DASAR KEUANGAN
MANAJEMEN KEUANGAN DAN LINGKUNGAN KEUANGAN
Fungsi Manajemen Keuangan
Dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, analisis dan
Sesuai gambar disamping, secara skematis manajer keuangan
pengendalian kegiatan keuangan, terdapat ahli tersendiri untuk
melakukan hal tersebut. Ahli itu sendiri disebut sebagai Manajer perlu memperoleh dana dari pasar keuangan atau financial
Keuangan. Kegiatan tersebut dibagi menjadi dua kegiatan
market (panah 1). Pasar keuangan menunjukkan pertemuan
utama, yaitu :
Kegiatan menggunakan dana antara demand dan supply akan dana.
Mencari pendanaan
Keputusan investasi akan tercemin pada sisi aktiva perusahaan, yang dapat memengaruhi struktur
kekayaan perusahaan (perbandingan antara aktiva lancer dengan aktiva tetap). Sebaliknya, keputusan
pendanaan dan kebijakan dividen akan tercermin dari sisi pasiva perusahaan.
Penggunaan prinsip-prinsip akuntasi menyebutkan bahwa dana dari hasil operasi perusahaan berasal dari dua
sumber, laba yang ditahan dan penyusutan. dana hasil operasi akan sama dengan laba setelah pajak ditambah
dengan penyusutan, apabila kita menyusun perhitungan tugi laba menurut prinsip-prinsip akuntansi.
Keuangan Perusahaan Dan Agency Theory
Agency Problem biasa terjadi karena adanya pemisahan pengelola perusahaan dengan pemilik perusahaan.
Apabila perusahaan dinyatakan bangkrut, maka modal sendiri (ekuitas) yang telah disetorkan oleh pemilik
mungkin sekali akan hilang, tetapi kekayaan pribadi pemilik tidak akan diikutsertakan untuk memenuhi
kewajiban yang belum dipenuhi. Hal ini biasa terjadi pada perusahaan bentuk Perseroan Terbatas.
Agency Problem muncul dalam 2 bentuk :
1. Antara pemilik perusahaan (principal) denga pihak manajemen (agent)
2. Antara pemilik (yang diwakili oleh manajemen) dengan kreditor.
Tujuan normatif keputusan-keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik
perusahaan. Secara teoritis, mestinya pemilik perusahaan bisa mengganti manajemen dalam Rapat Umum
Pemegang Saham kalau para manajemen dinilai tidak bekerja dengan baik.
Goldberg and Idson (1995) Menemukan bahwa perusahaan dengan kepemilikan yang menyebar
membayarkan remunerasi yang lebih besar kepada pihak manajemen dibandingkan dengan perusahaan
yang kepemilikannya lebih terkonsentrasi.
Untuk meminimalisir terjadinya pengambilan keuntungan untuk kepentingan sendiri dengan merugikan pihak
pemilik perusahaan, diperlukan cara untuk memonitor.
Keputusan keuangan dapat diambil untuk kepentingan pemilik (pemegang saham), atas dasar pengorbanan kreditor
(pemegang obligasi). Hal ini dapat mengakibatkan meningkatkan resiko pada pemegang obligasi lama mengalami
kerugian.
Masalah keagenan dapat terjadi antara pemegang saham pengendali dengan pemegang saham minoritas. Keputusan untuk
membeli perusahaan dalam satu grup atau dikenal sebagai akusisi internal, dapat merugikan pemegang saham minoritas
apabila harga yang dibayarkan terlalu mahal. Oleh karena itu, pihak pengawas pasar modal mengatur transaksi-transaksi
yang diklasifikasikan sebagai memungkinkan terjadinya benturan kepentingan agar meminimumkan kerugian pihak
minoritas.
Tujuan normatif dari permasalahan keagenan, perlu diberi catatan sebagai berikut:
a) Perlu diciptakan mekanisme monitoring agar pihak agent memang melaksanakan keputusan-keputusan untuk
mencapai tujuan normative tersebut
b) Pihak kreditor akan meminta persyaratan-persyaratan agar kepentingan mereka terlindungi, dan pengawas pasar modal
perlu mencegah penyalahgunaan wewenang yang akan merugikan pihak lain.
