran dividen:
1) Pengumuman Dividen: Perusahaan mengumumkan rencana pembayaran dividen kepada
pemegang saham. Pengumuman ini biasanya mencakup tanggal dividen, besaran dividen
per saham, dan tanggal ex-dividen (tanggal di mana saham tidak lagi memiliki hak atas
dividen).
2) Tanggal Rekam Dividen: Tanggal rekam dividen adalah tanggal ketika perusahaan
menentukan pemegang saham yang berhak menerima dividen. Pemegang saham yang
terdaftar pada tanggal rekam dividen akan memenuhi syarat untuk menerima pembayaran
dividen.
3) Tanggal Ex-Dividen: Tanggal ex-dividen adalah tanggal di mana saham tidak lagi
memiliki hak atas dividen. Jika seorang investor membeli saham setelah tanggal ex-
dividen, mereka tidak akan memenuhi syarat untuk menerima dividen pada periode
pembayaran dividen tersebut.
4) Pengolahan Dividen: Setelah tanggal rekam dividen dan tanggal ex-dividen, perusahaan
mengolah data pemegang saham yang berhak menerima dividen. Ini melibatkan
memeriksa kepemilikan saham, menghitung jumlah dividen yang harus dibayarkan
kepada setiap pemegang saham, dan menyiapkan daftar pembayaran dividen.
5) Pembayaran Dividen: Setelah pengolahan selesai, perusahaan mengirimkan dividen
kepada pemegang saham yang berhak. Dividen tunai biasanya dikirim melalui transfer
bank langsung ke rekening pemegang saham. Jika dividen dibayarkan dalam bentuk

5
saham, pemegang saham akan menerima saham tambahan atau sertifikat saham yang
relevan.
6) Pelaporan dan Dokumentasi: Perusahaan harus melaporkan pembayaran dividen kepada
otoritas yang berwenang sesuai dengan persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku.
Selain itu, perusahaan juga menyediakan dokumen atau laporan kepada pemegang saham
yang merinci pembayaran dividen dan informasi terkait.
7) Penting untuk dicatat bahwa prosedur pembayaran dividen dapat berbeda-beda antara
perusahaan dan negara. Oleh karena itu, penting bagi pemegang saham untuk
memperhatikan pengumuman dan informasi resmi yang diberikan oleh perusahaan terkait
pembayaran dividen.

2.4 Teori Tentang Dividen


(Sudana, 2009:220-222) Terdapat beberapa teori tentang kebijakan dividen yang dapat
mempengaruhi nilai suatu perusahaan antara lain:
1. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Menurut
dividend irrelevance theory, kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham
perusahaan atau nilai perusahaan. Modigliani dan Miller berpendapat bahwa, nilai perusahaan
hanya ditentukan ileh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power)
dan risiko bisnis, sedangkan bagaimana cara membagi arus pendapatan menjadi dividen dan laba
ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Bird-in-the-Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in the
hand theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika
dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut
akan semakin tinggi dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena, pembagian dividen dapat mengurangi
ketidakpastian yang dihadapi investor.
3. Tax Preference Theory
Berdasarkan tax preference theory, kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif
terhadap harga pasar saham perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah dividen yang dibagikan
suatu perusahaan semakin rendah harga pasar perusahaan yang bersangkutan. Hal ini terjadi jika
ada perbedaan antara tarif pajak personal atas pendapatan dividen dan capital gain. Apabila tarif
pajak dividen lebih tinggi diperoleh perusahaan tetap ditahan di perusahaan, untuk membelanjai
investasi yang dilakukan perusahaan. Dengan demikian di masa yang akan datang diharapkan
terjadi peningkatan capital gain yang tarif pajaknya lebih rendah. Apabila banyak investor yang
memiliki pandangan demikian, maka investor cenderung memilih saham-saham dengan dividen
kecil dengan tujuan untuk menghindari pajak.