Perkembangan Manajemen Keuangan
Para ekonom sangat berperan penting dalam perumusan teori-teori keuangan. Berbagai konsep, model
dan teori seperti capital budgeting, portfolio theory, capital asset pricing model, arbitrage pricing
theory, option pricing theory menunjukkan perkembangan pemikiran dalam bidang keuangan.
Pada akhir dasawarsa delapan puluhan, mulai muncul pemikiran tentang perlunya diperhatikan aspek
perilaku (behaviour) di bidang keuangan. Pendekatan ini yang dikenal sebagai behavioural finance.
Sering terjadi perdebatan dan perdebatan dalam bidang teori keuangan, hal ini dikarenakan adanya
kebijakan dividen, struktur modal, efisiensi pasar modal. Bahkan model kalangan bisnis seperti capital
asset pricing model, berkali-kali dipertanyakan oleh beberapa kalangan akademis. Dengan ini, kita
wajib membisakan bersikap open mind terhadap perbedaan pendapat.
Lingkungan Perusahaan
Lingkungan keuangan merupakan faktor-faktor eksternal keuangan yang mempengaruhi keputusan-
keputusan keuangan yang akan diambil. Lingkungan keuangan terdiri dari sistem keuangan (financial
system) tempat perusahaan beroperasi. Dalam sistem keuangan sering terdapat beberapa hal mengenai
lembaga keuangan, instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar keuangan.
Secara umum, lingkungan keuangan dapat mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan dan keputusan
investasi (biasa untuk investasi janga pendek)
Mengapa Pasar Finansial Terbentuk
Pasar finansial menunjukkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan aktiva finansial (financial assets) atau
bisa disebut sebagai sekuritas. Contoh aktiva finansial adalah saham, obligasi, utang bank, kewajiban sewa guna, dsb.
Pasar finansial ada karena pasar tersebut bertujuan untuk mengalokasikan tabungan-tabungan secara efisian kepada
pemakai tabungan tersebut di dalam suatu perekonomian. Pihak yang memerlukan tabungan tersebut (bukan perusahaan
keuangan, nonfinancial corporation) adalah pihak yang melakukan investasi pada aktiva rill yang lebih besar dari
tabungan yang mereka bisa lakukan.
Proses pengalokasian tabungan ke pihak yang melakukan investasi, perlu adanya perantara. Proses intermediasi
(intermediation process) memberikan dua fungsi penting,
1. Memberikan kesempatan bagi para penabung untuk menabung kelebihan penghasilan mereka dan memperoleh
imbalan
2. Proses pengalokasian tabungan akan memindahkan resiko dari penaung ke perantara keuangan, dan/atau ke pemakai
dana.
Bank dapat melakukan pengalokasian tabungan yang menghasilkan penerimaan deposito jangka pendek, tetapi bisa
memberikan kredit jangka panjang. Hal tersebut dikarenakan dua faktor
a) Para pemodal percaya bahwa mereka bsia mengambil tabungan mereka sewaktu mereka memerlukannya
b) Adanya hukum yang dikenal sebagai the law of large numbers
Alokasi Dana Lewat Tingkat Keuntungan
Proses alokasi bukan hanya didasarkan atas tingkat keuntungan yang diharapkan, tetapi juga resiko.
Berbagai instrumen keuangan seperti : saham, sertifikat deposito, obligasi mempunyai tingkat resiko yang
berbeda. Disamping faktor resiko, faktor seperti mudah tidaknya instrumen keuangan diperjualbelikan, dan
jangka waktu jatuh tempo juga akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan para pemodal.
Hubungan antara tingkat keuntungan dan jangka waktu jatuh tempo bisa disebut sebagai kurva hasil (yield
curve), semakin lama periode jatuh temponya, hasil yang diharapkan akan cenderung meningkat, meskipun