6
Teori Kebijakan Dividen menurut Mulyawan (2015:254) adalah sebagai berikut:
1) Teori Dividen Tidak Relevan
Modigliani dan Miller (MM) berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan
oleh besar kecilnya dividen pay ratio, tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak dan kelas
risiko perusahaan. Jadi, dividen tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham. Namun beberapa ahli lain menentang pendapat tersebut dengan
menunjukkan adanya biaya emisi saham baru yang akan memengaruhi nilai perusahaan.
2) Teori the Bird in the Hand
Menurut Gordon dan Lintner investor lebih suka menerima dibiden daripada capital gains.
Akibatnya biaya modal sendiri perusahaan akan naik jka dividen payout rendah. Namun MM
menentang pendapat tersebut karena akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen
yang diterima pada perushaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir
sama.
3) Teori Perbedaan Pajak
Menurut Litzenberger dan Ramaswamy adanya pajak atas keuntungan dividen dan capital
gains membuat para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran
pajak. Perbedaan ini akan semakin terasa jika pajak atas dividen lebih besar dari pajak atas capital
gains.
4) Teori Signalling Hypothesis
Dalam teori ini kenaikan dividen sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya,
penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Penurunan atau kenaikan
dividen yang dibawah kenaikan normal diyakini investor sebagai sinyal bahwa perusahaan
menghadapi masa sulit dividen dimasa mendatang.
5) Teori Client Effect
Dalam teori ini kelompok pemegang saham memiliki preferensi yang berbeda terhadap
kebijakan dividen perusahaan. Dividen Payout Ratio yang tinggi lebih disukai oleh kelompok
pemegang saham yang membutuhkan penghasilan saat ini. Sedangkan ada juga kelompok
pemegang saham yang tidak membutuhkan uang saat ini sehingga lebih menyukai jika
perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

2.5 Pertimbangan Manajerial Dalam Kebijakan Deviden


Tingkat pengembalian yang tinggi adalah harapan bagi setiap investor dalam setiap
investasi. Namun tingkat pengembalian investasi saham berupa pembagian dividen kepada

7
pemegang saham ditentukan oleh manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan dalam
memba gi kan dividen memiliki banyak pertimbangan. Dalam penelitian yang dilakukan
John Lintner (1956), terdapat beberapa hal yang dijadikan pertimbangan manajemen
perusahaan dalam menentukan kebijakan pemberian dividen kepada pemegang saham. Hal-
hal yang dipertimbangkan manajemen dalam kebijakan dividen adalah pertimbangan jumlah
laba yang dihasilkan perusahaan, posisi perusahaan, dividend payout ratio dan pajak atas
dividen. Namun pertimbangan yang paling mempengaruhi manajemen perusahaan dalam
menentukan dividen adalah jumlah laba.
Laba secara sederhana dapat diartikan sebagai selisih lebih pendapatan atas beban
sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu.
Dengan kata lain bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh mana suatu perusahaan
memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai selisih dari keseluruhan usaha yang
di dalam usaha itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode
tertentu. Laba merupakan elemen utama yang menjadi perhatian pemakai laporan keuangan
karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasikan kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Bagi perusahaan yang besar, sesaat setelah perusahaan telah
menerbitkan laporan keuangan, informasi laba akan tersebar dan mendapat publisitas luas di
media keuangan.
Seperti terungkap dalam penelitian John Lintner (1956), pejabat dan direksi, oleh
pemegang saham dianggap memiliki kepentingan kepemilikan dari pendapatan, dan banyak
pemegang saham mendesak kepentingan khusus mereka untuk mendapatkan laba dalam
bentuk dividen, sesuai dengan ketertarikan mereka dalam keteraturan pembayaran dividen.
Namun, manajemen perusahaan juga mempertimbangkan ketersediaan sumber dana yang
dapat digunakan oleh manajemen untuk kegiatan operasi perusahaan dalam melakukan
ekspansi maupun investasi dibandingkan dengan sumber dana yang diperoleh dari pinjaman
yang akan menimbulkan biaya. Sehingga besar laba yang diperoleh perusahaan menjadi
pertimbangan yang berpengaruh bagi manajemen perusahaan.
Pertimbangan berikutnya adalah posisi perusahaan. Beberapa perusahaan terkadang
dalam posisi yang membatasi pembagian dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang
saham karena perusahaan dalam suatu perjanjian dengan pihak lain. Namun hal ini juga
jarang terjadi. Posisi perusahaan merupakan pertimbangan yang kurang dikenal. John
Lintner (1956) menyatakan bahwa manajemen perusahaan seharusnya akan selalu
melakukan tinjauan ke masa depan secara bijaksana dan melakukan tindakan yang terbaik
untuk merencanakan masa depan dengan mempertimbangkan semua aspek kebijakan
keuangan untuk menghindari masuk ke dalam situasi yang tidak nyaman seperti pemotongan
dividen secara substansial di bawah praktek perusahaan sebelumnya. Reaksi kuat pemegang
saham terhadap situasi semacam ini memberikan efek yang efektif untuk semua.

8
2.6 Stock Deviden
Stok dividen adalah pembagian dividen oleh suatu perusahaan kepada pemegang
sahamnya dalam bentuk saham tambahan, bukan dalam bentuk uang tunai. Ketika perusahaan
menerbitkan stok dividen, pemegang saham akan menerima saham tambahan secara proporsional
dengan jumlah saham yang mereka miliki. Dalam stok dividen, perusahaan menggunakan
sebagian dari laba ditahan atau keuntungan yang dihasilkan untuk mengeluarkan saham tambahan
kepada pemegang saham. Tujuan dari stok dividen adalah memberikan nilai tambahan kepada
pemegang saham dan memperluas kepemilikan mereka dalam perusahaan tanpa mengeluarkan
uang tunai.
Stok dividen dapat diberikan dalam berbagai perbandingan, seperti 10% stok dividen atau
2:1 stok dividen. Misalnya, jika perusahaan mengumumkan 10% stok dividen, pemegang saham
akan menerima 10 saham tambahan untuk setiap 100 saham yang mereka miliki sebelumnya.
Jadi, jumlah total saham yang dimiliki oleh pemegang saham akan meningkat setelah stok dividen
diberikan. Pemberian stok dividen dapat memiliki beberapa efek, termasuk:
1. Dilusi Kepemilikan Saham
Jika jumlah saham yang beredar meningkat karena pemberian stok dividen, maka
kepemilikan saham setiap individu dapat mengalami dilusi relatif. Meskipun jumlah saham yang
dimiliki meningkat, persentase kepemilikan dalam perusahaan bisa menurun.
2. Pengaruh terhadap Harga Saham
Pemberian stok dividen dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Kenaikan jumlah
saham beredar dapat mengurangi harga saham secara proporsional. Namun, pengaruhnya dapat
berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor pasar dan persepsi investor.
3. Likuiditas
Stok dividen dapat meningkatkan likuiditas saham perusahaan karena jumlah saham yang
beredar bertambah. Hal ini dapat memperdagangkan saham dengan lebih mudah dan
meningkatkan aktivitas perdagangan di pasar.
Penting untuk dicatat bahwa kebijakan dividen, termasuk pemberian stok dividen, ditentukan
oleh manajemen perusahaan dan dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan strategi
perusahaan. Keputusan untuk memberikan stok dividen biasanya didasarkan pada pertimbangan
keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan kepentingan pemegang saham.

2.7 Stock Split


Stok split, juga dikenal sebagai pembagian saham, adalah tindakan perusahaan untuk
meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan membagi saham yang ada menjadi beberapa
bagian yang lebih kecil. Dalam stok split, perusahaan mengurangi nilai nominal atau harga saham
secara proporsional dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar. Tujuannya adalah untuk

9
mengurangi harga saham per lembar agar lebih terjangkau bagi investor tanpa mengubah nilai
total kepemilikan saham pemegang saham.
Misalnya, dalam kasus stok split 2:1, setiap saham yang ada akan dibagi menjadi dua
saham baru. Jika sebelumnya pemegang saham memiliki 100 saham dengan harga saham per
lembar $100, setelah stok split 2:1, mereka akan memiliki 200 saham dengan harga saham per
lembar $50. Jumlah total nilai kepemilikan saham tetap sama sebelum dan setelah stok split.
Stok split dapat dilakukan dalam berbagai perbandingan, seperti 2:1, 3:1, 5:1, atau
perbandingan lainnya. Stok split biasanya dilakukan ketika harga saham perusahaan yang tinggi
dapat membatasi likuiditas dan partisipasi investor yang lebih kecil. Dengan melakukan stok
split, perusahaan berharap dapat meningkatkan likuiditas dan daya tarik saham bagi investor
dengan membuatnya lebih terjangkau.
Stok split biasanya merupakan tindakan kosmetik dan tidak memiliki dampak substansial
pada nilai perusahaan. Meskipun harga saham per lembar dan jumlah saham beredar berubah,
nilai total kepemilikan saham pemegang saham tidak berubah. Namun, stok split dapat
mempengaruhi persepsi pasar dan meningkatkan aktivitas perdagangan.
Perlu diingat bahwa stok split adalah keputusan perusahaan dan dapat dilakukan
berdasarkan pertimbangan manajemen dan persyaratan hukum yang berlaku. Stok split tidak
menunjukkan keberhasilan atau kegagalan perusahaan, tetapi lebih merupakan alat untuk
meningkatkan likuiditas saham dan aksesibilitas bagi investor.

2.8 Repurchase Stock


Stock repurchase atau pembelian kembali saham perusahaan adalah suatu kegiatan
dimana perusahaan melakukan pembelian kembali atas saham mereka yang telah beredar di
pasar bursa, yang telah dimiliki oleh para pemegang saham. Stock repurchase ini merupakan
salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk mendistribusikan cashflow yang dimiliki
perusahaan kepada para pemegang sahamnya selain dalam bentuk dividen.
Sebagai alternatif terhadap pemberian dividen berupa uang tunai ( cash dividen ) ,
perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham dengan cara
membeli kembali saham perusahaan ( repuchasing stock ).
Harga stock repurchase pada ekilibrium dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

dimana: P* : harga stock repurchase equilibrium


S : jumlah saham beredar sebelum stock repurchase
Pc : harga saham saat ini sebelum stock repurchase
N : jumlah lembar saham yang akan dibeli kembali oleh perusahaan.

10
• Keuntungan stock repuchase bagi pemegang saham :
1) Stock repuchase sering di pandang sebagai tanda positif bagi investor karena pada
umumnya stock repuchase dilakukan jika perusahaan merasa bahwa saham “
undervalued “.
2) Stock repuchase mengurangi jumlah saham yang beredar dipasar. Setelah stock
repuchase ada kemungkinan harga saham naik.
• Kerugian bagi pemegang saham :
1) Perusahaan membeli kembali saham dengan harga yang terlalu tinggi sehingga
merugikan pemegang saham yang tidak menjual kembali sahamnya.
2) Keuntungan stock repuchase dalam bentuk capital gains, padahal sebagian investor
menyukai dividen.
• Keuntungan bagi perusahaan :
1) Menghindari kenaikan dividen. Jika dividen naik terlalu tinggi dikhawatirkan di masa
mendatang perusahaan terpaksa membagi dividen yang lebih kecil ( pada masa sulit
atau banyak kebutuhan dana investasi ) yang dapat memberi petanda negatif. Stoc
repuchase merupakan alternatif yang baik untuk mendistribusikan penhasilan yang
diatas normal ( extraordinary earnings ) kepada pemegang saham.
2) Dapat digunakan sebagai strategi untuk mengacau usaha pengambil – alihan
perusahaan ( yang biasanya dilakukan dengan cara membeli saham sebanyak-
banyaknya hingga mencapai jumlah saham mayoritas ) Stock repuchase dapat
menggalkan usaha ini.
3) Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya, perusahaan ingin meningkatkan
rasio hutang dengan cara menggunakan hutang baru untuk membeli kembali saham
yang beredar.
4) Saham yang ditarik kembali dapat dijual kembali ke pasar jika perusahaan
membutuhkan tambahan dana.
• Kerugian bagi perusahaan adalah :
1) Dapat merusak image perusahaan karena sebagian investor merasa bahwa stock
repuchase merupakan indikator bahwa manajemen perusahaan tidak mempunyai
proyek – proyek baru yang baik. Namun demikian, jika perusahaan benar – benar
tidak memiliki kesempatan investasi yug baik, ia memang sebaiknya
mendistribusikan dana kembali kepada pemegang saham. Tidak banyak bukti empiris
yang mendukung alasan ini.
2) Setelah stock repuchase, pasar mungkin merasa bahwa risiko perusahaan meningkat
sehingga dapat menurunkan harga saham.
Jika harus memilih antara stock repuchase dan pembayaran dividen tunai, pada pasar yang
sempurna ( dimana tidak ada pajak , biaya komisi untuk jual – beli saham dan efek sinyal dari
pemberian dividen ), investor akan indifferent terhadap ke 2 pilihan. Pada pasar yang tidak
sempurna, investor mungkin akan memiliki preferensi terhadap salah satu dari ke 2 alternatif
tersebut.
• Metode Stock Repurchase

11
a. Tender Offer
Dengan metode tender offer perusahaan mengumumkan kepada seluruh
pemegang saham bahwa perusahaan akan membeli kembali beberapa lembar
sahamnya pada harga dan periode tertentu yang telah ditetapkan. Harga yang
ditawarkan perusahaan biasanya adalah harga di atas harga pasar. Setiap pemegang
saham akan memperkirakan sendiri apakah harga yang ditawarkan akan lebih besar
ataupun lebih kecil bila dibandingkan dengan harga saham tersebut setelah masa
penawaran berakhir, sehingga setiap pemegang saham dapat memutuskan apakah
bersedia untuk menjual sahamnya atau tidak. Stock repurchase dengan cara ini dapat
meningkatkan harga saham.
b. Open-market Repurchase
Dalam metode ini, perusahaan membeli kembali saham perusahaannya dengan
jumlah yang relatif lebih kecil. Pembelian kembali dilakukan melalui broker dengan
pembayaran komisi pada tingkat normal dan pembelian pada harga pasar (tidak ada
premium yang dibayarkan).
c. Dutch Auction
Pada pembelian kembali saham perusahaan menggunakan metode Dutch auction,
perusahaan menyebutkan range harga saham yang ditawarkan dimana para pemegang
saham akan memilih satu harga yang mereka tetapkan untuk menjual saham yang
mereka miliki kepada perusahaan. Pada masa batas akhir penawaran, perusahaan akan
membeli sahamnya berdasarkan harga penawaran terbaik.
d. Transferable Put Rights (TPRs)
Dengan metode ini, perusahaan yang berencana akan membeli sahamnya sebesar
α dari sahamnya yang beredar, memberikan setiap pemegang sahamnya satu TPR
untuk setiap 1/ α jumlah saham yang dimiliki. Satu TPR memberi hak kepada para
pemegang sahamnya untuk menjual kembali satu lembar saham yang dimilikinya
kepada perusahaan penerbit pada harga yang telah ditentukan sebelumnya. Pemegang
saham yang menolak menjual sahamnya dapat menjual TPR yang dimilikinya kepada
pemegang saham lainnya yang berkeinginan untuk menjual sahamnya lebih dari
jumlah yang dialokasikan perusahaan kepada dirinya. Di Amerika, TPR ini
diperdagangkan di NYSE (New York Stock Exchange) selama periode akhir
(expiration period).
e. Private Repurchase
Private repurchase memerlukan perusahaan untuk membeli saham dari seorang
pemegang saham (biasanya yang memiliki jumlah saham yang cukup besar) dengan
cara negosiasi langsung. Dilihat dari jarangnya perusahaan mengumumkan stock
repurchase menggunakan metode ini, private repurchase dianggap kurang signifikan
pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan dibandingkan open-market dan tender
offer repurchase.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan
keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang
saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan
investasi di masa yang akan datang.
Pendapat tentang ketidak-relevanan deviden (irrelevant theory). Pendapat ini
dikemukakan oleh Modigliani dan Miller, yang memberikan argumentasi bahwa
pembagian laba dalam bentuk deviden tidak relevan dengan peningkatan kemakmuran
atau kekayaan pemegang saham. Karena devidenpayout ratio hanya merupakan bagian
kecil dari keputusan pendanaan perusahaan, nilai perusahaan ditentukan tersendiri oleh
kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba atau kebijakan investasi.
Deviden adalah relevan untuk kondisi yang tidak pasti, investor dapat dipengaruhi oleh
kebijakan deviden.
Deviden Saham (Stock Deviden) dan Pemecahan Saham (Stock Split) seringkali
digunakan untuk tujuan berbeda. Dalam pengertian ekonomi hanya terdapat perbedaan
kecil diantara keduanya. Namun dalam pengertian akuntansi, kedua istilah di atas
memiliki perbedaan besar. Prinsip-prinsip akuntansi memperlakukan distribusi saham
yang lebihdari 25% saham yang beredar sebagai pemecahan saham, sedangkan distribusi
yang lebih kecil dari jumlah itu dapat digolongkan sebagai stock deviden.
Jika perusahaan memiliki kelebihan dana tetapi mempunyai sedikit kesempatan
investasi, maka kelebihan dana tersebut dapat didistribusikan dengan membeli kembali
saham perusahaan atau meningkatkan pembayaran deviden. Dengan pembelian kembali
saham, maka saham yang beredar menjadi lebih sedikit sehingga EPS (earning per share)
dan dividen per lembar saham segera meningkat. Sebagai hasilnya harga pasar perlembar
saham akan naik juga.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa begitu banyak kekurangan kami dalam menyusun
makalah ini. Maka dari itu kalau ada kritikan dan saran dari Ibu dan Bapak serta teman-
teman maupun pembaca untuk disampaikan kepada kami. Supaya kedepannya kami dapat
menulis Makalah lebih baik dari ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.mncsekuritas.id/pages/apa-itu-stock-split-dan-reverse-stock-split
https://finance.binus.ac.id/2018/07/cash-dividend-atau-stock-dividend/
https://info.populix.co/articles/apa-itu-dividen/
https://www.ruangmenyala.com/article/read/apa-itu-dividen-pengertian-jenis--prosedur-
pembagiannya
https://eprints.uny.ac.id/8008/3/BAB%202-05408144088.pdf
https://www.scribd.com/doc/256455695/Pertimbangan-Manajemen-Dalam-Kebijakan-Dividen-
Perusahaan

14
15

Anda mungkin juga menyukai